copy of kertas kerja kel.ib

38
KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan syukur ke hadirat ALLAH SWT / Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan nikmat dan karuniaNya, sehingga kami peserta Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan Transportasi dapat menyelesaikan tugas penyusunan kertas kerja kelompok I dengan judul “Peningkatan Keselamatan Transportasi Melalui Regulasi dan Kebijakan Transportasi Darat, Laut, Udara, dan Perkeretaapian di Lingkungan Kementerian Perhubungan”. Sektor Perhubungan terdiri dari sub sektor – sub sektor perhubungan darat, perhubungan laut, perhubungan udara, dan perkeretaapian, yang masing-masing sub sektor tersebut mempunyai tugas pokok dan fungsinya sendiri- sendiri tetapi dengan visi yang sama yaitu memberikan pelayanan transportasi yang selamat, aman, terjangkau, nyaman, efektif, dan efisien terhadap seluruh masyarakat yang membutuhkannya. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih dan rasa syukur kepada : 1. Pimpinan Pusdiklat Aparatur Perhubungan; 2. Para Widyaiswara; 3. Seluruh Pembimbing Materi; 4. Panitia Penyelenggara Diklat Keselamatan Transportasi; 5. Dan rekan-rekan Peserta Diklat Keselamatan Transportasi.

Upload: yoga-perdana

Post on 27-Jun-2015

186 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur ke hadirat ALLAH SWT / Tuhan Yang Maha

Esa, yang telah melimpahkan nikmat dan karuniaNya, sehingga kami peserta

Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan Transportasi dapat menyelesaikan tugas

penyusunan kertas kerja kelompok I dengan judul “Peningkatan Keselamatan

Transportasi Melalui Regulasi dan Kebijakan Transportasi Darat, Laut, Udara, dan

Perkeretaapian di Lingkungan Kementerian Perhubungan”.

Sektor Perhubungan terdiri dari sub sektor – sub sektor perhubungan darat,

perhubungan laut, perhubungan udara, dan perkeretaapian, yang masing-masing sub

sektor tersebut mempunyai tugas pokok dan fungsinya sendiri-sendiri tetapi dengan

visi yang sama yaitu memberikan pelayanan transportasi yang selamat, aman,

terjangkau, nyaman, efektif, dan efisien terhadap seluruh masyarakat yang

membutuhkannya. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih dan rasa syukur

kepada :

1. Pimpinan Pusdiklat Aparatur Perhubungan;

2. Para Widyaiswara;

3. Seluruh Pembimbing Materi;

4. Panitia Penyelenggara Diklat Keselamatan Transportasi;

5. Dan rekan-rekan Peserta Diklat Keselamatan Transportasi.

Mereka semua yang telah memberikan bimbingan, pengetahuan,

kesempatan, serta bantuan moril maupun materil sehingga terselesaikannya kertas

kerja kelompok ini, maka kami mengucapkan terima kasih, semoga ALLAH SWT /

Tuhan Yang Maha Esa membalasnya dan memberikan pahala yang berlipat ganda

kepada kita semua serta berguna bagi Kepentingan Bangsa dan Negara, khususnya

Para Aparatur di Kementerian Perhubungan/Pelayan Jasa dan umumnya Para

Pengguna Jasa Perhubungan.

Bogor, Agustus 2010

Tim Penyusun

Page 2: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 3

B. Isu Aktual ....................................................................................................... 3

C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

D. Pengertian dan Lingkup Pembahasan............................................................. 4

BAB II GAMBARAN KEADAAN SEKARANG ......................................................... 6

A.Visi dan Misi....................................................................................................... 6

B.Tugas Pokok dan Fungsi......................................................................................8

C.Gambaran Sekarang ............................................................................................ 9

BAB III Gambaran Keadaan Yang Diinginkan ..............................................................13

A. Sasaran dan Kebijakan Operasional................................................................. 13

B. Penetapan Program dan Kegiatan Yang Ingin Ditingkatkan...........................15

BAB IV MASALAH DAN PEMECAHANNYA ......................................................... 17

A. Identifikasi Dan Analisis Masalah ................................................................... 17

B. Rencana Kerja................................................................................................... 18

BAB V PENUTUP......................................................................................................... 21

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 21

B. Saran................................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 22

Page 3: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan penanganan keselamatan transportasi merupakan salah

satu prioritas kebijakan pemerintah mengingat selama ini kecelakaan

transportasi masih sangat tinggi baik transportasi kereta api, darat, laut, dan

udara. Akibat yang ditimbulkan dari kecelakaan tersebut bukan saja

mengakibatkan kerugian harta benda, tetapi yang lebih memprihatinkan

banyaknya korban jiwa.

