cover basnita green
TRANSCRIPT
KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN
(STUDY KASUS DI PUSKESMAS SAKO PALEMBANG)
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
NAMA : BASNITA
NIM : 10.11.274
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)
SATYA NEGARA PALEMBANG
2013
i
PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI
KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN
(STUDY KASUS DI PUSKESMAS SAKO PALEMBANG)
Disusun Oleh :
BASNITA
10.11.274
Palembang, November 2013
Pembimbing Utama (I), Pembimbing Pembantu (II),
M. Sattarudin, S.Sos,M.Si Dr. M. Zawawi, M.Pd
Mengetahui,
Ketua Jurusan STIA Satya Negara,
H. Suparman, S.Sos, S.Pd.I, M.Si
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)
SATYA NEGARA PALEMBANG
2013ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, atas berkat rahmat
darinya penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Kualitas Pelayanan
Kesehatan (Study Kasus Di Puskesmas Sako Palembang).” Penulisan proposal
ini disusun sebagai syarat menempuh ujian guna mencapai gelar sarjana pada
Program Studi Ilmu Administrasi Negara pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
(STIA) Satya Negara Palembang.
Selesainya proposal ini dengan tepat waktu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak M. Sattarudin, S.Sos, M.Si selaku Pembimbing I dan
Bapak Dr. M. Zawawi, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan selama penulisan proposal ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Zulkani Effendi, S.Kom, M.Si selaku Ketua Yayasan,
2. Ibu Rohmial, SE, M.Si selaku Ketua STIA Satya Negara
3. Bapak Supardi, S.Sos, M.Si selaku Pembantu Ketua I
4. Bapak H. Suparman, S.Sos, S.Pd.I, M.Si selaku Ketua Jurusan
yang telah memberikan kemudahan dalam pengurusan administrasi penulisan
proposal ini.
Berikut yang tak kalah pentingnya, penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada seluruh staff Puskesmas Sako Palembang yang telah memberikan
iii
kemudahan dalam pengumpulan data, serta pihak lain yang telah memberikan
bantuannya sehingga proposal ini dapat penulis selesaikan.
Penulis berharap proposal ini bermanfaat bagi penulis pribadi maupun
STIA Satya Negara Palembang serta Puskesmas Sako Palembang.
Palembang, 01 Oktober 2013
Penulis,
Basnita
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................. 6
1.3 Rumusan Masalah..................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian....................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian..................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pelayanan Kesehatan.................................................................. 8
2.2 Bentuk Dan Jenis Pelayanan Kesehatan.................................... 12
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian...................................................................... 18
3.2 Definisi Konsep......................................................................... 19
3.3 Definisi Operasional.................................................................. 20
3.4 Informan Penelitian................................................................... 20
v
3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................ 20
3.6 Teknik Analisa Data.................................................................. 21
3.7 Jadwal Kerja.............................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
TABEL 1 Operasional Variabel..................................................................... 20
TABEL 2 Jadwal Kerja.................................................................................. 22
vii
Pengaruh sistem administrasi pelayanan terhadap kualitas pelayanan
kesehatan di puskesmas sako palembang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1. Prosedur pelayanan kesehatan penerimaan pasien masih manual
2. Kualitas pelayanan yang diberikan Puskesmas tidak sesuai yang
diharapkan
3. Obat-obatan yang diberikan kurang bermutu
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kualitas pelayanan administrasi yang diberikan Puskesmas
Sako Palembang?
2. Faktor apa saja yang mempengarui Kualitas pelayanan administrasi yang
diberikan Puskesmas Sako Palembang ?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui Kualitas pelayanan administrasi Puskesmas Sako
Palembang?
2. Untuk mengetahui faktor yang dapat mempengarui kualitas pelayanan
administrasi Puskesmas Sako Palembang?
viii
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah Kualitatif
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pemerintah memiliki kewajiban menyediakan pelayanan kesehatan
minimum yang dibutuhkan rakyatnya. Keberadaan Puskesmas di tengah
masyarakat sangatlah penting karena Puskesmas merupakan ujung tombak
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah. Pelayanan
kesehatan yang baik yang mampu diberikan oleh penyelenggara pemerintahan
secara tidak langsung akan meringankan beban pemerintah.
Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan
adalah adanya Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah
menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng
relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan kelas ekonomi
menengah ke bawah . Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu
bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat . Puskesmas
mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat, karena Puskesmas sebagai penyelenggaraan kesehatan perlu
diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan. Tidak mengherankan apabila
bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud
tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah.
ix
Bagi penyelenggara pelayanan kesehatan prinsip yang harus dipegang
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah bagaimana
masyarakat puas dan nyaman dalam menerima pelayanan kesehatan yang
diberikan dan keberadaan Puskesmas sebagai media untuk memberikan
pelayanan kesehatan haruslah dijalankan dengan baik sehingga kualitas
pelayanan yang diberikan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan
kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah akan memberikan perlindungan
kesehatan kepada warga masyarakat khususnya bagi warga kurang mampu.
Puskesmas diharapkan mampu memberikan jaminan bagi warga masyarakat
sekitarnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan.
Pelayanan kesehatan yang langsung menyentuh pada lapisan masyarakat
yang paling bawah dan sangat diperlukan oleh masyarakat adalah sangat penting,
hal ini dikarenakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas akan
memberikan perlindungan kesehatan kepada warga masyarakat khususnya bagi
warga kurang mampu. Puskesmas diharapkan mampu memberikan jaminan bagi
warga masyarakat sekitarnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
sangat dibutuhkan.
Kesehatan menjadi kunci utama dari semua kegiatan dilakukan manusia,
oleh karena itu masyarakat harus mendapatkan jaminan dari pemerintah bahwa
mereka akan selalu mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
x
1
Masyarakat yang sehat maka akan membuat mereka produktif dan produktivitas
masyarakat akan menumbuhkan perekonomian daerah yang secara tidak
langsung akan meningkatkan pendapatan daerah.
Manfaat lain yang didapat oleh masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
adalah kepastian dari pemerintah bahwa mereka akan mendapatkan pelayanan
kesehatan yang baik yang mereka butuhkan dengan biaya yang relatif murah dan
jarak untuk mendapatkan pelayanan tersebut relatif dekat. Puskesmas diharapkan
mampu memberikan pelayanan kesehatan dasar serta menjadi pelopor penggerak
pembangunan di wilayah kerjanya. Pukesmas dituntut untuk memberikan
pelayanan yang bermutu baik dari segi manajemen, sumber daya, sarana dan
prasarana sehingga pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar operasional
prosedur (SOP) dan memberikan kepuasan kepada pengguna jasa Puskesmas.
Pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat
dijadikan salah satu ukuran untuk menilai kinerja pemerintah daerah terhadap
masyarakat, kualitas layanan kesehatan bersifat multi dimensi, yaitu mutu
menurut jasa pelayanan kesehatan (pasien dan keluarganya), menurut
penyelenggara pelayanan kesehatan (pihak insititusi dan petugas pemberi layanan
kesehatan).
Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan
kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah
agar masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit.
xi
Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada
pengobatan individu yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah
upaya-upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif).
Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya puskesmas atau balkesma
saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik yang langsung kepada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun yang secara tidak
langsung berpengaruh kepada peningkatan kesehatan.
Namun Kualitas pelayanan yang diberikan Puskesmas tidak sesuai yang
diharapkan, dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki
masalah-masalah. Salah satu masalah diakibatkan oleh faktor Jumlah tenaga
medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya melaksanakan
program dari Dinas Kesehatan.
Hal ini tidak hanya terjadi dikota besar, masalah yang sama juga terjadi
di Puskesmas Sako dalam Penyelenggaraan pelayanan publik dalam beberapa hal
belum berjalan sebagaimana diharapkan. Hal ini terlihat dari masih adanya
keluhan dan pengaduan masyarakat, baik disampaikan langsung kepada pemberi
pelayanan maupun melalui media massa. Untuk mengatasi kondisi ini, diperlukan
komitmen yang tegas dan jelas dari pimpinan unit pelayanan publik.
Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi
yang jelas tentang bagaimana layanan kesehatan itu telah di laksanakan. Akan
tetapi Pelayanan kesehatan yang bermutu masih jauh dari harapan masyarakat, ini
terbukti dengan masih sering dikeluhkan oleh masyarakat.
xii
Hal-hal yang sering dikeluhkan adalah Petugas tidak ramah Petugas
yang selalu marah marah begitu ada pasien, yang datang. administrasi yang lama,
petugas yang sering terlambat dan pulang cepat, selalu menjadi keluhan
masyarakat. yang menyebabkan masyarakat sering berobat ke pengobatan
alternatif, dengan biaya yang tidak terlalu mahal, namun hati pasien bisa jauh
lebih nyaman.
