copy of seni

37
Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan pondasi bagi peserta didik dalam mengikuti pendidikan formal, wajib mengajarkan seluruh mata pelajaran yang ada dalam kurikulum. Termasuk mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Pendidikan seni, budaya dan keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi atau berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni” (KTSP 2006). Saat ini musik sudah menjadi bagian dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu kita harus memperkenalkan musik kepada anak melalui pendidikan seni musik. Sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai apabila seorang guru memahami prinsip-prinsip dasar musik dan dapat mengajarkannya sesuai dengan karakteristik anak Sekolah Dasar. Melalui pendidikan seni musik, sesuai yang diharapkan pula berinisiatif untuk turut berpartisipasi melestarikan dan mengembangkan atau menumbuhkan pembaharuan-pembaharuan untuk memajukan seni musik yang merupakan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia. Namun melihat kenyataan di lapangan yaitu pada SD.N 05 Pasar Baru Banyang pelajaran musik hanya sebatas teori saja. Maka sehubungan dengan hal ini, penulis mencoba megnambiltopik megnenai seni musik melalui makalah yang berjudul Pendidikan Seni Musik Melalui Kegiatan Bernyanyi Pada Anak Kelas I Sekolah Dasar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini adalah : “Bagaimana pembelajaran pendidikan seni musik melalui kegiatan bernyanyi pada anak kelas I sekolah dasar ?“ C. Tujuan Penulisan Makalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan “Pembelajaran seni musik dalam proses pembelajaran melalui kegiatan bernyanyi pada anak kelas I sekolah dasar”. D. Manfaat Penulisan Makalah Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah : 3. Bagi penulis, dalam penyusunan tugas akhir ini hingga selesai, penulis banyak memperoleh, pengetahuan dan pengalaman baru yang sangat berarti dan berguna di masa datang.

Upload: emymimii9952

Post on 24-Jun-2015

818 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Copy of SENI

Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan pondasi bagi peserta didik dalam mengikuti pendidikan formal, wajib mengajarkan seluruh mata pelajaran yang ada dalam kurikulum. Termasuk mata pelajaran seni budaya dan keterampilan.

Pendidikan seni, budaya dan keterampilan  diberikan di sekolah karena keunikan yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi atau berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni” (KTSP 2006).

Saat ini musik sudah menjadi bagian dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu kita harus memperkenalkan musik kepada anak melalui pendidikan seni musik.

Sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai apabila seorang guru memahami prinsip-prinsip dasar musik dan dapat mengajarkannya sesuai dengan karakteristik anak Sekolah Dasar. Melalui pendidikan seni musik, sesuai yang diharapkan pula berinisiatif untuk turut berpartisipasi melestarikan dan mengembangkan atau menumbuhkan pembaharuan-pembaharuan untuk memajukan seni musik yang merupakan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia. Namun melihat kenyataan di lapangan yaitu pada SD.N  05 Pasar Baru Banyang pelajaran musik hanya sebatas teori saja.

Maka sehubungan dengan hal ini, penulis mencoba  megnambiltopik megnenai seni musik melalui makalah yang berjudul “Pendidikan Seni Musik  Melalui Kegiatan Bernyanyi  Pada Anak Kelas I Sekolah Dasar.B.     Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini adalah : “Bagaimana pembelajaran pendidikan seni  musik melalui kegiatan bernyanyi pada anak kelas I sekolah dasar ?“   C.     Tujuan Penulisan Makalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan “Pembelajaran seni musik dalam proses pembelajaran melalui kegiatan bernyanyi pada anak kelas I sekolah dasar”.  D.    Manfaat Penulisan Makalah Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah :3.      Bagi penulis, dalam penyusunan tugas akhir ini hingga selesai, penulis banyak memperoleh,

pengetahuan dan pengalaman baru yang sangat berarti dan berguna di masa datang.4.      Bagi guru Sekolah Dasar dan rekan-rekan sejawat, menambah wawasan dalam

pembelajaran seni musik di Sekolah Dasar mengenal pembelajaran musik yang dapat dilakukan melalui kegiatan bernyanyi.

5.      Bagi siswa, dapat meningkatkan keterampilan dan sekaligus agar siswa termotivasi untuk lebih kreatif dalam kegiatan pembelajaran seni musik di sekolah dasar.

    II.     KAJIAN TEORI

A.     Pembelajaran Seni Musik Secara Umum. 1. Pengertian PembelajaranMenurut Syaipul (2006:61) pengertian pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya. Misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan

Page 2: Copy of SENI

kelas. Perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian, informasi, pabrik, belajar, ujian dan sebagainya.

Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya, yaitu manusia yang mampu hidup dalam pola tersebut. Peserta didik diajar agar memiliki kemampuan dan kepribadian sesuai dengan kehidupan budaya masyarakat. Bahan pembelajaran yang diajarkan bersumber dari kebudayaan yang kumpulan warisan sosial dalam masyarakat.

Kebudayaan itu bersifat non material dan bersifat abstrak, ada dalam jiwa dan kepribadian manusia. Kebudayaan yang diwariskan kepada siswa umumnya berupa benda dan non benda, tertulis atau lisan dan berbagai bentuk tingkah laku, norma dan lain-lain.

 2. Pembelajaran Seni Musik

Dalam pembelajaran terdapat tiga ciri khas yang terkandung di dalamnya tidak terkecuali pada pembelajaran seni musik. Ciri khas tersebut adalah :a.       Rencana, merupakan suatu penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan

unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus (Oemar 1994:66)Dalam pembelajaran seni musik, rencana ini disusun oleh guru sebagai tenaga pengajar. Materi yang akan disampaikan berpedoman pada kurikulum yang berlaku. Prosedur pembelajaran yang meliputi jadwal. Praktik dan ujian selain direncanakan oleh guru kelas, dapat juga direncanakan berdasarkan kerjasama antar guru.

b.      Saling ketergantungan, dalam pembelajaran terdapat saling ketergantungan antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat essensial dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran (Oemar 1994 :66)Dalam pembelajaran seni musik, masing-masing unsur pembelajaran tersebut memiliki hubungan saling ketergantungan apabila salah satu unsur tidak ada maka hasil pembelajaran tidak akan tercapai.

c.       Tujuan sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Karena tujuan utama sistem pembelajaran adalah agar siswa belajar, maka tugas perancang sistem adalah mengorganisasikan tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efektif dan efisien (Oemar 1994: 66)Agar tujuan pembelajaran seni musik tercapai, guru sebagai perancang sistem membuat rancangan untuk memberikan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan sistem pembelajaran tersebut.

B.     Pendidikan Seni Musik3.      Pengertian Seni Musik

Pendapat ini ditunjang oleh Jamalus (1998:64) “seni musik adalah bahasa emosi yang bersifat universal. Orang dapat mengungkapkan emosinya melalui musik. Kemampuan untuk dapat mengungkapkan emosi melalui musik ini merupakan keterampilan yang unik terhadap perasaan”.

Pendapat ini ditunjang oleh Jamalus (1998:65) yang mengatakan bahwa: “musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu, dan ekspresi sebagai satu kesatuan”.

Menurut Wijaya (2006:3), “dalam bahasa Sanskerta kata seni disebut clipa. Sebagai kata sifat, clipa berarti berwarna, dan juga berarti bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda clipa berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam kriteria yang artistik”.

Selanjutnya Edy (2005:9) menyimpulkan bahwa “Seni musik adalah perwujudan/manifestasi dari kehidupan cipta, rasa dan karsa seseorang dalam bentuk suara dan irama yang memuaskan. Di dalam seni musik suara merupakan hal yang penting, sebab keberhasilan cipta seni musik terletak pada vokal di samping irama, melodi, syair dan instrumen.

Page 3: Copy of SENI

 Dengan musik orang dapat menyatakan ungkapan perasaan prilakunya. Meskipun

tanggapan terhadap ungkapan perasaan melalui musik ini akan berbeda bagi setiap orang. Hal ini tergantung kepada pengalaman tingkat pengenalan dan pengertian orang itu terhadap unsur-unsur musik yang membentuk komposisi musik atau lagu itu. Pembelajaran musik di Sekolah  Dasar diberikan secara bertahap yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak Sekolah Dasar. Pembelajaran musik itu harus diberikan sedemikian rupa sehingga anak dapat merasakan bahwa musik itu adalah sumber rasa keindahan.

2.  Kegiatan Pengalaman MusikEdy (2005:10) menyimpulkan bahwa:

Pembelajaran yang berdasarkan pendekatan tradisional menitikberatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan yang berpusat pada guru (yang dikenal sebagai teacher-directed, tradisional text-book activity) untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Pembelajaran dengan pendekatan baru menitikberatkan peran serta siswa dalam kegiatan belajar (yang dikenal dengan experience-based instruction) di mana siswa berupaya mencapai tujuan-tujuan tingkah laku melalui pengalaman langsung.

