crimping -...
TRANSCRIPT
CRIMPING
LABORATORIUM LANJUT SISTEM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS GUNADARMA
5
93
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
CRIMPING
I. Tujuan Praktikum :
Mengenal Jenis-jenis Kabel Jaringan
Memahami Teknik Pengkabelan jaringan
II. Dasar Teori
Teori Pengkabelan
Jenis-Jenis Kabel Jaringan
Pembuatan Kabel Jaringan
III. Peralatan
Crimping Tools
Kabel UTP dan RJ-45
Gunting
PERTEMUAN V
94
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
5.1 Kabel LAN
Merupakan media transmisi Ethernet yang menghubungkan piranti-2 jaringan dalam
jaringan komputer kita. Adalah sangat bermanfaat jika kita mengenal lebih baik mengenai kabel
LAN sebelum kita membuat design jaringan. Design kabel jaringan yang bagus, merupakan
unsur pendukung yang membuat jaringan komputer LAN kita nantinya mudah dipelihara dan
bisa dikitalkan. Jadi kabel LAN sangat bermanfaat sekali dalam realitas jaringan. Pertama kali
LAN menggunakan kabel “coaxial”. Kemudian, kabel “twisted pair” yang digunakan dalam
sistem telepon telah mampu membawa frekuensi yang lebih tinggi dan dapat mendukung trafik
LAN. Dan saat ini, kabel fiber optik telah tampil sebagai pilhan kabel berkecepatan sangat
tinggi. Local Area Network menggunakan tiga tipe kabel :
Twisted Pair
Coaxial
Fiber Optik
5.2 Ars i tektur Jaringan
Ada beberapa macam tipe Ethernet yang secara umum terbagi atas dua bagian yaitu
yang mempunyai kecepatan 10 MBps dan Fast Ethernet yaitu yang mempunyai kecepatan 100
MBps atau lebih. Ethernet 10 MBps yang sering digunakan adalah 10Base2, 10Base5, 10BaseT
dan 10BaseF. Sedangkan untuk kategori Fast Ethernet adalah 100BaseT dan 100VG-AnyLAN.
5.2.1 10Base2
10Base2 disebut juga Thin Ethernet karena menggunakan kabel Coaxial jenis Thin atau
disebut sebagai Cheaper Net. 10Base2 menggunakan topologi Bus. Spesifikasi 10Base2 adalah
sebagai berikut:
Panjang kabel per-segmen adalah 185 m
Total segmen kabel adalah 5 buah
Maksimum Repeater adalah 4 buah
Maksimum jumlah segmen yang terdapat node (station) adalah 3 buah
Jarak terdekat antar station minimum 0,5 m
Maksimum jumlah station dalam satu segmen kabel adalah 30
Maksimum panjang keseluruhan dengan Repeater adalah 925 m
95
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
Awal dan akhir kabel diberi Terminator 50 ohm
Jenis kabel yang digunakan RG-58A/U atau RG-58C/U
5.2.2 10Base5
10Base5 disebut juga Thick Ethernet karena menggunakan kabel Coaxial jenis Thick.
Topologi pada 10Base5 sama seperti 10Base2 yaitu Topologi Bus. Spesifikasi dari 10Base5
adalah sebagai berikut:
Panjang kabel per-segmen adalah 500 m
Total segmen kabel adalah 4 buah
Maksimum jumlah segmen yang terdapat node adalah 3
Jarak terdekat antar station minimum adalah 2,5 m
Maksimum jumlah station dalam satu segmen kabel adalah 100
Maksimum panjang kabel AUI ke node 50 m
Maksimum panjang keseluruhan dengan Repeater 2500 m
Awal dan akhir kabel diberi Terminator 50 ohm
Jenis kabel Coaxial RG-8 atau RG-11
5.2.3 10BaseT
Berbeda dengan 10Base2 atau 10Base5 yang menggunakan topologi Bus, pada ethernet
TbaseT menggunakan topologi Star. Ethernet dengan topologi Star ini paling banyak digunakan,
karena mudah pemasangannya serta melakukan pengecekan jika ada kerusakan pada jaringan.
