cover dalam ker · ker provinsi bali triwulan i-2011 kata pengantar puji syukur kami panjatkan ke...

76
BANK INDO KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BALI NESIA TRIWULAN I 2011

Upload: vonhu

Post on 12-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

BANK INDO

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PROVINSI BALI

NESIA

TRIWULAN I 2011

Page 2: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Kelompok Kajian Ekonomi Bank Indonesia Denpasar

Jl. Letda Tantular No. 4 Denpasar – Bali, 80234 Tel. (0361) 248982 – 88

Fax. (0361) 222988

Page 3: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

■ Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-

Nya, maka Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Bali Triwulan I-2011 dapat diselesaikan dengan

baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan baik intern Bank Indonesia maupun pihak ekstern

(external stakeholders) akan informasi perkembangan ekonomi daerah, maupun perkembangan

moneter, perbankan, dan sistem pembayaran.

Bank Indonesia menilai bahwa perekonomian daerah mempunyai posisi dan peran yang

strategis dalam konteks pembangunan ekonomi nasional dan upaya menstabilkan nilai rupiah. Hal ini

didasari oleh fakta semakin meningkatnya proporsi inflasi daerah dalam menyumbang inflasi nasional.

Oleh sebab itu, Bank Indonesia memiliki perhatian yang besar dalam rangka ikut mendorong

pertumbuhan ekonomi daerah karena berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Salah satu wujud dari kepedulian Bank Indonesia terhadap dinamika perekonomian daerah

adalah melalui desiminasi hasil-hasil kajian kepada stakeholders. Kajian yang berada di tangan Saudara

ini juga merupakan bagian dari desiminasi kami kepada stakeholders. Melalui desiminasi ini diharapkan

informasi mengenai perekonomian daerah dapat dipahami secara luas kepada stakeholders. Masing-

masing pihak dapat memanfaatkan informasi yang ada untuk mengambil perannya dalam upaya

perbaikan kinerja ekonomi di masa depan. Kami juga berharap kajian ini dapat menjadi stimulus upaya-

upaya pengembangan daerah melalui kajian-kajian lanjutan. Ide-ide konstruktif yang bermula dari kajian

ini akan memberikan nilai tambah yang sangat berarti bagi kajian ini.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan khususnya Pemerintah Daerah

Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akademisi, dan instansi pemerintah lainnya. Kami

menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam Kajian Ekonomi Regional masih jauh dari sempurna,

sehingga saran, kritik dan dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat diharapkan guna

peningkatan kualitas analisis kajian.

Akhir kata, kami berharap semoga Kajian Ekonomi Regional ini bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, Mei 2011

BANK INDONESIA DENPASAR

Jeffrey Kairupan

Pemimpin

1  

Page 4: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

■ DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI 2

DAFTAR GRAFIK 4

DAFTAR TABEL 6

DAFTAR BOKS 6

Tabel Indikator Ekonomi 7

Ringkasan Eksekutif 11

BAB 1. MAKRO EKONOMI REGIONAL 15

1.1. SISI PENAWARAN 15

1.1.1. Sektor Pertanian 16

1.1.2. Sektor Industri Pengolahan 17

1.1.3. Sektor Listrik, Gas dan Air 19

1.1.4. Sektor Bangunan 20

1.1.5. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 20

1.1.6. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 23

1.1.7. Sektor Keuangan dan Persewaan 23

1.1.8. Sektor Jasa-jasa 24

1.2. SISI PERMINTAAN 25

1.2.1. Konsumsi 25

1.2.2. Investasi 27

1.2.3. Ekspor Impor 28

BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI 35

2.1. KONDISI UMUM 35

2.2. INFLASI BULANAN M-T-M 37

2.3. DISAGREGASI INFLASI 40

2.4. FAKTOR PENYEBAB INFLASI 41

BAB 3. KINERJA PERBANKAN DAERAH 45

3.1. PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM 45

3.1.1. Kondisi Umum 45

3.1.2. Pelaksanaan Fungsi Intermediasi 47

3.1.2.1. Penghimpunan Dana 48

3.1.2.2. Penyaluran Kredit 49

3.1.2.3. Non Performing Loan (NPL) 51

2  

Page 5: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

3.2. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 52

BAB 4. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 57

4.1. PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 57

4.1.1. Perkembangan Aliran Masuk/Keluar dan Kegiatan Penukaran 57

4.1.2. Perkembangan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) 59

4.1.3. Uang Palsu 59

4.2. PERKEMBANGAN TRANSAKSI NON TUNAI 59

4.2.1. Kliring Lokal 59

4.2.2. Real Time Gross Settlement (RTGS) 61

BAB 5. KEUANGAN DAERAH 63

5.1. REALISASI PENDAPATAN 63

5.2. REALISASI BELANJA 64

5.3. REALISASI PEMBIAYAAN 65

BAB 6. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 67

6.1. PENGURANGAN ANGKA KEMISKINAN 67

6.2. PENGURANGAN ANGKA PENGANGGURAN 68

BAB 7. OUTLOOK 71

7.1. MAKRO EKONOMI REGIONAL TRIWULAN II-2011 71

7.2. INFLASI REGIONAL TRIWULAN II-2011 72

7.3. KINERJA PERBANKAN DAERAH 73

3  

Page 6: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

■ DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1.1. Kontribusi Sektor Ekonomi PDRB Provinsi Bali 16

Grafik 1.2. Kredit Sektor Pertanian 17

Grafik 1.3. Konsumsi Listrik Industri dan Jumlah Pelanggan Industri 18

Grafik 1.4. Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Manufaktur 18

Grafik 1.5. Kredit Sektor Industri 18

Grafik 1.6. Konsumsi Listrik di Bali 19

Grafik 1.7. Jumlah Pelanggan Listrik 19

Grafik 1.8. Kredit Sektor Listrik, Gas dan Air 19

Grafik 1.9. Konsumsi Semen 20

Grafik 1.10. Kredit Sektor Bangunan 20

Grafik 1.11. Kunjungan Wisman ke Bali 21

Grafik 1.12. Tingkat Penghunian Kamar dan Rata-rata Lama Menginap Kamar Hotel 21

Grafik 1.13. Asal Wisman yang Berkunjung ke Bali 21

Grafik 1.14. Penerimaan Visa on Arrival 22

Grafik 1.15. Transaksi Valas di 18 PVA di Bali 22

Grafik 1.16. Konsumsi Listrik Bisnis dan Jumlah Pelanggan Bisnis 22

Grafik 1.17. Jumlah Penumpang Pesawat 23

Grafik 1.18. Jumlah Pos Melalui Udara 23

Grafik 1.19. Kredit Bank Umum 23

Grafik 1.20. Kredit Bank Perkreditan Rakyat 24

Grafik 1.21. Pembiayaan LPD 24

Grafik 1.22. Kredit Sektor Jasa 24

Grafik 1.23. Indeks Keyakinan Konsumen 25

Grafik 1.24. Konsumsi Listrik Rumah Tangga dan Jumlah Pelanggan RT 26

Grafik 1.25. Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini 26

Grafik 1.26. Nilai Tukar Petani 26

Grafik 1.27. Kredit Konsumsi 26

Grafik 1.28. Impor Barang Modal 27

Grafik 1.29. Kredit Investasi 27

Grafik 1.30. Perkembangan Nilai Ekspor Bali 28

Grafik 1.31. Perkembangan Volume Ekspor 28

Grafik 1.32. Pangsa Nilai Ekspor Provinsi Bali 28

Grafik 1.33. Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Utama Bali 29

Grafik 1.34. Negara Pembeli Utama Ekspor Bali 29

Grafik 1.35. Perkembangan Nilai Impor Bali 30

4  

Page 7: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Halaman

Grafik 1.36. Perkembangan Volume Impor Bali 30

Grafik 1.37. Pangsa Impor Provinsi Bali Berdasarkan Negara Asal 30

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Denpasar 36

Grafik 2.2. Inflasi Bulanan Denpasar (% m-t-m) Januari 2011 37

Grafik 2.3. Inflasi Bulanan Denpasar (% m-t-m) Februari 2011 38

Grafik 2.4. Perkembangan Harga Beras 39

Grafik 2.5. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 39

Grafik 2.6. Inflasi Bulanan Denpasar (% m-t-m) Maret 2011 39

Grafik 2.7. Disagregasi Inflasi (y-o-y) Maret 2011 40

Grafik 2.8. Disagregasi Inflasi (m-t-m) Maret 2011 40

Grafik 2.9. Hasil Survey Perkembangan Kegiatan Usaha dan Kapasitas Produksi Pangan 41

Grafik 2.10. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Padi 41

Grafik 2.11. Perkembangan Rata-rata Curah Hujan Bulanan 42

Grafik 3.1. Pertumbuhan Tahunan Aset, Dana, Kredit 46

Grafik 3.2. Komposisi, Kredit, DPK dan Aset Menurut Kelompok Bank 46

Grafik 3.3. Jaringan Kantor Bank Umum 47

Grafik 3.4. Jumlah Nasabah Penyimpan dan Debitur 47

Grafik 3.5. Perkembangan LDR Bank Umum 47

Grafik 3.6. Komposisi DPK Bank Umum 49

Grafik 3.7. Pertumbuhan DPK 49

Grafik 3.8. Pertumbuhan Kredit Perbankan 49

Grafik 3.9. Komposisi Kredit 49

Grafik 3.10. Kredit Berdasarkan Sektor 50

Grafik 3.11. Pertumbuhan Aset, Kredit, dan LDR 52

Grafik 3.12. Komposisi Kredit terhadap Aset dan Pertumbuhan Kredit 52

Grafik 4.1. Perkembangan Uang Kartal di Bali 58

Grafik 4.2. Perkembangan Kegiatan Kas Keliling 58

Grafik 4.3. Perkembangan Kegiatan PTTB 59

Grafik 4.4. Perkembangan Kliring 61

Grafik 4.5. Perkembangan Tolakan Cek/BG Kosong 61

Grafik 4.6. Perkembangan Transaksi RTGS From 61

Grafik 4.7. Perkembangan Transaksi RTGS To 61

Grafik 4.7. Perkembangan Transaksi RTGS From - To 62

Grafik 5.1. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Bali 2007 - 2010 64

Grafik 6.1. Penduduk Miskin Provinsi Bali 2005 - 2011 67

Grafik 6.2. Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja 69

Grafik 7.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bali 71

5  

Page 8: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Halaman

Grafik 7.2. Perkembangan Kegiatan Usaha 71

Grafik 7.3. Perkembangan dan Proyeksi Inflasi Bali Triwulan II-2011 73

G

rafik 7.4. Ekspektasi Konsumen Terhadap Barang dan Jasa 73

■ DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari sisi penawaran, 2009 – 2011 (% y-o-y) 15

Tabel 1.2. Produksi dan Luas Panen Padi – Palawija per subround di Bali, 2010 – 2011 16

Tabel 1.3. Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari Sisi Permintaan, 2009 – 2011 25

Tabel 2.1. Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang (%) 35

Tabel 2.2. Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang 37

Tabel 3.1. Perkembangan Usaha Bank Umum di Bali (dalam miliar Rp) 46

Tabel 3.2. Perkembangan Kredit Menurut Sektor 50

Tabel 4.1. Perkembangan Uang Kartal di Bali 57

Tabel 4.2. Perkembangan Perputaran Kliring, Cek/BG Kosong di Bali 60

Tabel 5.1. APBD Provinsi Bali 66

Tabel 6.1. Kondisi Kemiskinan di Bali 2010 68

■ DAFTAR BOKS

Halaman

Boks A. Simantri dan Perwujudan Kesejahteraan Petani Bali 31

Boks B. Membangun Interkoneksi Daerah Tujuan Wisata di Indonesia 33

Boks C. Menangkap Peluang Ekspor Ikan Tuna 43

Boks D. Respon Perbankan Atas Aturan Informasi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) 54

6  

Page 9: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

■ Tabel Indikator Ekonomi Bali I. INFLASI DAN PDRB

2011Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw II Tw IV Tw I

MAKRO

Indeks Harga Konsumen 113.84 113.15 115.15 116.33 117.98 119.47 123.97 125.75 127.33

Laju Inflasi Tahunan (% y-o-y) 8.93 5.80 4.39 4.37 3.64 5.59 7.66 8.10 7.93

PDRB Harga Konstan (miliar Rp) 6,699 6,761 6,891 6,940 7,024 7,149 7,316 7,391 7,446

- Pertanian 1,400 1,416 1,426 1,404 1,417 1,458 1,428 1,442 1,457

- Pertambangan dan Penggalian 39 39 40 40 42 45 50 51 51

- Industri Pengolahan 673 683 702 710 717 727 744 748 747

- Listrik, Gas, dan Air Bersih 101 102 103 104 107 109 111 112 114

- Bangunan 265 266 268 270 278 283 290 295 299

- Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2,137 2,151 2,186 2,183 2,226 2,262 2,350 2,371 2,409

- Pengangkutan dan Komunikasi 751 752 755 758 771 782 817 821 804

- Keuangan dan Persewaan 458 460 483 498 501 506 516 518 523

- Jasa-jasa 876 891 928 974 964 977 1,011 1,033 1,042

Pertumbuhan PDRB (% y-o-y) 7.77 5.64 4.34 3.73 4.85 5.74 6.18 6.50 6.01

Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) (*) 130.60 141.38 142.73 141.68 151.32 190.07 165.24 166.43 148.56

Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) (*) 37.85 43.89 89.78 46.23 42.68 117.74 92.67 50.14 32.81

Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) (*) 27.49 33.52 149.24 26.60 26.20 30.68 23.01 49.08 25.93

Volume Impor Nonmigas (ribu ton) (*) 6.30 14.86 4.09 2.99 3.31 2.52 1.88 12.14 9.32

Indikator2009 2010

7  

Page 10: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

2011Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

P

ERBANKAN

nk Umum :Total Aset (Rp Triliun) 33.35 33.84 35.49 36.57 36.10 36.76 39.90 43.71 44.52

PK (Rp Triliun) 29.37 29.50 31.36 32.25 32.30 33.65 35.73 37.85 38.54- Giro (Rp Triliun) 6.79 6.81 7.18 6.47 6.41 7.01 7.72 7.29 7.93- Tabungan (Rp Triliun) 12.89 13.05 13.94 15.25 14.71 15.29 16.31 17.86 17.95- Deposito (Rp Triliun) 9.68 9.64 10.25 10.53 11.18 11.35 11.71 12.70 12.66

redit (Rp Triliun) - berdasarkan kantor cabang 16.75 17.27 18.31 19.50 20.35 21.78 22.98 24.83 25.35- Modal Kerja 7.08 7.21 7.71 8.19 8.25 8.93 9.52 10.55 10.54- Investasi 2.61 2.62 2.81 3.10 3.47 3.78 4.00 4.41 4.46- Konsumsi 7.06 7.44 7.80 8.21 8.63 9.08 9.46 9.87 10.35- LDR 57.03 58.53 58.39 60.47 63.00 64.74 64.31 65.61 65.79- NPL 2.30 2.03 3.05 2.70 2.53 2.45 2.53 1.92 2.16

redit UMKM (Rp Triliun) 14.10 14.64 15.58 16.39 17.16 18.31 19.13 20.35 21.14- Rasio kredit MKM (%) 84.20 84.79 85.05 84.07 84.36 84.07 83.23 81.97 83.38- NPL MKM gross (%) 1.81 1.80 1.93 1.73 1.73 1.70 1.56 1.26 1.43

R : otal Aset (Rp Triliun) 2.39 2.49 2.49 2.69 2.83 2.96 3.14 3.43 3.72PK (Rp Triliun) 1.53 1.62 1.67 1.81 1.95 2.01 2.13 2.33 2.56- Tabungan (Rp Triliun) 0.54 0.57 0.58 0.63 0.66 0.67 0.70 0.74 0.80- Deposito (Rp Triliun) 0.99 1.04 1.08 1.18 1.29 1.34 1.44 1.59 1.76

redit (Rp Triliun) - berdasarkan lokasi proyek 1.53 1.62 1.67 1.81 1.95 2.01 2.13 2.67 2.86- Modal Kerja 1.05 1.09 1.13 1.16 1.22 1.27 1.30 1.40 1.48- Investasi 0.13 0.14 0.14 0.15 0.16 0.18 0.19 0.21 0.23- Konsumsi 0.66 0.70 0.75 0.81 0.85 0.91 0.99 1.05 1.15

Kredit UMKM (Rp Triliun) 1.53 1.62 1.67 1.81 1.95 2.01 2.13 2.67 2.86asio NPL gross (%) 4.65 6.87 6.99 5.97 6.47 3.94 4.22 3.67 4.43

DR (%) 79.09 81.30 83.97 81.95 82.22 83.42 83.36 81.03 80.72

Indikator2009 2010

Ba

D

K

K

BPTD

K

R

L

II. PERBANKAN

8  

Page 11: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

2011Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

Tr

ansaksi Tunaiflow (Rp Triliun) 980 323 251 659 972 584 909 744 1,397

Outflow (Rp Triliun) 471 529 1,221 1,067 535 1,023 1,815 1,631 1,111 emusnahan Uang (Jutaan lembar/keping) 154 124 159 132 357 288 284 617 954 ansaksi Non TunaiGS From :

ominal Transaksi RTGS From (Milyar Rp) 13,005 16,374 8,147 13,876 14,178 16,533 19,449 23,571 20,341 olume Transaksi RTGS From (Milyar Rp) 12,166 14,112 13,473 14,855 14,264 15,402 16,239 19,490 15,626 GS To :

Nominal Transaksi RTGS To (Milyar Rp) 7,473 8,354 7,557 9,507 8,198 9,378 10,976 11,222 11,207 olume Transaksi RTGS To (Milyar Rp) 11,815 14,238 14,605 16,964 16,122 17,570 19,362 20,809 18,347 GS From -To :

ominal Transaksi RTGS To (Milyar Rp) 2,370 2,681 2,008 3,064 2,845 2,905 3,278 3,547 3,357 olume Transaksi RTGS To (Milyar Rp) 3,119 3,775 3,457 4,106 4,048 4,216 4,424 4,704 4,751 iring :

ominal Kliring (Milyar Rp) 4,959 6,291 6,775 7,137 7,046 7,147 7,817 8,347 8,284 Volume Kliring (Ribu Lembar) 342 433 449 441 446 435 458 450 462

ominal Tolakan Cek/BG Kosong (Milyar Rp) 227 173 188 193 198 173 175 341 191

olume Tolakan Cek/BG Kosong (Ribu Lembar) 7,344 7,048 7,455 7,284 7,019 7,540 7,168 7,484 7,772

Indikator2009 2010

In

PTrRTNVRT

VRTNVKlN

N

V

III. SISTEM PEMBAYARAN

9  

Page 12: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

10  

Page 13: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Ringkasan Eksekutif

MAKRO EKONOMI REGIONAL Perekonomian Bali pada triwulan I-2011 mencapai 6,01% (y-o-y). Di sisi penawaran pertumbuhan masih didorong oleh PHR Dari sisi permintaan, pertumbuhan didorong oleh konsumsi dan investasi, yang dipengaruhi oleh perayaan hari raya keagamaan dan libur nasional, serta maraknya proyek investasi di tahun 2011.

Perekonomian Bali pada triwulan I-2011 tumbuh positif mencapai 6,01%

(y-o-y), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 6,50%

(y-o-y). Dari sisi penawaran, sektor dominan dalam pembentukan PDRB Provinsi

Bali, yakni sektor PHR, mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya, serta memberikan andil terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi di

triwulan I-2011.

Sementara itu dari sisi permintaan, konsumsi dan investasi merupakan dua

komponen utama dengan andil terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi di

triwulan I-2011. Pertumbuhan konsumsi terutama terjadi pada konsumsi rumah

tangga, yang diperkirakan dipengaruhi oleh maraknya perayaan hari raya

keagamaan, libur nasional dan momen pergantian tahun yang meningkatkan

konsumsi masyarakat. Sementara itu membaiknya iklim investasi global dan

domestik diperkirakan telah mendorong positifnya investasi. Maraknya proyek

investasi baik oleh pemerintah maupun swasta diperkirakan juga mendorong

kinerja investasi di awal tahun 2011.

PERKEMBANGAN INFLASI Tekanan inflasi mulai mereda, dengan laju inflasi mencapai 1,26% (q-t-q) atau secara tahunan mencapai 7,93% (y-o-y). Tekanan inflasi di triwulan I-2011 masih bersumber pada komoditas pangan.

Tekanan inflasi di awal tahun mulai mereda, dengan laju inflasi pada

triwulan I-2011 sebesar 1,26% (q-t-q), lebih rendah dibanding triwulan

sebelumnya yang sebesar 1,44% (q-t-q). Sumber tekanan inflasi masih bersumber

pada sub kelompok bumbu-bumbuan (khususnya pada Januari 2011), namun

juga diwarnai oleh satu bulan deflasi sebagai tanda masuknya masa panen

komoditas utama bahan makanan seperti beras. Secara tahunan, laju inflasi Kota

Denpasar pada triwulan I-2011 sebesar 7,93% (y-o-y), lebih rendah dibanding

triwulan sebelumnya yang mencapai 8,10% (y-o-y).

Jika dilihat berdasarkan disagregasinya, tekanan inflasi pada triwulan I-2011

masih bersumber pada komoditas pangan. Sementara itu komoditas non pangan

cenderung stabil.

KINERJA PERBANKAN DAERAH Kinerja perbankan meningkat terutama dari sisi aset dan pengerahan dana masyarakat.