 Pembelajaran berdasarkan pengalaman menyediakan suatu alternatif pengalaman belajar bagi siswa yang lebih luas dari pada pendekatan yang diarahkan oleh guru kelas. Strategi ini menyediakan kegiatan-kegiatan belajar lainnya bagi para siswa untuk semua tingkat usia. Pembelajaran berdasarkan pengalaman memberikan kepada siswa seperangkat atau serangkaian situasi pendidikan dalam  bentuk keterlibatan pengalaman senyatanya, yang sengaja diciptakan oleh guru.Selanjutnya Gagne (dalam Sudiyanto, 1999:14) menekankan pula bahwa: “belajar terjadi bila diperoleh insight (pemahaman) terorganisasi pengalaman terjadi secara tiba-tiba seperti ketika seorang menemukan ide baru atau menemukan suatu pemecahan suatu masalah”.Dengan pembelajaran melalui pengalaman membawa siswa ke dalam suasana alami yang memungkinkan mereka melakukan eksplorasi dan penyelidikan dalam rangka memecahkan masalah tertentu atau pembelajaran tertentu.Tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh strategi ini adalah (1) meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan para siswa melalui partisipasi aktif dalam belajar, dan (2) menciptakan interaksi sosial positif untuk memperbaiki hubungan sosial di dalam kelas. 3.  Kegiatan Bernyanyi

Bernyanyi ialah alat yang wajar bagi anak untuk mengungkapkan perasaannya. Kegiatan bernyanyi merupakan kegiatan utama dalam pembelajaran musik di Sekolah Dasar merupakan suatu seni, untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan manusia melalui nada dan kata-kata.

Kegiatan bernyanyi adalah merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pengalaman bernyanyi ini memberikan kepuasan kepada murid-murid di Sekolah Dasar dibimbing menyanyikan lagu-lagu yang kita namakan lagu model.

Model lagu ialah lagu yang sengaja dipilih, yang mengandung unsur-unsur musik yang akan diajarkan, seperti irama, melodi, bentuk komposisi, paduan nada,  warna, nada unsur ekspresif, dan sebagainya. Murid-murid tidak perlu mengetahui bahwa kita akan mengajarkan unsur-unsur yang terdapat di dalam model ini. Haruslah diusahakan agar murid-murid dapat menyanyikan lagu model itu dengan gembira dan bersenang-senang.

Guru dapat memilih lagu mana saja yang terkenal di daerahnya, dan disenangi oleh murid-murid. Akan tetapi perhatikanlah kemampuan bahasa dan ambisius  suara murid-murid. Lagu ini dinyanyikan bersama-sama. Dimana perlu guru memperbaiki kesalahan-kesalahan dengan memberi contoh sampai murid menguasai lagu dengan baik.

Yang kedua ialah lagu baru yang mudah diajarkan dalam waktu singkat kepada murid. Kedua macam lagu model ini diajarkan tanpa buku nyanyian. Murid harus menghafal lagu model di luar kepala.

Page 4: Copy of SENI

Sebelum bernyanyi haruslah ditentukan dulu tinggi nada yang sesuai dengan wilayah suara murid-murid, janganlah mulai bernyanyi hanya dengan tinggi nada yang dikira-kira saja, sebab cara ini dapat merusak suara anak-anak.

Jika kita mengajarkan lagu baru yang dikenal murid sebagai lagu model, contoh seluruh lagu didengarkan dulu. Sesudah itu cara memberi contoh bagian demi bagian yang langsung ditiru oleh murid harus dijalankan. Setelah semua bagian lagu dikuasai murid, barulah seluruh lagu itu dinyanyikan .

Pada dasarnya semua anak senang bernyanyi. Kita harus mencari lagu-lagu yang disukai murid. Kalau lagu yang kita pilih sudah disenangi murid, kita akan mengajarkannya dengan enak, dan murid diharapkan dapat bernyanyi dengan senang, dan suara yang baik.

a. Kemampuan anak-anak bernyanyi Secara umum kemampuan anak-anak bernyanyi dapat dibagi atas lima macam: 1) mereka yang dapat bernyanyi tanpa bantuan, 2) mereka yang dapat bernyanyi dengan bantuan, 3) mereka yang memulai atau mengakhiri lagu tidak tepat, 4) mereka yang bernyanyi dalam oktaf yang salah, 5) mereka yang bernyanyi kurang tepat dengan oktaf yang salah.

b. Mengajarkannya nyanyian       Mengajarkan nyanyian dapat dilakukan dengan cara: 1) anak-anak belajar nyanyian

dengan cara meniru atau pembiasaan, 2) nyanyian yang pendek diajarkan sebagai suatu keseluruhan, 3) bila mengajarkan nyanyian agak panjang, nyanyian itu diajarkan kalimat demi kalimat, 4) bila mengajarkan nyanyian sebaiknya digunakan alat peraga, seperti gambar dan mainan yang ada hubungannya dengan isi nyanyian guna membangkitkan khayal anak-anak dan untuk menarik minatnya, 5) anak-anak harus lebih dahulu banyak mendengar sebelum nyanyian diajarkan, 6) latihlah anak-anak mendengarkan bunyi atau suara yang khusus, seperti bunyi lonceng, suara kucing dan lain sebagainya, 7) beranikan anak-anak turut bernyanyi dengan menyuruh bertepuk tangan perlahan-perlahan menurut irama, suruhlah anak-anak bernyanyi tanpa berteriak, 9) perbincangkan kata-kata yang belum dikenal dalam nyanyian itu, 10) suruh anak yang pandai menyanyikan bagian yang sukar dan yang kurang sukar oleh anak-anak yang belum begitu baik cara bernyanyinya, 11) ajarkan nyanyian menurut tempo yang dikehendaki oleh nyanyian itu, 12) samakanlah suara  dengan piano atau alat lain sebelum nyanyian dimulai

c.  Bantuan kepada anak Untuk membantu mereka yang kurang cermat bernyanyi, dapat dilakukan dengan

memberikan perhatian khusus pada kelompok ini secara perorangan, antara lain dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) guru menyamakan suaranya dengan suara murid. Murid diarahkan untuk belajar bagaimana cara menyamakan suara, 2) murid-murid menyamakan suaranya dengan suara guru. Guru menyanyikan sebuah nada, murid disuruh menyanyikan nada yang sama, 3) murid disuruh menyanyikan lagu yang sudah sering didengarnya, 4) murid meningkatkan kemampuannya menyanyikan lagu dengan wilayah nada yang lebih luas, 5) murid belajar menggunakan suaranya yang lebih tinggi dan halus.

4. Penilaian Bernyanyi 

Penilaian bernyanyi adalah untuk menilai tingkat pengertian dan pemahaman murid tentang unsur-unsur musik yang sudah diajarkan, dan menilai tingkat keterampilan menggunakan suaranya.

 a.   Rasa irama

1)      Apakah irama lagunya tepat, atau sekali-kali lari?2)      Apakah ayunan biramanya mantap?

b.   Bayangan nada1)      Apakah bernyanyi dengan nada yang murni?2)      Apakah tinggi nadanya tetap bertahan sampai akhir lagu?

Page 5: Copy of SENI

c.   Rasa harmoni1)      Apkah nadanya tetap dalam tangga nada yang digunakan?2)      Apakah suaranyaberpadu dengan iringan musik?

d.   Penguasaan frase1)      Apakah frase melodi dinyanyikan engan benar?2)      Apakah penggunaan tempat-tempat pernafasan sudah tepat?

e. Penguasaan ekspresi1)      Apakah mutu nada yang digunakan sesuai dengan jiwa lagu?2)      Apakah tempo lagu dan dinamiknya tepat?3)      Apakah intonasi melodinya sesuai?

C.     Penilaian kreativitas muridPenillaian kreativitas murid ini sulit untuk ditentukan dengan pasti lebih dahulu. Hal-hal yang sangat sederhana yang dibuat anak tapi

betul-betul merupakan hal yang baru bagi anak itu, dapat dikatakan kreatif. Sampai berapa jauh keaslian hasil yang dibuat amak tidak dapat dinilai dengan pasti. Sebaiknya hasil kreatifitas dianggap baik dijadikan model untuk diamati oleh anak-anak lain, untuk dijadikan patokan dalam kegiatan kreatif selanjutnya. Peranan guru disini adalah memberi kesempatan, mendorong, memberikan tantangan, dan membimbing murid untuk mencapai batas-batas kemampuan yang dapat dibuatnya. Di samping itu anak-anak dapat pula disuruh mengarang sederhana.

a.       IramaMembuat ostinato/pola-pola irama

b.      MelodiMembuat melodi-melodi

c.       HarmoniMembuat lagu sederhana

d.      Bentuk laguMembuat lagu sedrhana

e.       EkspresiMembuat ungkapan-ungkapan melodi sederhana.

Kreativitas murid ini macam-macam bentuknya, dan macam-macam pula tingkatnya. Penilaian kreativitas murid ini harus ilakukan terhadap kemampuan murid perorangan.

