contoh seminar proposal skripsi

37
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ORANG TUA MENGENAI DBD DENGAN KEJADIAN DBD PADA ANAK ROBIOKTA ALFI MONA 04111001125 Pembimbing I : Dr. dr. Yulia Iriani, Sp.A (K) Pembimbing II : Prof. dr. Chairil Anwar, DAP&E, Ph.D, Sp. ParK Penguji : dr. Yusmala Helmi, Sp.A (K) 1 PROPOSAL SKRIPSI

Upload: robiokta-alfi-mona

Post on 14-Sep-2015

918 views

Category:

Documents


68 download

DESCRIPTION

Seminar Proposal Skripsi

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ORANG TUA MENGENAI DBD DENGAN KEJADIAN DBD PADA ANAK

    ROBIOKTA ALFI MONA04111001125

    Pembimbing I : Dr. dr. Yulia Iriani, Sp.A (K)Pembimbing II : Prof. dr. Chairil Anwar, DAP&E, Ph.D, Sp. ParKPenguji : dr. Yusmala Helmi, Sp.A (K)

    *PROPOSAL SKRIPSI

  • BAB IPENDAHULUAN*

  • *LATAR BELAKANG

    Demam Berdarah Dengue (DBD) di banyak negara di kawasan Asia Tenggara merupakan penyebab utama perawatan anak di rumah sakit (Sigarlaki, 2007).

    Di Indonesia demam berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting.. Manifestasi klinis yang semakin berat dan frekuensi kejadian luar biasa meningkat (Karyanti & Hadinegoro, 2009).

  • *

  • Latar BelakangDi Indonesia penderita DBD terbanyak ialah anak berumur 5-11 tahun (Sigarlaki, 2007).

    Penyakit DBD dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, mobilitas penduduk, kepadatan penduduk, adanya kontainer buatan ataupun alami di tempat pembuangan akhir sampah (TPA), penyuluhan dan perilaku masyarakat, antara lain : pengetahuan, sikap, kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), fogging, abatisasi, dan pelaksanaan 3M (menguras, menutup, dan mengubur) (Fathi et al, 2005).Program pengendalian nyamuk DBD difokuskan pada 3M plus (Pujiyanti & Triratnawati,2011).

    *

  • *Kejadian DBD

  • *Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua mengenai DBD dengan kejadian DBD pada anak di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Oktober Desember 2014?

    RUMUSAN MASALAH

  • *

  • * Ada hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua mengenai penyakit dan pencegahan DBD dengan kejadian DBD pada anak.Ada hubungan antara sikap orang tua mengenai DBD dengan kejadian DBD pada anakAda hubungan antara perilaku orang tua mengenai pencegahan DBD dengan kejadian DBD pada anak.

    HIPOTESIS

  • *

  • BAB IITINJAUAN PUSTAKA*

  • Demam Berdarah Dengue*Agent : Virus Dengue, famili Flaviviridae, genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4.Vektor : Aedes aegypti dan Ae. albopictusHost : ManusiaDidaerah endemi mayoritas kasus penyakit DBD terjadi pada anak-anak usia kurang dari 15 tahun. Terbanyak usia 5-11 tahun (Ginanjar, 2007)Nyamuk DBD umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, tempat terdapat banyak penampungan air bersih dalam bak mandi atau tempayan (Ginanjar, 2007).

  • Demam Berdarah Dengue*Terdapat dua teori hipotesis imunopatogenesis DBD yang masih kontroversial yaitu infeksi sekunder (secondary heterologous infection) dan antibody dependent enhancement (ADE) (Soegijanto, 2006)DBD ditandai 4 manifestasi klinis, yaitu demam tinggi, perdarahan (terutama perdarahan kulit), hepatomegali dan kegagalan sirkulasi (circulatory failure) (IDAI, 2008).Diagnosis DBD dengan demam akut 2-7 hari, manifestasi perdarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi (IDAI, 2008)Tatalaksana DBD dengan oksigen, penggantian cairan dan elektrolit intravena, tranfusi darah mungkin diperlukan untuk mengendalikan perdarahan (Nelson, 2000)

  • *

  • Pengetahuan*Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2007).

    Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencangkup apa yang diketahui seseorang terhadap cara memelihara kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

  • Sikap*Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo, 2007).

    Sikap kesehatan adalah penilaian seseorang terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit) (Notoatmodjo, 2007).

  • Proses terbentuknya sikap dan reaksi.*

  • Perilaku *Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri, yang mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpikir, persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktifitas organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2007).

    Perilaku kesehatan menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2007) adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman dan lingkungan.

  • Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan Kejadian DBD*

  • *

  • *Jenis penelitian Observasional analitik, dengan rancangan studi potong lintang (cross sectional).

    Waktu dan Tempat Penelitian Bulan Oktober - Desember 2014 di Bagian Anak RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.Populasi Penelitian Populasi Target Populasi target penelitian ini adalah semua orang tua yang anaknya datang berobat ke Bagian Anak Dr. Mohammad Hoesin Palembang.Populasi Terjangkau Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah semua orang tua yang anaknya dirawat inap di Bagian Anak RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Oktober-Desember 2014.

  • Sampel Penelitian*Pada penelitian ini perkiraan besar sampel adalah Menggunakan teknik consecutive sampling.Dengan menggunakan =0,05, ditetapkan Z sebesar 1,96 dan didapatkan nilai proporsi p=0,50. Sehingga didapatkan sampel sebesar n=96. Peneliti memperhitungkan beberapa responden drop out sebesar 10% sehingga jumlah sampel menjadi 105 responden.

  • *1. Kriteria inklusi Semua orang tua pasien rawat inap di Bagian Anak RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Oktober Desember 2014.Orang tua serumah dengan pasien.Orang tua yang kooperatif dan bersedia menjadi responden.

    2. Kriteria eksklusiOrang tua yang tidak menyelesaikan semua jawaban kuisionerOrang tua yang tidak mengumpulkan lembar kuisioner

  • Variabel Penelitian*1. Variabel TerikatKejadian DBD pada anak

    2. Variabel BebasPengetahuan orang tuaSikap orang tuaPerilaku orang tua

  • Definisi Operasional*Kejadian DBD pada AnakDefinisi : Memiliki anak berusia 14 tahun yang sedang atau pernah didiagnosis menderita DBD. Diperoleh melalui recall data dari responden yang diisikan dalam kuesioner.Alat ukur : Kuisioner.Cara ukur : Berdasarkan data yang diberikan responden. Hasil ukur : - Manderita DBD - Tidak menderita DBDSkala: Nominal

  • Definisi Operasional* Pengetahuan Orang TuaDefinisi : Hal yang diketahui orang tua mengenai penyakit DBD meliputi penyebab dan gejalanya, serta hal yang diketahui orang tua mengenai upaya pencegahan penyakit DBD.Alat ukur : Kuisioner

    Cara Ukur : Pengetahuan responden diukur melalui 23 pertanyaan tentang DBD meliputi 7 pertanyan untuk gejala DBD, 7 pertanyaan penyebab DBD, dan 9 pertanyaan untuk pencegahan penyakit DBD. Jika jawaban benar maka diberi skor 1. Jika jawaban salah maka diberi skor 0. Sehingga skor tertinggi adalah 23.

    Hasil ukur : Menurut Shuaib et al (2010) pengetahuan seseorang dianggap baik jika mampu menjawab 80% dari pertanyaan, sehingga penilaian pengetahuan dikategorikan sebagai berikut : 1. Tinggi, jika nilai 80 % (skor 18)2. Rendah, jika nilai < 80 % (skor < 18)

    Skala : Ordinal

  • Definisi Operasional* Sikap Orang TuaDefinisi : Reaksi atau respon yang terdapat pada orang tua mengenai penyakit DBD.