Di awal tahun 2011, walaupun fenomena penyaluran kredit mengalami

perlambatan di awal tahun tetap terjadi, kinerja perbankan meningkat secara

signifikan terutama dari total aset dan pengerahan dana masyarakat. Secara

11  

Page 14: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Pelambatan kredit diikuti dengan peningkatan kualitas NPL, yang mengakibatkan rasio NPL membaik mencapai 2,20%.

keseluruhan, LDR perbankan (bank umum dan BPR di Bali) sedikit menurun dan

berada pada kisaran 65,66%.

Pada triwulan I-2011 aset tumbuh 23,32% (y-o-y), yang didorong oleh

peningkatan DPK, pemupukan modal dan penambahan jumlah bank yang

beroperasi di Bali. DPK pada triwulan I-2011 meningkat 18,42% (y-o-y), dengan

peningkatan terutama terjadi karena peningkatan simpanan dalam bentuk

tabungan dan giro. Tingginya pertumbuhan DPK mengindikasikan bahwa

kegiatan perekonomian masyarakat masih lambat di triwulan I-2011, sehingga

kebutuhan dana tunai di masyarakat masih cukup terbatas.

Aktivitas ekonomi di awal tahun yang belum berjalan secara optimal

menyebabkan rendahnya kebutuhan dana, yang mengakibatkan tingginya

pengerahan dana masyarakat yang diikuti dengan rendahnya penyerapan dalam

bentuk kredit. Kredit pada triwulan I-2011 tumbuh sebesar 23,58% (y-o-y), yang

terutama didorong oleh kredit jenis investasi.

Namun demikian kinerja kredit di awal tahun yang melambat diikuti dengan

peningkatan kualitas kredit. Rasio NPL pada triwulan I-2011 tercatat 2,20%, lebih

baik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 2,56%.

Perbaikan kinerja kualitas kredit di tengah pertumbuhan kredit yang cukup pesar

mengindikasikan bahwa perbankan dapat semakin selektif menyalurkan

fasilitasnya.

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di awal tahun mengalami net inflow. Sementara itu pebayaran non tunai dengan RTGS menurun, mengindikasikan belum banyaknya transaksi non tunai di masyarakat.

Transaksi sistem pembayaran tunai di Provinsi Bali pada triwulan I-2011

mengalami net inflow, yang menunjukkan lebih banyaknya aliran masuk ke BI

dibandingkan aliran uang ke masyarakat. Kondisi ini mengindikasikan bahwa

kebutuhan uang tunai untuk transaksi masih terbatas akibat belum maraknya

aktivitas perekonomian di awal tahun.

Sementara itu dari sisi pembayaran non tunai, terutama menggunakan

RTGS, mengalami penurunan di triwulan I-2011 yang mengindikasikan belum

banyaknya transaksi non tunai yang dilakukan masyarakat. Sementara itu transaksi

dengan menggunakan kliring masih relatif stabil di triwulan I-2011.

KEUANGAN DAERAH Realisasi pendapatan daerah tahun 2010 mencapai 115,41% dibandingkan anggaran perubahannya, utamanya disumbang oleh pajak daerah.

Pada tahun 2010, Anggaran Pendapatan Daerah – Perubahan di Provinsi

Bali mencapai Rp 1,94 triliun, meningkat 5,66% dibanding anggaran yang

ditetapkan di awal tahun. Adapun realisasinya mencapai Rp 2,24 triliun atau

115,41%, yang sebagian besar disumbang oleh pajak daerah yang merupakan

komponen dari PAD. Sementara itu Anggaran Belanja Daerah – Perubahan tahun

12  

Page 15: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Namun realisasi belanja hingga akhir tahun hanya sebesar 81,98%.

2010 sebesar Rp 2,4 triliun, dengan realisasi hingga akhir tahun sebesar 81,98%.

Realisasi belaja daerah yang paling jauh dengan target adalah belanja tidak

terduga dan belanja modal, yang diperkirakan disebabkan oleh adanya proses

tender yang seringkali menyulitkan pelaksanaan realisasi anggaran.

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Pro Growth, Pro Job, Pro Poor dan Pro Evironment masih merupakan fokus utama pemerintah daerah Bali. Angka kemiskinan ditargetkan sebesar 3,95%, sementara itu pada tahun 2010 mencapai 4,77%. Target tingkat pengangguran terbuka 2011 ditargetkan hanya sebesar 2,90%, sementara pada 2010 mencapai 3,06%.

Program pembangunan peningkatan kesejahteraan Bali tetap berupaya

fokus pada pro Growth, pro Job, pro Poor, serta pro Environment. Target

penurunan angka kemiskinan pada 2011 adalah 3,95%, menurun dibanding

tahun 2010 yang sebesar 4,77%. Upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk

mengurangi kesenjangan kemiskinan diantaranya berupa pemberian Jaminan

Kesehatan Bali Mandara (JKBM) dan program bedah rumah. Selain itu pemda juga

melaksanakan program beasiswa pendidikan dan mengembangkan program desa

wisata untuk memecah konsentrasi daerah pusat wisata di Bali.

Dalam kaitannya dengan pengurangan angka pengangguran, keadaan

ketenagakerjaan di Bali juga meningkat. Tingkat pengangguran terbuka di Bali

pada 2011 ditargetkan hanya sebesar 2,90% menurun dibandingkan tingkat

pengangguran 2010 sebesar 3,06%. Stabilitas kinerja pariwisata yang merupakan

pendorong utama adalah salah satu kunci utama dalam menurunkan tingkat

pengangguran. Namun tidak meratanya distrbusi hasil kinerja industri pariwisata

justru memicu migrasi ke pusat-pusat destinasi wisata yang menimbulkan masalah

pengangguran dan kesejahteraan lainnya.

 

OUTLOOK Perekonomian Bali pada triwulan II-2011 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibanding sebelumnya. Pendorong utama di sisi penawaran terutama adalah sektor PHR, sementara dari sisi permintaan didorong oleh konsumsi.

Perekonomian Bali pada triwulan II-2011 diperkirakan masih tumbuh

tinggi dengan angka pertumbuhan ekonomi diperkirakan pada kisaran 6,4 ± 1%

(y-o-y). Dari sisi penawaran, sektor yang diperkirakan akan memberikan andil

terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Bali adalah sektor perdagangan, hotel dan

restoran (PHR), diikuti sektor jasa-jasa yang diperkirakan didorong oleh maraknya

international event yang dilaksanakan di Bali dan tren peningkatan kunjungan

wisatawan (baik domestik maupun mancanegara). Sementara itu dari sisi

permintaan perekonomian Bali masih ditopang oleh konsumsi seiring peningkatan

pendapatan dan peningkatan kunjungan wisatawan. Selain itu pertumbuhan

ekonomi juga ditopang oleh investasi yang semakin meningkat seiring dengan

maraknya proyek-proyek infrastruktur di Bali. Kinerja ekspor diperkirakan masih

mencatat pertumbuhan yang tinggi di triwulan II-2011 walaupun masih terdapat

kekhawatiran adanya penurunan perdagangan luar negeri akibat bencana

tsunami di Jepang yang merupakan negara tujuan ekspor utama Bali.

13  

Page 16: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Tekanan inflasi diperkirakan masih relatif tinggi, dengan ekspektasi inflasi kedepan yang meingkat yang dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan masyarakat. Sementara itu kinerja perbankan daerah diperkirakan akan meningkat baik dari sisi aset, DPK dan Kredit yang didorong oleh semakin tingginya volume kegiatan perekonomian di Bali.

Dari sisi inflasi, tekanan inflasi pada triwulan II-2011 diperkirakan masih

relatif tinggi, dan diperkirakan akan berada dalam kisaran 8 ± 1% (y-o-y).

Ekspektasi inflasi kedepan diperkirakan akan meningkat yang dipengaruhi oleh

peningkatan pendapatan masyarakat pasca kenaikan gaji PNS, serta peningkatan

kunjungan wisatawan. Inflasi triwulan II diperkirakan juga dipengaruhi oleh

masuknya tahun ajaran baru yang meningkatkan inflasi di kelompok pendidikan,

rekreasi dan olah raga.

Kinerja perbankan daerah pada triwulan II-2011 diperkirakan akan

mengalami pertumbuhan dari sisi aset, DPK dan kredit, yang diperkirakan

didorong oleh semakin tingginya volume kegiatan perekonomian Bali yang

disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan kegiatan industri wisata

karena masuknya periode puncak kunjungan baik wisatawan mancanegara

maupun domestik, pelaksanaan hari besar keagamaan yang meningkatkan

konsumsi masyarakat, masuknya tahun ajaran baru, serta peningkatan belanja

pemerintah. Angka pertumbuhan baik aset, kredit, dan DPK di triwulan II-2011

diperkirakan akan lebih tinggi di triwulan II.

14  

Page 17: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Bab 1 Makro Ekonomi Regional

Perekonomian Bali pada triwulan I-2011 tumbuh 6,01% (y-o-y),menurun dibandingkan

pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 6,50% (y-o-y). Dari sisi penawaran, kinerja sektor

perdagangan, hotel dan restoran (PHR) masih mampu tumbuh tinggi seiring dengan masih tingginya

aktivitas pariwisata di awal tahun. Sementara itu di sisi permintaan, tingginya pertumbuhan ekonomi

masih didorong oleh konsumsi terutama konsumsi rumah tangga yang tumbuh meningkat di triwulan I-

2011. Selain didorong oleh konsumsi, investasi juga mulai meningkat seiring dengan maraknya proyek

investasi di tahun 2011.

1.1. SISI PENAWARAN

Pada triwulan I-2011, seluruh sektor perekonomian di Provinsi Bali mampu tumbuh

positif. Jika dilihat dari masing-masing komponen sektoral, pertumbuhan tertinggi di triwulan I-2011

terjadi pada sektor pertambangan. Namun dari andilnya terhadap pertumbuhan ekonomi, sektor

perdagangan, hotel dan restoran (PHR) yang memiliki share 32% terhadap pembentukan PDRB di sisi

penawaran memberikan andil tertinggi sebesar 2,61%.

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari sisi penawaran, 2009 – 2011 (% y-o-y)

2011Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

Pertanian 7.75 8.24 3.53 3.40 5.68 1.27 3.00 0.09 2.70 1.76 2.83 Pertambangan 12.00 11.60 2.98 (3.66)

(0.47)

5.27 7.61 14.98 26.31 28.52 19.43 22.29 Industri 9.51 3.18 4.61 4.74 5.43 6.54 6.43 6.04 5.36 6.08 4.10 Listrik, Gas & Air 4.61 5.05 5.06 4.13 4.71 6.10 6.78 6.90 7.71 6.88 6.84 Bangunan 1.00 0.89 0.97 0.79 0.91 5.12 6.64 8.20 9.48 7.37 7.50 Perdg, Hotel & Rest. 10.03 7.31 5.38 2.59 6.24 4.17 5.17 7.52 8.63 6.39 8.23 Pengangkutan & Kom. 11.93 5.81 2.30 1.05 5.09 2.65 3.92 8.15 8.30 5.77 4.26 Keuangan & Persewaan 2.58 2.76 5.58 2.63 9.45 9.88 6.84 4.02 7.47 4.29 Jasa-Jasa 3.09 4.13 6.50 8.65 5.64 10.04 9.57 9.00 6.04 8.60 8.05 PDRB 7.77 5.64 4.34 3.73 5.33 4.85 5.74 6.18 6.50 5.83 6.01

Sektor2009

20092010

2010

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

Berdasarkan kontribusinya terhadap perekonomian, sektor PHR memiliki kontribusi terbesar

terhadap PDRB Provinsi Bali dengan share mencapai 32,35%, diikuti sektor pertanian dengan share

19,57% serta sektor jasa dengan share 13,97%. Sementara itu sektor dengan angka pertumbuhan

tertinggi, yakni sektor pertambangan hanya masing-masing memiliki share sebesar 0,69%.

15  

Page 18: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Grafik 1.1Kontribusi Sektor Ekonomi PDRB Provinsi Bali

Pertanian19%

Pertambangan1%

Industri10%

LGA2%

Bangunan4%

PHR32%

Pengangkutan11%

Keuangan7%

Jasa14%

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, diolah

1.1.1. Sektor Pertanian

Kinerja sektor pertanian kembali tumbuh meningkat di triwulan I-2011, dengan angka

pertumbuhan mencapai 2,83% (y-o-y). Angka pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibanding triwulan

sebelumnya yang mencapai 2,70% (y-o-y). Peningkatan pertumbuhan di sektor pertanian terutama

ditopang oleh subsektor tanaman bahan makanan yang mampu tumbuh tinggi seiring dengan mulai

masuknya masa panen pada periode Maret – Mei 2011. Kondisi iklim juga mulai membaik yang

mengakibatkan meningkatnya produksi dan luas panen komoditas pertanian.

Tabel 1.2. Produksi dan Luas Panen Padi – Palawija per subround di Bali, 2010 - 2011

L. Panen Produksi L. Panen Produksi L. Panen Produksi L. Panen Produksi(ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton)

ARAM I 2011 55,688 333,470 46,648 251,619 48,600 280,765 150,936 865,854ASEM 2010 51,459 307,328 45,609 245,103 55,122 316,730 152,190 869,160

ARAM I 2011 22,945 50,961 2,015 6,230 2,062 10,477 27,022 67,668ASEM 2010 22,629 49,852 1,913 5,728 2,164 10,775 26,706 66,354

ARAM I 2011 432 553 2,765 2,923 1,774 2,448 4,971 5,924ASEM 2010 901 1,124 2362 2,355 1565 2,075 4827 5,555

Jan - Des

Padi

Jagung

Kedelai

Komoditas/tahunJan - April Mei - Agustus Sep - Des

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) I dari BPS Provinsi Bali terjadi peningkatan produksi dan

luas panen padi di subround I-2011 (periode Januari-April 2011). Produksi padi di subround I-2011

mencapai 333,47 ribu ton atau meningkat 8,51% dibanding realisasi produksi subround I pada Angka

Sementara (ASEM) 2010. Luas panen padi juga meningkat 8,22% dibanding realisasi pada subround I-

16  

Page 19: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

2010, dengan luas panen mencapai 55,69 ribu ha. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada komoditas padi

saja, untuk komoditas non padi seperti jagung juga mengalami peningkatan luas panen dan produksi di

subround I-2011. Peningkatan produksi komoditas pertanian tersebut mengakibatkan peningkatan

kinerja sektor pertanian sepanjang triwulan I-2011.

Sementara itu prompt indicator

sektor pertanian berupa penyaluran kredit

bank umum ke kegiatan usaha pertanian,

perburuan dan kehutanan serta untuk

kegiatan usaha perikanan yang dikucurkan ke

masyarakat sebesar Rp 519 miliar, atau

tumbuh 20,03% (y-o-y). Angka pertumbuhan

tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh

4,39% (y-o-y) dengan realisasi kredit yang

dikucurkan sebesar Rp 512 miliar. Namun

demikian prompt indicator lain berupa hasil

Survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) di

sektor pertanian justru menunjukkan saldo

bersih tertimbang negatif pada triwulan I-

2011.  

Grafik 1.2 Kredit Sektor Pertanian

-20

0

20

40

60

0

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

% y-o-ymiliar Rp

Kredit Sektor Pertanian

g Kredit Sektor Pertanian

Sumber : Bank Indonesia, diolah

 

1.1.2. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pada triwulan I-2011tumbuh 4,10% (y-o-y), lebih rendah dibanding

triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,36% (y-o-y). Kinerja di triwulan I-2011 terutama didorong

oleh meningkatnya kinerja subsektor tekstil, barang kulit, dan alas kaki yang memberikan sumbangan

yang diperkirakan semakin meningkat seiring dengan membaiknya daya beli masyarakat baik domestik

maupun mancanegara. Kinerja sektor industri diperkirakan juga didorong oleh mulai meningkatnya

aktivitas pertanian menjelang masa panen yang mengakibatkan kinerja subsektor pupuk, kimia, dan

bahan dari karet untuk tumbuh meningkat. Namun demikian, aktivitas pariwisata yang meningkat

belum mengakibatkan peningkatan kinerja subsektor makanan, minuman dan tembakau di triwulan I-

2011.

17  

Page 20: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Grafik 1.4 Grafik 1.3 Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor

Manufaktur Konsumsi Listrik Industri

dan Jumlah Pelanggan Industri

-100

-50

0

50

100

150

200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

% y-o-y

g Volume Manufaktur

g Nilai Manufaktur

500

1000

1500

2000

2500

0

10000

20000

30000

40000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

unitRibu KWH

Konsumsi Listrik Industri Jumlah Pelanggan (RHS)

Sumber : Bank Indonesia

Sumber : PLN Distribusi Bali

Prompt indicator sektor industri berupa konsumsi listrik untuk golongan industri juga

mengindikasikan melambatnya pertumbuhan di sektor industri. Konsumsi listrik untuk golongan industri

mengalami kontraksi 1,13% (y-o-y), dengan konsumsi pada triwulan I-2011 sebesar 27.876 ribu KWH.

Jumlah pelanggan listrik industri juga kontraksi 1,86% (y-o-y), dengan jumlah pelanggan 1.957 unit.

Kondisi ekspor manufaktur juga mengalami perlambatan pada triwulan I-2011 baik dari sisi nilai

maupun volume ekspornya. Permintaan ekspor manufaktur diperkirakan akan meningkat kembali di

pertengahan tahun seiring dengan meningkatnya aktivitas perekonomian.

Grafik 1.5

Kredit Sektor Industri Penyaluran kredit bank umum ke sektor

industri juga masih relatif tinggi walaupun

angka pertumbuhannya menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada

triwulan I-2011 penyaluran kredit tumbuh

27,8% (y-o-y), dengan realisasi kredit yang

disalurkan ke sektor tersebut sebesar Rp

849,82 miliar. -10

0

10

20

30

40

50

0

200

400

600

800

1000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

% yoymiliar Rp

Nominal Kredit g kredit (RHS)

Sumber : Bank Indonesia

18  

Page 21: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

1.1.3. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih (LGA) relatif stabil di kisaran 6-7%, dengan

angka pertumbuhan di triwulan I-2011 mencapai 6,84% (y-o-y). Prompt indicator yang mengkonfirmasi

stabilnya pertumbuhan di sektor ini diantaranya adalah konsumsi dan jumlah pelanggan listrik yang

meningkat seiring dengan pelaksanaan program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (Go Grass) yang

dicanangkan oleh PT PLN, yang telah mendorong konsumsi listrik pada triwulan I-2011 meningkat

5,84% (y-o-y), dengan jumlah pelanggan meningkat 6,09% (y-o-y). Hal ini juga selaras dengan hasil

SKDU di sektor LGA yang menunjukkan saldo bersih tertimbang positif pada triwulan I-2011.

Grafik 1.6 Grafik 1.7 Konsumsi Listrik di Bali Jumlah Pelanggan Listrik

Namun demikian stabilnya kinerja sektor

LGA tidak disertai dengan peningkatan

penyaluran kredit bank di sektor ini. Penyaluran

kredit LGA pada triwulan I-2011 justru

mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar

4,52%(y-o-y). Adapun realisasi kredit LGA yang

dikucurkan oleh bank umum di triwulan I-2011

mencapai Rp 11,61 miliar.

-4

0

4

8

12

16

0

200

400

600

800

1000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

% y-o-yjuta KWH

0

1

2

3

4

5

6

7

1800

1900

2000

2100

2200

2300

2400

2500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

% y-o-yRibu Unit

Jumlah Pelanggan g Jumlah Pelanggan (RHS)Konsumsi Listrik g Konsumsi Listrik (RHS)

Sumber : PLN Distribusi Bali Sumber : PLN Distribusi Bali

Grafik 1.8 Kredit Sektor Listrik, Gas, dan Air

-100

0

100

200

300

0.0

4.0

8.0

12.0

16.0

20.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

% y-o-ymiliar RpKredit Sektor Listrikg Kredit Sektor Listrik - (RHS)

Sumber : Bank Indonesia, diolah

19  

Page 22: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

1.1.4. Sektor Bangunan

Kinerja sektor bangunan mampu tumbuh positif walaupun lebih rendah dibanding

triwulan sebelumnya. Angka pertumbuhan pada triwulan I-2011 mencapai 7,50% (y-o-y). Masih

tingginya pertumbuhan sektor bangunan diindikasikan dari hasil Survey Harga Properti Residential yang

menunjukkan rata-rata peningkatan indeks harga properti residensial sebesar 0,19% (q-t-q), atau secara

tahunan sebesar 1,03% (y-o-y).

Prompt indicator di sektor bangunan seperti kredit yang disalurkan ke sektor bangunan justru

mengalami pertumbuhan positif di triwulan I-2011, yaitu meningkat 18,07% (y-o-y) dengan realisasi

kredit yang disalurkan ke masyarakat mencapai Rp 541,63 miliar. Konsumsi semen di triwulan I-2011

juga mengalami peningkatan konsumsi setelah triwulan sebelumnya mengalami kontraksi. Konsumsi

semen ditriwulan I-2011 mecapai 302,58 ribu ton dan mengalami peningkatan 5,40% (y-o-y)

Grafik 1.10

Kredit Sektor Bangunan

-20

0

20

40

60

80

100

0

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

% y-o-ymiliar Rp

Kredit Sektor Bangunang Kredit Sektor Bangunan - (RHS)

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.9 Konsumsi Semen

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0

50

100

150

200

250

300

350

400

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

% y-o-yRibu Ton

Konsumsi Semen g (y-o-y) - (RHS)

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia

1.1.5. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada triwulan I-2011 tumbuh 8,23% (y-

o-y). Tingginya pertumbuhan di sektor ini masih didorong oleh mulai meningkatnya aktivitas pariwisata

sebagai motor utama kinerja di sektor ini, yang terjadi seiring perayaan tahun baru dan banyaknya hari

libur nasional sepanjang triwulan I-2011 (antara lain Tahun Baru Imlek dan Maulid Nabi Muhammad

SAW). Tingginya aktivitas pariwisata diindikasikan oleh jumlah kunjungan wisman ke Bali secara

kumulatif pada triwulan I-2011 yang mencapai 605.813 orang, meningkat 9,91% dibanding periode

yang sama tahun 2010.

