coral reef ecology -...
TRANSCRIPT
MODUL PRAKTIKUM
CORAL REEF ECOLOGY
PENYUSUN:
YOUDY J. H. GUMOLILI, S.Pi, M.Si
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MANADO
JURUSAN PARIWISATA
PROGRAM STUDI MARINE ECOTOURISM
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan hanya kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan
penyertaannya penulis mampu menyelesaikan penulisan modul praktikum untuk mata kuliah
Coral Reef Ecology.
Penulisan modul ini bertujuan untuk memudahkan dalam kegiatan proses belajar
mengajar terutama dalam melakukan kegiatan praktikum bagi mahasiswa Program Studi
Marine Ecotourism / Ekowisata Bawah Laut Politeknik Negeri Manado. Modul ini dibuat
untuk para mahasiswa dalam melakukan kegiatan praktek, namun dapat juga digunakan
untuk masyarakat umum yang membutuhkannya.
Dalam mempelajari Ekologi Terumbu Karang, mahasiswa tidak hanya memerlukan
pembekalan teori dari literatur saja namun juga memerlukan kunjungan lapangan agar
mahasiswa dapat melihat dan mengamati secara langsung serta menganalisis ekologi terumbu
karang, sehingga selanjutnya dapat memperluas pengetahuan dan wawasan mereka.
Dengan melihat secara langsung dilapangan, mahasiswa diharapkan mempunyai
kompetensi dalam mata kuliah Ekologi Terumbu Karang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi
dukungan sehingga penulisan modul ini dapat terlaksana dengan baik.
Kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan modul praktikkum ini.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................ i
Daftar Pustaka .................................................................................................. ii
Modul I. Ekosistem Terumbu Karang .......................................................... 1
Modul II Hewan dan Tumbuhan di Terumbu Karang .................................. 9
Modul III Interaksi Organisme-Organisme Terumbu Karang ....................... 16
Daftar Pustaka .................................................................................................. 22
ii
MODUL 1
Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu karang adalah ekosistem laut tropis. Berbagai hewan dan tumbuhan hidup di
terumbu karang. Hewan yang paling penting adalah karang itu sendiri yang mana
bertanggung jawab pada terbentuknya terumbu. Karang merupakan hewan-hewan yang
bentuknya seperti batu yang berwarna-warni dan memiliki berbagai bentuk dan ukuran yang
berbeda-beda. Karang dan hewan-hewan lainya serta tumbuhan yang hidup di terumbu
karang membentuk sebuah ekosistem terumbu karang.
Terdapat tiga tipe utama terumbu karang yaitu terumbu tepi (finging reef), terumbu
penghalang (barrier reef) dan karang atol. Di dalam karang itu sendiri terdapat zonasi yang
berbeda-beda atau habitat. Zona yang paling umum di terumbu karang adalah front reef, reef
flat, lagoons dan reef back. Front reef biasanya juga terbagi atas reef crest dan reef slope.
Terumbu karang tepi merupakan terumbu karang yang mayoritas berkembang di
pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Karang ini dapat hidup yang mencapai kedalaman 40 m
dengan pertumbuhan ke atas dan keluar menuju laut lepas. Terumbu karang penghalang
terletak sekitar 1,5 – 2 km dari pulau ke arah laut lepas. Terumbu karang ini hidup diperairan
dengan kedalaman hingga 75 m. Terumbu karang cincin terletak disekeliling batas dari
pulau-pulau vulkanik yang tenggelam. Terumbu karang tipe ini hidup di perairan dengan
kedalaman rata-rata 45 m.
Terumbu karang umumnya terdapat di perairan tropis dan umumnya terletak antara
30o lintang utara dan 30o lintang selatan. Luas terumbu karang di dunia diperkirakan sebesar
600.000 km2 dan luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan sebesar 51.000 km2 atau
lebih dari 50 % terumbu karang di Asia tenggara.