Obat yang ala kadarnya Tak asing lagi jika masyarat mengeluh masalah
ini. obat demam dikasi pil dan tablet yang sama dengan obat gatal. sisanya jika
ingin obat yang lebih bagus lagi, masyarakat harus membeli di apotek, dan
antibiotik yang diberikan dalam kemasan repil juga kadang Dokter tidak ada
Untuk puskesmas yang ada di ibukota provinsi justru dokter ada banyak bahkan
ada yang sampai spesialis. namun di pedalaman, kabupaten, dan daerah daerah
yang jauh dari kota, dokter sangat langka. hanya ada pada jam jam tertentu atau
pada hari hari tertentu. padahal sakit gak bisa dijadwalkan kan? apalagi kalau
dokternya tidak tentu.
Padahal Tolak ukur bagi puskesmas agar bisa dikatakan ideal, yaitu jika
memiliki dua dokter umum, satu dokter gigi, dua perawat, dan tiga orang bidan.
Juga sarana yang tidak lengkap seperti obat-obatan yang kurang bermutu dari
segi variasi, petugas yang kurang tanggap dengan pasien, keramahan yang
kurang dari pemberi layanan, sehingga masyarakat kurang puas setiap berobat ke
pusat pelayanan kesehatan ini. Disamping itu program puskesmas yang kurang
berjalan menjadi pemicu rendahnya mutu pelayanan Puskesmas di mata
masyarakat.
xiii
Kepuasan pasien di pusat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut:
a. pasien yang menerima perawatan
b. pelayanan dokter
c. kepelayanan perawatan.
Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul Kualitas Pelayanan Kesehatan (study kasus di Puskesmas Sako
Palembang).
1.2 Identifikasi Masalah
1. Prosedur pelayanan kesehatan penerimaan pasien masih manual
2. Kualitas pelayanan yang diberikan Puskesmas tidak sesuai yang diharapkan
3. Obat-obatan yang diberikan kurang bermutu
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas Sako
Palembang?
2. Faktor apa saja yang mempengarui Kualitas pelayanan kesehatan yang
diberikan Puskesmas Sako Palembang ?
1.4 Tujuan penulisan
3. Untuk mengetahui Kualitas pelayanan kesehatan Puskesmas Sako
Palembang?
xiv
4. Untuk mengetahui faktor yang dapat mempengarui kualitas pelayanan
kesehatan Puskesmas Sako Palembang?
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi penulis atau peneliti, yakni:
Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang telah diterima di bangku
perkuliahan dengan kenyataan yang dihadapi.
2. Bagi pembaca
Memberi pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai acuan atau bahan
perbandingan untuk melakukan penelitian yang relevan selanjutnya.
3. Bagi Puskesmas Sako Palembang sebagai masukan mengenai pelayanan
kesehatan.
xv
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo (2006:4) :
“Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan
kesehatan) dengan sasaran masyarakat.” Sedangkan menurut Azwar (2001:15):
“Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau
secara bersama-sama dalamn suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan perseorangan, keluarga kelompok, dan ataupun masyarakat.”
Dan menurut Depkes RI (2009) : “Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya
yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat.”
Hal yang sama diungkapkan Levey dan Loomba (2003:2): “Pelayanan
Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
xvi
mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok, atau masyarakat.”
Menurut Sondakh (2013:5): Secara umum dimensi kepuasan pasien dibedakan
menjadi 2 macam:
1. Kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik serta standar pelayana
profesi. Ukuran yang dimaksud pada dasarnya mencakup mengenai :
a. Hubungan dokter dengan pasien
b. Kenyamanan pelayanan
c. Kebebasan melakukan pilihan
d. Pengetahuan dan kompetensi tehnik
e. Efektifitas pelayanan
f. Keamanan tindakan
2. kepuaasan yang mengacu pada penerapan pada semua persyaraatan pelayanan
kesehatan. Ukuran yang dimaksud pada dasarnya mencakup penilaian terhadap
kepuasan pasien mengenai :
a. Ketersediaan pelayanan kesehatan
b. Kewajaran pelayanan kesehatan
c. Kesinambungan pelayanan kesehatan
d. Penerimaan pelayanan kesehatan
e. Ketercapaian pelayanan kesehatan
f. Keterjangkauan pelayanan kesehatan
g. Efesiensi pelayanan kesehatan
h. Mutu pelayanan kesehatan
xvii
8
Pelayanan kesehatan adalah hak asasi manusia yang harus diselenggarakan
oleh pemerintah. Pemerintah harus melaksanakan prinsip-prinsip good
governance dalam melaksanakan pelayanan publik, termasuk pelayanan
kesehatan, prinsip tersebut mencakup keadilan, responsivitas dan efisiensi
pelayanan. Untuk mencapai harapan tersebut diselenggarakan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Kesinambungan dan keberhasilan pembangunan
kesehatan ditentukan oleh tersedianya pedoman penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif (pencegahan),kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.
