crop wat
TRANSCRIPT
PEMBAHASAN
Pada prkatikum kali ini kita menbahas tentang perhitungan
kebutuhan air dan air irigasi dengan menggunakan aplikasi software
Cropwat yang dilakukan di laboratorium. Aplikasi Cropwat dapat digunakan
di antaranya perhitungan evapotranspirasi acuan, pemrosesan data curah
hujan, pola tanam dan data tanam.
Program ini dipakai melalui perintah DOS untuk menghitung
evapotranspirasi Penman Monteith, kebutuhan air untuk tanaman dan
kebutuhan air irigasi berdasarkan data iklim, tanah dan tanaman. Cropwat
juga digunakan untuk menghitung jadwal pemberian air irigasi untuk
macam-macam kondisi pengelolaan dan suplai air untuk seluruh air untuk
seluruh daerah irigasi dengan bermacam-macam pola tanam tertentu.
Program Cropwat memungkinkan pengembangan jadwal irigasi untuk
kondisi manajemen yang berbeda dan perhitungan pasokan air untuk
berbagai skema pola tanam. Cropwat juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi praktek-praktek irigasi petani dan memprakirakan kinerja
tanaman di bawah kedua kondisi tadah hujan dan hujan.
Manfaat dari adanya aplikasi Cropwat ini sangat membantu pada
penjadwalan Tanam pada lahan. Air hujan yang dapat dimanfaatkan akan
sangat dapat membantu bagi petani yang memiliki masalah dalam pengiran.
Namun kelemahan pada aplikasi ini menurut saya adalah adanya
ketergantungan pada data klimatologi, yang pada kenyataannya saat ini
adalah iklim merupakan suatu faktor abiotik yang terkadang sulit untuk
dikendalikan. perubahan iklim yang tidak menentu pada setiap daerah dapat
merubah data yang telah diperoleh sehingga akan terjadinya kesalahan pada
saat penjadwalan. Dilihat dari tingkat presisinya, penggunaan Cropwat
sangatlah tinggi karena perhitungannya menggunakan komputer. Kemudian
untuk data tanaman tropis juga dapat disesuikan dengan typenya sehingga
kesesuaian atau keakuratannya sangat tinggi.
Untuk perhitungannya, pertama – tama setelah kita menginstall
aplikasi software Cropwat, kita memasukkan data yang diperlukan untuk
menghitung kebutuhan air seperti data temperatur, kelembapan udara,
radiasi matahari, curah hujan dan kecepatan angin, sededangkan untuk
menghitung air irigasi adalah dengan memasukan data seperti jenis
tanaman, transplanting date, niai Kc dry, Kc wet, Stage, Rooting depth,
Puddling depth, Nursery area, critical depletion, yield response dan
cropheight.
Gambar 1. Penenutuan Air Irigasi
Gambar 2. Perhitungan Evapotranspirasi
Dari gambar diatas, nilai Eto (tabel kuning pada Gambar 2) didapat dari
perhitungan dengan Metode Penman-Monteith. Berikut penjelasan rumus
Metode Penman-Monteith : Berikut adalah rumus evapotranspirasi metode
Penman-Monteith :
Keterangan :
ETo : Evapotranspirasi acuan(mm/hari),
Rn : Radiasi netto pada permukaan tanaman (MJ/m2/hari),
G : Kerapatan panas terus-menerus pada tanah (MJ/m2/hari),
T : Temperatur harian rata-rata pada ketinggian 2 m (oC),
u2 : Kecepatan angin pada ketinggian 2 m (m/s),
es : Tekanan uap jenuh (kPa),
ea : Tekanan uap aktual (kPa),
D : Kurva kemiringan tekanan uap (kPa/oC),
g : Konstanta psychrometric (kPa/oC).
Metode diatas berbeda dengan Metode Penman yang dimodifikasi. Berikut persamaan atau rumus metode Penman yang dimodifikasi:
Eto = c [W.Rn + (1 – W) f(u) (ea – ed) ] mm/hari
Pada metode penman yang dimodiifikasi, nilai kerapatan panas tanah, temperatur harian rata-rata, kurva kemiringan dan konstanta psychometric tidak diperhitungkan yang pada metode Penman-Monteith, hal tersebut diperhitungkan. Metode Penman-Monteith memang merupakan metode yang cukup dapat diterima yang menjelaskan evapotranspirasi secara teliti. Dapat dilihat dengan jumlah data yang dimasukkan. Bisa dikatakan metode Penman-Monteith adalah metode penyempurnaan dari metode sebeumnya yaitu metode Penman yang dimodifikasi.