URAIAN
2
Terumbu karang merupakan habitat biota laut: beranekaragam avertebrata laut (hewan
tidak bertulang belakang) terutama karang batu (stony corals), juga krustasea, siput dan
kerang-kerangan. Ekinodermata (bulu babi, teripang laut, bintang laut dan lili laut);
beranekaragam ikan dimana 50-70% ikan karnivora oportunistik, 15% ikan herbivora dan
sisanya omnivora; Reptile umumnya ular laut dan penyu laut; ganggang laut dan rumput laut:
alga koralin, alga hijau berkapur dan rumput laut.
Setiap karang di terumbu karang mempunyai berbagai bentuk pertumbuhan yang
berbeda-beda yaitu bercabang (branching), merayap (encrusting), lembaran (foliose),
massive, soliter, dan berbagai bentuk lainnya.
Berbagai jenis karang hidup di terumbu karang. Beberapa jenis karang diantaranya
adalah Pocillopora, Madrascis, Seriatopora, Acropora, Montipora, Astreopora, Halomitra,
Heliofungia, Diaseris, Zoopilus, dan berbagai jenis lainnya.
Kelangsungan hidup dan distribusi
terumbu karang dibatasi oleh
beberapa faktor yaitu cahaya, suhu
perairan, up welling, salinitas,
kejernihan air, arus, kedalaman,
pengendapan dan faktor biologis
lainnya.
Cahaya matahari merupakan salah satu parameter utama yang berpengaruh dalam
pembentukan terumbu karang. Cahaya yang tidak cukup akan mengurangi laju fotosintesis
dan bersamaan dengan itu laju pembentukan terumbu lewat kalsifikasi juga akan berkurang.
Kedalaman juga membatasi kehidupan terumbu karang, umumnya karang dapat
bertumbuh dengan baik yaitu pada kedalaman kurang dari 25 meter dan paling bagus
pertumbuhannya pada kedalaman 3-10 meter.
3
Suhu perairan yang ideal bagi pertumbuhan karang dan perkembangbiakkannya pada
suhu rata-rata tahunan antara 25-29 oC dan batas minimum suhu perairan berkisar 16-17 oC.
Beberapa jenis karang mampu hidup pada suhu yang tinggi, misalnya Acropora dapat hidup
pada kisaran suhu air laut 16 – 40 oC dan kisaran suhu air laut harian paling rendah 10 oC.
jenis karang seperti Porites lutea dan Goniastrea merupakan spesies/genus karang yang
paling tahan terhadap suhu air yang ekstrim.
Kadar garam perairan atau salinitas perairan yang baik untuk pertumbuhan karang
yang optimal adalah 30 – 35 o/oo dan masih dapat hidup dalam jangka waktu yang tidak lama
pada kisaran salinitas 17,5 – 52,5 o/oo.
Arus sangat diperlukan hewan karang terkait dengan suplai makanan mikroplankton
dan suplai oksigen serta pembersihan dari endapan-endapan material. Oleh karena itu
terumbu karang berkembang pada daerah-daerah berarus sedang. Perairan yang cerah,
bergelombang dengan arus yang relative kuat, serta bebas dari sedimen atau pengaruh
sedimentasi.
Secara umum terumbu karang tersusun atas dua komponen yaitu komponen abiotik
(bukan biota) dan komponen biotik (biota). Komponen abiotik pada suatu ekosistem terumbu
karang terdiri atas karang mati (dead coral), yaitu suatu koloni-koloni karang yang telah mati
tetapi masih tetap berdiri (standing) seperti layaknya suatu koloni karang yang hidup. Selain
itu juga karang mati dapat berbentuk suatu rataan karang yang benar-benar mati, strukturnya
kompak, terhampar cukup luas dan mendominasi dasar terumbu, dan tipe karang mati ini
disebut reef pavement; patahan karang mati (rubbles) seringkali disebut juga coral debris,
yaitu patahan-patahan karang mati yang telah terlepas dari koloni induknya dan terhampar di
dasar suatu system terumbu; pasir, yaitu suatu patahan atau hancuran karang mati berukuran
kecil.