Kualitas pelayanan kesehatan yang merujuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri tiap pasien. Kualitas
adalah standar yang telah ditetapkan . Sama halnya dengan tuntutan dan
kebutuhan makin sempurnya kepuasan tersebut semakin baik pula kualitas
pelayanan kesehatan.
Ditinjau dari tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan dari satu pihak dapat memuaskan pemakai jasa pelayanan
kesehatan dan dipihak lain tata penyelenggaraannya. Pelayanan kesehatan yang
xviii
menyeluruh dan terpadu memperhatikan berbagai aspek kehidupan dari berbagai
pemakai jasa pelayanan kesehatan, yang kemudian antara setiap strata dengan
strata lainnya dibagi beberapa strata untuk kemudian antara setiap strata dengan
strata lainnya diikat dalam satu mekanisme hubungan kerja sehingga secara
keseluruhan membentuk suatu kesatuan yang terpadu.
Tujuan Pelayanan Kesehatan :
1. Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), hal ini diperlukan
misalnya dalam peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.
2. Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit),
terdiri dari :
a. Preventif primer.
Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan nutrisi yang baik,
dan kesegaran fisik.
b. Preventif sekunder.
Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan
dengan cara mengindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.
c. Preventif tersier.
Pembuatan diagnosa ditunjukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi,
pembuatan diagnosa dan pengobatan.
3. Kuratif (penyembuhan penyakit).
4. Rehabilitasi (pemulihan), usaha pemulihan seseorang untuk mencapai fungsi
normal atau mendekati normal setelah mengalami sakit fisik atau mental , cedera
atau penyalahgunaan.
xix
2.2 Bentuk Dan Jenis Pelayanan Kesehatan
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer)
Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar dan
dilakukan bersama masyarakat dan dimotori oleh:
a.Dokter Umum (Tenaga Medis)
b.Perawat Mantri (Tenaga Paramedis)
Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali
diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami gangguan kesehatan atau
kecelakaan. Primary health care pada pokoknya ditunjukan kepada masyarakat
yang sebagian besarnya bermukim di pedesaan, serta masyarakat yang
berpenghasilan rendah di perkotaan. Pelayanan kesehatan ini sifatnya berobat
jalan (Ambulatory Services). Diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan
masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi
kesehatan.
Contohnya : Puskesmas, Puskesmas keliling, klinik.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder)
Pelayanan kesehatan sekunder adalah pelayanan yang lebih bersifat spesialis
dan bahkan kadang kala pelayanan subspesialis, tetapi masih terbatas. Pelayanan
kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary health care), adalah rumah
xx
sakit, tempat masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan). Di
Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari rumah sakit tipe D
sampai dengan rumah sakit kelas A.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
a.Dokter Spesialis
b.Dokter Subspesialis terbatas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya pelayanan jalan atau pelayanan rawat
(inpantient services).Diperlukan untuk kelompok masyarakat yang memerlukan
perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan
primer.
Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier)
Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang lebih mengutamakan
pelayanan subspesialis serta subspesialis luas.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
a.Dokter Subspesialis
b.Dokter Subspesialis Luas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau
pelayanan rawat inap (rehabilitasi).Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau
pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.
Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.
Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara
umum dapat dibedakan atas dua, yaitu:
xxi
1. Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam
kelompok pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan cara
pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-
sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit
dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan
keluarga.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok kesehatan masyarakat
(public health service) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya
secara bersama-sama dalam suatu organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya untuk
kelompok dan masyarakat.
Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada
pengobatan individu yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah
upaya-upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif).
Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya puskesmas atau balkesma
saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik yang langsung kepada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun yang secara tidak
langsung berpengaruh kepada peningkatan kesehatan.
Syarat-syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah :
1. Tersedia dan berkesinambungan
xxii
Pelayanan kesehatan tersebut harus tersedia dimasyarakat serta bersifat
berkesinambungan artinya semua pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
masyarakat tidak sulit ditemukan.
