contoh persandingan ranperda bg - kab agam
DESCRIPTION
Data ini sebagai bahan acuan dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang BAngunan dan GedungTRANSCRIPT
Masukan Umum:
1. Sebelum judul Perda perlu dimasukan Lambang Kabupaten
2. Masih banyak salah penulisan dalam narasi, perlu diperiksa ulang secara keseluruhan
3. Masih ada bab yang tidak ada judulnya
4. Pasal tidak membutuhkan judul pasal, hanya sebagian pasal diberi judul (tidak konsisten)
5. Format tabel tidak dapat dimasukan dalam Batang Tubuh, sehingga perlu ditulis dalam format narasi atau bila tetap ingin menggunakan tabel dapat
dilakukan pada lampiran
6. Ketentuan penulisan Dokumen Perda harus sesuai dengan UU 12 tahun 2011
MODEL PERATURAN DAERAH TENTANG
BANGUNAN GEDUNG
RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG
BANGUNAN GEDUNG KABUPATEN AGAM
MASUKAN
KONSIDERAN
Menimbang:
a. Tertib, Fungsi, Persyaratan Administratif dan
Teknis, Keselamatan
b. Berlandaskan pada RTRW
c. Keamanan dan Kenyamanan
Mengingat:
a. 13 UU
b. 4 PP
c. 3 Kepres
d. 21 Permen
e. 3 Perda
KONSIDERAN
Menimbang:
a. Sesuai RTRW
b. Menjamin keselamatan, tertib, fungsi, persyaratan
administratif dan teknis
c. Peran masyarakat, upaya pembinaan
Mengingat:
a. 18 UU
b. 16 PP
c. 2 Perpres
d. 6 Permen & Kepmen
e. 1 Perda Provinsi
f. 8 Perda
Poin-poin pada menimbang
dinilai sudah memadai
UU --> baru sampai tahun
2004, perlu dilengkapi UU
terkait sampai 2012
PP --> baru sampai tahun
2005, perlu dilengkapi PP
terkait sampai 2012
Permen --> Permen PU
bidang PBL perlu dilengkapi
dan ditambahkan Permen
Dagri 53 tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk
Hukum Daerah
Perda Provinsi --> Perlu
dilengkapi dengan Perda
Provinsi tentang BG
Perda Kab --> Perlu
dilengkapi dengan Perda
RTRW Kabupaten dan
Perda IMB
BAB I KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu: Pengertian (Pasal 1)
Bagian Kedua: Maksud, Tujuan, dan Lingkup
Paragraf 1: Maksud (Pasal 2)
Paragraf 2: Tujuan (Pasal 3)
Paragraf 3: Lingkup (Pasal 4)
BAB I KETENTUAN UMUM
Pengertian (Pasal 1)
BAB II ASAS, TUJUAN, DAN RUANGLINGKUP
Asas (Pasal 2)
Tujuan (Pasal 3)
Ruang Lingkup (Pasal 4)
Pengertian disesuaikan
dengan terminologi yang
digunakan dalam Batang
Tubuh
Asas, tujuan dan ruang
lingkup relatif sudah
memadai
BAB II FUNGSI DAN KLASIFIKASI BANGUNAN
GEDUNG
Pengertian dan macam-macam fungsi bangunan
gedung (Pasal 5)
Penjelasan setiap fungsi bangunan gedung (Pasal
6)
Penetapan dan perubahan fungsi bangunan
gedung (Pasal 7)
Pengertian dan macam-macam klasifikasi
bangunan gedung (Pasal 8)
Penentuan dan perubahan fungsi dan/atau
klasifikasi bangunan gedung (Pasal 9)
Pendataan bangunan gedung (Pasal 10)
BAB III FUNGSI DAN KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG
Fungsi Bangunan Gedung (Pasal 5)
Klasifikasi Bangunan (Pasal 6)
Penjabaran fungsi dan
klasifikasi dapat dilengkapi
dengan acuan pada Model
Perda
Perlu ditambahkan aturan
mengenai penetapan dan
perubahan fungsi dan
klasifikasi
Perlu ditambahkan aturan
mengenai Pendataan BG
BAB III PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG BAB IV PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG Pencantuman UU 28 tahun