Peningkatan jumlah wisman mengakibatkan rata-rata tingkat penghunian kamar di triwulan I-

2011 mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya. Rata-rata tingkat penghunian kamar

20  

Page 23: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

hotel bintang untuk triwulan I-2011 sebesar 63,35% dengan rata-rata masa tinggal selama 3,43 hari

(triwulan sebelumnya 61,63% dengan rata-rata masa tinggal 3,47 hari). Sementara itu untuk hotel non

bintang, tingkat penghunian kamar sebesar 35,89% dengan rata-rata masa tinggal selama 2,99%

(triwulan sebelumnya sebesar 34,84% dengan rata-rata masa tinggal 2,35 hari).

Grafik 1.11 Kunjungan Wisman ke Bali

-40

-20

0

20

40

60

80

0

200000

400000

600000

800000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

% y-o-yorang Jumlah Wismang Jumlah Wisman (RHS)

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah

Grafik 1.12 Tingkat Penghunian Kamar dan Rata-rata Lama

Menginap Kamar Hotel

0.000.501.001.502.002.503.003.504.004.505.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2008 2009 2010 2011

TPK Bintang (LHS)TPK Non Bintang (LHS)Rata-rata menginap Bintang (RHS)Rata-rata menginap Non Bintang (RHS)

% Hari

Jika di breakdown berdasarkan negara

asalnya, mayoritas wisman yang berlibur ke Bali

berasal dari Australia (25,7%), China (9,4%),

Jepang (8,8%), Malaysia (6,6%), serta Taiwan

(4,7%). Jumlah kunjungan wisman asal

Australia meningkat cukup pesat di triwulan I-

2011, dengan angka pertumbuhan mencapai

27,95% (y-o-y). Relatif dekatnya jarak serta

kemudahan sarana transportasi dari Bali ke

Australia diperkirakan mendorong

pertumbuhan wisman dari negara tersebut.

Kontribusi wisman asal Australia semakin

meningkat dari tahun ke tahun, dan semenjak

2008 menggeser dominasi wisman asal Jepang

yang semakin menurun akibat resesi pasca krisis keuangan global. Di triwulan I-2011, jumlah penurunan

wisman asal Jepang semakin meningkat yang diperkirakan diakibatkan oleh penundaan atau

pembatalan kunjungan pasca gempa tsunami Jepang pada 11 Maret 2011.

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

Grafik 1.13 Asal Wisman yang Berkunjung Ke Bali

Australia26%

PRC9%

Japan9%

Malaysia7%

Taiwan5%

South of Korea

5%

Rusia4%

S4%

ingapore

UK3%

USA3%

Other Nationality

25%

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali

Prompt indicator lain seperti Visa on Arrival (VoA) juga mengalami pertumbuhan yang masih

relatif tinggi walaupun tidak setinggi triwulan sebelumnya. Penerimaan VoA pada triwulan I-2011

21  

Page 24: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

tumbuh 11,6% dengan penerimaan VoA sebesar 12,0 juta dolar AS. Sementara itu transaksi valas di 18

authorized money changer di Bali juga mencatatkan pertumbuhan yang relatif tinggi. Transaksi yang

dilaksanakan pada triwulan I-2011 sebesar 162,27 juta dolar AS, atau tumbuh 18,11% (y-o-y).

Prompt indicator lain berupa konsumsi dan jumlah pelanggan listrik untuk golongan bisnis (seperti mall,

pasar, pertokoan, dan pusat bisnis lainnya) meningkat di triwulan I-2011. Konsumsi listrik tercatat mencapai

352,12 MWH atau tumbuh 4,82% (y-o-), dengan jumlah pelanggan sebanyak 222.565 unit, meningkat

11,05% (y-o-y).

Grafik 1.14 Penerimaan Visa on Arrival

-20

0

20

40

60

80

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

% y-o-yribu USD

Penerimaan VoA g Penerimaan Voa

Sumber : PT Bank Rakyat Indonesia

Grafik 1.15 Transaksi Valas di 18 PVA di Bali

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

0.00

40.00

80.00

120.00

160.00

200.00

I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011

Transaksi Valas (Juta USD)growth valas (% yoy) - (RHS)

Juta USD % y-o-y

Sumber : 18 Pedagang Valuta Asing di Bali

Grafik 1.16Konsumsi Listrik Bisnis dan Jumlah

Pelanggan Bisnis

40,000

80,000

120,000

160,000

200,000

240,000

0

100,000

200,000

300,000

400,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 20102011

unitRibu KWH

Konsumsi Listrik Bisnis KWHJumlah Pelanggan Bisnis

Sumber : PLN Distribusi Bali

22  

Page 25: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

1.1.6. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh melambat pada triwulan I-2011. Sektor

ini tumbuh 4,26% (y-o-y). Melambatnya pertumbuhan di sektorini juga dikonfirmasi dengan jumlah

penumpang pesawat di Bandara Ngurah Rai dan jumlah pos melalui udara yang tumbuh melambat di

triwulan I-2011. Penurunan tersebut diperkirakan terjadi karena belum banyaknya aktivitas

perekonomian di awal tahun.

Grafik 1.17 Grafik 1.18 Jumlah Penumpang Pesawat Jumlah Pos Melalui Udara

-100

0

100

200

300

400

500

0

40000

80000

120000

160000

200000

240000

280000

320000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

% y-o-yUnitMasuk Keluar

g Masuk g Keluar

-40

-20

0

20

40

60

0

400

800

1200

1600

2000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

% y-o-yRibu Orang

Kedatangan Keberangkatang Kedatangan g Keberangkatan

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, diolah Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, diolah

1.1.7. Sektor Keuangan dan Persewaan

Sektor keuangan dan persewaan

diperkirakan tumbuh positif, dengan angka

pertumbuhan tumbuh 4,29% (y-o-y).

Pertumbuhan positif di triwulan I-2011

dikonfirmasi oleh indikator-indikator

pembiayaan, baik oleh lembaga keuangan bank

maupun non bank. Dari pembiayaan bank,

outstanding kredit yang disalurkan oleh bank

umum pada triwulan I-2011 tercatat sebesar Rp

25,35 triliun atau tumbuh 24,6% (y-o-y).

Sementara itu penyaluran kredit BPR juga terus

meningkat dengan realisasi kredit yang

dikucurkan mencapai Rp 2,86 triliun atau

mengalami pertumbuhan 28,3% (y-o-y).

Grafik 1.19 Kredit Bank Umum

0

10

20

30

40

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

% y-o-yTriliun Rp

Kredit g Kredit (RHS)

Sumber : Bank Indonesia, diolah

23  

Page 26: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Grafik 1.20 Grafik 1.21 Kredit Bank Perkreditan Rakyat Pinjaman Lembaga Perkreditan Desa

0

10

20

30

40

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

% y-o-yTriliun RpKredit g Kredit (RHS)

051015202530354045

0500

10001500200025003000350040004500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010

% y-o-ymiliar RpKredit g Kredit (RHS)

Sumber : PT Bank Pembangunan Daerah Provinsi Bali Sumber : Bank Indonesia, diolah

Sementara itu untuk lembaga keuangan non bank, outstanding yang disalurkan oleh Lembaga

Perkreditan Desa (LPD) pada triwulan I-2011 yang juga tumbuh positif. Outstanding yang disalurkan

oleh LPD ke masyarakat adalah sebesar Rp 3,92 triliun atau tumbuh 25,7% (y-o-y). Hal ini

mengindikasikan kegiatan pembiayaan baik oleh bank maupun non bank terus tumbuh positif seiring

dengan peningkatan aktivitas perekonomian.

1.1.8. Sektor Jasa-jasa

Sektor jasa-jasa pada triwulan I-2011

tumbuh positif dengan angka pertumbuhan

mencapai 8,05% (y-o-y). Angka pertumbuhan

tersebut meningkat dibanding triwulan

sebelumnya yang tumbuh 6,04% (y-o-y). Prompt

indicator di sektor jasa seperti penyaluran kredit

bank umum di sektor jasa (penyaluran kredit

untuk kegiatan administrasi pemerintahan dan

jamsos ; jasa pendidikan ; jasa kesehatan dan

kegiatan sosial ; jasa kemasyarakatan, sosbud,

hiburan dan perorangan lainnya) tumbuh tinggi

di triwulan I-2011 mencapai 62,46%, dengan

realisasi kredit yang disalurkan mencapai Rp 1,04

triliun.

Grafik 1.22 Kredit Sektor Jasa

-

200.00

400.00

600.00

800.00

1,000.00

1,200.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011

Milyar Rp

Sumber : Bank Indonesia, diolah

24  

Page 27: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

1.2. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, seluruh komponen perekonomian mampu tumbuh positif di

triwulan I-2011. Komponen konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga mencatatkan

pertumbuhan tertinggi di triwulan I-2011, masing-masing sebesar 23,25% dan 13,07% (y-o-y). Jika

dilihat dari andilnya terhadap pertumbuhan ekonomi, komponen konsumsi rumah tangga yang memiliki

share 60,52% terhadap pembentukan PDRB di sisi permintaan memberikan andil tertinggi sebesar

7,42%. Selain konsumsi rumah tangga, komponen investasi juga memberikan andil relatif besar

mencapai 3,00%.

Tabel 1.3. Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari Sisi Permintaan, 2009 – 2011 (% y-o-y)

2011Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

Konsumsi Rumah Tangga 2.95 18.89 23.67 19.96 12.21 18.38 5.68 9.83 12.53 11.21 9.89 13.07Konsumsi Lembaga Nirlaba 8.26 19.52 23.26 15.27 3.80 14.85 4.22 6.15 8.02 8.01 6.62 7.74Konsumsi Pemerintah 7.98 3.66 13.48 11.58 12.69 10.44 9.12 5.39 14.88 10.44 10.01 23.25Investasi/PMTB 23.16 10.01 8.00 8.42 5.71 7.93 19.48 20.75 16.31 11.92 16.92 12.05Ekspor 16.98 2.88 6.90 12.89 22.41 11.46 29.66 17.82 11.43 15.74 18.08 8.31Impor 36.44 31.05 13.95 20.55 13.15 18.84 21.04 12.05 6.45 8.38 11.39 12.64PDRB 5.97 7.77 5.64 4.34 3.73 5.33 4.85 5.74 6.18 6.50 5.83 6.01

Total 2010

Komponen 20082009 Total

20092010

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

1.2.1. Konsumsi

Konsumsi rumah tangga pada

triwulan I-2011 mengalami peningkatan

pertumbuhan dibanding triwulan

sebelumnya. Pertumbuhan konsumsi rumah

tangga pada triwulan I-2011 sebesar 13,07% (y-

o-y). Meningkatnya konsumsi masyarakat di awal

tahun diperkirakan dipengaruhi oleh perayaan

hari raya keagamaan. Selain itu banyaknya hari

libur nasional dan momen pergantian tahun

diperkirakan juga turut mempengaruhi aktivitas

pariwisata sehingga meningkatkan konsumsi

masyarakat. Pertumbuhan konsumsi juga

diindikasikan oleh prompt indicator berupa

konsumsi dan jumlah pelanggan listrik rumah

tangga yang tumbuh 9,72% dan 6,65% (y-o-y).

Grafik 1.23 Indeks Keyakinan Konsumen

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

110.00

120.00

130.00

I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Indeks = 100

Sumber : Bank Indonesia

25  

Page 28: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Grafik 1.24 Grafik 1.25 Konsumsi Listrik dan Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Jumlah Pelanggan Rumah Tangga

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011

Indeks Kondisi Ekonomi Penghasilan Saat IniSupply Lap. Kerja Konsumsi Durable GoodsIndeks = 100

1700

1800

1900

2000

0

100000

200000

300000

400000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010

ribu unitribu KWHKonsumsi Listrik RTJumlah Pelanggan RT (RHS)

Sumber : Bank Indonesia

Sumber : PLN Distribusi Bali

Namun ditengah peningkatan konsumsi, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari hasil Survey

Konsumen KBI Denpasar justru menunjukkan hasil pesimis. Rata-rata IKK di triwulan I-2010 sebesar

91,69%, sedikit meningkat dibanding rata-rata indeks triwulan sebelumnya yang mencapai 90,94%.

Jika dilihat dari komponen pembentuknya, penurunan IKK didorong oleh pesimisnya Indeks Kondisi

Ekonomi Saat Ini yang terutama diakibatkan oleh komponen indeks pembelian barang tahan lama

(durable goods) dan indeks ketersediaan lapangan kerja. Sementara itu indeks penghasilan saat ini mulai

optimis dengan tren meningkat.

Grafik 1.27 Grafik 1.26 Kredit Konsumsi Nilai Tukar Petani

Prompt indicator lain berupa kredit konsumsi juga menunjukkan pertumbuhan positif di

triwulan I-2011. Realisasi penyaluran kredit konsumsi pada triwulan I-2011 mencapai Rp 10,35 triliun

atau meningkat 20% (y-o-y). Sementara itu prompt indicator lain yang mengkonfirmasi pertumbuhan

80

90

100

110

120

130

140

I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011

NTPIndeks yg Diterima PetaniIndeks yg Dibayar PetaniGaris 100

Indeks

0

4

8

12

16

20

24

28

32

36

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

% yoymiliar Rp

Nominal Kredit g Kredit Konsumsi (RHS)

Sumber : Bank Indonesia

26  

Page 29: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

konsumsi adalah rata-rata nilai tukar petani pada triwulan I-2011 yang tercatat sebesar 105,09, lebih

tinggi dibanding rata-rata NTP triwulan sebelumnya yang mencapai 104,19. Peningkatan NTP tersebut

mengindikasikan meningkatnya daya beli petani, sehingga diperkirakan akan mempengaruhi perilaku

konsumsinya.

1.2.2. Investasi

Membaiknya iklim investasi global dan domestik diperkirakan telah mendorong

positifnya investasi. Pertumbuhan investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto) pada triwulan I-2011

sebesar 12,05% (y-o-y), meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Positifnya prospek perekonomian

kedepan diperkirakan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan optimisme pelaku usaha mengenai

kondisi kedepan, yang ditunjukkan dengan positifnya saldo bersih tertimbang perkembangan kegiatan

usaha dari Survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU). Indikasi peningkatan investasi juga ditunjukkan dari

tren peningkatan realisasi investasi baik berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN( maupun

Penanaman Modal Asing (PMA) dalam 3 tahun terakhir.

Namun demikian impor barang modal ke Bali di triwulan I-2011 justru menunjukkan kontraksi

pertumbuhan sebesar 50,36% (y-o-y), dengan realisasi impor barang modal sebesar 5.244 ribu Dolar

AS. Hal ini diperkirakan diakibatkan oleh realisasi impor relatif rendah di triwulan I, namun akan

mencapai puncaknya pada triwulan II dan III.

Grafik 1.28 Grafik 1.29

Impor Barang Modal Kredit Investasi

-5.00

5.00

15.00

25.00

35.00

45.00

55.00

0

1000

2000

3000

4000

5000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008 2009 2010

% y-o-ymiliar Rp

Nominal g (y-o-y) - axis kanan

-100

0

100

200

300

400

500

600

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Impor Barang Modal g impor barang modal (rhs)

Ribu USD ($) % y-o-y

Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia

Prompt indicator yang mengkonfirmasi positifnya pertumbuhan investasi pada triwulan I-2011

adalah kredit investasi yang penyalurannya mencapai Rp 4,46 triliun atau meningkat 18,14% (y-o-y).

Peningkatan investasi bangunan juga diindikasikan oleh pertumbuhan penjualan semen di Bali. Jumlah

penjualan semen sepanjang triwulan I-2011 mencapai 303 ribu ton, meningkat 12,2% (y-o-y). Hal ini

27  

Page 30: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

mengindikasikan masih menariknya investasi di Bali, serta meningkatnya kegiatan investasi seiring

dengan peningkatan aktivitas perekonomian di Bali.

1.2.3. Ekspor Impor

Kinerja ekspor di Bali pada triwulan I-2011 mengalami pertumbuhan yang lebih rendah

dibanding triwulan sebelumnya, dengan angka pertumbuhan mencapai 8,31% (y-o-y). Realisasi

ekspor Bali triwulan I-2011 sebesar 148,56 juta dolar AS, menurun 1,8% (y-o-y). Sementara itu dari sisi

volume, realisasi ekspor pada triwulan I-2011 sebesar 32,81 ribu ton atau menurun 14,66% (y-o-y).

Penurunan volume ekspor terutama terjadi pada ekspor produk manufaktur yang mengalami kontraksi

14,66% (y-o-y).

Grafik 1.30 Grafik 1.31 Perkembangan Nilai Ekspor Bali Perkembangan Volume Ekspor Bali

Terdapat lima jenis produk yang merupakan

komoditas ekspor unggulan di Provinsi Bali, dengan

nilai ekspor kelima komoditas tersebut memiliki

porsi 65,90% terhadap keseluruhan nilai ekspor di

Provinsi Bali. Komoditas utama adalah ikan dan

udang yang menyumbang 17,80% dari

keseluruhan nilai ekspor Bali, diikuti komoditas

pakaian (16,51%), komoditas perhiasan/permata

(11,48%), komoditas kayu dan barang olahan dari

kayu (11,46%), serta komoditas perabot rumah

tangga (8,64%).

-20.0

-10.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

0

40

80

120

160

200

240

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

% y-o-yjuta USDNilai Ekspor g Nilai Ekspor (RHS)

Sumber : Bank Indonesia, diolah

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

-

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Volume Export

g Volume Export (RHS)

Ribu Ton % y-o-y

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.32 Pangsa Nilai Ekspor Provinsi Bali

Ikan dan Udang17.80%

Kayu, Barang dari Kayu11.46%

Pakaian Jadi Bukan

Rajutan16.51%Perhiasan /

Permata11.48%

Perabot, Penerangan

Rumah8.64%

Lainnya34.10%

Sumber : Bank Indonesia, diolah

28  

Page 31: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Namun demikian di triwulan I-2011, seluruh komoditas ekspor utama tersebut mengalami

kontraksi pertumbuhan, kecuali komoditas perhiasan/permata yang meningkat 1,43% (y-o-y). Kontraksi

pertumbuhan terbesar terjadi pada komoditas perabot rumah tangga sebesar 8,05% (y-o-y), diikuti

komoditas kayu dan barang olahan kayu yang mengalami kontraksi 5,86% (y-o-y). Berdasarkan hasil

Liaison yang dilakukan oleh KBI Denpasar, kegiatan ekspor ikan masih diwarnai oleh permasalahan

cuaca dan anomali iklim yang mengganggu penangkapan ikan di laut lepas. Permasalahan ketersediaan

pasokan tersebut menjadi permasalahan ekspor Bali. Namun demikian pasar ekspor memiliki potensi

untuk meningkat seiring dengan membaiknya perekonomian global yang berpotensi meningkatkan

permintaan ekspor di Bali.

Grafik 1.33 Grafik 1.34

Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Utama Bali

Negara Pembeli Utama Ekspor Bali US

17.88%

Japan13.85%

Australia6.60%

Singapore7.70%Hongkong

4.62%

Other Countries49.35%

03 - Ikan dan Udang

Berdasarkan negara pembeli, ekspor terbesar di triwulan I-2011 kepada Amerika Serikat

(17,88%), diikuti Jepang (13,85%) dan Singapura (7,70%). Pertumbuhan ekspor kepada ketiga negara

tersebut juga positif di triwulan I-2011, kecuali ke Singapura yang mengalami kontraksi pertumbuhan

sebesar 2,59% (y-o-y). Bencana tsunami di Jepang yang terjadi di pertengahan Maret 2011 yang

diperkirakan akan berdampak pada penurunan ekspor ke negara tersebut belum terjadi di triwulan I-

2011. Ekspor ke Jepang sepanjang triwulan I-2011 sebesar 20,57 juta dolar AS dengan angka

pertumbuhan mencapai 3,42% (y-o-y).

Sejalan dengan ekspor, nilai tambah impor Bali pada triwulan I-2011 juga mengalami

peningkatan dengan angka pertumbuhan sebesar 12,64% (y-o-y). Pertumbuhan tersebut lebih tinggi

dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,38% (y-o-y). Dari sisi perdagangan internasional, nilai

impor pada triwulan I-2011 tercatat sebesar 25,9 juta dolar AS atau sedikit mengalami kontraksi

mencapai 1,01% (y-o-y). Walaupun dari nilai impor mengalami kontraksi, volume impor pada periode

ini justru meningkat 181,2% (y-o-y), dengan realisasi impor sebesar 9,32 ribu ton. Impor pada triwulan

(40.00)

(20.00)

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

44 - Kayu, Barang dari Kayu62 - Pakaian Jadi Bukan Rajutan71 - Perhiasan / Permata94 - Perabot, Penerangan Rumah

% y-o-y

Sumber : Bank Indonesia, diolah Sumber : Bank Indonesia, diolah

29  

Page 32: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

I-2011 didominasi oleh produk-produk manufaktur, sementara itu realisasi impor untuk produk

pertanian belum banyak dilaksanakan di awal tahun ini.

