contoh pungutan desa

10
LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 1985 SERI D ========================================================= ==== PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR : 6 TAHUN 1985 (6/1985) TENTANG PUNGUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat Desa secara berdayaguna dan berhasilguna diperlukan tersedianya dana yang memadai bagi tiap- tiap Desa, baik yang bersumber dari pendapatan asli Desa maupun yang bersumber bantuan dari Pemerintah Tingkat Atasan; b. bahwa pungutan Desa adalah satu sumber pendapatan asli Desa yang trcantum dalam Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 1 Tahun 1982 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa, Pengurusan dan Pengawasannya, yang dapat dipungut dari Warga Desa; c. bahwa pungutan Desa dimaksud telah diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1982 tentang Pungutan Desa, yang berdasarkan Peraturan ini jenis dan bentuk pungutan Desa ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat I; d. bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas dipandang perlu segera ditetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Pungutan Desa. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah;

Upload: apihanas

Post on 05-Sep-2015

32 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

swt

TRANSCRIPT

LEMBARAN DAERAH

LEMBARAN DAERAHPROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTANOMOR 68 TAHUN 1985 SERI D=============================================================PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWAYOGYAKARTA (PERDA DIY)NOMOR : 6 TAHUN 1985 (6/1985)TENTANGPUNGUTAN DESADENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAGUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Menimbang : a.bahwa dalam rangka peningkatan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat Desa secara berdayaguna dan berhasilguna diperlukan tersedianya dana yang memadai bagi tiap-tiap Desa, baik yang bersumber dari pendapatan asli Desa maupun yang bersumber bantuan dari Pemerintah Tingkat Atasan;b. bahwa pungutan Desa adalah satu sumber pendapatan asli Desa yang trcantum dalam Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 1 Tahun 1982 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa, Pengurusan dan Pengawasannya, yang dapat dipungut dari Warga Desa;c. bahwa pungutan Desa dimaksud telah diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1982 tentang Pungutan Desa, yang berdasarkan Peraturan ini jenis dan bentuk pungutan Desa ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat I;d. bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas dipandang perlu segera ditetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Pungutan Desa.Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1959;3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang atau Barang jo Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1980;4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa;5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1981 tentang Keputusan Desa;6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 1982 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa, Pengurusan dan Pengawasannya;7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1982 tentang Pungutan Desa;8. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 10 Tahun 1984 tentang Keputusan Desa.

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.MEMUTUSKAN:Menetapkan :PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG PUNGUTAN DESA.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :a. Gubernur ialah Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta;b. Bupati ialah Bupati Kepala Daerah Tingkat II yang wilayahnya meliputi Desa yang bersangkutan;c. Camat ialah Kepala Wilayah Kecamatan yang wilayahnya meliputi Desa yang bersangkutan;d. Desa ialah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia;e Pemerintah Desa ialah : a. Kepala Desa;b. Lembaga Musyawarah Desa;f. Keputusan Desa adalah semua keputusan-keputusan yang telah ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dimusyawarahkan/ dimufakatkan dengan Lembaga Musyawarah Desa serta telah mendapatkan pengesahan dari Bupati;g. Pungutan Desa adalah segala pungutan baik berupa uang maupun benda dan atau barang yang dilakukan oleh Pemerintah Desa terhadap masyarakat Desa berdasarkan pertimbangan kemampuan sosial ekonomi masyarakat di Desa yang ditetapkan melalui Keputusan Desa dalam rangka peningkatan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Desa.

BAB IIPUNGUTAN DESA

Pasal 2Untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan, Pemerintah Desa memiliki sumber pendapatan yang berasal dari pungutan Desa.

BAB IIIJENIS DAN BENTUK PUNGUTAN DESA

Pasal 3Jenis Pungutan Desa antara lain adalah :1. Biaya ganti cetak blangko;2. Biaya legalisasi;3. Dana peralihan hak;4. Dana pemeliharaan prasarana/sarana Desa;5. Dana pembangunan Desa;6. Pungutan atas jasa/manfaat yang diberikan oleh Desa.

Pasal 4Bentuk pungutan Desa dapat berupa uang atau benda dan atau barang.

BAB IVKEWENANGAN PELAKSANAAN PUNGUTAN DESA

Pasal 5(1) Pemerintah Desa mempunyai kewenangan dalam pelaksanaan.pungutan Desa.(2) Pelaksanaan pungutan Desa sebagai dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh kepala Desa dibantu oleh Perangkat Desa atau Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa.