2002 pada pasal 8 ayat 1
Bagian Kesatu: Umum (Pasal 11)
Bagian Kedua: Persyaratan Administratif
Paragraf 1 Status Kepemilikan Hak Atas Tanah
(Pasal 12)
Paragraf 2 Status Kepemilikan Bangunan Gedung
(Pasal 13)
Paragraf 3 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) (Pasal
14)
Paragraf 4 IMB di Atas dan/atau di Bawah Tanah,
Air dan/atau Prasarana/Sarana Umum (Pasal 15)
Paragraf 5 Kelembagaan (Pasal 16)
Bagian Ketiga: Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
(Pasal 17 – Pasal 65)
Paragraf 1 Umum (Pasal 17-19)
Paragraf 2 Persyaratan Tata Bangunan dan
Lingkungan
Persyaratan peruntukan (Pasal 20)
Persyaratan intensitas bangunan gedung
(Pasal 21)
Ketentuan KDB (Pasal 22)
Ketentuan KLB (Pasal 23)
Ketentuan KDH (Pasal 24)
Ketentuan ketinggian bangunan
(Pasal 25)
Bagian Pertama - PERSYARAT UMUM (Pasal 7)
Bagian Kedua - PERSYARATAN ADMINISTRASI
Umum (Pasal 8)
Status Hak Atas Tanah (Pasal 9)
Status Kepemilikan Bangunan Gedung (Pasal 10)
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) (Pasal 11)
Bagian Ketiga - PERSYARATAN TATA BANGUNAN
Paragraf 1 PERUNTUKKAN DAN INTENSITAS
BANGUNAN
Peruntukkan Lokasi (Pasal 12)
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) (Pasal
13)
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) (Pasal
14)
Koefisien Daerah Hijau ( KDH ) (Pasal
15)
Ketinggian Bangunan (Pasal 16)
Garis Sempadan Bangunan ( GSB )
(Pasal 17)
Garis Sempadan Sungai (Pasal 18)
Jarak Antar Bangunan (Pasal 19)
Ketinggian Pagar Bangunan ( KPB )
(Pasal 20)
Paragraf 2 ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
tidak diperlukan, karena
sudah termasuk dalam
Konsideran Mengingat.
Dalam Persyaratan
Administratif perlu
ditambahkan aturan IMB di
Atas dan/atau di Bawah
Tanah, Air dan/atau
Prasarana/Sarana Umum
dan Kelembagaan dalam
konteks IMB
Persyaratan arsitektur BG
perlu diatur lebih detail,
dengan acuan pada Model
Perda
Persyaratan Keselamatan
perlu ditambahkan
pengaturan mengenai
‘Kemampuan bangunan
gedung terhadap bahaya
petir dan bahaya kelistrikan’
Persyaratan kenyamanan
perlu diatur lebih detail,
dengan acuan pada Model
Perda
Terkait Persyaratan BG,
perlu ditambahkan
pengaturan sesuai kondisi
lokal mengenai:
o Pembangunan Bangunan
Gedung di Atas atau di
Ketentuan GSB (Pasal 26)
Ketentuan jarak bebas bangunan
(Pasal 27)
Paragraf 3 Persyaratan Arsitektur Bangunan
Gedung
Penjelasan umum (Pasal 28)
Persyaratan penampilan bangunan gedung
(Pasal 29)
Bentuk denah bangunan gedung
(Pasal 30)
Persyaratan tata ruang dalam bangunan
gedung (Pasal 31)
Persyaratan keseimbangan, keserasian
dan keselarasan bangunan gedung (Pasal
32)
Ruang terbuka hijau pekarangan
(Pasal 33)
Persyaratan ruang sempadan
depan bangunan gedung (Pasal
34)
Persyaratan tapak besmen (Pasal
35)
Daerah hijau bangunan (Pasal 36)
Tata Tanaman (Pasal 37)
Fasilitas parkir (Pasal 38)
Penjelasan Umum (Pasal 21)
Ketentuan Tertentu (Pasal 22)
Paragraf 3 PERSYARATAN PENGENDALIAN
DAMPAK LINGKUNGAN (Pasal 23)
Paragraf 4 RENCANA TATA BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN (Pasal 24)
Bagian Keempat - PERSYARATAN KEANDALAN
BANGUNAN GEDUNG