Komponen biotik pada suatu ekosistem terumbu karang merupakan masyarakat
organisme (tumbuhan dan fauna) dengan struktur yang sangat beragam
4
Materi Praktikum : Ekosistem Terumbu Karang
Unit : Coral Reef Ecology
Tujuan Intruksional: Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan
bentuk-bentuk pertumbuhan karang, jenis-jenis karang,
tipe terumbu karang dan zona-zona di daerah terumbu
karang
Waktu : 2 jam
Metode : Pengamatan lapangan (survey), diskusi kelompok
Peralatan yang dibutuhkan:
- Perahu
- Skin diving gear/scuba gear
- Underwater camera
- Buku Terumbu Karang
- Termometer dan Refraktometer
- GPS
- ATM
- Secchi Disc
- Dive Computer
Ragam/Bentuk Kegiatan Yang Dilakukan:
- Pengukuran Suhu, Kecerahan dan Salinitas Perairan
- Identifikasi tipe terumbu karang
- Identifikasi bentuk pertumbuhan karang
5
Prosedur Praktikum
Pengukuran Suhu
- Tentukan Lokasi untuk pengambilan suhu dan salinitas perairan.
- Gunakan Alat thermometer/dive computer untuk mengukur suhu dan
refraktometer untuk mengukur kadar garam / salinitas perairan.
- Catat suhu yang tertera pada thermometer / dive computer
Identifikasi tipe terumbu dan bentuk pertumbuhan karang.
- Tentukan lokasi praktikum/pengamatan
- Gunakan GPS untuk mendapatkan posisi geografis lokasi praktikum.
- Mahasiswa berenang menjelajahi daerah terumbu karang yang telah
ditentukan.
- Mengamati dan mencatat dengan seksama jenis-jenis karang dan bentuk
pertumbuhan karang yang dijumpai.
- Menentukan tipe terumbunya.
- Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum.
Tabel Isian Pengamatan
Ekosistem Terumbu Karang I S I A N
Lokasi: Waktu:
Tanggal : Visibility:
Koordinat: Kedalaman:
Surveyor : Tipe Terumbu:
Suhu : Salinitas: No Jenis Karang Bentuk Pertumbuhan Deskripsi Umum
6
Bentuk Pertumbuhan Karang
Bentuk Pertumbuhan Karang Acropora
Acropora digitate
Acropora Table
Acropora Submassive
Acropora Branching
Acropora Encrusting
7
Bentuk Pertumbuhan Karang Non Acropora
Coral Encrusting
Coral Branching
Coral Tubipora
Coral Massive
Coral Foliose
Coral Mushroom
Coral Millepora
Coral Submassive
Coral Heliopora
Beberapa Peralatan Yang Dibutuhkan
Refraktometer
Secchi Disc
Perahu
GPS
Camera
Dive Computer
8
MODUL 2 Hewan dan Tumbuhan
Di Terumbu Karang
Istilah tumbuhan-tumbuhan di terumbu karang secara umum merujuk pada semua
bentuk kehidupan yang umum dijumpai di terumbu karang yang bisa berfotosintesis.
Organisme ini terbagi dalam dua sub divisi yaitu tumbuhan berbunga dan alga. Kedua jenis
tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang pertumbuhannya cepat dan laju produksi yang
tinggi dan dapat berkontribusi pada jaring makanan di terumbu karang.
Terumbu karang tidak akan eksis tanpa tumbuhan laut, hal ini dikarenakan tumbuhan
laut sangat berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan makanan bagi semua hewan;
berkontribusi pada sedimentasi di daerah lagoon dan berkontribusi untuk membentuk
framework pada terumbu karang. Tumbuhan menyediakan makanan bagi semua mahkluk
hidup lainnya melalui proses fotosintesis. Mereka mungkin dimakan oleh hewan-hewan
lainnya (contoh parrot fish) atau melepaskan makanan secara langsung ke jaringan hewan
tersebut (contoh zooxanthellae).
Tumbuhan laut termasuk alga dan rumput laut. Alga dapat juga disebut ganggang laut,
terbagi atas empat kelompok berdasarkan warna pigmen pada jaringan tumbuhan yaitu: alga
hijau (Rhodophyta), alga coklat (Phaeophyta), alga merah (Rhodophyta) dan alga hijau biru
(Cyanophyta). Dua kelompok alga yang sangat penting adalah diatom dan dinoflagellata,
mereka umumnya planktonik dan terdiri dari satu sel (unicellular). Diatom dan dinoflagellata
membentuk phytoplankton.