Mengingat masih cukup tingginya angka kecelakaan transportasi di

Indonesia, pemerintah telah berupaya agar tingkat kecelakaan transportasi

dapat di minimalisir dengan melalui upaya-upaya antara lain mencanangkan

program “Road Map to Zero Accident”, penegakan regulasi dan kebijakan

transportasi.

Berdasarkan uraian diatas maka kertas kerja ini mengambil judul

“Peningkatan Keselamatan Transportasi Melalui Regulasi dan Kebijakan

Transportasi Darat, Laut, Udara, dan Perkeretaapian”.

B. Isu Aktual

Kurangnya kualitas keselamatan transportasi mengenai regulasi dan

kebijakan transportasi;

1. Kurangnya kualitas keselamatan transportasi mengenai regulasi dan

kebijakan transportasi sektor kereta api;

2. Kurangnya kualitas keselamatan transportasi mengenai regulasi dan

kebijakan transportasi sektor darat;

3. Kurangnya kualitas keselamatan transportasi mengenai regulasi dan

kebijakan transportasi sektor laut;

Page 4: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

4. Kurangnya kualitas keselamatan transportasi mengenai regulasi dan

kebijakan transportasi sektor udara.

C. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dari isu aktual yang ada diatas,

dirumuskan masalah yang menjadi topik bahasan adalah bagaimana

meningkatkan kualitas keselamatan transportasi ditinjau dari sisi regulasi dan

kebijakan empat moda transportasi yaitu darat, laut, udara, dan

perkeretaapian.

D. Pengertian dan Lingkup Pembahasan

1. Pengertian

a. Keselamatan menurut :

1. Wikipedia : Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam

suatu kondisi yang aman secara fisik, sosial, spiritual, finansial,

politis, emosional, pekerjaan, psikologis, ataupun pendidikan dan

terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk

mencapai hal ini, dapat dilakukan perlindungan terhadap suatu

kejadian yang memungkinkan terjadinya kerugian ekonomi atau

kesehatan;

2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang penerbangan :

suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam

pemanfaatan wilayah udara pesawat udara, bandar udara,

angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang

dan fasilitas umum lainnya;

3. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan

angkutan jalan : suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari

resiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh

manusia, kendaraan, jalan, dan / atau lingkungan;

Page 5: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

4. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran:

keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material, konstruksi,

bangunan, permesinan, dan perlistrikan, stabilitas, dan tata

susunan serta perlengkapan termasuk perlengkapan alat penolong

dan radio, elektronik kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat

setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian.

b. Transportasi menurut :

1. Wikipedia : Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari

satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana

yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan

untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari;

2. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan adalah

sarana dalam memperlancar roda perekonomian, membuka akses ke

daerah pedalaman atau terpencil, memperkukuh persatuan dan

kesatuan bangsa, menegakkan kedaulatan negara, serta mempengaruhi

semua aspek kehidupan masyarakat.

Oleh Karena itu dapat disimpulkan bahwa keselamatan transportasi

adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat

lainnya dengan aman dan terhindar dari ancaman faktor emosional dan

psikologis / faktor internal yang pada akhirnya memungkinkan terjadinya

kerugian ekonomi dan kesehatan.

2 Lingkup Bahasan

Lingkup bahasan yang digunakan dalam penulisan kertas kerja

kelompok I adalah “Peningkatan kualitas keselamatan transportasi

ditinjau dari sisi regulasi dan kebijakan 4 (empat) moda transportasi yaitu

darat, laut, udara, dan perkeretaapian“

Page 6: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

BAB II

GAMBARAN KEADAAN SEKARANG

A. Visi dan Misi

Visi Kementerian Perhubungan tahun 2014 adalah “Terwujudnya

pelayanan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai

tambah”. ”Pelayanan transportasi yang handal, diindikasikan oleh

penyelenggaraan transportasi yang aman (security), selamat (safety), nyaman

(comfortable), tepat waktu (punctuality), terpelihara, mencukupi kebutuhan,

menjangkau seluruh pelosok tanah air serta mampu mendukung

pembangunan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI).

Pelayanan transportasi yang berdaya saing diindikasikan oleh

penyelenggaraan transportasi yang efisien, dengan harga terjangkau

(affordability) oleh semua lapisan masyarakat, ramah lingkungan,

berkelanjutan, dilayani oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional,

mandiri dan produktif.

