contoh proposal skripsi

23
PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PERBANKAN SYARIAH (Studi Kasus BSM Cabang Bogor) PROPOSAL PENELITIAN Oleh: MUHAMMAD YUSUF | 41202077 | MPS12B Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Pengganti Ujian Akhir Semister (UAS) Pada Materi Kuliah “Metodologi Penelitian” Setiawan NIM 41102156 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM SEBI 1435 H / 2014 M

Upload: yusuf-darismah

Post on 19-Jul-2015

3.930 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh proposal skripsi

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PERBANKAN SYARIAH

(Studi Kasus BSM Cabang Bogor)

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:

“MUHAMMAD YUSUF | 41202077 | MPS12B”

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Pengganti Ujian Akhir Semister (UAS) Pada

Materi Kuliah “Metodologi Penelitian”

Setiawan

NIM 41102156

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM SEBI

1435 H / 2014 M

Page 2: Contoh proposal skripsi

A. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi islam di Indonesia ditandai dengan hadirnya Bank Muamalat

Indonesia yang resmi beroperasi tahun 1992. Pada saat krisis 1998, bank muamalat sebagai

bank syariah pertama bebas bunga mampu bertahan menghadapi krisis yang menimpa

Indonesia, dan sejak saat itu bank syariah terus mengalami pertumbuhan yang relatif cepat.

Kemudian pada krisis global 2008, bank syariah kembali menunjukkan ketahanannya dengan

tidak terlalu terpengaruh imbas krisis tersebut. Pembiayaan yang masih di dominasi pada

aktivitas ekonomi domestik dan tingkat sofistikasi transaksi yang rendah merupakan dua (2)

faktor yang dinilai menyelamatkan bank syariah dari krisis (BI, 2010).

Pada september 2014, telah ada 11 Bank Umum Syariah (BUS), 23 Unit Usaha Syariah

(UUS) dan 163 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang beroperasi. Selain itu, total

aset bank syariah tumbuh relatif stabil, september 2014 total aset bank syariah (BUS dan

UUS) telah mencapai Rp. 252.219 miliar (SPS.BI, 2014). Industri bank syariah mampu

menunjukkan akselerasi pertumbuhan yang tinggi dengan rata-rata 40,2 % pertahun dari

tahun 2007-2011. Sedangkan rata-rata pertumbuhan aset bank syariah dinegara lain hanya

sekitar 10-15 % pertahun (Alamsyah, 2012). Sekalipun tumbuh pesat, market share bank

syariah masih kecil jika dibandingkan dengan perbankan konvensional atau masih kisaran

angka 4 % (SPS.BI, 2014).

Perkembangan bank syariah merupakan dimensi baru industri perbankan. Bank syariah

hadir sebagai solusi dari sistim perbankan konvensional yang berbasis bunga (Algould &

Lewis, 2001). Oleh karena itu, sudah seharusnya bank syariah menjalankan kegiatan

usahanya berdasarkan kepada prinsip-prinsip syariah. Menurut Algould & Lewis (2001),

corporate governance pada bank syariah mempunyai peranan penting untuk mewujudkan

kepatuhan terhadap prinsip syariah. Untuk itu, AAOIFI (2001) dan IFSB (2009) telah

mengeluarkan standar governance dan panduan corporate governance bagi LKS untuk

mewujudkan pemenuhan prinsip syariah pada bank syariah. Sementara itu di Indonesia,

dalam rangka membangun industri perbankan syariah yang sehat dan tangguh pasca UU No.

21 tahun 2008, BI menetapkan peraturan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS). Terdapat perbedaan

pelaksanaan antara GCG Bank Konvensional dan Syariah yaitu keharusan bagi perbankan

syariah untuk memenuhi prinsip syariah (sharia compliance). Hal inilah yang secara

fundamental membedakan antara bank syariah dengan bank konvensional.

Page 3: Contoh proposal skripsi

Bank syariah memiliki tanggung jawab kepada stakeholder untuk menjelaskan dan

meyakinkan bahwa produk, jasa & operasional kegiatannya telah sesuai dengan prinsip

syariah. Tidak terpenuhinya prinsip sharia complience akan menghadapkan bank syariah

pada risiko reputasi (Sharing, 2012). (Izhar, 2010) menjelaskan bahwa risiko reputasi akan

menghadapkan bank syariah pada risiko yang lebih besar yaitu withdrawal risk dimana

deposan-deposan idiologis akan menarik dananya dari bank syariah yang kemudian akan

menyebabkan systemic risk dimana deposan-deposan rasional juga akan ikut menarik

dananya karena hilangnya kepercayaan terhadap bank syariah. Dalam pandangan masyarakat,

pemenuhan prinsip syariah merupakan inti dari integritas dan kredibilitas bank syariah (IFSB,

2009).

Risiko utama bank syariah adalah kegagalan dalam merepresentasikan kesyariahannya.

Risiko tersebut timbul akibat pelanggaran terhadap ketentuan prinsip syariah yang melekat di

seluruh transaksi perbankan syariah dan berkaitan dengan pengawasan yang dilakukan oleh

pengawas syariah (BI & IAI, 2005). Oleh karena itu, pemenuhan prinsip syariah bagi bank

syariah sangatlah penting.

Di Indonesia, kepatuhan terhadap prinsip syariah diatur dalam Peraturan Bank

Indonesia No. 06/24/PBI/2004 tentang Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan

Berdasarkan Prinsip Syariah, UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas & UU No.

21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Keharusan pemenuhan prinsip syariah

berimplikasi pada keharusan adanya pengawasan terhadap pelaksanaan kepatuhan tersebut.

