cover tam 2009 - · pdf filedi petakan sawah 12. saluran keliling petakan adalah : ......

50
PEDOMAN TEKNIS IRIGASI LAHAN LEBAK DAN PASANG SURUT/ TAM PT - PLA C.3.2 - 2009 DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR DEPARTEMEN PERTANIAN 2009

Upload: doankhanh

Post on 03-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

PEDOMAN TEKNIS

IRIGASI LAHAN LEBAK DAN PASANG SURUT/ TAM

PT - PLA C.3.2 - 2009

DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR

DEPARTEMEN PERTANIAN 2009

Page 2: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketersediaan pangan dalam jumlah cukup, mudah diakses dan

dengan harga terjangkau merupakan salah satu pondasi

pendukung ketahanan nasional. Gangguan terhadap ketersediaan

pangan akan mengganggu keamanan dan stabilitas nasional. Oleh

karena itu Pemerintah selalu dan terus berusaha agar kebutuhan

pangan rakyat dapat terpenuhi dengan harga yang terjangkau.

Berdasarkan hal tersebut Pemerintah telah menyusun program

Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Dalam

RPPK tersebut diamanatkan bahwa bangsa Indonesia perlu

membangun ketahanan pangan yang mantap dengan

memfokuskan pada peningkatan kapasitas produksi nasional untuk

lima komoditas pangan strategis, yaitu padi, jagung, kedelai, tebu

dan daging sapi.

Khusus untuk produksi padi/beras, yang merupakan bahan pangan

paling strategis, Pemerintah khususnya Departemen Pertanian

sejak tahun 2006 telah mentargetkan kenaikan produksi padi

sebesar 5 % per tahun. Untuk mencapai upaya peningkatan

produksi beras nasional telah disusun beberapa program, antara

lain subsidi benih, pengembangan padi hibrida, sarana produksi,

subsidi bunga, pembangunan / perbaikan infrastruktur pertanian

Page 3: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

2

seperti Rehab JITUT, JIDES, dan pengembangan TAM. Dengan

berbagai program dan kegiatan tersebut, maka produksi beras

telah berhasil ditingkatkan sebesar 4,96 % menjadi 57,157 juta

ton pada tahun 2007 dan pada tahun 2008 ini berdasarkan ARAM

III produksi beras nasional mencapai 60,280 juta ton, yang berarti

terjadi peningkatan sebesar 5,46 %.

Meskipun produksi beras telah berhasil ditingkatkan, namun

tantangan ke depan masih cukup berat seperti pertambahan

penduduk, adanya alih fungsi lahan yang cukup besar, perubahan

iklim dan bencana alam lainnya yang menjadi ancaman terhadap

produksi beras nasional.

Salah satu peluang untuk peningkatan produksi pangan adalah

dengan memanfaatkan lahan rawa, baik rawa pasang surut

maupun rawa lebak. Potensi lahan rawa cukup besar, yaitu

sekitar 33,4 juta hektar, dimana yang potensial untuk

pengembangan pertanian sebesar 11,04 juta hektar. Sampai saat

ini telah diusahakan lebih kurang seluas 1.676.786 hektar, terdiri

dari lahan rawa pasang surut seluas 801.322 hektar, rawa lebak

seluas 757.072 hektar dan tambak seluas 118.392 hektar.

Disadari sepenuhnya bahwa lahan rawa bukanlah lahan yang

terbaik untuk usaha pertanian dibandingkan lahan pertanian

lainnya. Dalam pemanfaatan lahan rawa untuk usahatani tanaman

Page 4: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

3

pangan banyak ditemui kendala. Kendala utama adalah adanya

lapisan pirit pada tanah sulfat masam dan sifat kering tak balik

pada tanah organik/gambut. Penanganan yang salah terhadap

tanah organik dan tanah sulfat masam dengan lapisan piritnya

akan dapat menyebabkan tanah menjadi sangat masam sehingga

tidak dapat lagi untuk budidaya pertanian pada lahan tersebut.

Salah satu teknologi yang sederhana, mudah dalam perawatan

dan pemeliharaan serta relatif murah, yaitu dengan teknologi Tata

Air Mikro (TAM), dengan memanfaatkan pola pergerakan

pasang surutnya air di lahan rawa pasang surut dan pengelolaan

air dengan sistem polder di lahan rawa lebak.

Besarnya potensi lahan rawa untuk peningkatan produksi pangan,

mengakibatkan kegiatan pengembangan TAM menjadi salah satu

kegiatan utama Departemen Pertanian dan menjadi salah satu

tolok ukur keberhasilan Ditjen Pengelolaan Lahan Dan Air.

B. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Kegiatan Pengembangan TAM di lahan rawa bertujuan

sebagai berikut :

a. Meningkatkan Luas Tanam melalui Penambahan Indeks

Page 5: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

4

Pertanaman (IP) dan Penambahan Baku Lahan (PBL).

b. Meningkatkan produktivitas lahan.

c. Membangun rasa memiliki petani terhadap jaringan TAM

yang sudah dibangun.

2. Sasaran

Sasaran yang akan dicapai dengan dilaksanakannya

kegiatan ini antara lain :

a. Meningkatnya luas tanam melalui Penambahan Indeks

Pertanaman (IP) lebih dari 50 % dan Penambahan Baku

Lahan (PBL).

b. Meningkatnya produktivitas usahatani lebih dari 20 %.

c. Terciptanya rasa memiliki petani terhadap jaringan TAM

yang sudah dibangun.

C. Istilah

Beberapa istilah yang dipergunakan dalam buku pedoman ini

mempunyai pengertian sebagai berikut :

1. Enclove adalah : Keadaan sebidang lahan yang karena satu

dan lain hal tidak termasuk dalam pengembangan TAM,

tetapi masuk dalam lokasi pengembangan.

Page 6: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

5

2. Gorong-Gorong adalah : Bangunan fisik yang dibangun

memotong jalan / galengan yang berfungsi untuk

penyaluran air.

3. Indeks Pertanaman/IP (Croping Intensity) adalah:

Suatu ukuran pemanfaatan lahan atau frekuensi tanam

dalam luasan tertentu dalam kurun waktu satu tahun.

4. Lahan Rawa Lebak adalah: lahan rawa yang tergenang air

hujan dalam kurun waktu relatif lama.

5. Lahan Rawa Pasang Surut adalah : Lahan rawa yang

dipengaruhi oleh pasang naik dan pasang surut air laut

secara nyata.

6. Padat Karya Pertanian adalah suatu kegiatan padat karya

yang melibatkan atau mempekerjakan petani, buruh tani

atau warga perdesaan miskin lainnya pada kegiatan

pembangunan infrastruktur pengelolaan lahan dan air untuk

tujuan produktif di sektor pertanian.

7. Peta Kepemilikan Lahan adalah : gambaran situasi dalam

SID yang mencantumkan luas lahan dan nama pemilik yang

terkena kegiatan TAM.

8. Pintu Air adalah : Bangunan fisik yang dapat mengatur

keluar masuk air pasang / surut sesuai dengan kebutuhan

tanaman yang diusahakan.

