petroleum system

Upload: rizki-trisna-hutami

Post on 18-Jul-2015

396 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PETROLEUM SYSTEMKonsep petroleum system, menjelaskan distribusi hidrokarbon didalam kerak bumi dari batuan sumber (source rock) ke batuan reservoar. Faktor-faktor yang menjadi perhatian studi ini adalah batuan sumber (source rocks), pematangan (maturasi), reservoir, migrasi, timing, perangkap (trap), batuan penyekat (sealing rock) dan fracture gradient.

1. Batuan Sumber (Source Rock) Source rocks adalah endapan sedimen yang mengandung bahan-bahan organik yang dapat menghasilan minyak dan gas bumi ketika endapan tersebut tertimbun dan terpanaskan. Di dalam Shales berkomposisi dari 99% material

mineral dan 1% persen merupakan material organik. Bahan-bahan organik tersebut terbagi lagi menjadi 90% berupa kerogen dan 10% merupakan bitumen. Terdapat empat tipe kerogen: Tipe I: bahan- bahan organic kerogen Tipe I merupakan alga dari lingkungan pegendapan lacustrine dan lagoon. Tipe I ini dapat mengkasilkan minyak ringan (light oil) dengan kualitas yang bagus serta mampu menghasilkan gas. Tipe II: merupakan campuran material tumbuhan serta mikroorganisme laut. Tipe ini merupakan bahan utama minyak bumi serta gas. Tipe III: Tanaman darat dalam endapan yang mengandung batubara. Tipe ini umumnya menghasilkan gas dan sedikit minyak. Tipe IV: bahan-bahan tanaman yang teroksidasi. Tipe ini tidak bisa menghasilkan minyak dan gas. Kandungan kerogen dari suatu source rock dikenal dengan TOC (Total Organic Carbon), dimana standar minimal untuk 'keekonomisan' harus lebih besar dari 0.5%. Implikasi penting dari pengetahuan tipe kerogen dari sebuah prospek adalah kita dapat memprediksikan jenis hidrokarbon yang mungkin dihasilkan (minyak, gas, minyak & gas bahkan tidak ada migas).

2. Maturasi Maturasi adalah proses perubahan secara biologi, fisika, dan kimia dari kerogen menjadi minyak dan gas bumi.Proses maturasi berawal sejak endapan sedimen yang kaya bahan organic terendapkan. Pada tahapan ini, terjadi reaksi pada temperatur rendah yang melibatkan bakteri anaerobic yang mereduksi oksigen, nitrogen dan belerang sehingga menghasilkan konsentrasi hidrokarbon. Proses ini terus berlangsung sampai suhu batuan mencapai 50 derajat celcius. Selanjutnya, efek peningkatan temperatur menjadi sangat berpengaruh sejalan dengan tingkat reaksi dari bahan-bahan organik kerogen. Karena temperatur terus mengingkat sejalan dengan bertambahnya kedalaman, efek pemanasan secara alamiah ditentukan oleh seberapa dalam batuan sumber tertimbun (gradien geothermal). Gambar dibawah ini menunjukkan proporsi relatif dari minyak dan gas untuk kerogen tipe II, yang tertimbun di daerah dengan gradien geothermal sekitar 35 C km -1.

Gambar 1. proporsi relatif dari minyak dan gas untuk kerogen tipe II, yang tertimbun di daerah dengan gradien geothermal sekitar 35 C km -1 (from OpenLearn LearningSpace)

Terlihat bahwa minyak bumi secara signifikan dapat dihasilkan diatas temperature 50 C atau pada kedalaman sekitar 1200m lalu terhenti pada suhu 180 derajat atau pada kedalaman 5200m. Sedangkan gas terbentuk secara signifikan sejalan dengan bertambahnya temperature/kedalaman. Gas yang dihasilkan karena factor temperatur disebut dengan termogenic gas, sedangkan yang dihasilkan oleh

aktivitas bakteri (suhu rendah, kedalaman dangkal