D. Teknik Penilaian Hasil Belajar Musika.  Pengamatan dengan lembar penilaian.

Penilaian kemajuan pengajaran musik dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap tingkah laku murid sebagai hasil dari belajar musik. Dari masing-masing kegiatan musik itu dapat diamati tingkat kemajuan atas materi pengajaran yang diberikan. Untuk memudahkan penilaian kita dapat menyusun sesuatu lembar penilaian yang berisi butir-butir sebagai bagian dari unsur musik yang akan diamati, dengan menyediakan tempat mencatat tingkat penguasaan dari butir-butir yang diamati itu. Sebagai contoh dibuat lembar penilaian, umpamanya untuk kegiatan bernyanyi.

   b.Tes tertulis         Tes tertulis diadakan untuk mengetahui tingkat pemahaman murid tentang teori musik yang sudah dipelajari. Tes tertulis dapat brbentuk tes objetif dan dapat pula berbentuk tes essay, seperti contoh tugas pada akhir tiap-tiap bagian dalam bab III.

            c. Nilai Akhir         Penilaian hasil belajar musik ini harus dilakukan secara berkasinambungan agar kita dapat mengetahui tingkat ketepatan cara mengajar yang telah dilakukan, dan untuk merencanakan pengajaran musik selanjutnya  dengan lebih baik.

 

 

Pendidikan Keseniancipta kreativitas rasa sensitivitas, apresiasidan estetika karya keterampilan

Page 6: Copy of SENI

2. Fungsi Pendidikan Kesenian

Biasanya hasil mata pelajaran lain seperti: matapelajaran Bahasa Indonesia,matematika, sejarah, atau jenis ilmu pasti setelah berakhirnya pelajaran dapat dinilaitingkat pencapaian kompetensinya. Hasilnya tampak nyata dengan segera dan dapatdibuktikan. Misalnya: dengan pokok bahasan perkalian apabila anak dites kembali1 Dobbs, Stephen Mark, 1992, The DBAE Handbook: An Overview of Dicipline-Based Art Education, Santamonika, CA: The GettyCenter for Education in the Arts.segera dapat mengerjakan. Tidak seperti mata pelajaran pendidikan kesenian hampirdapat dikatakan sifatnya sangat individual karena pemahaman, penikmatan danpenghayatannya juga bersifat individual pula. Maka karya seni, seperti lukisan,desain, kria, musik, tari dan teater memerlukan penginderaan, penikmatan,penghayatan yang berlangsung secara individual juga. Namun jika dilihat secaraseksama hasil tersebut bersifat kumulatif, artinya baru dapat dirasakan setelahkesemuanya berakhir.Mata pelajaran kesenian lebih bersifat membantu secara tidak langsung terhadapkebutuhan hidup manusia. Secara tidak sadar telah ditemukan tingkat apresiasiterhadap segala hasil tingkahlaku manusia. Dalam Art and Everyday Lifediungkapkan bahwa pelajaran kesenian mempunyai korelasi dengan mata pelajaranlain. Tetapi dari kepustakaan yang lain dapat diungkap bahwa pelajaran kesenianberfungsi sebagai transfer of learning dan trannsfer of value dari disiplin ilmu yanglain.

3. Manfaat Seni Budaya Dalam Pendidikan

Manfaat seni dalam pendidikan dapat diterangkan sebagai berikut: (a) senimembantu pertumbuhan dan perkembangan anak, (b) seni membina perkembanganestetik, (c). seni membantu menyempumakan kehidupan (AY. Soeharjo, 1977).Musik sebagai bagian yang tidak terlepaskan dari kehidupan merupakan salah satumedia yang dapat dijadikan alternatif peningkatan kecerdasan dan pembentukkanmoral. Bahkan Alkindy (2003) mengungkapkan bahwa dari jaman dahulu sampaikini banyak orang tertarik pada musik salah satunya disebabkan mereka tengahmencari kehidupan spiritual serta ketenangan dan kedamaian yang tersembunyidalam substansi musik yang bersifat spiritual.Fungsi musik yang lain adalah untuk pembentukan moral dan memperdalam rasakebangsaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewantara(1977:303-304) yangmengemukakan bahwa musik tidak hanya sekedar untuk melatih kehalusanpendengaran, namun juga akan membawa halusnya rasa dan budi, sertamemperkuat dan memperdalam rasa kebangsaan. Menurut Dr.Rudolf Steiner(Dewantara, 1977: 312-313) dalam teorinya yang disebut antroposofisch onderwijsmenyebutkan bahwa musik dalam hal ini adalah irama dapat memudahkanpekerjaan jasmani, mendukung gerak pikiran, mencerdaskan budi pekerti, danmenghidupkan kekuatan jiwa manusia. Khan (2002:121) mengemukakan bahwasuara mempunyai nilai psikologis tertentu, setiap suara yang berbedamengekspresikan suatu nilai, seseorang yang peka dapat merasakan kepribadianseseorang hanya mendengar dari efek suara saja.Hanna (Imaji- Vol1.no.2, 2003: 147) berpendapat bahwa pada musik vokal terdapatsyair yang berperan dalam mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, bahkanboleh dikatakan unsur ini sangat berpengaruh terhadap moral seseorang. Dengandemikian musik mempunyai pengaruh yang besar terhadap moral seseorang.Mahmud (2003:4) mengemukakan bahwa musik dapat berperan untuk: a)

Page 7: Copy of SENI

mendorong gerak pikiran dan perasaan (aspek inteligensi, sosial, emosi,psikomotorik), b) Membangkitkan kekuatan dalam jiwa manusia, c) membentukakhlak.Dari sekian manfaat ini dapat pula ditarik kesimpulan bahwa kehadiran seni budayadi sekolah karena pada hakekatnya untuk membantu mewujudkan harkat manusia.a. Seni membantu pertumbuhan dan perkembangan anak maksudnya; pertumbuhanadalah suatu proses dari muda ke tua atau dari kecil menuju besar, dari belumada menjadi terlihat potensi anak. Sedanakan perkembangan cenderung bersifatvertikal, yaitu memperluas wawasan atau cakrawala pengetahuan, mentalbahkan fisiknya pula. Dalam hal ini beisi:

1) Meningkatkan pertumbuhan fisik, mental dan estetik,2) Memurnikan sumbangan ke arah sadar diri,3) Membina imajinatif kreatif4) Memberi sumbangan ke arah pemecahan masalah,5) Memurnikan cara berpikir, berbuat dan menilai6).Memurnikan sumbangan perkembangan kepribadian7).Mempunyai fungsi terapi

b. Seni Membina Perkembangan Estetik; Kegiatan berseni sebenamya bukanlatihan seni, melainkan pengalaman seni; yang pada hakekatnya adalahpengalaman estetika.dan pengalaman ini bukan monopoli seniman, tetapi untuksemua orang. Kegiatan ini sadar atau tidak selalu dilakukan manusia dalamseluruh faset kehidupannya. Mulai dari bangun tidur sampumnya, sebagaiberikut:1). Self realization2). Human Relationships 3. Economic Efficiency 4. Civic Responsibility3). Rational Power (Kenneth M. Lansing, 1976, p.216).Inti dari pendapat Lansing ini lebih menekankan pada aspek kesudahan belajar seni.Manfat setelah belajar seni dapat membantu pada kehidupan di masa akan datang.Baik bersifat praktis, jika ternyata dapat mendukung ketrampilan teknisnya (pandaimenganyam, membatik, keramik) sesuai dengan muatan lokalnya dapatmengahsilkan benda seni yang laku jual. Sedangkan yang bersifat kejiwaanmerupakan tambahan kemampuan psikologis dalam menghadapi dunia pendidikanlanjutan dikemudian hari.

4. Tujuan Pendidikan Kesenian

Dari kasus tersebut dapat diangkat kesimpulan sementara, bahwa masyarakat danguru awam belum memahami secarapasti tujuan konsep serta fungsi seni budayaatau kesenian itu sendiri. Maka dalam tulisan ini nanti akandibahas juga mengenaisekelumit perihal seperti di atas. Disamping itu akan diberikan pula gambarantentang situasi keseni budaya di Indonesia dewasa ini. Keseni budaya diIndonesia saat ini diklasifi-kasikan menjadi dua bagian pentinga) Pendidikan Vokasional, yang sering disebut sebagai sekolah kejuruan seni danketrampilan menitik beratkan lulusannya sebagai: Seniman, juru, tenaga ahlitingkat dasar atau pengelola.b). Pendidikan Avokasional, yaitu seni budaya yang menitik beratkan seni sebagaimedia pendidikan, seni sebagai bagian integral dari keseluruhan pendidikan.Antara lain sebagai pembinaan pikir, rasa, serta ketrampilan. Jenis ini yangdilaksanakan di sekolah umum (non kejuruan).Dengan orientasi yang berbeda ini berarti mempunyai konsekwensi tujuan serta