Page 7: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

6

9. Produktivitas adalah : Tingkat hasil / produksi yang

didapatkan per hektar tanam dalam satu kali penanaman.

10. Rehabilitasi adalah : Perbaikan infrastruktur yang sudah

pernah ada yang karena sesuatu dan lain hal keadaannya

kurang berfungsi.

11. Saluran Cacing adalah : saluran menyilang dan membujur

di petakan sawah

12. Saluran Keliling Petakan adalah : saluran air yang dibuat

mengelilingi petakan sawah dalam luasan maximum 1 ha.

13. Saluran Kuarter adalah: saluran air yang menghubungkan

saluran sub tersier ke saluran keliling.

14. Saluran Sub Tersier adalah : saluran air yang

menghubungkan saluran tersier ke kuarter.

15. Sosialisasi adalah : Pemberitahuan sesuatu rencana

kegiatan dalam hal ini TAM kepada semua pihak terkait

secara runut, transparan, dalam bentuk urun rembuk,

diskusi mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan.

16. Stimulan adalah : Bantuan dalam bentuk rangsangan

pengadaan bahan dan alat untuk

mempercepat,mempermudah,menyempurnakan kegiatan fisik

TAM.

Page 8: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

7

17. Survei Investigasi Desain (SID) adalah : Penentuan /

penetapan lokasi dan jenis, spesifikasi infrastruktur,

perhitungan RAB yang akan dilaksanakan pembangunannya.

18. Swakelola adalah : Pelaksanaan pekerjaan yang

direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri, yang dapat

dilaksanakan oleh pengguna barang/jasa, instansi

pemerintah, kelompok masyarakat dan LSM.

19. Tata Air Makro adalah : Penguasaan air di tingkat kawasan

/ areal reklamasi yang bertujuan mengelola berfungsinya

jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, tersier,

kawasan retarder, dan sepadan sungai atau laut, saluran

intersepsi dan kawasan tampung hujan.

20. Tata Air Mikro (TAM) adalah : Pengaturan atau

penguasaan air di tingkat usaha tani yang berfungsi untuk

mencukupi kebutuhan evaporasi tanaman, mencegah /

mengurangi pertumbuhan gulma dan kadar zat beracun,

mengatur tinggi muka air melalui pengaturan pintu air dan

menjaga kualitas air.

Page 9: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

8

II. PELAKSANAAN

Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian di dalam pelaksanaan

pengembangan TAM adalah : (a) Lokasi, (b) SID, (c) Konstruksi, (d)

Partisipasi petani, (e) Pengawasan dan (f) Pembiayaan.

A. Lokasi

Kegiatan pengembangan TAM dilaksanakan pada lokasi yang

memerlukan pengaturan tata air mikro di daerah rawa pasang

surut atau rawa non pasang surut (lebak).

1. Syarat Calon Lokasi (CL)

Lokasi yang dinyatakan layak untuk diikutkan dalam

program pengembangan TAM adalah lokasi yang memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

a. Sistem Tata Air Makro (saluran primer dan sekunder)

berfungsi dengan baik, khusus untuk tipologi lahan rawa

pasang surut.

b. Sistem Tata Air Makro tidak harus ada, khusus untuk

tipologi lahan rawa non pasang surut (lebak).

c. Lokasi pengembangan adalah rawa pasang surut atau

non pasang surut/lebak yang telah dikembangkan oleh

Departemen Pekerjaan Umum atau merupakan lokasi

yang telah dikembangkan oleh desa/dusun.

Page 10: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

9

d. Potensi untuk dapat meningkatkan IP.

e. Transportasi dari dan ke lokasi relatif lancar.

f. Lokasi terletak pada satu hamparan blok tersier, dan

tidak ada enclove.

g. Di lokasi pilihan tersedia petani penggarap, dan atau

pemilik penggarap dengan standar kepemilikan

maksimum 2 ha/ KK.

h. Usulan calon lokasi dilengkapi dengan peta DASIRA

(Daerah Reklamasi Rawa) yang diterbitkan oleh Dinas

Pengairan setempat.

i. Lokasi yang diusulkan tidak terkena banjir yang dapat

mengancam keberhasilan pertanaman.

j. Lokasi harus didelinasi dengan menunjukan posisi

koordinatnya (LU/LS – BT/BB)

2. Syarat Calon Petani (CP)

Petani yang dinyatakan layak untuk diikutkan dalam

program pengembangan TAM adalah petani yang memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

a. Para petani calon pemanfaat telah tergabung dalam

kelompok tani/Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).

Page 11: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

10

b. Para petani/kelompok tani/P3A bersedia berpartisipasi

atau memberikan sharing dalam pelaksanaan kegiatan

tersebut.

c. Mempunyai keyakinan bahwa TAM bermanfaat untuk

meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman.

d. Bersedia membangun saluran kemalir dan saluran cacing

di lahan masing-masing atas biaya masing-masing.

e. Membutuhkan dan mau membangun serta memelihara

TAM.

f. Sanggup menanam varietas unggul sesuai rekomendasi

BPTP setempat.

g. Sanggup mengusahakan lahan minimal 2X tanam dalam 1

tahun.

h. Tidak selalu mengharapkan bantuan pemerintah, bersedia

memberikan kontribusi / partisipasi dalam pengembangan

TAM.

3. Survei Calon Petani dan Calon Lokasi (CP/CL)

a. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendapatkan calon petani

dan calon lokasi pengembangan TAM.

b. Pelaksanaan kegiatan CP/CL ini dilakukan secara swakelola

oleh petugas Dinas Pertanian.

Page 12: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

11

c. Hasil CP/CL yang memenuhi syarat selanjutnya ditetapkan

sebagai lokasi kegiatan pengembangan TAM TA. 2009 oleh

Kepala Dinas Kabupaten/Kota.

B. Survei, Investigasi dan Desain (SID)

1. Survei, Investigasi

Kegiatan Survei Investigasi untuk mendapatkan kondisi lokasi

pengembangan TAM untuk digunakan dalam penyusunan

rancangan/desain TAM antara lain meliputi:

a. Penelusuran jaringan yang telah ada

b. Identifikasi kebutuhan jaringan baru (bila diperlukan)

c. Identifikasi kedalamam lapisan pirit

d. Identifikasi ketebalan lapisan gambut

e. Identifikasi batas kepemilikan lahan

f. kebutuhan bangunan TAM

2. Desain (rancangan teknis)

a. Rancangan teknis atau desain sederhana dilaksanakan

setelah lokasi ditetapkan.

b. Rancangan atau desain sederhana dapat dilaksanakan

secara swakelola (sesuai ketentuan yang berlaku).

Page 13: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

12

c. Rancangan teknis ini meliputi pengukuran dan

penggambaran rencana pengembangan Tata Air Mikro.

d. Hasil rancangan/desain sederhana ini berupa sket lokasi,

gambar rancangan teknis sederhana kegiatan

pembangunan TAM, perkiraan kebutuhan bahan, peralatan

dan biaya.

