copy of makalah pancasila.doc

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alasan mengambil judul “ Ideologi dan Konstitusi” ini, karena Ideologi Pancasila merupakan dasar negara yang mengakui dan mengagungkan keberadaan agama dalam pemerintahan. Sehingga kita sebagai warga negara Indonesia tidak perlu meragukan konsistensi atas Ideologi Pancasila terhadap agama. Tidak perlu berusaha mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi berbasis agama dengan alasan bahwa ideologi Pancasila bukan ideologi beragama. Ideologi Pancasila adalah ideologi beragama. Konstitusi yang dimaksud adalah pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara dari segala peraturan perundang- undangan tentang negara. Dapat juga diartikan yaitu suatu undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang- undang Dasar 1.2 Masalah 1.2.1 Apakah ideologi perlu dipertahankan? 1.2.2 Apa pengertian dari ideologi? 1.2.3 Bagaimana terhadap perbedaan tentang ideologi? 1.2.4 Apa tipe-tipe pada ideologi? 1

Upload: widyawibawanty

Post on 19-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BAB II

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alasan mengambil judul Ideologi dan Konstitusi ini, karena Ideologi Pancasila merupakan dasar negara yang mengakui dan mengagungkan keberadaan agama dalam pemerintahan. Sehingga kita sebagai warga negara Indonesia tidak perlu meragukan konsistensi atas Ideologi Pancasila terhadap agama. Tidak perlu berusaha mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi berbasis agama dengan alasan bahwa ideologi Pancasila bukan ideologi beragama. Ideologi Pancasila adalah ideologi beragama. Konstitusi yang dimaksud adalah pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara dari segala peraturan perundang-undangan tentang negara. Dapat juga diartikan yaitu suatu undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-undang Dasar

1.2.1 Masalah

1.2.2 Apakah ideologi perlu dipertahankan?

1.2.3 Apa pengertian dari ideologi?

1.2.4 Bagaimana terhadap perbedaan tentang ideologi?

1.2.5 Apa tipe-tipe pada ideologi?

1.2.6 Apa pengertian dari konstitusi?

1.2.7 Apa tujuan dari konstitusi?1.2.8 Apa prinsip dari konstitusi?1.2.9 Apa klasifikasi dari konstitusi?1.2.10 Apa fungsi dari konstitusi?1.2.11 Apa sifat dari konstitusi?1.2.12 Apa teori dari konstitusi?1.3 Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua tentang Odeologi dan Konstitusi. Dari yang.

Yang dimaksud dengan pengertian ideology dan kontitusi, tipe pada ideology dan konstitusi, fungsi, tujuan, klasifikasi, dan juga teori-terori yang terdapat pada ideology dan konstitusi.

1.4 Metodelogi

Penulis mempergunakan metode pengetahuan yang telah dipelajari dan pecarian pembahasan dengan media komunikasi. Dalam metode ini penulis mencari data mengambil dari berbagai sumber dalam buku bacaan mengenai materi dalam pembahasan. Selain itu, menggunakan media internet yang berkaitan denga penulisan makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

IDEOLOGI DAN KONSTITUSI

A. Ideologi

1. Ideologi haruslah dipertahankan karena dalam suatu lembaga kemasyarakatan memerlukan ideologi. Sangat mustahil dalam suatu lembaga kemasyarakatan menolak adanya ideologi. Hal ini disebabkan Karena ideologi merupakan acuan pokok atau kerangka dasar dinamis yang menjadi energi kreatif dalam proses dinamisasi suatu lembaga. Terdapat banyak pandangan dari para ahli mengenai apa itu ideology, diantaranya :

2. Destertt de Tracy: Ideologi adalah studi terhadap ide ide/pemikiran tertentu

3. Descartes: Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia.

4. Machiavelli: Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.

5. Thomas H: Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.

6. Francis Bacon: Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.

7. Karl Marx: Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat.

8. Napoleon: Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rivalrivalnya.

9. Muhammad Muhammad Ismail: Ideologi (Mabda) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun Akhar, pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas pemikiran pemikiran yang lain. Pemikiran mendasar ini merupakan akumulasi jawaban atas pertanyaan dari mana, untuk apa dan mau kemana alam, manusia dan kehidupan ini yang dihubungkan dengan asal muasal penciptaannya dan kehidupan setelahnyaPada prinsipnya terdapat tiga arti utama dari kata ideologi, yaitu

(1) ideologi sebagai kesadaran palsu;

(2) ideologi dalam arti netral; dan

(3) ideologi dalam arti keyakinan yang tidak ilmiah.