Page 8: Copy of SENI

konsep yang berbeda pula. Agaknya yangsesuai dengan jabatan guru kesenianpada sekolah umum adalah butir yang ke dua. Dengan demikian selanjutnyamengacu sekonsep dengan pendidikan Vokasional.Seni sebagai media pendidikan memuat anti bahwa melalui seni pendidikan/pengajaran harkat kemanusiaan dibina. Di dalamnya dipelajari makna pembinaanindividu agar lebih dewasa, mempunyai kepribadian sesuai dengan tujuanpendidikan nasional. Yang dimaksud dengan individu pada kalimat tersebut di atas,mengandung makna ini berarti satu dan devide berarti terpecah/bagian menjadiindividu berarti satu namun terdiri dari bagian-bagian. Bagian tersebut adalah: pikiratau sebagai substansi dari cipta, rasa dan kehendak atau karsa. Dengan demikianseni budaya yang dimaksud di atas bertujuan untuk membina ketiga komponenindividu tersebut. ( istilah cipta, rasa dan karsa ini diambil dari Ki HajarDewantara). Seperti halnya mata pelajaran yang lain; matematika, serumit apapundan sesukar apapun temyata bertujuan untuk meningkatkan harkat kemanusiaan diatas. Kebetulan fungsi utamanya adalah melatih pikiran. Sedangkan seni budayatugas utamanya adalah melatih perasaan estetis. Di bawah ini dikutip pendapartbeberapa ahli, tentang tujuan seni budaya:Sawyer dan Italo d Francisco mengidentifikasi seni budaya sebagai berikut:• Art education is generously, available for all the children of all the people.Art education has a major responsibility to develop individual creativepotential through experience withart, personal visual expression possessingqualitiesof art and ultimately an aesthetic attitude toward art in theindividual’s environment and in heritage.• Art education should foster in the individual visual aesthetic qualities inresponse to art in living in relation to his personal needs and to his socialgroup.• Art education should aecur in atmosphere creative- evaluative reflection andprocesses, within which individual has opportunity to formulate visualexpressions in relation to his own ideas, at the same time recognizing that theboundaries of his freedom are established by the rights of his fellows. (JohnR Sawyer and Italo L.deFrancisco, 1971: 4).Earl W Linderman, Donald W Herberholz, (1979: 11)• Art is to develop skills of art materials through experimentation,manipulation, and practice• Art is a way to enrich critical appreciation of artists, art works, andaesthetic forms.• Art is a way to become a creative person.• Art is a way to become a flexible, confident person through telling andsaying your ideas in a visual language.• Art is a way to clarify and fix ideas in the mind through visual reiteration,by strengthening what has been learned about something.

Adjat Sakri mengemukakan,• melatih mata untuk dapat melihat bentuk rupa dengan cermat• melatih tangan agar terampil menggambar• menumbuhkan perasaan keindahan;• melatih membentuk tanggapan (gambaran) yang jelas dalam otak ( SanggarMelati Suci, 1994: 59).

Soedarso bahwa tujuan seni budaya rupa adalah:• Mengembangkan sensitifitas dan kreatifitas• Memberikan fasilitas kepada anak untuk dapat berekspresi lewat seni rupa.

Page 9: Copy of SENI

• Memperlengkapi anak dalam membentuk pribadinya yangsempurna agardapat dengan penuh berpartisipasi dalam kehidupan masya-rakat(membentuk anak yang harmonis). (1974:19)

H.B Redfern dalam Concepts in Modern Educational Dance :• imaging• empatishing• believing falsely• acting• using creative imagination (Redfern, 1973: 5).

Adapun tujuan pendidikan musik menurut Safrina ( 2003:2) adalah untukmenanamkan dan mengembangkan potensi rasa keindahan, mengungkap-kan perasaandan pikiran, serta kreativtias seni dan memberi pengalaman musikal pada anak.Anak-anak mempunyai banyak kesempatan untuk mengembangkan keterampilanmusik dan sikap yang baik terhadap musik melalui pengalaman musikal secara formalmaupun non formal selama usia Sekolah Dasar. Banyak penelitian bermutu tentangpembelajaran (mengajar dan belajar) musik anak usia TK sampai kelas enam SD.Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa tujuan pendidikan kesenian adalah:1) memberikan pengalaman estetik agar anak mampu mengembangkan kepekaanartistik (sensitifitas) dan potensikreatifitasnya;2) memberikan kesempatan anak untuk mengungkapkan ide gagasan danfantasisesuai dengan tingkat perkembangan dalam berbagai medium seni;3) membentuk pribadi yang sempurna (self concept, self esteem);Mestinya tujuan tersebut diikuti dengan strategi pembinaannya, pada kesempatan iniNAEP (National Assessment of Education Progress) mengidentifikasi sebagaiberikut: Training of sensory perception Skill making art, Skill in making criticalevaluation in art Knowledge of art history. (John R. Swayer dan Italo L.deFrancesco, 1971:13). Dengan langkah yang diajukan oleh Diarmund, sebagaiberikut nurturant effect and effect of art activity impression imagination constructionperception ideas copying appreciation imitating awarness , visualisation etc(Diarmund Larkin, 1981: 14). Jadi gambaran secara keseluruhan tujuan pendidikankesenian adalah:• memberikan fasilitas yang sebesar-besarnya untuk dapat mengemukakanpendapatnya (ekspresi bebas).• melatih imajinasi anak, ini merupakan konskwensi logis darn kegiatan ekspresi;supaya bisa berekspresianak mempunyai bayangan terlebih dahulu yaitudenganlatihan imajinasi, mungkin bisa berangkat darn pengamatan maupun hasilrekapitlasi kejadian yang telah direkam oleh otak.• memberikan pengalaman estetik dan mampu memberi umpan balik penilaian(kritik dan saran) terhadap suatu karya seni sesuai dengan mediumnya.• sedangkan konsekwensi lainnya sebagai prasarat adalah pembinaan sensitivitasserta rasa pada umumnya, hasil yang diharapkan adalah terbinanya visi artistik danfiksi imajinatif• Pembinaan Ketrampilan; diarahkan dengan membina kemampuan praktek berkaryaseni dan kerajinan, gunanyauntuk merangka mempersiapkan kemampuan trampildan praktis sebagai bekal hidup di kemudian hari.Butir 1, 2, 3 dan 4 cenderung dikatakan sebagai pembinaan formal. Artinya, pembinaanterhadap fungsi-fungsijiwa, seperti: cipta, rasa dan karsa. Sedangkan pembinaanmaterial lebih condong untuk dikatakan pembinaan material, yaitu materikesenirupaan. Sedangkan Sekolah-sekolah di Australia mencoba memberikan ciri-ciripengajaran seni sebagai berikut:

Page 10: Copy of SENI

1. Aesthetic Learning, 2. Cognitive Learning 3. Physical Learning 4. SensoryLearning. Social Learning. (A Statement on the Arts For Australian Schools, 1994:6)Ternyata juga tujuan pendidikan ini dikemukakan oleh Lansing dalam bukunya Art,Artist and Art Education, sebagai berikut: to reach educational objectives throughart, however, a person must make and appreciate art. Thus themayor aim of arteducation of art education is the production of artist and connoisseurs (Kenneth M.Lansing, 1992.).Kurikulum 1994 Sekolah Menengah Umum disebutkan sebagai berikut: seni budayarupa bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berapre.siasi danberkarya kreatif(Lampiran lI Keputusan Menteri Pendidikandan Kebudayaan nomor 061/1993, 25Pebruari 1993: Garis-garis Besar Program Pengajaran, Mata PelajaranPendidikanSeni). Dari uraian di atas dapat ditarik suatu fungsi seni budayaberdasarkan substansi tersebut:

1) Untuk mengisi waktu luang dan bersifat rekreatif, sehingga kepenatan belajarformal dapat segar kembali dan akhirnya menjadi interest kembali belajar.

2) Sebagai Therapeutic Nature dengan memberikan kebeba berekspresi, anak mampumengutarakan isi hati; berarti merupakan salah cara untuk membuat kesehatanmental.

3) Menuju berpikir kreative, dengan banyak memberikan fasilitas ketrampilan, anakmampu mengolah ide dan gagasannya.

4) Di samping memahami kegiatan praktis ternyata bersenidapat membantumemahami kehidupan social, serta perkembangannya.

5) Dasar Seni budaya adalah Ilmu Jiwa, yaitu koordinasikan unsur jiwa satu denganyang lain. (Ellot W. Eisner, 1972: 14 - 15)Dengan demikian fungsi seni budaya bersifat membangun jiwa anak menujuperkembangan yang sesuai dengan situasi dan tingkat usia anak. Atau dengan katalain Education Through Art (Herbert Read). Inti pendidikan lewat seni adalahmenarik seni sebagai alat untuk mengembangkan fungsi-fungsi jiwa: seperti cipta,rasa dan karsa (istilah Ki Hajar Dewantara). Secara garis besar peran pendidikankesenian dalam konstelasi kurikulum pendidikan adalah:

• Seni Sebagai Bahasa Visual

Anak pada usia SD dalam kehidupannya sangat dekat dengan berkarya seni.Hampir bisa dikatakan bahwa perilaku anak dekat dengan kegiatan berkesenian;tiada hari tanpa berseni. Berseni merupakan, kebutuhan anak dalam:a. mengutarakan pendapat,b. berkhayal-berimajinasi,c. bermain,d. belajare. memahami bentuk yang ada di sekitar anak,f. merasakan: kegembiraan, kesedihan, dan rasa keagamaan.Dalam Konteks seni berperan mengemukakan pendapat, tampak ketika anakmenyanyi atau menari ataupun menggambar bertema maupun tanpa tema. Karyaseni mereka berikan tema Sesuai dengan keinginan pada saat itu; ketika anakmembayangkan nikmatnya berada dalam ban-ban ibu, dan ibu menimangnyasambil menyanyikan lagu akan kembali muncul dalam bentuk gambar seorang

Page 11: Copy of SENI

perempuan dan kain. Ungkapan itu juga dapat berupa celotehan suaran menyanyidan menirukan orang sedang menimang boneka. Namun, dapat pula berupagambar tanpa bentuk, yang dimulai dari menggambar pesawat terbang yang indahdengan bentuknya yang khas anak, kemudia sealng beberapa menit gam, bartersebut dicoret sampai menutup permukaan. Gambar pesawat yang semula sudahtidak nampak lagi. Disinilah ungkapan kesal pesawat musuh menembak pesawatidealnya.

