cover buku panduan pelayanan pasca persalinan bagi ibu dan …kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/buku...

80
KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2019 Panduan Pelayanan Pasca Persalinan bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir 618.2 Ind p

Upload: others

Post on 22-Jan-2020

62 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2019

PanduanPelayanan Pasca Persalinanbagi Ibu dan Bayi Baru Lahir

618.2Indp

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Panduan pelayanan pasca persalinan bagi ibu danBayi baru lahir.-- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.2019

ISBN 978-602-416-774-5

1. Judul I. DELIVERY, OBSTETRICSII. MATERNAL HEALTH SERVICESIII. POSTPARTUM PERIOD IV. INFANT, NEWBORNV. PERINATAL CARE VI. POSTNATAL CARE

618.2Indp

i

ii

iv

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Tata Laksana Terpadu Pasca Persalinan .......................................................... 34 Lampiran 2. Formulir pemeriksaan ibu nifas................................................................................... 49 Lampiran 3. Formulir Pencatatan Bayi Muda kurang dari 2 bulan.................................................. 56 Lampiran 4. Bagan Manajemen Terpadu Bayi Muda....................................................................... 58

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis Pelayanan Pasca Persalinan Ibu ......................................... 12 Tabel 2. Imunisasi Tetanus pada Wanita Usia Subur (WUS)............................ 13 Tabel 3. Perbandingan Baby Blues dan Depresi Pasca Persalinan ................................................................ 14 Tabel 4. Penggunaan Algoritma NF2 – NF11 pada Bagan Tatalaksana Terpadu Ibu Nifas................................................................................ 16 Tabel 5. Waktu Pemasangan AKDR................................................................ 20 Tabel 6. Jenis Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir....................................... 23

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis Pelayanan Pasca Persalinan Ibu ......................................... 12 Tabel 2. Imunisasi Tetanus pada Wanita Usia Subur (WUS)............................ 13 Tabel 3. Perbandingan Baby Blues dan Depresi Pasca Persalinan ................................................................ 14 Tabel 4. Penggunaan Algoritma NF2 – NF11 pada Bagan Tatalaksana Terpadu Ibu Nifas................................................................................ 16 Tabel 5. Waktu Pemasangan AKDR................................................................ 20 Tabel 6. Jenis Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir....................................... 23

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator penting dalam mengukur derajat kesehatan suatu negara. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, AKI di Indonesia masih tinggi, yaitu sebesar 305/100.000 kelahiran hidup (KH). Sedangkan AKB menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 adalah 24/1000 KH, dimana kematian bayi baru lahir menyumbangkan jumlah terbesar kematian bayi. Angka Kematian Bayi Baru Lahir/Neonatal (AKN) yaitu bayi berusia 0-28 hari sebesar 15/1.000 KH. Adapun target SDGs 2030 untuk AKI 70/100.000 KH, AKN 7/1.000 KH dan AKB 12/1.000 KH. Sistim Registrasi Sampel dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes, 2016) menunjukkan data penyebab kematian ibu adalah gangguan hipertensi (33,07%), perdarahan obstetri (27,03%), komplikasi non obstetri (15,7%), komplikasi obstetri lainnya (12,04%), infeksi pada kehamilan (6,06%) dan lain-lain (4,81%). Sedangkan penyebab kematian bayi baru lahir adalah komplikasi intrapartum (28%), gangguan kardiovaskular dan respiratory (21%), BBLR dan prematur (19%), kongenital dan malformasi (15%), infeksi (7%), kondisi neonatal lainnya (6%), gangguan pertumbuhan (1%), dan trauma saat lahir (0,2%)

Laporan rutin Direktorat Kesehatan Keluarga tahun 2018 juga menunjukkan bahwa cakupan kunjungan nifas sudah cukup baik. Kunjungan nifas pertama 77 %, kunjungan neonatal pertama 97 %, namun data dari beberapa survei seperti dari Balitbangkes 2012 menunjukkan kematian ibu pada masa nifas sebesar 61,59%. Hal ini menunjukkan kualitas pelayanan pasca persalinan pada ibu maupun bayi baru lahir masih rendah, apalagi sampai saat ini masih terdapat masalah akses dan integrasi pelayanan pasca persalinan dengan pelayanan kesehatan lainnya. Cakupan KB pasca persalinan dalam pelayanan masa nifas masih belum sesuai harapan. Meskipun berdasarkan SDKI 2017, Total Fertility Rate (TFR) mengalami penurunan dari 2,6 (SDKI 2012) menjadi 2,4 dan cakupan peserta KB aktif meningkat dari 62% (SDKI 2012) menjadi 64%, namun cakupan KB aktif metode modern mengalami penurunan dari 57,9% menjadi 57,2%. Begitu juga cakupan unmet need yang hanya turun dari 11,4% menjadi 10,4% dan tingkat putus pakai meningkat dari 27,1% menjadi 34%. Hal ini berhubungan dengan kualitas Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dan konseling pada saat pelayanan antenatal dan pelayanan KB, serta missed opportunity pelayanan KB pada pasca persalinan.

2

Salah satu strategi untuk menurunkan AKI dan AKB adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Strategi tersebut diutamakan pada kegiatan pokok : 1. Meningkatkan kualitas pelayanan antenatal yang komprehensif dan integratif 2. Meningkatkan kualitas pelayanan pertolongan persalinan yang bersih dan

aman. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan nifas dan kunjungan neonatal yang terpadu 4. Meningkatkan kualitas pelayanan obstetri-neonatal emergensi di tingkat yankes

dasar dan di tingkat rujukan di RS kabupaten/kota 5. Membentuk jaringan/regionalisasi pelayanan rujukan maternal-perinatal/ RS

kabupaten/kota dengan melibatkan puskesmas dan praktek swasta 6. Memantau kualitas yankes ibu dan BBL.

Berdasarkan latar belakang di atas, untuk meningkatkan kualitas pelayanan nifas dan kunjungan neonatal yang terpadu, disusunlah panduan pelayanan pasca persalinan bagi ibu dan bayi baru lahir. Panduan ini memfasilitasi pelayanan terintegrasi komprehensif dan berkualitas pada pasca persalinan bagi ibu dan bayi baru lahir dengan waktu kunjungan yang sama agar menjadi lebih efektif dan efisien.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum Tersedianya panduan yang digunakan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan pasca persalinan yang berkualitas pada ibu dan bayi baru lahir.

2. Tujuan Khusus a. Memahami maksud dan tujuan panduan pelayanan pasca persalinan yang

terintegrasi, komprehensif dan berkualitas bagi ibu dan bayi baru lahir. b. Menggunakan Buku Panduan Pelayanan Pasca Persalinan bagi ibu dan

bayi baru lahir sebagai acuan asuhan pasca persalinan dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

C. SASARAN 1. Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan pasca persalinan pada ibu

dan bayi baru lahir di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama 2. Penanggungjawab program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan

Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP) di puskesmas 3. Pengelola program kesehatan ibu dan anak di tingkat pusat, provinsi

maupun kabupaten/kota. 4. Lintas program terkait di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. 5. Organisasi profesi terkait.

3

D. LANDASAN HUKUM 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang

Kebidanan 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2013

tentang Penanggulangan HIV dan AIDS 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tahun 2014

tentang Pelayanan Masa Sebelum Hamil, Masa hamil, dan masa sesudah Melahirkan, penyelenggaraan Pelayanan kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 mengenai Upaya Kesehatan Anak.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 mengenai Puskesmas

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2014 tentang Skrining Hipotiroid Kongenital

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2014 tentang Standar Tablet Tambah Darah bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015 tentang Standar Kapsul Vitamin A bagi Bayi, Anak, Balita dan Ibu Nifas

10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri, Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.

11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2016 tentang penanggulangan TB

12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017 tentang Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak

Salah satu strategi untuk menurunkan AKI dan AKB adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Strategi tersebut diutamakan pada kegiatan pokok : 1. Meningkatkan kualitas pelayanan antenatal yang komprehensif dan integratif 2. Meningkatkan kualitas pelayanan pertolongan persalinan yang bersih dan

aman. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan nifas dan kunjungan neonatal yang terpadu 4. Meningkatkan kualitas pelayanan obstetri-neonatal emergensi di tingkat yankes

dasar dan di tingkat rujukan di RS kabupaten/kota 5. Membentuk jaringan/regionalisasi pelayanan rujukan maternal-perinatal/ RS

kabupaten/kota dengan melibatkan puskesmas dan praktek swasta 6. Memantau kualitas yankes ibu dan BBL.

Berdasarkan latar belakang di atas, untuk meningkatkan kualitas pelayanan nifas dan kunjungan neonatal yang terpadu, disusunlah panduan pelayanan pasca persalinan bagi ibu dan bayi baru lahir. Panduan ini memfasilitasi pelayanan terintegrasi komprehensif dan berkualitas pada pasca persalinan bagi ibu dan bayi baru lahir dengan waktu kunjungan yang sama agar menjadi lebih efektif dan efisien.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum Tersedianya panduan yang digunakan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan pasca persalinan yang berkualitas pada ibu dan bayi baru lahir.

2. Tujuan Khusus a. Memahami maksud dan tujuan panduan pelayanan pasca persalinan yang

terintegrasi, komprehensif dan berkualitas bagi ibu dan bayi baru lahir. b. Menggunakan Buku Panduan Pelayanan Pasca Persalinan bagi ibu dan

bayi baru lahir sebagai acuan asuhan pasca persalinan dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

C. SASARAN 1. Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan pasca persalinan pada ibu

dan bayi baru lahir di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama 2. Penanggungjawab program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan

Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP) di puskesmas 3. Pengelola program kesehatan ibu dan anak di tingkat pusat, provinsi

maupun kabupaten/kota. 4. Lintas program terkait di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. 5. Organisasi profesi terkait.

4

BAB 2 FISIOLOGI DAN TANDA BAHAYA MASA PASCA PERSALINAN

A. FISIOLOGI MASA NIFAS

Nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira enam minggu atau 42 hari (Wiknojosastro, Hanifa, 1999, WHO, 2010). Perubahan yang terjadi pada masa nifas ini adalah:

1. Perubahan Sistem Reproduksi Perubahan pada sistem reproduksi secara keseluruhan disebut proses involusi, disamping itu juga terjadi perubahan-perubahan penting lain yaitu terjadinya hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Organ dalam system reproduksi yang mengalami perubahan yaitu: a. Uterus

Uterus adalah organ yang mengalami banyak perubahan besar. Pada masa pasca persalinan uterus mengalami involusi. Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Uterus hamil (diluar berat bayi, plasenta, cairan dll) memiliki berat sekitar 1000 gram. Setelah 6 minggu pascapersalinan, beratnya akan berkurang hingga mendekati ukuran sebelum hamil yaitu sekitar 50-100 gram. Segera setelah melahirkan, fundus uterine akan teraba setinggi umbilikus. Setelah itu, mengecilnya uterus terutama terjadi pada 2 minggu pertama pascapersalinan, dimana pada saat itu uterus akan masuk ke dalam rongga pelvis. Pada beberapa minggu setelah itu, uterus perlahan-lahan akan kembali ke ukurannya sebelum hamil, meskipun secara keseluruhan ukuran uterus tetap akan sedikit lebih besar sebelum hamil. Lapisan endometrium akan mengalami regenerasi dengan cepat, sehingga pada hari ke-7 kelenjar endometrium sudah mulai ada. Pada hari ke-16 lapisan endometrium telah pulih di seluruh uterus kecuali di tempat implantasi plasenta.

Pada tempat implantasi plasenta, segera setelah persalinan, hemostasis terjadi akibat kontraksi otot polos pembuluh darah arterial dan kompresi pembuluh darah akibat kontraksi otot miometrium (ligasi fisiologis). Ukuran dari tempat implantasi plasenta akan berkurang hingga separuhnya, dan

5

besarnya perubahan yang terjadi pada tempat implantasi plasenta akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari lokhia.

Lokhia yang awal keluar dikenal sebagai lokhia rubra (2 hari pasca persalinan). Lokhia rubra akan segera berubah warna dari merah menjadi merah kuning berisi darah dan lendir, yaitu lokhia sanguinolenta (3 -7 hari pp), dan akan berubah menjadii berwarna kuning, tidak berdarah lagi, yaitu lokhia serosa ( 7 -14 hari pp) . Setelah beberapa minggu, pengeluaran ini akan makin berkurang dan warnanya berubah menjadi putih , lokhia alba, terjadi setelah 2 minggu pp. Periode pengeluaran lokhia bervariasi, tetapi rata-rata akan berhenti setelah 5 minggu.

Seringkali, seorang ibu mengalami peningkatan jumlah perdarahan pasca persalinan pada hari ke-7-14. Hal ini disebabkan oleh lepasnya lapisan pada tempat implantasi plasenta. Periode ini juga merupakan periode dimana perdarahan pasca persalinan lanjut terjadi.

b. Vulva dan Vagina

Pada sekitar minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae kembali. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap seperti ukuran sebelum hamil pada minggu ke 6-8 setelah melahirkan. Rugae akan terlihat kembali pada minggu ke 3 atau ke 4.

c. Perineum

Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, sehingga menyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan, namun akan pulih setelah 2-3 minggu.

d. Perubahan Payudara Persiapan payudara untuk siap menyusu terjadi sejak awal kehamilan. Laktogenesis sudah terjadi sejak usia kehamilan 16 minggu. Pada saat itu plasenta menghasilkan hormon progesteron dalam jumlah besar yang akan mengaktifkan sel-sel alveolar matur di payudara yang dapat mensekresikan susu dalam jumlah kecil. Setelah plasenta lahir, terjadi penurunan kadar progesteron yang tajam yang kemudian akan memicu mulainya produksi air susu disertai dengan pembengkakan dan pembesaran payudara pada periode post partum. Proses produksi air susu sendiri membutuhkan suatu mekanisme kompleks. Pengeluaran yang reguler dari air susu (pengosongan air susu) akan memicu sekresi prolaktin. Penghisapan puting susu akan memicu pelepasan oksitosin yang menyebabkan sel-sel mioepitel payudara berkontraksi dan akan mendorong air susu terkumpul di rongga alveolar untuk kemudian menuju duktus laktoferus. Jika ibu tidak menyusui, maka pengeluaran air susu akan terhambat yg kemudian akan meningkatkan tekanan intramamae.

BAB 2 FISIOLOGI DAN TANDA BAHAYA MASA PASCA PERSALINAN

A. FISIOLOGI MASA NIFAS

Nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira enam minggu atau 42 hari (Wiknojosastro, Hanifa, 1999, WHO, 2010). Perubahan yang terjadi pada masa nifas ini adalah:

1. Perubahan Sistem Reproduksi Perubahan pada sistem reproduksi secara keseluruhan disebut proses involusi, disamping itu juga terjadi perubahan-perubahan penting lain yaitu terjadinya hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Organ dalam system reproduksi yang mengalami perubahan yaitu: a. Uterus

Uterus adalah organ yang mengalami banyak perubahan besar. Pada masa pasca persalinan uterus mengalami involusi. Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Uterus hamil (diluar berat bayi, plasenta, cairan dll) memiliki berat sekitar 1000 gram. Setelah 6 minggu pascapersalinan, beratnya akan berkurang hingga mendekati ukuran sebelum hamil yaitu sekitar 50-100 gram. Segera setelah melahirkan, fundus uterine akan teraba setinggi umbilikus. Setelah itu, mengecilnya uterus terutama terjadi pada 2 minggu pertama pascapersalinan, dimana pada saat itu uterus akan masuk ke dalam rongga pelvis. Pada beberapa minggu setelah itu, uterus perlahan-lahan akan kembali ke ukurannya sebelum hamil, meskipun secara keseluruhan ukuran uterus tetap akan sedikit lebih besar sebelum hamil. Lapisan endometrium akan mengalami regenerasi dengan cepat, sehingga pada hari ke-7 kelenjar endometrium sudah mulai ada. Pada hari ke-16 lapisan endometrium telah pulih di seluruh uterus kecuali di tempat implantasi plasenta.

Pada tempat implantasi plasenta, segera setelah persalinan, hemostasis terjadi akibat kontraksi otot polos pembuluh darah arterial dan kompresi pembuluh darah akibat kontraksi otot miometrium (ligasi fisiologis). Ukuran dari tempat implantasi plasenta akan berkurang hingga separuhnya, dan

6

Distensi pada alveolar payudara akan menghambat aliran darah yang pada akhirnya akan menurunkan produksi air susu. Selain itu peningkatan tekanan tersebut memicu terjadinya umpan balik inhibisi laktasi (FIL= feedback inhibitory of lactation) yang akan menurunkan kadar prolaktin dan memicu involusi kelenjar payudara dalam 2-3 minggu

2. Perubahan Sistem Pencernaan

Ibu menjadi lapar dan siap untuk makan pada 1-2 jam setelah bersalin. Konstipasi dapat menjadi masalah pada awal puerperium akibat dari kurangnya makanan dan pengendalian diri terhadap BAB. Ibu dapat melakukan pengendalian terhadap BAB karena kurang pengetahuan dan kekhawatiran lukanya akan terbuka bila BAB.

3. Perubahan Sistem Perkemihan

Terjadi diuresis yang sangat banyak dalam hari-hari pertama puerperium. Pelebaran (dilatasi) dari pelvis renalis dan ureter akan kembali ke kondisi normal pada minggu ke dua sampai minggu ke 8 pasca persalinan.

4. Perubahan Sistem Hormonal Terdapat perubahan hormon pada saat hamil, bersalin dan nifas, dimana hormon- hormon yang berperan tersebut antara lain : a. Hormon Plasenta

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi plasenta. Hormon plasenta akan menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. HCG menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam – hari ke 7 pasca persalinan dan sebagai onset pemenuhan payudara pada hari ke 3 pasca persalinan.

b. Hormon Pituitary Hormon pituitary antara lain : hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, dan pada wanita yang tidak menyusui akan menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsetrasi folikuler pada minggu ke-3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

c. Hormon Hipotalamik pituitary ovarium Hormon ini akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita menyusui maupun tidak menyusui. Pada wanita menyusui, 16% wanita akan mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca persalinan, dan 45% wanita setelah 12 minggu pasca persalinan. Sedangkan pada wanita tidak menyusui, 40% wanita akan mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca persalinan, serta 90% wanita setelah 24 minggu.

7

d. Hormon Oksitosin Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin sehingga dapat membantu involusi uteri.

e. Hormon estrogen dan progesteron Volume darah normal selama kehamilan akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon antidiuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormon progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum,vulva serta vagina.

5. Perubahan Tanda-tanda Vital

Tekanan darah seharusnya stabil dalam kondisi normal. Temperatur kembali ke normal dari sedikit peningkatan selama periode intrapartum dan menjadi stabil dalam 24 jam pertama postpartum. Nadi dalam keadaan normal kecuali partus lama dan persalinan sulit.

6. Perubahan psikologi dan adaptasi lain yang dialami oleh ibu pasca persalinan

• Abandonment Adalah perasaan tidak berarti dan dikesampingkan. Sesaat setelah persalinan, ibu merasa menjadi pusat karena semua orang menanyakan keadaan dan kesehatannya. Beberapa jam setelah itu, perhatian orang-orang di sekitar mulai ke bayi dan ibu merasa “cemburu” kepada bayi.

• Disappointment (kekecewaan) Adalah perasaan ibu pasca persalinan yang merasa kecewa terhadap kondisi bayi karena tidak sesuai yang diharapkan saat hamil.

• Postpartum Blues 80% ibu pasca persalinan mengalami perasaan sedih dan tidak mengetahui alasan mengapa sedih. Ibu sering menangis dan lebih sensitif. Postpartum blues pada ibu pasca persalinan juga dikenal sebagai baby blues dapat disebabkan karena penurunan kadar estrogen dan progesteron.

7. Mengenali Tanda Bayi sehat • Bayi lahir langsung menangis. • Tubuh bayi kemerahan.

Distensi pada alveolar payudara akan menghambat aliran darah yang pada akhirnya akan menurunkan produksi air susu. Selain itu peningkatan tekanan tersebut memicu terjadinya umpan balik inhibisi laktasi (FIL= feedback inhibitory of lactation) yang akan menurunkan kadar prolaktin dan memicu involusi kelenjar payudara dalam 2-3 minggu

2. Perubahan Sistem Pencernaan

Ibu menjadi lapar dan siap untuk makan pada 1-2 jam setelah bersalin. Konstipasi dapat menjadi masalah pada awal puerperium akibat dari kurangnya makanan dan pengendalian diri terhadap BAB. Ibu dapat melakukan pengendalian terhadap BAB karena kurang pengetahuan dan kekhawatiran lukanya akan terbuka bila BAB.

3. Perubahan Sistem Perkemihan

Terjadi diuresis yang sangat banyak dalam hari-hari pertama puerperium. Pelebaran (dilatasi) dari pelvis renalis dan ureter akan kembali ke kondisi normal pada minggu ke dua sampai minggu ke 8 pasca persalinan.

4. Perubahan Sistem Hormonal Terdapat perubahan hormon pada saat hamil, bersalin dan nifas, dimana hormon- hormon yang berperan tersebut antara lain : a. Hormon Plasenta

Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi plasenta. Hormon plasenta akan menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. HCG menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam – hari ke 7 pasca persalinan dan sebagai onset pemenuhan payudara pada hari ke 3 pasca persalinan.

b. Hormon Pituitary Hormon pituitary antara lain : hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, dan pada wanita yang tidak menyusui akan menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsetrasi folikuler pada minggu ke-3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

c. Hormon Hipotalamik pituitary ovarium Hormon ini akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita menyusui maupun tidak menyusui. Pada wanita menyusui, 16% wanita akan mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca persalinan, dan 45% wanita setelah 12 minggu pasca persalinan. Sedangkan pada wanita tidak menyusui, 40% wanita akan mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca persalinan, serta 90% wanita setelah 24 minggu.

8

• Bayi bergerak aktif. • Berat lahir 2.500 sampai 4.000 gram • Bayi menyusu dari payudara ibu dengan kuat

B. TANDA BAHAYA PASCA PERSALINAN

1. Tanda Bahaya Pada Ibu Nifas Sebagian besar kehamilan berakhir dengan persalinan dan masa nifas yang normal. Akan tetapi, 15-20 % diperkirakan akan mengalami gangguan atau komplikasi. Gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak dan biasanya tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Karena itu, tiap tenaga kesehatan, ibu hamil, keluarga dan masyarakat perlu mengetahui dan mengenali tanda bahaya.