Kelompok sumberdaya alga yang ditemukan pada suatu ekosistem terumbu karang
ialah alga koralin yang mengandung kapur, alga merah, alga hijau, alga coklat serta
kelompok alga uniseluler. Alga berkapur (calcareous algae) seperti alga hijau Halimeda
(Chlorophyta) dan dan beberapa alga merah juga berkontribusi dalam stabilisasi terumbu.
Alga golongan tinggi yang tumbuh di rataan terumbu dan laguna antara lain Sargassum,
Caulerpa, Turbinaria, Padina, Ulva dan Valonia (Kusen, dkk. 2016).
Tumbuhan laut yang penting lainnya adalah rumput laut (seagrass). Tumbuhan ini
lebih kompleks dari alga dan relatif berbunga seperti tumbuhan yang hidup di daratan. Semua
tumbuhan laut mempunyai klorofil untuk fotosintesis. Alga coklat, merah atau biru
mempunyai pigment yang mana menyembunyikan warna hijau dari klorofil. Akan tetapi
warna dari alga tergantung pada habitat dimana mereka hidup.
URAIAN
9
Rumput laut (seagrass) biasanya ditemukan di dasar lagoon yang dalam. Mereka
biasanya dimakan oleh beberapa hewan karang. Mereka sangat penting dalam ekosistem
terumbu karang. Hamparan rumput laut, kenyataannya berfungsi sebagai daerah asuhan bagi
berbagai organisme laut.
Alga merupakan tumbuhan yang esensial bagi pertumbuhan terumbu karang.
Beberapa alga menghasilkan sedimen dan yang lainnya secara bersamaan menyemen
fakmen-frakmen karang (http://www.coral-reef-info.com)
Rumput laut atau seagrass merupakan tumbuhan laut yang paling sering ditemukan
diperairan dangkal dan estuary. Seagrass merupakan tipe satu-satunya dari tumbuhan
berbunga yang sangat berhasil mengkolonisasi perairan laut.
Penyebaran rumput laut di dalam system terumbu karang hanya terbatas pada bagian perairan
lagoon yang terlindungi (back reef). Tumbuhan ini sering kali membentuk formasi yang lebat
dan membentuk padang rumput yang luas pada sebuah tipe habitat yang khusus didalam
ekosistem terumbu karang.
Padang rumput berperan penting dalam kehidupan hewan-hewan di terumbu karang
termasuk ikan, reptile laut dan mamalia laut. Mereka dimanfaatkan sebagai daerah mencari
makanan dan pengasuhan dan atau sebagai daerah perkembangbiakkan. Seagrass juga
menyediakan makanan dan tempat berlindung.
Hewan-hewan di terumbu karang merupakan komponen paling menyolok di terumbu
karang, dengan jumlah dan variasi yang sangat banyak pada ekosistem terumbu. Dua
kelompok utama hewan yang mendiami terumbu karang yaitu hewan bertulang belakang
(vertebrata) dan tidak bertulang belakang (avertebrata). Diantara beberapa hewan-hewan
vertebrata, relative hanya beberapa kelompok hewan yang secara regular dapat ditemukan di
10
dalam komunitas terumbu karang, yaitu: Ikan, ular laut, penyu dan dugong. Dari kesemuanya
itu hanya ikan yang secara normal kehadirannya dalam jumlah dan variasi yang besar.
Terumbu karang merupakan habitat beberapa jenis biota laut mulai dari avertebrata
yang diam (sessile animals) hingga ikan-ikan pelagis yang mampir mencari makan
disekitarnya (Nikijuluw, dkk. 2013).