• Seni Membantu Pertumbuhan Mental

Ternyata contoh di atas merupakan perkembangan symbol rupa yang terjadi padasaat anak ingin menyatakan bentuk yang dipikirkan, dirasakan atau dibayangkan.Bentuk-bentuk tersebut hadir bersamaan dengan perkembangan usia mental anak.Pada suatu ketika anak pertumbuhan badan (biological age) lebih cepat daripadaperkembangan pikiran (mental age). Ketidaksejajaran perkembangan anak tersebutmenyebabkan pula perkembangan gambar anak dengan anak lain yang normal,oleh karena terjadi variasi gambar anak. Hal ini seiring dengan perkembangannalar pada diri anak. Bagi anak yang mempunyai perkembangan berbeda, dimanafungsi nalar sudah berkembang lebih cepat dari pada ekspresinya, maka peristiwatersebut berpengaruh juga dalam gambar. Beberapa figur akan diungkapkanberbeda dengan anak yang lain artinya, anak di suatu tempat tidak akan samadengan yang lain. Namun, pada dasarnya pada usia SD yang lain, perkembanganemosinya ditandai oleh perkembangan keseniannya. Kondisi ini akan berubah, jikaperkembangan penalaran anak juga berubah. Sekitra usia 7 sd 8 tahun (antara kelas1 – dan 2) merupakan usia perkembangan penalaran anak, maka pikiran danperasaan anak pun mulai berkembang memisah. Hasilnya, terdapat anak yang kuatpenalarannya atau kuat perasaannya. Biasanya tipe anak yang kuat penalarannyacenderung menggambar dengan nuansa garis lebih dominan, maka figur atauobyek lukisan ditampilkan lebih relaistik. Sedangkan, anak bertipe perasaan(emosional), ditunjukkan dalam gambar berupa blok – blok warna yang kuat;dimana terdapat satu figur yang diberi warna lebih menyolok dari pada yang lain.Dalam pandangan psikologi humanistik perkembangan anak tidak saja dipengaruhioleh faktor lingkungan (teori behavioral) seperti teman-teman disekelilingnya, gurukelas, atau pun orang tua saja, melainkan juga berasal dari faktor instink sebagaiinternal factor (teori psikoanalisis). Biasanya, kedua faktor tersebut berjalan salingmempengaruhi secara berimbang. Misalnya: fisik, intelektual, emosional, daninterpersonal, serta interaksi antara semua faktor, yang mempengaruhi belajar danmotivasi belajar. Psikoanalisis sendiri menyatakan bahwa dalam jiwa manusiaberkembang kognisi, afeksi dan psikomotorik. Barangkali perkembangan ketigaranah kejiwaan pun juga mempengaruhi perkembangan mental dan selanjutnyaberpengaruh terhadap cara cipta seni rupa. Psikologi humanistik sendiri merupakancabang Psikologi yang memfokuskan pandangannya tentang teori persepsi, responterhadap kebutuhan internal individu, dan dorongan aktualisasi diri, atau menjadiapapun yang is inginkan (Maslow, dalam Eggen & Kauchak, 1997).Selanjutnya perkembangan intelektual, emosional maupun persepsi dapatdikategorikan sebagai perkembangan mental. Misalnya:Chronologic al age Mental age (usia Biological age )Dalam skema pertumbuhan anak, terurai bahwa bisa terjadi urutan perkembanganusia yang tidak seimbang. Usia kronologis (yaitu usia berdasarkan urutan yangdihitung sejak lahir) anak berusia 6 tahun berkembang terus sesuai dengan tahun.Usia kronologis ini kebeltulan mempunyai perkembangan sejajar dan seiringdengan usia mental. Namun, pada usia pertumbuhan, badan anak kurang normal

Page 12: Copy of SENI

dibanding dengan kedua usia di atas, mungkin kerdil, atau bahkan lebih cepatmatang kedewasaannya.Perkembangan usia ini sedikit banyak mempengaruhi pola berkarya seni rupa.Ketika usia pertumbuhan badan normal belum tentu akan diikuti olehperkembangan usia mental. Mungkin hambatan psikologis keluarga denganberbagai aturan pergaulan dalam keluarga terlampau ketat maka perkembanganmental akan berbeda dengan anak yang hidup dalam keluarega sesuai dengan adatdan pergaulan dengan masyarakat lain.Jika selanjutnya dikaitkan dengan kebutuhan penciptaan karya seni, maka responseseorang dipegaruhi oleh faktor internal, maupun eksternal. Secara harfiah, anakingin memvisualkan atau mengaktualisasikan dirinya dalam konteks tanggapanterhadap lingkungan atau obyek. Proses ini bias dianalisa , bahwa dalam prosesberkarya, kinerja anak dikoordinasi oleh otak dan otak sendiri akan bekerja karenaSkema 1, Pertumbuhan Anakdorongan dari mata. Mata mencari bentuk yang mungkin bisa diserahkan kepadaotak untuk diubah, dari bentuk menuju memori dan diungkapkan menjadi gambar.Lihat gambar sebelah, fungsi mata adalah mencari dan mengangkat obyek yangmungkin dapat menyentuh hati dan pikiran. Hasil pengamatan terhadap obyekdiserahkan kepada otak untuk diramu dan dimasak menjadi pengetahuan baru dansetelah itu meminta tangan menangani kebutuhan otak dalam mengungkapkanide dan gagasannya.

Gambar di bawah ini diambil dari teori Quantum Learning, fungsi otak sebagai berikut:

Otak Kiri Otak KananLogis AcakSekuensial Tdak teraturLinear IntuitifRasional HolistikGambar posisi Otak Kanan dan Otak Kiri(diambil dari Quantum Learning: Bobbi De Porter dkk., 1999: 39 )Pada saat fungsi otak bergerak, dimana diantaranya otak kiri bertugasmengkoordinasikan kerja teratur dan rasional, untuk mengangkap permasalahan danmngurai secara porporsional. Otak kanan bertugas mengkoordinasikan tugas yangbersifat emosional: artistik, intuitif maupun yang lainh sehingga anak beranimengemukakan tanggapannya. Anak yang mempunyai kecerdasan emosional kinerjatangan lebih terampil dan tanpa takut mengembangkan ke dlam bentuk tugas seharihariyang rutin. Dengan demikian proses menggambar merupakan kinerja bersamadari otak kanan maupun kiri.Kecerdasan visual yang ada dalam pelajaran seni rupa sebenarnya dibutuhkan olehanak dalam menganggapi lingkungan. Berarti belajar seni rupa adalah upaya untukmemahami sekeliling melalui latihan daya ingat. Proses memahami lingkungan yangberkaitan dengan otak melalui citra-citra asosiatif dilakukan komunikasi secarametaforis-simbolis. Sebab, di dalam otak terdapat beberapa pikiran yang dikelilingiasosiasi. Menurut Dilts (1983; dalam DePorter et al., 1999:68), gerakan mata selamabelajar dan berpikir tenkat pada modatitas visual, auditonal, dan kinestetik. Dengankata lain, mata bergerak menurut cara otak mengakses uiformasi. Pada umumnya,ketika mata bergerak naik, maka kita sedang menciptakan atau mengingat citra.Misalnya jika seseorang ditanya mobilnya diparkir di mana, matanva akan naik saatdia berpikir : seolah-olah mobilnya diparkir di awing-awang. Tetapi, apakahmobilnya diparkir dekat awan tebal? Tentu saja tidak. Pada halaman selanjutnya

Page 13: Copy of SENI

dikatakan, bahwa otak menyimpan dan menciptakan citra visual dan kinerja matabergerak ke informasi yang tersimpan untuk diciptakan.

• Seni Membantu Belajar Bidang yang Lain.