Pelayanan perhubungan yang memberikan nilai tambah diindikasikan

oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu mendorong pertumbuhan

produksi nasional melalui iklim usaha yang kondusif bagi berkembangnya

peran serta masyarakat, usaha kecil, menengah dan koperasi, mengendalikan

laju inflasi melalui kelancaran mobilitas orang dan distribusi barang ke

seluruh pelosok tanah air, sehingga mampu memberikan kontribusi bagi

percepatan pertumbuhan ekonomi nasional serta menciptakan lapangan kerja

terutama pada sektor-sektor andalan yang mendapat manfaat dari kelancaran

pelayanan transportasi.

Untuk mencapai visi tersebut, dirumuskan misi dengan mengacu kepada

4 (empat) pendekatan sebagai berikut :

Page 7: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

1. Memulihkan kinerja pelayanan jasa transportasi

Sejak terjadi krisis ekonomi yang didahului dengan krisis moneter

pada pertengahan tahun 1997, kinerja pelayanan jasa transportasi semakin

memburuk karena operator tidak mampu melakukan perawatan dan

peremajaan armada, pemerintah hampir tidak memiliki kemampuan

melakukan rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur, sedangkan

masyarakat pengguna jasa tidak memiliki daya beli yang memadai. Untuk

mendukung keberhasilan pembangunan nasional, perlu diupayakan

pemulihan kinerja pelayanan jasa transportasi menuju kepada kondisi

normal, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional, melalui rehabilitasi

dan perawatan sarana dan prasarana transportasi.

2. Melaksanakan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di

bidang peraturan perundang-undangan, kelembagaan dan sumber

daya manusia (SDM)

Sesuai dengan prinsip good governance diperlukan restrukturisasi dan

reformasi dalam penyelenggaraan transportasi dengan pemisahan yang jelas

antara peran pemerintah, swasta dan masyarakat. Restrukturisasi di bidang

kelembagaan, menempatkan posisi Kementerian Perhubungan sebagai

regulator dan melimpahkan sebagian kewenangan di bidang perhubungan

kepada daerah dalam bentuk dekonsentrasi, desentralisasi dan pembantuan.

Reformasi di bidang regulasi (regulatory reform) diarahkan kepada

penghilangan restriksi yang memungkinkan swasta berperan secara penuh

dalam penyelenggaraan jasa transportasi. Penegakkan hukum dilakukan

secara konsisten dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam proses

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan jasa

transportasi. Restrukturisasi dan reformasi di bidang Sumber Daya Manusia

(SDM) diarahkan kepada pembentukan kompetensi dan profesionalisme

insan perhubungan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

memiliki wawasan global dengan tetap mempertahankan jati dirinya sebagai

Page 8: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

3. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa

transportasi

Kebutuhan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa

transportasi yang perlu mendapatkan perhatian adalah aksesibilitas di

kawasan pedesaan, kawasan pedalaman, kawasan tertinggal termasuk

kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar yang masih menjadi

tanggung jawab pemerintah.

4. Meningkatkan kapasitas dan mendorong pengembangan teknologi

transportasi dalam rangka menjamin tersedianya pelayanan

transportasi yang berkelanjutan dengan kuantitas dan kualitas yang

memadai

Peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan dalam penyelenggaraan

jasa transportasi di titikberatkan kepada penambahan kapasitas sarana dan

prasarana transportasi, perbaikan pelayanan melalui pengembangan dan

penerapan teknologi transportasi sejalan dengan perkembangan permintaan

dan preferensi masyarakat. Dalam peningkatan kapasitas dan pelayanan jasa

transportasi senantiasa berpedoman kepada prinsip pembangunan

berkelanjutan yang dituangkan dalam rencana induk, pedoman teknis dan

skema pendanaan yang ditetapkan.

B. Tugas Pokok dan Fungsi

Kementerian Perhubungan adalah unsur Pelaksana Pemerintah di bidang

perhubungan dipimpin oleh Menteri Perhubungan yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Presiden.

Kementerian Perhubungan mempunyai tugas membantu Presiden dalam

menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang perhubungan.

Page 9: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

Dalam melaksanakan tugas di atas Kementerian Perhubungan

menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis

di bidang perhubungan;

2. Pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perhubungan;

3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

Kementerian Perhubungan;

4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas dibidang perhubungan;

5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas

dan fungsi bidang perhubungan kepada Presiden.