Grafik 1.36 Grafik 1.35

Perkembangan Volume Impor Bali Perkembangan Nilai Impor Bali

-200-1000100200300400500600700800

0

2

4

6

8

10

12

14

16

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Volume Impor g volume impor - RHS

Ribu Ton % y-o-y

-200

-100

0

100

200

300

400

0

40

80

120

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

% y-o-yjuta USD

Nilai Impor g Nilai Impor (RHS)

Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia

Grafik 1.37 Negara asal impor pada triwulan I-2011

didominasi oleh Hongkong dengan komoditas

utama yang diimpor adalah perhiasan (36,07%),

perak dan platinum (14,34%), dan automatic data

processing machines (11,22%), diikuti Vietnam

dengan komoditas impor utama adalah beras,

serta Amerika Serikat dengan komoditas impor

utama barang-barang optik (11,82%) serta part-

part konstruktsi (9,84%).

Pangsa Impor Provinsi Bali berdasarkan Negara Asal

Hongkong16%

Vietnam16%

USA14%Singapore

13%RRC10%

Taiwan7%

Australia6%

Thailand4%

Germany3%

France3%

Other Countries

8%

Sumber : Bank Indonesia

30  

Page 33: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Boks A.

Simantri dan Perwujudan Kesejahteraan Petani Bali

Program Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009 mulai menunjukkan hasilnya. Simantri yang dimulai dari 10 gabungan kelompok tani (Gapoktan) di 10 desa percontohan pada tahun 2009 telah berkembang hingga 50 Gapoktan di 50 desa atau mencakup 34 kecamatan. Pada tahun 2012 dan 2013 ditargetkan terbentuk 100 Gapoktan pada setiap tahunnya. Target jumlah Gapoktan yang terbentuk hingga akhir 2013 adalah 350 Gapoktan.

Simantri didesain sebagai pendukung utama terwujudnya pertanian Bali dengan bertumpu pada pertanian organik. Tujuannya adalah mencetak petani yang tangguh dan mandiri, peningkatan pendapatan petani dan berujung pada kesejahteraan petani Bali (lihat Gambar 1.C). Pada sistem Simantri, pertanian tidak hanya terintegrasi secara teknis pertanian saja namun juga mengintegrasikan kearifan lokal dan sistem kekerabatan budaya yang kuat pada masyarakat Bali.

Grafik 1A. Grand Design SIMANTRI

MAJUPertanian yang dinamis, bergerak sesuai jati diriyg ditopang dg ITshg petani mjd tangguh & mandiri

DAMAIPertanian yang Kental dgn budaya& agama Hindu,Harmonis antarPetani & klp taniMenuju kedamaian

AMANPertanian yang terhindar dari gangguanFaktor biotik & abiotik ( terutama OPT dan gangguAn iklim) sesuai konsepTri Hita Karana

SEJAHTERAPertanian yang Mampu mewujudkanKemajuan, keamanan & kedamaianYg bermuara pd Penigk pendapatanSerta kecukupan Sandang & pangan

Pembangunan Pertanian menujuBALI MANDARA

(Bali Yang Maju - Aman – Damai – Sejahtera)

Masyarakat Tani MAJU – AMAN – DAMAI – SEJAHTERADambaan Masyarakat BALI

Petani tangguh dan mandiriPendapatan meningkatPetani/ masyarakat sejahtera

SIMANTRI BALI ORGANIK

                                 Sumber : Pemerintah Provinsi Bali

Indikator keberhasilan Simantri adalah pertama, berkembangnya kelembagaan dan sumber daya manusia baik petugas pertanian maupun petani. Sumber daya manusia yang memadai diharapkan mampu mewujudkan tujuan dari Simantri. Optimalisasi penggunaan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui penciptaan lapangan kerja melalui pengembangan diversifikasi usaha pertanian dan industri rumah tangga.

Kedua, berkembangnya intensifikasi dan ekstensifikasi usaha tani. Penguatan sumber daya manusia akan mampu meningkatkan kinerja sektor pertanian baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi pertanian. Peningkatan hasil pertanian yang disertai pemasaran produk pertanian akan meningkatkan profitabilitas pertanian. Hal ini dapat meningkatkan insentif masyarakat untuk terjun ke sektor pertanian. Selain itu, peningkatan kinerja pertanian juga dilakukan melalui efisiensi usaha tani dalam keseluruhan cabang usaha seperti usaha pupuk organik, pangan, biogas, bio urine maupun bio pestisida yang diproduksi

31  

Page 34: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

secara mandiri. Usaha pertanian organik yang berkembang pesat sejalan dengan upaya pemerintah provinsi Bali dalam mewujudkan green economic.

Ketiga, pengembangan skala usaha pertanian yang semakin masif akan mendorong berkembangnya usaha ekonomi perdesaan. Lembaga usaha agribisnis akan perkembang dengan didukung oleh sinergi antara Gapoktan dan Subak Abian. Perkembangan usaha pertanian ditargetkan akan meningkatkan pendapatan petani minimal dua kali lipat.

Hasil evaluasi program Simantri pada tahun 2010 menunjukkan keberhasilan Gapoktan yang menerima pembiayaan Simantri. Subsidi awal Simantri sebesar Rp200 juta per Gapoktan mampu menghasilkan rata-rata 3 ton pupuk organik setiap bulan per kelompok. Harga jual pupuk tersebut adalah Rp500,- per kilogram. Bahkan salah satu Gapoktan di Tabanan mampu menjual pupuknya hingga Rp750,- per kilogram. Limbah ternak juga telah berhasil diolah menjadi bio gas untuk mencukupi kebutuhan energi secara mandiri. Selain itu dari laporan evaluasi juga disampaikan perkembangan usaha pertanian, khususnya perkembangan sapi yang terjadi di setiap gapoktan, menunjukkan jumlah sapi yang dikelola oleh masing-masing gapoktan telah meningkat berkisar 20% - 60% dari jumlah bantuan. Selain peningkatan jumlah ternak, di beberapa gapoktan sinergitas antara perternakan dan pertanian hortikultura telah terjadi, melalui mekanisme pemupukan organik dari limbah ternak.

Ditengah keberhasilan Simantri, masih terdapat beberapa tantangan dalam pelaksanaan Simantri selama ini, yaitu pertama, belum optimalnya dukungan kegiatan khususnya oleh sebagian Kabupaten/Kota dalam pengembangan, pemantapan, dan pengutuhan kegiatan Simantri yang sudah/sedang berjalan. Kedua, pemahaman Simantri di tingkat petani belum utuh, serta bansos Simantri belum dapat memenuhi kebutuhan anggota Gapoktan secara keseluruhan. Ketiga, belum optimalnya pendampingan yang dilaksanakan oleh petugas pedamping Simantri, baik dalam bimbingan teknologi, dinamika kelompok maupun penumbuhan kreatifitas. Oleh sebab itu perlu upaya yang lebih keras baik pemerintah daerah maupun pelaku usaha untuk mencapai tujuan Simantri mewujudkan kesejahteraan petani.

32  

Page 35: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Boks B.

Membangun interkoneksi Daerah Tujuan Wisata di Indonesia

Bali sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia diproyeksikan menjadi motor penggerak

pariwisata nasional. Hal ini sesuai dengan penetapan koridor Bali-Nusa Tenggara sebagai pintu gerbang pariwisata nasional oleh Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional. Untuk mencapai Bali sebagai motor pariwisata dan untuk meningkatkan industri pariwisata di provinsi lain, khususnya di Kawasan Timur

Indonesia, diperlukan konektivitas antar daerah tujuan wisata di Indonesia untuk memudahkan mobilisasi wisatawan khususnya wisatawan mancanegara (wisman). Penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa interkoneksi daerah tujuan wisata di Indonesia khususnya di Indonesia Timur masih belum memadai. Saat ini di Kawasan Timur Indonesia termasuk Bali hanya tersedia empat bandara internasional. Data menunjukkan bahwa Bali masih menjadi destinasi utama wisman di Indonesia Timur (lihat Tabel 1B).

Tabel 1A menunjukkan bahwa konsentrasi kedatangan wisman masih berada di pulau Bali dengan proporsi hingga 98%. Kesiapan infrastruktur dan gencarnya promosi menjadi alasan utama terpusatnya kunjungan wisman ke Bali. Selain faktor kelengkapan objek wisata baik wisata budaya, alam, maupun wisata belanja. Sementara hal tersebut belum dapat dipenuhi oleh provinsi lainnya, umumnya di provinsi lain hanya terdapat sedikit objek wisata, yang menyebabkan kunjungan ke daerah tersebut menjadi terkesan mahal.

Koneksi penerbangan, diharapkan dapat menjadi solusi jangka pendek untuk menggiatkan industri pariwisata di provinsi lain, walaupun saat ini koneksi penerbangan dari Bali ke wilayah Indonesia lainnya masih relatif minim (lihat Gambar 1A). Koneksi penerbangan langsung dari Bali ke wilayah timur Indonesia hanya ke Mataram, Nusa Tenggara Barat; Nusa Tenggara Timur; Timika, Papua dan Makassar, Sulawesi Selatan. Tidak adanya penerbangan langsung menurunkan insentif wisman untuk melanjutkan perjalannya ke daerah tujuan wisata lainnya. Minimnya konektivitas antar daerah tujuan wisata juga dikonfirmasi oleh hasil survey keinginan wisatawan untuk melanjutkan kunjungan wisatanya setelah dari Bali. Hasil survei bank Indonesia terhadap 235 wisman di dua daerah tujuan wisata utama di Bali yaitu Kuta dan Ubud menunjukkan bahwa sebagian besar wisman tidak berkeinginan melanjutkan perjalanan ke daerah tujuan wisata lainnya di luar Bali (35% dari total responden) sementara 32% responden menyatakan melanjutkan perjalanan ke Nusa Tenggara Barat dan 15% responden menyatakan melanjutkan ke Jakarta. Sangat sedikit responden yang menyatakan melanjutkan perjalanan ke Sulawesi, Kalimantan maupun kepulauan Maluku. Penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa kenyamanan akomodasi dan penerbangan langsung menjadi faktor utama pilihan daerah tujuan wisata yang diminati. Fakta ini menunjukkan bahwa konektivitas penerbangan dari Bali ke daerah tujuan wisata lainnya dilengkapi dengan pengembangan infrastruktur menjadi faktor penting dalam mewujudkan Bali sebagai gerbang pariwisata nasional.

Tabel 1B. Kunjungan Wisman di Bandara Internasional Wilayah Timur Indonesia

Jumlah Wisman (orang) Bandara 2008 2009 2010

Ngurah Rai – Bali 2.081.786 2.384.819 2.546.023

Sam Ratulangi – Sulut 21.795 29.715 20.220

Hasanuddin – Sulsel 0 0 16.211

Sepinggan – Kaltim 0 0 10.824

Sumber : BPS Berbagai Provinsi

Grafik 1B. Jalur Penerbangan Kawasan Timur Indonesia

Sumber : Survei Bank Indonesia

33  

Page 36: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

34  

Page 37: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Bab 2 Perkembangan Inflasi

Tekanan Inflasi Kota Denpasar sepanjang triwulan I-2011 diindikasikan mulai mereda dengan

laju inflasi sebesar 1,26% (q-t-q), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya sebesar 1,44% (q-t-q).

Sumber tekanan inflasi pada triwulan I lebih didominasi oleh sub kelompok bumbu-bumbuan khususnya

terjadi pada Januari 2011. Triwulan I-2011 juga diwarnai dengan satu bulan deflasi, sebagai tanda

masuknya masa panen komoditas utama bahan makanan seperti beras.

2.1. KONDISI UMUM

Meskipun tekanan inflasi sepanjang triwulan I-2011 mereda, namun secara tahunan

inflasi masih tinggi dan tercatat sebesar 7,93% (y-o-y). Secara umum laju inflasi Kota Denpasar

pada triwulan I-2011 lebih rendah dibandingkan laju inflasi triwulan sebelumnya yang mencapai 8,10%

(y-o-y). Namun inflasi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional pada periode yang sama

yang mencapai 6,65 % (y-o-y).

Tabel 2.1 Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang (%)

2009 2010 2011 No. Kelompok Barang

Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

Bahan Makanan 1 8.33 9.61 7.29 3.60 14.43 15.04 18.32 16.93 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, & Tembakau 2 12.52 8.63 8.81 9.45 8.14 11.43 10.20 10.00 Perumahan, Air, Listrik, Gas, & Bahan Bakar 3 6.26 5.13 4.63 5.30 4.71 7.83 7.31 6.69 Sandang 4 4.81 3.59 3.59 (0.89) 1.73 1.74 2.92 4.64 Kesehatan 5 18.82 19.39 19.16 1.40 1.29 1.13 1.13 1.99 Pendidikan, Rekreasi, & Olahraga 6 6.19 (1.81) (1.69) (2.46) (2.75) 4.81 4.57 4.63 Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 7 (4.17) (5.15) (2.89) 0.68 0.51 0.22 0.25 1.09

UMUM 5.80 4.39 4.37 3.64 5.59 7.66 8.10 7.93

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Meskipun mereda, sumber tekanan inflasi masih didominasi oleh komoditas pangan dalam

kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau. Secara tahunan

inflasi pada kelompok bahan makanan masih tinggi pada level 16,93% walaupun sedikit mereda

dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 18,32% (y-o-y). Demikian pula inflasi pada kelompok

makanan jadi yang melambat dari 10,20% (y-o-y) pada triwulan IV menjadi 10,00% (y-o-y).

Melemahnya tekanan inflasi pada kelompok bahan manakan dan makanan jadi lebih disebabkan oleh

meredanya tekanan inflasi pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya seiring dengan

masuknya periode panen padi di Bali dan Indonesia pada umumnya. Sementara pelemahan inflasi pada

35  

Page 38: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

kelompok makanan, minuman dan tembakau, terjadi pada komoditas gula pasir yang pasokannya mulai

stabil dengan dibukanya pasokan gula dari Makasar.

Sementara beberapa sub kelompok yang menekan inflasi pada triwulan I-2011 adalah sub

kelompok biaya tempat tinggal, sub kelompok bumbu-bumbuan dan sub kelompok transport yang

memberikan kontribusi terhadap pembentukan inflasi triwulan I-2011 sebesar 0,31%, 0,28% dan

0,27%. Tingginya kontribusi pada sub kelompok biaya tempat tinggal didorong oleh inflasi sebesar

1,71% (y-t-d) yang disebabkan oleh peyesuaian tarif sewa dan kontrak rumah yang umumnya dilakukan

pada pergantian tahun dan tahun ajaran baru, andil inflasi tarif sewa rumah sepanjang triwulan I

mencapai 0,22%. Penyesuaian harga yang dilakukan untuk tarif sewa dan kontrak rumah ini lebih

disebabkan oleh faktor psikologis penyedia jasa yang beranggapan bahwa penyesuaian harga perlu

dilakukan setiap pergantian tahun. Harga tidak terlalu dipengaruhi oleh kesenjangan antara permintaan

dan penawaran.

Sedangkan untuk sub kelompok bumbu-bumbuan yang menglamai inflasi sebesar 17,19% (q-t-

q) sangat dipengaruhi oleh tingginya intensitas hujan sepanjang awal tahun khususnya pada bulan

Januari, berakibat pada penurunan produktivitas beberapa komoditas seperti cabe rawit, bawang merah

dan bawang putih. Tekanan pada sisi suplai komoditas bumbu-bumbuan seiring dengan permintaan

yang relatif stabil menyebabkan harga terdorong meningkat tajam, dengan catatan peningkatan harga

tertinggi terjadi pada komoditas cabe rawit yang sempat mencapai harga di atas Rp 100.000,- per kg.

Sepanjang triwulan I, komoditas bawang putih

memiliki andil terbesar dalam pembentukan

inflasi sebesar 0,29% diikuti dengan

komoditas cabe rawit dengan andil 0,24%.

Sementara inflasi pada sub kelompok

transport terjadi karena adanya penyesuaian

harga jual kendaraan bermotor baru yang

menekan inflasi sebesar 1,92% (q-t-q), dengan

komoditas mobil sebagai pembentuk inflasi

terbesar dalam kelompok ini, sebesar 0,17%.

Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Denpasar

Selain komoditas pada sub kelompok

biaya tempat tinggal, bumbu-bumbuan dan

transport, tekanan inflasi juga bersumber dari

komoditas pangan lainnya, seperti pada sub kelompok minuman tidak beralkohol, sub kelompok ikan

diawetkan, sub kelompok makanan jadi, sub kelompok terlur, susu dan sub kelompok lemak dan

minyak yang masing-masing memiliki kontribusi pembentukan inflasi sebesar 0,17%, 0,16%, 0,13%,

0,07% dan 0,05%. Umumnya inflasi yang terjadi pada sub kelompok tersebut disebabkan karena sisi

suplai. Inflasi pada sub kelompok minuman terjadi karena penyesuaian harga minuman dalam kemasan,

sedangkan pada sub kelompok ikan diawetkan terjadi karena tingginya intensitas hujan yang

menghambat produksi ikan diawetkan.

-2

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

(%)

m-t-m

q-t-q

y-o-y

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

36  

Page 39: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

2.2. INFLASI BULANAN M-T-M

Laju inflasi sepanjang triwulan I-2011 diwarnai dengan satu bulan deflasi, sumber

tekanan terjadi pada bulan Januari. Tekanan harga pada Januari 2011 secara bulanan mengalami

peningkatan sebesar 1,03% (m-t-m). Peningkatan harga terbesar terjadi pada kelompok bahan

makanan dan kelompok transport yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 2,93% (m-t-m) dan

1,26 (m-t-m) dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,69% dan 0,23%.

Tabel 2.2 Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang

I-2011

No. Kelompok Barang Jan Feb Mar

1 Bahan Makanan 2.93 (0.91) (0.64)

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0.29 0.47 1.44

3 Perumahan, Air, Lisrik, Gas, dan Bahan Bakar 0.22 0.43 0.56

4 Sandang 0.08 (0.26) 0.62

5 Kesehatan 0.15 0.69 0.07

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga (0.18) (0.09) (0.03)

7 Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 1.26 0.03 (0.09)

UMUM 1.03 (0.01) 0.24

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Sub kelompok komoditas yang memberikan

andil terbesar dalam pembentukan deflasi

pada Januari 2011 adalah sub kelompok

transport sebesar 0,26% dengan laju inflasi

bulanan sebesar 1,87%. Peningkatan harga

pada sub kelompok ini terjadi karena

penyesuaian harga mobil dan kendaraan roda

dua baru. Hal ini merupakan pola tahunan

dimana pada setiap awal tahun produsen

selalu menerapkan peningkatan harga bagi

kendaaraan sejenis. Sub kelompok lain yang

memberikan sumbangan terhadap inflasi

adalah sub kelompok bumbu-bumbuan, ikan

segar dan sub kelompok padi-padian yang

masing masing mengalami inflasi sebesar

12,99% (m-t-m), 11,93% (m-t-m) dan 1,57%, dengan andil masing-masing sebesar 0,42%, 0,22%,

dan 0,10%. Inflasi yang terjadi pada komoditas pangan ini terjadi karena rendahnya produksi pada

Grafik 2.2 Inflasi Bulanan Kota Denpasar (% m-t-m)

Januari 2011

1.03

2.93

0.29 0.22

0.08

0.15

(0.18)

1.26

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50UMUM Bahan Makanan

Makanan Jadi Perumahan

Sandang Kesehatan

Pendidikan Transpor

% (m-t-m)

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

37  

Page 40: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

bulan Januari dan menyebabkan terkendalanya pasokan. Hal ini disebabkan oleh faktor musim yang

menyebabkan tingginya intensitas curah hujan. Sub kelompok bumbu, komoditas yang mengalami

inflasi terbesar adalah cabe rawit dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,28%, diikuti dengan bawang

putih dengan andil 0,07%. Tingginya harga cabe dan bawang disebabkan sangat terbatasnya pasokan

di pasar, pada bulan tersebut dilaporkan bahwa produksi cabe terkendala oleh hujan dan hama

penyakit yang relatif menjadi lebih sulit diatasi, sementara untuk bawang putih diindikasikan tidak

terjadi panen di sentra bawang baik yang terdapat di Bali maupun luar Bali. Tekanan inflasi pada sub

kelompok padi-padian terjadi pada komoditas beras yang memberikan andil inflasi sebesar 0,10%,

karena terbatasnya pasokan sebagai akibat rendahnya produktivitas pada sub round III di sentra-sentra

penghasil beras.

Pada bulan Februari, tekanan harga

menjadi sangat lambat hingga terjadi deflasi

sebesar 0,01% (m-t-m). Deflasi umumnya

terjadi pada komoditas pada kelompok

pangan utama, seperti beras, ikan, daging

dan telur, yang mendorong deflasi pada

kelompok bahan makanan sebesar 0,91%

(m-t-m). Penurunan indek terbesar terjadi

pada sub kelompok ikan segar, diikuti

dengan sub kelompok padi-padian dan sub

kelompok daging dan hasilnya, masing-

masing sebesar 6,55%, 3,73% dan 1,71%

dengan andil terhadap deflasi sebesar

0,13%, 0,24% dan 0,05%.

Grafik 2.3 Inflasi Bulanan Kota Denpasar (% m-t-m)

Februari 2011

(0.01)

(0.91)

0.47 0.43

(0.26)

0.69

(0.09)

0.03

-1.00

-0.80

-0.60

-0.40

-0.20

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

UMUM Bahan Makanan

Makanan Jadi Perumahan

Sandang Kesehatan

Pendidikan Transpor

% (m-t-m)

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Deflasi pada sub kelompok ikan segar khususnya terjadi pada komoditas udang basah yang

memiliki andil sebesar 0,05%. Sedangkan deflasi pada sub kelompok padi-padian didorong oleh

penurunan harga beras di pasar tradisional berkisar Rp 250,- per kg untuk beras kualitas medium, dan

penurunan ini memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,24%. Penurunan harga beras disebabkan

oleh dimulainya musim panen padi sehingga menambah jumlah pasokan di pasar. Sementara deflasi

pada sub kelompok daging dan hasilnya terjadi pada komoditas daging ayam ras yang mengalami

penurunan harga berkisar Rp 600,- per kg. Sumbangan penurunan harga ini terhadap pembentukan

deflasi adalah 0,08%.

