sejarah perumusan pancasila.doc

10
Sejarah Perumusan Pancasila Pembahasan mengenai Dasar Negara Indonesia atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Pancasila ini dilakukan pertamakali pada Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang berlangsung mulai tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Sebelum pada pembahasan mengenai sidang pertama BPUPKI, kami akan membahas terlebih dahulu mengenai pembentukan BPUPKI serta tujuan Organisasi ini dibentuk. Badan Penyerlidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dalam bahasa Jepangnya memiliki nama Dokuritsu Junbi Cosakai ini dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945 dengan Jenderal Kumakichi Harada yang bertugas mengumumkan suatu pembentukan Badan Khusus ini. Siasat punya siasat ternyata Jepang membentuk Badan ini hanya untuk meyakinkan para rakyat Indonesia untuk membantu Jepang dalam melawan sekutu dengan imbalan sebuah kemeredekaan bagi Indonesia yang siapa tahu Jepang akan tepati atau tidak. Pembentukan BPUPKI juga untuk menyelidiki, mempelajari dan memepersiapakan hal-hal penting lainnya yang terkait dengan masalah tata pemerintahan guna mendirikan suatu negara Indonesia merdeka. Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat, dari golongan nasionalis tua, ditunjuk menjadi ketua BPUPKI dengan didampingi oleh dua orang ketua muda (wakil ketua), yaitu Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio yang berasal dari Jepang . BPUPKI sendiri beranggotakan 69 orang, yang terdiri dari: 62 orang anggota aktif adalah tokoh utama pergerakan nasional Indonesia dari semua daerah dan aliran, serta 7 orang anggota istimewa adalah

Upload: cepi

Post on 11-Jan-2016

313 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Perumusan Pancasila.doc

Sejarah Perumusan Pancasila

Pembahasan mengenai Dasar Negara Indonesia atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Pancasila ini dilakukan pertamakali pada Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang berlangsung mulai tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945.

Sebelum pada pembahasan mengenai sidang pertama BPUPKI, kami akan membahas terlebih dahulu mengenai pembentukan BPUPKI serta tujuan Organisasi ini dibentuk.Badan Penyerlidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dalam bahasa Jepangnya memiliki nama Dokuritsu Junbi Cosakai ini dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945 dengan Jenderal Kumakichi Harada yang bertugas mengumumkan suatu pembentukan Badan Khusus ini.

Siasat punya siasat ternyata Jepang membentuk Badan ini hanya untuk meyakinkan para rakyat Indonesia untuk membantu Jepang dalam melawan sekutu dengan imbalan sebuah kemeredekaan bagi Indonesia yang siapa tahu Jepang akan tepati atau tidak.

Pembentukan BPUPKI juga untuk menyelidiki, mempelajari dan memepersiapakan hal-hal penting lainnya yang terkait dengan masalah tata pemerintahan guna mendirikan suatu negara Indonesia merdeka.

Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat, dari golongan nasionalis tua, ditunjuk menjadi ketua BPUPKI dengan didampingi oleh dua orang ketua muda (wakil ketua), yaitu Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio yang berasal dari Jepang.

BPUPKI sendiri beranggotakan 69 orang, yang terdiri dari: 62 orang anggota aktif adalah tokoh utama pergerakan nasional Indonesia dari semua daerah dan aliran, serta 7 orang anggota istimewa adalah perwakilan pemerintah pendudukan militer Jepang, tetapi wakil dari bangsa Jepang ini tidak mempunyai hak suara (keanggotaan mereka adalah pasif, yang artinya mereka hanya hadir dalam sidang BPUPKI sebagai pengamat saja).

Seperti yang sudah di sebutkan sebelumnya, sidang pertama BPUPKI ini diadakan pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 yang pada saat itu khusus membahas mengenai calon Dasar Negara untuk Indonesia merdeka nanti.

Pada sidang pertama itu, banyak anggota yang berbicara, tiga di antaranya adalah Muhammad Yamin, Mr. Soepomo, dan Bung Karno, yang masing-masing mengusulkan calon Dasar Negara untuk Indonesia merdeka.