Ideologi dalam arti yang pertama, yaitu sebagai kesadaran palsu biasanya dipergunakan oleh kalangan filosof dan ilmuwan sosial. Ideologi adalah teori-teori yang tidak berorientasi pada kebenaran, melainkan pada kepentingan pihak yang mempropagandakannya.

Arti kedua adalah ideologi dalam arti netral. Dalam hal ini ideologi adalah keseluruhan sistem berpikir, nilai-nilai, dan sikap dasar suatu kelompok sosial atau kebudayaan tertentu. Arti kedua ini terutama ditemukan dalam negara-negara yang menganggap penting adanya suatu ideologi negara.

Arti ketiga, ideologi sebagai keyakinan yang tidak ilmiah, biasanya digunakan dalam filsafat dan ilmu-ilmu sosial yang positivistik. Segala pemikiran yang tidak dapat dibuktikan secara logis-matematis atau empiris adalah suatu ideologi.

Dari tiga arti kata ideologi tersebut, yang dimaksudkan dalam pembahasan ini adalah ideologi dalam arti netral, yaitu sebagai sistem berpikir dan tata nilai dari suatu kelompok. Ideologi dalam arti netral tersebut ditemukan wujudnya dalam ideologi negara atau ideologi bangsa. Hal ini sesuai dengan pembahasan Pancasila sebagai ideologi negara Republik Indonesia.

Ideologi Pancasila merupakan dasar negara yang mengakui dan mengagungkan keberadaan agama dalam pemerintahan. Sehingga kita sebagai warga negara Indonesia tidak perlu meragukan konsistensi atas Ideologi Pancasila terhadap agama. Tidak perlu berusaha mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi berbasis agama dengan alasan bahwa ideologi Pancasila bukan ideologi beragama. Ideologi Pancasila adalah ideologi beragama.

1. Setelah tahu definisi dari ideologi, selanjutnya apa perbedaan dari ideology-ideologi yang ada didunia:

1. Sumber Ideologi

2. Kaptalisme: Buatan akal manusia yang penuh keterbatasan

3. Sosialisme/Komunisme: Buatan akal manusia yang penuh keterbatasan

2. Islam: Wahyu Allah SWT kepada Rasulullah SAW

1. Dasar qiyadah fikriyah (pemikiran prioritas/kepemimpinan berfikir)

2. Kaptalisme:Sekularisme,yaitu memisahkan agama dari Kehidupan masyarakat dan negara

3. Sosialisme/Komunisme: (dialetika)materialisme dan evolusi materialisme

3. Islam: Laa Ilaha illa Llah, yaitu menyatukan antara hukum Allah SWT dgn kehidupan (Aqidah Islam)

4. Pembuat Hukum dan Aturan

1. Kaptalisme: Manusia

2. Sosialisme/Komunisme: Manusia

5. Islam: Allah SWT lewat wahyunya. Akal manusia berfungsi menggali fakta dan memahami hukum dari wahyu

1. Fokus

2. Kaptalisme: Individu diatas segalanya. Maysarakat hanyalah kumpulan individu2 saja(individualisme)

3. Sosialisme/Komunisme: Negara diatas segalanya. Individu merupakan salah satu gigi roda dlm roda masyarakat yg berupa sumber daya alam, manusia, barang produksi dll(satu kesatuan yaitu materi).

6. Islam: Individu merupakan salah satu anggota/bagian masyarakat(masyarakat=kumpulan manusia,pemikiran,perasaan,dan peraturan)