Pada 10BaseT kabel yang dipakai bukan Coaxial tapi kabel UTP. Spesifikasi dari 10BaseT
adalah sebagai berikut:
Panjang kabel per-segmen maksimum 100 m
Maksimum jumlah segmen adalah 1024
Maksimum jumlah node per-jaringan 1024
Menggunakan Hub dengan jumlah maksimum 4 buah dalam bentuk hubungan chain
Kabel yang digunakan UTP Category-3 atau lebih
96
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
5.2.4 10BaseF
10BaseF mengunakan kabel serat optik, ini jarang digunakan karena biasanya mahal
dan pemasangannya tidak semudah ethernet tipe lain. Umumnya jenis ini dipakai untuk
penghubung (link) antar segmen karena jaraknya bisa mencapai 2000 m serta kabel yang
digunakan adalah serat optik.
5.2.5 100BaseT
100BaseT disebut juga Fast Ethernet atau 100BaseX, adalah ethernet yang mempunyai
kecepatan 100 Mbps. Ada beberapa tipe 100BaseT berdasarkan kabel yang dipakai, yaitu:
100BaseT4, memakai kabel UTP Category-5 dan kabel yang dipakai adalah 4 pasang
100BaseTX, memakai kabel UTP Category-5 dan kabel yang dipakai hanya 2 pasang
100BaseTX, memakai kabel serat optic
Pada 100BaseT yang menggunakan kabel Coaxial maksimum total kabelnya dengan
menggunakan Hub Class II adalah 205 m, dengan perincian 100 m untuk panjang segmen dan 5
m untuk hubungan Hub ke Hub. Sedangkan untuk 100BaseFX dengan menggunakan dua
Repeater bisa mencapai 412 m, dan panjang segmen dengan serat optik bisa mencapai 2000 m.
5.2.6 100VG-AnyLAN
100VG-AnyLAN bukan merupakan ethernet umum murni karena metode akses
medianya berdasarkan demand priority. 100VG-AnyLAN bisa digunakan dengan sistem Frame
Ethernet ataupun dengan Frame Token Ring.
Kabel yang digunakan adalah kabel UTP Category-3 atau 5. Tidak seperti ethernet biasa yang
menggunakan kabel UTP dengan panjang maksimum segmen 100 m, maka pada 100VG-
AnyLAN jika yang dipakai adalah UTP Category-5 maka panjang maksimum segmen-nya bisa
mencapai 150 m, sedangkan yang memakai serat optik panjang maksimum segmen-nya adalah
2000 m.
97
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
5.3 Jenis – Jenis Kabel LAN
Tiga jenis kabel jaringan yang umum digunakan saat ini yaitu :
5.3.1 Twisted Pair
Kabel Twisted pair (pasangan berpilin) adalah sebuah bentuk kabel di mana dua
konduktor digabungkan dengan tujuan untuk mengurangi atau meniadakan interferensi
elektromagnetik dari luar seperti radiasi elektromagnetik dari kabel unshielded twisted pair (UTP)
cables, dan crosstalk di antara pasangan kabel yang berdekatan.
5.3.1.1 Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP)
Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang
menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP
merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN),
karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus.
Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau
kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak
melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.
Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa
kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti tertulis dalam
tabel berikut.
Table 5.1 Kategori Kabel UTP
Kategori Type Kegunaan
Category 1 (Cat1) UTP Kualitas suara analog
Category 2 (Cat2) UTP Transmisi suara digital hingga 4
Megabit per detik
Category 3 (Cat3) UTP / STP Transmisi data digital hingga 10
Megabit per detik
Category 4 (Cat4) UTP, STP Transmisi data digital hingga 16
Megabit per detik
Category 5 (Cat5) UTP, STP hingga Transmisi data digital hingga 100
98
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
100MHz Megabit per detik
Enhanced Category 5 (Cat5e) UTP, STP hingga
100MHz
Transmisi data digital hingga 1 Gigabit
per detik
Category 6 (Cat6) Hingga 155MHz
atau 250MHz
Transmisi data digital hingga 2 Gigabit
per detik
Category 7 (Cat7) Hingga 200MHz
atau 700MHz
Transmisi data digital hingga Giga
Ethernet
Di antara semua kabel di atas, kabel Enhanced Category 5 (Cat5e) dan Category 5
(Cat5) merupakan kabel UTP yang paling populer yang banyak digunakan dalam jaringan
berbasis teknologi Ethernet.