Selain fenomena deflasi, pada bulan Februari, beberapa sub kelompok komoditas juga tercatat

mengalami inflasi yang cukup besar, seperti sub biaya tempat tinggal, makanan jadi, dan sub kelompok

ikan diawetkan dengan inflasi masing-masing sebesar 0,51% (m-t-m), 0,79% (m-t-m) dan 11,12% (m-

t-m) dengan andil 0,09%, 0,08% dan 0,08%. Inflasi pada sub kelompok biaya tempat tinggal terutama

terjadi pada komoditas sewa rumah dengan andil 0,07% terhadap pembentukan harga.

38  

Page 41: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Grafik 2.4 Grafik 2.5 Perkembangan Harga Beras Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2009 2010 2011

Putri Sejati C4 Beras Bali Rojo Lele

Rp / kg

0

20000

40000

60000

80000

5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

2009 2010 2011

Cabe Merah Keriting Cabe Rawit

Bawang Putih

Rp / kg

Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia

Ditahan dengan deflasi pada kelompok bahan makanan, laju perubahan harga pada bulan

Maret mengalami sedikit peningkatan, menyebabkan inflasi terkendali pada level yang rendah, 0,24%

(m-t-m). Fenomena deflasi pada kelompok bahan makanan masih berlanjut hingga akhir triwulan I-2011

dan tercatat sebesar 0,64%. Sub kelompok padi-

padian masih menjadi penyumbang terbesar dalam

pembentukan deflasi dengan komoditas deflator

utama beras. Penurunan harga beras masih

berlanjut hingga Maret, dengan penurunan

berkisar Rp 325,- per kg untuk beras kualitas

medium. Puncak panen yang terjadi pada Maret

dan April berdampak pada penurunan harga yang

diperkirakan akan terjadi sampai dengan April.

Selain pada beras, deflasi juga terjadi pada

komoditas cabe dan sawi hijau yang masing-

masing memberikan andil terhadap deflasi sebesar

0,08%.

Grafik 2.6 Inflasi Bulanan Kota Denpasar (% m-t-m)

Maret 2011

0.24

(0.64)

1.44

0.56 0.62

0.07

(0.03) (0.09)

-1.00

-

1.00

2.00 UMUM Bahan Makanan

Makanan Jadi Perumahan

Sandang Kesehatan

Pendidikan Transpor

% (m-t-m)

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Peningkatan harga pada bulan Maret didorong oleh peningkatan harga pada sub kelompok

minuman tidak beralkohol, biaya tempat tinggal, bumbu-bumbuan dan sub kelompok ikan diawetkan.

Peningkatan harga pada sub kelompok minuman tidak beralkohol mencapai 5,13% (m-t-m), dengan

andil terhadap inflasi sebesar 0,17%. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar dalam

pembentukan inflasi sub kelompok ini adalah air dalam kemasan dengan andil 0,13%, inflasi terjadi

karena peningkatan harga oleh produsen sebesar 13%. Sementara tekanan inflasi pada sub kelompok

biaya tempat tinggal yang mengalami inflasi sebesar 0,85% dengan andil 0,15% bersumber pada

komoditas sewa rumah dengan andil 0,11%. Untuk sub kelompok bumbu-bumbuan, inflasi bersumber

pada komoditas bawang putih dan cabe rawit dengan andil masing-masing terhadap pembentukan

inflasi sebesar 0,07% dan 0,04%. Peningkatan harga komoditas bawang putih dan cabe rawit

disebabkan oleh

39  

Page 42: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

2.3. DISAGREGASI INFLASI

Tekanan inflasi pada triwulan I-2011 masih bersumber pada komoditas pangan,

sedangkan komoditas non pangan cenderung stabil demikian pula dengan komoditas yang

mekanisme pembentukan harganya diatur oleh pemerintah. Komoditas pangan sejak 2010

menjadi faktor penyumbang inflasi terbesar di Bali, hal tersebut berlanjut sampai dengan triwulan I-

2011, dan mendorong inflasi kelompok volatile food pada level 17,16% (y-o-y). Namun demikian secara

triwulanan tekanan pada kelompok ini sangat kecil, inflasi triwulanan tercatat sebesar 0,57% (q-t-q),

karena masuknya musim panen komoditas beras dan peningkatan produksi komoditas bumbu dan

sayuran.

Sementara tekanan inflasi pada kelompok komoditas yang pembentukan hargamya diatur oleh

pemerintah cenderung stabil pada kisaran 5,33% (y-o-y). Tekanan inflasi terbesar pada kelompok ini

terjadi pada bulan Januari sebesar 1,30% (m-t-m) yang disebabkan oleh peningkatan cukai rokok dan

peningkatan BBM non subsidi jenis Pertamax. Sedangkan untuk komoditas lain cenderung stabil,

sehingga pengaruh inflasi kelompok ini relatif cukup kecil terhadap pembentukan inflasi di Bali.

Grafik 2.7 Grafik 2.8 Disagregasi Inflasi (% y-o-y) Maret 2011 Disagregasi Inflasi (% m-t-m) Maret 2011

‐6.00

‐4.00

‐2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1

2008 2009 2010 2011

(% m

‐t‐m

)

Volatile food Administered Price Core

‐5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1

2008 2009 2010 2011

(% y‐o‐y)

Volatile food Administered Price Core

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Walaupun sedikit mengalami peningkatan, inflasi pada kelompok inti dapat dikatakan stabil.

Pada tiwulan I-2011 inflasi inti mencapai 5,55% (y-o-y) atau 1,47% (q-t-q). Tekanan inflasi inti terbesar

terjadi pada bulan Maret sebesar 0,86% (m-t-m) yang disebabkan oleh inflasi pada sub kelompok biaya

tempat tinggal, minuman tidak beralkohol dan sub kelompok ikan diawetkan yang masing-masing

mengalami 0,85% (m-t-m), 5,13% (m-t-m) dan 12,15% (m-t-m). Tingginya inflasi pada ketiga sub

kelompok ini memberikan andil yang cukup besar terhadap inflasi Bali, khususnya pada sub kelompok

biaya tempat tinggal, akibatnya pada Maret 2011, Bali tetap mengalami inflasi walaupun rendah.

40  

Page 43: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

2.4. FAKTOR PENYEBAB INFLASI

Permasalahan terbatasnya pasokan masih menjadi sumber tekanan inflasi yang tinggi

bagi beberapa komoditas bahan makanan dan makanan jadi. Permasalahan pasokan pada

triwulan I-2011 lebih disebabkan oleh faktor cuaca yang menyebabkan curah hujan yang tinggi

sepanjang triwulan I-2011. Tingginya curah hujan menekan produksi melalui sehingga sisi penawaran

menjadi terbatas. Fenomena ini menyebabkan terjadinya cost push inflation bagi berbagai komoditas

pangan seperti bawang putih, cabe rawit, ikan tongkol dan jangki.

Selain tekanan yang berasal dari sisi penawaran, inflasi pada triwulan I-2011 juga dipengaruhi

oleh faktor ekspektasi masyarakat. Faktor ekspektasi berperan dalam pembentukan harga pada

komoditas sewa dan kontrak rumah, serta pembentukan harga mobil. Penyesuaian tarif sewa dn

kontrak rumah pada awal tahun umumnya tidak terjadi karena meningkatnya permintaan namun

karena penyedia jasa beranggapan bahwa pada awal tahun merupakan saat tepat. Demikian pula

halnya dengan penyesuaian harga kendaraan yang disesuaikan pada awal tahun.

Sementara permintaan belum memberikan pengaruh yang signifikan dalam pembentukan

inflasi pada triwulan I, karena permintaan masih cenderung stabil. Peningkatan permintaan yang

mampu mendorong inflasi umumnya terjadi pada saat masyarakat Bali merayakan hari besar

keagamaan maupun pada saat periode puncak kunjungan wisatawan baik manca negara maupun

domestik, yang diperkirakan akan terjadi pada bulan Juni dan Juli.

Grafik 2.9 Hasil Survei Perkembangan Kegiatan Usaha dan

Kapasitas Produksi Usaha Tanaman Pangan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

‐8

‐6

‐4

‐2

0

2

4

6

8

10

12

14

TW I

TW II

TW III

TW IV

TW I

TW II

TW III

TW IV

TW I

TW II

TW III

TW IV

TW I

TW II

TW III

TW IV

TW I

2007 2008 2009 2010 2011

(SB)

(SB)

Perkembangan kegiatan usaha pertanian

Kapasitas produksi sekrtor pertanian (Rhs)

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 2.10 Perkembangan Luas Panen dan Produksi Padi

200

250

300

350

400

30

35

40

45

50

55

60

Jan -Apr

Mei -Ags

Sep -Des

Jan -Apr

Mei -Ags

Sep -Des

Jan -Apr

Mei -Ags

Sep -Des

2009 2010 2011

Luas Panen Produksi - RHS

ribu ha ribu ton

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

41  

Page 44: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Grafik 2.11Perkembangan Rata-rata Curah Hujan Bulanan

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

Jan Feb Mar Apr Mei Jun  Jul Ags Sept Oct  Nov Des

(mm)

2009 2010 2011

Sumber : BMKG

42  

Page 45: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Boks C.

Menangkap Peluang Ekspor Ikan Tuna

 

Bencana Gempa dan tsunami yang melanda Jepang pada 11 Maret 2011 lalu, sempat membuat pelaku usaha yang berhubungan dengan pengusaha negeri Sakura mengkhawatirkan nasib kerjasama mereka. Sebagai pasar ekspor utama ikan tuna dari Bali (pada triwulan I – 2011 mencapai 95,83% dari total ekspor Bali), bencana tersebut diperkirakan akan menurunkan permintaan tuna oleh Jepang. Beberapa hari pasca gempa tsunami, eksportir tuna menyatakan bahwa harga ekspor tuna turun drastis, dari harga sebelumnya ¥ 800 - ¥ 1200/kg menjadi hanya ¥ 400/kg. Penurunan ini diduga disebabkan oleh terhambatnya pelelangan ikan tuna segar di Pasar Tsukiji akibat masih ditutupnya Bandara Narita di Tokyo sebagai pintu masuk ekspor tuna ke Jepang pasca tsunami. Eksportir tuna terpaksa mengalihkan kirimannya ke pasar Nagoya dan Osaka.

Laporan terakhir menunjukkan perkembangan yang lebih baik setelah ekspor tuna dapat dilakukan kembali melalui pasar Tokyo, di samping kedua pasar lain dua hingga tiga minggu pasca gempa dan tsunami. Dampaknya langsung dapat dirasakan oleh eksportir yaitu peningkatan harga jual dari ¥ 400/kg, kini naik menjadi ¥ 800 hingga ¥ 1000/kg dan diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan kualitas tuna yang diekspor.

Perkembangan positif yang terus terjadi tersebut merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan secara optimal oleh eksportir tuna di Bali dan Indonesia pada umumnya. Namun demikian, peluang tersebut diperkirakan belum dapat dipenuhi pelaku usaha tuna dengan segera. Saat ini, permasalahan yang dihadapi eksportir ikan tuna adalah semakin minimnya jumlah ikan (tuna) di perairan laut lepas. Hasil Liaison TW I dan II 2011 menunjukkan bahwa sejak pertengahan TW II 2010 lalu (Mei 2010), terdapat penurunan sebesar 63% dibandingkan periode sebelumnya. Cuaca ekstrim menjadi faktor utama penurunan ekspor tuna pada tahun 2010, karena membuat kapal-kapal penangkap tuna jarang berlayar. Ikan di perairan sekitar Bali mengalami ‘kekosongan’, tidak hanya tuna, namun juga bahan baku ikan dalam kaleng berupa ikan lemuru, tamban, dan ataupun layang yang pada akhirnya harus dibeli dari wilayah Jawa, bahkan beberapa diimpor dari China dan India. Selain itu, kondisi penangkapan tuna dengan menggunakan pukat harimau memicu terjadinya penangkapan tuna berlebih (over fishing) yang mengancam keberlanjutan ketersediaan tuna di perairan Indonesia. Pencurian ikan oleh kapal-kapal asing juga perlu mendapat perhatian yang lebih serius oleh instansi terkait. Selain kekosongan tersebut, ketersediaan umpan juga menjadi kendala dalam kegiatan penangkapan tuna. Terbatasnya ketersediaan umpan di perairan Indonesia dan pembatasan impor umpan, menyebabkan produksi tuna mengalami penurunan.

Gambar 1. Gempa Tsunami Jepang

Gambar 1. Pasar Lelang Tsukiji

43  

Page 46: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

44  

Page 47: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Bab 3 Kinerja Perbankan Daerah

Pada awal 2011, kinerja perbankan meningkat secara signifikan. Total aset dan pengerahan

dana masyarakat mengalami peningkatan, meskipun fenomena awal tahun, dimana penyaluran kredit

mengalami pelambatan tetap terjadi, sehingga secara keseluruhan LDR perbankan (bank umum dan

BPR) di Bali sedikit melambat pada kisaran 65,66%

3.1. PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM 3.1.1. Kondisi Umum

Sampai dengan triwulan 1-2011, aset bank umum di Bali mencapai Rp 44.517 miliar atau

tumbuh sebesar 23,32% (y-o-y). Peningkatan aset yang cukup signifikan didorong oleh peningkatan

pengerahan dana masyarakat (DPK), pemupukan modal dan penambahan jumlah bank yang beroperasi

di Bali. Dalam satu tahun terakhir tercatat dua bank umum yang melakukan operasi dengan membuka

cabang di Bali, selain penambahan jumlah bank, penambahan jumlah cabang juga dilakukan oleh

beberapa bank. Pembukaan kantor dan cabang baru umumnya akan meningkatkan aset perbankan

secara umum melalui peningkatan inflow dana antar kantor (antar kantor pasiva) yang cukup besar dari

luar Bali, khususnya untuk mendukung operasional perbankan. Penambahan jumlah bank yang

beroperasi di Bali juga mampu mengindikasikan bahwa industri keuangan di Bali masih dipandang

potensial oleh kalangan perbankan.

Pertumbuhan penghimpunan DPK yang mencapai Rp 5.994 miliar atau 18,42% (y-o-y),

terutama terjadi karena peningkatan pada simpanan dalam bentuk tabungan sebesar 21,63% (y-o-y).

Selain itu, sumber pendanaan dalam bentuk giro juga mengalami pertumbuhan sebesar 21,11% (y-o-y)

dan simpanan dalam bentuk deposito tumbuh 12,64% (y-o-y). Tingginya pertumbuhan DPK

mengindikasikan bahwa pada triwulan I-2011 kegiatan perekonomian masyarakat masih lambat,

sehingga kebutuhan dana tunai di masyarakat masih cukup terbatas.

45  

Page 48: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Tabel 3.1. Perkembangan Usaha Bank Umum Di Bali (dalam miliar Rp)

2011Tr. I Tr. II Tr. III Tr. IV Tr. I Tr. II Tr. III Tr. IV Tr. I

34,264 35,121 35,890 36,083 36,098 36,759 39,897 43,706 44,517 29,365 29,503 31,364 32,247 32,541 33,648 35,733 37,846 38,535

Deposito 9,683 9,643 10,246 10,526 11,236 11,351 11,709 12,703 12,656 Giro 6,793 6,807 7,182 6,470 6,549 7,014 7,718 7,287 7,931 Tabungan 12,889 13,053 13,936 15,251 14,756 15,283 16,305 17,857 17,948

16,747 17,268 18,314 19,498 20,030 21,387 22,574 24,401 24,753 Modal Kerja 7,082 7,208 7,713 8,188 7,957 8,563 9,145 10,158 10,058 Investasi 2,606 2,621 2,806 3,101 3,396 3,707 3,921 4,310 4,351 Konsumsi 7,059 7,438 7,795 8,209 8,678 9,117 9,507 9,933 10,345

14,101 14,642 15,576 16,393 16,853 17,934 18,750 19,964 20,584 84.20% 84.79% 85.05% 84.07% 84.14% 83.86% 83.06% 81.81% 83.16%

2.30% 2.03% 3.05% 2.70% 2.56% 2.48% 2.56% 1.95% 2.20%LDR 57.03% 58.53% 58.39% 60.47% 61.55% 63.56% 63.17% 64.47% 64.24%

2010

Kredit Umum

Pangsa kredit UMKM

INDIKATOR2009

NPL (Gross)%

AssetDana Pihak Ketiga

Kredit UMKM

Sumber : Bank Indonesia

Pembentukan aset perbankan di Bali, masih sangat dipengaruhi oleh bank-bank pemerintah

(termasuk Bank Pembangunan Daerah) yang mencapai Rp 25.773 miliar atau 57,89% dari total aset

seluruh bank. Besarnya aset bank pemerintah juga didukung oleh besarnya dana pihak ketiga yang

dapat dihimpun oleh bank pemerintah sebesar Rp 22.181 miliar dengan share 57.56%. Demikian juga

penyaluran kredit bank pemerintah yang mencapai Rp 16.769 miliar atau 67,74% dari total kredit

perbankan. Sementara bank swasta nasional yang memiliki jaringan kantor paling besar dengan 315

jaringan kantor di seluruh Bali, memiliki share dalam pembentukan aset sebesar 35,72% dengan nilai

Rp 15.903 miliar. Sedangkan dana pihak ketiga mencapai Rp 13.853 miliar atau 35,95%. Meskipun

mampu mengerahkan dana cukup besar namun penyaluran kredit masih relatif lebih kecil dibandingkan

dengan kemampuan penghimpunan dana sebesar Rp 6.980 miliar atau sebesar 28,28% dari total kredit

perbankan. Hal ini diperkirakan terjadi antara lain karena bank swasta sangat terkonsentrasi di Kota

Denpasar, skala bank yang relatif kecil, serta tingkat kepercayaan masyarakat yang sangat kuat kepada

bank pemerintah.

Grafik 3.2 Komposisi Kredit, DPK dan Aset Menurut

Kelompok Bank  

57.89%

57.56%

67.74%

35.72%

35.95%

28.20%

6.39%

6.49%

4.06%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Aset

DPK

Kredit

(%)

Asing Campurang Swasta Pemerintah

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 3.1

Pertumbuhan Tahunan Aset, DPK dan Kredit

0

5

10

15

20

25

30

35

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

%

AssetDPK Kredit

Sumber : Bank Indonesia

46  

Page 49: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Grafik 3.3 Jaringan Kantor Bank Umum

1

28

88

19

3

110

2

30

134 129

2

16

08 3 5 0 0

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Kan. Pusat Kan. Cabang  KC. Pembantu Kan. Kas Kan. Wilayah Kan. Unit

Bank Pemerintah dan BPD

Bank Swasta

Bank Asing Campuran

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 3.4 Jumlah Nasabah Penyimpan dan Debitur

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

0

50

100

150

200

250

300

Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing 

(nominal dalam

 miliar Rp)

(jumlah rekening ribuan)

Kredit (Rhs)

Rekening 

Sumber : Bank Indonesia

3.1.2. Pelaksanaan Fungsi Intermediasi Aktivitas ekonomi pada triwulan I-2011 yang belum berjalan secara optimal, menyebabkan

rendahnya kebutuhan dana baik dari perbankan maupun dari sektor lainnya. Hal tersebut menyebabkan

tingginya pengerahan dana masyarakat yang diikuti dengan rendahnya penyerapan dalam bentuk

kredit. Ekspansi kredit meskipun tumbuh namun lebih rendah dibanding dengan pertumbuhan pada

triwulan sebelumnya. Kredit tumbuh sebesar

23,58% (y-o-y) atau sebesar Rp 4.723 miliar, lebih

rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 25,15% (y-o-y). Pertumbuhan kredit

terutama disebabkan oleh pertumbuhan kredit

jenis investasi yang mencapai 28,11% (y-o-y).

Pertumbuhan dana yang diikuti pelambatan

penyaluran kredit menyebabkan LDR bank umum

Bali pada triwulan I-2011 menjadi lebih rendah

pada kisaran kisaran 64,24%.

Pembentukan LDR tertinggi terjadi pada

kelompok bank pemerintah yang mencapai 75,60%, diikuti oleh bank swasta nasional sebesar 50,39%

dan bank asing sebesar 40,16%. Sementara itu tiga bank lokal, yang berkantor pusat di Bali memiliki

LDR sebesar 93,18%. Hal ini menunjukkan bahwa bank pemerintah lebih ekspansif dalam penyaluran

kredit dibanding bank swasta, demikian pula dengan bank yang berkantor pusat. Beberapa hal yang

mempengaruhi kondisi tersebut antara lain, jaringan kantor bank pemerintah dan bank lokal yang

mencapai seluruh pelosok Bali, fokus usaha bank pemerintah dan bank lokal adalah penyaluran kredit,

sementara fokus usaha beberapa bank swasta adalah menghimpun dana dengan penyaluran pada

cabang lain, serta skim kredit bank pemerintah dan bank lokal yang lebih bervariasi.

Grafik 3.5 Perkembangan LDR Bank Umum

48.2

51.952.8

50.1

51.850.5

52.954.3

52.5

54.856.1

53.9

55.9

54.253.1

58.93

55.59

57.03 58.39

61.55

64.47 64.24

45

48

51

54

57

60

63

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

%

Sumber : Bank Indonesia

47  

Page 50: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

3.1.2.1. Penghimpunan Dana

Seiring dengan rendahnya kebutuhan likuiditas di masyarakat, DPK pada triwulan I-2011,

mengalami peningkatan 18,42% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sesuai dengan

karakteristik pengendapan DPK, maka DPK yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah dana dalam

bentuk tabungan sebesar 21,63% diikuti dengan giro sebesar 21,11% masing-masing mencapai Rp

17.948 miliar dan Rp 7.931 miliar. Sementara itu simpanan berjangka relatif tumbuh rendah sebesar

12,64% dan mencapai Rp 12.656 miliar, hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan menabung dilakukan

jangka pendek dan akan ditarik dalam waktu dekat.