1. Ikatan Perbuatan

2. Kaptalisme: Liberalisme (kebebasan) dlm masalah aqidah, pendapat, pemilikan dan kebebasan pribadi

3. Sosialisme/Komunisme: Tidak ada kebebasan dlm aqidah dan kepemilikan sedangkan dlm hal perbuatan ada kebebasan

7. Islam: Seluruh perbuatan terikat dgn hukum syara'. Perbuatan baru bebas dilakukan bila sesuai dgn hukum syara'.

1. Tolak ukur kebahagiaan

2. Kaptalisme: Meraih sebanyak2nya materi berupa harta, pangkat, kedudukan, dll

3. Sosialisme/Komunisme: Meraih sebanyak2nya materi berupa harta, pangkat, kedudukan, dll

8. Islam: Mencapai ridha Allah SWT yg terletak dlm ketaatannya dlm setiap perbuatan

1. Kebebasan pribadi dalam berbuat

2. Kaptalisme: Mendewakan kebebasan pribadi demi meraih kebahagiaan yang mereka definisikan

3. Sosialisme/Komunisme: Mendewakan kebebasan pribadi demi meraih kebahagiaan yang mereka definisikan

9. Islam: Distandarisasi oleh hukum syara'.Bila sesuai bebas dilakukan ,bila tidak maka tidak boleh dilakukan

1. Pandangan terhadap masyarakat

2. Kaptalisme: Masyarakat merupakan kumpulan individu-individu.

3. Sosialisme/Komunisme: Masyarakat merupakan kumpulan dan kesatuan manusia, alam dan interaksinya dengan alam

10. Islam:Masyarakat merupakan kumpulan individu yang memiliki perasaan dan pemikiran yang satu serta diatur oleh hukum yang sama.

1. Dasar perekonomian

2. Kaptalisme: Ekonomi berada ditangan para pemilik modal .Setiap orang bebas menempuh cara apa saja.Tidak dikenal sebab-sebab pemilikan. Jumlahnya pun bebas dimiliki tanpa batasan.

3. Sosialisme/Komunisme: Ekonomi di tangan negara. Tidak ada sebab pemilikan, semua orang boleh mencari kekayaan dengan cara apapun. Namun jumlah kekayaan yang boleh dimiliki dibatasi.

4. Islam: Setiap orang bebas menjalankan perekonomian dengan membatasi sebab pemilikan dan jenis pemiliknya. Sedangkan jumlah kekayaan yang boleh dimiliki tidak dibatasi.

5. Kemunculan sistem aturan

6. Kaptalisme: Manusia membuat hukum bagi dirinya berdasar fakta yang dilihatnya.

7. Sosialisme/Komunisme: Sistem aturan diambil dari alat-alat produksi

8. Islam: Allah telah menjadikan bagi manusia system aturan untuk dijalankan dalam kehidupan yang diturunkan pada nabi Muhammad SAW. Manusia hanya memahami permasalahan, lalu menggali hukum dari Al Qur'an dan As Sunnah. 11. Tolok ukur

1. Kaptalisme: Manfaat kekinian

2. Sosialisme/Komunisme: Tolok ukur materi

3. Islam: Halal-haram

12. Penerapan hukum

1. Kaptalisme: Terserah individu

2. Sosialisme/Komunisme: Tangan besi dari negara (otoriter)

3. Islam: Atas dasar ketaqwaan individu, kontrol masyarakat dan penerapan dari masyarakat(penerapan hukum pada masyarakat oleh negara)

Maka dari itu, Pancasila sebagai ideologi merupakan kenyataan yang tidak bisa ditolak, dan ini bisa menampakkan diri dalam pengertian formal atau informal. Menolak Pancasila sebagai ideologi tidak masuk akal, bukan hanya karena penolakan semacam ini bersifat ideologis, tetapi juga karena hal ini akan potensial mempersempit keleluasaan berpikir yang harus dijaga berdasarkan prinsip kebebasan, yang menyarankan bahwa kemauan setiap orang atau kelompok untuk mengartikulasikan dan merumuskan pemahaman tertentu tentang kehidupan harus tetap dikembangkan.1. Tipe-Tipe Ideologi

Terdapat dua tipe ideologi sebagai ideologi suatu negara. Kedua tipe tersebut adalah ideologi tertutup dan ideologi terbuka. Ideologi tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang ditasbihkan sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus dipatuhi. Kebenaran suatu ideologi tertutup tidak boleh dipermasalahkan berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang lain. Karena itu ideologi ini tidak mentolerir pandangan dunia atau nilai-nilai lain.

Salah satu ciri khas suatu ideologi tertutup adalah tidak hanya menentukan kebenaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar saja, tetapi juga menentukan hal-hal yang bersifat konkret operasional. Ideologi tertutup tidak mengakui hak masing-masing orang untuk memiliki keyakinan dan pertimbangannya sendiri.