1. Category 1
Kabel LAN UTP Cat 1 adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi terendah, yang
didesain untuk mendukung komunikasi suara analog saja. Kabel Cat1 digunakan sebelum tahun
1983 untuk menghubungkan telepon analog Plain Old Telephone Service (POTS). Karakteristik
kelistrikan dari kabel Cat1 membuatnya kurang sesuai untuk digunakan sebagai kabel untuk
mentransmisikan data digital di dalam jaringan komputer, dan karena itulah tidak pernah
digunakan untuk tujuan tersebut.
2. Category 2
Kabel LAN UTP Cat 2 adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik
dibandingkan dengan kabel UTP Category 1 (Cat1), yang didesain untuk mendukung
komunikasi data dan suara digital. Kabel ini dapat mentransmisikan data hingga 4 megabit per
detik. Seringnya, kabel ini digunakan untuk menghubungkan node-node dalam jaringan dengan
teknologi Token Ring dari IBM. Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat2 kurang cocok jika
digunakan sebagai kabel jaringan masa kini. aslinya dimaksudkan untuk mendukung Token Ring
lewat UTP.
99
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
3. Category 3
Kabel LAN Cat 3 adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik
dibandingkan dengan kabel UTP Category 2 (Cat2), yang didesain untuk mendukung
komunikasi data dan suara pada kecepatan hingga 10 megabit per detik. Kabel UTP Cat3
menggunakan kawat-kawat tembaga 24-gauge dalam konfigurasi 4 pasang kawat yang dipilin
(twisted-pair) yang dilindungi oleh insulasi. Cat3 merupakan kabel yang memiliki kemampuan
terendah (jika dilihat dari perkembangan teknologi Ethernet), karena memang hanya mendukung
jaringan 10BaseT saja Kabel LAN ini bisa dipakai untuk jarigan telpon dan merupakan pilihan
kabel LAN UTP masa silam.
Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP
Category 3 pada beberapa frekuensi.
Table 5.2 Karakteristik Kabel UTP Category 3
Karakteristik Nilai Pada Frekuensi
10 Mhz
Nilai Pada
Frekuensi 16 Mhz
Attenuation (pelemahan sinyal) 27 dB/1000 kaki 36 dB/1000 kaki
Near-end Cross-Talk (NEXT) 26 dB/1000 kaki 23 dB/1000 kaki
Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki
Impendansi 100 Ohm (±15%) 100 Ohm (±15%)
Kapasitansi 18 picoFarad/kaki 18 icoFarad/kaki
4. Category 4
Kabel LAN UTP Cat 4 adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik
dibandingkan dengan kabel UTP Category 3 (Cat3), yang didesain untuk mendukung
komunikasi data dan suara hingga kecepatan 16 megabit per detik. Kabel ini menggunakan
kawat tembaga 22-gauge atau 24-gauge dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin
(twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini dapat mendukung jaringan Ethernet
10BaseT, tapi seringnya digunakan pada jaringan IBM Token Ring 16 megabit per detik., umum
dipakai jaringan versi cepat Token Ring.
100
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP
Category 4 pada beberapa frekuensi.
Table 5.3 Karakteristik Kabel UTP Category 4
Karakteristik Nilai Pada Frekuensi
10 Mhz
Nilai Pada Frekuensi
20 Mhz
Attenuation 20 dB/1000 kaki 31 dB/1000 kaki
Near-end Cross-Talk 41 dB/1000 kaki 36 dB/1000 kaki
Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki
Impedansi 100 Ohm (±15%) 100 Ohm (±15%)
Kapasitansi 18 picoFarad/kaki 18 icoFarad/kaki
5. Category 5
Kabel LAN Cat 5 kabel dengan kualitas transmisi yang jauh lebih baik dibandingkan
dengan kabel UTP Category 4 (Cat4), yang didesain untuk mendukung komunikasi data serta
suara pada kecepatan hingga 100 megabit per detik. Kabel ini menggunakan kawat tembaga
dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi.
Kabel ini telah distandardisasi oleh Electronic Industries Alliance (EIA) dan Telecommunication
Industry Association (TIA).
Kabel Cat5 dapat mendukung jaringan Ethernet (10BaseT), Fast Ethernet (100BaseT),
hingga Gigabit Etheret (1000BaseT). Kabel ini adalah kabel paling populer, mengingat kabel
serat optik yang lebih baik harganya hampir dua kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan
kabel Cat5. Karena memiliki karakteristik kelistrikan yang lebih baik, kabel Cat5 adalah kabel
yang disarankan untuk semua instalasi jaringan. kecepatan maksimum 1 Gigabps, sangat popular
untuk kabel LAN desktop.