Dilihat dari komposisi DPK, sebagian besar berupa penempatan simpanan dalam bentuk

tabungan, sebesar 46,58%, dengan pertumbuhan tahunan 21,63%, nominal tabungan tercatat sebesar

Rp17.948 miliar. Pertumbuhan jumlah DPK dalam bentuk tabungan tercatat lebih besar dibanding

triwulan sebelumnya sebesar 17,09%. Rekening tabungan ini umumnya dimiliki oleh perorangan yang

mencapai Rp16.355 miliar atau 91,12% dari total simpanan dalam bentuk tabungan yang terdapat di

bank umum di Bali.

Sementara DPK dalam bentuk deposito yang merupakan simpanan terbesar kedua dengan andil

32,84%, tumbuh sebesar 12,64% (y-o-y), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai

20,68% (y-o-y). Pelambatan simpanan dalam bentuk deposito ini, diperkirakan karana konversi deposito

berjangka pendek oleh perusahaan ke dalam bentuk giro pada awal tahun, sebagai upaya untuk

memudahkan transaksi keuangan. Hal ini diindikasikan oleh penurunan andil deposito milik perusahaan

dari kisaran 15,32% menjadi 10,24%. Sedangkan golongan nasabah yang dominan memiliki deposito

adalah golongan perorangan yang mencapai 74,79%.

Konversi deposito dalam bentuk giro meningkatkan andil pembentukan giro milik perusahaan

menjadi berkisar 36,50% dari total giro dan mencapai Rp 2.895 miliar. Sedangkan dana pemerintah

yang umumnya disimpan dalam bentuk giro di perbankan tercatat sebesar Rp 2.601 miliar atau sebesar

32,80% dari total kredit. Giro yang dimiliki oleh Pemda Bali di perbankan tercatat sebesar Rp. 2.317

miliar atau 29,21% dari total giro, jauh lebih besar dibanding dengan posisi triwulan sebelumnya

sebesar Rp 1.150 miliar atau 15,78% dari total kredit. Tingginya dana pemerintah khususnya dana

Pemda Bali di perbankan dikarenakan, masih rendahnya realisasi belanja pemerintah khususnya untuk

belanja modal dan belanja bagi hasil.

DPK bank umum cenderung didominasi oleh dana-dana jangka pendek, jumlah dana jangka

pendek yang tercatat sebesar 67,16% sedangkan DPK dalam jangka panjang sebesar 32,84%. Dana

jangka pendek, dalam bentuk tabungan dan giro pada bulan Maret 2011 tumbuh sebesar 21,47%

dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Tingginya konsentrasi DPK jangka pendek

menunjukkan bahwa likuiditas perbankan masih memiliki risiko yang cukup tinggi.

48  

Page 51: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

3.1.2.2 Penyaluran Kredit

Secara umum kredit produktif pada triwulan I-2011 tumbuh sebesar 26,92% (y-o-y) atau

melambat dibandingkan dengan ekspansi kredit pada triwulan IV-2010 yang tercatat tumbuh sebesar

28,17% (y-o-y). Pelambatan tersebut diperkirakan karena masih terbatasnya kegiatan perekonomian

dan konsumsi rumah tangga.

Secara nominal, kredit mencapai Rp 24.753 miliar dan mencapai 53,81% dari total aset.

Meskipun melambat, ekspansi kredit pada triwulan I-2011 tetap cukup tinggi, yang diperkirakan karena

adanya kebutuhan dana untuk kegiatan perdagangan yang ralatif stabil, kegiatan usaha properti serta

kebutuhan pendidikan. Sedangkan pelambatan kredit lebih disebabkan oleh melambatnya sektor-sektor

ekonomi seperti, sektor jasa, penyediaan akomodasi dan makan minum, dan sektor industri olahan.

Pelambatan ekspansi kredit pada sektor-sektor tersebut diperkirakan karena industri pariwisata sebagai

pendorong utama perekonomian sedang memasuki masa low season, sehingga sektor-sektor ekonomi

turunannya tidak mampu tumbuh secara optimal.

Grafik 3.6 Komposisi DPK Bank Umum

Giro21%

Tabungan 46%

Deposito 33%

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 3.7 Pertumbuhan DPK

18.42

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

(mili

ar R

p)

%

Nominal DPK (Rhs) Pertumbuhan DPK

 S b B k I d i

Grafik 3.8 Pertumbuhan Kredit Perbankan

-

5

10

15

20

25

30

35

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

(%)

(Mili

ar ru

piah

)

Kredit Pertumbuhan kredit (Rhs)

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 3.9 Komposisi Kredit

Modal kerja 

40.63%

Investasi17.58%

Konsumsi 41.79%

 Sumber : Bank Indonesia

49  

Page 52: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Selaras dengan fenomena awal tahun ini, maka kredit yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah

kredit jenis modal kerja 26,41% (y-o-y), mencapai Rp 10.058 miliar. Peningkatan kredit modal kerja

terutama didorong oleh peningkatan pada sektor perdagangan eceran yang tumbuh relatif stabil,

mengingat perdagangan eceran umumnya merupakan perdagangan untuk kebutuhan rumah tangga

sehari-hari. Sementara untuk kredit jenis investasi yang mencapai Rp 4.351 miliar, meskipun tumbuh

28,11% namun tercatat melambat cukup besar dari 39,01%. Pelambatan yang cukup besar disebabkan

oleh rendahnya permintaan kredit dari sektor bangunan dan sektor transportasi. Demikian pula dengan

kredit jenis konsumsi, tercatat melambat dari 20,99% menjadi 19,21%, pelambatan ini diperkirakan

karena masih rendahnya konsumsi masyarakat, sedangkan faktor yang mampu mendorong konsumsi

masyarakat adalah kebutuhan pendidikan dan pembelian kendaraan khususnya kendaraan roda dua.

Tabel 3.2. Perkembangan Kredit Menurut Sektor (dalam miliar Rp)

2010 2011 Kategori

Tr I Tr II Tr III Tr IV Tr I

Perdagangan 4,861 5,296 6,434 6,784 6,869

Penyedia akomodasi dan makan minum 1,659 1,849 1,968 2,233 1,844

Real estate, sewa dan Konstruksi 1,346 1,129 1,130 1,338 1,721

Pertanian dan perikanan 433 467 546 512 519

Industri olahan 665 668 764 850 850

Bukan Lapangan Usaha 8,630 9,080 9,457 9,873 10,353

Lainnya 2,745 3,287 2,566 3,037 3,198 Sumber : Bank Indonesia

Secara sektoral, kredit produktif didominasi oleh

kredit untuk kegiatan perdagangan yang

mencapai Rp 6.869 miliar dengan andil sebesar

27,09%, diikuti kegiatan peyediaan akomodasi

dan makan minum sebesar Rp 1.844 miliar

dangan andil 7,27%. Kredit yang disalurkan

untuk sektor perdagangan umumnya disalurkan

untuk kredit perdagangan eceran yang

mencapai Rp 4.941 miliar dengan andil 71,93%

dari total kredit perdangan dan 19,49% dari

total kredit. Sedangkan andil kredit untuk

kegitan yang diklasifikasikan bukan lapangan

usaha atau konsumsi yang mencapai Rp 10,353 miliar adalah sebesar 40,83%. Kredit bukan lapangan

Grafik 3.10 Kredit Berdasar Sektor

27.09%

7.27%

6.79%

2.05%3.35%

40.83%

12.61%

Perdagangan 

Penyedia akomodasi dan makan minum 

Real estate, sewa dan Konstruksi 

Pertanian dan perikanan

Industri olahan 

Bukan Lapangan Usaha

Lainnya 

 Sumber : Bank Indonesia

50  

Page 53: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

usaha umumnya disalurkan untuk kredit kepemilikan rumah yang mencapai Rp 5.481 miliar atau

21,62% dari total kredit atau 52,94% dari kredit bukan lapangan usaha.

Sementara kredit untuk pertanian, peternakan dan perikanan hanya sebesar Rp 520 miliar atau

2,05%. Unit usaha yang mendapatkan kredit paling besar adalah unit budidaya sapi potong, budidaya

badi dan unggas, sedangkan unit pada sektor perikanan adalah unit pangkapan ikan tuna. Konsentrasi

kredit kepada kedua unit usaha tersebut disesuaikan dengan karakteristik pertanian dan perikanan serta

tingkat risiko sekor pertanian di Bali. Rendahnya penyaluran kredit kepada kedua sektor yang

merupakan fudamental perekonomian disebabkan oleh, tingginya ketidakpastian dalam kegiatan

pertanian, tingginya ketergantungan dengan alam, serta jaminan pemasaran yang tidak tersedia.

3.1.2.3 Non Performing Loan (NPL)

Kinerja kredit pada awal tahun yang melambat diikuti dengan peningkatan dengan kualitas

kredit. Jumlah kredit yang dikualifikasikan dalam non performing loan, pada triwulan I-2011 tercatat

sebesar Rp 544 miliar, dengan rasio 2,20% lebih baik dibanding dengan periode yang sama tahun

sebelumnya sebesar 2,56%. Perbaikan kinerja kualitas kredit di tengah pertumbuhan kredit yang cukup

pesat mengindikasikan bahwa perbankan dapat semakin selektif menyalurkan fasilitasnya.

Secara nominal, sektor ekonomi yang paling besar menyumbang NPL adalah kredit sektor

perdagangan besar dan eceran sebesar Rp 133 milyar dengan rasio NPL sebesar 1,94%, diikuti dengan

sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar Rp 100 miliar dengan rasio NPL 5,44%.

Sementara nominal NPL kredit sektor lain-lain sebesar Rp 87 miliar dengan rasio NPL sebesar 0,84%.

Sektor dengan rasio NPL tertinggi dimiliki oleh kredit sektor konstruksi dengan rasio NPL sebesar

14,71%, diikuti sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial serta sektor jasa pendidikan dengan raso NPL

masing-masing sebesar 11,45% dan 8,29%.

Sementara kredit untuk sektor pertanian yang penyalurannya relatif rendah 2,05% dari total

kredit memiliki rasio NPL 2,31%. Dua sektor utama lainnya yaitu sektor industri pengolahan dan sektor

real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan masing-masing memiliki rasio NPL sebesar 0,99%

dan 2,80%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyaluran kredit sektor lain-lain relatif lebih aman

dibandingkan sektor produktif lainnya terutama PHR, yang dikarenakan kredit sektor lain-lain sebagian

besar adalah kredit jenis konsumsi yang sebagian besar krediturnya adalah pegawai (baik negeri

maupun swasta) sehingga tingkat kolektibilitas sangat baik karena pembayaran atau pelunasan

dilakukan dengan pemotongan gaji secara langsung. Selain golongan debitur yang relatif sangat aman,

kredit konsumtif yang sebagian besar dialokasikan untuk kepemilikan rumah/tempat tinggal dan

kendaraan bermotor umumnya telah direncanakan skema pembayarannya oleh debitur, sehingga

kelancaran pembayarannya relatif cukup terjaga.

51  

Page 54: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

3.2. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

Pada triwulan I-2011 BPR tercatat memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan bank

umum, aset BPR tumbuh sebesar 31,58% (y-o-y) meningkat dibanding periode sebelumnya yang

tumbuh sebesar 27,55%. Seluruh indikator kinerja perbankan menunjukkan terjadinya peningkatan,

selain aset, DPK dan kredit masing-masing tumbuh sebesar 31,10% (y-o-y) dan 28,25% (y-o-y).

Pertumbuhan aset perbankan pada triwulan I-2011 sangat dipengaruhi oleh meningkatnya DPK yang

mampu dihimpun oleh BPR, hal ini mengindikasikan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap BPR

semakin meningkat. Peningkatan pada sisi DPK memungkinkan BPR untuk meningkatkan ekspansi

kreditnya, sehingga pada triwulan I–2011 loan to deposit ratio mencapai 80,74%.

Tabel 3.3. KINERJA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI BALI (Miliar Rp)

2011Tr. I Tr. II Tr. III Tr. IV Tr. I Tr. II Tr. III Tr. IV Tr. I

1. Total Aset 2,385 2,488 2,489 2,690 2,826 2,963 3,142 3,431 3,718 2. Dana Pihak Ketiga 1,527 1,615 1,667 1,810 1,952 2,013 2,133 2,331 2,559 a. Tabungan 537 570 583 634 660 671 698 743 799 b. Deposito 989 1,045 1,084 1,177 1,292 1,342 1,435 1,588 1,759 3. Kredit 1,843 1,934 2,022 2,113 2,231 2,359 2,487 2,666 2,862 4. LDR (%) 79,09 81.3 83.97 81.95 82.22 83.42 83.36 81.07 80.745. NPLs gross (%) 4,65 6.87 6.99 5.97 6.47 3.94 4.22 3.67 4.43

INDIKATOR2009 2010

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 3.11 Pertumbuhan Aset, Kredit dan LDR  

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

LDR

Milia

r Rp

ASETKREDITLDR (aksis kanan)

 Sumber : Bank Indonesia

Grafik 3.12 Komposisi Kredit terhadap Aset dan

Pertumbuhan Kredit  

10 

15 

20 

25 

30 

35 

40 

66

68

70

72

74

76

78

80

82

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

(%) (%)

komposisi Kredit Pertumbuhan kredit (aksis kanan)

 Sumber : Bank Indonesia

Peningkatan ekspansi kredit dan penghimpunan dana menunjukkan terjadinya peningkatan

pelaksanaan fungsi intermediasi BPR. DPK BPR yang berbentuk deposito dan tabungan tumbuh sebesar

Rp 607 miliar atau 31,10% (y-o-y), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

28,77% (y-o-y). Dari jenisnya, DPK yang umumnya didominasi oleh simpanan dalam bentuk deposito

52  

Page 55: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

yang mencapai Tingginya pertumbuhan dana dan kredit diperkirakan didorong oleh program chaneling

dari bank umum untuk BPR serta berjalannya lingkage program. Selain itu pertumbuhan penghimpunan

dana juga diperkirakan berasal dari besarnya ekspansi kantor BPR ke wilayah-wilayah pedesaan dan

bahkan BPR juga bersaing dengan bank umum dengan beroperasi di daerah perkotaan.

Sementara kredit tumbuh sebesar Rp 553 miliar atau sebesar 26,16% dibandingkan posisi yang

sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit pada triwulan IV-2010 tercatat mengalami peningkatan,

dibandingkat dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 23,01% (y-o-y). Dilihat dari komposisi

kredit terhadap aset BPR, komposisi kredit terhadap aset sedikit mengalami penurunan dari 79,15%

pada triwulan III-2010 menjadi 77,70% pada triwulan IV-2010. Tingginya komposisi kredit

dibandingkan aset BPR mengindikasikan bahwa aktivitas produktif BPR dikonsentrasikan melalui

penyaluran kredit.

Dilihat dari jenis kreditnya, konsentrasi penyaluran kredit BPR tidak berbeda jauh dengan

konsentrasi kredit yang dilakukan oleh bank umum yaitu pada jenis modal kerja dan konsumsi. Ekspansi

kredit BPR lebih difokuskan pada kredit modal kerja dengan porsi penyaluran sebesar 52,58%, diikuti

kredit konsumsi sebesar 39,46% dan kredit investasi sebesar 7,96%. Besarnya porsi kredit untuk sektor

produktif menunjukkan bahwa BPR berusaha berusaha menjaga kualitas kreditnya melalui kinerja usaha

debitur, selain itu hal ini juga mengindikasikan bahwa BPR sangat berperan dalam pembiayaan ekonomi

di daerah pedesaan yang belum tersentuh oleh bank umum.

Sektor ekonomi yang memiliki porsi terbesar dalam penyaluran kredit adalah sektor

perdagangan dan kelompok bukan lapangan usaha. Hal ini dilakukan sebagai bentuk usaha bank untuk

menyesuaikan usahanya dengan kondisi dan karakteristik ekonomi daerah. Penyaluran kredit terbesar

dilakukan untuk sektor perdagangan sebesar 35,35%, diikuti sektor bukan lapangan usaha sebesar

24,08% dan sektor rumah tangga sebesar 15,38%.

Tingginya pertumbuhan kredit pada PBR mampu menjaga rasio LDR yang dibentuk oleh BPR

pada kisaran 81,07%. Peningkatan kredit pada triwulan IV-2010 juga diikuti dengan meningkatnya

kredit yang diklasifikasikan non perform, yang tercermin dari rasio NPL. Rasio NPL pada triwulan IV-

2010 tercatat sebesar 3,67%, lebih kecil dibanding triwulan sebelumnya sebesar 4,22%.

53  

Page 56: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Boks D.

Respon Perbankan atas Aturan Informasi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)

Bank Indonesia melalui Surat Edaran (SE) No. 13/5/DPNP tanggal 8 Februari 2011 yang mulai berlaku

pada 31 Maret 2011 mewajibkan bank dengan total aset di atas Rp 10 triliun untuk mempublikasikan suku bunga dasar kredit dalam rupiah kepada nasabah. Bentuk publikasi suku bunga dasar dilakukan melalui media pengumuman di setiap kantor bank, halaman utama website bank dan pada surat kabar yang dilakukan bersamaan dengan pengumuman Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan untuk posisi akhir Maret, Juni, September dan Desember.

Publikasi suku bunga dasar bertujuan untuk memberikan informasi kepada nasabah terutama yang berkaitan dengan kredit. Informasi ini sangat penting mengingat kredit sebagai produk utama perbankan yang dimanfaatkan oleh masyarakat luas, dan suku bunga merupakan harga dari produk tersebut. Informasi suku bunga yang jelas kepada masyarakat dapat mengurangi informasi yang tidak seimbang (asymmetric informations) antara perbankan dan masyarakat sehingga pada akhirnya diharapkan pemberian kredit menjadi lebih efisien.

Berkaitan dengan hal tersebut, Bank Indonesia Denpasar melaksanakan survei untuk mengetahui respon perbankan terhadap peraturan tersebut. Respon yang positif diharapkan memperlancar pelaksanaan peraturan ini di kemudian hari. Survei ini juga menangkap kemungkinan respon perbankan apabila peraturan ini juga diterapkan pada bank dengan skala yang lebih kecil seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Survei dilakukan pada 25 Bank Umum yang berkantor pusat maupun berkantor cabang di Bali dan 89 BPR. Dari seluruh bank yang dijadikan responden, baru 51 bank yang sudah diwajibkan sedangkan sisanya masih belum diwajibkan. Metode survei dilakukan dengan kuesioner singkat kepada responden.

Hasil survei menunjukkan bahwa proporsi perbankan di Bali yang merespon dengan baik kebijakan tersebut relatif lebih besar. Sebanyak 61 responden atau 53,51% dari total responden menyatakan setuju dengan kebijakan tersebut. Hanya 39 responden atau 34,21% yang tidak setuju, sisanya adalah netral. Lebih lanjut, bagi bank yang telah diwajibkan memberlakuan peraturan tersebut, merespon peraturan tersebut secara lebih baik (lihat Tabel 1D).

Tabel 1B menunjukkan bahwa bank yang telah diwajibkan terindikasi merasa terbantu dalam menentukan strategi perusahaan ke depan. Kondisi persaingan yang ketat (dinyatakan oleh 94,69% keseluruhan responden) diperkirakan membuat bank ingin mengurangi asymmetric information dalam rangka memperkecil kekuatan pasar (market power) bank pesaing. Sementara untuk bank yang belum diwajibkan seperti BPR dengan skala kecil tampaknya masih belum memandang perlu penerapan tersebut

Tabel 1D. Respon Perbankan terhadap Pengumuman SBDK

Grafik 1D. Respon Perbankan

0

10

20

30

40

50

60

Setuju Peraturan SBDK

Nasabah butuh informasi SBDK

53.51 49.56

34.21

50.44

12.28

0.88

Ya

Tidak

Netral

Sumber : Hasil Survei Bank Indonesia Denpasar

Respon Perbankan (%) Total Setuju Tidak Setuju Netral

Bank Umum 68,00 28,00 4,00 100% Perbankan BPR 29,44 35,96 14,60 100% Wajib SBDK 90,20 7,84 1,96 100% Belum wajib 23,81 55,55 20,63 100%

Sumber : Hasil Survei Bank Indonesia Denpasar

54  

Page 57: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Menurut bank, nasabah bank tidak membutuhkan informasi mengenai suku bunga dasar kredit (lihat Gambar 1B). Fakta ini memberikan informasi bahwa dalam persepi perbankan informasi SBDK relatif lebih dibutuhkan oleh perbankan bukan oleh nasabah bank. Analisis lebih lanjut juga menunjukkan pola serupa antara persepsi terhadap respon nasabah dengan respon perbankan terhadap penerapan aturan informasi SBDK (lihat

Tabel 2D). Untuk bank yang belum diwajibkan peraturan informasi SBDK mengganggap informasi tersebut tidak dibutuhkan oleh nasabah, sementara bank yang sudah diwajibkan berpendapat sebaliknya. Penerapan aturan ini diperkirakan tidak berdampak pada kinerja perbankan. Hasil survei menunjukkan indikasi awal bahwa kinerja bank tidak berubah (dinyatakan oleh 63 responden atau 55,75%). Sementara responden yang menyatakan kinerja bank akan meningkat adalah sebanyak 19,47% dan yang menyatakan menurun sebanyak 24,78%. Secara umum upaya mengeliminasi asymmetric information dapat dilakukan dengan aturan tersebut dan mendapat respon yang positif oleh perbankan.