C. Gambaran Sekarang

1. Sub Sektor Perhubungan Darat

Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor di berbagai daerah saat ini

banyak menemui berbagai hambatan permasalahan akibat kondisi sebagai

berikut :

a. Kurang optimalnya pelaksanaan regulasi pengujian kendaraan

bermotor

Dalam pelaksanaan regulasi pengujian kendaraan bermotor banyak

terjadi permasalahan yaitu pelaksanaan regulasi yang tidak tegas, seperti

aturan batas dimensi kendaraan bermotor di Indonesia yang ditetapkan

panjang maksimal kendaraan, namun pada pelaksanaannya banyak

beroperasi kendaraan yang melebihi batas aturan dimensi yang

ditetapkan.

b. Kurangnya pengawasan pelaksanaan pengujian kendaraan

bermotor

Kondisi otonomi daerah saat ini mendelegasikan berbagai kegiatan

pengawasan pelaksanaan kepemerintahan dari pemerintah pusat kepada

Page 10: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

pemerintah provinsi, karena mengingat luasnya rentang wilayah dan

rentang koordinasi yang terbatas dari pemerintah pusat. Namun dalam

pelaksanaannya masih terdapat pendelegasian kewenangan yang tidak

dilaksanakan secara maksimal oleh pemerintah provinsi termasuk

pengawasan pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor. Kasus

tertangkapnya beberapa penguji kendaraan bermotor diberbagai wilayah

oleh pihak kepolisian akibat adanya penyimpangan pelaksanaan oknum

penguji kendaraan bermotor berupa pengujian tanpa cek fisik, yaitu

dengan meluluskan laik jalan kendaraan bermotor yang seharusnya

tidak laik jalan, hal ini menunjukkan adanya pengawasan yang tidak

maksimal.

Kondisi pertumbuhan pengujian kendaraan bermotor yang sangat

lambat diatas berbanding terbalik dengan pertumbuhan kendaraan

bermotor yang sangat cepat:

Akibat pertumbuhan yang tidak sebanding tersebut, maka angka

kecelakaan juga makin meningkat akibat dari salah satu faktor penyebab

kondisi kendaraan yang tidak laik jalan.

2. Sub Sektor Perkeretaapian

Dalam meningkatkan keselamatan perkeretaapian pemerintah sudah

melakukan langkah-langkah antara lain :

Regulasi

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian

sebagai aturan pelaksanaan Undang-undang tersebut telah diterbitkan dua

peraturan pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2009

tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian dan Peraturan Pemerintah Nomor

72 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan angkutan. Sebagai amanah kedua

Peraturan Pemerintah tersebut diatas saat ini sedang dipersiapkan

Rancangan Peraturan Menteri (RPM) antara lain : RPM bidang perizinan,

Page 11: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

RPM Bidang Sarana perkeretaapian, RPM Bidang Prasarana perkeretaapian,

RPM Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.

3. Sub Sektor Perhubungan Udara

Upaya untuk mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan

Undang – Undang Dasar 1945 bahwa mewujudkan wawasan nusantara serta

memantapkan ketahanan nasional diperlukan sistem transportasi nasional

yang mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah,

mempercepat hubungan antar bangsa dan memperkukuh kedaulatan negara.

Penerbangan merupakan bagian dari sistem transportasi nasional yang

mempunyai karakteristik mampu bergerak cepat, menggunakan teknologi

tinggi, padat modal, manajemen yang handal, memerlukan jaminan

keselamatan dan keamanan yang optimal maka perlu dikembangkan potensi

dan peranannya yang efektif dan efisien, serta membantu terciptanya pola

distribusi nasional yang mantap dan dinamis.

Transportasi Udara adalah moda transportasi yang strategis dan

penting sehingga Undang-Undang Nomor 15 tahun 1992 tentang

penerbangan sudah tidak sesuai dengan kondisi dan perubahan lingkungan

yang strategis dan kebutuhan penyelenggaraan penerbangan saat ini sehingga

pemerintah mengambil langkah kebijakan untuk mengganti dengan Undang –

Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.

Dalam penyelenggaraan transportasi udara Indonesia mengacu pada

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO). Indonesia sebagai negara

anggota ICAO (International Civil Aviation Organization) wajib dan taat

melaksanakan aturan-aturan sesuai Annex hasil Convensi Chicago tahun

1944. Untuk menjamin keselamatan dan keamanan transportasi udara adalah

merupakan tanggung jawab regulator, operator, dan peran serta masyarakat.

Sub sektor perhubungan udara merupakan salah satu sub sektor yang

mendapat perhatian penuh dari Pemerintah dalam meningkatkan

keselamatan, pemerintah sudah melakukan langkah-langkah antara lain :

Page 12: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

Penerbangan diselenggarakan dengan tujuan :

Mewujudkan penyelenggaraan penerbangan yang tertib, teratur,

selamat, aman, nyaman, dengan harga yang wajar, dan menghindari

praktek persaingan usaha yang tidak sehat;

Memperlancar arus perpindahan orang dan/atau barang melalui udara

dengan mengutamakan dan melindungi angkutan udara dalam rangka

memperlancar kegiatan perekonomian nasional;

Membina jiwa kedirgantaraan;

Menjunjung kedaulatan negara;

Menciptakan daya saing dengan mengembangkan teknologi dan industri

angkutan udara nasional;

Menunjang, menggerakkan, dan mendorong pencapaian tujuan

pembangunan nasional;

Memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka

perwujudan Wawasan Nusantara;

Meningkatkan ketahanan nasional; dan

Mempererat hubungan antarbangsa.