    Alat ukur : Kuisioner

    Cara ukur : Sikap responden diukur melalui 3 pertanyaan tentang penyakit DBD, resiko terkena DBD dan pencegahan DBD dengan skala likert. Masing-masing pilihan jawaban diberi skor 1,2,3,4 dan 5. Sehingga skor tertinggi adalah 15.

    Hasil ukur : Selanjutnya, menurut Shuaib et al (2010) sikap seseorang dianggap baik jika mampu menjawab 80% dari pertanyaan. Sehingga penilaian sikap dikategorikan sebagai berikut :1. Baik, jika nilai 80 % (skor 12)2. Kurang, jika nilai < 80 % ( skor < 12)

    Skala : Ordinal

  • Definisi Operasional * Perilaku Orang TuaDefinisi : Upaya yang dilakukan oleh orang tua untuk mencegah kejadian penyakit DBD pada anak.Alat ukur : KuisionerCara ukur : Perilaku responden diukur melalui 12 pertanyaan tentang penyakit DBD meliputi pencegahan penyakit DBD. Jika jawaban benar maka diberi skor 1. Jika jawaban salah maka diberi skor 0. Sehingga skor tertinggi adalah 12.Hasil ukur : Selanjutnya, menurut Shuaib et al (2010) perilaku pencegahan seseorang dianggap baik jika mampu menjawab 80% dari pertanyaan. Sehingga penilaian perilaku dikategorikan sebagai berikut :1. Baik, jika nilai 80 % ( skor 10 )2. Kurang, jika nilai < 80 % ( skor < 10 )Skala: Ordinal

  • Instrumen dalam penelitian : kuesioner dari penelitian Shuaib et al (2010) dengan judul Knowledge, attitude and practices regarding dengue infection in Westmoreland, Jamaica

    Total pertanyaan = 38 pertanyaan -variabel pengetahuan terdiri dari 23 pertanyaan-variabel sikap terdiri dari 3 pertanyaan -variabel perilaku terdiri dari 12 pertanyaan.

    Kuesioner tersebut telah diuji kualitas datanya dengan uji validitas dan reliabilitas.

    *

  • *Cara Analisis

    Analisis univariatAnalisis bivariat

  • Kerangka Operasional*

  • *

  • *

  • *Penelitian ini dilaksanakan dengan menghormati martabat subjek sebagai manusia.

    Penelitian diharapkan memberikan manfaat pada masyarakat.

    Tidak ada risiko pada responden yang diakibatkan penelitian ini.

    Tidak ada paksaan kepada responden dalam mengikuti penelitian.

    Kerahasiaan data reponden penelitian akan terjaga.

    Peneliti akan menyampaikan secara jujur mengenai penelitian.

  • Daftar Pustaka*Candra, A. 2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko Penularan. Aspirator 2 (2), hal.110Depkes RI. 2010. Buletin Jendela Epidemiologi. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta, hal. 5Fathi, Keman, S. dan Wahyuni, C.U. 2005. Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Penularan Demam Berdarah Di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan 2 (1), hal.2Ginanjar, G. 2007. Apa yang Dokter Anda Tidak Katakan tentang Demam Berdarah. B First. Jakarta, Indonesia, hal.11-27Heraswati, D.N. dan Kusumawati, Y. 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Kepala Keluarga Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Desa Gondang Tani Wilayah Kerja Puskesmas Gondang Kabupaten Sragen. Jurnal yang tidak dipublikasikan, hal 4-5IDAI. 2008. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis edisi 2. Badan Penerbit IDAI. Jakarta, Indonesia, hal. 155-180Karyanti, M.R. dan Hadinegoro, S.R. 2009. Perubahan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Di Indonesia. Sari Pediatri 10 (6), hal. 424-425Nelson WE., Kligman R. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 5 Vol.2. Alih bahasa. Samik Wahab. EGC. Jakarta, Indonesia, hal. 1135Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta, Indonesia, hal.133-151

