contoh makalah bahasa indonesia
DESCRIPTION
\pjpojTRANSCRIPT
Contoh Makalah Bahasa Indonesia, di dalam Keperawatan/ Sample Papers Indonesian, in Nursing
Contoh Makalah Bahasa Indonesia, di dalam Keperawatan
(Sumber: Widyamarta, Dimas Erda.2013. Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan Mahasiswa. Makalah DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan.)
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DI MAHASISWA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN HARVARD OF UNIVERSITY
Makalah untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia
LOGO Harvard of University
Oleh
Dimas Erda Widyamarta
NIM 13612524
D III Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Harvard of University
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., berkat hidayah serta inayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah “Penggunaan Bahasa Indonesia di Mahasiswa Fakultas
Ilmu Kesehatan Harvard of University” sebagai tugas akhir bahasa Indonesia.
Penulis yakin bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan pihak lain. Karena
itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berkut ini:
1. Siti, S. Kep., Ns., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Harvard of University,
2. Verawati, S.Kep., Ns., selaku Ketua Prodi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Harvard of University,
3. Drs. Soebangun, M. KPd selaku Dosen pembimbing bahasa Indonesia.
Penulis yakin bahwa makalah ini kurang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun senantiasa kami perlukan.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat.
New York, Desember 2013
Penulis,
Dimas Erda Widyamarta
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan Masalah..................................................................................................2
D. Manfaat..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Bahasa Indonesia..............................................................................3
B. Bahasa Indonesia yang Benar dan Baik.............................................................4
C. Data Wawancara................................................................................................7
D. Analisa Data Wawancara...................................................................................8
BAB III Simpulan dan Saran...................................................................................9
Daftar Pustaka........................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, bahasa nasional Indonesia merupakan bahasa yang wajib yang digunakan
di berbagai lembaga, baik resmi maupun tidak resi. Bahasa Indonesia memiliki peran yang
penting dalam komunikasi sebagai lingua franca. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi
yang ada di wilayah Indonesia. Warga Indonesia yang mempunyai beraneka ragam suku, adat
istiadat dan bahasa daerah, saat ini mampu berbahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa pemersatu di Indonesia.
Perkembangan bahasa komunikasi di mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Harvard of
University mengalami perkembangan. Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Harvard of
University sering mencampuradukan bahasa, antara lain bahasa daerah, bahasa Indonesia dan
bahasa gaul. Bahasa yang digunakan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Harvard of
University juga memiliki kecakapan yang baik. Kecenderungan dalam komunikasi dalam
pengajaran menggunakan bahasa Indonesia.
Dengan hal itu, maka penulis akan meneliti perkembangan bahasa Indonesia di
kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Harvard of University, sehingga penulis
mengambil judul “Penggunaan Bahasa Indonesia di Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Harvard of University.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang pengertian bahasa Indonesia?
2. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia di mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Harvard of
University?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui penggunaan bahasa Indonesia di mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Harvard of University.
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak berikut:
1. Dosen
Bagi dosen, makalah ini dapat menjadi bahan masukan dalam cara pengajaran pada
mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Harvard of University.
2. Mahasiswa
Bagi mahasiswa, makalah ini dapat digunakan sebagai bahan refrensi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa Indonesia
Bila kita ditempatkan di tengah suatu lingkungan masyarakat yang menggunakan
suatu bahasa yang tak kita pahami sama sekali, serta mendengar percakapan antar penutur
bahasa itu, maka kita mendapat kesan bahwa apa yang merangsang alat pendengar kita itu
merupakan arus bunyi yang di sana sini diselingi perhentian sebentar atau lama menurut
kebutuhan penuturnya. Bila percakapan itu terjadi antara dua orang atau lebih, akan tampak
pada kita bahwa sesudah seorang menyelesaikan arus bunyi itu, maka yang lain akan
mengadakan reaksi. Reaksinya dapat berupa: mengeluarkan lagi arus bunyi yang tak dapat
kita pahami itu, atau melakukan suatu tindakan tertentu.
Dari uraian di atas dapat kita menarik kesimpulan bahwa apa yang dalam pengertian
kita sehari disebut bahasa itu meliputi dua bidang yaitu: bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
dan arti atau makna yang tersirat dalam arus bunyi tadi; bunyi itu merupakan getaran yang
merangsang alat pendengar kita, serta arti atau makna adalah isi yang terkandung di dalam
arus bunyi yang menyebabkan adanya reaksi itu. Untuk selanjutnya arus bunyi itu kita
namakan arus ujaran.
Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap belum bisa dikatakan bahasa, bila tidak
terkandung makna di dalamnya. Apakah setiap arus ujaran mengandung makna atau tidak,
haruslah ditilik dari konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu. Setiap kelompok
masyarakat bahasa, baik kecil maupun besar, secara konvensional telah sepakat bahwa setiap
struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula. Demikian di dalam suatu
masyarakat bahasa terhimpunlah bermacam susunan bunyi yang satu berbeda dari yang lain,
serta masing-masingnya mengandung suatu maksud tertentu. Kesatuan-kesatuan arus ujara
tadi yang mengandung suatu makna tertentu bersama-sama membentuk perbendaharaan kata
dari suatu masyarakat bahasa.