4. Sub Sektor Perhubungan Laut

Akhir-akhir ini terjadi fenomena yang menarik bahwa pada suatu

kecelakaan kapal di laut yang mengakibatkan hilangnya jiwa manusia dan

kerugian serta kerusakan kapal selalu dikaitkan dengan kelalaian regulator,

dalam hal ini ADPEL (Syahbandar) adalah unit kerja atau personil aparatur

yang paling bertanggung jawab. Personil aparatur yang dimaksud

(Syahbandar) selalu diperiksa sebagai tersangka utama dan bahkan ditahan

oleh pihak yang berwenang, hal lain yang menarik perlu dicermati adanya

keluhan dari pengguna transportasi laut (user) yang menyatakan bahwa

setiap kecelakaan kapal yang menyebabkan hilangnya jiwa manusia adalah

terletak pada kesalahan manusia yaitu Pelaut dan Syahbandar. Mengacu

kepada fenomena dan anggapan-anggapan tersebut maka kiranya perlu

Page 13: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

diadakan suatu pengaturan tugas dan fungsi Syahbandar dalam

melaksanakan pengawasan pelayaran sebagai wujud implementasi

keselamatan transportasi di laut.

BAB III

GAMBARAN KEADAAN YANG DIINGINKAN

A. Sasaran dan Kebijakan Operasional

1. Sasaran dan Kebijakan Sub Sektor Perhubungan Darat

Page 14: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

Sasaran sub sektor perhubungan darat diperlukan untuk memberikan

fokus pada penyusunan rencana kerja dan alokasi sumber daya organisasi

dalam kegiatan operasional organisasi tiap-tiap tahun untuk kurun waktu

lima tahun. Berikut ini adalah sasaran transportasi darat sesuai dengan misi

yang telah ditetapkan.

a. Terselenggaranya peningkatan pelayanan administrasi perkantoran;

b. Terselenggaranya peningkatan kelancaran arus lalu lintas;

c. Terselenggaranya peningkatan ketaatan pada peraturan teknis

operasional kendaraan dan angkutan darat.

Dalam rangka mencapai sasaran yang ada tersebut maka ditetapkan

kebijakan operasional, yaitu :

a. Melaksanakan pengembangan pengelolaan transportasi jalan yang

handal;

b. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan tugas dengan instansi-

instansi terkait dengan ketugasan di bidang perhubungan, khususnya

Dinas Perhubungan Propinsi, Kepolisian dan Instansi-instansi di

lingkungan Pemerintah Kota/ Pemerintah Daerah;

c. Meningkatnya kinerja peraturan dan kelembagaan melalui: penataan

sistem transportasi jalan, menyusun, merevisi dan menyempurnakan

peraturan-peraturan di bidang perhubungan berupa Perda, Perwali dan

SK Walikota merujuk pada undang undang LLAJ yang baru (Undang-

Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan).

2. Sasaran dan Kebijakan Sub Sektor Perkeretaapian:

Sasaran sub sektor perkeretaapian adalah Memberikan pelayanan

jasa yang berkualitas dan berorientasi kepada kepuasan pengguna jasa

kereta api melalui pengelolaan secara profesional. Peremajaan kereta api

dan membebaskan jalur rel kereta api dari aktivitas warga sekitar yang

Page 15: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

dapat mengganggu perjalanan kereta api, hal ini dengan sosialisasi dan

koordinasi dengan pihak-pihak terkait.

3. Sasaran dan Kebijakan Sub Sektor Perhubungan Udara:

Sasaran yang ingin dicapai dalam rangka meningkatkan keselamatan

dan keamanan transportasi udara sesuai pasal 10 UU No. 1 tahun 2009

tentang penerbangan, Ayat 2 : Pembinaan penerbangan meliputi aspek

pengaturan, pengendalian, dan pengawasan.

Maka sasaran yang menjadi arah tujuan / kebijakan adalah :

a. Meningkatkan pembinaan terhadap personil penerbangan;

b. Meningkatkan pengaturan terhadap pelaksanaan kegiatan penerbangan;

c. Meningkatkan pengawasan terhadap operator dalam pelaksanaan

kegiatan penerbangan;

d. Mengoptimalkan pengendalian terhadap personil penerbangan.