BAB VPENGESAHAN PUNGUTAN DESA

Pasal 6(1) Ketentuan besarnya pungutan dan pelaksanaan penarikan pungutan Desa sebagai dimaksud dalam pasal 3 ditetapkan dengan Keputusan Desa.(2) Keputusan Desa mengenai pungutan Desa sebagai dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam satu tahun anggaran;(3) Keputusan Desa sebagai dimaksud dalam ayat (1) berlaku setelah mendapatkan pengesangan dari Bupati.

Pasal 7(1) Pungutan Desa untuk kegiatan sosial tertentu dan bersifat mendesak dapat dilakukan dengan Keputusan Kepala Desa;(2) Keputusan Kepala Desa sebagai dimaksud dalam ayat (1) diberitahukan kepada Lembaga Musyawarah Desa untuk mendapat persetujuan;(3) Pelaksanaan Keputusan Kepala Desa sebagai dimaksud dalam ayat (2) dilaporkan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat untuk memperoleh pengesahan.

BAB IVPENGURUSAN PUNGUTAN DESA

Pasal 8(1) Perencanaan penggunaan dan pengurusan pungutan Desa sebagai dimaksud dalam pasal 3 ditetapkan dalam Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Desa.(2) Semua pendapatan yang berasal dari pungutan Desa sebagai dimaksud dalam pasal 3 dimasukkan dalam Kas Desa.(3) Pungutan Desa sebagai dimaksud dalam pasal 7 tidak dibenarkan dipergunakan untuk membiayai kegiatan lain dari tujuan yang telah dimufakati bersama dengan Lembaga Musyawarah Desa.(4) Hasil pungutan Desa sebagai dimaksud dalam pasal 6 dipergunakan untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di tingkat Desa.

Pasal 9Kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan pungutan Desa dilakukan melalui administrasi yang tertib dan teratur serta dapat dipertanggungjawabkan.

BAB VIIPERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 10Dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan pungutan Desa, Kepala Desa :a. Bertanggungjawab kepada Bupati melalui camat;b. Menyampaikan keterangan pertanggungjawaban kepada Lembaga Musyawarah Desa.

BAB VIIIPENGAWASAN

Pasal 11Pengawasan terhadap kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan pungutan Desa dilakukan oleh Bupati atau Pejabat lain yang ditunjuk olehnya.

BAB IXKETENTUAN PENUTUP

Pasal 12Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan yang mengatur mengenai pungutan Desa dan ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan Pertauran Daerah ini, dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 13Hal-hal yang belum diatur di dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur kemudian dengan Keputusan Gubernur.

Pasal 14Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Yogyakarta, 15 Mei 1985DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH WAKIL GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YOGYAKARTA Ketua, ttd. ttd. DRS. SOEWARDI POESPOJO PAKU ALAM VIII

Diundangkan dalam Lembaran Peraturan Daerah ini telah Daerah Propinsi Daerah disahkan dengan Keputusan Istimewa Yogyakarta Menteri Dalam Negeri. Seri : D Nomor : 140.34 - 1176Nomor : 68 Tanggal : 19 Agustus 1985Tanggal : 3 Oktober 1985

SEKRETARIS WILAYAH / DAERAHPROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.ttd.DRS. SOEMIDJANNIP. : 010063425PENJELASANPERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWAYOGYAKARTA (PERDA DIY)NOMOR 6 TAHUN 1985TENTANGPUNGUTAN DESA