Perbendaharaan kata masih merupakan barang mati. Ia belum hidup. Perbendaharaan
kata itu baru mendapat fungsinya yang sebulat-bulatnya bila telah ditempatkan dalam suatu
arus ujaran untuk mengadakan interrelasi antar anggota-anggota masyarakat. Penyusunan
kata-kata itu pun harus mengikuti suatu kaidah tertentu, dibarengi suatu gelombang ujaran
yang keras lembut, tinggi-rendah, dan sebagainya. Bila semuanya telah mencapai taraf yang
demikian, maka kita sudah boleh berbicara tentang bahasa.
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa Indonesia, sebagai mana tersirat
dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, sebagai bahasa negara, sebagaimana dinyatakan
dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Pasal 36, yang dari sudut struktur
bahasanya merupakan ragam bahasa Melayu. Kenyataan tersebut sendiri tercermin alam
hakikat bahasa Indonesia.
Secara historis, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa
Melayu, yang strukturnya ataupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip
dengan dialek temporal terdahulu, seperti bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno.
Secara sosiologis, dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia baru dianggap “lahir” atau
diterima eksistensinya pada tanggal 28 Oktober 1928. Secara yuridis, bahasa itu secara resmi
diakui keberadaannya pada tanggal 18 Agustus 1945.
B. Bahasa Indonesia yang Benar dan Baik
Bila kita memperhatikan batasan tadi, terus tampak pada kita fungsi dari bahasa itu
pada umumnya yaitu: sebagai alat komunikasi atau alat perhubungan antar anggota-anggota
masyarakat; suatu komunikasi yang diadakan dengan mempergunakan bunyi yang dihasilkan
oleh alat-ucap manusia. Komunikasi antar anggota masyarakat dapat mengambil bentuk lain
berupa: isayarat-isyarat, bunyi lonceng, peluit, dan sebagainya. Tetapi semua macam
komunikasi itu tidak dapat disebut bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi yang khusus yang
dilangsungkan dengan mempergunakan alat ucap manusia.
Komunikasi dengan mempergunakan bahasa itu adalah seumumnya. Bila fungsi yang
umum tadi kita perinci, maka kita dapat mengatakan bahawa bahasa mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Untuk tujuan praktis: yaitu untuk mengadakan antar-hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
b. Untuk tujuan artistik: di mana manusia mengolah dan mempergunakan bahasa itu dengan
cara seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
c. Menjadi kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain.
d. Tujuan fisiologis: untuk mempelajari naskah-naskah tua untuk menyelidiki latar belakang
sejarah manusia, sejarah kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu
sendiri.
Kriteria yang dipakai untuk melihat pemakaian bahasa yang benar adalah kaidah
bahasa. Kaidah bahasa meliputi aspek (1) tata bunyi (fonologi), (2) tata bahasa (kata dan
kalimat), (3) kosakata (termasuk istilah), (4) ejaan, dan (5) makna.
Perincian fungsi-fungsi sebagai bahasa sebagai telah disebut di atas merupakan fungsi
yang umum bagi bahasa mana saja. Namun setiap bahasa dapat mengkhususkan fungsinya
sesuai dengan kepentingan nasional dari suatu bangsa. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Nasional Republik Indonesia juga mempunyai fungsi-fungsi yang khusus sesuai dengan
kepentinga bangsa Indonesia yaitu:
a. Sebagai alat untuk menjalankan Administrasi Negara. Fungsi ini jelas nampak dalam surat-
menyurat resmi, dalam peraturan-peraturan dan undang-undang, dalam pidato dan
pertemuan-pertemuan resmi. Bahkan dalam unsur-unsur administrasi negara sendiri harus
dipergunakan bahasa Indonesia.
b. Sebagai alat pemersatu pelbagai suku di Indonesia. Indonesia terdiri dari pelbagai macam
suku yang masing-masing memiliki bahasa dan dialeknya sendiri. Maka dalam
mengintegrasikan semua suku tersebut bahasa Indonesia memainkan peranan yang sangat
penting.
c. Dalam pembinaan kebudayaan Nasioanal yang baru, bahasa Indonesia memainkan peranan
sebagai wadah penampung kebudayaan yang baru itu, segala ilmu pengetahuan dan
kebudayaan harus diajarkan dan diperdalam dengan mempergunakan bahasa Indonesia
sebagai mediumnya.
Kriteria pemakaian bahasa yang baik adalah ketetapan memilih ragam bahasa yang
sesuai dengan kebutuhan komunikasi dengan mempertimbangkan di mana, dengan siapa, apa,
topik dan tujuan pembicaraan. Ada tiga kriteria penting yang perlu diperhatikan jika kita
bicara tentang ragam bahasa. Ketika kriteria itu adalah (1) media yang digunakan, (2) latar
belakang penutur, dan (3) pokok persoalan yang dibicarakan. Berdasarkan media yang
digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa dibedakan atas ragam bahasa lisan dan
ragam bahasa tulisan. Dilihat dari segi penataan, ragam bahasa dapat dibedakan menjadi (1)
ragam daerah (dialek), (2) ragam bahasa terpelajar, (3) ragam bahasa resmi.