C. Konstruksi

Kegiatan pengembangan TAM yang akan dilaksanakan pada lahan

rawa pasang surut dan non pasang surut (lebak) antara lain

meliputi :

1. Normalisasi dan peningkatan saluran-saluran tersier, sub

tersier dan kuarter yang telah mengalami kerusakan atau

sedimentasi.

a. Memperdalam dan memperlebar saluran yang

mengalami pendangkalan/ penyempitan sebagai akibat

sedimentasi

b. Memperbaiki saluran yang bocor

c. Mengembalikan bentuk dan dimensi saluran seperti

kondisi semula (reshaping)

d. Memperkuat dan menstabilkan tanggul saluran.

2. Membuat atau melengkapi saluran sub tersier, kuarter, sub

kuarter.

Page 14: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

13

3. Membuat saluran sudetan (drainase).

4. Membuat tanggul keliling yang dilengkapi pintu-pintu air.

5. Membuat bangunan bagi, pintu air (stoplog), gorong-gorong

dan siphon.

Pintu air dibangun untuk menghubungkan air dari saluran

tersier ke sub tersier/kwarter, dan dari sub tersier/kwarter

ke petakan sawah. Jumlah dan spesifikasinya disesuaikan

dengan keadaan lokasi.

a. Bahan pintu diusahakan dari bahan yang cukup tahan

terhadap air masam dan berkadar garam tinggi. Pintu air

tersebut diletakkan pada dudukan yang permanen dan

kuat (dicor/di semen).

b. Gorong-gorong dibangun untuk menghubungkan saluran

tersier ke sub tersier / kwarter.

c. Dapat menggunakan bahan yang mudah didapat, murah

dan tahan lama, antara lain pipa pralon (PVC), bis beton.

d. Dalam membangun gorong-gorong dan pintu air

dimungkinkan digabung agar dapat menghemat biaya.

6. Membuat area water retensi (area penyimpanan air)

terutama pada lebak pematang dan lebak tengahan,

sehingga pada musim kemarau airnya dapat dimanfaatkan.

Page 15: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

14

7. Pemasangan pompa-pompa air yang berfungsi untuk

mengeluarkan air lebih di musim hujan dan memasukkan air

di musim kemarau. Sistem pengelolaan air ini dikenal dengan

sistem “Polder”.

Ketentuan teknis pelaksanaan pengembangan TAM dapat dilihat

pada lampiran 4.

D. Tata cara Pelaksanaan Swakelola

Kegiatan TAM ini dilaksanakan secara swakelola, dengan cara

sebagai berikut:

1. Untuk komponen biaya Belanja Uang Honor Tidak Tetap agar

digunakan untuk membiayai tenaga kerja pada kegiatan

konstruksi dengan pola padat karya.

2. Untuk komponen biaya Belanja bahan / material agar

digunakan untuk pengadaan bahan-bahan maupun peralatan

yang dibutuhkan untuk keperluan konstruksi misalnya semen,

pasir, besi beton, plat besi, pintu air, alat ukur debit, dsb

sesuai dengan kebutuhan.

3. Tata cara penggunaan dana belanja sosial lainnya untuk

pengembangan TAM mengacu pada pedoman umum Bansos

Ditjen PLA.

Page 16: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

15

E. Partisipasi

Kelompok tani/P3A diwajibkan untuk berpartisipasi dalam

kegiatan ini sejak dari proses perencanaan sampai dengan

pelaksanaan. Partisipasi tersebut dapat diwujudkan dalam

bentuk tenaga kerja, bahan bangunan, dana dan sebagainya.

F. Pengawasan

Untuk menjamin agar pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat

sesuai dengan yang telah direncanakan diperlukan pengawasan

yang ketat.

G. Pembiayaan

Biaya yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan ini berasal dari

DIPA TA. 2009 Satker Dinas Pertanian masing-masing Kabupaten.

Komponen biaya untuk kegiatan ini terdiri dari:

1. Biaya konstruksi Pengembangan TAM dipergunakan untuk Upah

Tenaga Kerja dan Bahan Material.

2. Biaya untuk SID, sosialisasi, pembinaan, monitoring dan

evaluasi dibiayai dari dana pendamping/sharing yang berasal

dari APBD provinsi/kabupaten.

Page 17: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

16

III. INDIKATOR KINERJA

Indikator kinerja dari kegiatan ini meliputi: keluaran, hasil, manfaat dan

dampak. Uraian rinci dari indikator kinerja disajikan sebagai berikut :

A. Keluaran (Output)

Keluaran dari kegiatan Pengembangan TAM ini adalah :

1. Terbangunnya jaringan TAM sesuai dengan target yaitu seluas

11.042 Ha di 10 Propinsi.

2. Meningkatnya rasa memiliki petani terhadap jaringan irigasi

yang sudah dibangun / direhab.

B. Hasil (Outcome)

Hasil dari kegiatan Pengembangan TAM ini adalah :

1. Berfungsinya jaringan TAM untuk mendukung pengembangan

pertanian.

2. Bertambahnya pengetahuan dan keterampilan petugas dan

petani di daerah dalam pengelolaan TAM.

C. Manfaat (Benefit)

Manfaat dari kegiatan Pengembangan TAM ini adalah :

1. Meningkatnya luas tanam akibat penambahan Indeks

Pertanaman dan Penambahan Baku Lahan.

Page 18: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

17

2. Meningkatnya kualitas lahan dan air serta produktivitas

usahatani.

D. Dampak (Impact)

Dampak dari kegiatan ini adalah meningkatnya pendapatan

petani di lokasi Pengembangan TAM.

Disadari sepenuhnya bahwa pencapaian indikator kinerja ini

merupakan sistem yang saling terkait yang ditentukan oleh banyak

faktor penentu lainnya, yang berjalan secara proses dan

membutuhkan waktu. Namun demikian hendaknya indikator ini

dijadikan patokan dalam melakukan penilaian terhadap hasil kinerja,

sehingga seluruh proses kegiatan harus mengacu pada sasaran

indikator tersebut.

Page 19: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

18

IV. MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring

Monitoring dilakukan terhadap pelaksanaan pengembangan TAM

TA. 2009.

1. Monitoring dititikberatkan pada pelaksanaan rehab/penggalian

saluran tersier, sub tersier, kwarter, saluran keliling, saluran

cacing, JUT, gorong-gorong, pintu air dengan menggunakan

Form Laporan Perkembangan Kegiatan Pengembangan TAM

TA. 2009 pada lampiran 2.

2. Monitoring tersebut dilakukan oleh Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota dan Propinsi.

3. Hasil Monitoring dilaporkan ke Dinas Pertanian Propinsi,

dengan tembusan ke Ditjen PLA dan Direktorat Pengelolaan

Air (PA) via fax nomor : 021 – 7823975.

4. Dinas Pertanian Propinsi menyampaikan rekapitulasi hasil

monitoring Kabupaten/kota ke Ditjen PLA dan tembusan ke

Direktorat Pengelolaan Air (PA) setiap 1 bulan sekali.

B. Evaluasi

Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan pengembangan TAM

TA. 2006, TA. 2007, TA. 2008 dan TA. 2009. Untuk kegiatan TA.

2009 evaluasi tersebut dilakukan pada akhir TA. 2009.

Selanjutnya hasil monitoring dan evaluasi dibahas secara

Page 20: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

19

berjenjang, mulai dari tingkat provinsi sampai tingkat nasional.