4. Sasaran dan Kebijakan Sub Sektor Perhubungan Laut:

Sasaran yang ditetapkan untuk keselamatan pelayaran adalah

meningkatkan kinerja pelaksanaan operasional keselamatan pelayaran dan

angkutan laut serta pengawasan dan pengendalian keselamatan pelayaran.

Kebijakan dan Sasaran Keselamatan meliputi :

a. Komitmen pimpinan penyedia jasa pelayaran;

b. Penunjukan penanggungjawab utama keselamatan;

c. Pembentukan unit manajemen kesehatan;

d. Penetapan target kinerja keselamatan;

e. Penetapan indikator kinerja keselamatan;

f. Pengukuran pencapaian keselamatan;

g. Dokumentasi data keselamatan;

h. Koordinasi penanggulangan gawat darurat.

Page 16: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

B. Penetapan Program dan Kegiatan Yang Ingin Ditingkatkan

1. Sub Sektor Perhubungan Darat

Dalam rangka mencapai sasaran, Dinas Perhubungan menyusun Program

Rehabilitasi dan Pemeliharaan Peralatan Alat Pengujian Kendaraan

Bermotor dengan indikator capaian adalah terlaksananya pengadaan

perlengkapan operasional pengujian kendaraan bermotor dan pemeliharaan

alat pengujian kendaraan bermotor, yang dioperasikan oleh SDM yang

berkompeten di bidangnya.

2. Sub Sektor Perkeretaapian

Guna meningkatkan Keselamatan Perkeretaapian dalam hal

keselamatan dan teknik Sarana Kereta Api, program yang dilaksanakan

meliputi :

a) Peningkatan keselamatan dan pelayanan;

b) Peningkatan volume angkutan dan pendapatan;

c) Meningkatkan kelancaran kereta api yang melintas.

3. Sub Sektor Perhubungan Udara

Keadaan yang diinginkan adalah meningkatnya kinerja aparatur

pemerintah untuk dapat mengendalikan dan menjamin keselamatan

penerbangan, sehingga menjamin keselamatan penerbangan dalam rangka

mewujudkan “Road Map to Zero Accident” bagi penerbangan udara, baik

yang datang maupun berangkat. Selanjutnya untuk mengupayakan

peningkatan pengawasan secara berkelanjutan untuk melihat pemenuhan

peraturan keselamatan penerbangan sehingga diharapkan menghasilkan

suatu kepercayaan dimata masyarakat baik secara nasional maupun

internasional yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja aparatur

pemerintah.

Page 17: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

4. Sub Sektor Perhubungan Laut

Syahbandar mempunyai hubungan dengan kapal saat kapal memasuki

pelabuhan selama berada di pelabuhan dan setiap kapal yang akan berlayar.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi terhadap pengawasan kapal di

pelabuhan, Syahbandar harus mematuhi / menjalankan ketentuan – ketentuan

dalam peraturan maupun keputusan menteri perhubungan tentang petunjuk

umum untuk Syahbandar, antara lain :

a) Syahbandar melaksanakan fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran

yang mencakup, pelaksanaan, pengawasan dan penegakkan hukum di

bidang angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan perlindungan

lingkungan maritim di pelabuhan;

b) Syahbandar membantu pelaksanaan pencarian dan penyelamatan (Search

and Rescue/SAR) di pelabuhan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

c) Syahbandar diangkat oleh Menteri setelah memenuhi persyaratan

kompetensi di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran serta

kesyahbandaran.

Page 18: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

BAB IV

MASALAH DAN PEMECAHANNYA

A. Identifikasi dan Analisis Masalah

1. Sub Sektor Perhubungan Darat

Dalam rangka mewujudkan penurunan tingkat pelanggaran dan

kecelakaan berlalu lintas, perlu dilakukan identifikasi permasalahan tingkat

pelanggaran dan kecelakaan berlalu lintas. Bahwa faktor penyebab tingginya

tingkat pelanggaran dan kecelakaan berlalu lintas saat ini karena rendahnya

keselamatan berlalu lintas kendaraan bermotor.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

a) Kurangnya kesadaran berlalu lintas yang baik dan benar;

b) Kurangnya kualitas hasil pengujian kendaraan bermotor;

c) Tidak optimalnya pelaksanaan regulasi pengujian kendaraan bermotor;

d) Kurangnya pengawasan pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor.

2. Sub Sektor Perkeretaapian

Dalam rangka melakukan identifikasi masalah penyebab masih

tingginya tingkat kecelakaan perkeretaapian sebagai berikut :

a) Kurangnya Kesadaran Masyarakat dalam membayar Tiket;

b) Masih tingginya Tingkat Kecelakaan;

c) Kurangnya Sinergi antara Regulator dan Operator;

d) Kurangnya Pengawasan.

