crossbreeding system

14
CROSSBREEDING SYSTEM Sebelumnya akan dipaparkan sedikit mengenai apa yang dimaksud dengan Crossbreeding. Crossbreeding adalah sebuah sistem perkawinan/ persilangan antar ternak yang berbeda bangsa. Seperti contohnya, persilangan antar bangsa sapi brahman dengan bangsa sapi angus, yang kemudian menghasilkan progeny/ keturunan bangsa sapi baru yakni Brangus. Keuntungan dari crossbreeding ini adalah dapat meningkatkan Heterosis atau Hybrid vigor serta Breed Complementary. Dalam Crossbreeding terdapat 4 macam sistem, yakni : 1. Sistem Terminal (Terminal System) 2. Sistem Rotasi (Rotational System) 3. Sistem Kombinasi (Rotaterminal System) 4. Sistem Komposit (Composite System) Berikut adalah penjelasan mengenai keempat sistem dari crossbreeding :

Upload: akhmad-yusuf

Post on 18-Jun-2015

770 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tentang Ilmu Pemuliaan Ternak

TRANSCRIPT

Page 1: Crossbreeding System

CROSSBREEDING SYSTEM

Sebelumnya akan dipaparkan sedikit mengenai apa yang dimaksud dengan

Crossbreeding. Crossbreeding adalah sebuah sistem perkawinan/ persilangan antar

ternak yang berbeda bangsa. Seperti contohnya, persilangan antar bangsa sapi

brahman dengan bangsa sapi angus, yang kemudian menghasilkan progeny/

keturunan bangsa sapi baru yakni Brangus. Keuntungan dari crossbreeding ini adalah

dapat meningkatkan Heterosis atau Hybrid vigor serta Breed Complementary.

Dalam Crossbreeding terdapat 4 macam sistem, yakni :

1. Sistem Terminal (Terminal System)

2. Sistem Rotasi (Rotational System)

3. Sistem Kombinasi (Rotaterminal System)

4. Sistem Komposit (Composite System)

Berikut adalah penjelasan mengenai keempat sistem dari crossbreeding :

Page 2: Crossbreeding System

1. Sistem Terminal (Terminal System)

Sistem ini merupakan salah satu sistem dari crossbreeding, yang

dimana dalam sistem ini menggunakan 2 breed/ bangsa yang berbeda. Dalam

sistem terminal ini, semua anak sapi hasil persilangan dijual dan betina

pengganti (female replacements) diambil dari betina di luar kelompok. Betina

yang dipilih sebagai induk yakni betina yang telah melewati seleksi sehingga

didapatkan betina yang baik, tingkat produksi susu serta mothering ability

yang baik. Sedangkan untuk jantan, tingkat pertumbuhan serta karakteristik

karkas yang baik adalah merupakan hal yang sangat penting (Anonima, 2009).

Adapun keuntungan yang diperoleh dengan adanya sistem ini adalah

memungkinkan untuk meningkatkan heterosis progeny sebesar 100% selain

itu juga dapat meningkatkan breed complementary (Frahm, R).

Selain itu, kekurangan yang didapat dari sistem ini yakni diperlukan

ladang pengembalaan (pasture) yang memenuhi syarat baik kuantitas maupun

kualitas, karena mengingat dalam sistem ini yang terlibat adalah 2 kelompok

ternak sapi yang saling berbeda bangsa sehingga dimungkinkan juga berbeda

dalam mengkonsumsi pakan/ hijauan (Frahm, R).

Page 3: Crossbreeding System

Berikut adalah skema untuk memperjelas sistem terminal

crossbreeding ini :

Sumber : Frahm, R. Beef Crossbreeding Series. System of Crossbreeding. OSU Extension Facts. No. 3151. 2.

Page 4: Crossbreeding System

2. Sistem Rotasi (Rotational System)

Dalam sistem ini diperlukan 2 atau 3 bangsa ternak yang berbeda.

Secara umum terdapat dua macam sistem rotasi, yakni sistem rotasi 2 bangsa

(Two-Breed Rotational Breed) dan sistem rotasi 3 bangsa (Three-Breed

Rotational Breed). Namun, sistem yang banyak digunakan adalah sistem

rotasi dengan menggunakan 3 bangsa ternak yang berbeda. Sedikit pemaparan

mengenai sistem rotasi 2 bangsa, yakni ♀ dari breed A disilangkan dengan ♂

breed B, dan ♀ breed B disilangkan dengan ♂ breed A. Dalam sistem ini,

akan didapatkan peningkatan heterosis sebesar 66%. Pada keturunannya akan

memiliki 2/3 gen dari bangsa induknya, sedangkan 1/3 gen berasal dari

bangsa lain (Anonimb, 2009).

Sedangkan untuk sistem rotasi dengan 3 bangsa, dalam 1 peternakan

terdiri dari 3 bangsa ternak, yang dimana ♀ breed A digunakan sebagai

female replacements untuk kemudian disilangkan dengan ♂ breed B. Ternak

♀ hasil persilangan tadi digunakan sebagai female replacements yang

kemudian disilangkan dengan ♂ breed C. Ternak ♀ hasil persilangan ini

kemudian digunakan sebagai female replacements yang kemudian akan

disilangkan dengan ♂ breed A (Frahm, R).