Tabel 2D. Persepsi Perbankan terhadap Kebutuhan Nasabah akan informasi SBDK(%)

Kebutuhan Nasabah akan Informasi SBDK(%)

Total

Butuh Tidak Butuh NetralBank Umum 76,00 24,00 0,00 100% Perbankan BPR 41,57 57,30 1,13 100% Wajib SBDK 72,55 25,49 1,96 100% Belum wajib 30,16 69,84 0,00 100%

Sumber : Hasil Survei Bank Indonesia Denpasar

55  

Page 58: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

56  

Page 59: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Bab 4 Perkembangan Sistem Pembayaran

Transaksi sistem pembayaran tunai di Provinsi Bali pada triwulan I-2011 mengalami net inflow, yang

mengindikasikan kebutuhan uang tunai untuk transaksi masih terbatas di masyarakat akibat belum maraknya

aktivitas perekonomian yang dilakukan di awal tahun. Sementara itu transaksi non tunai terutama

menggunakan RTGS mengalami penurunan di triwulan I-2011, yang mengindikasikan belum banyaknya

transaksi non tunai yang dilakukan masyarakat.

4.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI

4.1.1 Perkembangan Aliran Masuk/Keluar dan Kegiatan Penukaran

Perkembangan aliran uang kartal antara Bank Indonesia dengan perbankan di wilayah Bali

di awal tahun 2011 mengalami net inflow. Kondisi tersebut terjadi karena aliran uang masuk (inflow) ke

Bank Indonesia lebih tinggi dibandingkan aliran uang keluar ke masyarakat Bali (outflow). Kondisi ini

menunjukkan bahwa kebutuhan uang tunai untuk transaksi masih terbatas di masyarakat akibat belum

maraknya aktivitas makro ekonomi yang dilakukan di triwulan I-2011. Selain itu semakin mudahnya transaksi

non tunai dengan menggunakan transfer, uang elektronik, dan alat pembayaran menggunakan kartu juga

mengakibatkan makin berkuranganya kebutuhan uang tunai untuk transaksi.

Jika dilihat dari masing-masing jenis transaksi yang dilakukan, transaksi masuk ke Bank Indonesia

(inflow) mengalami peningkatan di triwulan I-2011. Inflow tercatat sebesar Rp 1.397 miliar, meningkat

dibanding transaksi pada triwulan IV-2010 yang sebesar Rp 744 miliar, atau tumbuh 87,83% (q-t-q).

Sementara itu aliran uang keluar dari Bank Indonesia atau outflow yang diakibatkan oleh penarikan bank-

bank umum tercatat sebesar Rp 1.111 miliar, menurun 31,89% dibandingkan transaksi ada triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 1.631 miliar. Peningkatan transaksi inflow yang dibarengi dengan

penurunan outflow mengakibatkan terjadinya net inflow pada triwulan I-2011 sebesar Rp 286 miliar. Hal ini

mengindikasikan transaksi menggunakan uang kartal relatif minim dilakukan di awal tahun, karena puncak

transaksi ekonomi menggunakan uang kartal telah dilaksanakan pada triwulan-triwulan sebelumnya (terkait

perayaan hari raya keagamaan, musim libur sekolah, serta pergantian tahun ajaran baru). Sehingga kelebihan

likuiditas di masyarakat masuk kembali ke Bank Indonesia.

Tabel 4.1. Perkembangan Transaksi Uang Kartal di Bali (Miliar Rp)

2011 I II III IV I II III IV I

Inflow 980 323 251 659 972 584 909 744 1,397 Outflow 471 529 1,221 1,067 535 1,023 1,815 1,631 1,111

t flow 508 437 286 Penukaran 41 68 120 73 73 72 94 84 84

ang Palsu (dalam lembar) 622 669 469 450 606 537 875 904 1,017

INDIKATOR2009 2010

Ne (206) (970) (408) (440) (906) (888)

U

Sumber : Bank Indonesia Denpasar

57  

Page 60: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Berdasarkan denominasinya, masyarakat Bali pada umumnya mengandalkan uang kertas dalam

transaksi tunai yang dilakukan. Hal tersebut diindikasikan dari dominasi uang kertas baik berupa inflow

maupun outflow yang rata-ratanya mencapai 99,78%. Untuk transaksi tunai menggunakan uang kertas,

transaksi inflow didominasi oleh pecahan Rp 100.000,- dengan nominal mencapai Rp 750,78 miliar, atau

53,76% dari keseluruhan inflow uang kertas, diikuti pecahan Rp 50.000,- dengan nominal sebesar Rp

539,09 miliar atau 38,60% dari keseluruhan transaksi inflow uang kertas. Sementara itu transaksi outflow

juga didominasi oleh kedua pecahan tersebut, dengan nominal masing-masing sebesar Rp 617,90 miliar

(55,85%) dan Rp 374,39 miliar (33,84%).

Sedangkan untuk uang logam, transaksi inflow didominasi oleh uang pecahan Rp 500,- dengan

nominal mencapai Rp 51,75 juta (91,49% dari keseluruhan transaksi inflow uang logam). Sementara itu

transaksi outflow didominasi oleh pecahan Rp 1.000,- dengan nominal mencapai Rp 2,21 miliar (46,32% dari

keseluruhan transaksi outflow uang kertas), diikuti pecahan Rp 500,- dengan nominal mencapai Rp 1,54

miliar (32,19% dari keseluruhan transaksi outflow uang kertas).

Grafik 4.1. Perkembangan Uang Kartal di Bali

(1,500)

(1,000)

(500)

-

500

1,000

1,500

2,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Grafik 4.2. Perkembangan Kegiatan Kas Keliling

-

5

10

15

20

25

30

35

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Nominal Frekuensi Miliar Rp Frekuensi

Sumber : Bank Indonesia Denpasar

Inflow Outflow Net flow

Selain dari inflow dan outflow, kebutuhan uang kartal di Provinsi Bali juga tercermin dari besarnya

kegiatan penukaran. Kegiatan penukaran uang pecahan kecil yang sudah dicabut dilakukan dengan

membuka loket penukaran di Kantor Bank Indonesia Denpasar, serta dengan menggunakan sarana kas

keliling untuk menjangkau penukaran uang di daerah yang relatif jauh dari Kantor Bank Indonesia atau di

pusat-pusat transaksi di suatu daerah.

Frekuensi kas keliling yang dilakukan oleh Bank Indonesia Denpasar pada triwulan I-2011 adalah

sebanyak 20 kali, dengan nominal transaksi sebesar Rp 8,35 miliar. Sementara itu total kegiatan penukaran

pada triwulan I-2011 mencapai Rp 84,26 miliar dengan rata-rata penukaran sebesar Rp 1,38 miliar per hari.

Nominal penukaran meningkat 0,49% dibandingkan triwulan sebelumnya (atau meningkat 16,13%

dibandingkan triwulan I-2010).

Mil

iar

Rp

Sumber : Bank Indonesia Denpasar

58  

Page 61: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

4.1.2 Perkembangan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)

Selain melakukan pengedaran uang, Bank

Indonesia juga melakukan kebijakan clean

money policy untuk menjaga dan

mempertahankan uang yang beredar dalam

keadaan layak edar. Bank Indonesia melakukan

pemberian tanda tidak berharga (PTTB) pada uang

yang telah dicabut dan tidak layak edar. Pada

triwulan I-2011, jumlah uang yang dimusnahkan

meningkat 54,56% dibanding transaksi triwulan

sebelumnya. Tingginya transaksi di akhir tahun

diperkirakan berdampak pada meningkatnya jumlah

uang tidak layak edar pada triwulan I-2011.

Grafik 4.3. Perkembangan Kegiatan PTTB

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Inflow PTTBMiliar Rp

Sumber : Bank Indonesia Denpasar

4.1.3 Uang Palsu

Penemuan uang palsu di wilayah kerja KBI Denpasar mengalami peningkatan dibandingkan

periode sebelumnya. Sepanjang triwulan I-2011 tercatat sebanyak 1.107 lembar uang palsu ditemukan,

meningkat 12,50% dibanding triwulan sebelumnya yang ditemukan sebanyak 904 lembar. Untuk

meminimalisir peredaran uang palsu, KBI Denpasar terus berupaya memberikan sosialisasi ciri-ciri keaslian

nilai rupiah kepada masyarakat.

4.2 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN NON TUNAI

Berkembangnya perekonomian domestik turut mendorong peningkatan kebutuhan terhadap

kegiatan transaksi non tunai, sehingga membutuhkan dorongan kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia

terkait pembayaran non tunai diarahkan pada terciptanya sistem pembayaran yang efektif, efisien, aman dan

handal. Untuk itu Bank Indonesia secara terus menerus melakukan penyempurnaan dan pengembangan

terhadap sistem pembayaran non tunai, baik melalui kliring maupun Bank Indonesia Real Time Gross

Settlement (RTGS), antara lain melalui kebijakan untuk mengurangi risiko pembayaran dan peningkatan

kualitas, serta kapasitas pelayanan sistem pembayaran.

4.2.1 Kliring Lokal

Perkembangan sistem pembayaran di wilayah Bali sepanjang triwulan I-2011 masih relatif

stabil. Transaksi kliring pada triwulan I-2011 tercatat sebanyak 462 ribu lembar senilai Rp 8.242 miliar. Jika

dilihat dari sisi volume, transaksi kliring yang terjadi meningkat dibandingkan periode-periode sebelumnya di

59  

Page 62: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

tahun 2010. Namun secara nominal, pertumbuhannya melambat 0,76% dibandingkan transaksi kliring pada

triwulan IV-2010 yang mencapai Rp 8.347 miliar. Secara triwulanan, hal ini mengindikasikan nominal

transaksi masyarakat yang dilaksanakan melalui kliring relatif menurun di awal tahun dibandingkan triwulan

sebelumnya. Namun jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2010, nominal transaksi masih

meningkat 17,57% (y-o-y). Rata-rata perputaran kliring per hari tercatat sebesar Rp 7.580 miliar dengan rata-

rata nominal per hari sebesar Rp 136 miliar.

Tabel 4.2. Perkembangan Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong (Miliar Rp)

2011

I II III IV I II III IV I

PERPUTARAN KLIRING

embar (Ribuan Lembar) 342 433 449 441 446 435 458 450 462

minal Kliring 4,959 6,291 6,775 7,137 7,046 7,147 7,817 8,347 8,284

Rata-rata lembar per hari (Satuan) 5,805 6,982 7,477 7,117 7,435 7,371 6,365 7,384 7,580

Rata-rata nominal per hari 84 101.36 113 115 117 121.13 109 137 136

TOLAKAN CEK/BG KOSONG

embar (Satuan) 7,344 7,048 7,455 7,284 7,019 7,540 7,168 7,484 7,772

minal Cek/ BG kosong 227 173 188 193 198 173 175 341 191

Rata-rata lembar per hari (Satuan) 41 71.22 124 117 117 127.80 100 123 127

Rata-rata nominal per hari 1.28 1.80 3.13 3.12 3.31 2.94 2.43 5.59 3.14

KETERANGAN 20102009

L No

- -

L No

- -

Sumber : Bank Indonesia Denpasar

Sementara itu penolakan cek/bilyet giro kosong pada triwulan I-2011 tercatat sebanyak 7.772

lembar dengan nominal penolakan sebesar Rp 191 miliar. Jumlah lembar penolakan cek/bilyet giro kosong

meningkat 3,85% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 7.484 lembar. Bila dibandingkan

dengan periode yang sama tahun sebelumnya juga terjadi peningkatan volume transaksi mencapai 10,73%.

Dari sisi nominal, penolakan cek/bilyet giro kosong menurun 43,92% dibandingkan nominal penolakan pada

triwulan sebelumnya yang mencapai Rp 341 miliar. Bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun

2010, nominal penolakan menurun 3,53%.

Secara umum nominal penolakan kliring tersebut sebesar 2,31% dibanding keseluruhan nominal

transaksi kliring, dengan jumlah lembar yang ditolak sebesar 1,68% dibanding keseluruhan lembar kliring.

Relatif rendahnya angka tolakan tersebut mengindikasikan bahwa sistem pembayaran yang diselenggarakan

dapat dikatakan handal.

60  

Page 63: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Grafik 4.4. Perkembangan Kliring

200

300

400

500

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Nominal Kliring Lembar (Ribuan Lembar)

Miliar Rp Ribu Lembar

Sumber : Bank Indonesia Denpasar

Grafik 4.5. Perkembangan Tolakan Cek/BG Kosong

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

0

50

100

150

200

250

300

350

400

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Nominal Cek/ BG kosong Lembar (Satuan)

Miliar Rp Lembar (dlm satuan)

Sumber : Bank Indonesia Denpasar

4.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS)

Sementara itu untuk transaksi non tunai bernilai besar yang menggunakan RTGS pada triwulan I-

2011 justru mengalami penurunan, baik secara nominal maupun volume. Penurunan transaksi RTGS

terjadi baik transfer keluar (RTGS from) maupun transfer masuk ke Bali (RTGS to) dan transaksi antara (RTGS

from – to). Nominal transaksi RTGS to yang menunjukkan pengiriman uang ke Bali menurun 0,13% (q-t-q)

atau menurun Rp 13,35 miliar dibanding triwulan sebelumnya. Demikian pula transaksi RTGS from yang

menurun 13,71% (q-t-q) atau sebesar Rp 3.231 miliar. Penurunan pada transaksi RTGS terjadi seiring dengan

penurunan kebutuhan uang giral seiring dengan belum banyaknya transaksi perekonomian yang dilakukan di

triwulan I-2011.

Grafik 4.6. Perkembangan Transaksi RTGS From

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

0

5,000

25,000RTGS (From) Volume

Miliar Rp Volume

20,000

10,000

15,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Sumber : Bank Indonesia Denpasar

Grafik 4.7. Perkembangan Transaksi RTGS To

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

RTGS (To) Volume

Miliar Rp Volume

Sumber : Bank Indonesia Denpasar

61  

Page 64: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Grafik 4.7. Perkembangan Transaksi

RTGS From - To

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

RTGS (To) Volume

Miliar Rp Volume

Sumber : Bank Indonesia Denpasar

62  

Page 65: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Bab 5 Keuangan Daerah

Pada tahun anggaran 2010, Anggaran Pendapatan Daerah Perubahan Pemerintah Provinsi Bali

mencapai Rp 1,94 triliun meningkat 5,66% dibandingkan anggaran 2010 yang ditetapkan pada awal

tahun. Realisasi pendapatan melebihi target yang ditetapkan dengan tingkat realisasi hingga 115,41%.

Sementara itu, Anggaran Belanja Daerah Perubahan pada tahun 2010 sebesar Rp 2,4 triliun dengan

realisasi sebesar 81,98%. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai

90,05%.

5.1. REALISASI PENDAPATAN Anggaran Pendapatan Perubahan Pemerintah Provinsi Bali (Pemprov) pada tahun 2010

mencapai sebesar Rp 1,94 triliun bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana

Perimbangan yang masing-masing memberikan kontribusi sebesar 56,10% dan 33,89%.

Realisasi pendapatan daerah mencapai Rp2,24 triliun atau 115,41%, sebagian besar disumbang oleh

pajak daerah yang merupakan bagian dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp1,24 triliun (realisasinya

mencapai 129,70%). Sementara itu, tiga komponen PAD lainnya meskipun persentase realisasinya juga

tinggi, nilainya masih di bawah pajak daerah. Retribusi daerah terealisasi sebesar Rp22,34 miliar atau

92,19% dari yang ditargetkan. Pencapaian realisasi retribusi relatif kecil mengingat selama ini realisasi

retribusi daerah selalu berada di atas 100%. Kecilnya realisasi retribusi daerah diperkirakan terjadi

karena pemerintah provinsi Bali lebih fokus pada penerimaan pajak daerah. Hal ini merupakan langkah

yang positif sebab seringkali retribusi daerah justru kontraproduktif dan sering serupa dengan pajak

daerah sehingga masyarakat terpaksa membayar pajak ganda.

Hasil dari perusahaan milik daerah (PMD) dan hasil pengelolaan daerah mencapai Rp60,79 miliar atau

111,08% dari target yang direncanakan. Realisasi pendapatan tertinggi adalah lain-lain PAD yang sah

sebesar 133,69%. Tingginya realisasi lain-lain PAD lainnya menunjukkan pemerintah Provinsi Bali

mampu mengoptimalkan aset untuk memperoleh pendapatan. Salah satu contohnya adalah

pemanfaatan fasilitas milik pemerintah daerah untuk publik.

Realisasi dana perimbangan mencapai Rp0,66 triliun atau sebesar 100,50% dari yang ditargetkan.

Realisasi dana perimbangan berupa Dana Alokasi Umum (DAU) sesuai yang ditargetkan sementara

realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dibawah perencanaan menunjukkan kondisi Bali relatif baik

sehingga tidak diperlukan dana bantuan khusus. Sementara realisasi dana perimbangan yang melebihi

target adalah bagi hasil pajak dan bukan pajak sebesar Rp150,96 miliar dari Rp131,41 miliar yang

ditargetkan.

Realisasi belanja daerah pada tahun 2010 sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 yang hanya

sebesar 114.52%. Data series menunjukkan bahwa selama 4 tahun terakhir realisasi Pendapatan Daerah

63  

Page 66: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

cenderung stabil pada kisaran 115%. Realisasi yang berada di atas 100% menunjukkan bahwa

pemerintah daerah dapat mengoptimalkan potensi pendapatan daerah yang ada.

5.2. REALISASI BELANJA

Anggaran Belanja Daerah Perubahan mencapai 2,39 triliun rupiah lebih besar daripada

anggaran pendapatan daerah. Realisasi belanja daerah masih dibawah realisasi pendapatan

yaitu hanya sebesar Rp1,96 triliun atau 81,98% dari yang direncanakan. Realisasi belanja daerah

yang paling jauh dengan target adalah belanja tidak terduga dan belanja modal dengan pencapaian

masing-masing sebesar 67,66% dan 64,05%. Belanja subsidi direalisasikan sesuai dengan rencananya.

Belanja yang direalisasikan hampir mendekati 100% adalah bantuan keuangan kepada provinsi dan

daerah dibawahnya, belanja bagi hasil kepada provinsi dan daerah dibawahnya dan belanja bantuan

sosial masing-masing sebesar 99,44%; 97,35% dan 97,27%.

Rendahnya realisasi belanja modal kemungkinan disebabkan oleh proses tender yang seringkali

menyulitkan pelaksanaan realisasi anggaran. Realisasi belanja modal tersebut pada tahun 2009

mencapai 82,57% jauh lebih tinggi daripada pencapaian tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa

efektivitas pasokan dana pemerintah sebegai penggerak perekonomian relatif terhambat dibandingkan

tahun sebelumnya. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan realisasi belanja

terutama yang berhubungan dengan tender adalah dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia

yang menangani tender pengadaan. Diharapkan peningkatan kualitas ini dapat mengeliminasi

terhambatnya pelaksanaan tender akibat kendala-kendala non teknis seperti minimnya pemahaman

aturan tender.

Grafik 5.1. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Bali 2007 - 2010

90.59 88.25 90.5

81.9880.3985.69 82.57

64.05

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2007 2008 2009 2010

Belanja Belanja modal%

Sumber : Pemerintah Daerah Provinsi Bali

64  

Page 67: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Data series menunjukkan bahwa realisasi belanja pada tahun 2010 merupakan yang terendah

selama 4 tahun terakhir (lihat Gambar 5.1). Penurunan realisasi belanja sangat berkaitan erat dengan

injeksi dana dari pemerintah daerah kepada perekonomian. Hasil penelelusuran awal menunjukkan

bahwa pemerintah provinsi Bali berupaya mengurangi realisasi proyek-proyek yang dianggap kurang

bermanfaat bagi masyarakat. Langkah ini menyebabkan realisasi belanja pada tahun 2010 relatif kecil.

5.3. REALISASI PEMBIAYAAN

Pembiayaan daerah pada dasarnya merupakan upaya pemerintah daerah dalam

menutup defisit anggaran. Mekanisme ini terlihat dalam rencana pembiayaan netto sebesar

Rp0,45triliun yang diperoleh dari selisih penerimaan daerah dengan pengeluaran daerah. Pembiayaan

ini digunakan untuk menutup defisit anggaran belanja sebesar Rp0,45 triliun sehingga tidak terdapat

sisa lebih pembiayaan anggaran.

Penerimaan daerah diperoleh dari sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA), pencairan dana

cadangan dan penerimaan pinjaman daerah. Seluruh penerimaan daerah di pemerintah daerah Provinsi

Bali berasal dari SILPA. Sementara pengeluaran daerah berupa penyertaan (investasi) pemerintah

daerah. Realisasi investasi pada tahun anggaran 2010 sebesar Rp64,93 miliar atau 99,88% dari target

yang ditetapkan. Besarnya investasi ini lebih tinggi daripada investasi tahun sebelumnya yang hanya

sebesar Rp23,74 miliar.

Realisasi belanja pemerintah daerah yang hanya mencapai 81,98% dan lebih rendah daripada

realisasi pendapatan daerah menyebabkan adanya surplus sebesar Rp0,28 triliun sehingga terdapat sisa

lebih pembiayaan anggaran pada tahun 2010 sebesar Rp0,73 triliun. Sisa ini dapat menjadi pembiayaan

daerah di tahun 2011 apabila terjadi defisit anggaran.