C. Perkembangan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Fisik dan

Keuangan

Dalam melakukan penilaian/ pembobotan kemajuan pelaksanaan

pekerjaan fisik dan keuangan dapat dilihat pada tabel berikut ini

dengan mengacu pada Jadwal Pelaksanaan Kegiatan TAM

(lampiran 1).

Tabel 1. Tahapan Kegiatan dan Pembobotan Pelaksanaan Kegiatan Fisik dan Keuangan

NO.  KEGIATAN  Bobot (%) 

A  Persiapan      20 1  CPCL      2 2  SID      5 3  RUKK      4 4  SK – SK      2 5  PEMBUKAAN REKENING      4 6  TRANSFER DANA      3 

              B  PELAKSANAAN      80 1  KONSTRUKSI      80 

              

   TOTAL        100          

 

Ket:  Pembobotan dilakukan berdasarkan jumlah pencairan dana ke rekening kelompok sesuai dengan RUKK (Rancangan Usulan Kegiatan Kelompok) 

  Contoh:         Tahap 1:   20%  20/100*75  = 15   Tahap 2:  80%  80/100*75  = 60 

Page 21: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

20

D. Laporan Akhir

1. Setelah pelaksanaan pengembangan TAM selesai, Kepala

Dinas Pertanian Kabupaten selaku penanggung jawab

kegiatan di tingkat kabupaten wajib menyiapkan dan

menyampaikan laporan akhir pelaksanaan program

pengembangan TAM, baik dari segi fisik maupun keuangan.

Form laporan dapat dilihat pada lampiran 2

2. Agar lebih informatif dan komunikatif, Laporan Akhir

dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi pada kondisi awal

pekerjaan, sedang dalam pelaksanaan, dan setelah

pekerjaan selesai 100%

3. Kerangka Pelaporan (outline) dari laporan akhir tersebut

seperti pada lampiran 3.

4. Laporan akhir tersebut disampaikan kepada Direktur

Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air dan tembusan ke

Direktur Pengelolaan Air dengan alamat : Direktorat

Pengelolaan Air Jl. Taman Margasatwa No. 3 Ragunan,

Pasar Minggu Jakarta Selatan 12550 dan kepada Dinas

Lingkup Pertanian Provinsi .

Page 22: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

21

V. KETENTUAN TEKNIS

A. Survei Investigasi Desain (SID)

SID adalah rangkaian kegiatan yang meliputi :

1. Survei.

Survei meliputi observasi, inventarisasi/pengumpulan data CPCL

dan pembuatan peta. Kegiatan ini dilakukan dengan cara meninjau

dan mencatat data/informasi CPCL, wawancara dan diskusi

dengan CP, dengan menggunakan kuisioner dan formulir yang

sudah disiapkan lebih dulu. Kuisioner dan formulir berisikan data

sebagai berikut :

- Nama-nama kelompok tani, jumlah petani, desa dan

kecamatan.

- tata letak lokasi dengan posisi koordinat (LS/LU, BB/BT)

- prasarana usahatani seperti jalan, jembatan, gorong-gorong

dll.

- Iklim dan tipe luapan air pasang/surut.

- Kelembagaan tani

- Potensi lahan usahatani (luas, pola tanam, jenis tanaman,

produktivitas, IP dll)

- Sosial ekonomi (pemasaran hasil, harga, pemilikan lahan.

Page 23: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

22

Pembuatan peta bila dana memungkinkan antara lain : peta situasi

dan peta jasira (skala 1 : 10.000), peta petak tersier (1 : 5.000),

peta rancangan TAM (1 : 2.000). Apabila dana tidak

memungkinkan, dapat dibuat peta sederhana namun semua

dimensi terukur sehingga dapat dijadikan dasar pelaksanaan

konstruksi dan penyusunan RAB.

Hasil survei perlu dilengkapi dengan data sekunder antara lain :

data iklim, jumlah penduduk, harga bahan/upah setempat dan

data potensi desa/kecamatan.

2. Investigasi

Investigasi adalah menyelidiki atau meneliti lebih dalam

karakteristik lahan pasang surut / lebak meliputi :

- keadaan agroklimat

- jenis dan sifat-sifat fisik dan kimia tanah, khususnya

kandungan pirit (FeS2)

- kualitas air, untuk mengetahui salinitas air.

- hidrotopografy, untuk mengetahui tipe luapan air pada lahan

pasang surut / lebak.

- Kondisi lahan usahatani, untuk mengetahui jenis vegetasi pada

lahan yang akan dikembangkan.

Page 24: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

23

3. Desain TAM a. Penataan Lahan

Penataan lahan perlu dilakukan agar lahan dapat sesuai

dengan kebutuhan tanaman yang akan dikembangkan. Dalam

melakukan penataan lahan perlu diperhatikan hubungan antara

tipologi lahan, type luapan dan pola pemanfaatannya. Penataan

lahan untuk berbagai tipe luapan dapat dilihat pada Tabel 1.

Sistem Surjan adalah salah satu contoh usaha penataan lahan

untuk melakukan diversifikasi tanaman dilahan rawa. Bila pada

tanah gambut lapisan dibawahnya berpasir atau pasir kuarsa

dan atau lapisan mengandung pirit maka tanah gambut

tersebut jangan disurjan atau dibuat sawah, tetapi sebaiknya

gambut dipertahankan untuk tanaman padi gogo dan palawija,

sayuran, buah-buahan, dan perkebunan.

Tabel 1. Penataan dan pola pemanfaatan lahan yang dianjurkan pada setiap tipologi lahan dan tipe luapan air di pasang surut.

Tipologi Lahan Tipe luapan air Kode Tipologi A B C D

SMP-1 Aluvial bersulfida dangkal

Sawah Sawah Sawah -

SMP-2 Aluvial bersulfida dalam

Sawah Sawah/surjan

Sawah/ surjan

Sawah/ tegalan /kebun

SMP-3/A

Aluvial bersulfida sangat dalam

- Sawah/surjan

Sawah/ tegalan/kebun

Tegalan /Kebun

SMA-1 Aluvial bersulfat 1

- Sawah/surjan

Sawah/ surjan

Sawah /tegalan /kebun

SMA-2 Aluvial bersulfat 2

- Sawah/surjan

Sawah/ surjan

Sawah/ tegalan /kebun

SMA-3 Alluvial bersulfat 3

- - Sawah/ kebun

Tegalan /Kebun

HSM Aluvial bersulfida dangkal bergambut

- Sawah Sawah/ tegalan

Tegalan/ Kebun

G-1 Gambut dangkal

- Sawah Sawah/ tegalan

Tegalan/ Kebun

Page 25: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

24

Sumber : Widjaja-Adhi (1995)

2. Desain Sistem Pengairan/drainase Saluran tersier

Pengelolaan air tingkat tersier ditujukan untuk mengatur

saluran tersier agar berfungsi :

- memasukkan air irigasi

- mengatur tinggi muka air di saluran dan secara tidak

langsung di petakan lahan

- mengatur kualitas air dengan membuang bahan

beracun yang terbentuk di petakan lahan serta

mencegah masuknya air asin ke petakan lahan.