Dimana pengawasan bertujuan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya

mengenai pelaksanaan tugas dan kegiatan, apakah sudah sesuai semestinya (yang ditetapkan)

atau tidak (Harahap, 1992a). Pengawasan sendiri meliputi aspek pembinaan, pengendalian,

dan pemeriksaan terhadap sesuatu yang menjadi objek pengawasan (Wiryanto, 2001).

Dalam UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 12 disebutkan bahwa

prinsip syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa

yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang

syariah. Kemudian dijelaskan dalam pasal 26 ayat 2 bahwa prinsip syariah yang dimaksud

adalah sebagaimana yang di fatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam hal ini

Dewan Syariah Nasional (DSN).

Page 4: Contoh proposal skripsi

Fungsi pengawasan syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS). Dalam

UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 109 ayat 1 dijelaskan bahwa

Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah selain mempunyai

dewan komisaris wajib mempunyai DPS. Kemudian dalam ayat 2 dijelaskan bahwa DPS

terdiri dari seorang ahli syariah dan pada ayat 3 dijelaskan bahwa DPS bertugas memberikan

nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan perseroan agar sesuai dengan

prinsip syariah. Peraturan diatas diperkuat oleh UU No. 21 tahun 2008 dengan menjelaskan

bahwa DPS wajib dibentuk oleh bank umum syariah dan unit usaha syariah

DPS memainkan peranan penting dalam menjamin pemenuhan prinsip syariah pada

produk, jasa, dan kegiatan usaha bank syariah. Menurut (Masliana, 2011), setidaknya ada 3

alasan penting kenapa DPS berperan dalam mengembangkan bank syariah, yaitu:

1. Menentukan tingkat kredibilitas bank syariah,

2. Peran utama dalam menciptakan jaminan kepatuhan syariah (sharia compliance), dan

3. Salah satu pilar pelaksanaan GCG bank syariah.

Oleh karena itu, peran DPS dalam bank syariah harus memiliki kedudukan yang kuat

dan kompetensi yang memadai sehingga mampu menciptakan perbankan syariah yang sehat

dan patuh terhadap prinsip syariah. Kondisi tersebut untuk menjaga citera bank syariah yang

dijalankan sesuai dengan prinsip syariah.menurut (Sutedi, 2009), ada beberapa indikator

kualitatif yang dapat digunakan untuk mengukur kepatuhan bank syariah terhadap prinsip

syariah, yaitu:

1. Memastikan akad dan kontrak yang digunakan baik dalam penghimpunan dana

ataupun penyaluran dana telah sesuai dengan prinsip syariah,

2. Memastikan seluruh transaksi dan aktivitas ekonomi dilaporkan sesuai dengan standar

akuntansi syariah yang berlaku,

3. Memastikan lingkungan kerja dan corporate culture sesuai dengan prinsip syariah,

4. Memastikan sember dana berasal dari sumber yang sah dan sesuai dengan syariah,

5. Memastikan bisnis dan usaha yang dibiayai tidak bertentangan dengan prinsip

syariah, dan

Page 5: Contoh proposal skripsi

6. Memastikan dana zakat dihitung, dibayar, dan dikelola sesuai dengan aturan dan

prinsip syariah.

DPS dalam melaksanakan kegiatannya mengacu kepada fatwa DSN untuk menilai

apakah bank syariah telah memenuhi prinsip syariah dalam produk, jasa dan kegiatan

usahanya. AAOIFI (2001) telah mengatur peran, penetapan standar pengangkatan dan

komposisi DPS di bank syariah. Dalam standar tersebut, pengangkatan DPS harus dilakukan

melalui rapat pemegang saham dan minimal anggota DPS terdiri dari 3 orang. Standar

tersebut dimaksudkan agar DPS bebas dari tekanan yang tidak semestinya. Selain AAOIFI

(IFSB, 2009) juga sudah mengeluarkan panduan pelaksanaan prinsip sharia governance

dalam bank syariah. Dalam panduan tersebut dijelaskan bahwa tugas DPS meliputi ex-ante

dan ex-post atas setiap kegiatan bank syariah untuk memastikan pemenuhan prinsip syariah.

Standar dan panduan AAOIFI dan IFSB tidak diterapkan secara penuh di Indonesia,

Indonesia berdasarkan PBI No. 11/33/PBI/2009 telah memiliki aturan tersendiri tentang

peran DPS.

Pengawasan ex-ante adalah pengawasan pada saat bank syariah mempersiapkan produk

baru untuk ditawarkan kepada masyarakat dimana produk tersebut harus dipastikan telah

sesuai dengan prinsip syariah, baik dari segi pengelolaannya, persyaratan, dan akad yang

digunakan. Sedangkan pengawasan ex-post adalah pengawasan setelah produk disetujui dan

ditawarkan ke masyarakat untuk memastikan bahwa produk tersebut telah dijalankan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku (Ilhami, 2009). DPS mempunyai peranan penting dalam

mengawasi dan menciptakan perbankan syariah yang patuh terhadap prinsip-prinsip syariah

dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Selain dari pengawasan syariah terhadap perbankan syariah, tidak kalah pentingnya lagi

adalah pengawasan internal Bank itu sendiri, untuk mencegah terjadinya pentimpangan-

penyimpangan yang dilakukah oleh pegawai itu sendiri.

Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, mengatakan kontrol internal di perbankan

harus kuat untuk mencegah terjadinya penyimpangan di perbankan.

"Yang paling utama adalah kontrol internal bank itu sendiri. Yang kedua adalah audit

dari akuntan publik di lapis kedua. Yang ketiga baru pengawasan Bank Indonesia," kata

Darmin di Jakarta, Rabu.

