contoh bab 3
TRANSCRIPT
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium …... Pemeliharaan dan perlakuan
terhadap hewan coba dilakukan di …. Departemen Biologi, Fakultas …,
universitas ….. Pembuatan ekstrak manggis dilakukan di …..Fakultas …..,
Universitas…... Penelitian dilakukan selama 6 bulan (Agustus 2007 - Januari
2008)
3.2. Bahan dan Alat Penelitian
3.2.1. Hewan coba.
Penelitian ini menggunakan hewan coba yaitu mencit (Mus musculus L.)
jantan dewasa yang berumur 8 – 10 minggu, strain BALB/C dan rentang berat
badan 25-35 g sebanyak 48 ekor, yang diperoleh dari …….
3.2.2. Bahan penelitian.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah akar ginseng jawa
(Talinum paniculatum Gaertn.) yang diperoleh dari Bantul, Yogyakarta, metanol
sebagai pelarut ekstrak, estrogen sintetik dengan merek dagang Lynoral produksi
P.T. Organon Indonesia yang mengandung ethinyloestradiol (EE2) 0,05 mg per
tablet, bahan fiksasi neutral buffered formaline, akuades, Na2HPO4 dan Na2H2PO4
H2O, etanol 70%, etanol 80%, etanol 96%, etanol absolut, xylol, parafin, alkohol
asam, pewarna ganda Harris’s Hematoxylin-Eosin, entellan (perekat transparan),
30
poly-L-lysin, akuades, xylasin dengan dosis 0,1 ml/20g BB, carboxy methyl
cellulose (CMC) 0,5 %, standar β-sitosterol yang digunakan dari hasil fraksinasi
kedelai produksi Fluka dengan tingkat kemurnian 97%.
3.2.3. Alat penelitian.
Alat-alat yang digunakan selama penelitian ini adalah kandang pemeliharaan
berupa bak plastik putih berukuran 30 x 18 x 12 cm, penutup kawat kasa, botol
minum, timbangan elektrik digital OHAUS Adventurer dengan ketelitian hingga
dua angka dibelakang koma, timbangan elektrik digital OHAUS, disposable
syringe 1 ml yang ditumpulkan ujungnya, botol-botol, mortar dan penggerus,
spatula, gelas ukur, pipet tetes, gelas erlenmeyer 1000 ml, magnetic-stirrer,
aluminium foil, erlenmeyer, shaker, rotary vacuum evaporator, seperangkat alat
bedah, stoples, kapas, botol film, kertas saring, dan silet, kaset, beaker glass, kain
kassa, karet gelang, paraffin bath, wadah blok parafin, rotary microtome, kuas,
pipet tetes, cover dan object glass, holder, cutter, bunsen, oven, label, mikroskop
cahaya, mikrometer okuler dan hand counter.
3.3. Rancangan Penelitian
Penelitian eksperimental ini menggunakan rancangan acak lengkap pola
faktorial 4 x 3 (Nazir, 1988).
3.4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah:
31
1. variabel terikat (dependent variable): jumlah sel spermatogenik
mencit berdasarkan masing-masing jenis sel (spermatogonium,
spermatosit I dan spermatid bundar).
2. variabel bebas (independent variable): jenis perlakuan (ekstrak akar
ginseng jawa, standar β-sitosterol) dan lama waktu perlakuan.
3. variabel terkendali: umur, strain mencit, berat badan, suhu kandang,
pakan dan minum yang diberikan selama pemeliharaan.
3.5. Cara Kerja
3.5.1. Persiapan hewan coba.
Mencit jantan dewasa belum pernah kawin yang berumur 8 -10 minggu,
dengan rentang berat badan 25-35 g sebanyak 48 ekor dikelompokkan dalam 4
kelompok. Aklimasi dilakukan pada hewan coba selama 14 hari dalam rumah
hewan. Selama masa aklimasi dan perlakuan, mencit diberi pakan berupa pakan
ayam petelur “Comfeed PAR LI – PELLET” produksi PT. JAPFA Comfeed
Indonesia Tbk. dan air minum secara ad libitum. Perlakuan dilakukan pada sore
hari pada pukul 15.00 – 16.00 WIB, dan pada akhir perlakuan dilakukan sampling
untuk pengambilan testis. Tiap-tiap kelompok hewan coba ditempatkan pada bak
plastik. Bak plastik dialasi sekam, yang diganti setiap minggu sekali, dengan
kondisi ruang rumah hewan coba pada suhu + 25°C.
32
3.5.2. Pembuatan ekstrak akar ginseng jawa.
Pembuatan ekstrak akar ginseng jawa menurut Winarni (2007), akar ginseng
jawa basah sebanyak kurang lebih 23,16 kg diiris tipis dan dikeringanginkan.
Irisan kering digiling hingga menjadi serbuk seberat 4 kg. Sebanyak 0,5 kg serbuk
halus tersebut di maserasi dalam pelarut metanol selama 24 jam pada suhu kamar,
hingga dapat dipisahkan antara filtrat (cairan) dan residu (ampas)nya. Filtrat yang
didapat yang telah bercampur dengan metanol, disaring dan diuapkan
menggunakan rotary vacuum evaporator pada suhu 40 oC sehingga didapatkan
ekstrak akar ginseng jawa kental yang berbentuk gel.