Paragraf 1 PERSYARATAN KESELAMATAN
Ketahanan Konstruksi (Pasal 25)
Ketahanan Terhadap Bahaya Kebakaran
(Pasal 26)
Persyaratan Bahan Bangunan (Pasal 27)
Paragraf 2 PERSYARATAN KESEHATAN
Jaringan Air Bersih (Pasal 28)
Jaringan Air Hujan (Pasal 29)
Jaringan Air Kotor (Pasal 30)
Tempat Pembuangan Sampah (Pasal 31)
Penghawaan Dalam Bangunan (Pasal
32)
Pencahayaan Dalam Bangunan (Pasal
33)
Paragraf 3 PERSYARATAN KEMUDAHAN
(AKSESIBILITAS)
Bawah Tanah, Air atau
Prasarana/Sarana
Umum, dan pada Daerah
Hantaran Udara Listrik
Tegangan Tinggi/Ekstra
Tinggi/Ultra Tinggi
dan/atau Menara
Telekomunikasi dan/atau
Menara Air
o Bangunan Gedung
Tradisional / Adat
o Bangunan Gedung Semi
Permanen dan
Bangunan Gedung
Darurat
o Bangunan Gedung di
Lokasi Yang Berpotensi
Bencana Alam
Pertandaan (Signage) (Pasal 39)
Pencahayaan ruang luar
bangunan gedung (Pasal 40)
Paragraf 4 Pengendalian Dampak Lingkungan
(Pasal 41)
Paragraf 5 Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (Pasal 42)
Paragraf 6 Persyaratan Keandalan Bangunan
Gedung
Penjelasan umum (Pasal 43)
Persyaratan keselamatan bangunan
gedung (Pasal 44)
Kemampuan bangunan gedung
terhadap beban muatan (Pasal 45)
Kemampuan bangunan gedung
terhadap bahaya kebakaran (Pasal
46)
Kemampuan bangunan gedung
terhadap bahaya petir dan bahaya
kelistrikan (Pasal 47)
Paragraf 7 Persyaratan Kesehatan Bangunan
Gedung
Penjelasan umum (Pasal 48)
Sistem penghawaan bangunan
gedung (Pasal 49)
Sistem pencahayaan bangunan
Penjelasan Umum (Pasal 34)
Kemudahan hubungan horizontal (Pasal
35)
Kemudahan hubungan vertikal (Pasal 36)
Akses evakuasi dalam keadaan darurat
(Pasal 37)
Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas
bagi penyandang cacat dan lanjut usia
(Pasal 38)
Kelengkapan sarana dan prasarana
(Pasal 39)
Bagian Kelima - PERSYARATAN KENYAMANAN DALAM
BANGUNAN (Pasal 40)
gedung (Pasal 50)
Sistem sanitasi bangunan gedung
Sistem air minum (Pasal
51)
Sistem pengolahan dan
pembuangan air
limbah/kotor (Pasal 52)
Persyaratan instalasi gas
medik (Pasal 53)
Sistem air hujan (Pasal
54)
Sistem pembuangan
kotoran, dan sampah
(Pasal 55)
Bahan bangunan gedung (Pasal
56)
Paragraf 8 Persyaratan Kenyamanan Bangunan
Gedung
Penjelasan umum (Pasal 57)
Kenyamanan ruang gerak dan hubungan
antarruang (Pasal 58)
Kenyamanan kondisi udara di dalam ruang
(Pasal 59)
Kenyamanan pandangan (Pasal 60)
Kenyamanan terhadap tingkat getaran dan
kebisingan (Pasal 61)
Paragraf 9 Persyaratan Kemudahan Bangunan
Gedung
Penjelasan umum (Pasal 62)
Kemudahan hubungan ke, dari dan di
dalam bangunan gedung (Pasal 63)
Kelengkapan sarana dan prasarana dalam
pemanfaatan bangunan gedung (Pasal 64)
Paragraf 10 Pembangunan Bangunan Gedung di
Atas atau di Bawah Tanah, Air atau
Prasarana/Sarana Umum, dan pada Daerah
Hantaran Udara Listrik Tegangan Tinggi/Ekstra
Tinggi/Ultra Tinggi dan/atau Menara
Telekomunikasi dan/atau Menara Air (Pasal 65)
Bagian Keempat: Bangunan Gedung Adat
Paragraf 1 Umum (Pasal 66)
Paragraf 2 Kearifan Lokal (Pasal 67)
Paragraf 3 Kaidah Tradisional (Pasal 68)
Paragraf 4 Pemanfaatan Simbol Tradisional pada
Bangunan Gedung Baru (Pasal 69)
Paragraf 5 Persyaratan Bangunan Gedung
Adat/Tradisional (Pasal 70)