Prof. Mr. Muhammad Yamin Mengusulkan Dasar Negara dalam pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945 dalam sidang BPUPKI yaitu:

Page 2: Sejarah Perumusan Pancasila.doc

1) Peri Kebangsaan. 2) Peri Kemanusiaan. 3) Peri Ketuhanan. 4) Peri Kerakyatan. 5) Kesejahteraan rakyat.Setelah selesai berpidato, Beliau menyampaikan pula usulan-usulan tertulis naskah rancangan UUD RI. Dalam pembukaan itu tercantum rumusan lima dasar yaitu:1) Ketuhanan Yang Maha Esa. 2) Kebangsaan Paersatuan Indonesia. 3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab. 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan. 5) Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Prof. Mr. Dr. R Soepomo juga mengusulkan Dasar Negara dalam pidatonya pada tanggal 31 Mei 1945 dalam sidang BPUPKI yaitu:1) Paham persatuan. 2) Perhubungan Negara dan Agama. 3) Sistem badan permusyawaratan. 4) Sosialisasi Negara. 5) Hubungan antar bangsa yang bersifat Asia Timur Raya.

Ir. Soekarno mengusulkan Dasar Negara dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 yaitu:Beliau mengemukakan usulan mengenai Dasar Negara Indonesia merdeka yaitu: 1) Kebangsaan Indonesia. 2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan. 3) Mufakat atau Demokrasi. 4) Kesejahteraan Sosial. 5) Ketuhanan yang berkebudayaan

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:

1. Sosio nasionalisme2. Sosio demokrasi3. KetuhananBerikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong.

Sampai akhir dari masa persidangan BPUPKI yang pertama, masih belum ditemukan titik temu kesepakatan dalam perumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, sehingga dibentuklah "Panitia Sembilan" tersebut di atas guna menggodok berbagai masukan

Page 3: Sejarah Perumusan Pancasila.doc

dari konsep-konsep sebelumnya yang telah dikemukakan oleh para anggota BPUPKI itu. Adapun susunan keanggotaan dari "Panitia Sembilan" ini adalah sebagai berikut :

1. Ir. Soekarno (ketua)2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)

3. Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo

4. Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H.

5. Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim

6. Abdoel Kahar Moezakir

7. Raden Abikusno Tjokrosoejoso

8. Haji Agus Salim

9. Mr. Alexander Andries Maramis

Pada tanggal 22 Juni 1945 "Panitia Sembilan" kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter", yang pada waktu itu disebut-sebut juga sebagai sebuah "Gentlement Agreement".Setelah itu sebagai ketua "Panitia Sembilan", Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada anggota BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia Merdeka" yang disebut dengan "Piagam Jakarta" itu. Menurut dokumen tersebut, dasar negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya,

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3. Persatuan Indonesia,

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,

5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

Atau lebih lengkapnya, kami menyediakan teks Piagam Jakarta melalui media gambar sebagai berikut:

Page 4: Sejarah Perumusan Pancasila.doc

Pada pertemuan ini, terjadi debat antara golongan Islam yang ingin Indonesia menjadi negara Islam dan golongan yang ingin Indonesia menjadi negara sekuler. Ketika mereka mencapai persetujuan, dibuatlah sebuah dokumen bernama Piagam Jakarta yang di dalamnya terdapat usulan bahwa pemeluk agama Islam wajib menjalankan syariat Islam.

Rancangan ini akhirnya dibahas secara resmi pada tanggal 10 dan 14 Juli 1945, di mana dokumen ini dipecah menjadi dua, bernama Deklarasi Kemerdekaan dan Pembukaan.

Singkat cerita, isi pertama Piagam Jakarta ini diubah menjadi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ seperti isi Pancasila poin pertama yang kita kenal sekarang.

Page 5: Sejarah Perumusan Pancasila.doc

Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan kemudian membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau dalam bahasa Jepang: Dokuritsu Junbi Inkai, yang di ketuai oleh Ir. Soekarno. Pada akhirnya Pancasila sebagai Dasar Negara ini di sah kan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 bertepatan dengan disah kannya UUD 1945 sebagai Dasar Hukum dan terplihnya Ir. Soekarno serta Mr. Moch Hatta sebagai sepasang Presiden dan Wakil Presiden.