Tanda bahaya pada ibu di masa nifas antara lain : a. Perdarahan Pasca Persalinan

Perdarahan yang banyak, segera atau dalam 1 jam setelah melahirkan, sangat berbahaya dan merupakan penyebab kematian ibu paling sering. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 2 jam. Ibu perlu segera ditolong untuk penyelamatan jiwanya. Perdarahan pada masa nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan) yang berlangsung terus menerus disertai bau tak sedap dan demam, juga merupakan tanda bahaya.

b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir Keluarnya cairan berbau dari jalan lahir menunjukkan adanya infeksi. Hal ini bisa disebabkan karena metritis, abses pelvis, infeksi luka perineum atau karena luka abdominal.

c. Bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang-kejang. Bengkak pada wajah, tangan dan kaki bila disertai tekanan darah tinggi dan sakit kepala (pusing).

d. Demam lebih dari 2 hari Demam lebih dari 2 hari pada ibu nifas bisa disebabkan oleh infeksi. Apabila demam disertai keluarnya cairan berbau dari jalan lahir, kemungkinan ibu mengalami infeksi jalan lahir. Akan tetapi apabila demam tanpa disertai keluarnya cairan berbau dari jalan lahir, perlu diperhatikan adanya penyakit infeksi lain seperti demam berdarah, demam tifoid, malaria, dsb.

e. Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit bisa disebabkan karena bendungan payudara, inflamasi atau infeksi payudara.

f. Gangguan psikologis pada masa pasca persalinan meliputi :

• Perasaan sedih pasca persalinan (postpartum blues)

9

Depresi ringan dan berlangsung singkat pada masa nifas, ditandai dengan:

- Merasa sedih

- Merasa lelah

- Insomnia

- Mudah tersinggung

- Sulit konsentrasi

- Gangguan hilang dengan sendirinya dan membaik

- setelah 2-3 hari, kadang-kadang sampai 10 hari

• Depresi pasca persalinan (postpartum depression)

- Gejala mungkin bisa timbul dalam 3 bulan pertama pasca persalinan atau sampai bayi berusia setahun.

- Gejala yang timbul tampak sama dengan gejala depresi : sedih selama >2 minggu, kelelahan yang berlebihan dan kehilangan minat terhadap kesenangan

• Psikosis pasca persalinan (postpartum psychotic) - Ide / Pikiran bunuh diri - Ancaman tindakan kekerasan terhadap bayi baru lahir - Dijumpai waham curiga/ persekutorik - Dijumpai halusinasi/ ilusi

2. Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir

Tanda bahaya pada bayi baru lahir antara lain :

a. Bayi lemas atau gerakan bayi berkurang b. Gerakan bayi berulang/Kejang c. Suara nafas merintih d. Nafas Cepat ( ≥ 60 kali/menit), Nafas lambat ( ≤ 40 kali/menit) ,

tarikan dinding dada bagian bawah kedalam. e. Sesak nafas/sukar bernafas/henti nafas f. Perubahan warna kulit (kebiruan,kuning, pucat) g. Badan teraba dingin (suhu < 36,5) h. Badan teraba demam (suhu > 37,5) i. Malas tidak bisa menyusu atau minum j. Telapak kaki dan tangan teraba dingin k. Telapak kaki dan tangan terlihat kuning l. Mata bayi bernanah banyak m. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut > 1 cm atau bernanah

• Bayi bergerak aktif. • Berat lahir 2.500 sampai 4.000 gram • Bayi menyusu dari payudara ibu dengan kuat

B. TANDA BAHAYA PASCA PERSALINAN

1. Tanda Bahaya Pada Ibu Nifas Sebagian besar kehamilan berakhir dengan persalinan dan masa nifas yang normal. Akan tetapi, 15-20 % diperkirakan akan mengalami gangguan atau komplikasi. Gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak dan biasanya tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Karena itu, tiap tenaga kesehatan, ibu hamil, keluarga dan masyarakat perlu mengetahui dan mengenali tanda bahaya.

Tanda bahaya pada ibu di masa nifas antara lain : a. Perdarahan Pasca Persalinan

Perdarahan yang banyak, segera atau dalam 1 jam setelah melahirkan, sangat berbahaya dan merupakan penyebab kematian ibu paling sering. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 2 jam. Ibu perlu segera ditolong untuk penyelamatan jiwanya. Perdarahan pada masa nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan) yang berlangsung terus menerus disertai bau tak sedap dan demam, juga merupakan tanda bahaya.

b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir Keluarnya cairan berbau dari jalan lahir menunjukkan adanya infeksi. Hal ini bisa disebabkan karena metritis, abses pelvis, infeksi luka perineum atau karena luka abdominal.

c. Bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang-kejang. Bengkak pada wajah, tangan dan kaki bila disertai tekanan darah tinggi dan sakit kepala (pusing).

d. Demam lebih dari 2 hari Demam lebih dari 2 hari pada ibu nifas bisa disebabkan oleh infeksi. Apabila demam disertai keluarnya cairan berbau dari jalan lahir, kemungkinan ibu mengalami infeksi jalan lahir. Akan tetapi apabila demam tanpa disertai keluarnya cairan berbau dari jalan lahir, perlu diperhatikan adanya penyakit infeksi lain seperti demam berdarah, demam tifoid, malaria, dsb.

e. Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit bisa disebabkan karena bendungan payudara, inflamasi atau infeksi payudara.

f. Gangguan psikologis pada masa pasca persalinan meliputi :

• Perasaan sedih pasca persalinan (postpartum blues)

10

BAB 3 PELAYANAN PASCA PERSALINAN

A. DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan pasca persalinan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan bagi ibu dan bayi baru lahir dalam kurun waktu 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan, yang dilaksanakan secara terintegrasi dan komprehensif. Ibu nifas dan bayi baru lahir yang sehat dipulangkan setelah 24 jam pasca melahirkan, sehingga sebelum pulang diharapkan ibu dan bayinya mendapat 1 kali pelayanan pasca persalinan. Pelayanan pasca persalinan terintegrasi dengan program-program lain yaitu dengan program Gizi, Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular, Imunisasi, Jiwa dan lain lain. Pelayanan pasca persalinan yang komprehensif adalah pelayanan pasca persalinan diberikan mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (termasuk laboratorium), pelayanan KB pasca persalinan, tata laksana kasus, KIE, dan rujukan bila diperlukan.

B. TUJUAN PELAYANAN PASCA PERSALINAN

Pelayanan pasca persalinan diperlukan karena dalam periode ini merupakan masa kritis, baik pada ibu maupun bayinya yang bertujuan : 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik secara fisik maupun psikologis. 2. Deteksi dini masalah , penyakit dan penyulit pasca persalinan, 3. Memberikan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE), dan konseling untuk

memastikan perawatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi dan asuhan bayi baru lahir pada ibu beserta keluarganya.

4. Melibatkan ibu, suami dan keluarga dalam menjaga kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir

5. Memberikan pelayanan KB sesegera mungkin setelah persalinan. C. PELAKSANA PELAYANAN

Pelayanan pasca persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) yang kompeten.

D. WAKTU PELAYANAN PASCA PERSALINAN

Pelayanan pasca persalinan dilaksanakan minimal 4 kali dengan waktu kunjungan ibu dan bayi baru lahir bersamaan yaitu. : • Pelayanan pertama dilakukan pada waktu 6 - 48 jam setelah persalinan. • Pelayanan kedua dilakukan pada waktu 3-7 hari setelah persalinan. • Pelayanan ketiga dilakukan pada waktu 8-28 hari setelah persalinan. • Pelayanan keempat dilakukan pada waktu 29-42 hari setelah persalinan untuk

ibu dan bayi berumur lebih dari 28 hari

11

E. RUANG LINGKUP PELAYANAN PASCAPERSALINAN

Ruang lingkup pelayanan pasca persalinan pada ibu, meliputi: a. Anamnesis b. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu c. Pemeriksaan tanda-tanda anemia d. Pemeriksaan tinggi fundus uteri e. Pemeriksaan kontraksi uteri f. Pemeriksaan kandung kemih dan saluran kencing g. Pemeriksaan lokhia dan perdarahan h. Pemeriksaan jalan lahir i. Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI Ekslusif j. Identifikasi risiko dan komplikasi k. Penanganan risiko tinggi dan komplikasi pada masa nifas l. Pemeriksaan status mental ibu m. Pelayanan Kontrasepsi pascapersalinan n. Pemberian KIE dan Konseling o. Pemberian kapsul vitamin A

Ruang lingkup Pelayanan Pasca persalinan pada bayi baru lahir mengenai Upaya Kesehatan Anak, meliputi : a. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial b. Manajemen Terpadu Bayi Muda yang merupakan bagian dari MTBS c. Skrining Bayi Baru Lahir d. Pemberian Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) dan konseling kepada ibu dan

keluarganya.

BAB 3 PELAYANAN PASCA PERSALINAN

A. DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan pasca persalinan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan bagi ibu dan bayi baru lahir dalam kurun waktu 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan, yang dilaksanakan secara terintegrasi dan komprehensif. Ibu nifas dan bayi baru lahir yang sehat dipulangkan setelah 24 jam pasca melahirkan, sehingga sebelum pulang diharapkan ibu dan bayinya mendapat 1 kali pelayanan pasca persalinan. Pelayanan pasca persalinan terintegrasi dengan program-program lain yaitu dengan program Gizi, Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular, Imunisasi, Jiwa dan lain lain. Pelayanan pasca persalinan yang komprehensif adalah pelayanan pasca persalinan diberikan mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (termasuk laboratorium), pelayanan KB pasca persalinan, tata laksana kasus, KIE, dan rujukan bila diperlukan.

B. TUJUAN PELAYANAN PASCA PERSALINAN

Pelayanan pasca persalinan diperlukan karena dalam periode ini merupakan masa kritis, baik pada ibu maupun bayinya yang bertujuan : 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik secara fisik maupun psikologis. 2. Deteksi dini masalah , penyakit dan penyulit pasca persalinan, 3. Memberikan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE), dan konseling untuk

memastikan perawatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi dan asuhan bayi baru lahir pada ibu beserta keluarganya.

4. Melibatkan ibu, suami dan keluarga dalam menjaga kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir

5. Memberikan pelayanan KB sesegera mungkin setelah persalinan. C. PELAKSANA PELAYANAN

Pelayanan pasca persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) yang kompeten.

D. WAKTU PELAYANAN PASCA PERSALINAN

Pelayanan pasca persalinan dilaksanakan minimal 4 kali dengan waktu kunjungan ibu dan bayi baru lahir bersamaan yaitu. : • Pelayanan pertama dilakukan pada waktu 6 - 48 jam setelah persalinan. • Pelayanan kedua dilakukan pada waktu 3-7 hari setelah persalinan. • Pelayanan ketiga dilakukan pada waktu 8-28 hari setelah persalinan. • Pelayanan keempat dilakukan pada waktu 29-42 hari setelah persalinan untuk

ibu dan bayi berumur lebih dari 28 hari

12

BAB 4

PELAYANAN PASCA PERSALINAN PADA IBU

A. JENIS PELAYANAN PASCA PERSALINAN

Pelayanan pasca persalinan meliputi penilaian terhadap keadaan umum (fisik) dan psikologis (kejiwaan) ibu, juga pemeriksaan laboratorium/ penunjang dengan jenis pelayanan meliputi seperti tabel di bawah ini:

Tabel 1 Jenis Pelayanan Pasca Persalinan Ibu

No

Jenis Pemeriksaan / Pelayanan

KF1 KF2 KF3 KF4 6 - 48 jam

3 hr - 7 hr

8 - 28 hr

29 - 42 hr

1 Pemeriksaan menggunakan Formulir Pemeriksaan ibu nifas

v v v v

2 Skrining status T dan berikan imunisasi Td apabila diperlukan - - - v

3 Skrining status HIV, Hepatitis B, Sifilis* * * * * 4 Skrining Status TB * * * * 5 KIE Masa Nifas v v v v 6 Pencatatan pada Buku KIA dan Kartu Ibu v v v v

v : pemeriksaan rutin * : atas indikasi • Skrining status T

Seluruh Wanita Usia Subur perlu mendapatkan imunisasi Tetanus untuk melindungi dari penyakit Tetanus pada ibu (Tetanus Maternal) dan pada bayinya (Tetanus Neonatal). Pada masa pasca persalinan, ibu nifas juga dilakukan skrining status imunisasi tetanusnya, dan diberikan injeksi Td apabila belum mencapai status T5 dan sudah memenuhi interval minimal.

13

Tabel 2 Imunisasi Tetanus pada Wanita Usia Subur (WUS)

Status Imunisasi Interval Minimal Pemberian Masa Perlindungan

T1 - -

T2 4 minggu setelah T1 3 tahun

T3 6 bulan setelah T2 5 tahun

T4 1 tahun setelah T3 10 tahun

T5 1 tahun setelah T4 Lebih dari 25 tahun

➢ Sebelum imunisasi, dilakukan penentuan status imunisasi T (screening) terlebih dahulu.

➢ Pemberian imunisasi Td tidak perlu diberikan, apabila status T sudah mencapai T5, yang harus dibuktikan dengan buku Kesehatan Ibu dan Anak, kohort dan/atau rekam medis.

• Skrining Status HIV

Apabila ibu belum diketahui status HIV, tenaga kesehatan harus menanyakan apakah Ibu Nifas sudah dites HIV atau belum. Apabila ibu belum pernah diperiksa HIV saat hamil, maka akan dilakukan tes HIV pada ibu Nifas, sebagai upaya pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak pada masa menyusui dan juga untuk pemberian ARV profilaksis pada bayi bila memang ibu tersebut terdiagnosis HIV. • Skrining status TB Kehamilan akan meningkatan risiko berkembangnya TB aktif pada ibu yang sebelumnya terinfeksi (infeksi TB laten), terutama pada trimester terakhir atau pada periode awal pasca persalinan. Penularan TB dari ibu ke anak dapat terjadi ketika neonatus tertular M tuberculosis saat dalam rahim melalui penyebaran hematogen lewat vena umbilikal, atau saat persalinan melalui aspirasi atau meminum cairan amnion atau sekresi cervicovaginal yang terkontaminasi M tuberculosis. Gejala TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Tenaga kesehatan perlu juga menanyakan apakah ibu dalam pengobatan TB. Bila ibu terdiagnosis TB atau dalam pengobatan TB maka bayi perlu diperhatikan tanda dan gejala TB yang biasanya muncul di minggu pertama sd minggu ke 3 meliputi:

BAB 4

PELAYANAN PASCA PERSALINAN PADA IBU

A. JENIS PELAYANAN PASCA PERSALINAN

Pelayanan pasca persalinan meliputi penilaian terhadap keadaan umum (fisik) dan psikologis (kejiwaan) ibu, juga pemeriksaan laboratorium/ penunjang dengan jenis pelayanan meliputi seperti tabel di bawah ini:

Tabel 1 Jenis Pelayanan Pasca Persalinan Ibu

No

Jenis Pemeriksaan / Pelayanan

KF1 KF2 KF3 KF4 6 - 48 jam

3 hr - 7 hr

8 - 28 hr

29 - 42 hr

1 Pemeriksaan menggunakan Formulir Pemeriksaan ibu nifas

v v v v

2 Skrining status T dan berikan imunisasi Td apabila diperlukan - - - v

3 Skrining status HIV, Hepatitis B, Sifilis* * * * * 4 Skrining Status TB * * * * 5 KIE Masa Nifas v v v v 6 Pencatatan pada Buku KIA dan Kartu Ibu v v v v

v : pemeriksaan rutin * : atas indikasi • Skrining status T

Seluruh Wanita Usia Subur perlu mendapatkan imunisasi Tetanus untuk melindungi dari penyakit Tetanus pada ibu (Tetanus Maternal) dan pada bayinya (Tetanus Neonatal). Pada masa pasca persalinan, ibu nifas juga dilakukan skrining status imunisasi tetanusnya, dan diberikan injeksi Td apabila belum mencapai status T5 dan sudah memenuhi interval minimal.

14

a) letargi, b) sulit minum, c) kesulitan pertambahan berat badan

Bila tidak ada tanda dan gejala TB maka bayi diberikan profilaksis dengan INH 10 mg/kg BB/hari selama 6 bulan.

• Kesehatan Jiwa

Sindroma Baby Blues atau sering disebut post partum distress syndrome adalah perasaan sedih dan gundah yang dialami oleh sekitar 50-80% ibu setelah melahirkan bayinya, dengan beberapa gejala seperti menangis, mudah kesal, lelah, cemas, tidak sabaran, tidak percaya diri, enggan memperhatikan bayinya, mudah tersinggung dan sulit konsentrasi. Sindroma Baby Blues masih tergolong ringan dan biasanya berlangsung hingga 2 minggu. Jika ibu mengalaminya lebih dari 2 minggu bisa jadi itu adalah Depresi Pasca Persalinan Pada pelayanan pasca persalinan, tenaga kesehatan dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk skrining/deteksi gejala-gejala depresi.

Ditambahkan definisi Baby Blues dan Depresi Pascapersalinan

Tabel 3 Perbandingan Baby Blues dan Depresi Pasca Persalinan

Karakteristik “Baby Blues” Depresi Pascapersalinan

Insiden 30%-75% ibu melahirkan 10-15% ibu melahirkan Onset 3–5 hari setelah melahirkan Dlm 3-6 minggu setelah

melahirkan

Durasi Beberapa hari hingga minggu Beberapa bulan hingga bbrp tahun, jika tidak ditangani

Stresor Tidak ada Ya, terutama kurangnya dukungan

Pengaruh sosiokultural Tidak ada, terdapat di semua sosiokultural dan kelas sosioekonomi

Hubungan kuat

Riwayat gangguan mood

Tidak ada hubungan Hubungan kuat

Riwayat keluarga dengan gangguan mood

Tidak ada hubungan Beberapa hubungan

15

Karakteristik “Baby Blues” Depresi Pascapersalinan

Menangis Ya Ya Mood labil Ya Sering, utamanya adalah

sedih Anhedonia (tidak mampu merasakan kesenangan apapun)

Tidak Sering

Gangguan tidur Kadang-kadang Hampir selalu Pikiran bunuh diri Tidak Kadang-kadang Pikiran untuk melukai bayi

Jarang Sering

Merasa bersalah, ketidakmampuan /inadekuat

Tidak ada atau sedikit Sering dan berat

B . TATA LAKSANA KASUS

Bagan Tata Laksana Terpadu pasca persalinan merupakan suatu algoritma dalam tata laksana kasus pada ibu pasca persalinan, sehingga dihasilkan pelayanan yang berkualitas. Kasus yang dipilih meliputi tanda tanda komplikasi pasca persalinan meliputi perdarahan vaginal,anemia, riwayat hipertensi dalam kehamilan, riwayat pre eklampsi atau eklampsi pada kehamilan, persalinan atau setelah persalinan; demam, lokhia berbau mencolok, inkontinensia urin, pus/nyeri di perineal, cairan vagina, infeksi HIV, Infeksi saluran reproduksi/infeksi menular seksual, gangguan pernafasan, depresi pasca persalinan dan masalah payudara.

Saat kunjungan nifas, semua ibu harus diperiksa menggunakan formulir pemeriksaan ibu nifas dan bagan tatalaksana terpadu pasca persalinan. Berikut langkah-langkah penggunaan formulir dan bagan tata laksana terpadu pasca persalinan: 1. Setiap ibu nifas diskrining dengan menggunakan NF1 pada bagan tatalaksana

terpadu. 2. Selanjutnya apabila ditemukan tanda-tanda kegawatdaruratan, segera

tatalaksana kegawatdaruratan 3. Apabila ditemukan tanda tidak normal atau masalah-masalah pada masa nifas

gunakan algoritma NF 2 – NF11.

a) letargi, b) sulit minum, c) kesulitan pertambahan berat badan

Bila tidak ada tanda dan gejala TB maka bayi diberikan profilaksis dengan INH 10 mg/kg BB/hari selama 6 bulan.

• Kesehatan Jiwa

Sindroma Baby Blues atau sering disebut post partum distress syndrome adalah perasaan sedih dan gundah yang dialami oleh sekitar 50-80% ibu setelah melahirkan bayinya, dengan beberapa gejala seperti menangis, mudah kesal, lelah, cemas, tidak sabaran, tidak percaya diri, enggan memperhatikan bayinya, mudah tersinggung dan sulit konsentrasi. Sindroma Baby Blues masih tergolong ringan dan biasanya berlangsung hingga 2 minggu. Jika ibu mengalaminya lebih dari 2 minggu bisa jadi itu adalah Depresi Pasca Persalinan Pada pelayanan pasca persalinan, tenaga kesehatan dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk skrining/deteksi gejala-gejala depresi.

Ditambahkan definisi Baby Blues dan Depresi Pascapersalinan

Tabel 3 Perbandingan Baby Blues dan Depresi Pasca Persalinan

Karakteristik “Baby Blues” Depresi Pascapersalinan

Insiden 30%-75% ibu melahirkan 10-15% ibu melahirkan Onset 3–5 hari setelah melahirkan Dlm 3-6 minggu setelah

melahirkan

Durasi Beberapa hari hingga minggu Beberapa bulan hingga bbrp tahun, jika tidak ditangani

Stresor Tidak ada Ya, terutama kurangnya dukungan

Pengaruh sosiokultural Tidak ada, terdapat di semua sosiokultural dan kelas sosioekonomi

Hubungan kuat

Riwayat gangguan mood

Tidak ada hubungan Hubungan kuat

Riwayat keluarga dengan gangguan mood

Tidak ada hubungan Beberapa hubungan

16

Tabel 4 Penggunaan Algoritma NF2 – NF11 pada Bagan Tatalaksana Terpadu Ibu

Nifas (pasca persalinan)

No Gejala atau tanda Bagan tatalaksana terpadu ibu nifas

1 • Tekanan Darah Diastolik Naik • Nyeri kepala, pandangan kabur, dan nyeri

ulu hati

NF2

2 Wajah Pucat, Periksa Kemungkinan Anemia NF3 3 Risiko HIV NF.4 4 Perdarahan hebat dari vagina NF 5 5 Demam atau keluar Cairan Berbau Busuk NF 5 6 masalah Buang Air Kecil : NF 6 7 Sedih atau Mudah Menangis NF 7 8 keputihan (vaginal discharge) pada 4 minggu

setelah persalinan NF 8

9 Keluhan Nyeri di Payudara atau Puting NF 9 10 Batuk atau sulit Bernafas NF 10 11 Merokok, menggunakan alcohol, obat terlarang

dan memiliki riwayat korban kekerasan NF 11

4. Hasil dari bagan ditemukan klasifikasi 5. Klasifikasi dipindahkan ke formulir 6. Hasil klasifikasi apabila ibu berada dalam kotak merah muda, dia harus dirujuk.

Bila ibu berada dalam kotak kuning, petugas kesehatan harus waspada dan memantau perkembanganan kesehatan ibu agar tidak jatuh dalam kotak merah muda, dan tata laksana dilakukan oleh dokter umum. Sedangkan kotak hijau artinya kondisi kesehatan ibu dalam keadaan aman

Manfaat bagan/algoritma :

1. Memperbaiki perencanaan dan manajemen pelayanan kesehatan 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan 3. Keterpaduan tatalaksana kasus 4. Mengurangi kehilangan kesempatan (missed opportunities) 5. Alat bantu bagi tenaga kesehatan 6. Pemakaian obat yang tepat 7. Memperbaiki penanganan komplikasi secara dini 8. Meningkatkan rujukan kasus tepat waktu 9. Konseling pada saat memberikan pelayanan

Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium/penunjang lainnya, dokter menegakkan diagnosis kerja atau

17

diagnosis banding, sedangkan bidan/perawat membuat klasifikasi masa pasca persalinan normal/ tidak normal pada ibu nifas.

C. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Dan Konseling Pelayanan Pasca Persalinan Bagi Ibu dan Keluarga Pada masa nifas ibu, suami dan keluarga perlu diberikan informasi dan edukasi untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan pada masa nifas, seperti perawatan ibu pasca melahirkan, tanda bahaya ibu nifas dan bayi baru lahir. Pemberian KIE dilakukan pada setiap kunjungan sesuai dengan panduan yang ada di Buku KIA.

Konseling dapat diberikan pada keadaan-keadaan yang membutuhkan pemahaman mendalam bagi ibu, suami dan keluarga seperti: 1. Pemilihan metode kontrasepsi khususnya pada ibu berisiko dan perencanaan

keluarga 2. Pemberian ASI eksklusif 3. Bayi dari ibu ODHA 4. Bayi dari ibu Hepatitis B 5. Bayi dari ibu dengan masalah kesehatan mental 6. Masalah kesehatan lainnya yang berisiko bagi kesehatan ibu dan bayinya

D. PELAYANAN KB PASCA PERSALINAN

• Pengertian KB Pasca Persalinan KB Pasca Persalinan (KBPP) adalah penggunaan metode kontrasepsi pada masa nifas, yaitu hingga 42 hari setelah melahirkan. Agar lebih efektif dan efisien serta menghindari kehilangan kesempatan (missed opportunity), KBPP diutamakan untuk diberikan langsung setelah ibu melahirkan atau sebelum ibu pulang dari fasilitas pelayanan kesehatan. Secara umum, hampir semua metode kontrasepsi dapat digunakan sebagai metode KB Pasca Persalinan. Untuk memastikan jarak kehamilan yang sehat dan aman (minimal 2 tahun) maka pasien perlu diberikan informasi dan motivasi untuk menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sejak sebelum ibu melahirkan.

• Tujuan KB Pasca Persalinan

Pelayanan KB Pascapersalinan bertujuan: 1) Menurunkan kehilangan kesempatan (missed opportunity) ber-KB pada

klien yang sudah berkontak dengan petugas kesehatan sejak ANC, bersalin dan masa nifas

2) Membantu menciptakan jarak ideal antar kehamilan dan menghindari kehamilan tidak direncanakan.

3) Meningkatkan kepesertaan baru KB.

Tabel 4 Penggunaan Algoritma NF2 – NF11 pada Bagan Tatalaksana Terpadu Ibu

Nifas (pasca persalinan)

No Gejala atau tanda Bagan tatalaksana terpadu ibu nifas

1 • Tekanan Darah Diastolik Naik • Nyeri kepala, pandangan kabur, dan nyeri

ulu hati

NF2

2 Wajah Pucat, Periksa Kemungkinan Anemia NF3 3 Risiko HIV NF.4 4 Perdarahan hebat dari vagina NF 5 5 Demam atau keluar Cairan Berbau Busuk NF 5 6 masalah Buang Air Kecil : NF 6 7 Sedih atau Mudah Menangis NF 7 8 keputihan (vaginal discharge) pada 4 minggu

setelah persalinan NF 8

9 Keluhan Nyeri di Payudara atau Puting NF 9 10 Batuk atau sulit Bernafas NF 10 11 Merokok, menggunakan alcohol, obat terlarang

dan memiliki riwayat korban kekerasan NF 11

4. Hasil dari bagan ditemukan klasifikasi 5. Klasifikasi dipindahkan ke formulir 6. Hasil klasifikasi apabila ibu berada dalam kotak merah muda, dia harus dirujuk.

Bila ibu berada dalam kotak kuning, petugas kesehatan harus waspada dan memantau perkembanganan kesehatan ibu agar tidak jatuh dalam kotak merah muda, dan tata laksana dilakukan oleh dokter umum. Sedangkan kotak hijau artinya kondisi kesehatan ibu dalam keadaan aman

Manfaat bagan/algoritma :

1. Memperbaiki perencanaan dan manajemen pelayanan kesehatan 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan 3. Keterpaduan tatalaksana kasus 4. Mengurangi kehilangan kesempatan (missed opportunities) 5. Alat bantu bagi tenaga kesehatan 6. Pemakaian obat yang tepat 7. Memperbaiki penanganan komplikasi secara dini 8. Meningkatkan rujukan kasus tepat waktu 9. Konseling pada saat memberikan pelayanan

Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium/penunjang lainnya, dokter menegakkan diagnosis kerja atau

18

4) Meningkatkan kesehatan ibu, anak, dan keluarga. • Konseling KB Pascapersalinan

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Konseling yang baik dapat membuat klien merasa puas, membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Teknik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada. Dengan adanya informasi yang lengkap dan cukup akan memberikan keleluasaan kepada klien dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi (informed choice) yang akan digunakannya.

Konseling KB Pasca Persalinan sebaiknya dilaksanakan sejak awal masa kehamilan sehingga ibu sudah mempunyai perencanaan menggunakan KB pasca persalinan, baik pada pelayanan antenatal maupun pada Kelas Ibu Hamil. Konseling dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam Buku KIA. Sebelum menjelang masa persalinan, klien perlu didorong untuk telah memutuskan metode kontrasepsi pascapersalinan (diutamakan metode kontrasepsi jangka panjang) dan mengisinya pada lembar Amanat Persalinan yang terdapat dalam Buku KIA. Proses konseling dapat dilanjutkan selama proses menjelang persalinan dan masa pascapersalinan dini, yaitu ketika ibu masih dirawat di ruang nifas atau rawat gabung. Dengan konseling yang berkualitas dan berkesinambungan, diharapkan klien sudah menggunakan metode kontrasepsi pascapersalinan sebelum pulang dari fasilitas pelayanan kesehatan.

• Penapisan Kelayakan Medis Dalam Penggunaan Kontrasepsi Proses konseling KB Pascapersalinan perlu dilanjutkan dengan penapisan kelayakan medis dalam penggunaan kontrasepsi pascapersalinan, sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014. Hal ini mengingat pelayanan KB, termasuk KB Pascapersalinan, harus dilakukan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kesehatan. Artinya, metode kontrasepsi pascapersalinan yang akan digunakan oleh pasangan suami istri harus mempertimbangkan usia, paritas, jumlah anak, serta kondisi kesehatan klien.

Oleh karena itu petugas kesehatan perlu mengetahui kondisi medis dan karakteristik khusus sebelum klien menggunakan kontrasepsi, termasuk kontrasepsi pascapersalinan. Hal ini dikarenakan pada klien dengan kondisi medis atau karakteristik khusus, terdapat metode kontrasepsi yang mungkin dapat memperburuk kondisi medis atau membuat risiko kesehatan tambahan,

19

misal pada klien dengan hipertensi, diabetes, infeksi HIV, dll. Di sisi lain terdapat juga kondisi medis atau karakteristik klien yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi metode kontrasepsi, misal usia, ibu menyusui, dll. Bagi ibu menyusui, misalnya, tidak direkomendasikan metode kontrasepsi hormonal kombinasi yang dapat mempengaruhi produksi ASI.

Dalam melakukan penapisan kelayakan medis sebelum penggunaan kontrasepsi pascapersalinan, petugas kesehatan dapat menggunakan alat bantu berupa Diagram Lingkaran Kriteria Kelayakan Medis Pengunaan Kontrasepsi Menurut WHO 2015 (Roda KLOP).

Roda KLOP tersedia versi cetak dan digital, video penggunaan Roda KLOP dapat diunduh di www.kesga.kemenkes.go.id dan klop versi digital dapat diakses di play store dengan nama KLOP KB.

• Pelayanan dan Metode Kontrasepsi KB Pasca Persalinan Proses konseling dan penapisan kelayakan medis diharapkan berujung pada keputusan klien untuk menggunakan salah satu metode kontrasepsi pascapersalinan. Secara umum, hampir semua metode kontrasepsi dapat digunakan sebagai metode KB pasca persalinan. Sesuai dengan Health Technology Assessment (HTA) Indonesia yang telah dikeluarkan tahun 2009 oleh Kementerian Kesehatan tentang KB pada periode menyusui, beberapa metode kontrasepsi yang efektif dalam mencegah kehamilan pada periode menyusui antara lain:

1) Metode KB non hormonal yang terdiri dari tubektomi dan vasektomi, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), Metode Amenorea Laktasi (MAL), kondom, abstinensia (metode kalender).

2) Metode KB hormonal yang terdiri dari implan, suntik yang hanya mengandung progestin serta minipil.

Metode-metode kontrasepsi pascapersalinan meliputi:

a. Metode Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan alat kontrasepsi yang dapat dipasang dalam rahim, relatif aman dan efektif untuk semua perempuan. AKDR pasca plasenta merupakan yang paling berpotensi untuk mencegah missed opportunity ber-KB. Metode AKDR pascapersalinan dapat digunakan dalam waktu tertentu sebagai berikut:

4) Meningkatkan kesehatan ibu, anak, dan keluarga. • Konseling KB Pascapersalinan

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Konseling yang baik dapat membuat klien merasa puas, membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Teknik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada. Dengan adanya informasi yang lengkap dan cukup akan memberikan keleluasaan kepada klien dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi (informed choice) yang akan digunakannya.

Konseling KB Pasca Persalinan sebaiknya dilaksanakan sejak awal masa kehamilan sehingga ibu sudah mempunyai perencanaan menggunakan KB pasca persalinan, baik pada pelayanan antenatal maupun pada Kelas Ibu Hamil. Konseling dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam Buku KIA. Sebelum menjelang masa persalinan, klien perlu didorong untuk telah memutuskan metode kontrasepsi pascapersalinan (diutamakan metode kontrasepsi jangka panjang) dan mengisinya pada lembar Amanat Persalinan yang terdapat dalam Buku KIA. Proses konseling dapat dilanjutkan selama proses menjelang persalinan dan masa pascapersalinan dini, yaitu ketika ibu masih dirawat di ruang nifas atau rawat gabung. Dengan konseling yang berkualitas dan berkesinambungan, diharapkan klien sudah menggunakan metode kontrasepsi pascapersalinan sebelum pulang dari fasilitas pelayanan kesehatan.

• Penapisan Kelayakan Medis Dalam Penggunaan Kontrasepsi Proses konseling KB Pascapersalinan perlu dilanjutkan dengan penapisan kelayakan medis dalam penggunaan kontrasepsi pascapersalinan, sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014. Hal ini mengingat pelayanan KB, termasuk KB Pascapersalinan, harus dilakukan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kesehatan. Artinya, metode kontrasepsi pascapersalinan yang akan digunakan oleh pasangan suami istri harus mempertimbangkan usia, paritas, jumlah anak, serta kondisi kesehatan klien.

Oleh karena itu petugas kesehatan perlu mengetahui kondisi medis dan karakteristik khusus sebelum klien menggunakan kontrasepsi, termasuk kontrasepsi pascapersalinan. Hal ini dikarenakan pada klien dengan kondisi medis atau karakteristik khusus, terdapat metode kontrasepsi yang mungkin dapat memperburuk kondisi medis atau membuat risiko kesehatan tambahan,

20

Tabel 5 Waktu Pemasangan AKDR

Waktu Pemasangan

Definisi

Angka Ekspulsi

Observasi

Pasca plasenta Dalam 10 menit setelah plasenta lahir

9,5-12,5% Ideal : angka ekspulsi rendah

Pascapersalinan Dini

10 menit – 48 jam Pascapersalinan

25-37 % Cukup aman

Pascapersalinan lanjut

>48 jam – 4 minggu Pascapersalinan

Tidak direkomendasikan

Risiko tinggi perforasi, ekspulsi dan infeksi

Interval >4minggu Pascapersalinan

3-13% Aman

b. Metode Implan

yaitu alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin dan pemasangannya membutuhkan tindakan pembedahan minor. Metode implan aman bagi ibu menyusui, serta dapat digunakan segera setelah melahirkan sebelum pulang dari fasilitas kesehatan.

c. Metode Amenorea Laktasi (MAL), adalah kontrasepsi yang mengandalkan menyusui secara eksklusif, artinya ibu secara langsung menyusui bayi tanpa memberikan tambahan makanan ataupun minuman apa pun lainnya hingga bayi berusia 6 bulan. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila memenuhi seluruh persyaratan berikut: • Ibu menyusui secara penuh (full breast feeding), pemberiannya lebih dari

8 kali sehari atau total waktu menyusui lebih dari 4 jam, DAN • Umur bayi kurang dari 6 bulan, DAN • Ibu belum haid kembali.

Jika seluruh syarat terpenuhi, metode MAL efektif sampai 6 bulan setelah melahirkan. Setelah itu, klien perlu berganti cara dengan pemakaian metode kontrasepsi lain. Khusus pada ibu dengan HIV positif, pemilihan metode MAL dapat dilakukan jika ibu sudah mengkonsumsi ARV secara teratur selama minimal 6 (enam) bulan dan viral load <1000 kopi atau tidak terdeteksi.

d. Metode Kondom, adalah penggunaan selubung/sarung karet untuk menghalangi sperma masuk ke uterus. Kondom dapat digunakan kapanpun, atau sebagai KBPP sementara bila kontrasepsi lainnya harus ditunda. Apabila ibu dan atau pasangan HIV positif, maka apapun jenis kontrasepsi pascapersalinan yang dipilih harus dibarengi dengan pemakaian kondom sebagai perlindungan ganda, karena kondom dapat mencegah kehamilan sekaligus mencegah penularan HIV dan IMS.

21

e. Metode kontrasepsi pil, merupakan metode kontrasepsi hormonal yang terdiri dari pil progestin (mini pil) dan pil kombinasi (estrogen+progesteron). Mini pil dapat diberikan dalam 6 minggu pertama pasca persalinan, namun bagi wanita yang mengalami keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan, pil progestin (minipil) dapat segera digunakan dalam beberapa hari (setelah 3 hari) pascapersalinan. Pil kombinasi dapat mulai diberikan pada ibu yang tidak menyusui setelah 3 bulan pasca persalinan, sedangkan pada ibu menyusui hanya boleh diberikan ketika bayi berusia 6 bulan atau lebih.

f. Metode kontrasepsi suntik, merupakan metode kontrasepsi hormonal yang terdiri dari suntik progestin (suntikan 3 bulanan) dan suntikan kombinasi (suntikan 1 bulanan). Pada ibu yang tidak menyusui, suntik progestin dapat diberikan segera setelah persalinan, dan suntik kombinasi dapat diberikan setelah 3 minggu pascapersalinan. Sedangkan bagi ibu yang menyusui, suntik progestin hanya bisa diberikan setelah 6 minggu pascapersalinan, dan suntik kombinasi hanya bisa diberikan ketika bayi berusia 6 bulan atau lebih.

g. Metode Tubektomi, merupakan metode permanen yang melibatkan prosedur pembedahan. Pada persalinan pervaginam dapat dilakukan hingga 48 jam pascapersalinan dengan minilaparotomi (jika tidak bisa dalam waktu 2 hari pascapersalinan, ditunda sampai 4-6 minggu), sedangkan persalinan dengan seksio sesaria. Metode ini dilaksanakan di FKTRL

h. Metode Vasektomi, merupakan metode permanen dan aman untuk pasangan suami istri yang tidak ingin mempunyai anak lagi, dapat dilakukan setiap saat selama kehamilan atau selama masa nifas. Bahkan, vasektomi merupakan metode pascapersalinan yang sesuai dan aman karena periode 3 bulan yang diperlukan agar vasektomi menjadi efektif masih dalam periode ASI eksklusif, sehingga masih dapat mengandalkan MAL.

Bila pasangan sudah tidak ingin anak lagi, disarankan untuk menggunakan metode kontrasepsi MOW atau MOP. Bagi ibu dengan HIV yang sedang minum obat ARV, penggunaan metode kontrasepsi hormonal memiliki kekurangan yaitu dapat sedikit mempengaruhi efektivitas ARV.

Tabel 5 Waktu Pemasangan AKDR

Waktu Pemasangan

Definisi

Angka Ekspulsi

Observasi

Pasca plasenta Dalam 10 menit setelah plasenta lahir

9,5-12,5% Ideal : angka ekspulsi rendah

Pascapersalinan Dini

10 menit – 48 jam Pascapersalinan

25-37 % Cukup aman

Pascapersalinan lanjut

>48 jam – 4 minggu Pascapersalinan

Tidak direkomendasikan

Risiko tinggi perforasi, ekspulsi dan infeksi

Interval >4minggu Pascapersalinan

3-13% Aman

b. Metode Implan

yaitu alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin dan pemasangannya membutuhkan tindakan pembedahan minor. Metode implan aman bagi ibu menyusui, serta dapat digunakan segera setelah melahirkan sebelum pulang dari fasilitas kesehatan.

c. Metode Amenorea Laktasi (MAL), adalah kontrasepsi yang mengandalkan menyusui secara eksklusif, artinya ibu secara langsung menyusui bayi tanpa memberikan tambahan makanan ataupun minuman apa pun lainnya hingga bayi berusia 6 bulan. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila memenuhi seluruh persyaratan berikut: • Ibu menyusui secara penuh (full breast feeding), pemberiannya lebih dari

8 kali sehari atau total waktu menyusui lebih dari 4 jam, DAN • Umur bayi kurang dari 6 bulan, DAN • Ibu belum haid kembali.

Jika seluruh syarat terpenuhi, metode MAL efektif sampai 6 bulan setelah melahirkan. Setelah itu, klien perlu berganti cara dengan pemakaian metode kontrasepsi lain. Khusus pada ibu dengan HIV positif, pemilihan metode MAL dapat dilakukan jika ibu sudah mengkonsumsi ARV secara teratur selama minimal 6 (enam) bulan dan viral load <1000 kopi atau tidak terdeteksi.

d. Metode Kondom, adalah penggunaan selubung/sarung karet untuk menghalangi sperma masuk ke uterus. Kondom dapat digunakan kapanpun, atau sebagai KBPP sementara bila kontrasepsi lainnya harus ditunda. Apabila ibu dan atau pasangan HIV positif, maka apapun jenis kontrasepsi pascapersalinan yang dipilih harus dibarengi dengan pemakaian kondom sebagai perlindungan ganda, karena kondom dapat mencegah kehamilan sekaligus mencegah penularan HIV dan IMS.

22

BAB 5

PELAYANAN PASCA PERSALINAN PADA BAYI BARU LAHIR

A. Definisi Operasional Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dimulai segera setelah bayi lahir sampai 28 hari terdiri dari pelayanan saat lahir (0 – 6 jam) dan setelah lahir (6 jam - 28 hari). Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahir dimulai sejak usia 6 jam sampai 28 hari. Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahir meliputi: perawatan neonatal esensial setelah lahir (6 jam – 28 hari) yang merupakan pelayanan kesehatan neonatal esensial; skrining bayi baru lahir; dan pemberian komunikasi, informasi dan edukasi kepada ibu dan keluarganya.

B. Perawatan Neonatal Esensial Setelah Lahir ( 6 jam - 28 hari)

Perawatan neonatal esensial setelah lahir merupakan bagian dari Pelayanan kesehatan neonatal Esensial yang melekat pada periode postnatal (pasca persalinan) yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu di masa nifas dan dikenal menjadi pelayanan pasca persalinan, ibu dan bayi baru lahir.

Pelayanan neonatal esensial yang dilakukan setelah lahir 6 (enam) jam sampai 28 (dua puluh delapan) hari meliputi : a. menjaga Bayi tetap hangat; b. pemeriksaan neonatus menggunakan Manajemen Terpadu Bayi Muda

(MTBM); c. bimbingan pemberian ASI dan memantau kecukupan ASI; d. perawatan metode Kangguru (PMK); e. pemantauan peertumbuhan neonatus; f. masalah yang paling sering dijumpai pada neonatus

Pelayanan neonatal esensial dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali kunjungan, yang meliputi: a. 1 (satu) kali pada umur 6-48 jam; (KN 1) b. 1 (satu) kali pada umur 3-7 hari (KN 2); dan c. 1 (satu) kali pada umur 8-28 hari. (KN 3)

Skrining Bayi Baru Lahir Deteksi dini kelainan bawaan melalui skrining bayi baru lahir (SBBL) merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang lebih baik. Skrining atau uji saring pada bayi baru lahir (Neonatal Screening) adalah tes yang dilakukan pada saat bayi berumur beberapa hari untuk memilah bayi yang menderita kelainan kongenital dari bayi yang sehat. Skrining bayi baru lahir dapat mendeteksi adanya

23

gangguan kongenital sedini mungkin, sehingga bila ditemukan dapat segera dilakukan intervensi secepatnya. Salah satu penyakit yang bisa dideteksi dengan skrining pada bayi baru lahirdi Indonesia antara lain Hipotiroid Kongenital (HK). Hipotiroid Kongenital adalah keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena kelainan anatomi atau gangguan metabolisme pembentukan hormon tiroid atau defisiensi iodium. Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah skrining/uji saring untuk memilah bayi yang menderita hipotiroid kongenital dari bayi yang bukan penderita. SHK dilakukan optimal pada saat bayi berusia 48-72 jam (kunjungan neonatus). Pelaksanaan SHK mengacu pada pedoman yang ada.

Tabel 6. Jenis Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir

No Jenis Pemeriksaan / Pelayanan

KN 1/ PNC 1

KN 2/ PNC 2

KN 3/ PNC 3

6 - 48 jam

3 hr - 7 hr

8 - 28 hr

1. Pemeriksaan menggunakan formulir MTBM v v v

2. Bagi Daerah yang sudah melaksanakan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)

- Pemeriksaan SHK - v -

- Hasil test SHK - v v - Konfirmasi Hasil SHK - v v 3. Tindakan (terapi/rujukan/umpan balik) v v v 4. Pencatatan di buku KIA dan kohort bayi v v v Keterangan Tabel:

- V : pemeriksaan rutin

Pada bayi yang lahir dari ibu yang sedang dalam pengobatan TB, pemberian BCG ditunda sampai selesai pemberian profilaksis INH pada bayi tersebut. Dosis profilaksis INH 10mg/KgBB/hari selama 6 bulan Pada pelayanan ini, bayi baru lahir mendapatkan akses pemeriksaan kesehatan oleh tenaga kesehatan pada Polindes, Poskesdes, Puskesmas, praktik mandiri bidan, klinik pratama, klinik utama, Posyandu dan atau kunjungan rumah dengan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) Pemeriksaan Bayi Baru Lahir dengan pendekatan MTBM dilakukan dengan menggunakan formulir pencatatan bayi muda 0 - 2 bulan dan bagan MTBS sebagaimana terlampir.