Bagian Kelima: Bangunan Gedung Semi Permanen dan
Bangunan Gedung Darurat (Pasal 71)
Bagian Keenam: Bangunan Gedung di Lokasi Yang
Berpotensi Bencana Alam
Paragraf 1 Di Lokasi Pantai (Pasal 72)
Paragraf 2 Di Lokasi Jalur Gempa dan Bencana
Alam Geologi (Pasal 73)
Paragraf 3 Di Lokasi Gunung Berapi (Pasal 74)
Tata cara dan persyaratan penyelenggaraan
(Pasal 75)
BAB IV PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
Bagian Kesatu: Umum (Pasal 76)
Bagian Kedua: Kegiatan Pembangunan
Paragraf 1 Umum
Penjelasan umum (Pasal 77)
Penyelenggaraan pembangunan
bangunan gedung secara swakelola (Pasal
78)
Paragraf 2 Perencanaan Teknis (Pasal 79)
Paragraf 3 Dokumen Rencana Teknis (Pasal 80)
Paragraf 4 Pengaturan Retribusi IMB
Lingkup pengaturan retribusi IMB (Pasal
81)
Jenis kegiatan penyelenggaraan bangunan
gedung yang dikenakan retribusi (Pasal
82)
Penghitungan besarnya retribusi IMB
(Pasal 83)
BAB V PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
Bagian Pertama - U M U M (Pasal 41)
Bagian Kedua - P E M B A N G U N A N
Penjelasan Umum (Pasal 42)
Perencanaan (Pasal 43)
Bagian Ketiga - P E M A N F A A T A N (Pasal 44)
Bagian Keempat - P E L E S T A R I A N (Pasal 45)
Bagian Kelima - P E M B O N G K A R A N (Pasal 46)
BAB VI PERIZINAN BANGUNAN
Bagian Pertama - IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (Pasal
47)
Bagian Kedua - PERENCANAN BANGUNAN
Penjelasan Umum (Pasal 48)
Persetujuan IMB (Pasal 49)
Penolakan IMB (Pasal 50)
Bab Perizinan Bangunan
dapat digabungkan dalam
Bab Penyelenggaraan BG
pada Bagian Kedua –
Pembangunan.
Terminologi Izin
Penggunaan Bangunan
(IPB) merupakan terminologi
lama yang sudah tidak
digunakan dan sudah
diganti dengan Sertifikat
Laik Fungsi.
Pengaturan retribusi terkait
IMB dalam Bab retribusi
dapat digabungkan dalam
Bab Penyelenggaraan pada
Bagian Kedua
Pembangunan (lihat acuan
Model Perda)
Bab Permohonan Banding
kepada DPRD merupakan
Bab yang tidak standar
Indeks penghitungan besarnya retribusi
IMB (Pasal 84)
Harga satuan (tarif) retribusi IMB (Pasal
85)
Rujukan penghitungan besarnya IMB
(Pasal 86)
Paragraf 5 Tata Cara Penerbitan IMB
Permohonan IMB (Pasal 87)
Pemeriksaan dan penilaian syarat-syarat
serta Penerbitan IMB (Pasal 88)
Persetujuan, Penundaan, atau Penolakan
Permohonan IMB (Pasal 89)
Ketentuan penundaan penerbitan IMB
(Pasal 90)
Ketentuan penolakan permohonan IMB
(Pasal 91)
Ketentuan pencabutan IMB (Pasal 92)
Pekerjaan yang tidak memerlukan IMB
(Pasal 93)
Paragraf 6 Penyedia Jasa Perencanaan Teknis
(Pasal 94)
Bagian Ketiga: Pelaksanaan Konstruksi
Paragraf 1 Pelaksanaan Konstruksi
Lingkup dan syarat pelaksanaan konstruksi
serta pelaksana konstruksi (Pasal 95)
Pengecualian Terhadap Izin Mendirikan
Bangunan (Pasal 51)
Dilarang Mendirikan Bangunan Apabila (Pasal 52)
Bagian Ketiga - PELAKSANAAN PEKERJAAN
MENDIRIKAN BANGUNAN
Sesuai dengan rencana dan IMB (Pasal 53)
Pemegang izin dapat menutup lokasi (Pasal 54)
Ketentuan Pelaksana Pekerjaan (Pasal 55)
Bagian Keempat - PENGAWAS PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Pengawas Pelaksanaan (Pasal 56)
Kewenangan Pengawas (Pasal 57)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Pasal 58)