Page 6: Contoh proposal skripsi

Selama ini industri perbankan kurang fokus terhadap persoalan manajemen risiko,

seperti risiko operasional yang muncul akibat tidak ketatnya pengawasan mengawal prosedur

standar operasional (Darmin, BI). Menurutnya, BI akan segera mengkomunikasikan

persoalan lemahnya pengelolaan manajemen risiko ini dengan perbankan, terutama untuk

tidak mengabaikan prosedur standar operasional dibalik kecanggihan pemasaran produk dan

layanan perbankan.

Dengan banyaknya kasus-kasus perbankan belakangan ini, BI telah melakukan

peninjauan kembali berbagai kebijakan perbankan karena selama ini hanya fokus pada

kesehatan bank namun melupakan masalah-masalah operasional.

Seperti yang terjadi kasus pembobolan kredit di Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang

Utama Bogor yang merupakan kejahatan terorganisir. Kepala Cabang Utama BSM

Bogor M Agustinus Masrie bersekongkol dengan Kepala Cabang Pembantu Bank Syariah

Mandiri Bogor Chaerulli Hermawan, serta Accaounting Officer Bank Syariah Mandiri Bogor

John Lopulisa untuk memuluskan pencairan uang sebesar Rp 102 miliar.

"Sementara yang bisa disampaikan bahwa dugaan pidana adalah terjadi penyimpangan

pemberian fasilitas pembiayaan terhadap 197 nasabah secara fiktif dengan total kredit Rp 102

miliar dan potensi kerugiannya Rp 59 miliar," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol

Ronny Franky Sompie di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2013).

Hal seperti ini tidak hanya terjadi pada Bank Syariah Mandiri Bogor, tapi masih banyak

lagi kasus-kasu yang serupa terjadi pada Bank-bank yang lain.

Dari uraian permasalahan diatas, penulis merasa tertarik untuk membahas

permasalahan mengenai pembobolan perbankan, apalagi hal ini terjadi pada perbankan

syariah itu sendiri dan dilakukan oleh para pengawainya sendiri. Dan salah satu faktor

penyebabnya adalah lemahnya perhatian atau pengawasan internal pada bank, lebih kepada

oprasional sehari-hari. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul: PENGARUH

PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PERBANKAN SYARIAH (Studi

Kasus BSM Cabang Bogor)

Page 7: Contoh proposal skripsi

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah;

1. Adakah pengaruh pengawasan terhadap kinerja pegawai pada perbankan syariah ?

2. Seberapa besar pengaruh pengawasan terhadap kinerja pegawai pada perbankan

syariah ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dan ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengawasan terhadap kinerja pegawai pada

pada perbankan syariah.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengawasan terhadap kinerja pegawai

pada pada perbankan syariah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang baik adalah penelitian yang memiliki manfaat dalam pengembangan

suatu bidang keilmuan baik secara praktis maupun teoritis. Adapun manfaat yang dapat

diambil dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan wadah untuk mengejawantahkan ilmu yang

sudah didapat oleh penulis dan salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan

studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI).

2. Bagi regulator, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan acuan dan pertimbangan

untuk membuat aturan dalam rangka meningkatkan dan menguatkan system

pengawasan pada perbankan syariah.

3. Bagi masyarakat umum, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan kajian

mengenai system pengawasan pada perbankan syariah.

E. Batasan Penelitian

Batasan penelitian bertujuan untuk memberikan batasan-batasan pada penelitian

sehingga pembahasannya tidak meluas dan tetap fokus pada menjawab pertanyaan penelitian.

Page 8: Contoh proposal skripsi

Oleh karena itu, penelitian ini terbatas hanya pada sistem pengawasan pada perbankan

syariah. Penelitian ini tidak membahas sistem pengawasan perbankan syariah di lembaga

keuangan syariah non bank sekalipun mungkin memiliki beberapa persamaan.

F. Landasan Teori

1. Pengertian Pengawasan

Menurut Moekijat, pengawasan adalah hal yang dilakukan, artinya hasil pekerjaan,

menilai hasil pekerjaan tersebut, dan apabila perlu mengadakan tindakan-tindakan perbaikan

sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana (Moekijat, 1990:80). Sedangkan menurut

Soewarno Handayaningrat “pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksinya bila

perlu dengan maksud supaya pekerjaan sesuai dengan rencana semula”. (Handayaningrat,

1985:142).

Pengawasan kerja adalah kegiatan manajer yang mengharuskan atau mengusahakan

agar pekerjaan terlaksananya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan atau hasil yang

dikehendaki (Lubis, 1985: 154). Pendapat lain menyatakan bahwa pengawasan adalah

penilaian koreksi atas pelaksanaan kerja yang dilakukan oleh bawahan dengan maksud untuk

mendapatkan keyakinan untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan dan rencana-rencana yang

digunakan untuk mencapainya harus dilaksanakan ( Harold Koontz dan Cyrril o’Donnel

dalam Lubis, 1985:156-157).

Pengawasan kerja adalah memilih orang yang tetap untuk setiap pekerjaan,

menimbulkan minat terhadap pekerjaannya pada tiap-tiap orang dan mengajarkan bagaimana

ia harus melakukan pekerjaannya, mengukur dan menilai hasil kerjanya untuk mendapatkan

keyakinan apakah pekerjaan itu telah dipahami dengan wajar.