Sistem pengelolaan air di tingkat tersier dan mikro

tergantung kepada tipe luapan air pasang. Penataan air

pada tingkat ini dapat dilakukan dengan 2 sistem yaitu

sistim aliran satu arah (one-way flow system) dan sistim

aliran dua arah (two-way flow system). Hal yang perlu

mendapat perhatian dalam pemilihan sistim tata air mikro

adalah sinkronisasi antara tata air makro dan tata air mikro.

G-2 Gambut sedang

- - Kebun/ kebun

Kehutanan

G-3 Gambut dalam

- - Kebun/ kebun

Konservasi

Page 26: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

25

a. Sistem aliran satu arah

Pada sistem aliran satu arah, saluran irigasi dan

saluran drainase dibuat secara terpisah. Pintu klep

dipasang berlawanan arah. Pada saluran irigasi pintu

klep membuka ke arah dalam sedang pada saluran

drainase pintu klep membuka ke arah luar sehingga

pencucian lahan dapat berlangsung dengan efektif.

b. Sistem aliran dua arah

Pada sistem air dua arah, saluran tersier yang dibuat

berfungsi sebagai saluran irigasi dan drainase. Oleh

karena saluran berfungsi sebagai saluran irigasi dan

saluran drainase, pada dua saluran ini dipasang pintu-

pintu. Untu menjaga agar tidak terjadi over drain,

pada pintu-pintu perlu dipasang over flow/ stoplog.

3. Saluran Kuarter dan Drainase

Sistem Pengelolaan Tata Air Mikro mencakup pengaturan

dan pengelolaan tata air di saluran kuarter dan petakan

lahan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan

sekaligus memperlancar pencucian bahan beracun. Saluran

kuarter biasanya dibuat di setiap batas pemilikan lahan,

sedangkan di dalam petakan lahan dibuat saluran cacing

dengan interval 3 – 12 meter dan disekeliling petakan lahan

Page 27: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

26

tergantung pada kondisi lahannya. Semakin tinggi tingkat

masalah keracunan, semakin rapat pula jarak antar saluran

cacing tersebut. Usaha pencucian ini akan berjalan baik

apabila terdapat cukup air segar, baik dari hujan maupun

dari air pasang. Oleh Karena itu, air di petakan lahan perlu

diganti setiap dua minggu pada saat pasang besar.

a. Bentuk dan Ukuran Saluran

Gambar yang harus disiapkan adalah saluran

drainase dan rancangan bangunan pelengkap seperti:

jalan, gorong-gorong dan jembatan penyeberangan

bila ada.

Gambar penampang melintang saluran dapat dilihat pada Tabel 2 di

bawah ini :

Saluran Kemilir No  Gambar Penampang Melintang 

Lbr. Atas  Lbr. Bawah  Tinggi 

             

      0,30 m  0,25 m  0,25 m 

              

              

2  Saluran Keliling 

   Lbr. Atas  Lbr. Bawah  Tinggi 

   0,30 m  0,25 m  0,40 m 

  

 

        

Page 28: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

27

3  Saluran Sub Tersier 

   Lbr. Atas  Lbr. Bawah  Tinggi 

   0,80 m  0,60 m  0,80 m 

  

 

        

4  Saluran Kuarter pada lahan Potensial 

   Lbr. Atas  Lbr. Bawah  Tinggi 

   0,60 m  0,40 m  0,60 m 

  

 

        

5  Saluran Kuarter pada lahan Sulfat Masam 

   Lbr. Atas  Lbr. Bawah  Tinggi 

         0,60 m  0,40 m  0,50 m 

  

 

        

6  Saluran Kolektor 

   Lbr. Atas  Lbr. Bawah  Tinggi 

           

  

 

0,80 m  0,60 m  0,60 m 

              

b. Rancangan Pintu Air Tersier dan Sekunder

Pintu air untuk saluran tersier sebaiknya dibuat

kombinasi antara flapgate dan stoplog terutama

untuk daerah yang bertipe luapan A/B, sedangkan

untuk saluran kuarter dengan pintu flapgate.

Untuk tipe luapan C/D pada saluran tersier sebaiknya

dibuat pintu stoplog, jangan dengan pintu ulir seperti

dilakukan di daerah irigasi, untuk saluran kuarter

dibuat pintu stoplog yang ketinggiannya bisa diatur

menurut kebutuhan. Pintu flapgate dan stoplog sudah

Page 29: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

28

banyak dikembangkan oleh Departemen Pekerjaan

Umum dan sekarang ada pintu stoplog yang dibuat

dari fiber.

4. Kriteria Model Desain TAM

Rencana yang akan diterapkan dalam pembinaan/

pengembangan model pembuatan TAM disusun

berdasarkan kriteria berikut :

a. Jarak antara 2 saluran tersier tidak lebih dari 200 m,

kalau lebih dari 200 m perlu dibuat saluran sub-tersier

pada bagian tengahnya (efek kuarter tidak lebih 100

m).

b. Ujung saluran tersier dalam kondisi buntu, maka harus

dihubungkan dengan saluran sekunder yang terdekat

(dalam kondisi buntu, pengaturan air di ujung saluran

tersier adalah sangat penting).

c. Aliran satu arah di saluran tersier direkomendasikan

untuk penggelontoran air asam (bisa satu arah dari

SPD ke SDU kalau tidak ada pintu sekunder, dan

apabila ada pintu di SPD maka aliran satu arah dari

SDU ke SPD).

d. Operasi pintu sorong harus rutin, untuk keperluan ini

maka pembuatan pintu air perlu diletakkan dekat

pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan

Page 30: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

29

dalam menjangkau lokasi pintu tersebut. Operasi

ditujukan untuk suplai (memasukkan air) pada air

pasang.

e. Ditinjau dari tipologi lahan pada daerah rawa pasang

surut, penerapan pengembangan model pembangunan

jaringan TAM, dibedakan :

1) Lahan dengan luapan A/B

Untuk tanaman padi pada musim hujan dan

pada musim kemarau, harus dibantu dengan

pompanisasi khususnya pada tipe luapan B.

a) Jika pada lahan tipe luapan A/B belum ada

pintu, maka dibiarkan terbuka tanpa ada

pintu (one-way flow system) untuk

keperluan drainase dan suplai.

b) Apabila sudah ada saluran sub tersier, maka

perlu dibuat gorong-gorong terbuka (tanpa

pintu).

c) Apabila tidak ada pintu air di saluran

sekunder (SPD) maka saluran tersier perlu

dibuat pintu sorong pada saluran

penghubungnya. Jika ada pintu pintu air di

saluran sekunder maka gorong-gorong pada

Page 31: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

30

saluran tersier dapat dibuka atau dipasang

stoplog.

d) Bila saluran tersier dihubungkan dengan

sekunder (SDU) maka hanya dibuat gorong-

gorong (dengan pipa) untuk keperluan aliran

satu arah dari SPD ke SDU.

2) Lahan dengan tipe luapan C/D

Lahan ini dapat digunakan untuk penanaman

padi pada musim hujan dan palawija pada

musim kemarau. Pengembangan model di lahan

dengan tipe luapan C/D ini dimaksudkan untuk

meningkatkan potensi drainase untuk keperluan

penanaman palawija di musim kemarau.