3. Sub Sektor Perhubungan Udara

Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah yang ada, yaitu :

a) Kurangnya pemahaman peraturan keselamatan;

b) Masih tingginya Tingkat Kecelakaan;

c) Kurangnya Sinergi antara Regulator dan Operator;

Page 19: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

d) Kurangnya Pengawasan oleh Regulator.

4. Sub Sektor Perhubungan Laut

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi masalah yang ada, yaitu :

a) Kurangnya pemahaman peraturan keselamatan;

b) Masih tingginya Tingkat Kecelakaan;

c) Kurangnya Sinergi antara Regulator dan Operator;

d) Kurangnya Pengawasan.

B. Rencana Kerja

1. Sub Sektor Perhubungan Darat

Dari rumusan sasaran, program dan kegiatan yang dirumuskan Dinas

Perhubungan yang ada, terlihat berbagai upaya yang dilakukan guna

meningkatkan kualitas kinerja. Namun pelaksanaan program tersebut

membutuhkan adanya dukungan bagi pelaksanaan pengujian kendaraan

bermotor, yaitu : Tercapainya pelaksanaan regulasi kendaraan bermotor

yang optimal.

Regulasi pengujian yang ada saat ini sebenarnya cukup lengkap dan

telah berusaha untuk selalu menyeimbangkan antara kemajuan teknologi

otomotif, kemampuan ekonomi masyarakat serta kebutuhan dunia industri

otomotif. Keseimbangan ini penting untuk terus dijaga mengingat stándar

pengujian yang diterapkan saat ini di Indonesia telah ketinggalan

dibandingkan di negara lain (negara maju). Namun bila stándar tersebut

diterapkan secara penuh di Indonesia dikhawatirkan timbulnya gejolak di

masyarakat terutama kemampuan daya beli yang tidak seimbang.

Konsep pengujian kendaraan bermotor di indonesia saat ini lebih

berkiblat pada paham laik dan tidak laik jalan, bukan kepada paham

pembatasan usia kendaraan sehingga di Indonesia tidak dikenal adanya

scrapping kendaraan usia tua. Namun kelonggaran ini juga harus didukung

dengan penerapan regulasi, meliputi :

Page 20: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

a. Sosialisasi regulasi tentang pengujian kendaraan bermotor bagi

pejabat/atasan penguji kendaraan bermotor.

b. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antara Ditjen Perhubungan

Darat, Badan Diklat Perhubungan dan Kepala Dinas Perhubungan

Kabupaten/Kota.

c. Terwujudnya akreditasi dan sertifikasi unit pelaksana pengujian

kendaraan bermotor.

Perwujudan pelaksanaan regulasi ini juga bisa tetap

mempertahankan kondisi kemampuan masyarakat dalam menjalankan

kegiatan ekonomi dengan mengunakan kendaraan bermotor sebagai alat

transportasi utama.

Tercapainya pengawasan pelaksanaan pengujian kendaraan

bermotor akan tetapi lemahnya pengawasan terhadap kinerja Penguji

Kendaraan Bermotor selama ini sehingga dapat membuka peluang

terhadap segala bentuk penyimpangan dan berujung pada aspek

keselamatan dikorbankan.

Untuk menyelenggarakan pengawasan yang efektif dipandang

perlu menyikapi dengan langkah-langkah sebagai berikut ;

a. Meningkatkan pengawasan melalui pembakuan sistem monitoring dan

laporan hasil pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor;

b. Meningkatkan kepatuhan pelaksanaan prosedur pengujian melalui

pengawasan dan pembinaan yang terus menerus;

c. Meningkatkan disiplin penguji kendaraan bermotor, baik melalui

kegiatan telaah dan penyamaan persepsi tentang tugas dan

tanggungjawabnya sebagai penguji kendaraan bermotor;

d. Memberikan sanksi yang tegas terhadap penguji kendaraan bermotor

yang terbukti melakukan pelanggaran dan penyimpangan.(mulai dari

tegoran sampai pencabutan sertifikat kompetensi);

e. Memberikan reward/penghargaan kepada penguji teladan mulai dari

tingkat Kabupaten/Kota, Tingkat propinsi dan Tingkat nasional;

Page 21: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

f. Memberikan reward/penghargaan kepada Unit Pengujian Kendaraan

Bermotor yang membuktikan prestasinya dan melaksanakan

pelayanan prima.