2. Dapat diterima dan wajar
Artinya pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat.
3. Mudah dicapai
Dipandang sudut lokasi untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik
pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting.
4. Mudah dijangkau
Dari sudut biaya untuk mewujudkan keadaan yang harus dapat diupayakan biaya
pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5. Bermutu
Menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan dipihak lain
tata cara penyelenggaraanya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah
ditetapkan.
Pelayanan kesehatan menyeluruh dan terpadu menurut Somers adalah:
1. Pelayanan kesehatan yang memadukan berbagai upaya kesehatan yakni
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan,pencegahan dan penyembuhan
penyakit,pemulihan.
xxiii
2. Pelayanan kesehatan yang tidak hanya memperhatikan keluhan penderita,tapi
juga latar belakang ekonomi,sosial,budaya,psikologi dan lainnya
Kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas Sako Palembang
belum optimal dan berkualitas sebagai jawaban akan kebutuhan masyarakat
untuk itu masih diperluka perbaikan agar lebih kualitas hal yang tidak kalah
penting adalah memperbaiki sistem operasional prosedur untuk dijadikan panduan
dalam melakukan kegiatan pelayanan kesehatan.
Untuk memandu pelaksanaan pelayanan kesehatan agar tetap berpedoman
pada standar yang telah ditetapkan, maka disusunlah protokol. Protokol
(pedoman, petunjuk , pelaksanaan ) adalah suatu penyataan tertulis yang di susun
secara sistimatis dan yang dipakai sebagai pedoman pada waktu penyelenggaraan
pelayanan kesehatan.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, Puskesmas
Sako masih mempunyai beberapa kendala, diantaranya:
1. Kekurangan petugas kesehatan
Berdasarkan standar yang telah ditetapkan seorang dokter /Bidan seharusnya
dibantu oleh 2 orang perawat, tetapi dalam kenyataan di Puskesmas
Sako hanya ada 1 orang perawat, itupun merangkap sebagai petugas administrasi.
2. Persediaan obat yang belum mencukupi
Jumlah obat generik yang tersedia belum mampu mencukupi kebutuhan.
Adanya bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas
diharapkan pasien akan dapat memberikan penilaian tersendiri terhadap
Puskesmas tersebut. Jika pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang
xxiv
dikehendaki, maka pasien akan puas, jika yang terjadi sebaliknya maka akan
menyebabkan kehilangan minat pasien untuk berobat dan ini akan menyebabkan
pasien mempunyai image negatif terhadap Puskesmas tersebut, yang akan
mengakibatkan menurunnya jumlah pasien.
Menurut Sondakh (2013:1): “Mutu pelayanan kesehatan adalah yang
merujuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan
rasa puas pada diri pasien, sam halnya dengan kebutuhan dan tuntutan, semakin
sempurna kepuasan tersebut semakin baik pula mutu pelayanan kesehatan.”
Kepercayaan yang diberikan masyarakat dan pemerintah terhadap Puskesmas
tersebut adalah sebuah kehormatan sekaligus amanat dan tugas berat yang harus
dipikul dengan sungguh-sungguh dan hati penuh keikhlasan, lebih-lebih dengan
perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang kesehatan maka Puskesmas ini
dituntut lebih keras lagi berusaha dan meningkatkan profesionalisme dalam
bekerja khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada para
pasiennya.
Memberikan pelayanan pemeriksaan yang baik pada setiap pasien yang
datang berobat sehingga memberikan kesan yang akrab dan nyaman serta tidak
menimbulkan rasa kekhawatiran bagi pasien terhadap penyakit yang diderita serta
berusaha memberikan pengobatan yang terbaik terhadap penyakit pasien,
memberi pelayanan secara tepat dan cepat kepada setiap pasien. Mutu pelayanan
kesehatan adalah timbulnya kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk,serta tata cara penyelenggaraanya sesuai dengan
kode etik dan standar pelayanan profesional yang telah ditetapkan.
xxv
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif,
sebagai prosedur penelitian yang mrnghasilkan data deskriptif berupa kata- kata
tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut
Narbuko dan Achmadi (2010:44): “metode Kualitatif deskriptif (descriptive
research) adalah metode yang bertujuan untuk pemecahan masalah secara
sistematis dan factual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi.” Metode
penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk mengarahkan dan
memudahkan menyusun pelaksanaan penelitian Penelitian kualitatif berujuan
untuk memperoleh informasi dari keadaan dan melihat kaitan dengan variable
yang diteliti.