  • *Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta, Indonesia, hal.37-41Pujiyanti, A. dan Triratnawati A. 2011. Pengetahuan dan Pengalaman Ibu Rumah Tangga atas Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Makara Kesehatan 15 (1), hal.7Shuaib, F., Todd, D., Campbell-Stennett, D., Ehiri J. And Jolly, P.E. 2010. Knowledge, attitude and practices regarding dengue infection in Westmoreland, Jamaica. West Indian Med J. 59 (2). (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2996104/?report=classic Diakses 14 September 2014).Sigarlaki, H.J.O. 2007. Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Ibu Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue. Berita Kedokteran Masyarakat 23 (3), hal. 148-149Soegijanto S. 2006. Patogenesa dan Perubahan Patofisiologi Infeksi Virus Dengue. (http://old.pediatrik.com/buletin/20060220-8ma2gi-buletin.pdf Diakses 14 September 2014).Sudjana, P. 2010. Diagnosa dini Penderita Demam Berdarah Dengue Dewasa. Buletin Jendela Epidemiologi, Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta, hal. 22-23WHO. 1997. Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention And Control Ed.2. World Health Organization. GenevaWidoyono. 2008. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya. Erlangga. Jakarta, Indonesia, hal.64-65

  • *Terima Kasih

    ***peneliti adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian serta berkontribusi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.bahan rujukan dan pembanding untuk penelitian selanjutnya.sumber pengetahuan dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua mengenai penyakit DBD dengan kejadian penyakit DBD**Dalam teori atau hipotesis infeksi sekunder disebutkan, bila seseorang mendapatkan infeksi sekunder oleh satu serotipe virus dengue, akan terjadi proses kekebalan terhadap infeksi serotipe virus dengue tersebut untuk jangka waktu yang lama. Tetapi jika orang tersebut mendapatkan infeksi sekunder oleh serotipe virus dengue lainnya, maka akan terjadi infeksi yang berat. Anak di bawah usia 2 tahun yang lahir dari ibu yang terinfeksi virus dengue dan terjadi infeksi dari ibu ke anak, dalam tubuh anak tersebut terjadi non neutralizing antibodies akibat adanya infeksi yang persisten. Akibatnya, bila terjadi infeksi virus dengue pada anak tersebut, maka akan langsung terjadi proses enhancing yang akan memacu makrofag mudah terinfeksi dan teraktifasi dan mengeluarkan IL-1, IL-6 dan TNF alpha juga PAF .*AS menaburkan larvasida pada ke dalam penampungan air yang positif jentik FF 1 RW insektida (malation, losban)PJB (3 bulan sekali, sampel 100 rumah/desa/kelurahan) untuk melihat angka kepadatan jentik atau house index (HI)

    Penyuluhan penyebab, gejala dan pencegahan

    ***1. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi terjangkau yang datang ke tempat penelitian saat pengambilan data.2. Kriteria formula yang digunakan untuk menghitungg jumlah sampel minimal adalah3. Consecutive sampling, diambil secara berurutan dan memenuhi semua kriteria pemilihan sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi. *Analisis UnivariatTujuannya adl mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. disajikan dalam bentuk tekstual dan tabel.Analisis Bivariat Untuk mengetahui hubungan atau kekuatan risiko (Prevalence Ratio/PR) antara variabel independent dengan variabel dependent dengan menggunakan uji chi-square

    Alpha : 0,05p value alpa ada hubungan bermaknaP value alpha tidak ada hubungan bermakna

    OR = ad/bcOR=1 tidak ada asosiasiOR > 1 ada asosiasi +OR < 1 ada asosias

    PR = risiko relative utk cross sectional (prevalence = merata, ratio = perbandingan)PR = a/a+b//c/a+dAnalisis MultivariatUntuk melihat atau mempelajari hubungan beberapa variabel dan mengetahui pengaruh paparan secara bersama-sama dari beberapa faktor yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan berat badan anak usia 6-24 bulan. Regresi logistik karena variabel dependen dan independen dalam penelitian ini berbentuk nominal.

    *****