101
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
Table 5.4 Karakteristik Kabel UTP Category 5
Karakteristik Nilai Pada Frekuensi 10
Mhz
Nilai Pada Frekuensi 100
Mhz
Attenuation 20 dB/1000 kaki 22 dB/1000 kaki
Near-end Cross-talk 47 dB/1000 kaki 32.3 dB/1000 kaki
Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki
Impendansi 100 Ohm (±15%) 100 Ohm (±15%)
Kapasitansi 18 picoFarad/kaki 18 picoFarad/kaki
Structural return loss 16 dB 16 dB
Delay skew 45 nanodetik/100 meter 45 anodetik/100 meter
6. Category 5e
Kabel LAN UTP Cat 5e, Kabel ini merupakan versi perbaikan dari kabel UTP Cat5,
yang menawarkan kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan Cat5 biasa. Kabel ini
mampu mendukung frekuensi hingga 250 MHz, yang direkomendasikan untuk penggunaan
dalam jaringan Gigabit Ethernet, dengan kecepatan maksimum 1 Gigabps, tingkat emisi lebih
rendah, lebih mahal dari Cat 5 akan tetapi lebih bagus untuk jaringan Gigabit.
7. Category 6
Kabel LAN UTP Cat 6, kecepatan maksimum adalah 1 Gigabps+, dimaksudkan sebagai
pengganti Cat 5e dengan kemampuan mendukung kecepatan-2 multigigabit.
102
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
Identifikasi UTP
Kita harus terbiasa dengan baik untuk bisa mengidentifikasikan kabel ini dengan
memeriksa pin-2 nya. Sebenarnya ada dua macam standart yaitu:
1. T568-A adalah kabel LAN UTP jenis straight through, kedua ujung penempatan kabel
pada pin-2 konektor RJ-45 adalah sama.
2. T568-B adalah kabel LAN UTP jenis cross-over. Kita bisa perhatikan dengan seksama
pada kabel cross-over ini, pasangan pin 2 dan 6 dan pasangan pin 1 dan 3 bertukar
tempat.
Straight Trough Cable
Kabel jenis ini biasa digunakan untuk menghubungkan dua perangkat jaringan dengan
perangkat yang berbeda, contoh PC To Switch, Switch To Router, PC To Hub. Kabel ini
menghubungkan ujung satu dengan ujung lain dengan satu warna, dalam artinya ujung nomor
satu merupakan ujung nomor dua di ujung lain. Sebenarnya urutan warna dari masing-masing
kabel tidak menjadi masalah, namun ada standard secara internasional yang digunakan untuk
straight trough cable ini, yaitu : Untuk kabel dengan konfigurasi memiliki sususan warna
sebagai berikut (T568-A) :
Gambar 5.1 Warna Kabel
Straight Trought
103
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
Table 5.5 Konfigurasi Warna Kabel Straight Trought
T568-A T568-A
1 Putih
Orange
Putih
Orange
2 Orange Orange
3 Putih Hijau Putih Hijau
4 Biru Biru
5 Putih Biru Putih Biru
6 Hijau Hijau
7 Putih
Coklat
Putih Coklat
8 Coklat Coklat
Cross Over Cable
Kabel jenis ini biasa digunakan untuk menghubungkan dua perangkat jaringan dengan
perangkat setingkat, sebagai contoh koneksi antara PC to PC, atau PC ke AP Radio, Router to
router. Berikut konfigurasi pengkabeLAN/pemasangan konektor RJ-45: untuk cross memiliki
konfigurasi kabel dengan ujung – ujung A-B atau B-A , maksudnya jika salah satu ujung nya
seperti ini :
104
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
Table 5.6 Konfigurasi Warna Kabel Cross Over
T568-A T568-B Keterangan
1 Putih Orange Putih Hijau Tukar dengan 3
2 Orange Hijau Tukar dengan 6
3 Putih Hijau Putih Orange Tukar dengan 1
4 Biru Biru Tetap
5 Putih Biru Putih Biru Tetap
6 Hijau Orange Tukar dengan 2
7 Putih Coklat Putih Coklat Tetap
8 Coklat Coklat Tetap
Gambar 5.2 Warna Kabel
Cross Over
105
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