Dari beberapa pendapat yang memberikan pengertian tentang pengawasan kerja maka

dapat disimpulkan bahwa pengawasan kerja merupakan salah satu pekerjaan yang

dilaksanakan dalam kegiatan manajerial untuk menjamin terealisasinya semua rencana yang

telah ditetapkan sebelumnya serta pengambilan tindakan perbaikan bila diperlukan.Tindakan

perbaikan diartikan tindakan yang diambil untuk menyesuaikan hasil pekerjaan dengan

standar. Tindakan perbaikan ini membutuhkan waktu dan proses agar terwujud untuk

mencapai hasil yang diinginkan. Karena laporan- laporan berkala sangat penting sebab dalam

laporan itu dapat diketahui situasi yang nyata. Apabila terjadi penyimpangan, tindakan

Page 9: Contoh proposal skripsi

perbaikan segera dapat diambil, sehingga kemungkinan resiko dan kerugian perusahaan dapat

diminimalkan.

2. Tujuan pengawasan

Tujuan utama dari pengawasan yaitu mengusahakan supaya apa yang

direncanakan menjadi kenyataan. Mencari dan memberitahu kelemahankelemahan

yang dihadapi. Adapun tujuan pengawasan menurut (Sukarna,

1993:112) antara lain:

a. Untuk mengetahui jalannya pekerjaan lancar atau tidak

b. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai

c. dan mengusahakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan yang serupa

atau timbulnya kesalahan baru.

d. Untuk mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam planning

terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah ditentukan.

e. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan biaya telah sesuai dengan program seperti

yang telah ditetapkan dalam planning atau tidak.

f. Untuk mengetahui hasil pekerjaan dengan membandingkan dengan apa yang telah

ditetapkan dalam rencana (standar) dan sebagai tambahan.

g. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan prosedur atau

kebijaksanaan yang telah ditentukan.

3. Tipe-tipe Pengawasan

a. Pengawasan Pendahuluan (Freedforward Control)

Bentuk pengawasan pra kerja ini dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah

atau penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungk inkan korelasi dibuat sebelum

tahap tertentu diselesaikan. Jadi pendekatan pengawasan ini lebih aktif dan agresif, dengan

mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu

masalah terjadi.

b. Pengawasan selama kegiatan berlangsung (Concurrent Control)

Pengawasan ini dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung. Pengawasan ini

merupakan proses dimana aspek tertentu dari dari suatu prosedur disetujui terlebih dahulu

sebelum kegiatan-kegiatan dilanjutkan atau menjadi semacam perala tan “Double Check”

yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.

c. Pengawasan umpan balik (Feedback Control)

Page 10: Contoh proposal skripsi

Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab

penyimpangan dari rencana atau standar yang telah ditentukan, dan penemuan-penemuan

diterapkan untuk kegiatankegiatan serupa dimasa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat

histories, pengukuran dilakukan setelah kegiatan terjadi (Handoko, 1991:361).

4. Proses Pengawasan

Proses pengawasan adalah serangkaian kegiatan didalam melaksanakan pengawasan

terhadap suatu tugas atau pekerjaan dalam suatu organisasi. Proses pengawasan terdiri dari

beberapa tindakan (langkah pokok) yang bersifat fundamental bagi semua pengawasan

menurut T. Hani handoko :

a. Penetapan standar pelaksanaan/perencanaan

Tahap pertama dalam pengawasan adalah menetapkan standar pelaksanaan, standar

mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai

patokan untuk penilaian hasil-hasil.

b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan

Penetapan standar akan sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur

pelaksanaan kegiatan nyata.Tahap kedua ini menentukan pengukuran pelaksanaan

kegiatan secara tepat.

c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan

Ada beberapa cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan yaitu: 1) Pengamatan.

2) Laporan-laporan baik lisan ataupun tertulis. 3) Metode-metode otomatis. 4)

Pengujian atau dengan pengambilan sampel.

d. Perbandingan pelaksanaan dengan standar analisis penyimpangan

Tahap kritis dari proses pengawasan adalah membandingkan pelaksanaan nyata

dengan pelaksanaan yang telah direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.

e. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan

Bila hasil analisa menunjukkan adanya tindakan koreksi, tindakan ini harus diambil.

Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standar mungkin diubah,

pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan.

Sementara itu Ranu Pandoyo merumuskan proses atau langkah- langkah pengawasan

meliputi:

a. Menentukan ukuran atau pedoman baku atau standar.

b. Mengadakan penilaian atau pengukuran terhadap pekerjaan yang sudah dikerjakan.

Page 11: Contoh proposal skripsi

c. Membandingkan antara pelaksanaan pekerjaan dengan ukuran atau pedoman baku

yang telah ditetapkan untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

d. Mengadakan perbaikan atau pembetulan atas penyimpangan yang terjadi, sehingga

pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan apa yang direncanakan. (Pandoyo,1990:109)

Dengan beberapa pendapat dari para ahli tersebut cukuplah jelas, yang dimaksud

dengan proses pengawasan yaitu serangkaian tindakan dalam mengadakan pengawasan.

Sedangkan langkah awal dari rangkaian tindakan yang tercantum dalam proses pengawasan

itu adalah menetapkan standar pengawasan dan yang dimaksud penyimpangan disini adalah

penyimpangan terhadap standar.

Dari proses pengawasan tersebut maka dapat diambil beberapa pernyataan dari

pendapat Pandoyo untuk dijadikan sebagai indikator yang dapat mengukur pengawasan yaitu:

1. Menentukan ukuran (pedoman baku standart) pelaksanaan/perencanaan Tahap pertama

dalam pengawasan adalah menetapkan ukuran standar pelaksanaan, standar mengandung

arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk

penilaian hasil-hasil.