Beberapa cacing Polychaeta menempati celah dikerangka kapur karang, sedangkan
sedangkan yang lain tumbuh bersama dengan karang misalnya kelompok tubeworm (Family
Sabellidae), Christmas tree worms (Spirobranchus, Family Serpulidae), Spaghetti worms
(Family Terebellidae) (Kusen, dkk. 2016). Krustase juga merupakan biota yang hidup di
daerah terumbu karang. Diperairan terumbu karang Indonesia terdapat jenis udang karang
yaitu Panullirus homarus, P. penicillatus, P. polyphagus, P. versicolor, P. ornatus. Beragam
jenis moluska terdapat di terumbu karang baik yang berasosiasi positif misalnya Tridacna
gigas di terumbu karang yang dapat tumbuh mencapai berat total 200 kg dengan berat daging
60 kg. Ada pula moluska yang bersifat predator misalnya Charonia tritonis, Cassis cornuta,
Tonna perdis dan Conus sp. (Kusen, dkk. 2016).
Selain itu juga terumbu karang dihuni oleh beberapa jenis kelompok Echinodermata
seperti bulu babi (sea urchin), teripang, bintang laut (sea star), bintang ular. Dari kelompok
reptile yang menghuni terumbu karang yang sering ditemukan adalah penyu laut (sea turtle)
dan ular laut (sea snake). Selain itu juga di dibeberapa daerah sering ditemukan buaya air asin
yang hidup berkeliaran di daerah terumbu karang.
Materi Praktikum : Hewan dan Tumbuhan Yang hidup di daerah Terumbu Karang
Unit : Coral Reef Ecology
Tujuan Intruksional : Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan jenis-jenis hewan
dan tumbuhan yang hidup di daerah terumbu karang.
Waktu : 2 jam
Metode : Pengamatan lapangan (survey), diskusi kelompok
11
Peralatan yang dibutuhkan:
- Perahu
- Skin diving gear/scuba gear
- Underwater camera
- Buku Terumbu Karang
- Termometer dan Refraktometer
- GPS
- ATM
- Dive Compouter
Ragam/Bentuk Kegiatan Yang Dilakukan:
- Pengukuran Suhu dan Salinitas
- Identifikasi dan mengenal hewan-hewan di terumbu karang
- Identifikasi dan mengenal tumbuhan-tumbuhan di terumbu karang
Prosedur Praktikum
Pengukuran Suhu
- Tentukan Lokasi untuk pengambilan suhu dan salinitas perairan.
- Gunakan Alat thermometer/dive computer untuk mengukur suhu dan refraktometer
untuk mengukur kadar garam / salinitas perairan.
- Catat suhu yang tertera pada thermometer / dive computer
Identifikasi jenis hewan dan tumbuhan.
- Tentukan lokasi praktikum/pengamatan
- Gunakan GPS untuk mendapatkan posisi geografis lokasi praktikum.
- Mahasiswa berenang menjelajahi daerah terumbu karang yang telah ditentukan.
- Mengamati dan mencatat dengan seksama jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang
dijumpai.
12
- Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum.
Hewan dan Tumbuhan di Terumbu Karang I S I A N
Lokasi: Waktu:
Tanggal : Visibility:
Koordinat: Kedalaman:
Surveyor : Tipe Terumbu:
Suhu : Salinitas: No Jenis Hewan/Tumbuhan Deskripsi Umum Gambar
13
Beberapa Jenis Hewan di Terumbu Karang
Sea star
Shell
Fish
Klomang
Sea Star
Sea Urchin
Giant Clam
Nudibranch
Crab
COT’s
Sea Snake
Lobster
Worm
Christmas Tree
Shell
Sea Cucumber
Turtle
Fish
Shell
Nudibranch
14
Beberapa Jenis Tumbuhan di Terumbu Karang
15
MODUL 3 Interaksi Organisme-Organisme
Terumbu Karang
Setiap organisme di terumbu karang mempunyai ekologi nichenya sendiri. Dua
organisme (hewan) yang hidup di habitat yang sama bisa mempunyai niche yang berbeda.
Sebagai contoh giant clams dan seacucumbers keduanya ditemukan di terumbu karang.
Namun, giant clams merupakan hewan yang sessile sedangkan seacucumbers merupakan
hewan yang motil. Giant clams adalah filter feeder yaitu menyaring makanannya yang ada di
perairan sedangkan sea cucumbers adalah deposit feeder, yaitu memakan makanan yang
berada di dalam sedimen. (Musso dan Hutchison, 1996).