Monumen Pancasila Sakti

Monumen Pancasila Sakti yang berada di Lubang Buaya menjadi bukti dari kekejaman yang dilakukan PKI kala itu. Monumen ini terletak di Jl. Raya Pondok Gede, Kelurahan Lubang Buaya, kecamatan Cipayung, Jakarta Timur

Monumen ini dibangun diatas lahan seluas sekitar 14,6 hektar yg sebelum menjadi museum sejarah tempat ini adalah sebuah kawasan kebun kosong yg kemudian dijadikan tempat pembuangan 7 pahlawan revolusi. Monumen ini dibangun seperti sebuah komplek dimana di dalamnya terdapat Museum Pengkhianatan PKI, Sumur Maut, Rumah Penyiksaan, Pos Komando, Dapur Umum, dan Museum Paseban.

Masih ingat tentang peristiwa Gerakan 30 Septermber atau G30S? Okey sejarah singkat aja nih ya mengenai peristiwa/pemberontakan G30S ini: Pemberontakan G30S adalah sebuah peristiwa yg terjadi pada tanggal 30 September 1965 sampai 1 Oktober 1965 yg menyebabkan 7 perwira TNI AD dan juga beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha kudeta yg dilakukan oleh PKI. Mereka menculik dan membunuh Ahmad Yani, R. Soeprapto, M.T Haryono, S. Parman, D.I Panjaitan, Soetoyo Siswomiharjo, dan juga Pierre A. Tendean.

Page 6: Sejarah Perumusan Pancasila.doc

Jasad mereka dimasukkan ke dalam sumur tua di daerah Lubang Buaya dan jasadnya baru ditemukan 3 hari kemudian, yaitu pada tanggal 4 Oktober 1965. Sumur yang di kenal dengan nama Sumur Maut ini memiliki dalam sekitar kurang lebih 12 meter. Kebayangkan gimana tujuh orang ditumpuk-tumpuk di dalam sumur yang hanya 12 meter?

Korban dari kekejaman PKI lainnya adalah Aiptu K.S Tubun, dan juga Ade Irma Suryani Nasution, putri dari Jendral A.H Nasution yg juga menjadi target utama dari upaya penculikkan oleh PKI yg berhasil melarikan diri.

Page 7: Sejarah Perumusan Pancasila.doc

Pandangan Terhadap Pancasila

Dari sudut pandang kami, Pancasila merupakan dasar yang mengubungkan dari banyaknya kepribadian para rakyat dari Sabang sampai Merauke. Pancasila juga merupakan suatu identitas dan kebanggaan bangsa Indonsesia. Tidak hanya itu, Pancasila juga lah yang menjadi pedoman bagi kehidupan para rakyat Indonesia. Seperti:

1. Ketuhan Yang Maha Esa Setiap umat manusia yang berada di Indonesia wajib mentaati Tuhan dan syariat agamanya masing-masing tanpa mengganggu agama yang lain. Di Indonesia terdapat 6 agama yang di sah kan oleh pemerintah. Yaitu: Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindhu, Budha, dan yang terakhir adalah Konghuchu.

2. Kemanusian Yang Adil dan Beradab Baik wanita dan pria, orang dewasa dan anak-anak maupun orang lanjut usia berhak mendapatkan prilaku dan hak yang sama tanpa pandang bulu.

3. Persatuan Indonesia Pancasila yang nomor tiga ini memiliki peran penting dalam menyatukan setiap suku yang berbeda di Indonesia. Seperti hal nya Bhineka Tunggal Ika.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan Apabila terjadi pro dan kontra, kami sebagai bangsa Indonsesia selalu memilih Musyawarah sebagai jalan utama secara bijaksana untuk menetapkan suatu keputusan. Jika dalam Musyawarah tidak mendapatkan kesepakatan maka pemungutan suara ditetapkan sebagai pilihan yang ke dua.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Saling menghormati kepada orang yang lebih tua dan teman sebaya maupun kepada orang yang lebih muda, kita harus menghargai mereka. Selain itu, kita juga harus senantiasa menghormati dan menghargai perbedaan agama yang terjadi pada lingkungan di sekitar kita. Tidak pernah membedakan kasta seseorang dan saling melindungi.