css retensi urin

2
Mikturisi Retensi Urin Definisi Etiologi Retensi Urin terjadi pada laki-laki atau wanita dan disebabkan karena berbagai penyebab, paling sering terjadi pada laki-laki dengan benign prostatic hyperplasia (BPH). Penyebab kronik lainnya adalah pengosongan kandung kemih yang buruk seperti pada diabetic neuropathy, urethral stricture, multiple sclerosis atau penyakit Prkinson dapat menyebabkan episode complete urinary retention, dan menyebabkan kandung kemih menjadi overdistensi. Sering terjadi di rumah sakit yang mana pasien memiliki mobilitas yang terbatas dan menerima pengobatan yang menurunkan kontraktilitas kandung kemih, diantaranya opiates atau anticholinergics. Konstipasi adalah efek yang sering terjadi yang dapat memperburuk retensi urin. Hematuria dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah yang memblok uretra dan menyebabkan retensi. Penatalaksanaan Pasien dipasangkan urethral catheter , namun pada BPH atau urethral stricture sering sulit dipasangkan urethral catheter. Pada laki-laki dengan BPH coude catheter sangat membantu untuk melewati angulasi di prostatic urethra, bagian yang melengkung dijagga pada posisi jam 12. Catheter yang lebih kecil (ukuran 12F atau 14F) berguna untuk urethral stricture. Jika pemasangan catheter tidak berhasil, harus dipasangkan suprapubic tube di dua jari di atas pubic symphysis. Jika penyebab retensi adalah hematuria, continuous bladder irigation baik untuk mencegah pembentukan bekuan darah, dengan menggunakan large three way catheter yang memiliki port tambahan untuk mengalirkan air, yang mana air diinfus dengan bantuan gravitasi saja karena tekanan tinggi dapat menyebabkan ruptur bladder.

Upload: nikkitaihsan

Post on 27-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: CSS Retensi Urin

Mikturisi

Retensi Urin

Definisi

Etiologi

Retensi Urin terjadi pada laki-laki atau wanita dan disebabkan karena berbagai penyebab, paling sering terjadi pada laki-laki dengan benign prostatic hyperplasia (BPH). Penyebab kronik lainnya adalah pengosongan kandung kemih yang buruk seperti pada diabetic neuropathy, urethral stricture, multiple sclerosis atau penyakit Prkinson dapat menyebabkan episode complete urinary retention, dan menyebabkan kandung kemih menjadi overdistensi. Sering terjadi di rumah sakit yang mana pasien memiliki mobilitas yang terbatas dan menerima pengobatan yang menurunkan kontraktilitas kandung kemih, diantaranya opiates atau anticholinergics. Konstipasi adalah efek yang sering terjadi yang dapat memperburuk retensi urin. Hematuria dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah yang memblok uretra dan menyebabkan retensi.

Penatalaksanaan

Pasien dipasangkan urethral catheter , namun pada BPH atau urethral stricture sering sulit dipasangkan urethral catheter. Pada laki-laki dengan BPH coude catheter sangat membantu untuk melewati angulasi di prostatic urethra, bagian yang melengkung dijagga pada posisi jam 12. Catheter yang lebih kecil (ukuran 12F atau 14F) berguna untuk urethral stricture. Jika pemasangan catheter tidak berhasil, harus dipasangkan suprapubic tube di dua jari di atas pubic symphysis. Jika penyebab retensi adalah hematuria, continuous bladder irigation baik untuk mencegah pembentukan bekuan darah, dengan menggunakan large three way catheter yang memiliki port tambahan untuk mengalirkan air, yang mana air diinfus dengan bantuan gravitasi saja karena tekanan tinggi dapat menyebabkan ruptur bladder.

Pasien harus dicek urinalysis karena pengosongan kandung kemih yang buruk bersiko untuk infeksi. Fungsi renal harus diperiksa dengan mengecek creatinin, bila creatinin meningkat memperlihatkan disfungsi renal dan pasien berisiko postobstructive diuresis, sehingga pasien harus dipantau adakah excessive urine output yang sering disebabkan osmotic diuresis karena tertahannya produk buangan nitrogen atau temporary renal concentrating defect. Cairan dan elektrolit harus diberikan jika urine output lebih dari 200ml/h, terutama jika terlihat tidak stabilnya darah dan elektrolit. Pemberian cairan ialah 0,5 ml dari 0,45 normal saline untuk setiap 1 ml bila urine otput diatas 200 ml salam 1 jam, dan diberikan suplemen sodium dan potassium tergantung status elektrolit pasien.

Untuk pasien dengan BPH diberikan alpha blocker seperti tamsulosin. Narcotic harus di di tapering dan konstipasi harus diobati. Postvoid residual dicek dengan portabel ultrasound atau dengan “straight” catheterization untuk menentukan jumlah residual urin setelah pasien mengosongkan

Page 2: CSS Retensi Urin

bladder, ketidakmampuan untuk berrkemih atau residual paska berkemih yang lebih dari 150-200 ml bisa diberikan indwelling catheter untuk beberapa hari.