Kompetisi diantara hewan karang biasanya untuk mendapatkan ruang/tempat hidup.
Kebanyakan hewan karang adalah sessile. Beberapa dari mereka berkoloni, seperti karang,
sponge dan karang lunak. Oleh karena itu untuk bertumbuh mereka memerlukan ruang yang
lebih banyak. (Musso dan Hutchison, 1996).
Persaingan dapat terjadi pada setiap jenis karang. Misalnya persaingan memperoleh
cahaya matahari pada karang bercabang dan karang pembentuk hamparan atau massif.
Bisanya karang bercabang bertumbuh lebih cepat dari karang massif. Disamping itu, karang
bercabang sering memperluas koloninya kebagian atas sehingga lebih tinggi dari pada karang
masif. Akan tetapi, karang berbentuk masif dapat menghambat pertumbuhan karang
bercabang, yaitu dengan memakan jaringan koloni karang yang menutupi tubuhnya.
(Rangkuti, dkk. 2017).
URAIAN
17
Predasi sangat umum di daerah terumbu karang. Ini merupakan cara dari berbagai
secondary dan tertiary konsumer untuk makan. Grazing merupakan interaksi antara hewan
dan tumbuhan yang ada di terumbu karang. Grazing merupakan cara dari kebanyakan
herbivore – herbivore di terumbu karang untuk makan. Para herbivore ini disebut juga
sebagai primary consumers. (Musso dan Hutchison, 1996).
Predator dapat merusak koloni karang dan memodifikasi struktur terumbu karang,
seperti bintang laut (Achantaster plancii) dan beberapa jenis ikan. Disamping itu pemangsaan
koloni-koloni karang yang dilakukan oleh ikan pada keadaan yang cukup berat dapat
menyebabkan koloni terumbu karang mati. (Rangkuti, dkk. 2017).
Banyak hewan karang yang mempertahankan daerah dimana mereka hidup dan
makan. Ini merupakan salah satu cara untuk memastikan bahwa hewan lain tidak akan
menggunakan sumberdaya yang mereka miliki. Banyak damselfish dan surgeon fish bersifat
territorial. (Musso dan Hutchison, 1996).
Banyak hewan dan tumbuhan laut hidup bersimbiosis. Dengan melakukan hal ini
mereka menyediakan makanan dan atau habitat yang essensial untuk bertahan hidup satu
sama lain. Simbiosis yang sangat penting di terumbu karang adalah simbiosis antara karang
batu dengan alga zooxanthellae. (Musso dan Hutchison, 1996).
Grazing merupakan mekanisme yang dapat mengendalikan kelimpahan makroalga.
Pertumbuhan makroalga yang tidak dikendalikan menyebabkan komunitas makroalga
mendominasi terumbu karang. Dominasi makroalga memberi pengaruh negative pada
komunitas karang batu. Grazing menyediakan ruang kosong sebagai temapt penempelan
larva karang. Bagian terumbu yang terbuka akan segera ditumbuhi pleh bakteri dan layak
untuk menjadi tempat penempelan larva planula karang (Rangkuti, dkk. 2017).
Sebagian besar spesies karang bersimbiosis dengan alga zooxanthelae yang hidup di
dalam jaringannya. Zooxanthelae menghasilkan beberapa zat seperti oksigen dan senyawa
organic melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang. Di sisi lain, karang
menghasilkan komponen organic berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk
kelangsungan hidup zooxanthelae (Rangkuti, dkk. 2017).
Banyak ikan yang berasosiasi di daerah terumbu karang. Diperkirakan sekitar 75%
ikan yang hidup di daerah karang merupakan ikan yang bersifat diurnal (ikan yang
beraktivitas di siang hari). Di sisi lain, sekitar 10% ikan yang hidup di terumbu karang aktif
pada malam hari (nokturnal) (Rangkuti, dkk. 2017).