2. Sub Sektor Perkeretaapian

Dalam meningkatkan keselamatan perkeretaapian langkah-langkah yang

dilakukan antara lain :

a) Terwujudnya koordinasi yang baik;

b) Penerapan peraturan perundang-undangan kereta api (Undang-

Undang Nomor 23 tahun 2007) apabila terjadi kecelakaan di

perlintasan kereta api. sehingga semua elemen yang terkait dapat

menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik dan juga adanya

perlindungan hukum pelaksana/operator kereta api.

3. Sub Sektor Perhubungan Udara

Berdasarkan identifikasi permasalahan dan sasaran yang ingin dicapai

maka perlu upaya untuk mencapai sasaran yang diinginkan maka :

a. Melaksanakan sosialisasi peraturan keselamatan penerbangan;

b. Undang–Undang No. 1 Tahun 2009 bab 14 tentang keamanan

Penerbangan dan Bab 14 tentang Investigasi dan penyelidikan

kecelakaan pesawat udara.

Dalam melaksanakan investigasi dan penyelidikkan kecelakaan

pesawat udara dalam pelaksanaannya mengacu pada annex 13 tentang

Aircraft Incident and Accident Investigation dan untuk menjamin

proses investigasi dan penyelidikkan kecelakaan pesawat udara,

pemerintah membentuk suatu organisasi non struktural yaitu KNKT

(Komite Nasional Keselamatan Transportasi);

c. Koordinasi yang berkesinambungan antara regulator dan operator;

d. Optimalisasi pengawasan oleh Regulator terhadap Operator.

Page 22: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

4. Sub Sektor Perhubungan Laut

Dalam meningkatkan keselamatan sektor perhubungan laut,

langkah-langkah yang dilakukan antara lain :

a) Peraturan maupun prosedur yang berlaku mengadopsi peraturan

internasional dan sudah cukup menjamin keselamatan pelayaran

namun masih banyak penyimpangan dan ketidaksesuaian di

lapangan, sehingga perlunya komitmen bersama yang di inisiasi oleh

pemerintah beserta pihak terkait;

b) Melaksanakan TUPOKSI syahbandar sesuai peraturan yang berlaku

dan tidak terpengaruh intervensi dari pihak lain;

c) Peningkatan pengawasan yang dilakukan oleh aparatur.

Page 23: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Setelah membahas, menganalisa dan memecahkan masalah seperti pada

uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Standard Operating Procedure;

2. Kurangnya sosialisasi;

3. Kurang optimalnya Waskat (Pengawasan Melekat), Pembinaan oleh

Pimpinan;

4. Pengawasan Internal tidak optimal;

5. Kurang optimalnya pengawasan pribadi atau pengawasan diri sendiri.

B. Saran

Untuk meningkatkan kualitas keselamatan transportasi melalui regulasi dan

kebijakan, perlu diambil langkah-langkah sebagai berikut :

1. Peningkatan pelaksanaan Standard Operating Procedure;

2. Perlu adanya sosialisasi tentang keselamatan transportasi;

3. Optimalisasi Waskat (Pengawasan Melekat);

4. Mengoptimalkan Pengawasan Internal;

5. Perlu adanya pengawasan pribadi atau pengawasan diri sendiri.

Seperti kata-kata akhir seorang Sang Guru kepada muridnya, Kapan Engkau

akan mewujudkan cita citamu, nak ?

Murid menjawab, Begitu kesempatan tiba !

Kesempatan tidak akan pernah tiba, kata Sang Guru,

Sekarang dan disinilah kesempatan itu

Mari kita tangkap keheningan, sebab keheningan itu esensi diri kita yang paling

dalam... semoga dan tetap semangat..!!!

Victor Hugo “ Hidup Tanpa Cinta Ibarat Hidup Penuh Dosa”.

Page 24: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

KERTAS KERJA KELOMPOK I

Peningkatan Keselamatan Transportasi Melalui Regulasi dan Kebijakan Transportasi Darat, Laut, Udara, dan

Perkeretaapian

OLEH :

Peserta Diklat Keselamatan Transportasi KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHANPUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR PERHUBUNGAN

BOGOR, JAWA BARAT AGUSTUS 2010

Page 25: Copy of Kertas Kerja Kel.ib

PENYUSUN KERTAS KERJA KELOMPOK

Ketua : Akbar SedayuSekretaris : Ni Komang WidyastiniPenyaji : Sugiyo, Kurniawan Abadi, Wisma Moderator : -Tim Perumus : 1. Sugiyo

2. Akbar Sedayu3. Kurniawan Abadi4. Nana Sudiana5. Wisma Florianus6. Noak Makanuay7. M. Dahlan8. Rofriwen9. Irawan10. Ni Komang Widyastini