2. Mengadakan penilaian atau pengukuran terhadap pekerjaan yang sudah dikerjakan yaitu

suatu penilaian yang dilakukan oleh pengawas dengan melihat hasil kerjanya dan laporan

tertulisnya.

3. Membandingkan antara pelaksanaan pekerjaan dengan ukuran atau pedoman baku yang

ditetapkan untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi saat bekerja.

4. Mengadakan perbaikan atau pembetulan atas penyimpangan yang terjadi, sehingga

pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan apa yang direncanakan. Melakukan tindakan

koreksi / perbaikan Bila hasil analisa menunjukkan adanya tindakan koreksi, tindakan

iniharus diambil. Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standar

mungkin diubah, pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan.

5. Teknik Pengawasan

Teknik pengawasan adalah cara melaksanakan pengawasan dengan terlebih dahulu

menentukan titik-titik pengawasan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai

keadaan keseluruhan kegiatan organisasi.

Teknik pengawasan menurut Manullang sebagai berikut:

a. Peninjauan pribadi

Page 12: Contoh proposal skripsi

Peninjauan pribadi adalah mengawasi dengan jalan meninjau secara pribadi, sehingga

dapat dilihat sendiri pelaksanaan pekerjaan.

b. Pengawasan melalui laporan lisan

Pengawasan ini dilakukan dengan mengumpulkan fakta- fakta melalui laporan lisan yang

diberikan bawahan, dilakukan dengan cara wawancara kepada orang-orang tertentu yang

dapat memberi gambaran dari hal-hal yang ingin diketahui terutama tentang hasil yang

sesungguhnya yang ingin dicapai bawahan.

c. Pengawasan melalui laporan tertulis

Merupakan suatu pertanggung jawaban bawahan kepada atasannya mengenai pekerjaan

yang dilaksanakan, sesuai dengan intruksi dan tugas-tugas yang diberikan.

d. Pengawasan melalui hal-hal yang bersifat khusus, didasarkankekecualian atau control by

exeption.

Merupakan sistem atau teknik pengawasan dimana ini ditujukan kepada soal-soal

kekecualian. Jadi pengawasan hanya dilakukan bila diterima laporan yang menunjukkan

adanya peristiwa-peristiwa istimewa.

6. Pengawasan Perbankan

Pengawasan dalam konteks perbankan adalah segala usaha dan kegiatan untuk

mengetahui dan menilai pelaksanaan kegiatan perbankan apakah telah sesuai dengan

semestinya (rencana) atau tidak dan usaha untuk menjaga kegiatan perbankan agar sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Wiryanto, 2001). Bank adalah lembaga

yang mengandalkan kepercayaan masyarakat. Hilangnya kepercayaan masyarakat akan

berdampak pada rush atau penarikan dana sehingga perbankan tidak bisa beroperasi. Oleh

karena itu, pengawasan bank adalah hal yang penting untuk menjaga kepentingan stakeholder

dan mewujudkan perbankan yang sehat. Menurut Shahdeini (1994) dalam (Wiryanto, 2001),

terdapat beberapa alasan kenapa diperlukan pengawasan secara khusus terhadap lembaga

perbankan dibandingkan lembaga keuangan lain, yaitu:

1. Lembaga perbankan termasuk bank syariah mempunyai posisi yang sangat strategis

dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan, perbankan adalah salah satu

penggerak roda perekonomian dan pendukung utama kebijakan moneter di Indonesia.

2. Bank adalah lembaga intermediasi yang menghimpun dana dari masyarakat surplus

dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat deficit. Jadi dana yang terdapat di

Page 13: Contoh proposal skripsi

perbankan adalah sebagian besar milik masyarakat dimana kepercayaan masyarakat

terhadap perbankan merupakan modal penting untuk menjaga eksistensi perbankan.

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankan

merupakan modal yang penting. Hal ini karena seandainya kepercayaan masyarakat hilang

maka akan menyebabkan hilangnya kesediaan masyarakat untuk menyimpan uangnya di

bank yang berakibat pada melemahnya kemampuan perbankan dalam menyediakan dana

untuk membiayai kegiatan perekonomian (Wiryanto, 2001). Oleh karena itu, tujuan

pengawasan pada perbankan sebetulnya adalah untuk mewujudkan perbankan yang sehat.

Menurut (Hidayati, 2008), pengawasan pada perbankan syariah dibagi menjadi dua (2), yaitu:

1. Pengawasan dari aspek keuangan, kepatuhan pada peraturan perbankan secara umum

dan prinsip kehati-hatian.

2. Pengawasan prinsip syariah dalam operasional perbankan.

Bank Indonesia sebagai bank sentral melakukan pengawasan eksternal terhadap bank

termasuk bank syariah terkait kepatuhan terhadap prinsip kehati-hatian. Kemudian DPS

berperan sebagai pengawas internal bank syariah terkait kepatuhan terhadap prinsip syariah.

a. Pengawasan Bank Indonesia

Bank Indonesia sebagai bank sentral mempunyai peran penting dan strategi dalam

mewujudkan sistim perbankan yang sehat dan efisien. Bank Indonesia mempunyai

kewenangan dan kewajiban untuk membina serta melakukan pengawasan terhadap seluruh

kelembagaan dan kegiatan perbankan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 29 ayat (1) UU

No. 10 tahun 1998 tentang perubaha atas UU No. 7 tahun 1992. Kemudian, dalam UU No. 21

tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 50 juga dijelaskan bahwa pembinaan dan

pengawasan bank syariah dan UUS dilakukan oleh Bank Indonesia.