Sebelum menguraikan lebih detail, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu (1)dalam mendidik dan membimbing anak diperlukan pengembangan kecerdasan, yangberupa: lingusitik (bahasa), matematika, visual / spasial, kinestetik / perasa, musikal,interpersonal, intrapersonal maupun intuisi. Kecerdasan ini akan dimunculkan olehsetiap mata pelajaran, namun demikian mempunyai karakteristik tugas; misalnyalingusitik mengembangkan kenberanian tampil mengemukakan pendapat. Jikaseorang anak tidak berani tampil maka pengetahuannya pun relatif tidakberkembang, maka kesemuanya harus dilatihkan aga berjalan beriringan. (2)Kedudukan seni budaya dalam keseluruhan mata pelajaran. Jika pada suatu ketikaseorang guru SD mengajarkan Matematika kepada siswa kelas 2, kegiatan apa sajayang dilakukan anak.Mereka mencoba berpikir untuk dapat memecahkan persoalan hitungan. Baik ituhitungan berupa angka ataupun hitungan dalam arti kuantitas permasalahan. Ketikasiswa belajar membaca dalam mata pelajar Bahasa Indonesia; siswa akan menghafaldan memahami kehendak orang lain. Lalu bagaimana, ketika siswa sedang belajarBerkesenian. Berkesenian bagi siswa adalah kegiatan berpikir ketika sedangmenghitung ukuran nyata obyek yang sedang dilihat untuk dapat dipindahkan kedalam kertas; namun juga proses sedang memahami obyek yang sedang diamati.Dalam proses ini siswa akan membayangkan kondisi yang sangat luas dan luas sertapenuh dengan keanekaan peristiwa baik bergerak maupun diam akan dikemas dalamgambar. Maka, peristiwa yang terjadi adalah anak harus mampu menangkap obyekdengan penelahaan secara komprehensif semua materi dan ide anak dapat tertuangdalam karya gambarnya.Secara konseptual pembelajaran Seni Rupa kepada anak adalah suatu proses berlatihmempelajari ide, gagasan, memahami sesuatu yang diujudkan dalam gambar. Dalamproses pembelajaran, siswa belajar memindahkan hakiki bentuk, peristiwa ataudisebut dengan nilai obyek yang dubah ke dalam gambar (transfer of value).Kegiatan mengamati obyek di sekelilingnya juga mencakup pengamatan terhadapperilaku manusia. Misalnya, ketika anak belajar IPA, tentang perkembangbiakan sapiakan teringat struktur tubuhnya karena pernah mengamati sapi dalam pelajaranMenggambar. Proses ini dinamakan transfer of training.Kemudian, jikalau transfer of value maupun transfer of training dirangkum dalamkonsep belajar maka peristiwa yang terjadi ketika belajar seni adalah:Hakikat Belajar Seni Sasaran PembinaanKreativitas mencipta, menuangkan ide, imajinasi dan gagasanCiptaMengamati, merasakan dan mengapresiasi obyek baik fisik, gerak maupun makna bentuk obyekRasaBerkarya dengan baik, tepat bentuk, maupun keterampilan menciptasehingga tumbuh minat menguasai teknikKarsa

• Seni Sebagai Media Pendidikan

Dalam dunia seni khususnya seni rupa anak, anak masih dipandang sebagai sosokseniman dan karyanya dianggap sebagai karya seni rupa selayaknya pelukis besar.Pandangan ini memberikan hasil negatif terhadap perkembangan pendidikan bagi

Page 14: Copy of SENI

anak, karena seni budaya untuk anak disamakan dengan seni budayaman. Pandanganyang keliru adalah seni budaya mempersyaratkan bakat (talenta) oleh karenanyamemperlakukan tindakan khusus.

B. Muatan Kurikulum Kesenian

Kurikulum pendidikan kesenian dirancang sebagai apresiasi, dan kreasi yang didalamnya terintegrasi dengan aspek konsepsi sebagai suatu kesatuan yang menyatudalam pembelajaran. Pada bagian pendahuluan Seni budaya sebagai mata pelajaran disekolah diberikan atas dasar pertimbangan sebagai berikut:

1. Pendidikan kesenian memiliki sifat multilingual, multidimensional, danmultikultural. Multilingual adalah mengembangkan kemam-puan mengekspresikandid dengan berbagai cara dan media, seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran danberbagai perpaduannya. Multidimensional adalah mengembangkan kompetensimeliputi persepsi, pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi danproduktivitas dalam menyeimbangkan fungsi otak sebelah kanan dan kid, dengancara memadukan secara harmonis unsur-unsur logika, kihestetik etika, dan estetika.Sifat multikultural mengandung makna seni budaya menumbuhkembangkankesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap keragaman budaya Nusantara danmancanegara sebagai wujud pembentukan sikap menghargai, bertoleransi,demokratis, beradab, serta mampu hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yangmajemuk.

2. Seni budaya memiliki peranan dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonisdalam logika, rasa estetis dan artistiknya, serta etikanya dengan memperhatikankebutuhan perkembangan anak dalam mencapai kecerdasan emosional (EQ),kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan adversitas (AQ) dan kreativitas (CQ), sertakecerdasan spiritual dan moral (SO) dengan cara mempelajari elemen-elemen,prinsip-prinsip, proses dan teknik berkarya sesuai dengan nilai-nilai budaya dankeindahan serta sesuai dengan konteks sosial budaya masyarakat sebagai saranauntuk menumbuhkan sikap saling memahami, menghargai, dan menghormati.

3. Seni budaya memiliki peranan dalam pengembangan kreativitas, kepekaan rasa daninderawi, serta kemampuan berkesenian melalui pendekatan belajar dengan seni,belajar melalui seni, dan belajar tentang seni.

4. Bidang-bidang seni seperti musik, tari, teater, rupa, dan media memiliki kekhasantersendiri berdasarkan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pembelajaran matapelajaran seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebutyang tertuang dalam gagasangagasan keterampilanlkeahlian proses kreasi seniserta mengapresiasikan seni dengan cara mengilustrasikan pengalaman pribadi,mengeksplorasi (menggali). rasa, melakukan pengamatan dan penelitian(mempelajad) atas elemen, prinsip, proses dan teknik berkarya yang dikaitkandengan nilai-nilai budaya serta keindahan dalam masyarakat yang beragam.

BAB III. PEMBAHASANA. Kajian dokumen

1. Konsep Standar Isi Kelompok Mata Pelajaran Estetika

Page 15: Copy of SENI

Standari Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup lingkup materiminimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimalpada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.2 Jika konsep ini dijabarkan menjadi skema,akan terlihat dengan jelas kaitan antara standar isi dan materi kurikulum untukmencapai kompetensi lulusan.Dari skema di atas, tampak dua komponen penting, yakni: ditetapkannya materi ajar(minimal) dan kompetensi dasar (minimal). Kalau skema ini dijabarkan dalam kontekspembelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan di tingkat pendidikan dasar, atau SeniBudaya di tingkat pendidikan me-nengah, maka akan diperoleh skema kompetensilulusan di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengahatas. (lihat gambar 2 halaman 3). Kalau kita perhatikan dan simak standar isikelompok mata pelajaran estetika, maka seyogianya dalam standar isi mata pelajaranseni budaya, pengetahuan estetika menjadi basis utama pembelajaran. Namun hal itusama sekali tidak tercantum dalam standar kompetensi lulusan pendidikan dasar danmenengah. Padahal dalam standar isi mata pelajaran kita baca: “Meningkatkansensitivitas kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahanserta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, …” dan se-terusnya. (bold, pen). Iniberarti struktur keilmuan keindahan (estetika), seperti perasaan estetik, pengalamanatau respons estetik, momen estetik, jarak estetik, nilai esetetik, jelas harus munculdalam standar isi dan standar kompetensi lulusan mata pelajaran seni budaya.Kelemahan ini tentu harus diatasi dalam penulisan buku ajar, jika tidak makaeksistensi kelompok mata pelajaran estetika itu sama sekali tidak bermakna tercantumdalam kurikulum. Artinya term estetika itu tampil hanya sebagai ornamentasi, karenatidak tercakup sebagai kompetensi lulusan. Dalam perbaikan kurikulum di masamendatang, kajian estetika (keindahan) harus tersurat dengan jelas, sehingga secaraformal pembelajaran estetika menjadi terpadu dengan pembelajaran seni budaya.Sesungguhnya masuknya estetika dalam kurikulum pendidikan nasional adalah satuke-majuan yang pantas disyukuri.2 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006, Tentang Standar Isi UntukSatuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Pasal 1.Standar isiikan Dasar danMenengahKompetensiminimalKompetensiLulusan MinimalMinimalPada tingkat sekolah menengah pertama SMP/MTs kompetensi lulusan adalahkemampuan menghargai karya seni dan budaya nasional. Sedangkan pada tingkatsekolah menengah atas SMA/MA terdapat tiga kompetensi lulusan, yakni (1)mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya, (2) mengapresiasi karya senidan budaya, dan (3) menghasilkan karya kreatif baik individual maupun kelompok.Jika ditinjau dari aspek kompetensi lulusan berdasarkan jenjang pendidikan maka matapelajaran Seni Budaya akan tampak seperti tabel 1 halaman 5. Kelompok matapelajaran Estetika jelas menjadi payung mata pelajaran Seni Budaya, sedangkan senibudaya diterjemahkan menjadi empat jenis kesenian, yakni: seni rupa, seni tari, senimusik dan seni teater, tanpa seni sastra. Dari penjelasan ini kita kehilangan kontakdengan kata budaya, sehingga tidak jelas peran kata budaya tercantum di sana, sebabisi dan hakikatnya hanya terkait dengan pembelajaran seni. Jika demikian makamenjadi wajar mempertanyakan penamaan mata pelajaran seni budaya, sebab secara