65  

Page 68: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

66  

Tabel 5.1. APBD Provinsi Bali (dalam juta rupiah)

URAIAN APBD 2010 APBD-P

2010

REALISASI APBD TW IV

2010 %

PENDAPATAN DAERAH 1,834,883 1,938,657 2,237,481 115.41 PEND. ASLI DAERAH (PAD) 1,004,103 1,087,579 1,393,503 128.13 - Pendapatan Pajak Daerah 872,810 952,589 1,235,465 129.70 - Retribusi Daerah 21,373 24,231 22,338 92.19 - Hsl PMD & Hsl Pengel. Kek. Daerah yg dipisahkan 54,725 54,725 60,788 111.08 - Lain-Lain PAD yg Sah 55,195 56,034 74,911 133.69 DANA PERIMBANGAN 638,093 657,044 660,311 100.50 - Bagi hasil pajak dan bukan pajak 137,016 131,405 150,964 114.88 - Dana Alokasi Umum (DAU) 489,943 489,943 489,943 100.00 - Dana Alokasi Khusus (DAK) 11,135 11,135 8,351 75.00 - Dana Penguatan Infrastruktur Daerah - 24,562 11,053 45.00 LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAH 192,687 194,034 183,666 94.66 - Pendapatan Hibah - - - Dana bagi hsl pajak dr Prov & pemda lainnya 103,226 103,226 116,798 113.15 - Dana Penyesuaian & otonomi khusus - 1,934 462,675 - Bantuan Keuangan dr Prov atau Pemda lain 81,255 82,452 59,984 72.75 - Sumbangan Pihak Ketiga 1,790 5 5 94.25 - Alokasi Kurang Bayar DAK 6,416 6,416 6,416 100.00 BELANJA DAERAH 2,106,051 2,386,057 1,956,134 81.98 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1,525,462 1,719,184 1,466,442 85.30 - Belanja Pegawai 545,181 603,481 465,180 77.08 - Belanja Barang - - 4,480 - Belanja Subsidi 5,695 4,480 4,480 100.00 - Belanja Hibah 228,118 250,947 163,348 65.09 - Belanja Bantuan Sosial 308,493 322,090 313,295 97.27 - Belanja Bagi Hsl kpd Prov/Kab/Kota & Pemda 405,936 499,047 485,833 97.35 - Belanja Bantuan Keuangan kpd Prov/Kab/Kota/Desa 22,039 24,624 24,487 99.44 - Belanja Tidak Terduga 10,000 14,515 9,820 67.66 BELANJA LANGSUNG 580,589 666,873 489,692 73.43 - Belanja Pegawai 25,895 25,902 18,490 71.38 - Belanja Barang dan Jasa 273,407 326,407 269,734 82.64 - Belanja Modal 281,287 314,564 201,468 64.05 SURPLUS/(DEFISIT) (271,168) (447,399) 281,347 (62.89) PEMBIAYAAN PENERIMAAN DAERAH 294,168 535,399 535,399 100.00 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) 294,168 535,399 535,399 100.00 PENGELUARAN DAEARAH 23,000 88,000 85,925 97.64 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah - 65,000 64,925 99.88 Penguatan Modal Pemerintah Daerah 23,000 23,000 21,000 91.30 PEMBIAYAAN NETTO 271,168 447,399 449,474 100.46 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA) - (0.0) 730,821

Sumber : Pemerintah Daerah Provinsi Bali

Page 69: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Bab 6 Kesejahteraan Masyarakat

Program pembangunan peningkatan kesejahteraan Bali pada tahun 2011 melanjutkan program

di tahun 2010 dan tetap berupaya fokus pada pertumbuhan (pro Growth), tercipta dan perluasan

lapangan kerja (pro Job), pengurangan kemiskinan (pro Poor), kondisi lingkungan yang baik (pro

Environment).

6.1. PENGURANGAN ANGKA KEMISKINAN

Target penurunan angka kemiskinan pada tahun 2011 adalah 3,95% dari 4,77% pada

tahun 2010. Apabila dikonversi menjadi jumlah orang, maka pada tahun 2011 diharapkan hanya akan

terdapat 142,63 ribu masyarakat miskin. Kesenjangan distribusi pendapatan juga diharapkan membaik

dengan target indeks gini pada tahun 2011 sebesar 0,29 menurun dibandingkan tahun 2010 yang

diperkirakan sebesar 0,31. Data historis menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin sejak tahun 2006

terus menurun dari 243,5 ribu orang menjadi 174,9 orang pada tahun 2010 (lihat Grafik 6.1). Meskipun

sempat meningkat pada tahun 2006 akibat goncangan di industri pariwisata pasca Bom Bali 2, tren

penurunan angka kemiskinan di Bali dapat dipertahankan seiring dengan perbaikan ekonomi Bali dari

waktu ke waktu. Proses membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat akibat terjadinya bom bali 2

menunjukkan perekonomian Bali cukup kuat menahan guncangan perekonomian.

Grafik 6.1. Penduduk Miskin Provinsi Bali 2005 - 2011

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

0

50

100

150

200

250

300

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

penduduk miskin

% miskin (RHS)

Ribu Jiwa %

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

Penelusuran lebih dalam menunjukkan bahwa angka kemiskinan di Provinsi Bali berada di

bawah rata-ratanya. Namun demikian, permasalahan ketidakseimbangan distribusi pendapatan terlihat

pada angka kedalaman kemiskinan Bali yang sangat berbeda antara desa dan kota (lihat Tabel 6.1).

67  

Page 70: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Indeks kedalaman kemiskinan di Bali relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional. Namun

demikian tingkat keparahan kemiskinan Bali lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional menunjukkan

intensitas kemiskinan di Bali lebih tinggi. Kemiskinan di desa juga lebih dalam dan lebih parah

dibandingkan kondisi di kota. Hasil-hasil industri pariwisata diperkirakan masih dinikmati oleh

masyarakat perkotaan.

Tabel 6.1 Kondisi Kemiskinan di Bali 2010

Desa kota+desa kota Items

Bali Indonesia Bali Indonesia Bali Indonesia

Indeks kedalaman kemiskinan 0.22 2.80 0.14 2.21 0.09 1.57Indeks keparahan kemiskinan 0.96 0.75 0.71 0.58 0.52 0.40

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

Pemerintah daerah berupaya mengurangi kesenjangan kemiskinan ini dengan program kerja

yang fokus pada penanggulangan kemiskinan. Program-program lanjutan dari tahun 2010 seperti

Program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) dan program bedah rumah tetap dilanjutkan pada

tahun 2011. Selain itu, pemerintah daerah juga melaksanakan program beasiswa pendidikan untuk

keluarga miskin dan beasiswa bagi anak-anak putus sekolah dari daerah tertinggal beserta program-

program lainnya pada tahun 2011. Untuk memecah konsentrasi daerah pusat wisata di Bali yang

terpusat di Badung dan Denpasar, pemerintah daerah mengembangkan program desa wisata sejalan

dengan program serupa yang dilaksanakan oleh Kementrian Budaya dan Pariwisata. Program desa

wisata diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan potensi

wisata yang ada. Pengembangan desa wisata diutamakan pada daerah yang memiliki potensi wisata

besar namun tingkat kesejahteraannya masih rendah.

6.2. PENGURANGAN ANGKA PENGANGGURAN

Sejalan dengan percepatan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I – 2011 yang

diperkirakan tumbuh hingga 6,9%, keadaan ketenagakerjaan di Bali juga mengalami peningkatan.

Tingkat pengangguran terbuka di Bali pada tahun 2011 ditargetkan hanya sebesar 2,90% menurun

dibandingkan tingkat pengangguran tahun 2010 sebesar 3,06. Jika dibandingkan dengan tingkat

pengangguran di provinsi lainnya di Indonesia, tingkat pengangguran di Bali pada tahun 2010 adalah

yang terendah. Tingkat pengangguran terbuka sampai dengan Februari 2011 berada pada level 2,86%.

Fakta ini menunjukkan pencapaian target tingkat pengangguran pada tahun 2011 diperkirakan dapat

tercapai.

Stabilitas kinerja pariwisata Bali yang merupakan pendorong utama perekonomian Bali

merupakan salah satu kunci dalam menurunkan tingkat pengangguran. Sayangnya, tidak meratanya

68  

Page 71: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

distribusi hasil kinerja industri pariwisata Bali memicu migrasi ke pusat-pusat destinasi wisata yang

menimbulkan masalah pengangguran dan masalah kesejahteraan lainnya seperti maraknya gerombolan

pengamen (gepeng). Hal ini tampak pada penurunan tingkat pengangguran di perdesaan dibandingkan

di perkotaan akibat tingginya urbanisasi. Tingkat pengangguran tertinggi pada tahun 2010 berada di

Kota Denpasar yang mencapai 5,25% sementara tingkat pengangguran terendah berada di Kabupaten

Bangli yang hanya sebesar 1,45%. Dengan demikian, upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat

perdesaan diharapkan dapat memberikan dampak positif berupa perlambatan laju urbanisasi sehingga

beban wilayah perkotaan dapat terdistribusi ke wilayah lainnya.

Hasil survei Bank Indonesia juga menunjukkan bahwa di sektor formal terjadi peningkatan

penggunaan tenaga kerja di triwulan I – 2011 (lihat Grafik 6.2). Peningkatan ini sudah terjadi sejak akhir

tahun 2010. Penggunaan tenaga kerja sektor formal yang meningkat merupakan indikasi peningkatan

kinerja perekonomian pasca krisis keuangan global. Hasil survei yang sama menunjukkan pada triwulan

II – 2010 diperkirakan terjadi peningkatan penggunaan tenaga kerja. sejalan dengan peningkatan

kinerja pariwisata di Bali.

Grafik 6.2. Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja

P E RK EMBANGAN P E NGGUNAAN T E NAGA  K E RJ A

‐30

‐20

‐10

0

10

20

SBT (DALAM %

)

RE AL IS AS I P E NGGUNAAN TK ‐6.2 ‐14 0.17 1.71 ‐2.8 ‐7.7 ‐3.6 ‐5 ‐21 ‐6.6 ‐3.9 ‐0.7 ‐2 3.91 ‐7.1 ‐6.71 ‐3.2

P E RK IRAAN P E NGGUNAAN TK 4.66 3.5 1.54 6.81 ‐1.1 5.76 2.88 2.1 ‐1 0.1 9.4 17.8 11.7 16.9 14.3 9.96 3.01 5.97

TW   I TW   II TW   II TW   IVTW   I TW   II TW   II TW   IVTW   I TW   IITW   II TW   IVTW   I TW  II TW   II TW   IVTW   I

2007 2008 2009 2010 2011

Sumber : Survey Kegiatan Dunia Usaha KBI Denpasar Triwulan I-2011

Peningkatan penggunaan tenaga kerja ternyata tidak sejalan dengan peningkatan kapasitas

produksi terpakai. Pada triwulan I – 2011 kapasitas produksi terpakai menunjukkan pemakaian hanya

sebesar 55,27%. Angka ini lebih rendah dibandingkan pemakaian kapasitas produksi pada akhir tahun

2010 sebesar 58,45%. Penurunan kapasitas produksi terpakai sudah terjadi sejak pertengahan tahun

2010. Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan kapasitas produksi, penggunaan

tenaga kerja masih tinggi. Karakteristik industri di Bali yang bertumpu pada keahlian manusia (hand

made) menyebabkan penggunaan tenaga kerja masih relatif stabil. Berdasarkan survei, penurunan

produksi diperkirakan diatasi oleh produsen dengan mengurangi lama kerja bukan dengan mengurangi

tenaga kerja.

69  

Page 72: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

70  

Page 73: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Bab 7 Outlook

Pada triwulan II-2011 perekonomian Bali diperkirakan masih tetap tumbuh tinggi, walaupun

angka pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Membaiknya daya beli

masyarakat dan maraknya proyek investasi yang dilakukan menjadi pendorong utama pertumbuhan di

sisi permintaan. Sementara itu di sisi penawaran, sektor PHR diperkirakan masih menjadi pendorong

utama pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2011. Dari sisi inflasi, tekanan harga pada triwulan II-2011

diperkirakan masih relatif tinggi, dengan inflasi diperkirakan berada di kisaran 8 ± 1% (y-o-y).

Peningkatan biaya pendidikan, kenaikan gaji dan peningkatan kunjungan wisatawan diperkirakan

meningkatkan permintaan barang dan jasa sehingga meningkatkan tekanan inflasi di triwulan II-2011.

Sementara itu dari sisi kinerja perbankan, pada triwulan II-2011 diperkirakan akan terjadi pertumbuhan

indikator utama perbankan baik asset, kredit dan DPK yang diperkirakan didorong oleh makin tingginya

volume kegiatan perekonomian di Bali.

7.1 MAKRO EKONOMI REGIONAL TRIWULAN II-2011

Perekonomian Bali pada triwulan II-2011 diperkirakan masih tetap tumbuh tinggi,

dengan angka pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada pada kisaran 6,4 ± 1% (y-o-y). Optimisme

terhadap kondisi perekonomian di triwulan II-2011 juga ditunjukkan dari hasil Survey Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh KBI Denpasar berupa Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang positif

sebesar 37,69%, yang mengindikasikan ekspektasi pelaku usaha dalam memandang kegiatan usaha

pada triwulan II-2011 optimis meningkat Grafik 7.2

Grafik 7.1 Perkembangan Kegiatan Usaha

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bali

-30.00

-20.00

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009 2010 2011

TotalPertanian, Peternakan, Kehutanan & PerikananPerdaganga, Hotel, dan RestoranJasa-jasa

SBT

0.0%

1.0%

2.0%

3.0%

4.0%

5.0%

6.0%

7.0%

8.0%

9.0%

6,200

6,400

6,600

6,800

7,000

7,200

7,400

7,600

7,800

1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2*

2009 2010 2011

PDRB (LHS) growth (y-o-y) (RHS)

yoyMiliar Rp

Sumber : Survey Kegiatan Dunia Usaha, Bank Indonesia Denpasar

Sumber : Badan Pusat Statistik Keterangan :

Keterangan : *) angka proyeksi Tw I-2007 s.d Tw I-2011 adalah angka realisasi Tw II-2011 adalah angka ekspektasi

71  

Page 74: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Dari sisi penawaran, sektor yang diperkirakan akan memberikan andil terbesar dalam

pertumbuhan ekonomi Bali adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR), diikuti sektor jasa-

jasa. Hal ini juga diindikasikan dari hasil SKDU dimana sektor yang mengalami perkembangan positif

tertinggi adalah sektor PHR. Maraknya international event yang dilaksanakan di Bali dan tren

peningkatan kunjungan wisatawan (baik domestik maupun mancanegara) diperkirakan mengakibatkan

sektor ini terus tumbuh tinggi dan menjadi penopang perekonomian Bali di sisi penawaran di triwulan II-

2011. Namun demikian pemerintah dan masyarakat harus terus meningkatkan kewaspadaan seiring

dengan aksi terorisme yang berkembang pesat akhir-akhir ini. Hal ini perlu dilakukan mengingat Bali

merupakan destinasi utama kunjungan wisman di Indonesia, sehingga mengakibatkan Bali menjadi

tujuan utama dalam aksi terorisme (seperti yang ditunjukkan pada peristiwa Bom Bali I dan II).

Sementara itu dari sisi permintaan perekonomian Bali masih ditopang oleh konsumsi, terutama

konsumsi rumah tangga yang secara rata-rata memiliki kontribusi 60% terhadap pembentukan PDRB

Provinsi Bali dari sisi permintaan. Meningkatnya konsumsi rumah tangga salah satunya didorong oleh

membaiknya daya beli masyarakat akibat peningkatan pendapatan masyarakat pasca kenaikan gaji PNS

per 1 April 2011. Selain itu tren peningkatan kunjungan wisatawan baik domestik maupun

mancanegara diperkirakan juga mendorong konsumsi masyarakat. Selain didorong oleh konsumsi,

peranan investasi juga cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan II-2011. Banyaknya proyek

investasi baik pemerintah maupun swasta, serta maraknya proyek-proyek infrastruktur di Bali juga

mendorong kegiatan investasi tumbuh lebih tinggi pada triwulan II-2011. Kinerja ekspor diperkirakan

masih mencatat pertumbuhan yang tinggi di triwulan II-2011 walaupun masih terdapat kekhawatiran

adanya penurunan perdagangan luar negeri akibat bencana tsunami di Jepang yang merupakan negara

tujuan ekspor utama Bali.

Namun demikian hasil survey konsumen KBI Denpasar berupa Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

sepanjang triwulan I-2011 berada pada level pesimis (dibawah 100). Walaupun IEK berada di level

pesimis, komponen survey konsumen lainnya berupa Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) berada di level

optimis. Dari hasil survey tersebut konsumen juga optimis bahwa penghasilan konsumen serta kegiatan

usaha 6 bulan yang akan lebih baik dibanding kondisi saat ini.

7.2 INFLASI REGIONAL TRIWULAN II-2011

Tekanan inflasi Denpasar pada triwulan II-2011 diperkirakan masih relatif tinggi,

diperkirakan berada dalam kisaran 8 ± 1% (y-o-y). Level proyeksi tersebut sedikit diatas ekspektasi inflasi

dari hasil Survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), dimana 32,89% responden memiliki ekspektasi bahwa

inflasi triwulan II-2011 akan berada di level 7%, sementara itu 17,11% menyatakan inflasi akan berada

di level 6%.

72  

Page 75: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011

Grafik 7.3 Grafik 7.4

Perkembangan dan Proyeksi Inflasi Bali Tw II-2011 Ekspektasi Konsumen thd Barang dan Jasa

10.76

11.57

9.43

4.3

4.05

3.77

5.31

5.917.12

7.71

9.289.62

8.93

5.80

4.39

4.37

3.64

5.59

7.66

8.10

7.93

8.00

-1

1

3

5

7

9

11

13

15

Tw 1

Tw 2

Tw 3

Tw

4Tw

1Tw

2Tw

3

Tw 4

Tw 1

Tw 2

Tw 3

Tw

4Tw

1Tw

2Tw

3

Tw 4

Tw 1

Tw 2

Tw 3

Tw 4

Tw 1

Tw 2

*

2006 2007 2008 2009 2010 2011

% (y-o-y)

130.00

140.00

150.00

160.00

170.00

180.00

190.00

200.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

2009 2010 2011

Ekspektasi Harga 3 bln yad. Ekspektasi Harga 6 bln yad.

SB

Sumber : Survey Konsumen KBI Denpasar

Sumber : Badan Pusat Statistik Keterangan : *) Angka proyeksi

Tendensi peningkatan inflasi juga diindikasikan dari hasil Survey Konsumen yang menunjukkan

ekspektasi inflasi masyarakat kedepan semakin meningkat, dimana sebagian besar responden

berpendapat akan terjadi kenaikan harga (baik perubahan harga untuk 3 bulan atau 6 bulan yang akan

datang). Ekspektasi inflasi diperkirakan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan masyarakat pasca

kenaikan gaji PNS per 1 April 2011, serta peningkatan kunjungan wisatawan baik domestik maupun

mancanegara yang diperkirakan akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa. Selain itu

inflasi diperkirakan juga diakibatkan oleh masuknya tahun ajaran baru yang meningkatkan biaya

pendidikan. Sehingga hal tersebut diperkirakan akan mendorong inflasi di kelompok pendidikan,

rekreasi, dan olah raga (terutama di sub kelompok pendidikan).

Sementara itu tekanan harga dari komoditas yang tergolong kedalam volatile food relatif

menurun di triwulan II-2011, karena masuknya masa panen beras dan komoditas pertanian lainnya.

Distribusi dari dan keluar Bali juga relatif lancar karena masuknya masa panen pada bulan Maret – Mei

2011.

7.3 KINERJA PERBANKAN DAERAH TRIWULAN II-2011

Kinerja perbankan pada triwulan II-2011, diperkirakan akan mengalami pertumbuhan,

baik aset, DPK dan kredit. Peningkatan kinerja perbankan pada triwulan II-2011 diperkirakan

didorong oleh semakin tingginya volume kegiatan perekonomian Bali, yang disebabkan oleh beberapa

faktor antara lain, peningkatan kegiatan industri wisata karena masuknya periode puncak kunjungan

baik wisatawan mancanegara maupun domestik, pelaksanaan hari besar keagamaan yang

meningkatkan konsumsi masyarakat, masuknya tahun ajaran baru, serta peningkatan belanja

pemerintah.

73  

Page 76: Cover Dalam KER · KER Provinsi Bali Triwulan I-2011 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka Laporan Kajian

KER Provinsi Bali Triwulan I-2011  

Kredit perbankan diperkirakan akan tetap tumbuh lebih tinggi pada kisaran 24%, lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2011. Ekspansi kredit pada triwulan II diperkirakan lebih

difokuskan pada kredit konsumsi yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 23%. Secara umum,

penyebab peningkatan kredit adalah meningkatnya konsumsi masyarakat. Sementara kredit jenis modal

kerja dan investasi diperkirakan akan tumbuh walaupun tidak secepat pertumbuhan pada triwulan I dan

masing-masing diperkirakan tumbuh sebesar 25% dan 26%.

Dari sisi dana, penghimpunan dana masyarakat oleh perbankan diperkirakan masih akan

tumbuh pada level 17%. Pertumbuhan dana diperkirakan akan terhambat karena tingginya kegiatan

perekonomian, yang artinya semakin besar kebutuhan uang di masyarakat. Selain itu dana pemerintah

juga diperkirakan mulai dicairkan seiring dengan realisasi belanja pemerintah.

Dari sisi kualitas kredit, NPL diperkirakan akan stabil pada kisaran 2,35%. NPL diperkirakan akan

didorong dari penyaluran kredit jenis modal kerja, khususnya untuk kredit kepada sektor perdagangan

eceran, sebagai akibat tingginya kebutuhan dana untuk aktivitas perdagangan.

74