Ciri lain dari suatu ideologi tertutup adalah tidak bersumber dari masyarakat, melainkan dari pikiran elit yang harus dipropagandakan kepada masyarakat. Sebaliknya, baik-buruknya pandangan yang muncul dan berkembang dalam masyarakat dinilai sesuai tidaknya dengan ideologi tersebut. Dengan sendirinya ideologi tertutup tersebut harus dipaksakan berlaku dan dipatuhi masyarakat oleh elit tertentu, yang berarti bersifat otoriter dan dijalankan dengan cara yang totaliter.

Tipe kedua adalah ideologi terbuka. Ideologi terbuka hanya berisi orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma sosial-politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang akan dicapai tidak dapat ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati secara demokratis. Dengan sendirinya ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya dapat ada dan mengada dalam sistem yang demokratis.

B. KonstitusiIstilah konstitusi berasal dari kata dalam bahasa Perancis, Constituer yang berarti membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud adalah pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu Negara dari segala peraturan perundang-undangan tentang negara. Belanda menggunakan istilah Grondwet yaitu berarti suatu undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-undang Dasar.

Konstitusi dalam arti sempit diartikan berdasar anggapan bahwa kekuasaan merupakan sesuatu yang mutlak harus dibatasi sesuai dengan adigium power tends to corrupt; absolute power corrupt absolutely. Oleh karena itu konstitusi dalam arti sempit hanya mengandung norma-norma hukum yang membatasi kekuasaan yang ada dalam Negara.

Konstitusi dalam arti luas tidak hanya sebagai aspek hukum melainkan juga non-hukum. Hal ini dapat kita lihat dalam pengertian konstitusi yang dikemukakan KC Wheare mengartikan konstitusi sebagai keseluruhan system ketatanegaraan dari suatu negara berupa kumpulan peraturan-peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah dalam pemerintahan suatu negara. Peraturan disini merupakan gabungan antara ketentuan-ketentuan yang memiliki sifat hokum (legal) dan yang tidak

memiliki sifat hokum (non legal).

1. Pengertian Konstitusi juga dapat diklasifikasikan pada arti statik dan arti dinamik :

2. Konstitusi dalam arti static terkait dengan wujudnya sebagai ketentuan konstitusional yang bersifat normative dan berkualifikasi sebagai konsep sebagaimana diinginkan oleh suatu bangsa untuk diwujudkan sebagai perjanjian social.

3. Dalam arti dinamik, konstitusi diartikan sebagai dokumen hukum dan dokumen social politik resmi yang berkedudukan sangat istimewa dan luhur dalam sistem hukum suatu negarayang terdiri dari peraturan-peraturan dasar yang diperoleh melalui kesepakatan-kesepakatan tentang prinsip pokok kekuasaan Negara, maksud dan tujuan Negara, organisasi kekuasaan Negara, hak dan kewajiban, wewenang dan tanggung jawab, pembatasan terhadap kekuasaan negara, termasuk jaminan atas perlindungan Hak Asasi Manusia warga.

1. Tujuan Konstitusi

Tujuan konstitusi adalah juga tata tertib terkait dengan:

a). berbagai lembaga-lembaga negara dengan wewenang dan cara bekerjanya,

b) hubungan antar lembaga negara,

c) hubungan lembaga negara dengan warga negara (rakyat) dan

d) adanya jaminan hak-hak asasi manusia serta

e) hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

2. Prinsip konstitusi

Jawahir juga menyinggung mengenai prinsip-prinsip perubahan konstitusi, yaitu: diatur oleh konstitusi itu sendiri; harus dilakukan secara rigid atau yarat-syaratnya berat; dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan komprehensif, serta melibatkan partisipasi masyarakat; dan perubahan dilakukan secara komprehensif, sistematis-logis-koheren

3. Klasifikasi Konstitusi Bahwa hampir semua negara memiliki konstitusi. Apabila dibandingkan anata satunegara dengan negara lain akan nampak perbedaan dan persamaannya. Dengan demikian akan sampai pada klasifikasi dari konstitusi yang berlaku di semua negara. Para ahli hukum tata negara atau hukum konstitusi kemudian mengadakan klasifikasi berdasarkan cara pandang mereka sendiri, antara lain K.C. Wheare, C.F. Strong, James Bryce dan lain-lainnya.