18
Materi Praktikum : Interaksi Organisme-Organisme Terumbu Karang
Unit : Coral Reef Ecology
Tujuan Intruksional : Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan mengenai niche
ekologi, kompetisi, predasi, grazing, asosiasi dan simbiosis
Waktu : 2 jam
Metode : Pengamatan lapangan (survey), diskusi kelompok
Peralatan yang dibutuhkan:
- Perahu
- Skin diving gear/scuba gear
- Underwater camera
- Buku Terumbu Karang
- Termometer dan Refraktometer
- GPS
- ATM
- Dive Computer
Ragam/Bentuk Kegiatan Yang Dilakukan:
- Mengamati niche ekologi di daerah terumbu karang
- Mengamati kompetisi di daerah terumbu karang
- Mengamati predasi di daerah terumbu karang.
- Mengamati grazing yang terjadi di daerah terumbu karang
- Mengamati asosiasi dan simbiosis yang terjadi di daerah terumbu karang
Prosedur Praktikum
Pengukuran Suhu
- Tentukan Lokasi untuk pengambilan suhu dan salinitas perairan.
- Gunakan Alat thermometer/dive computer untuk mengukur suhu dan refraktometer
untuk mengukur kadar garam / salinitas perairan.
- Catat suhu yang tertera pada thermometer / dive computer
19
Mengamati niche ekologi, kompetisi, predasi, grazing, asosiasi dan simbiosis.
- Tentukan lokasi praktikum/pengamatan
- Gunakan GPS untuk mendapatkan posisi geografis lokasi praktikum.
- Mahasiswa berenang menjelajahi daerah terumbu karang yang telah ditentukan.
- Mengamati dan mencatat dengan seksama niche ekologi, kompetisi, predasi, grazing,
asosiasi dan simbiosis yang terjadi di daerah terumbu karang.
- Hasil amatan dituangkan kedalam laporan praktikum.
Beberapa Interaksi Organisme di daerah Terumbu Karang
Sponge yang menempel pada
karang
Alga Yang Menempel pada
Karang
Alga sebagai parasit
Nudibranch Yang Menempel di Sponge
Penyu Beristirahat di
Terumbu Karang
Beberapa Crinoid bertumbuh
pada karang
Simbiosis Parasitisme
Christmas Tree dan Coral
Simbiosis Mutualisme
Sea Urchin dan Coral
Lion Fish Memakan Polip
Karang
Interaksi Ikan dengan karang
Persaingan Karang dan
Sponge akan ruang
Persaingan dua jenis
karang akan ruang
Persaingan antar karang
Acropora dan Massive
Pemangsaan Karang oleh
COT’s
Persaingan akan ruang antara
dua jenis karang
Pemangsaan Polip
Karang oleh Drupella
20
Seekor Ikan Yang Beristirahat di atas
Karang
Sekelompok Ikan Memakan
Polip Karang
Polip Karang Yang Rusak di
Makan Ikan
Kompetisi Mendapatkan
ruang oleh 3 jenis karang
21
http://www.coral-reef-info.com. Coral reef plants – common plant life of coral reef
ecosystem
Kusen, J.D., L.J.L. Lumingas dan M. Rondo. 2016. Ekologi Laut Tropis. Penerbit FPIK
Unsrat. 378 halaman.
Musso, B dan E. Hutchison, 1996. Corals and Coral Reefs. Tropical Marine Studies 3.
UNESCO Project. Marine Science Curriculum Material for South Pasific Schools. 75
pages.
Nikijuluw, V., L. Adrianto, D. G. Bengen, M.F.A. Sondita, D. Monintja, H.Y. Siry, P.
Nainggolan, H.A. Susanto, R. Megawanto, A.F. Koropitan, I. Amin, B. Wiryawan, R.
A. Kinseng, N. Zubainarni, S.H. Suryawati, A.H. Purnomo, R. Djohani, dan J.
Subijanto. 2013. Coral Governance. Penerbit IPB Press. Kampus IPb Taman
Kencana. 511 halaman.
Rangkuti, A.M., M.R. Cordova, A. Rahmawati, Yulma dan H.E. Adimu. 2017. Ekosistem
Pesisir dan Laut Indonesia. Penerbit Bumi Aksara. 482 halaman.
22