Perlu dipertimbangkan antara kebutuhan untuk

pencucian tanah dari racun yang ada dan

penggenangan air untuk penanaman padi pada

musim hujan .

Untuk itu, sub tersier dihubungkan dengan

sekunder SDU perlu dibuat gorong-gorong

(dengan pipa) yang dilengkapi dengan stoplog.

Bila dihubungkan dengan saluran SPD hanya

perlu gorong-gorong.

Bila tidak ada pintu air di saluran sekunder

Page 32: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

31

(SPD), maka pada saluran tersier perlu dibuat

pintu sorong di ujung saluran penghubung. Jika

saluran tersier sudah dihubungkan dengan SPD

maka tidak perlu dibuat pintu air atau hanya

perbaikan pintu yang ada.

Bila ada pintu air di saluran sekunder (SPD)

maka pada penghubung hanya dibuat gorong-

gorong saja, atau perbaikan pintu yang sudah

ada di tersier.

Pada saluran sekunder (SDU) pada saluran

penghubung (pada tersier) dibuat gorong-

gorong dengan pipa dan stoplog. Bila saluran

sudah ada pintu maka hanya perbaikan saja.

Saluran kuarter dapat dibuat pada batas

kepemilikan lahan saja, tetapi jika terdapat

lapisan pirit (pada sub-soil) atau untuk tanaman

palawija maka saluran kuarter dapat dibuat lebih

intensif dengan jarak 50 m untuk keperluan

pencucian sulfat masam atau untuk drainase

pada penanaman palawija.

5. Pelaksanaan Pekerjaan Jaringan Tata Air Mikro

a. Pembersihan Lapangan

Untuk memperlancar pekerjaan galian maupun

Page 33: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

32

timbunan tanah, di posisi jalur saluran dilakukan

pembersihan lapangan terlebih dahulu sehingga

diperoleh ruang kerja yang leluasa untuk melaksanakan

pekerjaan galian dan timbunan. Khususnya untuk

pekerjaan timbunan, bahan timbunan adalah tanah asli

setempat yang tidak tercampur dengan unsur yang

lainnya.

Pekerjaan pembersihan lapangan ini dapat tidak

dilakukan selama kondisi lapangannya mendukung,

maksudnya sepanjang jalur rencana saluran kondisinya

terbuka, tidak ada penghalang baik berupa semak atau

hal lainnya sehingga dipastikan dapat langsung

mengerjakan pekerjaan galian atau timbunan. Demikian

juga untuk saluran keliling dan kemalir yang posisinya

ada di dalam lahan usahatani tidak memerlukan

pembersihan lapangan.

b. Pemasangan Patok Ajir/Bouwplank

Khususnya untuk saluran sub tersier, kolektor dan

kuarter, untuk mendapatkan kelurusan arah saluran

maka berdasarkan patok-patok bantu pada pekerjaan

uitzet, dipasang patok ajir yang menunjukkan ujung

kiri/ kanan dari lebar atas/ bawah saluran dan

pematang/ tanggul dan dipasang papan bouwplank

untuk menunjukkan ketinggian timbunan. Baik patok

Page 34: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

33

ajir maupun papan bouwplank di pasang pada jalur

rencana saluran per 25 m. Karena tanah asli bahan

timbunan akan mengalami penyusutan maka untuk

ketinggian, ukurannya harus djilebihkan antara 5 – 10

cm dari tinggi rencana. Demikian pula dengan

kedalaman galian saluran, untuk mencapai kestabilan

lereng/ talud saluran yang dibuat baru maka setelah

pembentukan saluran dan dioperasikan nantinya akan

mengalami pengendapan sehingga kedalaman galian

saluran juga harus dilebihkan antara 5 – 10 cm dari

kedalaman rencana. Baik tinggi timbunan maupun

kedalaman galian diukur dari permukaan tanah asli.

c. Pekerjaan Galian

Setelah patok dan papan bouwplank terpasang

berjarak 25 m antara satu dengan yang lainnya, maka

untuk mendapatkan kelurusan saluran, diantara 2

patok ajir (yang berjarak 25 m) yang menunjukkan

ujung kiri/ kanan lebar atas saluran ditarik garis bantu

(bisa berupa tali plastik). Berpatokan kepada garis

bantu tersebut pekerjaan galian dapat dilakukan dan

untuk mendapatkan bentuk dan kedalaman galian,

dibuat dari bahan kayu ukuran 3/5 rangka bouwplank

berbentuk penampang saluran (segi empat/trapezium)

dengan catatan untuk tingginya sudah ditambahkan.

Page 35: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

34

d. Biasanya untuk keperluan timbunan tanggul/ pematang

menggunakan bahan hasil galian (dengan

memperhatikan faktor susut tanah ± 20 %) sehingga

tanah hasil galian diletakkan pada kedua sisi galian

dengan memperhatikan jarak sempadan saluran

secara merata.

e. Pekerjaan Timbunan

Pembentukan timbunan tanggul/ pematang dapat

memanfaatkan bahan hasil galian, akan tetapi jika

tidak mencukupi maka bahan timbunan diambil dari

galian di sisi sebelah luar rencana saluran. Untuk

mendapatkan tinggi timbunan yang diinginkan ditarik

garis bantu dari antara 2 patok ajir (yang berjarak 25

m) yang menunjukkan ujung kiri/ kanan lebar atas

timbunan yang diinginkan ditarik garis bantu dari

antara 2 patok ajir ( yang berjarak 25 m ) yang

menunjukkan ujung kiri/ kanan lebar bawah timbunan

tanggul/ pematang. Untuk mendapatkan bentuk

timbunan yang diinginkan, dapat juga dilakukan

dengan membuat rangka bouwplank dari bahan kayu

ukuran 3/5 berbentuk penampang timbunan

tanggul/pematang (segi empat/trapesium).

f. Pekerjaan Perapihan

Pekerjaan perapihan dilakukan selama masa kontrak

Page 36: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

35

kerja sampai masa pemeliharaan selesai. Maksud

perapihan disini adalah untuk mempertahankan ukuran

penampang galian maupun timbunan sesuai dengan

yang ditentukan, misalnya pada waktu pekerjaan

galian dilakukan ternyata peletakan tanah

timbunannya belum membentuk seperti yang

ditentukan, ada longsoran di lereng/ talud galian

maupun timbunan, karena kering maka terjadi

retakan-retakan di timbunan tanggul/ pematang maka

harus dilakukan pembentukan kembali penampang

galian atau timbunan tanggul/pematang.

g. Untuk dapat memberikan fungsi yang optimal, jaringan

Tata Air Mikro memerlukan sarana penunjang yang

secara langsung/ tidak langsung mempengaruhi fungsi

Tata Air Mikro dalam satu kawasan/hamparan lahan

usahatani.

Sarana pendukung tersebut terdiri dari :

1. Jalan Usaha Tani

Konstruksi jalan usaha tani berupa timbunan

tanah yang dipadatkan dengan ukuran tertentu

yang sudah ditetapkan dalam perencanaan

(desain). Untuk memperkokoh konstruksi, dapat

juga di kedua sisi jalan usaha tani dibuat

konstruksi siring (dinding penahan) dari kayu.