a. Dalam buku K.C. Wheare Modern Constitution (1975) mengklasifikasi konstitusi sebagai berikut:

b. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak dalam bentuk tertulis (written constitution and unwritten constitution); c. Undang undang tertulis biasanya termaktub dalam satu dokument, namun adakalanya kelompok yang menggabungkan sistem struktur garis besar untuk dokument pemerintahan, banyak perlengkapan kekuatan dan fungsi dari legislative, executive dan organ judicial ditetapkan, juga fungsi dan hubungan pemerintahan terhadap rakyat asas dasar kekuasaan tersebut digunakan. Garner mengatakan; konstitusi yang tertulis merupakan suatu kerja seni yang sadar dan hasil dari usaha yang sengaja. ini bertujuan untuk menetapkan badan asas dasar tersebut, agar letak pemerintahan teratur dan terpimpinContoh Konstitusi Tertulis

undang-undang dasar .

undang-undang organic.

peraturan perundang-undangan lainnya.

Undang- undang tak tertulis sebagian besar lahir dari adat atau kebiasaan, dan terhimpun sebagian besar dalam pemakaian; prinsip umum, keputusan pengadilan dan lain lain. Ini merupakan produksi sejarah evolusi dan pertumbuhan dari pada yang disengaja, dan undang undang yang formal.

1. Beberapa pendapat para ahli, diantaranya :

2. Pendapat Strong pada umumnya konstitusi tak tertulis merupakan salah satu konstitusi yang tumbuh dari basis adat, lebih baik dari pada yang tertulis.

3. Garner menjelaskan dinamakan sebagai konstitusi tak tertulis karena termasuk sebagian besar yang mengikutinya, tetapi tidak semua resep atau preskripsi menjadi berkurang didalam penulisannya, dan dengan resmi diwujudkan didalam satu document atau document yang terkoleksi.

4. Jameson mendefenisikan bahwa undang undang tak tertulis sebagian besar lahir dari adat atau kebiasaan, dan keputusan judisial yang terdahulu, dimana kurang lebihnya fana dan merupakan suatu hal yang tidak dapat diraba. namun semanjak bentuknya tertulis undang undang ini mulai hidup hanya saja tidak resmi dalam penggolongannya.

Contoh Konstitusi Tidak Tertulis : kebiasaan

kesepakatan

adat istiadat

konvensi

b. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution)

Konstitusi yang fleksibel adalah konstitusi yang diamandemen tanpa adanya prosedur khusus sedangkan konstitusi yang kaku adalah konstitusi yang mensyaratkan suatu adanya prosedur khusus dalam melakukan amandemen

Konstitusi fleksibel yaitu konstitusi yang mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain:

a. Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah

b. Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti mengubah undang-undang

Konstitusi rigid mempunyai ciri-ciri pokok, antara lain:

a. Memiliki tingkat dan derajat yang lebih tinggi dari undang-undang;

b. Hanya dapat diubah dengan tata cara khusus/istimewa

c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not

supreme constitution)

Yang dimaksud dengan konstitusi derajat tinggi yaitu, suatu konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam Negara. Konstitusi termasuk dalam kategori tertinggi, bila dari segi bentuknya dia berada diatas peraturan perundang-undangan yang lain. Sedang konstitusi tidak derajat tinggi berarti konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta derajat seperti konstitusi derajat tinggi. Persyaratan yang dilakukan untuk mengubah konstitusi ini sama dengan persyaratan yang dipakai untuk menngubah peraturan-peraturan yang

d. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution)

Dalam konstitusi serikat diatur mengenai pembagian kekuasaan antara pemerintah Negara serikat dengan pemerintah Negara bagian. Dalam Negara yang berbentuk kesatuan pembagian kekuasaan tersebut tidak dijumpai, karena pada asasnya seluruh kekuasaan negara berada di tangan pemerintah pusat. Walaupun demikian hal itu tidak berarti bahwa seluruh kekuasaan Negara berada ditangan pemerintah pusat. Hal ini disebabkan oleh adanya kemungkinan pemerintah pusat melakukan pembagian sebagian kekuasaannya kepada pemerintah daerah. Konstitusi kesatuan mengatur tentang pemencaran kekuasaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

e. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President Executive and Parliamentary Executive Constitution)Konstitusi presidensial bercirikan seperti sistem pemerintahan presidensial. Pertama, presiden berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kedua, presiden dipilih langsung oleh rakyat. Ketiga, presiden tidak memegang kekuasaan legislative. Keempat, presiden tidak dapat membubarkan legislative.