Adapun keuntungan yang diperoleh dari sistem rotasi 3 bangsa ini

adalah dapat meningkatkan heterosis atau hybrid vigor lebih tinggi 20% -

21% dibandingkan dengan sistem rotasi 2 bangsa, yakni sebesar 86% - 87%.

Disamping itu kerugian yang diperoleh dalam sistem ini adalah kesulitan

Page 5: Crossbreeding System

dalam pemeliharaan bila dibandingkan dengan sistem rotasi dengan 2 bangsa,

mengingat bahwa dalam sistem ini menggunakan 3 bangsa ternak yang

berbeda, sehingga juga dibutuhkan pasture yang dapat mencukupi

maintenance (kebutuhan sehari-hari) dari ternak tersebut, serta pakan yang

tersedia harus sesuai dengan A.I (animal unit) agar tidak terjadi overgrazing

( ∑ ternak > hijauan ) dan undergrazing (∑ ternak < hijauan)

(Anonimb, 2009).

Berikut adalah skema untuk memperjelas sistem rotasi crossbreeding

ini :

Sumber : Frahm, R. Beef Crossbreeding Series. System of Crossbreeding. OSU Extension Facts. No. 3151. 2.

Page 6: Crossbreeding System

Berikut adalah diagram sederhana yang dapat menggambarkan

bagaimana sistem kerja sistem rotasi tersebut :

♀ ♂x ♀

♂ ♀

Herd - A Herd - B

Herd - C

x

xx

♀ = female replacements

Page 7: Crossbreeding System

3. Sistem Kombinasi (Rotaterminal System)

Sistem kombinasi ini merupakan sistem crossbreeding yang

mengkombinasikan antara sistem rotasi (rotational system) dengan sistem

terminal (terminal system). Dimana sistem rotasi berfungsi untuk

menyediakan female replacements (♀) dengan jalan persilangan antara breed

A dengan breed B (A*B Rot) sedangkan sistem terminal berfungsi untuk

menghasilkan keturunan yang kemudian akan dijual (marketed calf)Anonim, b, 2009.

Sehingga secara sederhana dapat dirumuskan bahwa [T * (A*B)] (Nick,

2005).

Adapun keuntungan yang diperoleh dari sistem kombinasi ini adalah

dimungkinkan dapat meningkatkan berat sapih sekitar 21%. Disamping itu,

juga dapat meningkatkan heterosis yang berasal terminal cross. Dapat

diasumsikan bahwa, kita akan mendapatkan 66% heterosis dari sistem rotasi

(2 breed) dan 100% heterosis dari sistem terminal dan 50% dari total sapi di

dalam Herd C ( kelompok C [T * (A*B)] ), ini dapat memungkinkan

yakni kira-kira heterosis yang akan diperoleh adalah sebesar 83% (Frahm, R).

Sedangkan kerugian yang diperoleh dari sistem ini adalah setidaknya,

minimal peternak memiliki 3 ladang pengembalaan (pasture), minimal terdiri

dari 100 sapi/kelompok, diperlukan kedisiplinan serta ketelitian dala

mengidentifikasi sapi menurut tahun kelahirannya sebagaimana bangsa

induknya (Nick, 2005).

Page 8: Crossbreeding System

Berikut adalah skema untuk memperjelas sistem kombinasi

(rotaterminal system) crossbreeding :

Sumber : http://www.omafra.gov.on.ca/Crossbreeding System for Beef Production/tanggal akses 5.12.09/20.13 PM/

Page 9: Crossbreeding System

4. Sistem Komposit (Composite System)

Composite berarti keturunan baru. Yakni dimana crossbreeding

digunakan untuk membentuk keturunan baru/ komposit. Setelah keturunan

tersebut terbentuk maka akan dibentuk sebuah kawasan atau kelompok untuk

breed baru tersebut (Anonima, 2009).

Keuntungan dari keturunan komposit mencangkup kemudahan

manajemen, konsistensi heterosis yang tinggi dan seringkali bahwa keturunan

baru ini dapat berkembang biak dalam suatu lingkungan yang ideal untuk

dikembangkan secara khusus (Anonimc, 2009).

Berikut adalah tabel mengenai composite breeds :

Tabel 1. Composite Crossbreeding System

Mating Type% of Cow

Herd

% of the Marketed

Calves Produced

% of Maximum

Possible Heterosis

Minimum # of

Breeding Pastures

Composite breeds

-. 2 breed

-. 3 breed

-. 4 breed

100 100 50 1

100 100 63 1

100 100 75 1

Sumber : Nick. American Shorthorn Association. Crossbreeding System for Beef Cattle. 2005.

Page 10: Crossbreeding System

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2009. http://www.sheep101.info/crossbreeding/tanggal akses 5.12.09/ 20.03PM/

b. 2009. http://www.omafra.gov.on.ca/Crossbreeding System for Beef Production/tanggal akses 5.12.09/ 20.13PM/

c. 2009. http://www.extension.umn.edu/Crossbreeding System/tanggal akses 5.12.09/20.11PM/

Frahm, R. Beef Crossbreeding Series. System of Crossbreeding. OSU Extension Facts. No. 3151. 1-3.

Nick. American Shorthorn Association. Crossbreeding System for Beef Cattle. 2005.