Pengawasan perbankan akan selalu mengandung pengertian pembinaan karena

pengawasan menuntut adanya tindak lanjut dari hasil pengawasan. Oleh karena itu, istilah

pembinaan dan pengawasan dalam UU Perbankan sering digunakan secara berdampingan (Al

Amin, 2006). Tugas pembinaan dan pengawasan BI terhadap perbankan syariah diatur dalam

UU No. 21 tentang Perbankan Syariah pasal 50-54, dalam pasal 51 disebutkan bahwa:

Page 14: Contoh proposal skripsi

1) Bank Syariah dan UUS wajib memelihara tingkat kesehatan yang meliputi sekurang-

kurangnya mengenai kecukupan modal, kualitas asset, likuiditas, rentabilitas,

solvabilitas, kualitas manajemen yang menggambarkan kabalitias dalam aspek

keuangan, kepatuhan terhadap prinsip syariah dan prinsip manajemen islami, serta

aspek lainnya yang berhubungan dengan usaha bank syariah dan UUS.

2) Kiteria tingkat kesehatan dan ketentuan wajib yang harus dipenuhi oleh Bank Syariah

dan UUS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bank

Indonesia.

Kemudian pada pasal 52 dijelaskan bahwa:

1. Bank Syariah dan UUS wajib menyampaikan segala keterangan dan penjelasan

mengenai usahanya kepada Bank Indonesia menurut tata cara yang ditetapkan dalam

Peraturan Bank Indonesia.

2. Bank Syariah dan UUS atas permintaan Bank Indonesia wajib memberikan

kesempatan bagi pemeriksaan buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya, serta

wajib memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka memperoleh kebenaran

dari segala keterangan, dokumen, dan penjelasan yang dilaporkan oleh Bank Syariah

dan UUS yang bersangkutan.

3. Dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan

ayat (2), Bank Indonesia berwenang:

1) Memeriksa dan mengambil data/dokumen dari setiap tempat yang terkait dengan

Bank,

2) Memeriksa dan mengambil data/dokumen dan keterangan dari semua pihak bank

yang menurut penilaian Bank Indonesia memiliki pengaruh terhadap Bank, dan

3) Memerintahkan bank melakukan pemblokiran rekening tertentu, baik rekening

simpanan atau rekening pembiayaan.

Pengawasan perbankan saat ini sedang mengalami transisi dari BI sebagai bank sentral

ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK menggantikan BI dalam mengawasi perbankan yang

dianggap gagal (UGM & UI, 2010). Beralihnya pengawasan bank syariah dari BI ke OJK

Page 15: Contoh proposal skripsi

menimbulkan kehawatiran terhadap perkembangan perbankan syariah. Oleh karena itu, OJK

diminta dukung pengembangan perkembangan perbankan syariah (MES, IAEI, DSN & ABFI

Perbanas, 2012).

b. Transisi Pengawasan BI ke OJK

Pasca disahkannya UU No. 21 tahun 2011 tentang OJK maka fungsi pengawasan dan

pengaturan perbankan beralih dari BI ke OJK.Tahun 2013 merupakan tahun transisi

pengawasan perbankan termasuk bank syariah dari BI ke OJK. Dalam struktur organisasi

OJK yang dipresentasikan di (DPR, 2012), struktur kepala eksekutif perbankan terdiri dari 9

direktorat. Dari 9 direktorat tersebut ada satu direktorat khusus yang mengawasi perbankan

syariah yaitu Direktorat Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan Perbankan Syariah. Struktur

kepala eksekutif perbankan hamper tidak jauh berbeda dengan struktur direktorat dalam BI

kecuali hanya pemindahtugasan dari BI ke OJK dan penambahan dua direktorat baru dalam

OJK yaitu Direktorat Pengawasan Khusus dan Restrukturisasi Perbankan dan Direktorat

Pengembangan Pengawasan dan CMP (DPR, 2012).

Selain adanya Direktorat Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan Perbankan Syariah,

OJK juga membentuk Komite Keuangan Syariah dibawah anggota 9 Ex-Officio Kementerian

Keuangan pada tahun 2013 (Haddad, 2012). Komite Keuangan Syariah meliputi perbankan

syariah, pasar modal syariah, dan keuangan syariah lainnya.Perbankan syariah sebagai sub

komite keuangan syariah menggantikan peran Komite Perbankan Syaria h yang sebelumnya

telah ada di BI (Haddad, 2012). Dengan demikian, pengawasan perbankan syariah

selanjutnya berada dibawah Dorektorat Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan Perbankan

Syariah yang berkoordinasi dengan Sub Komite Perbankan Syariah pada Komite Keuangan

Syariah.

c. Pengawasan Dewan Pengawas Syariah

Bank syariah berbeda dengan bank konvensional karena selain diharuskan patuh

terhadap peraturan perbankan yang berlaku umum, bank syariah juga diharuskan patuh

terhadap prinsip syariah. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan yang berbeda dari bank

konvensional agar bank syariah senantiasa patuh terhadap prinsip syariah berdasarkan fatwa

DSN. Pengawasan prinsip syariah yang dimaksud diwujudkan dengan adanya Dewan

Pengawas Syariah pada setiap bank syariah. Sedangkan pengawasan terkait kepatuhan

terhadap peraturan perbankan secara umum dan kehati-hatian dilakukan oleh Bank Indonesia.

Page 16: Contoh proposal skripsi

Dewan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005) diartikan sebagai

badan yang terdiri dari beberapa orang yang bekerja memutuskan sesuatu melalui

perundingan, sedangkan pengawas berasal dari kata awas yang merupakan proses controlling.