Sedang konstitusi parlementer bercirikan seperti sistem pemerintahan parlementer. Pertama, presiden berkedudukan sebagai kepala Negara dan cabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Kedua, Perdana Menteri bertanggung jawab kepada parlemen. Ketiga, para anggota kabinet sebagian atau seluruhnya merupakan anggota parlemen. Keempat, Presiden dapat membubarkan parlemen.

Konstitusi dibagi menjadi tiga tingkat yaitu

1. Konstitusi sebagai pengertian sosial politik (political decision)

Artinya mencerminkan keadaan sosial politik bangsa itu sendiri.

2. Konstitusi sebagai pengertian hukum (eine seine)

Artinya suatu kenyataan yang harus berlaku dan diberikan suatu sanksi kalau di langgar.

3. Konstitusi sebagai peraturan hukum (written low)

Artinya suatu peraturan hukum yang tertulis dengan demikian,undang-undang dasar adalah satu bagian dari konstitusi dan bukan sebagai persamaan pengertian menurut pengertian sebelumnya.

Menurut Mr. J.G Steenbeek, pada umumnya suatu konstitusi berisi tiga

hal pokok, yaitu:

1. Adanyajaminan terhadap Hak Asasi Manusia dan warga negaranya.2. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat fundamental.

3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental

4. Fungsi konstitusi

Menurut William G. Andrews, dapat dirumuskan beberapa fungsi konstitusi yang sangat penting baik secara akademis maupun dalam praktek, yaitu;

(a) menentukan pembatasan terhadap kekuasaan sebagai satu fungsi konstitualisme;

(b) memberikan legitimasi terhadap kekuasaan pemerintahan;

(c) menjadi instrumen untuk mengalihkan kewenangan dari pemegang kekuasaan asal (baik rakyat dalam sistem demokrasi maupun raja dalam sistem monarki) kepada organ-organ kekuasaan negara.

Thomas Paine menambahkan dengan fungsi-fungsi lain, yaitu;

(a) sebagai kepala negara simbolik; dan

(b) sebagai kitab suci simbolik dari suatu agama civil atau syariat negara

(a) Jawahir menjelaskan, fungsi konstitusi itu adalah :

(b) sebagai dokumen nasional yang resmi; sertifikat kelahiran negara baru (as birth certificate of new state); (c) ideologi atau spirit bangsa bagi penyelenggaraan Negara dalam memperjuangkan tujuan negara;

(d) legitimasi keberadaan organisasi dan pembagiaan/pembatasan kekuasaan negara, serta perlindungan terhadap hak-hak Negara;

(e) kesatuan dan identitas nasional (national identity); dan (f) simbol budaya, politik, dan hukum atau simbol jati diri bangsa; serta s

(g) sarana social control, social engineering dan social reform.Fungsi konstitusi di dalam Negara

(a) Membagi kekuasaan dalam Negara

(b) membagi kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam Negara

Konstitusi berfungsi sebagai dokumen nasional yang mengandung perjanjian luhur, berisi kesepakatan tentang politik, hukum, pendidikan, kebudayaan, ekonomi, kesejahteraan dan aspek fundamental yang menjadi tujuan Negara. Dengan demikian, fungsi-fungsi konstitusi dapat dirinci sebagai berikut:

1. Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ-organ negara.

2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ-organ negara.

3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara dengan warga negara.

4. Fungsi pemberi legitimasi terhadap kekuasaan negara.

5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli kepada organ Negara

6. Fungsi simbolik sebagai pemersatu (symbol of unity).

7. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation).

8. Fungsi simbolik sebagai pusat upacara (center of ceremony)

9. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat, baik dalam arti sempit hanya di bidang politik maupun dalam arti luas mencakup bidang social dan ekonomi.

10. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas.

11. dan, dalam sistem pemerintahan presidential, konstitusi juga berfungsi sebagai ke

pala negara dalam arti simbolik

5. Sifat konstitusi Beberapa pendapat mengatakan, diantaranya : Jawahir mengatakan, konstitusi memiliki derajat yang tinggi, permanen, dan kuat, sehingga dalam proses perubahannya bersifat rigid. Sifat yang lain dari sebuah konstitusi adalah fleksibel, yaitu senantiasa berorientasi pada muatan materi, mengandung muatan yang pokok, umum, khusus, dan sangat penting.