Bagian Kelima - IZIN PENGGUNAAN BANGUNAN
Izin Penggunaan Bangunan (Pasal 59)
Ketentuan Perolehan IPB (Pasal 60)
Penerbitan IPB (Pasal 61)
Perubahan penggunaan bangunan (Pasal 62)
Sertifikat Laik Fungsi (Pasal 63)
Perubahan penggunaan bangunan (Pasal 64)
Pemeriksaan secara Berkala (Pasal 65)
Pengawasan Penggunaan Bangunan (Pasal 66)
sesuai Model Perda, apabila
ingin dipertahankan mohon
agar diperiksa muatannya
agar tidak bertentangan
dengan ketentuan yang
berlaku
Susunan Bab, Bagian dan
paragraf dalam
Perlu ditambahkan
pengaturan mengenai
penyelenggaraan BG secara
swakelola (lihat acuan
Model Perda)
Pengaturan Retribusi IMB
dapat mengacu pada Model
Perda
Perlu ditambahkan
pengaturan mengenai Tata
Cara Penerbitan IMB (lihat
acuan Model Perda)
Perlu ditambahkan
pengaturan mengenai
penyedia jasa perencanaan
teknis (lihat acuan Model
Perda)
Perlu ditambahkan
pengaturan mengenai
Pelaksanaan Konstruksi
(sesuai Model Perda) yang
diambil dari Bagian Ketiga
Pelaksanaan Pekerjaan
Lembaran permohonan pelaksanaan
bangunan (Pasal 96)
Dokumen rencana teknis dan IMB (Pasal
97)
Rangkaian kegiatan pelaksanaan
konstruksi bangunan gedung (Pasal 98)
Paragraf 2 Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi
Pengawas pelaksanaan konstruksi dan
pemeriksaan kelaikan fungsi (Pasal 99)
Kewenangan petugas pengawas (Pasal
100)
Paragraf 4 Pemeriksaan Kelaikan Fungsi
Bangunan Gedung
Pelaksanaan pemeriksaan kelaikan fungsi
bangunan gedung (Pasal 101)
Pemeriksaan kelaikan fungsi oleh
pemilik/pengguna bangunan (Pasal 102)
Pemeriksaan kelaikan fungsi untuk proses
penerbitan SLF (Pasal 103)
Pemeriksaan kelaikan fungsi oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota (Pasal 104)
Paragraf 5 Tata Cara Penerbitan SLF Bangunan
Gedung (Pasal 105)
Paragraf 6 Pendataan Bangunan Gedung (Pasal
106)
Bagian Keempat: Kegiatan Pemanfaatan Bangunan
BAB VII R E T R I B U S I
Ketentuan Umum (Pasal 67)
Biaya Izin Mendirikan / Mengubah Bangunan (IMB) (Pasal
68)
BAB VIII PERMOHONAN BANDING KEPADA DPRD
Pengenaan Permohonan Banding kepada DPRD (Pasal
69)
Ketentuan jangka waktu (Pasal 70)
Muatan (Pasal 71)
Penyelesaian (Pasal 72)
Mendirikan Bangunan,
dengan penambahan
muatan dari Model Perda
Pengaturan pengawasan
pelaksanaan konstruksi
relatif sudah cukup
memadai
Perlu ditambahkan
pengaturan mengenai
Pemeriksaan Kelaikan
Fungsi sesuai acuan Model
Perda
Perlu ditambahkan
pengaturan mengenai Tata
Cara Penerbitan SLF sesuai
acuan Model Perda
Pengaturan mengenai
Pemanfaatan BG perlu
didetailkan sesuai acuan
Model Perda
Pengaturan mengenai
Pelestarian BG perlu
didetailkan sesuai acuan
Model Perda
Pengaturan mengenai
Pembongkaran perlu
didetailkan sesuai acuan
Model Perda
Gedung
Paragraf 1 Umum
Lingkup pemanfaatan bangunan gedung
(Pasal 107)
Ketentuan pemanfaatan bangunan gedung
(Pasal 108)
Paragraf 2 Pemeliharaan (Pasal 109)
Paragraf 3 Perawatan (Pasal 110)
Paragraf 4 Pemeriksaan Berkala (Pasal 111)
Paragraf 5 Perpanjangan SLF
Ketentuan perpanjangan SLF (Pasal 112)
Tata cara perpanjangan SLF (Pasal 113)
Paragraf 6 Pengawasan Pemanfaatan Bangunan
Gedung (Pasal 114)
Paragraf 7 Pelestarian (Pasal 115)