Roll Over Cable
Kabel jenis ini biasa digunakan untuk menghubungkan dua perangkat jaringan dengan
perangkat yang berbeda, hampir sama pengertiannya dengan straight trough namun jenis kabel
ini lebih menghubungkan perangkat yang memiliki konsole sebagai contoh koneksi antara
Switch To Printer, atau Switch To Infocus. Berikut konfigurasi pengkabeLAN/pemasangan
konektor RJ-45: untuk roll memiliki konfigurasi kabel dengan ujung – ujung A dan ujung
satunya kebalikan warna A , maksudnya jika salah satu ujung nya seperti ini :
Table 5.6 Konfigurasi Warna Kabel Roll Over
T568-A T568-A Keterangan
1 Putih Orange Coklat Tukar dengan 8
2 Orange Putih Coklat Tukar dengan 7
3 Putih Hijau Hijau Tukar dengan 6
4 Biru Putih Biru Tukar dengan 5
5 Putih Biru Biru Tukar dengan 4
6 Hijau Putih Hijau Tukar dengan 3
7 Putih Coklat Orange Tukar dengan 2
8 Coklat Putih Orange Tukar dengan 1
5.3.2 Kabel Shielded Twisted Pair (STP)
Kabel STP sama dengan kabel UTP, tetapi kawatnya lebih besar dan diselubungi
dengan lapisan pelindung isolasi untuk mencegah gangguan interferensi. Jenis kabel STP yang
paling umum digunakan pada LAN ialah IBM jenis/kategori 1.
106
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
Gambar 5.3 Contoh Kabel UTP dan STP
5.4 Kabel Coaxial
Terdiri atas dua kabel yang diselubungi oleh dua tingkat isolasi. Tingkat isolasi pertama
adalah yang paling dekat dengan kawat konduktor tembaga. Tingkat pertama ini dilindungi oleh
serabut konduktor yang menutup bagian atasnya yang melindungi dari pengaruh
elektromagnetik. Sedangkan bagian inti yang digunakan untuk transfer data adalah bagian
tengahnya yang seLANjutnya ditutup atau dilindungi dengan plastik sebagai pelindung akhir
untuk menghindari dari goresan kabel.
Penggunaan kabel coaxial pada LAN memiliki beberapa keuntungan. Penguatannya dari
repeater tidak sebesar kabel STP atau UTP. Kabel coaxial lebih murah dari kabel fiber optic dan
teknologinya juga tidak asing lagi. Kabel coaxial sudah digunakan selama puluhan tahun untuk
berbagai jenis komunikasi data. Ketika bekerja dengan kabel, adalah penting untuk
mempertimbangkan ukurannya.
Seiring dengan pertambahan ketebalan atau diameter kabel, maka tingkat kesulitan
pengerjaannya pun akan semakin tinggi. Kita harus ingat pula bahwa kabel ini harus ditarik
melalui pipa saluran yang ada dan pipa ini ukurannya terbatas.
107
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
Kabel coaxial memiliki ukuran yang bervariasi. Diameter yang terbesar ditujukan untuk
penggunaan kabel backbone Ethernet karena secara histories memiliki panjang transmisi dan
penolakan noise yang lebih besar. Kabel coaxial ini seringkali dikenal sebagai thicknet. Seperti
namanya, jenis kabel ini, karena ukurannya yang besar, pada beberapa situasi tertentu dapat sulit
diinstall. Suatu petunjuk praktis menyatakan bahwa semakin sulit media jaringan diinstall. Suatu
petunjuk praktis menyatakan bahwa semakin sulit media jaringan diinstall, maka semakin mahal
media tersebut diinstall. Kabel coaxial memiliki biaya instalasi yang lebih mahal dari kabel
twisted pair. Kabel thicknet hampir tidak pernah digunakan lagi, kecuali untuk kepentingan
khusus.
Beberapa jenis kabel coaxial lebih besar dari pada yang lain. Makin besar kabel, makin
besar kapasitas datanya, lebih jauh jarak jangkauannya dan tidak begitu sensitif terhadap
interferensi listrik.