Suatu Negara secara konstitusional ditentukan oleh sifat-sifat yang pokok atau mendasar. Sifat tersebut dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi materi muatan (Substance) dan sisi bentuk (Form of constitution).

a. Dari sisi materi muatan , konstitusi harus memiliki materi muatan yang ringkas dan elastis. Ringkas berarti konstitusi hanya memuat materi muatan yang bersifat pokok. Elastis berarti memuat materi muatan yang dapat mengikuti atau beradaptasi dengan perkembanganjaman yang terjadi.

b. Dari sisi bentuk, konstitusi harus memiliki sifat derajat tinggi dalam suatu Negara yaitu di satu pihak, konstitusi berada di atas segala peraturan perundang-undangan yang ada. Karena itu, konstitusi tidak dapat diubah seperti halnya mengubah Undang-undang. Konstitusi harus dibentuk dan diubah oleh sebuah lembaga Negara dengan cara-cara tertentu. Di pihak lain konstitusi harus selalu hidup dengan kondisi jamannya serta legitimate karena itu diperlukan adanya keterlibatan masyarakat dalamn proses pembentukan dan perubahannya

6. Teori Teori Konstitusi Pembahasan mengenai konstitusi, terdapat beberapa teori diantaranya :

Teori Organik

Menurut S. N. Dubey, Teori organik adalah teori tertua dalam istilah sifat dasar Negara. Herbert Spencer adalah perintis utama dari teori ini. Dia percaya bahwa Negara adalah organisme. Ia memiliki organ- organ nutrisi, sirkulasi, koordinasi dan reproduksi.

Teori Idealistis

S. N. Dubey, Hegel adalah Pemuka teori idealistis yang berdasarkan pada nature Negara. Menurutnya Negara bukanlah sebuah mekanisme artifisial yang diciptakan oleh manusia. Hal ini merupakan perwujudan yang tinggi dari idea atau Tuhan. Argumentnya berjal

Teori Pluralisme

S. N. Dubey, Pluralisme bisa dikatakan salah satu reaksi dari konsep Hegelian tentang Negara, dimana Negara diangkat dari puncak mistikal laksana Tuhan yang memiliki dunia ini dan menobatkan legal para penguasa yang bermoral tinggi.

Teori Pengelompokan ( Class Theory )

S. N. Dubey, Pengemuka utama dari teori adalah Karl Marx dan Friedrich Engels. Menurut teori ini Negara adalah instrument kekuasaan dari class atau pengelompokan, peralatan dimana yang kaya menindas kaum miskin. Engels mengatakan Negara dikeseluruhan

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pada pembahasan materi yang telah disampaikan, maka Ideologi Pancasila merupakan dasar negara yang mengakui dan mengagungkan keberadaan agama dalam pemerintahan. Sehingga kita sebagai warga negara Indonesia tidak perlu meragukan konsistensi atas Ideologi Pancasila terhadap agama. Tidak perlu berusaha mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi berbasis agama dengan alasan bahwa ideologi Pancasila bukan ideologi beragama. Ideologi Pancasila adalah ideologi beragama. Konstitusi yang dimaksud adalah pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara dari segala peraturan perundang-undangan tentang negara. Dapat juga diartikan yaitu suatu undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-undang Dasar. Maka dari itu, Ideologi dan Konstitusi sangat bekaitan dengan Pancasila.

Saran

Sebagai warga Negara Indonesia yang memiliki akal, pikiran dan karsa, harus mengerti dengan baik makna sesungguhnya Ideologi dan konstitusi. Ideologi dan konstitusi dalam kehidupan akan menumbuhkan kesadaran diri kita akan bangsa Indonesia ini, yang lebih lanjut membentuk sikap dan perilaku pada tiap warga negara Indonesia. Kesadaran, sikap dan perilaku diri kita terhadap bangsa akn berubah dan lebih mengerti. Kehidupan bangsa Indonesia baik atau buruknya ada ditangan kita. Maka dari itu, kita harus menjaga sebaik-baiknya kekayaan yang telah ada dan diberikan.

DAFTAR PUSTAKA1. http://kammi.or.id

2. http://id.wikipedia.org3. http://www.jimly.com4. http://tasarkarsum.blogspot.com

5. http://by110504.blog.friendster.com6. http://www.mpr.go.id7. http://inneegypt.blogspot.com

PAGE 18