BAB 5

PELAYANAN PASCA PERSALINAN PADA BAYI BARU LAHIR

A. Definisi Operasional Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dimulai segera setelah bayi lahir sampai 28 hari terdiri dari pelayanan saat lahir (0 – 6 jam) dan setelah lahir (6 jam - 28 hari). Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahir dimulai sejak usia 6 jam sampai 28 hari. Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahir meliputi: perawatan neonatal esensial setelah lahir (6 jam – 28 hari) yang merupakan pelayanan kesehatan neonatal esensial; skrining bayi baru lahir; dan pemberian komunikasi, informasi dan edukasi kepada ibu dan keluarganya.

B. Perawatan Neonatal Esensial Setelah Lahir ( 6 jam - 28 hari)

Perawatan neonatal esensial setelah lahir merupakan bagian dari Pelayanan kesehatan neonatal Esensial yang melekat pada periode postnatal (pasca persalinan) yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu di masa nifas dan dikenal menjadi pelayanan pasca persalinan, ibu dan bayi baru lahir.

Pelayanan neonatal esensial yang dilakukan setelah lahir 6 (enam) jam sampai 28 (dua puluh delapan) hari meliputi : a. menjaga Bayi tetap hangat; b. pemeriksaan neonatus menggunakan Manajemen Terpadu Bayi Muda

(MTBM); c. bimbingan pemberian ASI dan memantau kecukupan ASI; d. perawatan metode Kangguru (PMK); e. pemantauan peertumbuhan neonatus; f. masalah yang paling sering dijumpai pada neonatus

Pelayanan neonatal esensial dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali kunjungan, yang meliputi: a. 1 (satu) kali pada umur 6-48 jam; (KN 1) b. 1 (satu) kali pada umur 3-7 hari (KN 2); dan c. 1 (satu) kali pada umur 8-28 hari. (KN 3)

Skrining Bayi Baru Lahir Deteksi dini kelainan bawaan melalui skrining bayi baru lahir (SBBL) merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang lebih baik. Skrining atau uji saring pada bayi baru lahir (Neonatal Screening) adalah tes yang dilakukan pada saat bayi berumur beberapa hari untuk memilah bayi yang menderita kelainan kongenital dari bayi yang sehat. Skrining bayi baru lahir dapat mendeteksi adanya

24

Penggunaan bagan MTBM dan formulir MTBM dalam pelayanan bayi baru lahir memungkinkan menjaring adanya gangguan kesehatan secara dini. Terutama untuk deteksi dini tanda bahaya dan penyakit penyebab utama kematian pada bayi baru lahir. Dengan adanya deteksi dan pengobatan dini, tentunya membantu menghindari bayi baru lahir dari risiko kematian.

C. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan konseling bagi Ibu dan

Keluarga Tenaga kesehatan memberitahu ibu kapan harus kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan dan juga mengajari ibu untuk mengenali tanda-tanda yang menunjukkan kapan anak harus segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan serta menilai praktik pemberian ASI dan memberikan KIE untuk mengatasi masalah yang ditemukan. KIE meliputi juga untuk kesehatan ibu sendiri. Berikan juga KIE tentang cara melanjutkan pengobatan di rumah, merawat bayi muda sehat maupun sakit termasuk melakukan asuhan dasar di rumah. Konseling diberikan pada bayi muda dengan klasifikasi kuning dan hijau. Lakukan konseling setelah anda selesai memberikan tindakan/pengobatan. Pemberian KIE bagi ibu dan keluarganya dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dan kader kesehatan dengan menggunakan buku KIA atau media kesehatan lainnya. Materi yang disampaikan meliputi:

1. Perawatan Bayi Baru Lahir; 2. ASI Eksklusif; 3. Pengenalan dini tanda bahaya pada Bayi Baru Lahir; 4. Pelayanan kesehatan pada Bayi Baru Lahir; dan 5. Skrining Bayi Baru Lahir. 6. Perawatan metode kangguru (PMK) untuk BBLR

25

BAB 6

PENCATATAN DAN PELAPORAN

Sistem Pencatatan dan Pelaporan dari Pelayanan Pasca Persalinan bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir merupakan bagian dari pencatatan dan pelaporan Kesehatan Ibu dan Anak serta berdasarkan konsep pemantauan wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas melalui tenaga bidan/perawat penanggungjawab di desa/kelurahan melaksanakan pendataan sasaran ibu nifas dan bayi baru lahir, memberikan pelayanan kesehatan pasca persalinan kepada ibu dan bayi baru lahir dengan menggunakan formulir pemeriksaan ibu nifas (untuk ibu) dan formulir MTBM (untuk bayi) . Pelayanan tersebut lalu dicatat pada kohort ibu nifas dan kohort bayi kemudian direkapitulasi dan dilaporkan setiap bulan secara berjenjang ke Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi. Semua tenaga kesehatan yang melakukan praktik pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk swasta melaporkan hasil pelayanan ke puskesmas yang mewilayahi, untuk institusi rumah sakit melaporkan hasil pelayanan neonatus ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang mewilayahinya.

A. PENCATATAN 1. PENCATATAN PELAYANAN PASCA PERSALINAN BAGI IBU :

Pencatatan Pelayanan Pasca Persalinan selain menggunakan formulir yang sudah ada, juga menggunakan suatu formulir untuk mencatat hasil pemeriksaan pada tata laksana terpadu masa nifas seperti formulir pencatatan MTBM , yaitu :

a. Kartu Ibu atau rekam medis lainnya yang disimpan di fasilitas pelayanan kesehatan.

b. Formulir Pemeriksaan Ibu Nifas c. Kohort Nifas . d. Kohort KB e. Buku KIA

2. PENCATATAN PELAYANAN PASCA PERSALINAN BAGI BAYI BARU LAHIR Pencatatan pelayanan menggunakan formulir yang sudah ada yaitu: a. Formulir pencatatan bayi muda kurang dari 2 bulan (formulir MTBM) b. Register rawat jalan bayi muda kurang dari 2 bulan c. Register Kohort Bayi d. Buku KIA

Penggunaan bagan MTBM dan formulir MTBM dalam pelayanan bayi baru lahir memungkinkan menjaring adanya gangguan kesehatan secara dini. Terutama untuk deteksi dini tanda bahaya dan penyakit penyebab utama kematian pada bayi baru lahir. Dengan adanya deteksi dan pengobatan dini, tentunya membantu menghindari bayi baru lahir dari risiko kematian.

C. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan konseling bagi Ibu dan

Keluarga Tenaga kesehatan memberitahu ibu kapan harus kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan dan juga mengajari ibu untuk mengenali tanda-tanda yang menunjukkan kapan anak harus segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan serta menilai praktik pemberian ASI dan memberikan KIE untuk mengatasi masalah yang ditemukan. KIE meliputi juga untuk kesehatan ibu sendiri. Berikan juga KIE tentang cara melanjutkan pengobatan di rumah, merawat bayi muda sehat maupun sakit termasuk melakukan asuhan dasar di rumah. Konseling diberikan pada bayi muda dengan klasifikasi kuning dan hijau. Lakukan konseling setelah anda selesai memberikan tindakan/pengobatan. Pemberian KIE bagi ibu dan keluarganya dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dan kader kesehatan dengan menggunakan buku KIA atau media kesehatan lainnya. Materi yang disampaikan meliputi:

1. Perawatan Bayi Baru Lahir; 2. ASI Eksklusif; 3. Pengenalan dini tanda bahaya pada Bayi Baru Lahir; 4. Pelayanan kesehatan pada Bayi Baru Lahir; dan 5. Skrining Bayi Baru Lahir. 6. Perawatan metode kangguru (PMK) untuk BBLR

26

Pencatatan-pencatatan tersebut harus diisi lengkap setiap kali selesai memberikan pelayanan. Dokumen ini harus disimpan dan dijaga dengan baik karena akan digunakan pada kontak berikutnya. Pada keadaan tertentu dokumen ini diperlukan untuk kegiatan audit medik. Pelayanan Kunjungan nifas ke-4 pada bayi tetap dicatat namun tidak dilaporkan karena tidak masuk dalam indikator kunjungan neonatal.

B. PELAPORAN Pelaporan pelayanan pasca persalinan bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir menggunakan formulir pelaporan yang sudah ada, yaitu :

• LB3 KIA

• LB3 KB

Alur Pelaporan

Pada pelayanan pasca persalinan ke 4, ibu datang bersama dengan bayinya. Pelayanan pada ibu dan bayi dicatat menggunakan form yang ada dan dilaporkan menggunakan form LB3 KIA, kecuali pelayanan pasca persalinan bagi bayi baru lahir pada kunjungan ke 4 tidak dilaporkan karena tidak masuk dalam indikator.

Praktik Bidan Mandiri / Klinik

Bidan di Desa Bidan di Pustu/ Bidan Kelurahan

Bidan Koordinator KIA di Puskesmas

Petugas/pengelola program: - TB - IMS/HIV - Gizi - Imunisasi

Pengelola Program KIA Dinkes Kab/Kota

tanggal 5 bln berikutnya

Pengelola Program KIA Dinkes Provinsi (Komdat Kesga)

tanggal 10 pada bln yg sama dgn Kab

Komdat Kesga Direktorat Kesehatan Keluarga secara online (tanggal 15 pada bln yg sama dgn

Prov)

Rumah Sakit (SIMRS/SIRS)

tanggal 30 setiap bln

Petugas/pengelola program Penyakit Menular dan Tidak Menular di Dinkes Kab/Kota

Petugas/pengelola program Penyakit Menular dan Tidak Menular di Dinkes Provinsi

Direktorat Jenderal P2

27

Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan pasca persalinan di wilayah kerja Puskesmas, melaporkan rekapitulasi hasil pelayanan pascapersalinan setiap awal bulan ke Puskesmas atau disesuaikan dengan kebijakan daerah masing-masing.

Puskesmas menghimpun laporan rekapitulasi dari tenaga kesehatan di wilayah kerjanya dan memasukkan ke dalam LB3 KIA dan KB untuk keperluan pengolahan dan analisais data serta pembuatan laporan PWS KIA.

Hasil pengolahan dan analisis data dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota setiap bulan. Sementara itu grafik PWS KIA digunakan oleh Puskesmas untuk memantau pencapaian target dan melihat tren pelaksanaan pelayanan pasca persalinan serta digunakan untuk pertemuan dengan lintas sektor.

Dinas kesehatan kabupaten/kota menghimpun hasil pengolahan dan analisis data dari seluruh Puskesmas di wilayahnya untuk keperluan pengolahan dan analisis data serta pembuatan grafik PWS KIA tingkat kabupaten/kota setiap bulan.

Hasil pengolahan dan analisis data dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi setiap bulan. Sementara itu grafik PWS KIA digunakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk memantau pencapaian target dan melihat tren pelaksanaan pelayanan pasca persalinan.

Dinas Kesehatan Provinsi menghimpun hasil pengolahan dan analisis data dari seluruh kabupaten/kotadi wilayahnya untuk keperluan pengolahan dan analisis data di tingkat provinsi.

Hasil pengolahan dan analisis data dilaporkan ke Kementerian Kesehatan. Sementara itu grafik PWS KIA digunakan oleh dinas kesehatan provinsi untuk memantau pencapaian target dan melihat tren pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu.

Lintas program yang terkait pelayanan pasca persalinan bertanggung jawab untuk melaporkan rekapitulasi hasil pelayanan ke penanggung jawab program masing-masing secara berjenjang (dari Puskesmas sampai Pusat) dan memberikan tembusan ke penanggung jawab program KIA.

Tanggal pelaporan: Pelaporan hasil pelayanan Pasca Persalinan dilakukan setiap bulan, dengan jadwal: 1. Puskesmas memasukan data sampai tanggal 25 dan melaporkan ke Kab/Kota

paling lambat tanggal 30 setiap bulan 2. Laporan dari Kab/Kota ke Provinsi paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya,

setiap bulan 3. Laporan dari provinsi ke pusat paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, setiap

bulan

Pencatatan-pencatatan tersebut harus diisi lengkap setiap kali selesai memberikan pelayanan. Dokumen ini harus disimpan dan dijaga dengan baik karena akan digunakan pada kontak berikutnya. Pada keadaan tertentu dokumen ini diperlukan untuk kegiatan audit medik. Pelayanan Kunjungan nifas ke-4 pada bayi tetap dicatat namun tidak dilaporkan karena tidak masuk dalam indikator kunjungan neonatal.

B. PELAPORAN Pelaporan pelayanan pasca persalinan bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir menggunakan formulir pelaporan yang sudah ada, yaitu :

• LB3 KIA

• LB3 KB

Alur Pelaporan

Pada pelayanan pasca persalinan ke 4, ibu datang bersama dengan bayinya. Pelayanan pada ibu dan bayi dicatat menggunakan form yang ada dan dilaporkan menggunakan form LB3 KIA, kecuali pelayanan pasca persalinan bagi bayi baru lahir pada kunjungan ke 4 tidak dilaporkan karena tidak masuk dalam indikator.

Praktik Bidan Mandiri / Klinik

Bidan di Desa Bidan di Pustu/ Bidan Kelurahan

Bidan Koordinator KIA di Puskesmas

Petugas/pengelola program: - TB - IMS/HIV - Gizi - Imunisasi

Pengelola Program KIA Dinkes Kab/Kota

tanggal 5 bln berikutnya

Pengelola Program KIA Dinkes Provinsi (Komdat Kesga)

tanggal 10 pada bln yg sama dgn Kab

Komdat Kesga Direktorat Kesehatan Keluarga secara online (tanggal 15 pada bln yg sama dgn

Prov)

Rumah Sakit (SIMRS/SIRS)

tanggal 30 setiap bln

Petugas/pengelola program Penyakit Menular dan Tidak Menular di Dinkes Kab/Kota

Petugas/pengelola program Penyakit Menular dan Tidak Menular di Dinkes Provinsi

Direktorat Jenderal P2

28

C. INDIKATOR

1. Cakupan Kunjungan Nifas1 (KF1) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 6-48 jam setelah bersalin. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

2. Cakupan Kunjungan Nifas 2 (KF2) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 3-7 hari setelah bersalin. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

3. Cakupan Kunjungan Nifas3 ( KF3) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 8-28 hari setelah bersalin . Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

4. Cakupan Kunjungan Nifas4 (KF4) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 29-42 hari pasca bersalin . Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 3-7 hari setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

------------------------------------------------------------------------------------------------X 100

Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 8-28 hari setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

------------------------------------------------------------------------------------------------X 100

Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada masa 6-48 jam setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

------------------------------------------------------------------------------------------------X 100

Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

29

5. Cakupan Pelayanan KB pasca persalinan Adalah cakupan pelayanan KB pasca persalinan dengan metode kontrasepsi modern. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

6. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1)

Adalah cakupan pelayanan bayi baru lahir sesuai standar pada masa 6-48 jam hari setelah lahir . Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

7. Cakupan Kunjungan Neonatal 2 (KN2) Adalah cakupan pelayanan bayi baru lahir sesuai standar pada masa 3-7 hari setelah lahir.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 29-42 hari setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

------------------------------------------------------------------------------------------------X 100

Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah PUS yang mengikuti KB pascapersalinan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

------------------------------------------------------------------------------------------------X 100

Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah bayi baru lahir yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 6-48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

------------------------------------------------------------------------------------------------X 100

Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah bayi baru lahir yang mendapat pelayanan sesuai standar 3-7 hari setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

------------------------------------------------------------------------------------------------X 100

Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

C. INDIKATOR

1. Cakupan Kunjungan Nifas1 (KF1) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 6-48 jam setelah bersalin. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

2. Cakupan Kunjungan Nifas 2 (KF2) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 3-7 hari setelah bersalin. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

3. Cakupan Kunjungan Nifas3 ( KF3) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 8-28 hari setelah bersalin . Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

4. Cakupan Kunjungan Nifas4 (KF4) Adalah cakupan pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar pada masa 29-42 hari pasca bersalin . Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 3-7 hari setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

------------------------------------------------------------------------------------------------X 100

Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 8-28 hari setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

------------------------------------------------------------------------------------------------X 100

Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan sesuai standar pada masa 6-48 jam setelah bersalin di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

------------------------------------------------------------------------------------------------X 100

Jumlah seluruh sasaran ibu nifas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

30

8. Cakupan Kunjungan Neonatal 3 (KN3) Adalah cakupan pelayanan bayi baru lahir sesuai standar pada masa 8-28 hari setelah lahir. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Jumlah bayi baru lahir yang mendapat pelayanan sesuai standar 8-28 hari setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

------------------------------------------------------------------------------------------------X 100

Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

31

BAB 7

PENUTUP

Pelayanan pasca persalinan merupakan pelayanan yang standar, terintegrasi dan komprehensif. Pelayanan ini diberikan kepada semua ibu nifas dan bayi baru lahir dalam upaya akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Pelayanan pasca persalinan mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif berupa pelayanan obstetri dan non obstetri pada ibunya, serta pelayanan bayi baru lahir yang meliputi kesehatan neonatal esensial; skrining bayi baru lahir; dan pemberian komunikasi, informasi dan edukasi kepada ibu dan keluarganya. Setiap tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta harus memberikan pelayanan pasca persalinan yang komprehensif, memastikan masa pasca persalinan ibu dan bayi baru lahir berjalan normal, mendeteksi dini masalah dan penyakit, serta melakukan intervensi yang adekuat.

8. Cakupan Kunjungan Neonatal 3 (KN3) Adalah cakupan pelayanan bayi baru lahir sesuai standar pada masa 8-28 hari setelah lahir. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Jumlah bayi baru lahir yang mendapat pelayanan sesuai standar 8-28 hari setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

------------------------------------------------------------------------------------------------X 100

Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

32

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan, 2016. 2. Manajemen Terpadu Balita Muda, Kementerian Kesehatan, 2015. 3. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian

Kesehatan, 2010. 4. Pedoman Tanda Bahaya pada Ibu hamil, Bersalin dan Nifas, Kementerian

Kesehatan, 2015. 5. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kementerian

Kesehatan, 2013. 6. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, Kementerian Kesehatan, 2010. 7. Pregnancy, Childbirth, Postpartum and Newborn Care : guide for essential

practice, WHO, 2015.

33

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan, 2016. 2. Manajemen Terpadu Balita Muda, Kementerian Kesehatan, 2015. 3. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian

Kesehatan, 2010. 4. Pedoman Tanda Bahaya pada Ibu hamil, Bersalin dan Nifas, Kementerian

Kesehatan, 2015. 5. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kementerian

Kesehatan, 2013. 6. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, Kementerian Kesehatan, 2010. 7. Pregnancy, Childbirth, Postpartum and Newborn Care : guide for essential

practice, WHO, 2015.

34

PEM

ERIK

SAAN

KEG

AWAT

DAR

URAT

AN IB

U La

kuka

n pe

nila

ian

kond

isi u

mum

ibu

untu

k m

elih

at a

da-ti

dakn

ya k

egaw

atda

rura

tan

Men

anya

kan,

men

gece

k ca

tata

n M

elih

at, m

ende

ngar

kan,

m

eras

akan

, mem

erik

sa

Tand

a-ta

nda

Klas

ifika

si

Pera

wat

an d

an S

aran

• Ka

pan

dan

dim

ana

ibu

bers

alin

? Se

rta s

iapa

pe

nolo

ng p

ersa

linan

nya?

Jeni

s p

ersa

linan

nor

mal

ata

u op

eras

i ses

ar?

• Ap

akah

ibu

keja

ng?

Atau

ada

riw

ayat

kej

ang?

Apak

ah i

bu m

eras

akan

nye

ri ke

pala

ber

at?

• Ap

akah

ibu

mer

asak

an n

yeri

peru

t ber

at?

• De

mam

ata

u pe

ndar

ahan

ak

tif s

ejak

per

salin

an (1

pe

mba

lut b

asah

dal

am 5

m

enit)

? •

Apak

ah p

anda

ngan

ibu

kabu

r/su

lit m

elih

at s

ejak

se

tela

h m

elah

irkan

? •

Apak

ah ib

u m

unta

h-m

unta

h be

rlebi

han?

• Ib

u ta

mpa

k sa

kit

bera

t at

au ti

dak

• Pe

riksa

kes

adar

an ib

u de

ngan

mem

angg

il at

au

men

ggoy

ang-

goya

ngka

n tu

buh

ibu

• Pe

riksa

per

dara

han

dan

sum

ber p

erda

raha

n •

Perik

sa p

erna

pasa

n ib

u,

lihat

apa

kah

ibu

bern

apas

nor

mal

, la

mba

t ata

u tid

ak

bern

apas

Jika

ibu

tidak

ber

napa

s at

au ti

dak

sada

r, pe

riksa

ap

akah

tera

ba p

ulsa

si

arte

ri ka

rotis

dal

am 1

0 de

tik

• Uk

ur n

adi,

teka

nan

dara

h da

n su

hu tu

buh

Terd

apat

sa

tu

atau

le

bih

tand

a ba

haya

ber

ikut

: •

Tida

k sa

dar

(tida

k m

enja

wab

pan

ggila

n)

• Ke

jang

Perd

arah

an a

ktif

• Ti

dak

bern

apas

at

au

kesu

litan

ber

napa

s •

Nye

ri pe

rut

bera

t at

au

tam

pak

saki

t ber

at

• N

yeri

kepa

la

heba

t da

n pa

ndan

gan

kabu

r •

Dem

am

• M

unta

h be

rlebi

han

Peny

akit

bera

t pa

sca

pers

alin

an

• M

eman

ggil

bant

uan

• St

abili

sasi

pra

ruju

kan

• Ru

juk

sege

ra k

e ru

mah

sak

it

Lam

pira

n 1

35

Algo

ritm

a Ta

ta L

aksa

na T

erpa

du M

asa

Nif

as

PEM

ERIK

SAAN

KEG

AWAT

DAR

URAT

AN IB

U La

kuka

n pe

nila

ian

kond

isi u

mum

ibu

untu

k m

elih

at a

da-ti

dakn

ya k

egaw

atda

rura

tan

Men

anya

kan,

men

gece

k ca

tata

n M

elih

at, m

ende

ngar

kan,

m

eras

akan

, mem

erik

sa

Tand

a-ta

nda

Klas

ifika

si

Pera

wat

an d

an S

aran

• Ka

pan

dan

dim

ana

ibu

bers

alin

? Se

rta s

iapa

pe

nolo

ng p

ersa

linan

nya?

Jeni

s p

ersa

linan

nor

mal

ata

u op

eras

i ses

ar?

• Ap

akah

ibu

keja

ng?

Atau

ada

riw

ayat

kej

ang?

Apak

ah i

bu m

eras

akan

nye

ri ke

pala

ber

at?

• Ap

akah

ibu

mer

asak

an n

yeri

peru

t ber

at?