I. PENJELASAN UMUM :Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Desa, berdasarkan perkembangannya merupakan kesatuan masyarakat termasuk didalamnya kesatuan masyarakat hukum yang meliputi berbagai aspek kehidupan dan penghidupan. Eksistensi Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum, dilestarikan di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979.tentang Pemerintah Desa. Bahkan di dalam Penjelasan Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa Undang-Undang ini hanya mengatur dari segi pemerintahannya, sedangkan adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di dalam Desa tersebut masih diakui sepanjang tidak menghambat jalannya pembangunan. Didalam kedudukan sebagai kesatuan masyarakat hukum, kepada Desa diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri yang secara historis telah ada dan berkembang sebagaimana yang terjadi selama ini.Dengan berhasilnya pembangunan Desa di seluruh Indonesia berarti sebagian terbesar Rakyat telah berhasil melaksanakan pembangunan nasional. Tentu saja keberhasilan Desa dalam melaksanakan pembangunan tersebut tidak terlepas dari kemampuan Desa, dalam hal ini tersedianya dana yang memadai yang digali oleh, dari dan untuk masyarakat Desa bersangkutan, melalui sumber pendapatan yang disebut Pungutan Desa. Dalam hal pungutan Desa inilah Pemerintah Desa yang terdiri dari kepala Desa bersama Lembaga Musyawarah Desa merupakan aparat Desa yang berperan besar dalam pengurusannya.Agar segala sesuatunya berjalan sah dan lancar kepada Pemerintah Desa yang bersangkutan diberi kewenangan pengurusannya. Di samping itu Pemerintah Desa memperoleh pula dana dari subsidi/bantuan Pemerintah atasan. Demi keseragaman dan kepastian hukum kiranya perlu ditetapkan jenis dan bentuk pungutan Desa yang diperbolehkan dipungut oleh Desa. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1982 tentang Pungutan Desa, penetapan jenis dan bentuk serta prosedur pungutan Desa perlu ditetapkan Peraturan Daerah Tingkat I. Dan oleh karena itulah maka perlu ditetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Pungutan Desa.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL :Pasal 1 dan 2 : Cukup jelas.Pasal 3 ayat (1) : Yang dimaksud dengan biaya ganti cetak blangko adalah pungutan untuk membayar blangko-blangko surat keterangan yang dikeluarkan oleh Desa seperti :- Surat Keterangan Kelahiran;- Surat Keterangan Kematian;- Surat Keterangan Kelakuan Baik;- Surat Keterangan Pindah Tempat;- Surat Keterangan lain-lain;ayat (2) : Biaya Legalisasi ialah Pungutan yang dilaksanakan oleh Desa dalam.hal pemberian rekomendasi untuk :- Permohonan izin keramaian;- Permohonan izin Usaha;- Permohonan permintaan kredit;- Permohonan izin bangunan;- Lain-lain keperluan yang harus diketahui oleh Kepala Desa.ayat (3) : Dana Peralihan Hak adalah yang dipungut atas transaksi-transaksi peralihan hak baik benda bergerak maupun tidak bergerak yang ditangani dan atau harus diketahui oleh Kepala Desa.ayat (4) : Dana Pemeliharaan Prasarana/Sarana Desa adalah Pungutan yang dilaksanakan terhadap penggunaan Prasarana/sarana Desa berupa :- Gedung serba guna;- Gedung/lapangan Olah Raga;- Jalan/Jembatan Desa;- Dan lain-lain bangunan milik Desa.ayat (5) : Dana Pembangunan Desa yaitu :Pungutan dari masyarakat Desa untuk kepentingan Pembangunan Desa.ayat (6) : Pungutan atas jasa/manfaat yang diberikan/disediakan oleh Desa antara lain :- Penggunaan pasar/kios Desa;- Titipan sepeda/kendaraan bermotor;- Penghiasan kubur dan biaya penggunaan tanah kubur bagi bukan warga Desa.Pasal 4 : Bentuk pungutan berupa benda atau barang antara lain berupa hasil pertanian bahan-bahan bangunan lain-lain.Pasal 5 ayat (1): Cukup jelas.ayat (2) : - Organisasi-organisasi kemasyarakatan yang ada di Desa tidak dibenarkan melakukan pungutan Desa.- Pengertian Perangkat Desa adalah berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 jo.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1981 ialah :a. Sekretariat Desa;b. Kepala-kepala Dusun.Pasal 6 : Cukup jelas.Pasal 7 ayat (1) : Yang dimaksud dengan kegiatan sosial tertentu dan bersifat mendesak adalah kegiatan untuk mengatasi peristiwa-peristiwa yang terjadi tiba-tiba, yang memerlukan tindakan yang cepat dan tepat seperti :- Bencana Alam;- Wabah penyakit;- Kebakaran;- Perampokan;- Dan lain-lain;ayat (2) ; Cukup jelas.Pasal 8 dan 9 : Cukup jelasPasal 10 : Bentuk dan tata cara pertanggungjawaban dan keterangan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Pasal 11 : Pengawasan dimaksud adalah pengawasan melekat dengan tidak mengurangi kewenangan aparat pengawasan lain dalam melaksanakan tugas.Pasal 12 s/d 14 : Cukup jelas.