Dalam Pasal 1 PBI No. 11/33/PBI/2009 dijelaskan bahwa Dewan Pengawas Syariah adalah

dewan yang bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan

bank agar sesuai dengan prinsip syariah. Dalam pasal 2 disebutkan bahwa pelaksanaan GCG

salah satunya adalah diwujudkan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan

pengawas syariah.

7. Pengertian Kinerja

Kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap

karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda - beda dalam mengerjakan tugasnya.

Pihak manajemen dapat mengukur karyawan atas unjuk kerjanya berdasarkan kinerja dari

masing - masing karyawan. Kinerja adalah sebuah aksi, bukan kejadian. Aksi kinerja itu

sendiri terdiri dari banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat

itu juga. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat individual, karena setiap

karyawan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam mengerjakan tugasnya. Kinerja

tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh. Hal

ini berarti bahwa kinerja merupakan hasil kerja karyawan dalam bekerja untuk periode

waktu tertentu dan penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan karyawan dalam

periode waktu tertentu. (Timpe, 1993, p. 3).

Performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job

function or activity during a specified time period. Performance on the job as a whole would

be equal to the sum (or average) of performace on the critical or essential job functions. The

functions have to do with the work which is performed and not with the characteristic of the

person performing. (Williams, 1998, p. 75).

Berdasarkan keterangan di atas dapat pula diartikan bahwa kinerja adalah sebagai

seluruh hasil yang diproduksi pada fungsi pekerjaan atau aktivitas khusus selama periode

khusus. Kinerja keseluruhan pada pekerjaan adalah sama dengan jumlah atau rata - rata

kinerja pada fungsi pekerjaan yang penting. Fungsi yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut

akan dilakukan dan tidak dilakukan dengankarakteristik kinerja individu. Pendapat di atas

didukung oleh pernyataan dari Sunarto (2003), yaitu :

Kinerja yang tinggi dapat tercapai oleh karena kepercayaan (trust) timbal balik yang

tinggi di antara anggota - anggotanya artinya para anggota mempercayai integritas,

Page 17: Contoh proposal skripsi

karakteristik, dan kemampuan setiap anggota lain. Untuk mencapai kinerja yang tinggi

memerlukan waktu lama untuk membangunnya, memerlukan kepercayaan, dan menuntut

perhatian yang seksama dari pihak manajemen.

8. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kerja pegawai

adalah :

a. Ketrampilan

Ketrampilan banyak pengaruhnya terhadap efektivitas kerja pegawai.

Keterampilan pegawai dalam suatu instansi dapat ditingkatkan melalui latihan-latihan.

b. Motivasi

Dengan adanya motivasi mendorong seseorang utuk lebih giat dalam

menjalankan tugasnya.

c. Disiplin kerja

Keadaan yang menyebabkan/memberikan dorongan kepada pegawai untuk

berbuat dan melakukan segala kegiatan sesuai dengan norma-norma/peraturan yang

telah ditetapkan

d. Sikap dan etika kerja

Etika dalam hubungan kerja sangat penting karena akan menciptakan

hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara pelaku dalam proses yang akan

meningkatkan efektivitas kerja.

e. Gizi dan kesehatan

Apabila ada pegawai yang mengalami gangguan kesehatan dan ia tidak dapat

melaksanakan pekerjaannya maka secara otomatis tidak akan ada efektivitas kerja.

f. Tingkatan penghasilan

Penghasilan atau gaji yang cukup berdasarkan prestasi kerja akan memberi

semangat sehingga efektivitas kerja akan tercapai.

g. Lingkungan dan iklim kerja

Lingkungan dan iklim kerja yang mendukung akan menambah kerja yang

lebih efektif.

h. Sarana / alat

Dengan adanya peralatan dan perlengkapan yang memadai dan menunjang

akan meningkatkan efektivitas kerja.

Page 18: Contoh proposal skripsi

i. Manajemen

Adanya manajemen yang baik maka pegawai akan terorganisasi dengan baik

yang akan mendukung suatu efektivitas kerja.

j. Kesempatan berprestasi

Setiap orang ingin mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, dengan

diberikan kesempatan berprestasi maka pegawai akan dapat meningkatkan efektivitas

kerjanya.(Siagian,1983:154).

9. Pengertian Pegawai

Pegawai adalah orang yang bekerja pada suatu instansi dan mendapatkan gaji setiap

bulan. Melapyu S.P Hasibuan dalam bukunya MSDM (1993 : 13), menyatakan bahwa

pegawai adalah orang menjual jasa (pikiran dan tenaga) dan mendapat kompensasi (balas

jasa) yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu, dimana mereka wajib dan terikat untuk

mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh gaji sesuai dengan perjanjian.

Berdasarkan definisi tersebut dapat diasumsikan bahwa pegawai adalah semua

penduduk yang mampu melakukan pekerjaan dan mendapatkan gaji setiap bulan, kecuali

golongan yang terdiri dari :

1. Anak – anak berumur 14 tahun ke bawah

2. Mereka yang masih berumur 14 tahun ke atas tetapi masih mengunjungi sekolah untuk

waktu penuh

3. Mereka karena usia tinggi, cacat baik jasmani maupun rohani, tidak mampu melakukan

pekerjaan dengan hubungan kerja untuk diri sendiri (swakarya) maupun dalam hubungan

kerja yang mampu bekerja tetapi karena sesuatu tidak mendapatkan pekerjaan yaitu para

penganggur.

G. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian

sampai bukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2002 : 164). Berdasarkan kerangka

berfikir pada bab I, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : ”Diduga

tingkat pengawasan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kinerja pegawai bank pada

saat oprasional sehari-hari pada perbankan syariah.