Sedangkan menurut Lincholn dan Guba dalam moloeng ,(2000) Makna
kualitatif menunjuk segi “alamiah” yang dipertentangkan dengan “kuantum” atau
jumalah. Atas dasar pertimbangan itulah maka penelitian kualitatif sebagai
penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
xxvi
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan peristilahannya.
Narbuko, menyatakan suatu penelitian khususnya dalam ilmu- ilmu
empiric yang umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangnkan atau
menguji kebenaran suatu pengetahuan. Menemukan berusaha mendapatkan
sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan, mengmbangkan berarti
memperluas dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada. Narbuko kemudian
menekankan menguji adalah riset yang dilakukan jika apa yang sudah ada masih
atau diragukan kebenarannya. Penelitian yang dimaksudkan diatas untuk
mengmbangkan pengetahuan yang sudah ada dinamakan penelitian
(developmental research) sedangkan penelitian yang ditujukan untuk menguji
kebenaran sesuatu disebut penelitian verifikatif.
3.2 Definisi Konsep
a. Kualitas Pelayanan
Kualitas Pelayanan adalah suatu hasil yang diciptakan melalui aktivitas dalam
keterkaitan di antara pemasok dan pelanggan dan melalui aktivitas internal
pemasok, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
b. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
xxvii
18
3.3 Definisi Operasional
Tabel 1
Operasional Variabel
DIMENSI INDIKATOR
KUALITAS PELAYANAN 1.Pola penyelenggara2.Organisasi3.Petugas
PELAYANAN KESEHATAN 1.Tingkat kepuasan masyarakat2.Sistem pelayanan kesehatan3.Prosedur
3.4 Informasi penelitian
Data yang diperoleh dari responden dalam penelitian ini, dimana penulis
memperoleh data-data tersebut dari pihak-pihak yang berkaitan dengan proses
pelaksanaan tugas-tugas di Puskesmas Sako Palembang. Dari observasi dan
wawancara lansung kepada pimpinan dan aparat dinas seperti yang dilakukan
komunikasi terhadap pimpinan dan beberapa pasien yang berobat di Puskesmas
Sako Palembang.
3.5 Tehnik pengumpulan data
a. Observasi
xxviii
Teknik Observasi (Observasi) dilakukan dengan mengadakan pengamatan
langsung dilapangan terhadap objek yang diteliti yang adal akitannya dengan
objek yang diteliti, sehingga dapat memperoleh interprestasi data yang akurat dan
selanjutnya dapat digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.
b. Wawancara
Teknik wawancara (Intervew) dilakukan dengan cara menggunakan
komunikasi atau wawancara langsung menyangkut sistem administrasi pelayanan
terhadap kualitas pelayanan kesehatan.
Teknik wawancara bebas dan wawancara mendalam dua bagian yaitu :
wawancara bebas dilakukan untuk menambah kesempurnaan data, sedangkan
wawancara mendalam dilakukan agar informasi yang lebih mendetail dari suatu
permasalahan dan biasanya kunjungan dilakukan berulang- ulang.
3.6 Tehnik Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam suatu penelitian,
karena dengan analisis data dapat memberikan arti dan makna yang berguna
dalam suatu penelitian.Dalam penelitian data yang dimkumpulkan dari hasil studi
pustaka dan studi lapangan yang berasal dari observasi ditempat penelitian dan
wawancara dengan respondensi dilapangan.
Analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Pengumpulan data yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
xxix
b. Pemeriksaan data yaitu data yang sudah terkumpul diperiksa, apakah sudah
sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
c. Pengorganisasian data yaitu pengelompokan data yang sudah dikumpulkan
untuk bisa menjawab setiap pertanyaan yang ada hbungannya dengan peneliti.
d. Menginterprestasikan data untuk menarik makna yang terkandung didalam
data.
e. Membahas dan merumuskan hasil interprestasi yang telah dipilah-pilah untuk
menjawab pertanyaan peneliti.
f. Mengmbil kesimpulan akhir.
3.7 Jadwal Kerja
Tabel 2
Jadwal Kerja
Bulan/Tahun
Juni2013
Juli2013
Agst2013
Sep2013
Okt2013
Nov2013
Des2013
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Workshop
2Pengajuan Judul
3Penyusunan Proposal
4Bimbingan Proposal
5Seminar Proposal
6Perbaikan Proposal
xxx
NO
UraianKegiatan
xxxi