Table 5.7 Tipe Kabel Coxial
Tipe Kabel Coxial Arsitektur Terminator Yang Dipakai
RG-8 Ethernet 10Base5 50 Ω
RG-11 Ethernet 10Base5 50 Ω
RG-51A/U Ethernet 10Base5 50 Ω
RG-59/U ARCnet, CATV 75 Ω
RG-62A/U ARCnet 93 Ω
5.4.1 Thick coaxial cable (Kabel Coaxial “gemuk”)
Kabel Coaxial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan
aturan sebagai berikut:
Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan menggunakan
terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah resistor 50-ohm 1 watt,
sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar).
Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau berupa
populated segments.
108
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external transceiver).
Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini
repeaters.
Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500 meter).
Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
Setiap segment harus diberi ground.
Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat (device)
adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
5.4.2 Thin coaxial cable (Kabel Coaxial “Kurus”)
Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kaLANgan radio amatir, terutama untuk
transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan sebagai perangkat
jaringan, kabel coaxial jenis ini harus memenuhi stkitar IEEE 802.3 10BASE2, dimana diameter
rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya. Setiap perangkat
(device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel jenis ini juga dikenal sebagai thin
Ethernet atau ThinNet.
Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan
dengan TConnector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan sebagai
berikut:
Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)
Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu tambahan
transceiver, kecuali untuk repeater.
Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).
Setiap segment maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.
109
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
Gambar 5.4 Kabel Coxial
5.5 Kabel Serat Optik (Fiber Optik)
Kabel fiber optic merupakan kabel jaringanyang dapat mentransmisi cahaya.
Dibandingkan dengan jenis kabel lainnya, kabel ini lebih mahal. Namun, fiber optic memiliki
jangkauan yang lebih jauh dari 550 meter sampai ratusan kilometer, tahan terhadap interferensi
elektromagnetik dan dapat mengirim data pada kecepatan yang lebih tinggi dari jenis kabel
lainnya. Kabel fiber optic tidak membawa sinyal elektrik, seperti kabel lainnya yang
menggunakan kabel tembaga. Sebagai gantinya, sinyal yang mewakili bit tersebut diubah ke
bentuk cahaya. biasanya fiber optic digunakan pada jaringan backbone (TuLANg Punggung)
karena dibutuhakan kecepatan yang lebih dalam jaringan ini,namun pada saat ini sudah banyak
yang menggunakan fiber optic untuk jaringan biasa baik LAN, WAN maupun MAN karena
dapat memberikan dampak yang lebih pada kecepatan dan bandwith karena fiber optic ini
menggunakan bias cahaya untuk mentransfer data yang melewatinya dan sudah barang tentu
kecepatan cahaya tidak diragukan lagi namun untuk membangun jaringan dengan fiber optic
dibutuhkan biaya yang cukup mahal dikarenakan dibutuhkan alat khusus dalam
pembangunannya.
110
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
5.5.1 Proses Penyambungan FO
Biasanya kabel fiber optic digulung pada haspel. Panjang kabel fiber optic dalam
sebuah haspel bergantung pada besarnya kabel dan haspelnya. Ada haspel yang dapat
menampung 2000 m kabel fiber optic. Karena kabel fiber optic digelar untuk jarak jauh (dapat
mencapai puluhan atau ratusan kilometer) maka diperlukan proses penyambungan yang disebut
proses splicing. Alat untuk melakukan proses penyambungan kabel fiber optic disebut FUSION
SPLICE.
Alat ini yang digunakan untuk menyambung dua ujung fiber optic dengan
menggunakan panas, alat ini butuh ketelitian yang sangat tinggi, alat ini dilengkapi dengan alat
pengukur karena setiap ingin menyambung dua sisi fiber optic harus diukur terlebih dahulu dan
ukurannya harus sama antara ujung A dan ujung B dan kedua ujung fiber optic harus benar-benar
bersih (biasanya digunakan alcohol 95% dan tisu untuk membersihkan ujung fiber optic yang
sudah dikupas) karena apabila ada kotoran sedikit saja maka fusion splicer tidak akan bisa
digunakan, alias menolak untuk melakukan penyambungan.
5.5.2 Pemasangan Connector FO
Terminasi adalah proses pemasangan connector pada fiber optic. Proses ini tidak dapat
dilakukan secara sembarangan, mengingat diameter kabel fiber optic adalah sedemikian kecil,
jauh lebih kecil daripada rambut manusia. Connector yang selalu digunakan untuk menyambung
kabel fiber optik ialah SC connector yang menyerupai BNC connector. Namun SC connector
akan menjadi lebih popular karena mudah digunakan.