Page 19: Contoh proposal skripsi

H0: tidak ada hubungan antara pengawasan dengan kinerja pegawai perbankan

syariah.

H1: ada hubungan antara pengawasan dengan kinerja pegawai perbankan syariah.

H. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Asosiatif, yaitu penelitian dilakukan

untuk mengetahui hubungan Pengaruh pengawasan teerhadap kinerja pegawan perbankan

syariah “Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor”.

Metode ini memakai dua data dalam proses penelitiannya:

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber pertama baik dari

individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner

(Husein Umar, 2000:130).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan

baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Husein Umar,

2000:130).

2. Menentukan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sebagai obyek penelitian. Karena

keberadaannya merupakan bagian dari populasi, tentulah ia memiliki ciri-ciri yang dimiliki

oleh populasinya. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling dengan jenis sampelnya adalah quota sampling. Dalam teknik purposive

sampling, seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa

seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.

Quota sampling artinya bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional, namun tidak

dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Dalam penelitian ini, respondennya

adalah nasabah yang kebetulan berada di Bank Syariah Mandiri Cabang Sawangan pada saat

pengumpulan data melalui kuesioner. Besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian

ditentukan berdasarkan sifat populasi, tingkat ketepatan yang diperlukan, dan sumberdaya

Page 20: Contoh proposal skripsi

yang tersedia bagi peneliti. Dengan berdasarkan pertimbangan tersebut, maka jumlah

responden yang dalam penelitian ini, yaitu 100 responden dapat mewakili pegawai yang

berjumlah 300 pegawai.

3. Tekhnik Pengumpulan Data

1. Studi Kepustakaan

Cara ini dilakukan dengan tujuan untuk memperdalam teori yang ada kaitannya

dengan permasalahan yang dihadapi penulis dalam penelitian ini.

2. Studi Lapangan

Dalam studi ini peneliti melakukan penelitian langsung ke para nasabah bank syariah

mandiri. Adapun teknis pengumpulan data di lapangan ini menggunakan :

a. Interview, ini diperlukan dalam rangka melengkapi data dengan jalan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang bersangkutan atau yang berkepentingan.

b. Kuisioner, ini di perlukan dalam rangka melengkapi data yang tidak bisa ditanyakan

kepada nasabah melalui inetrview. Dan untuk lebih memudahkan peneliti.

4. Instrumen Penelitian

No. Variabel

Penelitian

Indikator No. Item

Instrumen

Skala

1. Pengawasan

(X)

a. Menentukan

ukuran/pedoman

baku/standart

b. Mengadakan penilaian

/pengukuran pekerjaan

c. Perbandingan antara

pelaksanaan pekerjaan

d. Melakukan tindakan koreksi

/ perbaikan.

- Likert

-

-

Page 21: Contoh proposal skripsi

2. Kerja (Y) a. Penyesuaian Diri

b. Kepuasan Kerja

c. Prestasi Kerja Menurut

Steers.

- Likert

-

5. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 9 Nopember - 27 Nopember 2013 di

Kantor Bank Syariah Mandiri cabang Bogor, .....?

6. Analisis Data

Metode analisis data ada dua macam, yaitu:

1. Analisis deskriptif yaitu analisis yang digunakan untuk menggambarkan profil responden

yang meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat penghasilan dan yang

lainnya.

2. Analisis kuantitatif yaitu analisis yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan

pengawasan terhadap tingkat kinerja pegawan perbankan syariah, pada Bank Syariah

Mandiri cabang Bogor, yang keberadaannya dipengaruhi oleh faktor pengawasan

terhadap Standar Oprasianal Perusahaan (SOP), yaitu pengawasan Internal Bank.

Page 22: Contoh proposal skripsi

7. Jadwal Penelitian

No. Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan

November Desember Januari

I II II

I

IV I II II

I

IV I II II

I

IV

1. Persiapan

1. Stuadi Pendahuluan

2. Penyusunan Proposal

3. Konsultasi ke Pembim.

4. Seminar Proposal

5. Perbaikan Proposal

2. Pelaksanaan

1. Pengumpulan data

2. Pengolahan data

3. Konsultasi ke Pembim.

4. Seminar hasil penelitian

5. Perbaikan hasil seminar

6. Konsultasi ke Pembim.

7. Ujian Skripsi

8. Perbaikan/Finalisasi

Page 23: Contoh proposal skripsi

Angket Penelitian

1. Apakah Pegawai bekerja sesuai dengan SOP perusahaan ?

a. Tidak Pernah

b. Jarang sekali

c. Sering

d. Selalu

2. Evaluasi kerja pegawai sangat penting bagi oprasional perusahaan.

a. Setiap hari

b. Sekali sepekan

c. Sekali sebulan

d. Tidak perna

3. Apakah efektifitas kinerja pegawai mengalami perubahan ?

a. Tidak Pernah

b. Jarang sekali

c. Sering

d. Selalu

4. Diantara para pegawai saling memberikan masukan atau ide-ide baru ?

a. Tidak Pernah

b. Jarang sekali

c. Sering

d. Selalu

5. Apakah diantara pegawai saling mengenal ?

a. Tdak sama sekali

b. Tidak

c. Kenal

d. Kenal semua

6. Apakah semua pegawai merasa puas dengan besaran upah ?

a. Tidak sama sekali b. Tidak c. Puasa d. Puas sekali

7. Apakah pegai berprestasi dalam pekerjaanya ?

a. Tidak sama skali b. Tidak c. Berprestasi d. Berprestasi sekali

Sekian & Terimaksih...!!!