Page 37: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

36

Sebagai bangunan pelengkap jalan usahatani

adalah jembatan yang dapat berupa konstruksi

kayu atau pasangan batu/beton.

2. Bangunan air

Jenis bangunan air yang diperlukan untuk

melengkapi jaringan TAM adalah: Pintu Sorong,

Pintu Stoplog, Pintu Klep dan Gorong-gorong

Secara garis besar pekerjaan sarana penunjang

ini meliputi pekerjaan tanah (galian dan

timbunan dan pemadatan), konstruksi kayu,

pasangan batu bata, pasangan beton.

C. Pemeliharaan Jaringan Tata Air Mikro

1. Pemeliharaan Jaringan Drainase

Jaringan drainse perlu dipelihara, agar ; (1) sarana dan

prasarana hidrolik yang telah dibangun tetap berfungsi

sehingga dapat bermanfaat secara berkelanjutan, dan (2)

untuk mengurangi biaya perbaikan yang lebih tinggi pada

masa yang akan datang.

Kerusakan bangunan air di lahan rawa lebih besar

dibandingkan dengan dilahan sawah irigasi. Beberapa factor

yang menyebabkan kerusakan pada jaringan drainase

adalah : (1) adanya erosi, (2) tumbuhnya vegetasi rawa,

dan (3) akibat terjadinya banjir.

Page 38: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

37

Pemeliharaan saluran harus dilakukan secara rutin.

Pemeliharaan rutin menyangkut pemeliharaan bangunan

pintu air, pembersihan dari kotoran, pemotongan rumput

dan perbaikan tanggul saluran. Pemeliharaan insidentil

mencakup kegiatan-kegiatan yang sebelumnya tidak

diperkirakan atau ditaksir kuantitasnya, antara lain

perbaikan longsor tepi dan tanggul saluran, endapan

lumpur, dan perbaikan saluran yang rusak. Sedangkan

pemeliharaan darurat adalah pemeliharaan terhadap

kerusakan yang sifatnya mendadak sehingga diperlukan

perbaikan segera, seperti kerusakan akibat bencana alam,

banjir.

3. Pemeliharaan saluran Tersier

Pemeliharaan saluran tersier meliputi kegiatan sebagai

berikut :

a. Pemotongan rumput pada lereng dan tanggul saluran

b. Pembersihan saluran meliputi pengangkatan kotoran

atau rumput ditengah saluran. Kegiatan ini sebaiknya

dilakukan bersamaan dengan pemotongan rumput ditepi

saluran.

c. Pembentukan dan perapihan tanggul saluran tersier. Hal

ini dilakukan bila terjadi kerusakan tanggul akibat

retakan/longsoraAn. Selain memelihara saluran tersier

Page 39: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

38

bangunan yang ada di saluran seperti pintu air yang

dipelihara. Pemeliharaan yang harus dilakukan

adalah :

a. Penimbunan dan pemadatan timbunan pada

bangunan tersier.

b. Penambahan cerucuk gelam pada sayap bangunan

tersier untuk menahan benturan langsung pada

bagian sayap dan memperkokoh bangunan tersier.

c. Penanaman rumput pada lereng bangunan yang

berfungsi sebagai pengaman lereng dari erosi/

longsor.

d. Pembersihan rutin sekat blok dan papan duga.

Selanjutnya pengecetan, pelumasan dan

pembersihan pintu ayun dan sponeng.

Page 40: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

39

Lampiran 1

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN TATA

AIR MIKRO TA. 2009

No. Komponen Kegiatan

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVA. Persiapan

1 Pembuatan SK-SK2 Juklak diterima dari Provinsi3 Pembuatan Juknis oleh Kab/Kota4 Koordinasi dengan Instansi terkait5 Inventarisasi CPCL6 Penetapan Lokasi 7 Sosialisasi8 Pembuatan rekening kelompok9 Pembuatan Desain Sederhana

10 Penyusunan RUKK

B. Pelaksanaan1 Transfer dana2 Konstruksi

a. Penyediaan bahan/materialb. Pelaksanaan fisikc. Pemeliharaan

3 Monitoring4 Evaluasi 5 Laporan Bulanan6 Laporan Akhir

Minggu ke Minggu ke Minggu keMinggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu keMinggu keOktober

Minggu ke Minggu ke Minggu kePebruari Maret AprilJanuari

Minggu ke

BulanNopember DesemberMei Juni Juli Agustus September

Page 41: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

40

Lampiran 2

Form PLA.01

KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIRT.A. 2008

Dinas : ……………………………..Kabupaten : ……………………………..Provinsi : ……………………………..Subsektor : ……………………………..Program : ……………………………..Bulan : ……………………………..

No. Aspek Kegiatan Pagu DIPA Realisasi Lokasi Kegiatan KeteranganKeuangan Fisik Keuangan Fisik Nama Desa/ Koordinat

(Rp) (Ha) (Rp) (%) Konstruksi (Ha) Tanam (Ha) Kelompok Kecamatan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

A. Pengelolaan Air 1. JITUT2. JIDES3. TAM4. dst ……

B. Pengelolaan Lahan 1. JUT2. Optimasi Lahan3. Reklamasi Lahan4. dst ……..

C. Perluasan Areal) 1. SID(TP/Horti/Bun/Nak*) 2.Konstruksi

3. Pengadaan Saprodi4. dst ……..

UMLAHCatatan :

1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected]

3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan)4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll*) Coret yang tidak perlu

………………………., …………………………...…………. 2008

Penanggung jawab kegiatan Kabupaten

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN

Page 42: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

41

Lampiran 3

Form PLA.02

Dinas : ……………………………..Propinsi : ……………………………..Subsektor : ……………………………..Program : ……………………………..Bulan : ……………………………..

Keuangan Fisik(Rp) (Ha) (Rp) (%) Konstruksi (Ha) Tanam (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Dinas…………………….*) Pengelolaan Air 1. JITUT

Kab/Kota ………………… 2. JIDES3. TAM4. dst ……

Pengelolaan Lahan 1. JUT2. Optimasi Lahan3. Reklamasi Lahan4. dst ……..

Perluasan Areal) 1. SID(TP/Horti/Bun/Nak**) 2.Konstruksi

3. Pengadaan Saprodi

2 Dinas…………………….*)Kab/Kota …………………

3 Dinas…………………….*)Kab/Kota …………………

1. JITUT2. JIDES3. TAM4. JUT5. Optimasi Lahan6. Reklamasi Lahan7. Perluasan Areal8. dst

Ctt: 1. Laporan dikirim ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan2. Laporan ke Pusat ke Bag Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel. Fax : 021 7816086 atau E-mail : [email protected]. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan)4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll*) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PLA. **) Coret yang tidak perlu ………………………., ……………………...………………. 2008

Pagu DIPA Realisasi KeteranganKeuangan Fisik

Penanggung jawab kegiatan Propinsi

JUMLAH

Aspek

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGANKEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA 2008

No. Dinas Kabupaten/Kota*) Kegiatan

Page 43: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

42

Lampiran 4

Form PLA.03

Dinas : ………………………………..Kabupaten : ………………………………..Provinsi : ………………………………..Subsektor : ………………………………..Tahun : ………………………………..