Paragraf 8 Penetapan dan Pendaftaran Bangunan
Gedung yang Dilestarikan (Pasal 116)
Paragraf 9 Pemanfaatan Bangunan Gedung yang
Dilestarikan
Ketentuan Pemanfaatan Bangunan
Gedung cagar budaya (Pasal 117)
Ketentuan Pemugaran, pemeliharaan,
perawatan, pemeriksaan secara berkala
bangunan gedung cagar budaya (Pasal
117)
Bagian Kelima: Pembongkaran
Paragraf 1 Umum (Pasal 119)
Paragraf 2 Penetapan Pembongkaran (Pasal 120)
Paragraf 3 Rencana Teknis Pembongkaran (Pasal
121)
Paragraf 4 Pelaksanaan Pembongkaran (Pasal
122)
Paragraf 5 Pengawasan Pembongkaran Bangunan
Gedung (Pasal 123)
Bagian Keenam: Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Pascabencana
Paragraf 1 Penanggulangan Darurat (Pasal 124)
Paragraf 2 Bangunan Gedung Umum Sebagai
Tempat Penampungan (Pasal 125)
Bagian Ketujuh: Rehabilitasi Pascabencana (Pasal 126 –
Pasal 127)
BAB V TIM AHLI BANGUNAN GEDUNG (TABG)
Bagian Kesatu: Pembentukan TABG
Penetapan TABG (Pasal 128)
Keanggotaan TABG (Pasal 129)
Bagian Kedua: Tugas dan Fungsi
Tugas dan fungsi TABG (Pasal 130)
Perlu ditambahkan
pengaturan mengenai Tim
Ahli Bangunan Gedung
(TABG) sesuai acuan Model
Perda
Masa Kerja TABG (Pasal 131)
Bagian Ketiga: Pembiayaan TABG (Pasal 132)
BAB VI PERAN MASYARAKAT DALAM
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
Paragraf 1 Lingkup Peran Masyarakat
Lingkup peran masyarakat (Pasal 133)
Ketentuan pemantauan (Pasal 134)
Ketentuan penjagaan ketertiban (Pasal
135)
Ketentuan pemberian masukan (Pasal
136)
Ketentuan Penyampaian pendapat dan
pertimbangan (Pasal 137)
Paragraf 2 Forum Dengar Pendapat (Pasal 138)
Paragraf 3 Gugatan Perwakilan (Pasal 139)
Paragraf 4 Bentuk Peran Masyarakat dalam Tahap
Rencana Pembangunan (Pasal 140)
Paragraf 5 Bentuk Peran Masyarakat dalam
Proses Pelaksanaan Konstruksi (Pasal 141)
Paragraf 6 Bentuk Peran Masyarakat dalam
Pemanfaatan Bangunan Gedung (Pasal 142)
Paragraf 7 Bentuk Peran Masyarakat dalam
Pelestarian Bangunan Gedung (Pasal 143)
Paragraf 8 Bentuk Peran Masyarakat dalam
Perlu ditambahkan
pengaturan mengenai Peran
Masyarakat dalam
Penyelenggaraan BG,
sesuai acuan Model Perda
Pembongkaran Bangunan (Pasal 144)
Paragraf 9 Tindak Lanjut (Pasal 145)
BAB VII PEMBINAAN
Bagian Kesatu: Umum (Pasal 146)
Bagian Kedua: Pengaturan (Pasal 147)
Bagian Ketiga: Pemberdayaan
Penjelasan umum (Pasal 148)
Bentuk pemberdayaan masyarakat (Pasal 149)
Bentuk dan tata cara pelaksanaan forum dengar
pendapat (Pasal 150)
Bagian Keempat: Pengawasan (Pasal 151)
Perlu ditambahkan
pengaturan mengenai
Pembinaan sesuai acuan
Model Perda
BAB VIII SANKSI
Bagian Kesatu: Bentuk Sanksi
Penjelasan umum (Pasal 152)
Ketentuan sanksi administratif (Pasal 153)
Ketentuan sanksi pidana (Pasal 154)
Bagian Kedua: Penyidikan (Pasal 156)
BAB IX SANKSI TERHADAP PELANGGAR
Ketentuan Umum (Pasal 73)
Sanksi Administratif (Pasal 74)
Sanksi Pidana (Pasal 75-76)
BAB X P E N Y I D I K A N (Pasal 77)
BAB IX KETENTUAN PERALIHAN (Pasal 157) BAB XI KETENTUAN PERALIHAN (Pasal 78)
BAB XII KETENTUAN LAIN-LAIN (Pasal 79)
BAB X KETENTUAN PENUTUP
Hal yang belum diatur (Pasal 158)
BAB XIII KETENTUAN PENUTUP (Pasal 80)
Pemberlakuan Perda (Pasal 160)