Page 16: Copy of SENI

keilmuan dan kebahasaan menjadi tidak tepat penerapannya. Penggunaan nama matapelajaran Seni Budaya (dan Ketrampilan) yang hanya dibatasi dengan pembelajaranseni rupa, seni tari, seni musik, dan seni teater, dengan standar kompetensimengapresiasi dan mengekspresikan diri melalui karya seni. Apa lagi padahakikatnya seni merupakan salah satu bagian dari kebudayaan. Jika dikatakanmaksudnya ”seni berbasis-budaya”, akan menimbulkan pertanyaan lanjutan: ”Apakahme-mang ada seni tidak berbasis budaya?”Pada hakikatnya mata pelajaran Seni Budaya di tingkat pendidikan dasar danmenengah sangat kontekstual, karenanya para pendidik seni harus memiliki wawasanyang baik tentang eksistensi seni budaya yang hidup dalam konteks lingkungan daerahsetempat di mana ia mengajar. Dengan demikian pendidik seni dapat memenuhistandar isi; “Memanfaatkan lingkungan untuk kegiatan apresiasi dan kreasi seni”.Pada daerah-daerah tertentu (misalnya, Bali, Yogyakarta, Jepara, sekedar contoh)mungkin hal ini tidak terlalu menjadi masalah, misalnya telah terdapat berbagai bu-kureferensi tentang seni budaya daerah setempat. Tetapi jika hal itu belum ada maka parapendidik seni akan menghadapi kesulitan untuk me-menuhi tugasnya dalammemanfaatkan lingkungan dalam pembelajaran seni budaya. Dalam kondisi demikianmaka para pendidik seni se-baiknya menggunakan silabus yang telah diujicobakanpada sekolah-sekolah tertentu, sehingga mendapat acuan dan dapat menyesuaikannyadengan konteks seni budaya di lingkungannya. Sementara pemerintah daerah setempatperlu segera mengatasi masalah tersebut, misalnya mengadakan pengkajian terhadapeksistensi khas seni daerah setempat bekerjasama dengan berbagai asosiasi pendidikseni, seperti Ikatan Guru Pendidik Seni Indonesia (IKAGUPSI), Asosiasi PendidikSeni Indonesia (APSI), Majelis Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan lain-lain. Dengancara itu maka akan diperoleh sumber referensi seni budaya yang relevan dan aktualdengan local genius daerah setempat.Standar isi tentang apresiasi seni kemungkinan besar tidak akan dikuasai oleh paraguru seni budaya, untuk itu sebaiknya disediakan buku ajar yang baik bagi mereka.Misalnya komponen apresiasi yang terdiri dari feeling, valuing, dan emphatizingjangan sampai tidak diberikan oleh pen-didik seni budaya. Untuk itu para pendidikperlu diberi bekal mendasar baik melalui pelatihan, maupun tersedianya buku ajaryang baik sebagai pegangan para pendidik seni.Untuk mencapai target standar kompetensi lulusan:Menunjukkan kegemaran membacadan menulis karya seni, maka para pendidik seni perlu di-bekali dengan bukupegangan seni budaya yang merangkum pengetahuan estetika, seni rupa, seni musik,seni tari, dan seni teater. Ruang ling-kup isinya dapat ditentukan berdasarkan kontekslokal, nusantara, dan mancanegara. Sedangkan untuk mencapai target ketrampilanmenulis bidang seni, membutuhkan buku standar sebagai acuan untuk penulisan, baikkeberbahasaannya maupun metode penulisan sederhana yang diperlukan.SKEMA STANDAR ISI KELOMPOK MATA PELAJARAN ESTETIKADari tabel 2 telihat pendidikan seni budaya di tingkat dasar adalah apresiasi seni, ditingkat sekolah menengah pertama juga apresiasi seni, sedangkan di tingkat sekolahmenengah atas/kejuruan adalah apresiasi dan kreasi seni. Jika disarikan akanmenghasilkan kemampuan peserta didik untuk melaksanakan kegiatan seni budaya ditingkat lokal, menghargai karya seni budaya nasional, dan kemampuan kreatifmenciptakan karya seni secara individual maupun kelompok. Jadi standar isi danstandar kompetensi lulusan hanya mencakup dua domain, yaitu apresiasi seni dankreasi seni. Sementara untuk tingkat sekolah dasar dan menengah pertama, yangmerumuskan tujuan pembelajaran apresiasi seni juga tidak dilaksanakan secarakonsisten, karena mencakup pula masalah penciptaan dan aktivitas pameran.Fenomena semacam ini pada gilirannya cukup membingungkan bagi para pendidikseni di lapangan. Namun demikian sekedar bahan banding, kiranya perlu dikemukakan

Page 17: Copy of SENI

serba ringkas apa sebenarnya hakikat pendidikan seni.Gambar 2. Skema Standar Isi Kelompok Mata Pelajaran Estetika dan Standar KompetensiStandar IsiKelompok Mata Pelajar Materi minimal Kompetensi i i l

Kompetensi Lulusan Meningkatkan sensitivitas kemampuan mengekspresikan dan kemampuanMengapresiasi keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalamkehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam SeniBudaya dan Seni Budaya

Kompetensi Lulusan Minimal Kompetensi Lulusan Minimal Seni Budaya

Kompetensi Lulusan MinimalMenunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokalMenghargai karya seni dan budaya nasionalMengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budayaMengapresiasi karya seni dan budayaMenghasilkan karya kreatif baik individual

2. Konsep Pendidikan Seni dan Realitas KurikulumSeyogianya mata pelajaran Seni Budaya (dan Ketrampilan) bertujuan mengembangkankemampuan peserta didik untuk memahami seni dalam konteks ipteks (ilmupengetahuan, teknologi, dan seni), sebagai tritunggal pembentuk perkembangansejarah peradaban dan kebudayaan, baik dalam tingkat lokal, nasional, regional,maupun global. Pembelajaran seni di tingkat pendidikan dasar dan menengahbertujuan untuk me-ngembangkan kesadaran seni dan keindahan dalam arti umum,baik dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi, penyajian, maupun tujuan-tujuanpsikologis-edukatif pengembangan kepribadian peserta didik secara positif. Yang jelaspendidikan seni di sekolah umum sama sekali tidak di-maksudkan untuk mendidikseniman.Secara konseptual pendidikan seni bersifat (1) multilingual, yakni pengembangankemampuan peserta didik mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai caradan media, dengan pemanfaatan bahasa rupa, bahasa kata, bahasa bunyi, bahasa gerak,bahasa peran, dan kemungkinan berbagai perpaduan di antaranya. Kemampuanmengekspresikan diri memerlukan pemahaman tentang konsep seni, teori ekspresiseni, proses kreasi seni, teknik artisitik, dan nilai kreativitas. Pendidikan seni bersifat(2) multidimensional, yakni pengembangan beragam kompetensi peserta didik tentangkonsep seni, termasuk pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi, dankreasi dengan cara memadukan secara har-monis unsur estetika, logika, dan etika.Pendidikan seni bersifat (3) multikultural, yakni menumbuhkembangkan kesadarandan kemampuan pe-serta didik mengapresiasi beragam budaya nusantara danmancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkanpeserta didik hidup secara beradab dan toleran terhadap perbedaan nilaidalam kehidupan masyarakat yang pluralistik. Sikap ini di-perlukan untukmembentuk kesadaran peserta didik akan beragamnya nilai budaya yang hidup ditengah masyarakat. Pendidikan seni berperan mengembangkan (4) multikecerdasan,yakni peran seni membentuk pribadi yang harnonis sesuai dengan perkembanganpsikologis peserta didik, termasuk kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visualspasial,verbal-linguistik, musikal, matematik-logik, jasmani-kinestetis, dan lainsebagai-nya.Dari deskripsi konsep pendidikan seni di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikanseni memiliki “multitujuan”, sifat multilingual misalnya, terfokus pada konsep

Page 18: Copy of SENI

pendidikan seni sebagai aktivitas kreasi dan eksperimentasi. Sifat multidimensionalterfokus pada kepentingan filosofis harmonisasi aktivitas seni dengan aspek budayalainnya. Sifat multikultural terfokus pada tujuan psikologis pembentukan sikapdemokratis.3 Akhirnya Sifat multikecerdasan terfokus pada tujuan edukatiffungsionalis-psikologis untuk mengembangkan potensi individual peserta didik secaraoptimal.Jika demikian halnya, maka konsep pendidikan seni dalam kurikulum memang tidakmencakup konsep pendidikan seni dalam arti yang utuh. Ka-rena dalam kurikulum3 Dalam Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen Pasal 6, tersurat dengan jelas salah satu tujuanPendidikan nasional, adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yangdemokratis dan bertanggung jawab.

dengan jelas disebutkan: Mengapresiasi dan mengekspresikan keartistikan karya senirupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Jadi pendidikan Seni Budaya direduksimenjadi sangat sederhana, menjadi pragmatis dan kontekstual. Dengan kata lainkurikulum tidak signifikan mengemban tujuan pembelajaran seni, serta tidakmencerminkan kompetensi profesional pendidik seni, yakni: (1) menguasai keilmuanbidang studi seni; (2) memahami langkah-langkah kajian kritis pendalaman isi bidangstudi seni; (3) paham ruang lingkup materi, struktur, dan konsep estetika sebagaipayung pembelajaran seni; (4) memahami metode pengembangan seni rupa, senimusik, seni tari, dan seni teater secara kritis, kreatif, dan inovatif.Untuk itu akan sangat bijaksana jika suatu waktu pembenahan konsep pendidikan senidikaji ulang oleh pakar pendidik seni Indonesia, sehingga segala kelemahan yang adadapat disempurnakan melalui revisi kurikulum di waktu mendatang. Untuk saat inicukuplah para pendidik seni men-dapatkan suplemen dan buku ajar yang relevansebagai pelengkap pemahaman dan pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku.