• De

mam

ata

u pe

ndar

ahan

ak

tif s

ejak

per

salin

an (1

pe

mba

lut b

asah

dal

am 5

m

enit)

? •

Apak

ah p

anda

ngan

ibu

kabu

r/su

lit m

elih

at s

ejak

se

tela

h m

elah

irkan

? •

Apak

ah ib

u m

unta

h-m

unta

h be

rlebi

han?

• Ib

u ta

mpa

k sa

kit

bera

t at

au ti

dak

• Pe

riksa

kes

adar

an ib

u de

ngan

mem

angg

il at

au

men

ggoy

ang-

goya

ngka

n tu

buh

ibu

• Pe

riksa

per

dara

han

dan

sum

ber p

erda

raha

n •

Perik

sa p

erna

pasa

n ib

u,

lihat

apa

kah

ibu

bern

apas

nor

mal

, la

mba

t ata

u tid

ak

bern

apas

Jika

ibu

tidak

ber

napa

s at

au ti

dak

sada

r, pe

riksa

ap

akah

tera

ba p

ulsa

si

arte

ri ka

rotis

dal

am 1

0 de

tik

• Uk

ur n

adi,

teka

nan

dara

h da

n su

hu tu

buh

Terd

apat

sa

tu

atau

le

bih

tand

a ba

haya

ber

ikut

: •

Tida

k sa

dar

(tida

k m

enja

wab

pan

ggila

n)

• Ke

jang

Perd

arah

an a

ktif

• Ti

dak

bern

apas

at

au

kesu

litan

ber

napa

s •

Nye

ri pe

rut

bera

t at

au

tam

pak

saki

t ber

at

• N

yeri

kepa

la

heba

t da

n pa

ndan

gan

kabu

r •

Dem

am

• M

unta

h be

rlebi

han

Peny

akit

bera

t pa

sca

pers

alin

an

• M

eman

ggil

bant

uan

• St

abili

sasi

pra

ruju

kan

• Ru

juk

sege

ra k

e ru

mah

sak

it

36

Pem

erik

saan

Pas

ca P

ersa

linan

pad

a ib

u (s

ampa

i 6 m

ingg

u) N

F1

Guna

kan

baga

n in

i unt

uk m

emer

iksa

ibu

sete

lah

pula

ng d

ari F

asili

tas

Pela

yana

n Ke

seha

tan

guna

kan

baga

n M

emer

iksa

ibu

sete

lah

pers

alin

an

M

enan

yaka

n, m

enge

cek

cata

tan

Mel

ihat

, m

ende

ngar

kan,

m

eras

akan

, mem

erik

sa

Tand

a-ta

nda

Klas

ifika

si

Pera

wat

an d

an S

aran

• Ka

pan

dan

dim

ana

ibu

bers

alin

? Se

rta s

iapa

pe

nolo

ng p

ersa

linan

nya?

Apak

ah je

nis

pers

alin

an

norm

al, v

akum

/for

cep

atau

op

eras

i Ses

ar?

• Ap

akah

kel

uhan

ibu?

Nye

ri ke

pala

, pan

dang

an

kabu

r, da

n ny

eri u

lu h

ati.

• Ap

akah

ada

ben

gkak

di k

aki?

Apak

ah ib

u m

udah

lela

h,

serin

g pu

sing

dan

pan

dang

an

berk

unan

g-ku

nang

? •

Apak

ah

ibu

mud

ah

mer

asa

khaw

atir?

Tany

akan

tria

s de

pres

i :

- Ap

akah

sul

it tid

ur

- Ap

akah

mer

asa

sedi

h -

Apak

ah m

eras

a tid

ak b

ergu

na

• Ap

akah

ibu

mer

asak

an s

akit,

de

mam

ata

u pe

ndar

ahan

se

jak

pers

alin

an?

• Ba

gaim

ana

kond

isi

payu

dara

Ib

u ?

• Ap

akah

ASI

ibu

kelu

ar d

enga

n ba

ik?

• Ap

akah

ibu

bisa

men

yusu

i an

akny

a?

• Ba

gaim

ana

daya

his

ap a

nak?

Apak

ah a

da m

asal

ah d

enga

n bu

ang

air

keci

l?

Ukur

te

kana

n da

rah,

na

di,

laju

res

pira

si d

an

suhu

tubu

h.

• Pe

riksa

ada

nya

pem

beng

kaka

n pa

da

ekst

rem

itas

baw

ah

• M

emer

iksa

adan

ya

puca

t pad

a ko

njun

gtiv

a •

Mem

erik

sa

adan

ya

puca

t di t

elap

ak ta

ngan

Perik

sa h

emog

lobi

n jik

a ad

a riw

ayat

pe

ndar

ahan

Perik

sa k

ondi

si

payu

dara

Ibu,

apa

kah

ada

beng

kak

pada

pa

yuda

ra d

an le

cet

pada

put

ing

susu

Raba

kon

sist

ensi

ute

rus.

Ap

akah

ker

as d

an

bula

t?. T

entu

kan

tingg

i fu

ndus

ute

rus,

Perik

sa v

ulva

dan

pe

rineu

m u

ntuk

: -

robe

kan

- pe

mbe

ngka

kan

- be

rnan

ah

- be

rbau

Perik

sa p

emba

lut

untu

k pe

ndar

ahan

dan

loki

a.

• Be

kas

sunt

ikan

/bek

as

• Ib

u ta

mpa

k se

hat.

• Ti

dak

diju

mpa

i tria

s de

pres

i •

Teka

nan

dara

h si

stol

ik ≤

130

m

mHg

. Tek

anan

da

rah

dias

tolik

<9

0 m

mHg

pad

a du

a ka

li pe

mer

iksa

an,

deny

ut n

adi,

laju

re

spira

si d

an s

uhu

tubu

h n

orm

al.

• Ti

dak

ada

beng

kak

di e

kstre

mita

s

• He

mog

lobi

n >1

1 g/

dl.

• Ti

dak

ada

puca

t •

Tida

k a

da k

elai

nan

pada

pay

udar

a,

ada

beng

kak

pada

pa

yuda

ra d

an

lece

t pad

a pu

ting

susu

. •

Tida

k ad

a be

ngka

k,

kem

erah

an

atau

ny

eri

• Ut

erus

ber

kont

raks

i ba

ik d

an k

eras

. •

Tida

k ad

a pe

mbe

ngka

kan

perin

eal.

PASC

A PE

RSAL

INAN

N

ORM

AL

- M

emas

tikan

ibu

, su

ami

dan

kelu

arga

men

geta

hui

apa

yang

ha

rus

diw

aspa

dai

dan

kapa

n ha

rus

men

cari

pera

wat

an

- M

embe

rikan

KI

E te

ntan

g pe

raw

atan

pa

sca

pers

alin

an, d

an k

onse

ling

tent

ang

gizi

-

Mem

astik

an k

ekha

wat

iran

Ibu

tela

h te

rata

si

- M

enek

anka

n ko

nsel

ing

untu

k pr

akte

k hu

bung

an

seks

yan

g am

an.

- M

embe

rikan

kon

selin

g te

ntan

g pe

ntin

gnya

mem

beri

jara

k ke

lahi

ran

dan

kelu

arga

ber

enca

na.

Mer

ujuk

pa

da k

onse

ling

kelu

arga

ber

enca

na.

- M

elak

ukan

sk

rinin

g st

atus

im

unis

asi

T da

n m

embe

rikan

im

unis

asi

TD

bila

st

atus

im

unis

asi

belu

m le

ngka

p (P

NC

4) :

• M

empr

omos

ikan

pem

akai

an k

elam

bu b

erin

sekt

isid

a un

tuk

ibu

dan

bayi

– pa

da d

aera

h en

dem

is m

alar

ia.

• M

embe

rikan

KIE

unt

uk m

engh

inda

ri ro

kok,

min

uman

be

ralk

ohol

, ob

at-o

bata

n te

rlara

ng,

men

ghin

dari

papa

ran

asap

per

okok

lai

n, p

estis

ida

dan

baha

n be

rbah

aya

bera

cun

lain

nya

Men

cata

t ked

alam

buk

u KI

A

37

• Ad

akah

ada

mas

alah

den

gan

buan

g ai

r bes

ar?

• M

enge

cek

Stat

us H

IV (d

ari

Buku

KIA

, Kar

tu Ib

u da

n Ko

hort

Ib

u) a

tau

bila

tida

k ad

a ca

tata

n,

men

yaka

n ap

akah

per

nah

dila

kuka

n te

s H

IV b

ila ti

dak

ada

cata

tan

• Ap

akah

kel

uar c

aira

n be

rbau

bu

suk?

Apak

ah ib

u m

eras

a ga

tal-g

atal

di

kem

alua

n ib

u •

Apak

ah ib

u m

enga

lam

i bat

uk ≥

2

min

ggu?

Tany

akan

tent

ang

prila

ku

mer

okok

ata

u te

rpaj

an a

sap

pero

kok

lain

Apak

ah ib

u m

inum

al

koho

l/m

engg

unak

an o

bat

terla

rang

? At

au i

bu p

erna

h m

enga

lam

i kek

eras

an?

• Ta

nyak

an a

paka

h ib

u su

dah

mul

ai m

elak

ukan

hub

unga

n se

ksua

l den

gan

pasa

ngan

nya

• Ap

akah

Ibu

suda

h m

enda

patk

an v

it A

? •

Suda

hkah

ibu

mem

ilih

alat

ko

ntra

seps

i yan

g ak

an

digu

naka

n?

luka

bar

u •

Mem

ar

• Pe

riksa

bek

as lu

ka

oper

asi S

esar

• Ti

dak

ada

pend

arah

an a

ktif

Stat

us H

IV (-

) •

Tida

k ad

a lo

chia

ya

ng b

erba

u •

Tida

k ad

a ke

putih

an d

an

gata

l-gat

al

• Ti

dak

ada

riway

at

batu

k la

ma

dan

min

um o

bat T

B

• Ti

dak

terp

apar

ro

kok

dan

nark

oba

Tida

k di

tem

ukan

lu

ka b

ekas

ope

rasi

Se

sar

Be

rikut

nya:

Mer

espo

n ta

nda-

tand

a ya

ng d

iam

ati d

an m

asal

ah-m

asal

ah y

ang

mun

cul.

Jik

a te

kana

n da

rah

dias

tolik

nai

k

Pem

erik

saan

Pas

ca P

ersa

linan

pad

a ib

u (s

ampa

i 6 m

ingg

u) N

F1

Guna

kan

baga

n in

i unt

uk m

emer

iksa

ibu

sete

lah

pula

ng d

ari F

asili

tas

Pela

yana

n Ke

seha

tan

guna

kan

baga

n M

emer

iksa

ibu

sete

lah

pers

alin

an

M

enan

yaka

n, m

enge

cek

cata

tan

Mel

ihat

, m

ende

ngar

kan,

m

eras

akan

, mem

erik

sa

Tand

a-ta

nda

Klas

ifika

si

Pera

wat

an d

an S

aran

• Ka

pan

dan

dim

ana

ibu

bers

alin

? Se

rta s

iapa

pe

nolo

ng p

ersa

linan

nya?

Apak

ah je

nis

pers

alin

an

norm

al, v

akum

/for

cep

atau

op

eras

i Ses

ar?

• Ap

akah

kel

uhan

ibu?

Nye

ri ke

pala

, pan

dang

an

kabu

r, da

n ny

eri u

lu h

ati.

• Ap

akah

ada

ben

gkak

di k

aki?

Apak

ah ib

u m

udah

lela

h,

serin

g pu

sing

dan

pan

dang

an

berk

unan

g-ku

nang

? •

Apak

ah

ibu

mud

ah

mer

asa

khaw

atir?

Tany

akan

tria

s de

pres

i :

- Ap

akah

sul

it tid

ur

- Ap

akah

mer

asa

sedi

h -

Apak

ah m

eras

a tid

ak b

ergu

na

• Ap

akah

ibu

mer

asak

an s

akit,

de

mam

ata

u pe

ndar

ahan

se

jak

pers

alin

an?

• Ba

gaim

ana

kond

isi

payu

dara

Ib

u ?

• Ap

akah

ASI

ibu

kelu

ar d

enga

n ba

ik?

• Ap

akah

ibu

bisa

men

yusu

i an

akny

a?

• Ba

gaim

ana

daya

his

ap a

nak?

Apak

ah a

da m

asal

ah d

enga

n bu

ang

air

keci

l?

Ukur

te

kana

n da

rah,

na

di,

laju

res

pira

si d

an

suhu

tubu

h.

• Pe

riksa

ada

nya

pem

beng

kaka

n pa

da

ekst

rem

itas

baw

ah

• M

emer

iksa

adan

ya

puca

t pad

a ko

njun

gtiv

a •

Mem

erik

sa

adan

ya

puca

t di t

elap

ak ta

ngan

Perik

sa h

emog

lobi

n jik

a ad

a riw

ayat

pe

ndar

ahan

Perik

sa k

ondi

si

payu

dara

Ibu,

apa

kah

ada

beng

kak

pada

pa

yuda

ra d

an le

cet

pada

put

ing

susu

Raba

kon

sist

ensi

ute

rus.

Ap

akah

ker

as d

an

bula

t?. T

entu

kan

tingg

i fu

ndus

ute

rus,

Perik

sa v

ulva

dan

pe

rineu

m u

ntuk

: -

robe

kan

- pe

mbe

ngka

kan

- be

rnan

ah

- be

rbau

Perik

sa p

emba

lut

untu

k pe

ndar

ahan

dan

loki

a.

• Be

kas

sunt

ikan

/bek

as

• Ib

u ta

mpa

k se

hat.

• Ti

dak

diju

mpa

i tria

s de

pres

i •

Teka

nan

dara

h si

stol

ik ≤

130

m

mHg

. Tek

anan

da

rah

dias

tolik

<9

0 m

mHg

pad

a du

a ka

li pe

mer

iksa

an,

deny

ut n

adi,

laju

re

spira

si d

an s

uhu

tubu

h n

orm

al.

• Ti

dak

ada

beng

kak

di e

kstre

mita

s

• He

mog

lobi

n >1

1 g/

dl.

• Ti

dak

ada

puca

t •

Tida

k a

da k

elai

nan

pada

pay

udar

a,

ada

beng

kak

pada

pa

yuda

ra d

an

lece

t pad

a pu

ting

susu

. •

Tida

k ad

a be

ngka

k,

kem

erah

an

atau

ny

eri

• Ut

erus

ber

kont

raks

i ba

ik d

an k

eras

. •

Tida

k ad

a pe

mbe

ngka

kan

perin

eal.

PASC

A PE

RSAL

INAN

N

ORM

AL

- M

emas

tikan

ibu

, su

ami

dan

kelu

arga

men

geta

hui

apa

yang

ha

rus

diw

aspa

dai

dan

kapa

n ha

rus

men

cari

pera

wat

an

- M

embe

rikan

KI

E te

ntan

g pe

raw

atan

pa

sca

pers

alin

an, d

an k

onse

ling

tent

ang

gizi

-

Mem

astik

an k

ekha

wat

iran

Ibu

tela

h te

rata

si

- M

enek

anka

n ko

nsel

ing

untu

k pr

akte

k hu

bung

an

seks

yan

g am

an.

- M

embe

rikan

kon

selin

g te

ntan

g pe

ntin

gnya

mem

beri

jara

k ke

lahi

ran

dan

kelu

arga

ber

enca

na.

Mer

ujuk

pa

da k

onse

ling

kelu

arga

ber

enca

na.

- M

elak

ukan

sk

rinin

g st

atus

im

unis

asi

T da

n m

embe

rikan

im

unis

asi

TD

bila

st

atus

im

unis

asi

belu

m le

ngka

p (P

NC

4) :

• M

empr

omos

ikan

pem

akai

an k

elam

bu b

erin

sekt

isid

a un

tuk

ibu

dan

bayi

– pa

da d

aera

h en

dem

is m

alar

ia.

• M

embe

rikan

KIE

unt

uk m

engh

inda

ri ro

kok,

min

uman

be

ralk

ohol

, ob

at-o

bata

n te

rlara

ng,

men

ghin

dari

papa

ran

asap

per

okok

lai

n, p

estis

ida

dan

baha

n be

rbah

aya

bera

cun

lain

nya

Men

cata

t ked

alam

buk

u KI

A

38

Mer

espo

n Ta

nda-

tand

a ya

ng D

iam

ati a

tau

Mas

alah

-mas

alah

yan

g M

uncu

l Jik

a Te

kana

n D

arah

Dia

stol

ik N

aik

. NF2

M

enan

yaka

n, m

enge

cek

cata

tan

Mel

ihat

, m

ende

ngar

kan,

m

eras

akan

, mem

erik

sa

Tand

a-ta

nda

Klas

ifika

si

Pera

wat

an d

an s

aran

• Ri

way

at

pre-

ekla

mps

ia

atau

ek

lam

psia

pa

da k

eham

ilan,

per

salin

an a

tau

sete

lah

pers

alin

an?

• N

yeri

kepa

la,

pand

anga

n ka

bur,

dan

nyer

i ulu

hat

i

• Uk

ur

teka

nan

dara

h.

Jika

teka

nan

dara

h di

asto

lik ≥

90

mm

Hg,

ulan

gi

sete

lah

beris

tirah

at 1

jam

.

Teka

nan

dara

h si

stol

ik

> 16

0 m

mH

g at

au

dias

tolik

>11

0 m

mH

g pa

da d

ua k

ali

pem

erik

saan

ber

jara

k 15

men

it AT

AU

• Te

kana

n da

rah

sist

olik

>

140

mm

Hg

atau

di

asto

lik ≥

90 p

ada

dua

kali

pem

erik

saan

be

rjara

k 15

men

it de

ngan

sal

ah s

atu

tand

a ke

rusa

kan

orga

n be

rikut

: -

Saki

t kep

ala

- Pa

ndan

gan

kabu

r -

Nye

ri ul

u ha

ti

Hip

erte

nsi d

enga

n pe

mbe

rata

n

• Be

rikan

ant

ihip

erte

nsi s

esua

i sta

ndar

• Be

rikan

ta

tala

ksan

a pr

aruj

ukan

se

suai

kon

disi

ibu

Sege

ra ru

juk

ke R

umah

Sak

it

• Te

kana

n da

rah

si

stol

ik ≥

140

mm

Hg

atau

dia

stol

ik 9

0 m

mH

g pa

da d

ua k

ali

pem

erik

saan

ber

jara

k 15

men

it ta

npa

tand

a ke

rusa

kan

orga

n

Hip

erte

nsi

• Ru

juk

ke d

okte

r um

um u

ntuk

m

enda

patk

an ta

tala

ksan

a hi

perte

nsi,

Berik

an d

osis

per

tam

a an

tihip

erte

nsi

sesu

ai s

tand

ar

• Pa

ntau

(d

enga

n m

elak

ukan

pe

mer

iksa

an la

bora

toriu

m)

Teka

nan

dara

h si

stol

ik

≤ 13

0 m

mH

g at

au

dias

tolik

Teka

nan

dara

h di

asto

lik <

90 m

mH

g pa

da d

ua k

ali

pem

erik

saan

Teka

nan

dara

h no

rmal

Tida

k ad

a pe

raw

atan

tam

baha

n.

Berik

utny

a: Ji

ka m

uka

puca

t, ce

k ke

mun

gkin

an a

nem

ia.

39

Mer

espo

n Ta

nda-

tand

a ya

ng D

iam

ati a

tau

Mas

alah

-mas

alah

yan

g M

uncu

l (2)

Jik

a W

ajah

Puc

at, P

erik

sa K

emun

gkin

an A

nem

ia. N

F3

Men

anya

kan,

men

gece

k ca

tata

n M

elih

at, m

ende

ngar

kan,

m

eras

akan

, mem

erik

sa

Tand

a-ta

nda

Klas

ifika

si

Pera

wat

an d

an S

aran

• M

enge

cek

cata

tan

apak

ah

ada

perd

arah

an s

elam

a ke

ham

ilan,

kel

ahira

n at

au p

asca

kel

ahira

n.

• Ap

akah

ibu

tere

ngah

-eng

ah (n

apas

pe

ndek

) sel

ama

mel

akuk

an p

eker

jaan

ru

mah

?

• Hi

tung

jum

lah

napa

s da

lam

1

men

it.

• He

mog

lobi

n <8

g/d

l DA

N/A

TAU

Tela

pak

tang

an d

an

konj

ungt

iva

puca

t dis

erta

i de

ngan

sal

ah s

atu

tand

a be

rikut

: -

Nad

i > 1

00x

/ m

enit

-

Laju

Per

nafa

san>

30x

per

m

enit.

-

Mud

ah le

lah.

- Te

reng

ah-e

ngah

saa

t is

tirah

at

Anem

ia

Bera

t •

Ruju

k ke

Rum

ah s

akit

• He

mog

lobi

n 8-

11 g

/dl

ATAU

Tela

pak

tang

an a

tau

konj

ungt

iva

puca

t •

Tida

k ad

a ta

nda

perd

arah

an

pasc

aper

salin

an

• N

adi <

100

x/m

enit

• Pe

rnaf

asan

< 3

0x/m

enit

Anem

ia

seda

ng

• Ta

ta la

ksan

a ol

eh d

okte

r um

um

• M

embe

rikan

dos

is g

anda

Tab

let

Tam

bah

Dara

h (1

tab

let

dua

kali

seha

ri) d

an p

embe

rian

kons

elin

g gi

zi

• M

emer

iksa

pe

nyak

it pe

nyer

ta

bila

ada

indi

kasi

Mem

erik

sa k

emba

li di

kun

jung

an

pasc

a pe

rsal

inan

be

rikut

nya

(dal

am 4

min

ggu)

. •

Jika

ada

kena

ikan

Hb,

lan

jutk

an

pem

beria

n TT

D sa

mpa

i Hb

N

orm

al

• Jik

a tid

ak a

da k

enai

kan

Hb, r

ujuk

ke

Rum

ah S

akit

Hem

oglo

bin

>11

g/dl

. •

Tida

k ad

a pu

cat

Tida

k ad

a an

emia

Mel

anju

tkan

per

awat

an d

enga

n Ta

blet

Tam

bah

Dar

ah

sela

ma

mas

a ni

fas

• Ko

nsel

ing

Gizi

Be

rikut

nya:

Mem

erik

sa s

tatu

s HI

V

Mer

espo

n Ta

nda-

tand

a ya

ng D

iam

ati a

tau

Mas

alah

-mas

alah

yan

g M

uncu

l Jik

a Te

kana

n D

arah

Dia

stol

ik N

aik

. NF2

M

enan

yaka

n, m

enge

cek

cata

tan

Mel

ihat

, m

ende

ngar

kan,

m

eras

akan

, mem

erik

sa

Tand

a-ta

nda

Klas

ifika

si

Pera

wat

an d

an s

aran

• Ri

way

at

pre-

ekla

mps

ia

atau

ek

lam

psia

pa

da k

eham

ilan,

per

salin

an a

tau

sete

lah

pers

alin

an?