Untuk melakukan terminasi diperlukan tool kit yang disebut termination kit. Proses terminasi
connector fiber optic dimulai dengan mengupas jaket kabel dengan suatu alat yang dikenal
sebagai stripper, lalu core fiber optic dipotong dengan alat scribe. SeLANjutnya core fiber optic
dimasukkan ke dalam connector, yang seLANjutnya direkat dengan lem epoxy. Setelah kering,
epoxy ini akan dipanaskan dalam oven, untuk selanjutnya fiber optic dipoles dengan lapping
film.
111
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
Untuk mengerjakan terminasi, seorang terminator perlu bekerja dengan presisi dan teliti,
mengingat yang ditangani adalah kabel fiber optic yang sangat kecil.
5.5.3 Jenis-Jenis Kabel Fo
Serat optic dapat dibagi menjadi 3 jenis:
5.5.3.1 Single Mode
Yaitu serat optic dengan core yang sangat kecil, sekitar 8 mikro meter. Besar
diameternya mendekati panjang gelombang, sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak
terpantul-pantul ke dinding cladding. Kabel single mode dapat menjangkau jarak yang lebih
jauh. Ia hanya mengirim satu sinyal pada waktu yang sama. Pulsa cahaya yang ditembakkan
pada single mode adalah cahaya dengan panjang gelombang 1310-1550nm.
5.5.3.2 Multi Mode Step Index
Yaitu serat optic dengan diameter core yang sedikit lebih besar dibanding single mode,
sekitar 10 mikro meter. Ukuran tersebut membuat laser di dalamnya terpantul didinding
cladding, yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optic jenis ini. Kabel jenis
ini dapat megirimkan data yang berbeda pada saat yang bersamaan. Namun, jika kabel single
mode dapat menjangkau ratusan kilometer, kabel multi mode hanya mampu menjangkau kurang
dari 550 meter.
5.5.3.3 Multimode Grade Index
Yaitu serat optic dengan diameter core yang terbesar, dibanding dua jenis serat optic
lainnya. Jenis yang satu ini tidak terlalu banyak digunakan.
112
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
Gambar 5.5 Kabel Fiber Optik
5.6 Crimping
Crimping adalah istilah dalam bidang teknisi komputer yang digunakan untuk
pemasangan kable LAN ke konektornya atau dapat disebut juga sebuah teknik dalam pembuatan
kabel jaringan. Namun pada modul ini kita hanya akan membahas teknik crimping pada kabel
UTP, peralatan dan media yang dibutuhkan dalam crimping ini adalah sebagai berikut :
5.6.1 Peralatan dan Bahan
Peralatan
1. Tang Crimping
Gambar 5.6 Tang Crimping
113
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
2. Gunting
Gambar 5.7 Gunting
3. LAN Tester
Gambar 5.8 LAN Tester
Media
1. Kabel UTP
Gambar 5.9 Kabel UTP
114
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
2. Konektor RJ-45
Gambar 5.10 Konektor RJ-45
5.6.2 CARA KERJA
1. Kupas lapisan luar kabel UTP sepanjang ± 1 cm dari ujung, sehingga 8 urat kabel
terlihat dari luar.
2. Susun urutan warna kabel sesuai jenis kabel yang akan kita buat berdasarkan
standard internasional.
3. Rapikan 8 urat kabel hingga sama rata, pada masing ujung-ujungnya.
4. Kemudian masukkan ujung kabel UTP yang telah disusun menurut urutan
internasional, pastikan ekor konektor menghadap keluar, kemudian jepit dengan
menggunakan crimping tool (Tang Crimping) sampai berbunyi “klik”
Gambar 5.11 Cara Menggunakan Tang Crimping
115
CR
IMP
ING
| U
NIV
ER
SIT
AS
GU
NA
DA
RM
A
5. Ikuti caranya untuk ujung kedua sama dengan langkah pertama. Agar tidak terjadi
kesalahan, pastikan kabel yang akan kita buat
6. Masukkan ujung kedua kabel kedalam LAN-tester lalu periksa, jika semua lampu
indicator pada masing-masing ujung kabel dari 1 – 8 terhubung maka kabel ini sudah
siap kita pakai.
7. Perhatian : penyusunan salah atau penjepitan yang salah menyebabkan RJ-45
Connector tidak bisa dipakai lagi.