3.5.4. Pembuatan larutan.
Ethinyloestradiol (EE2), ekstrak akar ginseng jawa dan standar β-sitosterol
masing-masing dilarutkan dalam 0,5% Carboxy methyl cellulose (CMC) sesuai
dosis masing-masing.
1. Dosis ekstrak akar ginseng jawa yang diberikan setara dengan 1,96 mg
serbuk/20 g BB/hari, sedangkan 1 g serbuk ginseng jawa setara dengan
46,3158 x 10-3 g ekstrak kasar ginseng jawa.
3.5.5. Pengelompokan dan perlakuan hewan coba.
Mencit sebanyak 48 ekor dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu
kelompok kontrol positif, kontrol negatif, dan 2 kelompok perlakuan meliputi
ekstrak akar ginseng jawa dan standar β-sitosterol. Selanjutnya untuk masing-
masing perlakuan dibedakan lagi berdasarkan lama waktu perlakuan, yaitu 9, 18
dan 27 hari. Masing-masing sub kelompok terdiri dari 4 ekor mencit.
33
Tabel 3.1. Pengelompokan dan perlakuan hewan coba
Kelompok perlakuan
Lama waktu perlakuan (hari) 9
18
27
Kontrol positif (Kp) Kp-9 Kp-18 Kp 27 Kontrol negatif (Kn) Kn-9 Kn-18 Kn-27 Ginseng jawa (Gj) Gj-9 Gj-18 Gj-27
Standar β-sitosterol (Ps) Ps-9 Ps-18 Ps-27 Keterangan :
Kontrol positif (Kp) :larutan 0,5% CMC sebanyak 0,5 ml/hari tanpa estrogen, ginseng Jawa, ataupun standar β-sitosterol.
Kontrol negatif (Kn) :EE2 0,5 ml/hari setara dengan dosis 0,56 μg EE2/20g BB/hari
Ginseng jawa (Gj) :larutan 0,5% CMC sebanyak 0,25 ml/hari dan 0,25 ml/ hari ekstrak akar ginseng Jawa setara 1,96 mg serbuk/20 g BB/hari.
Standar β-sitosterol (Ps) :larutan 0,5% CMC sebanyak 0,25 ml/hari dan 0,25 ml/ hari larutan standar β-sitosterol
Carboxy methyl cellulose atau CMC digunakan sebagai pelarut, CMC
adalah derivat dari selulosa dengan gugus carboxymethyl (-CH2-COOH) berikatan
dengan gugus hidroxyl. Carboxy methyl cellulose digunakan sebagai pengental
dan untuk menstabilkan larutan, yang memiliki tingkat kekentalan yang tinggi dan
tidak beracun (Chaplin, 2008). Tujuan penggunaan CMC karena CMC berbasis
lipid yang dapat melarutkan hormon steroid dan ekstrak ginseng jawa. Sebelum
diberikan perlakuan, mencit diaklimasi dahulu dalam rumah hewan selama 14
hari. Sembilan hari sebelum perlakuan dimulai, dilakukan pra perlakuan terlebih
dahulu dengan pemberian 0,5 ml/hari estrogen yang setara dengan 1,4 μg EE2/20
g BB/hari.
34
3.5.6. Pengambilan Darah
Kadar glukosa darah mencit dapat diketahui dengan…… Cara pengambilan
darah dengan cara…
3.5.7. Pengumpulan data.
Data diperoleh dengan cara menghitung jumlah sel spermatogenik meliputi
spermatogonium, spermatosit I dan spermatid bundar dalam satu tubulus
seminiferus. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati sediaan testis di
bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 400 x. Dalam satu sediaan, berisi
sepasang irisan testis, dengan setiap sediaan diamati sebanyak lima lapang
pandang secara acak. Setiap lapang pandang diamati satu tubulus seminiferus
bentuk bundar dengan kriteria jenis sel spermatogenik mengacu pada tahap 7 dari
siklus epitel (van Tienhoven, 1983), yaitu spermatogonia tipe A, spermatosit
primer tahap istirahat, spermatosit pakiten, spermatid bundar tahap 7, dan
spermatozoa tahap 19. Penghitungan jumlah sel yaitu spermatogonium,
spermatosit I dan spermatid bundar dengan hand counter. Dari penghitungan
sebanyak 5 kali, dibuat rata-rata dan selanjutnya dilakukan analisis data hasil
penelitian.
Gambar 3.1. Lokasi lapangan pandang pada irisan testis untuk pengamatan jumlah sel spermatogenik
35
3.6. Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji Anava (analisis
varians) dua arah dan satu arah untuk menguji hipotesis yaitu mengetahui
pengaruh pemberian perlakuan ginseng jawa dan standart β-sitosterol, pengaruh
lama waktu serta pengaruh interaksi keduanya terhadap proses spermatogenesis
mencit. Selanjutnya jika terdapat perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan
uji LSD (Least significant differences) atau BNT (beda nyata terkecil)
menggunakan α = 0,05 dengan perbedaan signifikan pada p (probabilitas) < 0,05.
Sebelum dilakukan uji Anava, terlebih dahulu distribusi datanya diuji dengan
Kolmogorov-Smirnov dan dilanjutkan dengan uji homogenitas.