1 3 5

A. Aspek Pengelolaan Air1 JITUT2 JIDES3 TAM4 dst

B. Aspek Pengelolaan Lahan1 JUT2 Pengembangan Jalan Produksi3 Optimasi Lahan4 dst

C. Aspek Perluasan Areal1 Cetak Sawah2 Perluasan Areal Hortikultura3 Perluasan Areal Perkebunan4 dst

Catatan :1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jak via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected]

3. Manfaat harus terukur, contoh :a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, dengan kenaikan IP 100 % , peningkatan produktivitas 0,5 ton/Ha(produktifitas awa sehingga peningkatan produksi : 500 X 2 X 0,5 Ton = 500 ton, maka produksi akhir menjadi (500 Ha x 5 Ton) + 500 Ton = 3

………………. ………………….…. 2008

Penanggungjawab Kegiatan Kabupaten

2 4

LAPORAN MANFAAT KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA. 2006 DAN TA. 2007

No. KegiatanTarget Fisik

DIPA Realisasi Fisik Manfaat

Page 44: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

43

Lampiran 5

Form PLA.04

Dinas : ………………………………..Provinsi : ………………………………..Subsektor : ………………………………..

1 3 7

A. Aspek Pengelolaan Air1 JITUT2 JIDES3 TAM4 dst

B. Aspek Pengelolaan Lahan1 JUT2 Pengembangan Jalan Produksi3 Optimasi Lahan4 dst

C. Aspek Perluasan Areal1 Cetak Sawah2 Perluasan Areal Hortikultura3 Perluasan Areal Perkebunan4 dst

Catatan :1. Laporan dikirim ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected]

3 Manfaat harus terukur, contoh :a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, dengan kenaikan IP 100 % , peningkatan produktivitas 0,5 ton/Ha(produktifitas awal 5 ton/ Ha) sehingga peningkatan produksi : 500 X 2 X 0,5 Ton = 500 ton, maka produksi akhir menjadi (500 Ha x 5 Ton) + 500 Ton = 3000Ton

………………. ………………….…………. 2008

Penanggungjawab Kegiatan Propinsi

2 4

REKAPITULASI LAPORAN MANFAAT KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA. 2006 DAN TA. 2007

No. Kegiatan Target Fisik Realisasi Fisik Manfaat

Page 45: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

44

Lampiran 6

OUTLINE LAPORAN AKHIR

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan dan Sasaran

II. PELAKSANAAN

A. Masukan

B. Lokasi

C. Tahap Pelaksanaan

D. Permasalahan

E. Pemecahan Masalah

III. HASIL

IV. MANFAAT

V. DAMPAK

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 46: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

45

Lampiran 7

ALOKASI TAM TA. 2009

No Pusat/Prop/Kab/Kota Sub Sektor Tata Air Mikro (Ha)

TOTALKABUPATEN (TP)

10,842

1 Prop. Sumatra Utara 1,000

Jumlah Kab/Kota 1,000

Kab. Langkat 300

Kab. Langkat Tanaman Pangan 300

Kab. Labuhan Batu 500

Tanaman Pangan 500

Kab. Serdang Bedagai Tanaman Pangan 200

200

Kab. Deli Serdang Tanaman Pangan 200

200

2 Prop. Riau 2,000

Jumlah Kab/Kota 2,000

Kab. Indragiri Hilir 500

Tanaman Pangan 500

Kab. Indragiri Hulu 500

Tanaman Pangan 500

Kab. Pelalawan 500

Tanaman Pangan 500

Kab. Rokan Hilir 300

Page 47: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

46

No Pusat/Prop/Kab/Kota Sub Sektor Tata Air Mikro (Ha)

Tanaman Pangan 300

Kab. Siak 200

Tanaman Pangan 200

3 Prop. Jambi 752

Jumlah Kab/Kota 752

Kab.TanjungJabungBarat 252

Tanaman Pangan 200

Perkebunan 52

Kab.TanjungJabungTimur 200

Tanaman Pangan 200

Kab. Tebo 300

Tanaman Pangan 300

4 Prop. Sumatera Selatan 800

Jumlah Kab/Kota 800

Kab. Musi Banyuasin 200

Tanaman Pangan 200

Kab. Ogan Komering Ilir 200

Tanaman Pangan 200

Kab. Banyuasin 200

Tanaman Pangan 200

Kab. Ogan Ilir 200

Tanaman Pangan 200

5 Prop. Lampung 1,050

Jumlah Kab/Kota 1,050

Page 48: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

47

No Pusat/Prop/Kab/Kota Sub Sektor Tata Air Mikro (Ha)

Kab. Lampung Tengah 50

Tanaman Pangan 50

Kab. Tulang Bawang 1,000

Tanaman Pangan 1,000

6 Prop. Bengkulu 1,050

Jumlah Kab/Kota 1,050

Kab. Muko-muko

Tanaman Pangan 1,050

7 Prop. Kalimantan Barat 1,050

Jumlah Kab/Kota 1,050

Kab.Singkawang 100

Tanaman Pangan 100

Kab.Landak 150

Tanaman Pangan 150

Kab. Bengkayang 150

Tanaman Pangan 150

Kab.Ketapang 150

Tanaman Pangan 150

Kab. Pontianak 150

Tanaman Pangan 150

Kab. Sambas 150

Tanaman Pangan 150

Kab. Kubu Raya 200

Tanaman Pangan 200

Page 49: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

48

No Pusat/Prop/Kab/Kota Sub Sektor Tata Air Mikro (Ha)

8 Prop. Kalimantan Tengah 1,190

Jumlah Kab/Kota 1,190

Kab. Kota Waringin Timur 90

Tanaman Pangan 90

Kab. Kapuas 250

Tanaman Pangan 250

Kab. Kotawaringin Barat 200

Tanaman Pangan 200

Kab. Sukamara 250

Tanaman Pangan 250

Kab. Pulang Pisau 200

Tanaman Pangan 200

Kab. Katingan 200

Tanaman Pangan 200

9 Prop.Kalimantan Selatan 850

Jumlah Kab/Kota 850

Kab. Banjar 200

Tanaman Pangan 200

Kab. Hulu Sungai Utara 150

Tanaman Pangan 150

Kab. Tapin 400

Tanaman Pangan 400

Kab. Tanah Laut 100

Tanaman Pangan 100

Page 50: COVER tam 2009 - · PDF filedi petakan sawah 12. Saluran Keliling Petakan adalah : ... jaringan drainase irigasi seperti navigasi, sekunder, ... Rancangan atau desain sederhana dapat

Pedoman Teknis Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) TA. 2009

49

No Pusat/Prop/Kab/Kota Sub Sektor Tata Air Mikro (Ha)

10 Prop. Kalimantan Timur 1,100

Jumlah Kab/Kota 1,100

Kab. Pasir 300

Tanaman Pangan 300

Kab.Bulungan 200

Tanaman Pangan 200

Kab. Malinau 300

Tanaman Pangan 300

Kab. Penajam Paser Utr 300

Tanaman Pangan 300