• N

yeri

kepa

la,

pand

anga

n ka

bur,

dan

nyer

i ulu

hat

i

• Uk

ur

teka

nan

dara

h.

Jika

teka

nan

dara

h di

asto

lik ≥

90

mm

Hg,

ulan

gi

sete

lah

beris

tirah

at 1

jam

.

Teka

nan

dara

h si

stol

ik

> 16

0 m

mH

g at

au

dias

tolik

>11

0 m

mH

g pa

da d

ua k

ali

pem

erik

saan

ber

jara

k 15

men

it AT

AU

• Te

kana

n da

rah

sist

olik

>

140

mm

Hg

atau

di

asto

lik ≥

90 p

ada

dua

kali

pem

erik

saan

be

rjara

k 15

men

it de

ngan

sal

ah s

atu

tand

a ke

rusa

kan

orga

n be

rikut

: -

Saki

t kep

ala

- Pa

ndan

gan

kabu

r -

Nye

ri ul

u ha

ti

Hip

erte

nsi d

enga

n pe

mbe

rata

n

• Be

rikan

ant

ihip

erte

nsi s

esua

i sta

ndar

• Be

rikan

ta

tala

ksan

a pr

aruj

ukan

se

suai

kon

disi

ibu

Sege

ra ru

juk

ke R

umah

Sak

it

• Te

kana

n da

rah

si

stol

ik ≥

140

mm

Hg

atau

dia

stol

ik 9

0 m

mH

g pa

da d

ua k

ali

pem

erik

saan

ber

jara

k 15

men

it ta

npa

tand

a ke

rusa

kan

orga

n

Hip

erte

nsi

• Ru

juk

ke d

okte

r um

um u

ntuk

m

enda

patk

an ta

tala

ksan

a hi

perte

nsi,

Berik

an d

osis

per

tam

a an

tihip

erte

nsi

sesu

ai s

tand

ar

• Pa

ntau

(d

enga

n m

elak

ukan

pe

mer

iksa

an la

bora

toriu

m)

Teka

nan

dara

h si

stol

ik

≤ 13

0 m

mH

g at

au

dias

tolik

Teka

nan

dara

h di

asto

lik <

90 m

mH

g pa

da d

ua k

ali

pem

erik

saan

Teka

nan

dara

h no

rmal

Tida

k ad

a pe

raw

atan

tam

baha

n.

Berik

utny

a: Ji

ka m

uka

puca

t, ce

k ke

mun

gkin

an a

nem

ia.

40

Mer

espo

n Ta

nda-

tand

a ya

ng D

iam

ati a

tau

Mas

alah

-mas

alah

yan

g M

uncu

l (3)

M

emer

iksa

Sta

tus

HIV

. NF4

Gu

naka

n ba

gan

ini u

ntuk

tes

HIV

pada

kun

jung

an p

asca

per

salin

an ji

ka ib

u be

lum

per

nah

dila

kuka

n te

s, d

an s

tatu

s HI

V be

lum

dik

etah

ui

Jika

ibu

tela

h m

enda

patk

an A

RV p

ada

saat

ham

il at

au s

aat m

elah

irkan

, ruj

uk ib

u da

n ba

yinya

ke

laya

nan

HIV

untu

k pe

mer

iksa

an le

bih

lanj

ut

Men

anya

kan,

men

gece

k ca

tata

n

Mel

ihat

, m

ende

ngar

kan,

m

eras

akan

, m

emer

iksa

Tand

a-ta

nda

Klas

ifika

si

Pera

wat

an d

an s

aran

Berik

an in

form

asi k

unci

tent

ang

HIV

• Ap

a itu

HIV

dan

bag

aim

ana

penu

lara

n HI

V?

• Pe

ntin

gnya

men

geta

hui s

tatu

s HI

V •

Jela

skan

tent

ang

man

faat

tes

HIV

Jela

skan

ten

tang

ke

raha

siaa

n ha

sil

tes

HIV

• Je

lask

an k

e ib

u ba

hwa

tes

HIV

akan

di

laku

kan

seca

ra r

utin

sep

erti

tes

dara

h la

inny

a

Tany

akan

kep

ada

ibu

: -

Apab

ila h

asil

tes

HIV

nya

posi

tif:

apak

ah I

bu s

edan

g m

inum

oba

t AR

V?

- Ap

abila

has

il te

s HI

V ny

a t

idak

di

keta

hui

dan

ibu

terin

dika

si H

IV

taw

arka

n pe

mer

iksa

an H

IV.

• Ap

akah

ibu

pern

ah d

ites

HIV?

-

Jika

pern

ah, b

agai

man

a ha

siln

ya

(pos

itif/

nega

tif)

- Jik

a ha

siln

ya p

ositi

f apa

kah

ibu

seda

ng m

emin

um o

bat A

RV?

Tes

HIV

jika

belu

m

dila

kuka

n sa

at

keha

mila

n (ji

ka

ada

indi

kasi

)

• Te

s HI

V re

aktif

HI

V re

aktif

Berik

an E

duka

si p

ada

ibu

tent

ang:

-

pent

ingn

ya m

inum

oba

t AR

V da

n ke

patu

han

min

um

obat

sec

ara

tera

tur

- pi

lihan

pem

beria

n nu

trisi

bay

i da

n ca

ra p

embe

rian

nutri

si b

ayi y

ang

bena

r -

Berik

an p

eraw

atan

tam

baha

n un

tuk

ibu

yang

terin

feks

i HI

V

- ke

luar

ga b

eren

cana

yan

g se

suai

den

gan

ODHA

-

hubu

ngan

sek

s ya

ng a

man

dan

pem

akai

an k

ondo

m

deng

an b

enar

dan

kon

sist

en

- m

anfa

at d

ukun

gan

kelu

arga

-

men

gaja

k pa

sang

an u

ntuk

men

giku

ti te

s HI

V •

Berik

an A

RV p

ada

ibu

atau

ruj

uk ib

u ke

laya

nan

Pera

wat

an,

Duku

ngan

da

n Pe

ngob

atan

pa

da

ODHA

(P

DP)

untu

k pe

mbe

rian

obat

ARV

Untu

k ba

yi ya

ng la

hir d

ari i

bu H

IV ,

lihat

form

MTB

M

• M

enol

ak d

ites,

tid

ak a

da h

asil

tes

HIV,

ata

u tid

ak

ingi

n m

engu

ngka

pkan

ha

sily

a.

Stat

us

HIV

tidak

di

keta

hui

• Jik

a ad

a in

dika

si m

inta

ibu

untu

k m

elak

ukan

tes

HIV

pad

a ku

njun

gan

nifa

s be

rikut

nya

• Jik

a te

tap

men

olak

tes

HIV

pada

kun

jung

an b

erik

utny

a, ru

juk

ke L

ayan

an te

s HI

V •

Berik

an E

duka

si u

ntuk

mel

akuk

an h

ubun

gan

seks

am

an

term

asuk

men

ggun

akan

kon

dom

Berik

an in

form

asi u

lang

tent

ang

man

faat

tes

HIV

• Te

s HI

V ne

gatif

. HI

V no

n re

aktif

Berik

an E

duka

si u

ntuk

se

lalu

mel

akuk

an h

ubun

gan

seks

am

an

Berik

utny

a: Ji

ka te

rjadi

pen

dara

han

heba

t pad

a va

gina

, dem

am a

tau

loki

a be

rbau

bus

uk

41

Mer

espo

n ta

nda-

tand

a ya

ng d

iam

ati a

tau

mas

alah

-mas

alah

yan

g m

uncu

l (4)

Jik

a pe

ndar

ahan

heb

at p

ada

vagi

na, d

emam

ata

u lo

kia

berb

au b

usuk

. N

F5

Men

anya

kan,

m

enge

cek

cata

tan

Mel

ihat

, m

ende

ngar

kan,

m

eras

akan

, mem

erik

sa

Tand

a-ta

nda

Klas

ifika

si

Pera

wat

an d

an s

aran

Jika

pend

arah

an h

ebat

mel

alui

vag

ina

• A

paka

h pe

rsal

inan

pe

rvag

inam

ber

bant

u (v

akum

/ fo

rcep

)?

• Pe

riksa

ro

beka

n di

ndin

g va

gina

Perik

sa ro

beka

n po

rtio

• Pe

riksa

robe

kan

perin

eum

Perik

sa

mul

ut

rahi

m

(ost

eum

) ter

buka

• Pe

rdar

ahan

akt

if (L

ebih

da

ri 1

pem

balu

t bas

ah

dala

m 5

men

it)

ATAU

Robe

kan

jala

n la

hir g

rade

3

dan

4

Pend

arah

an

Pasc

a Pe

rsal

inan

Men

anga

ni s

eper

ti pa

da k

asus

keg

awat

daru

rata

n (la

mpi

rkan

) •

Kons

ul d

enga

n do

kter

unt

uk ti

ndak

an p

ra ru

juka

n •

Ruju

k se

gera

ke

rum

ah s

akit

Jika

dem

am a

tau

kelu

ar c

aira

n (lo

kia)

ber

bau

busu

k

• Ap

akah

ibu

men

gala

mi:

• pe

rdar

ahan

he

bat?

rasa

pan

as

saat

bua

ng

air k

enci

ng

• Ra

ba p

erut

bag

ian

baw

ah

dan

pang

gul a

paka

h ny

eri

• Pe

riksa

tand

a lo

kia

berb

au

• Uk

ur s

uhu

tubu

h •

Perik

sa a

tau

rasa

kan

kaku

ku

duk

• Pe

riksa

ada

nya

kele

suan

(le

targ

i)

• Su

hu tu

buh

> 38

0 C d

an

terli

hat:

- sa

ngat

lem

ah.

- lo

kia

berb

au b

usuk

-

caira

n lo

kia

men

galir

-

uter

us ti

dak

berk

ontra

ksi d

enga

n ba

ik

- ny

eri p

erut

baw

ah

Infe

ksi r

ahim

Kons

ul d

enga

n do

kter

Mas

ukka

n IV

line

dan

ber

ikan

cai

ran

deng

an c

epat

Berik

an a

ntib

iotik

IM/I

V ya

ng s

esua

i •

Ruju

k se

gera

ke

rum

ah s

akit

• Su

hu T

ubuh

> 3

80C

dan

sala

h sa

tu d

ari:

- ke

ncin

g se

diki

t te

tapi

ser

ing

- ny

eri d

i pan

ggul

Infe

ksi p

ada

salu

ran

kenc

ing

Kons

ul d

enga

n do

kter

Berik

an a

ntib

iotik

IM/I

V ya

ng s

esua

i •

Ruju

k se

gera

ke

rum

ah s

akit

• Te

mpe

ratu

r >38

0 C d

an

sala

h sa

tu d

ari:

→ k

aku

kudu

k →

leta

rgi

Kem

ungk

inan

in

feks

i cai

ran

med

ulla

spi

nalis

(m

enin

gitis

, en

sefa

litis

, te

tanu

s)

• Ko

nsul

den

gan

dokt

er

• M

emas

ukka

n IV

line

Mem

berik

an a

ntib

iotik

IM/I

V ya

ng s

esua

i •

Ungk

inan

Ruj

uk s

eger

a ke

rum

ah s

akit

• Pa

nas

saat

bua

ng a

ir ke

cil

Infe

ksi p

ada

salu

ran

kenc

ing

bagi

an b

awah

.

• Ta

ta la

ksan

a ol

eh d

okte

r um

um

• M

embe

rikan

ant

ibio

tik o

ral y

ang

sesu

ai

• M

endo

rong

wan

ita it

u un

tuk

min

um le

bih

bany

ak c

aira

n •

Mem

anta

u da

lam

2 h

ari.

Jika

tidak

ada

per

baik

an ru

juk

ke ru

mah

sak

it.

• D

emam

>38

C

• H

asil

Mik

rosk

opis

/ R

DT

Posi

tif M

alar

ia

Mal

aria

Tata

laks

ana

oleh

dok

ter u

mum

Mem

berik

an a

nti-m

alar

ia o

ral

• M

enga

mat

i dal

am 2

har

i. Jik

a tid

ak a

da p

erba

ikan

, ruj

uk k

e ru

mah

sak

it.

• Pe

rdar

ahan

< 1

pe

mba

lut

• Su

hu <

38C

Loki

a tid

ak b

erba

u

Nor

mal

Mem

berik

an K

IE te

ntan

g pe

raw

atan

keb

ersi

han

kem

alua

n ( v

ulva

hyg

iene

)

Berik

utny

a: Ji

ka a

da m

asal

ah b

uang

air

keci

l per

ineu

m b

erna

nah

atau

nye

ri

Mer

espo

n Ta

nda-

tand

a ya

ng D

iam

ati a

tau

Mas

alah

-mas

alah

yan

g M

uncu

l (3)

M

emer

iksa

Sta

tus

HIV

. NF4

Gu

naka

n ba

gan

ini u

ntuk

tes

HIV

pada

kun

jung

an p

asca

per

salin

an ji

ka ib

u be

lum

per

nah

dila

kuka

n te

s, d

an s

tatu

s HI

V be

lum

dik

etah

ui

Jika

ibu

tela

h m

enda

patk

an A

RV p

ada

saat

ham

il at

au s

aat m

elah

irkan

, ruj

uk ib

u da

n ba

yinya

ke

laya

nan

HIV

untu

k pe

mer

iksa

an le

bih

lanj

ut

Men

anya

kan,

men

gece

k ca

tata

n

Mel

ihat

, m

ende

ngar

kan,

m

eras

akan

, m

emer

iksa

Tand

a-ta

nda

Klas

ifika

si

Pera

wat

an d

an s

aran

Berik

an in

form

asi k

unci

tent

ang

HIV

• Ap

a itu

HIV

dan

bag

aim

ana

penu

lara

n HI

V?

• Pe

ntin

gnya

men

geta

hui s

tatu

s HI

V •

Jela

skan

tent

ang

man

faat

tes

HIV

Jela

skan

ten

tang

ke

raha

siaa

n ha

sil

tes

HIV

• Je

lask

an k

e ib

u ba

hwa

tes

HIV

akan

di

laku

kan

seca

ra r

utin

sep

erti

tes

dara

h la

inny

a

Tany

akan

kep

ada

ibu

: -

Apab

ila h

asil

tes

HIV

nya

posi

tif:

apak

ah I

bu s

edan

g m

inum

oba

t AR

V?

- Ap

abila

has

il te

s HI

V ny

a t

idak

di

keta

hui

dan

ibu

terin

dika

si H

IV

taw

arka

n pe

mer

iksa

an H

IV.

• Ap

akah

ibu

pern

ah d

ites

HIV?

-

Jika

pern

ah, b

agai

man

a ha

siln

ya

(pos

itif/

nega

tif)

- Jik

a ha

siln

ya p

ositi

f apa

kah

ibu

seda

ng m

emin

um o

bat A

RV?

Tes

HIV

jika

belu

m

dila

kuka

n sa

at

keha

mila

n (ji

ka

ada

indi

kasi

)

• Te

s HI

V re

aktif

HI

V re

aktif

Berik

an E

duka

si p

ada

ibu

tent

ang:

-

pent

ingn

ya m

inum

oba

t AR

V da

n ke

patu

han

min

um

obat

sec

ara

tera

tur

- pi

lihan

pem

beria

n nu

trisi

bay

i da

n ca

ra p

embe

rian

nutri

si b

ayi y

ang

bena

r -

Berik

an p

eraw

atan

tam

baha

n un

tuk

ibu

yang

terin

feks

i HI

V

- ke

luar

ga b

eren

cana

yan

g se

suai

den

gan

ODHA

-

hubu

ngan

sek

s ya

ng a

man

dan

pem

akai

an k

ondo

m

deng

an b

enar

dan

kon

sist

en

- m

anfa

at d

ukun

gan

kelu

arga

-

men

gaja

k pa

sang

an u

ntuk

men

giku

ti te

s HI

V •

Berik

an A

RV p

ada

ibu

atau

ruj

uk ib

u ke

laya

nan

Pera

wat

an,

Duku

ngan

da

n Pe

ngob

atan

pa

da

ODHA

(P

DP)

untu

k pe

mbe

rian

obat

ARV

Untu

k ba

yi ya

ng la

hir d

ari i

bu H

IV ,

lihat

form

MTB

M

• M

enol

ak d

ites,

tid

ak a

da h

asil

tes

HIV,

ata

u tid

ak

ingi

n m

engu

ngka

pkan

ha

sily

a.

Stat

us

HIV

tidak

di

keta

hui

• Jik

a ad

a in

dika

si m

inta

ibu

untu

k m

elak

ukan

tes

HIV

pad

a ku

njun

gan

nifa

s be

rikut

nya

• Jik

a te

tap

men

olak

tes

HIV

pada

kun

jung

an b

erik

utny

a, ru

juk

ke L

ayan

an te

s HI

V •

Berik

an E

duka

si u

ntuk

mel

akuk

an h

ubun

gan

seks

am

an

term

asuk

men

ggun

akan

kon

dom

Berik

an in

form

asi u

lang

tent

ang

man

faat

tes

HIV

• Te

s HI

V ne

gatif

. HI

V no

n re

aktif

Berik

an E

duka

si u

ntuk

se

lalu

mel

akuk

an h

ubun

gan

seks

am

an

Berik

utny

a: Ji

ka te

rjadi

pen

dara

han

heba

t pad

a va

gina

, dem

am a

tau

loki

a be

rbau

bus

uk

42

Mer

espo

n ta

nda-

tand

a ya

ng d

iam

ati a

tau

mas

alah

-mas

alah

yan

g m

uncu

l (5)

Jik

a ad

a m

asal

ah B

uang

Air

Keci

l, p

erin

eum

ber

nana

h at

au n

yeri

NF6

Men

anya

kan,

men

gece

k ca

tata

n M

elih

at,

men

deng

arka

n,

mer

asak

an,

mem

erik

sa

Tand

a-ta

nda

Kla

sifik

asi

Pera

wat

an d

an S

aran

Jika

ada

mas

alah

bua

ng a

ir ke

cil

Apak

ah a

da m

asal

ah d

enga

n Bu

ang

air k

ecil

? -

Apak

ah ib

u tid

ak b

isa

men

ahan

bu

ang

air k

ecil

? -

Apak

ah ib

u tid

ak b

isa

buan

g ai

r ke

cil

- Ap

akah

ken

cing

tera

sa

pana

s?(L

ihat

NF.

5)

Urin

e ke

luar

tanp

a di

sada

ri .

In

kont

inen

sia

Urin

e

• Ta

ta la

ksan

a ol

eh d

okte

r um

um

• M

emer

iksa

kem

ungk

inan

trau

ma

perin

eal.

• M

embe

rikan

ant

ibio

tik o

ral y

ang

sesu

ai u

ntuk

infe

ksi

salu

ran

kenc

ing

baw

ah

• Jik

a ko

ndis

i be

rlanj

ut l

ebih

dar

i 1

min

ggu,

ruj

uk k

e Ru

mah

Sak

it

• Fu

ndus

ute

ri te

raba

lebi

h tin

ggi,

tidak

ses

uai d

enga

n m

asa

invo

lusi

, tan

pa

perd

arah

an

• Ka

ndun

g ke

mih

tera

ba

penu

h

Rete

nsio

Urin

e

• Li

hat t

ata

laks

ana

rete

nsio

urin

e

Jika

Perin

eum

ber

nana

h at

au n

yeri

• Vu

lva

atau

per

ineu

m m

embe

ngka

k de

ngan

hem

atom

Trau

ma

Perin

eum

ber

at

• Ru

juk

• Vu

lva

atau

per

ineu

m m

embe

ngka

k

Trau

ma

perin

eum

ring

an

• Ta

tala

ksan

a ol

eh d

okte

r um

um

• M

enga

jark

an ib

u te

ntan

g Vu

lva

hygi

ene

(diu

rai d

i la

mpi

ran)

Luka

per

ineu

m te

rbuk

a Ro

beka

n pe

rineu

m

ringa

n •

Men

gaja

rkan

ibu

tent

ang

Vulv

a hy

gien

e •

Ruju

k se

tela

h 3

bula

n Be

rikut

nya:

Jik

a te

rliha

t se

dih

dan

mud

ah m

enan

gis

Abse

s di

per

ineu

m

• N

yeri

di p

erin

eum

In

feks

i ata

u sa

kit

Perin

eum

Tata

laks

ana

oleh

dok

ter u

mum

Mel

epas

jahi

tan,

jika

ada

. •

Mem

bers

ihka

n lu

ka.

Mem

berik

an

kons

elin

g te

ntan

g pe

raw

atan

dan

kes

ehat

an

• M

embe

rikan

par

acet

amol

unt

uk m

engu

rang

i ras

a sa

kit

• M

enga

mat

i da

lam

2

hari.

Jik

a tid

ak

ada

perb

aika

n, R

ujuk

ke

Rum

ah S

akit

43

Mer

espo

n ta

nda-

tand

a ya

ng d

iam

ati a

tau

mas

alah

-mas

alah

yan

g m

uncu

l (6)

Jik

a te

rliha

t sed

ih d

an m

udah

men

angi

s. N

F7

M

enan

yaka

n, m

enge

cek

cata

tan

Mel

ihat

, m

ende

ngar

kan

, m

eras

akan

Tand

a-ta

nda

Kla

sifik

asi

Pera

wat

an d

an S

aran

J ika

sedi

h at

au m

udah

men

angi

s •

Baga

iman

a pe

rasa

an ib

u se

kara

ng

ini?

Apak

ah ib

u m

enga

lam

i be

rkur

angn

ya m

inat

dan

ke

sena

ngan

pad

a ke

giat

an y

ang

bias

a di

laku

kan?

” •

“Apa

kah

akhi

r-akh

ir in

i ibu

mud

ah

lela

h at

au ti

dak

berte

naga

wal

au

tidak

mel

akuk

an a

ktiv

itas

fisik

yan

g be

rat?

” •

Apak

ah ib

u m

enga

lam

i gan

ggua

n tid

ur?”

Apak

ah ib

u su

lit u

ntuk

be

rkon

sent

rasi

, mis

alny

a sa

at

mem

baca

kor

an a

tau

maj

alah

, ata

u ju

ga s

aat m

ende

ngar

kan

radi

o/TV

?”

Te

rdap

at D

ua a

tau

lebi

h da

ri ge

jala

-ge

jala

di b

awah

ini

terja

di ≥

2 m

ingg

u

men

unju

kkan

per

ubah

an d

ari

kead

aan

yang

nor

mal

: •

Pera

saan

ber

sala

h ya

ng ti

dak

tepa

t ata

u pe

rasa

an n

egat

if te

rhad

ap d

iri s

endi

ri.

• M

udah

men

angi

s.

• M

inat

pad

a ke

seha

tan

men

urun

. •

Mer

asa

lela

h, g

elis

ah s

etia

p sa

at.

• Ti

dur t

erga

nggu

(ter

lalu

ban

yak

tidur

ata

u ku

rang

tidu

r, ba

ngun

te

rlalu

pag

i).