AB IV KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan umum bahwaStandar kompetensi Lulusan Pembelajaran Seni Budaya dalam kurikulum adalahmenunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal, menghargaikarya seni dan budaya nasional, mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya,mengapresiasi karya seni dan budaya, menghasilkan karya kreatif baik individual maupunkelompok. Sesungguhnya tujuan ideal ini tidak terealisasikan dalam standar kompetensidan kompetensi dasar, sebab dalam kurikulum tujuan tersebut telah direduksi menjadisangat sederhana menjadi dua domain bidang seni, yakni apresiasi seni dan kreasi seni.Hal ini jelas tertulis dalam kalimat mengapresiasi dan mengekspresikan diri melaluikeartistikan karya seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Jadi pendidikan SeniBudaya telah direduksi menjadi sangat pragmatis dan kontekstual, dan hanya berisipendidikan seni (juga tidak utuh). De-ngan demikian maka nama mata pelajaran SeniBudaya dipandang kurang tepat. Nama mata pelajaran Seni Budaya jika tetap ingindipakai seterusnya, memerlukan materi pembelajaran yang signifikan tentang budaya(tidak dibatasi dengan kegiatan apresiasi dan kreasi seni saja).Di samping itu, kurikulum belum menempatkan estetika sebagai payung pembelajaranseni, seharusnya pengetahuan estetika secara eksplisit tersurat sebagai standar kompetensidan kompetensi dasar. Kecuali itu penjabaran standar kompetensi kepada kompetensidasar dalam sejum-lah hal masih tumpang tindih apakah termasuk dalam ranah konsepsi,apresiasi, kreasi, atau penyajian, sehingga peta kompetensi dan penjen-jangannya tidakjelas dan tidak konsisten, (misalnya, dalam seni tari di sekolah menengah pertama, domainkreasi baru muncul di kelas IX, se-mentara untuk bidang seni yang lain domain kreasimuncul di setiap semester. Atau Untuk bidang seni rupa penjenjangan kompetensi dasar di

Page 19: Copy of SENI

kelas satu dan dua berdasar lingkup keluasan wilayah, sementara untuk kelas tiga berdasarklasifikasi seni rupa murni dan terapan). Juga Mata Pelajaran Seni Sastra tidak tercakupdalam pembelajaran seni budaya, tetapi ditangani oleh pendidik mata pelajaran BahasaIndonesia, sehingga bidang sastra ditempatkan sebagai pelajaran bahasa, bukanpembelajaran seni.Dari berbagai faktor yang telah disimpulkan di atas, maka kurikulum perlu dilengkapidengan suplemen dan penulisan buku ajar yang relevan tentang (estetika, budaya, senirupa, seni tari, seni musik, seni teater, dan seni sastra dalam konteks lokal, Nusantara,mancanegara, baik dalam lingkup modern maupun kontemporer), sebagai acuan bagipendidik seni dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab profesinya di sekolah-sekolahtingkat dasar dan menengah di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKADobbs, Stephen Mark, 1992, The DBAE Handbook: An Overview of Dicipline-Based Art Education, Santamonika, CA: The Getty Center for Educationin the Arts.Redaksi Asa Mandiri, Standar Nasional Pendidikan, Cetakan Pertama, Jakarta: AsaMandiri, 2006.Permendiknas, RI No. 22 Tahun 2006, Tentang Standar Isi untuk Satuan PendidikanDasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas, 2006.Permendiknas, RI No. 23 Tahun 2006, Tentang Standar Kompetensi Lulusan untukSatuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta: Depdiknas, 2006.Peratuan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan.Jakarta: Depdiknas, 2005.Permendiknas, RI No. 24 Tahun 2006, Tentang Pelaksanaan Permendiknas RI No. 22dan 23 Tahun 2006. Jakarta: Depdiknas, 2006.Model Pelatihan dan Pengembangan Silabus, dalam Undang-Undang RI Tentang Gurudan Dosen serta Profesional Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun 2006,Jakarta: Tamita Utama, 2006.

Peran masyarakat dalam mengembangkan suasana budaya yang positif adalah sangat penting, sehingga masyarakat perlu didorong untuk terus aktif inovatif menggali ide-ide baru terutama yang sesuai dengan perkembangan zaman dan aplikasi teknologi. Bahkan jika mungkin dapat membuka hubungan kerja sama dengan pihak lain (perusahaan atau industri) yang sesuai dengan bidang kompetensinya untuk sharing dan memberikan manfaat kepada para pelajar dan anak - anak yang putus sekolah pada saat pelaksanaan proses pelatihan.  Keterlibatan masyarakat secara aktif dinamis dalam proses pelatihan diharapkan memberikan efek yang signifikan terhadap rasa percaya diri, daya kritis dan partisipasi aktif para anak-anak putus sekolah dan hal ini juga diharapkan sebagai subyek pelatihan bagi para pelajar dan anak - anak yang putus sekolah lainnya secara berantai sehingga dari tahun ke tahun semakin terberdaya dan berkembang kecintaannya pada seni budaya wilayah mereka sendiri (critical-mass).  Penumbuhan Inovasi Sistem Pelatihan: Pendekatan Problem-Based Learning (belajar berdasarkan masalah) Berbasis Partisipative yang didukung oleh pemuda-pemudi, tokoh tuha4 dan masyarakat melalui Program Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Bidang seni Budaya yang Kreative dan Kompetisi, bertujuan untuk meningkatkan mutu ketrampilan, kualitas dan pelestarian seni adat serta budaya. Peningkatan ini diharapkan dapat melengkapi muatan (content) materi belajar dan berlatih seni budaya serta penyempurnaan pada proses pelatihan.  Salah satu usaha untuk menyempurnakan proses belajar dan berlatih dapat ditempuh melalui perbaikan metode dan substansi pelatihan yang dilakukan instruktur seni. Salah satu perangkat SBS

Page 20: Copy of SENI

untuk percepatan pengembangan dan peningkatan mutu belajar dan mutu berlatih ketrampilan, kualitas dan pelestarian seni adat serta budaya adalah RPKPPSM (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran dan Pelatihan Masyarakat) yang adaptif terhadap inovasi-inovasi instruktur seni dan para pelajar dan anak - anak yang putus sekolah.  Instruktur untuk masing-masing bidang seni budaya semestinya sudah mengetahui kendala yang dihadapi atau teknik yang bisa dikembangkan guna perbaikan kegiatan belajar dan berlatih seni budaya yang bersangkutan. Pelaksanaan yang akan direncanakan terkadang memerlukan pemikiran dan biaya pendukung guna realisasi ide-ide perbaikan.  Beranjak dari hal di atas maka Program Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Bidang seni Budaya yang Kreative dan Kompetisi pada tahun 2009 belum tersedianya fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana (fasilitas) yang dikompetisikan bagi seluruh instruktur seni budaya secara perseorangan atau tim guna dapat memberikan manfaat kepada para pelajar dan anak - anak yang putus sekolah pada saat pelaksanaan proses pelatihan.  TUJUAN UMUM  Tujuan dari belajar dan berlatih adalah berkembangnya metode pembelajaran terutama pelasihan yang inovatif dan dapat meningkatkan relevansi dengan kebutuhan dunia nyata, melalui pembekalan yang berisi konsep dan praktek nyata dalam paradigma untuk berkarya yang lebih mengandalkan kemandirian, practical views, serta kemampuan mengidentifikasi, menyelesaikan masalah, dan menuangkan rancangan proses belajar dan berlatih dalam RPKPPSM (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran dan Pelatihan Masyarakat).  TUJUAN KHUSUS  1. Mengembangkan mutu belajar dan berlatih ketrampilan, kualitas karya seni dan pelestarian seni adat serta budaya Aceh-NAD .  2. Instruktur untuk masing-masing bidang seni budaya dapat mengembangkan karya seni untuk di lestarikan dan diberikan kepada para pelajar dan anak - anak yang putus sekolah untuk belajar dan berlatih untuk pengembangan dan peningkatan ketrampilan kapasitas diri (life skill), guna menuju kemandirian dalam menghadapi era globalisasi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.  3. Pada Program Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM Bidang seni Budaya yang Kreative dan Kompetisi pada tahun 2009 ini, proposal yang diusulkan adalah untuk kegiatan belajar dan berlatih seni budaya yang dilaksanakan pada tahun 2009 s.d 2010 yang akan datang.