Bahasa sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terdri dari dua bagian yang
besar yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Bentuk bahasa adalah bagian dari abahsa
yang dapat diserap pancaindera entah dengan mendengar atau dengan membaca. Bentuk
bahasa selanjutkan dapat dibagi atas dua bagian yang yaitu unsur segmental dan unsur-unsur
suprasegmental. Unsur-unsur segmental adalah bagian dari bentuk bahasa yang dapat dibagi-
bagi atas bagian-bagian (segmen-segmen) yang lebih kecil. Sedangkan unsur-unsur
suprasegmental adalah bagian dari bentuk bahasa yang kehadirannya tergantung dari unsur-
unsur segmental.
Unsur-unsur segmental bahasa, secara hirarki dari yang paling besar hingga ke bagian
yang paling kecil adalah: wacana (yang dapat berujud alinea, rangkaian alinea yang
membentuk satu kesatuan anak bab, bab, suatu karangan utuh), kalimat, klausa, frasa, kata,
morfem, suku kata, dan fonem. Urutan di atas sekalgius menyatakan bahwa sebuah wacana
besar dapat dibagi-bagi atas wacana-wacana yang lebih kecil berturut-turut: karangan untuh
dapat dibagi atas bab-bab, bab dibagi atas anak-anak bab, anak bab dibagi atas rangkaian
alinea-alinea, rangkaian alinea dibagi atas alinea-alinea sebagai wacana terkecil. Selanjutnya
alinea dibagi atas kalimat-kalimat, kalimat dibagi atas klausa-klausa, klausa dibagi atas frasa,
frasa dibagi atas kata, kata atas morfe, morfem atas suku-kata, dan suku kata atas fonem-
fonem.
C. Data Wawancara
Penulis melakukan penelitian dengan cara wawancara kepada salah satu mahasiswa
Fakultas Ilmu Kesehatan, Harvard of University yang bernama Eko Susanto. Penulis
melakukan wawancara dengan membahas fasilitas di Harvard of University.
Eko Susanto merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Harvard of University.
Eko Susanto bertempat tinggal di desa Kebon Sari, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun.
Ketika ditanya tentang sarana yang ada di Harvard of University, Eko Susanto mengatakan
“Saranane kurang Mas, fasilitase koyoto ruangan kelas, kemarin saja, kabel LCD hilang.”
Ketika ditanya tentang keamanan di Harvard of University, Eko Susanto mengatakan di
Universitas ini, karena kemarin, temanku ada yang kehilangan helm.” Ketika ditanya tentang
harapan untuk membenahi sarana di Harvard of University, Eko Susanto mengatakan
“Harapanku itu, Mas. Segera dilengkapi kekurangan yang ada. Seharusnya ada data
inventaris supaya gak ilang wae. Sering banget kalau praktek alate sing arep dibutuhake
boten wonten, Mas.”
D. Analisa Data Wawancara
Bahwa dari wawancara di atas, mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Harvard of
University yang bernama Eko Susanto sering memasukkan kata bahasa daerah, dalam
wawancara yang dilakukan oleh Penulis. Hal ini dibuktikan dengan kalimat: “Saranane
kurang Mas, fasilitase koyoto.....”, “Keamanane kurang mas, fasilitase koyoto.......”,
fasilitase koyoto,....”, “.....gak ilang wae......”, ...... alate sing arep dibutuhake boten wonten,
Mas.”
Penulis melihat ada dua puluh dua kata bahasa daerah yang digunakan dalam
wawancara dengan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Harvard of University.
A. Simpulan
Setelah dilakukan penelitian dengan wawancara dengan salah satu mahasiswa
Fakultas Ilmu Kesehatan, Harvard of University, Penulis menyimpulkan bahwa kalangan
mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Harvard of University masih mencampur dengan kata
bahasa daerah.
B. Saran
Berdasarkan yang dilakukan penelitian dengan wawancara dengan salah satu
mahasiswa Setelah dilakukan penelitian dengan wawancara dengan salah satu mahasiswa
Fakultas Ilmu Kesehatan, Harvard of University, peneliti berharap agar kalangan mahasiswa
Fakultas Ilmu Kesehatan, Harvard of University menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Moeliono, Anton.1989.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.
Utami, Sintawati.1997.Bahasa Indonesia untuk Keperawatan.Jakarta:EGC.
Sadirman.1995.Sejarah Nasional dan Sejarah Umum.Surabaya:Kendang Sari.
Sugihastuti.2012.Bahasa Laporan Penelitian.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Pane, Sanusi.1965.Sejarah Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.
Keraf, Gorys.1969.Tata Bahasa Indonesia.Jakarta:Nusa Indah.