• Ke

hila

ngan

kem

ampu

an b

erpi

kir

atau

ber

kons

entra

si.

• N

afsu

mak

an m

enur

un d

rast

ic

Dep

resi

Pas

ca P

ersa

linan

(b

iasa

nya

sete

lah

2 m

ingg

u)

• M

embe

rikan

duk

unga

n em

osio

nal

• Ru

juk

ke ru

mah

sak

it

• Sa

lah

satu

di a

tas

sela

ma

kura

ng

dari

2 m

ingg

u.

Post

part

um b

lues

(B

iasa

nya

pada

min

ggu

perta

ma)

• Ta

ta la

ksan

a do

kter

um

um

• M

eyak

inka

n Ib

u ba

hwa

hal i

ni s

anga

t um

um.

• M

ende

ngar

kan

kepr

ihat

inan

nya.

M

embe

rikan

do

rong

an d

an d

ukun

gan

emos

iona

l. •

Mem

berik

an

kons

elin

g ke

pada

pa

sang

an

dan

kelu

arga

nya

untu

k m

embe

rikan

ba

ntua

n da

n m

enga

mat

i per

kem

bang

an ib

u.

• M

enga

mat

i da

lam

2

min

ggu,

da

n jik

a tid

ak

ada

perb

aika

n ru

juk.

Be

rikut

nya:

Jika

vag

ina

men

gala

mi k

eput

ihan

pad

a 4

min

ggu

pasc

a pe

rsal

inan

Mer

espo

n ta

nda-

tand

a ya

ng d

iam

ati a

tau

mas

alah

-mas

alah

yan

g m

uncu

l (5)

Jik

a ad

a m

asal

ah B

uang

Air

Keci

l, p

erin

eum

ber

nana

h at

au n

yeri

NF6

Men

anya

kan,

men

gece

k ca

tata

n M

elih

at,

men

deng

arka

n,

mer

asak

an,

mem

erik

sa

Tand

a-ta

nda

Kla

sifik

asi

Pera

wat

an d

an S

aran

Jika

ada

mas

alah

bua

ng a

ir ke

cil

Apak

ah a

da m

asal

ah d

enga

n Bu

ang

air k

ecil

? -

Apak

ah ib

u tid

ak b

isa

men

ahan

bu

ang

air k

ecil

? -

Apak

ah ib

u tid

ak b

isa

buan

g ai

r ke

cil

- Ap

akah

ken

cing

tera

sa

pana

s?(L

ihat

NF.

5)

Urin

e ke

luar

tanp

a di

sada

ri .

In

kont

inen

sia

Urin

e

• Ta

ta la

ksan

a ol

eh d

okte

r um

um

• M

emer

iksa

kem

ungk

inan

trau

ma

perin

eal.

• M

embe

rikan

ant

ibio

tik o

ral y

ang

sesu

ai u

ntuk

infe

ksi

salu

ran

kenc

ing

baw

ah

• Jik

a ko

ndis

i be

rlanj

ut l

ebih

dar

i 1

min

ggu,

ruj

uk k

e Ru

mah

Sak

it

• Fu

ndus

ute

ri te

raba

lebi

h tin

ggi,

tidak

ses

uai d

enga

n m

asa

invo

lusi

, tan

pa

perd

arah

an

• Ka

ndun

g ke

mih

tera

ba

penu

h

Rete

nsio

Urin

e

• Li

hat t

ata

laks

ana

rete

nsio

urin

e

Jika

Perin

eum

ber

nana

h at

au n

yeri

• Vu

lva

atau

per

ineu

m m

embe

ngka

k de

ngan

hem

atom

Trau

ma

Perin

eum

ber

at

• Ru

juk

• Vu

lva

atau

per

ineu

m m

embe

ngka

k

Trau

ma

perin

eum

ring

an

• Ta

tala

ksan

a ol

eh d

okte

r um

um

• M

enga

jark

an ib

u te

ntan

g Vu

lva

hygi

ene

(diu

rai d

i la

mpi

ran)

Luka

per

ineu

m te

rbuk

a Ro

beka

n pe

rineu

m

ringa

n •

Men

gaja

rkan

ibu

tent

ang

Vulv

a hy

gien

e •

Ruju

k se

tela

h 3

bula

n Be

rikut

nya:

Jik

a te

rliha

t se

dih

dan

mud

ah m

enan

gis

Abse

s di

per

ineu

m

• N

yeri

di p

erin

eum

In

feks

i ata

u sa

kit

Perin

eum

Tata

laks

ana

oleh

dok

ter u

mum

Mel

epas

jahi

tan,

jika

ada

. •

Mem

bers

ihka

n lu

ka.

Mem

berik

an

kons

elin

g te

ntan

g pe

raw

atan

dan

kes

ehat

an

• M

embe

rikan

par

acet

amol

unt

uk m

engu

rang

i ras

a sa

kit

• M

enga

mat

i da

lam

2

hari.

Jik

a tid

ak

ada

perb

aika

n, R

ujuk

ke

Rum

ah S

akit

44

Mer

espo

n ta

nda-

tand

a ya

ng d

iam

ati a

tau

mas

alah

-mas

alah

yan

g m

uncu

l (7)

Jik

a m

enga

lam

i kep

utih

an p

ada

4 m

ingg

u pa

sca

pers

alin

an N

F8

Men

anya

kan,

men

gece

k ca

tata

n M

elih

at, m

ende

ngar

kan,

mer

asak

an

Tand

a-ta

nda

Kla

sifik

asi

Pera

wat

an d

an s

aran

Jika

men

gala

mi k

eput

ihan

(vag

inal

dis

char

ge) 4

min

ggu

sete

lah

pers

alin

an.

• Ap

akah

pa

sang

an

ibu

pern

ah

men

gala

mi

kelu

han

kenc

ing

bern

anah

Jik

a pa

sang

an

ikut

se

rta

ke

klin

ik

tany

akan

apa

kah

pasa

ngan

ber

sedi

a di

beri

perta

nyaa

n ya

ng s

ama.

Jik

a ya

, ta

nyak

an p

asan

gann

ya it

u ap

akah

dia

: •

Pern

ah m

enga

lam

i kel

uhan

ke

ncin

g be

rnan

ah.

Jika

pasa

ngan

tid

ak b

erse

dia,

je

lask

an k

epad

a ib

u te

ntan

g pe

ntin

gnya

pem

erik

saan

dan

pe

raw

atan

unt

uk m

ence

gah

infe

ksi

beru

lang

.

• Li

hatla

h pe

ngel

uara

n ca

iran

vagi

na

yang

tida

k no

rmal

:

b

erle

biha

n, b

erw

arna

dan

ber

bau

• Jik

a ca

iran

tidak

te

rliha

t, pe

riksa

de

ngan

mem

akai

sar

ung

tang

an d

an

perik

sa c

aira

n di

sar

ung

tang

an.

• Ca

iran

Vagi

na

berw

arna

da

n be

rbau

de

ngan

riw

ayat

pa

sang

an

men

derit

a ke

ncin

g be

rnan

ah

Kem

ungk

inan

go

norr

hea

atau

in

feks

i chl

amyd

ia

• Ta

ta L

aksa

na d

an k

oord

inas

i ol

eh

dokt

er u

mum

• Ca

iran

vagi

na

sepe

rti

susu

da

n/at

au.

Kem

ungk

inan

in

feks

i can

dida

Tata

lak

sana

dan

koo

rdin

asi

oleh

do

kter

um

um

• Ca

iran

Vagi

na

berw

arna

da

n be

rbau

K

emun

gkin

an

bakt

eri a

tau

infe

ksi

trich

omon

as

• Ta

ta l

aksa

na d

an k

oord

inas

i ol

eh

dokt

er u

mum

Berik

utny

a: Ji

ka a

da m

asal

ah p

ayud

ara

45

Mer

espo

n ta

nda-

tand

a ya

ng d

iam

ati a

tau

mas

alah

-mas

alah

yan

g m

uncu

l (8)

Jik

a m

enga

lam

i mas

alah

pay

udar

a N

F9

Men

anya

kan,

men

gece

k ca

tata

n M

elih

at, m

ende

ngar

kan,

mer

asak

an

Tand

a-ta

nda

Kla

sifik

asi

Pera

wat

an d

an s

aran

Jika

men

gala

mi k

eluh

an n

yeri

di p

ayud

ara

atau

put

ting

Adak

ah

kelu

han

yang

di

rasa

pa

da

payu

dara

? Ap

akah

sud

ah p

erna

h m

enyu

sui a

tau

tidak

?

• Li

hat a

daka

h le

cet p

ada

putin

g •

Liha

t pad

a pa

yuda

ra a

paka

h ad

a :

- Pe

mbe

ngka

kan

- M

engk

ilap

- Ke

mer

ahan

Rasa

kan

bagi

an p

ayud

ara

yang

ter

asa

nyer

i •

Ukur

suh

u ba

dan

• Li

hat p

osis

i per

leka

tan

saat

men

yusu

i

Kedu

a pa

yuda

ra

beng

kak,

men

gkila

p da

n ke

mer

ahan

Suhu

Tub

uh <

380

C •

Tekn

ik m

enyu

sui

yang

tida

k te

pat

(men

ggun

ting)

Belu

m m

enyu

sui

Bend

unga

n Pa

yuda

ra

• Ta

ta L

aksa

na o

leh

dokt

er u

mum

Mem

otiv

asi I

bu u

ntuk

teta

p m

enyu

sui

• M

empe

raga

kan

posi

si

men

yusu

i da

n pe

rleka

tan

yang

ben

ar

• Sa

rank

an u

ntuk

men

yusu

i ses

erin

g m

ungk

in

• M

enila

i kem

bali

sete

lah

2 ka

li m

enyu

sui a

tau

1 ha

ri.

Bila

tid

ak

mem

baik

, aj

ari

ibu

untu

k m

emom

pa

payu

dara

ter

lebi

h da

hulu

seb

elum

men

yusu

i un

tuk

men

gura

ngi n

yeri

• Pa

yuda

ra n

yeri,

be

ngka

k da

n ke

mer

ahan

Suhu

Tub

uh >

38

0 C

• Te

rasa

Sak

it

Mas

titis

Tata

Lak

sana

ole

h do

kter

um

um

• Be

rikan

ant

ibio

tik s

elam

a 7

hari

• M

emot

ivas

i Ibu

unt

uk te

tap

men

yusu

i •

Mem

pera

gaka

n po

sisi

m

enyu

sui

dan

perle

kata

n ya

ng b

enar

Nila

i ke

mba

li se

tela

h 2

hari,

bila

tid

ak m

emba

ik,

mak

a ru

juk

• Pa

da

Ibu

HIV

yan

g m

enyu

sui,

mak

a ba

yi m

enyu

sui

pada

pa

yuda

ra

yang

se

hat,

lalu

po

mpa

pa

da

payu

dara

yan

g sa

kit,

dan

buan

g sa

mpa

i tid

ak a

da

dem

am

• Bi

la te

rasa

san

gat n

yeri

, ber

ikan

par

aset

amol

Te

rdap

at s

emua

tand

a di

ba

wah

ini:

• Pa

yuda

ra n

yeri

beng

kak

• Pu

ncta

te (+

) •

Undu

lasi

(+)

Abse

s pa

yuda

ra

• Ta

tala

ksan

a ol

eh d

okte

r um

um:

o Ko

mpr

es

o In

cisi

abs

es

o Pe

mbe

rian

antib

iotik

dan

ana

lget

ik

Mer

espo

n ta

nda-

tand

a ya

ng d

iam

ati a

tau

mas

alah

-mas

alah

yan

g m

uncu

l (7)

Jik

a m

enga

lam

i kep

utih

an p

ada

4 m

ingg

u pa

sca

pers

alin

an N

F8

Men

anya

kan,

men

gece

k ca

tata

n M

elih

at, m

ende

ngar

kan,

mer

asak

an

Tand

a-ta

nda

Kla

sifik

asi

Pera

wat

an d

an s

aran

Jika

men

gala

mi k

eput

ihan

(vag

inal

dis

char

ge) 4

min

ggu

sete

lah

pers

alin

an.

• Ap

akah

pa

sang

an

ibu

pern

ah

men

gala

mi

kelu

han

kenc

ing

bern

anah

Jik

a pa

sang

an

ikut

se

rta

ke

klin

ik

tany

akan

apa

kah

pasa

ngan

ber

sedi

a di

beri

perta

nyaa

n ya

ng s

ama.

Jik

a ya

, ta

nyak

an p

asan

gann

ya it

u ap

akah

dia

: •

Pern

ah m

enga

lam

i kel

uhan

ke

ncin

g be

rnan

ah.

Jika

pasa

ngan

tid

ak b

erse

dia,

je

lask

an k

epad

a ib

u te

ntan

g pe

ntin

gnya

pem

erik

saan

dan

pe

raw

atan

unt

uk m

ence

gah

infe

ksi

beru

lang

.

• Li

hatla

h pe

ngel

uara

n ca

iran

vagi

na

yang

tida

k no

rmal

:

b

erle

biha

n, b

erw

arna

dan

ber

bau

• Jik

a ca

iran

tidak

te

rliha

t, pe

riksa

de

ngan

mem

akai

sar

ung

tang

an d

an

perik

sa c

aira

n di

sar

ung

tang

an.

• Ca

iran

Vagi

na

berw

arna

da

n be

rbau

de

ngan

riw

ayat

pa

sang

an

men

derit

a ke

ncin

g be

rnan

ah

Kem

ungk

inan

go

norr

hea

atau

in

feks

i chl

amyd

ia

• Ta

ta L

aksa

na d

an k

oord

inas

i ol

eh

dokt

er u

mum

• Ca

iran

vagi

na

sepe

rti

susu

da

n/at

au.

Kem

ungk

inan

in

feks

i can

dida

Tata

lak

sana

dan

koo

rdin

asi

oleh

do

kter

um

um

• Ca

iran

Vagi

na

berw

arna

da

n be

rbau

K

emun

gkin

an

bakt

eri a

tau

infe

ksi

trich

omon

as

• Ta

ta l

aksa

na d

an k

oord

inas

i ol

eh

dokt

er u

mum

Berik

utny

a: Ji

ka a

da m

asal

ah p

ayud

ara

46

• Pu

ting

reta

k at

au

lece

t •

Mul

ut

bayi

tid

ak

mel

ekat

den

gan

baik

Putin

g le

cet

Mem

otiv

asi I

bu u

ntuk

teta

p m

enyu

sui

• M

empe

raga

kan

posi

si

men

yusu

i da

n pe

rleka

tan

yang

ben

ar

• M

enila

i kem

bali

sete

lah

2 ka

li m

enyu

sui a

tau

1 ha

ri.

Bila

tid

ak

mem

baik

, aj

ari

ibu

untu

k m

emom

pa

payu

dara

yan

g sa

kit

dan

mem

berik

an a

si m

elal

ui

gela

s, d

an

teta

p m

enyu

sui

pada

pa

yuda

ra

yang

se

hat

• Ti

dak

ada

beng

kak,

ke

mer

ahan

dan

ny

eriS

uhu

tubu

h no

rmal

Putin

g ir

itasi

ring

an

atau

tida

k le

cet

Mul

ut

bayi

m

elek

at

deng

an b

aik

Nor

mal

Duk

ung

ibu

untu

k te

tap

men

yusu

i ba

yiny

a se

cara

ek

slus

if

Berik

utny

a: Ji

ka b

atuk

ata

u na

pas

sulit

.

47

Mer

espo

n ta

nda-

tand

a ya

ng d

iam

ati a

tau

mas

alah

-mas

alah

yan

g m

uncu

l (9)

Jik

a ba

tuk

atau

sul

it be

rnap

as, m

engk

onsu

msi

oba

t-oba

tan

anti

tube

rkul

osis

, NF1

0 M

enan

yaka

n,

men

gece

k ca

tata

n M

elih

at,

men

deng

arka

n,

mer

asak

an

Tand

a-ta

nda

Kla

sifik

asi

Pera

wat

an d

an S

aran

Jika

batu

k at

au s

ulit

bern

apas

Suda

h be

rapa

lam

a ib

u m

enga

lam

i kes

ulita

n be

rnap

as?

• Se

sak

nafa

s be

rtam

bah

bila

pos

isi b

erba

ring

• Ap

akah

dad

a ib

u te

rasa

sa

kit?

Apak

ah ib

u m

erok

ok?

• Li

hat a

paka

h te

reng

ah-e

ngah

Den

gark

an

apak

ah

terd

apat

men

gi

• Uk

ur s

uhu

bada

n

Sedi

kitn

ya 2

dar

i yan

g be

rikut

ini:

• Su

hu T

ubuh

> 3

8 0

C •

Pern

afas

an c

epat

dan

da

ngka

l •

Dad

a ny

eri

Terd

uga

pnem

onia

Ruju

k ke

Rum

ah S

akit

• Ri

way

at p

re e

klam

psi

• Ap

akah

ad

a da

rah

di

daha

k ib

u?

• Ap

akah

ibu

seda

ng

men

gons

umsi

oba

t-ob

atan

ant

i tu

berk

olus

is?

Apak

ah

ada

angg

ota

kelu

arga

ya

ng

men

derit

a TB

C?

Pern

afas

an t

eras

a be

rat

Terd

uga

oede

m

paru

Tata

laks

ana

prar

ujuk

an

• Ru

juk

ke R

S

Sedi

kitn

ya 1

dar

i yan

g be

rikut

: •

Batu

k be

rdah

ak s

elam

a 2

min

ggu

atau

lebi

h •

Kont

ak d

enga

n pe

nder

ita T

B •

Batu

k da

rah,

ses

ak n

afas

, •

Buny

i men

gi

• N

afsu

mak

an m

enur

un, b

erat

ba

dan

men

urun

bad

an le

mas

Berk

erin

gat m

alam

har

i tan

pa

kegi

atan

fisi

k

Terd

uga

peny

akit

paru

kr

onis

(T

uber

kulo

sis

atau

pe

nyak

it pa

ru

kron

is

lain

nya)

Anju

rkan

unt

uk p

erik

sa d

ahak

Bila

has

il po

sitif

, ruj

uk

poli

DOT

S/po

li um

um u

ntuk

men

dapa

tkan

pe

ngob

atan

dan

ruju

k ba

yi u

ntuk

men

dapa

tkan

INH

pro

filak

sis

• Te

tap

men

yusu

i den

gan

men

ggun

akan

mas

ker

• M

inum

oba

t-oba

tan

anti-

tube

rkul

osis

Tube

rkul

osis

• M

eyak

inka

n ba

hwa

obat

-oba

tan

ters

ebut

tid

ak

men

ggan

ggu

bayi

nya,

dan

dia

har

us m

elan

jutk

an p

engo

bata

n •

Jika

ibu

posi

tif T

B, r

ujuk

bay

i ke

Poli

TB/U

mum

/KIA

Laku

kan

tes

HIV

jika

bel

um p

erna

h •

Stop

mer

okok

, ter

mas

uk k

elua

rga

yang

mer

okok

Mem

astik

an

bahw

a an

ggot

a ke

luar

ga

dan

kont

ak

deka

t te

lah

dila

kuka

n pe

napi

san

tube

rkul

osis

Info

rmas

i te

ntan

g et

ika

batu

k da

n PH

BS (

Vent

ilasi

dan

cah

aya

mat

ahar

i)

• Pu

ting

reta

k at

au

lece

t •

Mul

ut

bayi

tid

ak

mel

ekat

den

gan

baik

Putin

g le

cet

Mem

otiv

asi I

bu u

ntuk

teta

p m

enyu

sui

• M

empe

raga

kan

posi

si

men

yusu

i da

n pe

rleka

tan

yang

ben

ar

• M

enila

i kem

bali

sete

lah

2 ka

li m

enyu

sui a

tau

1 ha

ri.

Bila

tid

ak

mem

baik

, aj

ari

ibu

untu

k m

emom

pa

payu

dara

yan

g sa

kit

dan

mem

berik

an a

si m

elal

ui

gela

s, d

an

teta

p m

enyu

sui

pada

pa

yuda

ra

yang

se

hat

• Ti

dak

ada

beng

kak,

ke

mer

ahan

dan

ny

eriS

uhu

tubu

h no

rmal

Putin

g ir

itasi

ring

an

atau

tida

k le

cet

Mul

ut

bayi

m

elek

at

deng

an b

aik

Nor

mal

Duk

ung

ibu

untu

k te

tap

men

yusu

i ba

yiny

a se

cara

ek

slus

if

Berik

utny

a: Ji

ka b

atuk

ata

u na

pas

sulit

.

48

Mer

espo

n ta

nda-

tand

a ya

ng d

iam

ati a

tau

mas

alah

-mas

alah

yan

g m

uncu

l (10

) Jik

a M

erok

ok, m

engg

unak

an a

lkoh

ol, d

an o

bat t

erla

rang

ata

u m

emili

ki ri

way

at k

orba

n ke

kera

san.

NF

11

Men

anya

kan,

m

enge

cek

cata

tan

Mel

ihat

, m

ende

ngar

kan,

m

eras

akan

Ta

nda-

tand

a K

lasi

fikas

i Pe

raw

atan

dan

Sar

an

Jika

mer

okok

, men

ggun

akan

alk

ohol

, dan

oba

t ter

lara

ng a

tau

mem

iliki

riw

ayat

kor

ban

keke

rasa

n •

Apak

ah ib

u m

erok

ok?

• Ap

akah

ibu

min

um

alko

hol?

Apak

ah ib

u m

engg

unak

an n

arko

ba?

• Ap

akah

ibu

pern

ah

men

gala

mi k

eker

asan

fis

ik (K

DRT

)?

• Pe

rhat

ikan

terc

ium

ba

u ro

kok

pada

tu

buh

ibu

dan

pada

sa

at b

erbi

cara

Perh

atik

an b

ibir,

ku

ku ja

ri ke

hita

man

ke

mun

gkin

an

mer

okok

Perh

atik

an k

ulit

tang

an ib

u ap

akah

ad

a be

kas

sunt

ikan

at

au b

ekas

luka

ba

ru

• Pe

rhat

ikan

dan

pe

riksa

mem

ar p

ada

tubu

h ib

u

• Te

rciu

m

bau

roko

k pa

da

tubu

h ib

u da

n sa

at b

erbi

cara

Bibi

r dan

kuk

u ja

ri be

rwar

na

kehi

tam

an k

emun

gkin

an

mer

okok

Terp

apar

pa

da

roko

k •

Kons

elin

g un

tuk

berh

enti

mer

okok

da

n m

engh

inda

ri pa

para

n te

rhad

ap a

sap

roko

k •

Alur

Kon

selin

g

• Ku

lit ta

ngan

ibu

beka

s su

ntik

an

Terp

apar

pa

da

nark

oba

Untu

k pe

nggu

na a

lkoh

ol/o

bat o

bata

n te

rlara

ng, r

ujuk

pad

a pe

mbe

ri la

yana

n/pe

raw

atan

khu

sus

bagi

pec

andu

. •

Alur

Kon

selin

g

• M

emar

D

idug

a Te

rpap

ar

keke

rasa

n

• Pe

nang

anan

luka

kor

ban

• Ko

ordi

nasi

den

gan

petu

gas

P2TP

2A

• M

elak

ukan

tata

laks

ana

psik

osos

ial

49

Kelu

han

YaTi

dak

Saki

t Kep

ala

Trip

le E

limin

asi

reak

tifno

n re

aktif

Tida

k Ta

hu

Pand

anga

n ka

bur

Stat

us H

IV

Nyer

i ulu

hat

iSt

atus

Hep

atiti

s B

Beng

kak

pada

kak

iSt

atus

Sifi

lis

Mas

alah

BAB

Mas

alah

BAK

Mud

ah le

lah

Peril

aku

YaTi

dak

Mud

ah k

haw

atir

Mer

okok

Susa

h tid

urOb

at-o

bata

n te

rlara

ng

Mer

asa

sedi

hM

inum

an b

eral

koho

l

Mer

asa

tidak

be

rgun

a

Dem

amKo

ndisi

pay

udar

aBe

ngka

kNo

rmal

Perd

arah

an

Putin

g su

suLe

cet

Tida

k

Lokh

ia b

erba

u bu

suk

ASI

+-

Kem

alua

n ga

tal

dan

kepu

tihan

Daya

hisa

p an

akKu

atLe

mah

Batu

k ≥

2 m

ingg

u

kela

inan

kela

inan

kela

inan

kela

inan

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

KF4

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF2

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF3

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

anKl

asifi

kasi

Tind

akan

/ Pe

ngob

atan

KF1

Tang

gal :

Nam

a Ib

u

:

Usia

:

Ala

mat

:

Tan

ggal

Per

salin

an :

C

ara

Pers

alin

an

:

Tem

pat P

ersa

linan

:

Peni

laia

n (tu

lis a

ngka

sesu

ai g

ejal

a ya

ng d

item

ukan

pa

da k

olom

kel

aina

n)

Form

ulir

Pem

erik

saan

Ibu

Nifa

s

Tida

k di

jum

pai k

elai

nan

ANAM

NESA

Mer

espo

n ta

nda-

tand

a ya

ng d

iam

ati a

tau

mas

alah

-mas

alah

yan

g m

uncu

l (10

) Jik

a M

erok

ok, m

engg

unak

an a

lkoh

ol, d

an o

bat t

erla

rang

ata

u m

emili

ki ri

way

at k

orba

n ke

kera

san.

NF

11

Men

anya

kan,

m

enge

cek

cata

tan

Mel

ihat

, m

ende

ngar

kan,

m

eras

akan

Ta

nda-

tand

a K

lasi

fikas

i Pe

raw

atan

dan

Sar

an

Jika

mer

okok

, men

ggun

akan

alk

ohol

, dan

oba

t ter

lara

ng a

tau

mem

iliki

riw

ayat

kor

ban

keke

rasa

n •

Apak

ah ib

u m

erok

ok?

• Ap

akah

ibu

min

um

alko

hol?

Apak

ah ib

u m

engg

unak

an n

arko

ba?

• Ap

akah

ibu

pern

ah

men

gala

mi k

eker

asan

fis

ik (K

DRT

)?

• Pe

rhat

ikan

terc

ium

ba

u ro

kok

pada

tu

buh

ibu

dan

pada

sa

at b

erbi

cara

Perh

atik

an b

ibir,

ku

ku ja

ri ke

hita

man

ke

mun

gkin

an

mer

okok

Perh

atik

an k

ulit

tang

an ib

u ap

akah

ad

a be

kas

sunt

ikan

at

au b

ekas

luka

ba

ru

• Pe

rhat

ikan

dan

pe

riksa

mem

ar p

ada

tubu

h ib

u

• Te

rciu

m

bau

roko

k pa

da

tubu

h ib

u da

n sa

at b

erbi

cara

Bibi

r dan

kuk

u ja

ri be

rwar

na

kehi

tam

an k

emun

gkin

an

mer

okok

Terp

apar

pa

da

roko

k •

Kons

elin

g un

tuk

berh

enti

mer

okok

da

n m

engh

inda

ri pa

para

n te

rhad

ap a

sap

roko

k •

Alur

Kon

selin

g

• Ku

lit ta

ngan

ibu

beka

s su

ntik

an

Terp

apar

pa

da

nark

oba

Untu

k pe

nggu

na a

lkoh

ol/o

bat o

bata

n te

rlara

ng, r

ujuk

pad

a pe

mbe

ri la

yana

n/pe

raw

atan

khu

sus

bagi

pec

andu

. •

Alur

Kon

selin

g

• M

emar

D

idug

a Te

rpap

ar

keke

rasa

n

• Pe

nang

anan

luka

kor

ban

• Ko

ordi

nasi

den

gan

petu

gas

P2TP

2A

• M

elak

ukan

tata

laks

ana

psik

osos

ial

Lam

pira

n 2

50

kela

inan

kela

inan

kela

inan

kela

inan

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

KF4

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF2

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF3

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

anKl

asifi

kasi

Tind

akan

/ Pe

ngob

atan

KF1

Tang

gal :

Peni

laia

n (tu

lis a

ngka

sesu

ai g

ejal

a ya

ng d

item

ukan

pa

da k

olom

kel

aina

n)

Tida

k di

jum

pai k

elai

nan

5.

Tel

apak

tang

an a

tau

konj

ungt

iva

puca

t

6. T

idak

ada

tand

a pe

rdar

ahan

pa

scap

ersa

linan

7.

Nad

i < 1

00 x

/men

it

8.

Per

nafa

san

< 30

x/m

enit

9.

Hem

oglo

bin

> 11

g/d

l

10

. Tid

ak a

da p

ucat

NF 4

. Mem

erik

sa S

tatu

s HIV

1. T

es H

IV re

aktif

NF 3

. Jik

a W

ajah

Puc

at, P

erik

sa K

emun

gkin

an

Anem

ia

1.

Hem

oglo

bin

<8 g

/dl

2.

Tel

apak

tang

an d

an k

onju

nctiv

a pu

cat

3.

Ada

puc

at d

an sa

lah

satu

dar

i:

-

Nad

i > 1

00 x

/men

it

-

Laju

Per

nafa

san>

30

x pe

r men

it.

- M

udah

lela

h.

-

Tere

ngah

-eng

ah sa

at is

tirah

at

4.

Hem

oglo

bin

8-11

g/d

l

1. N

yeri

kepa

la, p

anda

ngan

kab

ur, d

an n

yeri

ulu

hati

2. T

ekan

an d

arah

sist

olik

> 1

60 m

mHg

ata

u di

asto

lik >

110

mm

Hg p

ada

dua

kali

pe

mer

iksa

an b

erja

rak

15 m

enit

3. T

ekan

an d

arah

sist

olik

> 1

40 m

mHg

ata

u di

asto

lik ≥

90 p

ada

dua

kali

pem

erik

saan

be

rjara

k 15

men

it de

ngan

tand

a ke

rusa

kan

orga

n 4.

Tek

anan

dar

ah d

iast

olik

>90

sam

pai <

110

mm

Hg t

anpa

tand

a ke

rusa

kan

orga

n

5.

Tek

anan

dar

ah d

iast

olik

<90

mm

Hg

2. M

enol

ak d

ites,

tidak

ada

has

il te

s HIV

, ata

u tid

ak in

gin

men

gung

kapk

an h

asiln

ya

3. T

es H

IV n

on re

aktif

NF 2

. Jik

a Te

kana

n Da

rah

Dias

tolik

Nai

k

51

kela

inan

kela

inan

kela

inan

kela

inan

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

KF4

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF2

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF3

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

anKl

asifi

kasi

Tind

akan

/ Pe

ngob

atan

KF1

Tang

gal :

Peni

laia

n (tu

lis a

ngka

sesu

ai g

ejal

a ya

ng d

item

ukan

pa

da k

olom

kel

aina

n)

Tida

k di

jum

pai k

elai

nan

11. l

etar

gi

12. P

anas

saat

bua

ng a

ir ke

cil.

2. S

anga

t lem

ah.

3. P

erut

lem

bek.

4. L

okia

ber

bau

busu

k.

5. C

aira

n lo

kia

men

galir

6. U

teru

s tid

ak b

erko

ntra

ksi d

enga

n ba

ik.

7. N

yeri

peru

t baw

ah

8. k

encin

g se

diki

t tet

api s

erin

g

9. n

yeri

di p

angg

ul.

10. K

aku

kudu

k

NF. 5

. Jik

a Pe

rdar

ahan

heb

at d

ari v

agin

a

1. P

erda

raha

n ak

tif (L

ebih

dar

i 1 p

emba

lut

basa

h da

lam

5 m

enit)

2. R

obek

an ja

lan

lahi

r gra

de 3

dan

4

NF.5

. JIk

a De

mam

ata

u ke

luar

Cai

ran

Berb

au

Busu

k

1. S

uhu

tubu

h >3

8C

13. H

asil

Mik

rosk

opis/

RDT

Posit

if M

alar

ia

14. P

erda

raha

n <

1 pe

mba

lut

15. S

uhu

< 38

C

16. L

okia

tida

k be

rbau

NF 6

. Jik

a ad

a m

asal

ah B

uang

Air

Kecil

:

1. U

rine

kelu

ar ta

npa

disa

dari

2. F

undu

s ute

ri te

raba

lebi

h tin

ggi,

tidak

sesu

ai

deng

an m

asa

invo

lusi,

tanp

a pe

rdar

ahan

3. K

andu

ng k

emih

tera

ba p

enuh

kela

inan

kela

inan

kela

inan

kela

inan

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

KF4

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF2

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF3

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

anKl

asifi

kasi

Tind

akan

/ Pe

ngob

atan

KF1

Tang

gal :

Peni

laia

n (tu

lis a

ngka

sesu

ai g

ejal

a ya

ng d

item

ukan

pa

da k

olom

kel

aina

n)

Tida

k di

jum

pai k

elai

nan

5.

Tel

apak

tang

an a

tau

konj

ungt

iva

puca

t

6. T

idak

ada

tand

a pe

rdar

ahan

pa

scap

ersa

linan

7.

Nad

i < 1

00 x

/men

it

8.

Per

nafa

san

< 30

x/m

enit

9.

Hem

oglo

bin

> 11

g/d

l

10

. Tid

ak a

da p

ucat

NF 4

. Mem

erik

sa S

tatu

s HIV

1. T

es H

IV re

aktif

NF 3

. Jik

a W

ajah

Puc

at, P

erik

sa K

emun

gkin

an

Anem

ia

1.

Hem

oglo

bin

<8 g

/dl

2.

Tel

apak

tang

an d

an k

onju

nctiv

a pu

cat

3.

Ada

puc

at d

an sa

lah

satu

dar

i:

-

Nad

i > 1

00 x

/men

it

-

Laju

Per

nafa

san>

30

x pe

r men

it.

- M

udah

lela

h.

-

Tere

ngah

-eng

ah sa

at is

tirah

at

4.

Hem

oglo

bin

8-11

g/d

l

1. N

yeri

kepa

la, p

anda

ngan

kab

ur, d

an n

yeri

ulu

hati

2. T

ekan

an d

arah

sist

olik

> 1

60 m

mHg

ata

u di

asto

lik >

110

mm

Hg p

ada

dua

kali

pe

mer

iksa

an b

erja

rak

15 m

enit

3. T

ekan

an d

arah

sist

olik

> 1

40 m

mHg

ata

u di

asto

lik ≥

90 p

ada

dua

kali

pem

erik

saan

be

rjara

k 15

men

it de

ngan

tand

a ke

rusa

kan

orga

n 4.

Tek

anan

dar

ah d

iast

olik

>90

sam

pai <

110

mm

Hg t

anpa

tand

a ke

rusa

kan

orga

n

5.

Tek

anan

dar

ah d

iast

olik

<90

mm

Hg

2. M

enol

ak d

ites,

tidak

ada

has

il te

s HIV

, ata

u tid

ak in

gin

men

gung

kapk

an h

asiln

ya

3. T

es H

IV n

on re

aktif

NF 2

. Jik

a Te

kana

n Da

rah

Dias

tolik

Nai

k

52

kela

inan

kela

inan

kela

inan

kela

inan

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

KF4

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF2

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF3

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

anKl

asifi

kasi

Tind

akan

/ Pe

ngob

atan

KF1

Tang

gal :

Peni

laia

n (tu

lis a

ngka

sesu

ai g

ejal

a ya

ng d

item

ukan

pa

da k

olom

kel

aina

n)

Tida

k di

jum

pai k

elai

nan

3. Lu

ka p

erin

eum

terb

uka

4. A

bses

di p

erin

eum

5. N

yeri

di p

erin

eum

NF.7

. Jik

a Se

dih

atau

Mud

ah M

enan

gis

1. T

erda

pat d

ua a

tau

lebi

h da

ri ge

jala

-gej

ala

di

baw

ah in

i yan

g te

rjadi

pad

a 2

min

ggu

sam

pai

12 b

ulan

pas

ca m

elah

irkan

, yai

tu:

- P

eras

aan

bers

alah

yan

g tid

ak te

pat a

tau

pera

saan

neg

atif

terh

adap

diri

send

iri

- M

udah

men

angi

s

- M

inat

pad

a ke

seha

tan

men

urun

- M

eras

a le

lah,

gel

isah

setia

p sa

at

- T

idur

terg

angg

u (te

rlalu

ban

yak

tidur

ata

u ku

rang

tidu

r, ba

ngun

terla

lu p

agi)

- K

ehila

ngan

kem

ampu

an b

erpi

kir a

tau

berk

onse

ntra

si

NF.6

. Jik

a Pe

rineu

m B

erna

nah

atau

Nye

ri

1. V

ulva

ata

u pe

rineu

m m

embe

ngka

k de

ngan

he

mat

om

2. V

ulva

ata

u pe

rineu

m m

embe

ngka

k

- N

afsu

mak

an m

enur

un d

rast

is

- K

ecem

asan

2. S

alah

satu

di a

tas s

elam

a ku

rang

dar

i 2

min

ggu

53

kela

inan

kela

inan

kela

inan

kela

inan

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

KF4

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF2

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF3

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

anKl

asifi

kasi

Tind

akan

/ Pe

ngob

atan

KF1

Tang

gal :

Peni

laia

n (tu

lis a

ngka

sesu

ai g

ejal

a ya

ng d

item

ukan

pa

da k

olom

kel

aina

n)

Tida

k di

jum

pai k

elai

nan

13. T

idak

ada

ben

gkak

, kem

erah

an a

tau

nyer

i

14. S

uhu

tubu

h no

rmal

15. P

utin

g ir

itasi

ringa

n a

tau

tidak

lece

t

16. M

ulut

bay

i mel

ekat

den

gan

baik

4. S

uhu

Tubu

h <

38 C

5. T

ekni

k m

enyu

sui y

ang

tidak

tepa

t (m

engg

untin

g)

6. B

elum

men

yusu

i

7. P

ayud

ara

nyer

i, be

ngka

k da

n ke

mer

ahan

NF.8

. Jik

a m

enga

lam

i kep

utih

an (v

agin

al

disc

harg

e)

pada

4 m

ingg

u se

tela

h pe

rsal

inan

1.

Caira

n Va

gina

ber

war

na d

an b

erba

u de

ngan

riw

ayat

pas

anga

n m

ende

rita

kenc

ing

bern

anah

2. C

aira

n va

gina

sepe

rti s

usu

dan/

atau

rasa

sa

ngat

gat

al d

i kem

alua

n.

3. C

aira

n Va

gina

ber

war

na d

an b

erba

u

NF. 9

. Jik

a m

enga

lam

i Kel

uhan

Nye

ri di

Pa

yuda

ra a

tau

Putin

g

1.

Putin

g re

tak

atau

lece

t

2. M

ulut

bay

i tid

ak m

elek

at d

enga

n ba

ik

3. K

edua

pay

udar

a be

ngka

k, m

engk

ilap

dan

kem

erah

an

8. S

uhu

Tubu

h >

38 C

8. T

eras

a Sa

kit

10 P

ayud

ara

nyer

i ben

gkak

11. P

unct

ate

(+)

12. U

ndul

asi (

+)

kela

inan

kela

inan

kela

inan

kela

inan

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

KF4

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF2

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF3

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

anKl

asifi

kasi

Tind

akan

/ Pe

ngob

atan

KF1

Tang

gal :

Peni

laia

n (tu

lis a

ngka

sesu

ai g

ejal

a ya

ng d

item

ukan

pa

da k

olom

kel

aina

n)

Tida

k di

jum

pai k

elai

nan

3. Lu

ka p

erin

eum

terb

uka

4. A

bses

di p

erin

eum

5. N

yeri

di p

erin

eum

NF.7

. Jik

a Se

dih

atau

Mud

ah M

enan

gis

1. T

erda

pat d

ua a

tau

lebi

h da

ri ge

jala

-gej

ala

di

baw

ah in

i yan

g te

rjadi

pad

a 2

min

ggu

sam

pai

12 b

ulan

pas

ca m

elah

irkan

, yai

tu:

- P

eras

aan

bers

alah

yan

g tid

ak te

pat a

tau

pera

saan

neg

atif

terh

adap

diri

send

iri

- M

udah

men

angi

s

- M

inat

pad

a ke

seha

tan

men

urun

- M

eras

a le

lah,

gel

isah

setia

p sa

at

- T

idur

terg

angg

u (te

rlalu

ban

yak

tidur

ata

u ku

rang

tidu

r, ba

ngun

terla

lu p

agi)

- K

ehila

ngan

kem

ampu

an b

erpi

kir a

tau

berk

onse

ntra

si

NF.6

. Jik

a Pe

rineu

m B

erna

nah

atau

Nye

ri

1. V

ulva

ata

u pe

rineu

m m

embe

ngka

k de

ngan

he

mat

om

2. V

ulva

ata

u pe

rineu

m m

embe

ngka

k

- N

afsu

mak

an m

enur

un d

rast

is

- K

ecem

asan

2. S

alah

satu

di a

tas s

elam

a ku

rang

dar

i 2

min

ggu

54

kela

inan

kela

inan

kela

inan

kela

inan

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

KF4

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF2

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF3

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

anKl

asifi

kasi

Tind

akan

/ Pe

ngob

atan

KF1

Tang

gal :

Peni

laia

n (tu

lis a

ngka

sesu

ai g

ejal

a ya

ng d

item

ukan

pa

da k

olom

kel

aina

n)

Tida

k di

jum

pai k

elai

nan

NF10

. Jik

a Ba

tuk

atau

sulit

Ber

nafa

s

2.

Bib

ir da

n ku

ku ja

ri be

rwar

na k

ehita

man

ke

mun

gkin

an m

erok

ok

3.

Kul

it ta

ngan

ibu

beka

s sun

tikan

4.

Mem

ar

1.

Suhu

Tub

uh >

38C

2.

Tere

ngah

-eng

ah

3.

Dada

nye

ri

4.

Per

nafa

san

tera

sa b

erat

5.

Batu

k be

rdah

ak se

lam

a 2

min

ggu

atau

le

bih

6.

Batu

k da

rah,

sesa

k na

fas

7.

Bun

yi m

engi

8.

Nafs

u m

akan

men

urun

, ber

at b

adan

m

enur

un b

adan

lem

as

9.

Berk

erin

gat m

alam

har

i tan

pa k

egia

tan

fisik

10.

Min

um o

bat-o

bata

n an

ti-tu

berk

ulos

is

NF 1

1. Ji

ka M

erok

ok, m

engg

unak

an a

lkoh

ol,

obat

terla

rang

dan

mem

iliki

riw

ayat

kor

ban

keke

rasa

n

1.

Terc

ium

bau

roko

k pa

da tu

buh

ibu

dan

saat

ber

bica

ra

55

kela

inan

kela

inan

kela

inan

kela

inan

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

KF4

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF2

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF3

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

anKl

asifi

kasi

Tind

akan

/ Pe

ngob

atan

KF1

Tang

gal :

Peni

laia

n (tu

lis a

ngka

sesu

ai g

ejal

a ya

ng d

item

ukan

pa

da k

olom

kel

aina

n)

Tida

k di

jum

pai k

elai

nan

Mem

erik

sa S

tatu

s Vit

A Ni

fas

Jeni

s Ala

t Kon

tras

epsi

:

Men

ilai M

asal

ah a

tau

Kelu

han

lain

Dibe

rikan

2x,

sete

lah

pers

alin

an d

an 2

4 ja

m

sete

lah

pem

beria

n pe

rtam

a :

Ya _

Tid

ak _

Skrin

ing

Stat

us Im

unisa

si T

Stat

us Im

unisa

si : T

_

Pem

beria

n Im

unisa

si Td

: Ya

_

Tid

ak _

Pela

yana

n KB

Pas

cape

rsal

inan

Mem

akai

Ala

t Kon

tras

epsi

: Ya

_

Tid

ak _

kela

inan

kela

inan

kela

inan

kela

inan

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

( tul

is an

gka)

KF4

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF2

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

an

KF3

Tang

gal :

Klas

ifika

siTi

ndak

an /

Peng

obat

anKl

asifi

kasi

Tind

akan

/ Pe

ngob

atan

KF1

Tang

gal :

Peni

laia

n (tu

lis a

ngka

sesu

ai g

ejal

a ya

ng d

item

ukan

pa

da k

olom

kel

aina

n)

Tida

k di

jum

pai k

elai

nan

NF10

. Jik

a Ba

tuk

atau

sulit

Ber

nafa

s

2.

Bib

ir da

n ku

ku ja

ri be

rwar

na k

ehita

man

ke

mun

gkin

an m

erok

ok

3.

Kul

it ta

ngan

ibu

beka

s sun

tikan

4.

Mem

ar

1.

Suhu

Tub

uh >

38C

2.

Tere

ngah

-eng

ah

3.

Dada

nye

ri

4.

Per

nafa

san

tera

sa b

erat

5.

Batu

k be

rdah

ak se

lam

a 2

min

ggu

atau

le

bih

6.

Batu

k da

rah,

sesa

k na

fas

7.

Bun

yi m

engi

8.

Nafs

u m

akan

men

urun

, ber

at b

adan

m

enur

un b

adan

lem

as

9.

Berk

erin

gat m

alam

har

i tan

pa k

egia

tan

fisik

10.

Min

um o

bat-o

bata

n an

ti-tu

berk

ulos

is

NF 1

1. Ji

ka M

erok

ok, m

engg

unak

an a

lkoh

ol,

obat

terla

rang

dan

mem

iliki

riw

ayat

kor

ban

keke

rasa

n

1.

Terc

ium

bau

roko

k pa

da tu

buh

ibu

dan

saat

ber

bica

ra

56

Lampiran 3

57

58

Lampiran 4

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68