contoh

Upload: cin-tia

Post on 08-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tugas

TRANSCRIPT

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA UMKM Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Akuntansi

Dosen Pengampu : Ibu Sukanti M.Pd

Oleh :

Fitri Dwi Rahmawati08412144007PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2010DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Identifikasi Masalah...

1.3 Batasan Masalah

1.4 Rumusan Masalah..

1.5 Tujuan Penelitian...

1.6 Manfaat Penelitian.BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori..

2.2 Penelitian yang Relevan....

2.3 Kerangka Berpikir.....

2.4 Hipotesis....BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.......

3.2 Subyek dan Obyek Penelitian......

3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian.....

3.4 Metode Pengumpulan Data......

3.5 Teknik Analisis Data....DAFTAR PUSTAKA.......BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap perusahaan atau organisasi akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Dalam hal ini peranan modal sangat penting karena dibutuhkan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Begitu pula kemajuan perusahaan akan seiring dengan kebutuhan modal yang yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya, dimana makin besar suatu perusahaan akan semakin besar pula modal yang dibutuhkannya dan tidak mungkin dapat dipenuhi oleh perusahaan sendiri tanpa ada bantuan atau menarik modal dari luar perusahaan.

Modal yang digunakan untuk investasi pada aktiva lancar disebut modal kerja. Dahulu manajer keuangan tidak jarang memandang masalah modal kerja tidak penting seperti halnya masalah investasi jangka panjang, kebijakan jangka panjang, kebijakan deviden maupun merger dan reorganisasi. Kini perhatian manajer keuangan mulai berfokus pada pengelolaan modal kerja, seiring dengan meningkatnya kompetisi di pasar global. Modal kerja menjadi sangat strategis seperti halnya keputusan lain dibidang keuangan.

Komponen modal kerja antara lain : kas, surat berharga, piutang, persediaan, hutang lancar. Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah cash conversation cycle, yaitu jangka waktu rata-rata sejak dilakukannya pengeluaran tunai untuk sumber dana produksi (bahan baku dan tenaga kerja) hingga diterimanya uang hasil penjualan produksi. Didalamnya dikurang dengan Inventory conversatin oeriod ditambah Receivables Collection period dikurang dengan Payable Defferal Period. Disini dapat dikatakan Bahwa semakin besar jumlah cash conversation cycle, maka semakin besar kebutuhan perusahaan akan pendanaan eksternal atau dari luar. Hal ini berarti bahwa pengurangan modal kerja berarti peningkatan perputaran modal kerja. Kenaikan persediaan dapat dikaitkan dengan peningkatan hutang dagang, sehingga dibutuhkan pengelolaan modal kerja yang efektif yang dapat meningkatkan laba operasi perusahaan. Investasi pada modal kerja memerlukan niaya, dengan demikian penurunan modal kerja akan menurunkan biaya modal dan berarti ada penghematan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia berpengaruh pada perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, tidak terkecuali perusahaan sektor industri konveksi. Mengingat CV. INDOTAMA TEXTILE merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha konveksi, maka untuk menghindari krisis tersebut diperlukan pengelolaan modal kerja yang baik. Perusahaan juga berkepentingan untuk menjaga profitabilitasnya dengan baik agar kondisi krisis yang dialami Indonesia tidak berimbas pada perusahaan sehingga perusahaan akan mampu memperoleh laba di dalam menjalankan usahanya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka menarik untuk dikaji dan dibahas lebih lanjut mengenai pengaruh modal kerja terhadap volume penjualan dan profitabilitas bisnis pada perusahaan sektor industri konveksi yaitu CV. INDOTAMA TEXTILE.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang mempengaruhi volume penjualan dan profitabilitas bisnis pada CV. INDOTAMA TEXTILE adalah :

1. Biaya Pemasaran

2. Harga Produk

3. Permintaan Konsumen

4. Modal Kerja

1.3 Batasan Masalah

Peneliti membatasi tentang masalah yang diteliti hanya dalam lingkup modal kerja perusahaan. Penelitian dilakukan pada salah satu perusahaan konveksi di Yogyakarta yaitu CV. INDOTAMA TEXTILE dengan melakukan analisis laporan-laporan keuangan serta evaluasi kinerja tahunan perusahaan. Data keuangan yang digunakan sebagai data penelitian adalah laporan keuangan selama 5 (lima) tahun yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.

1.4 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang dihadapi adalah :

1. Bagaimanakah perkembangan modal kerja perusahaan CV. INDOTAMA TEXTILE pada tahun 2004 2008 ?

2. Bagaimanakah pengaruh modal kerja terhadap volume penjualan pada perusahaan CV. INDOTAMA TEXTILE ?

3. Bagaimanakah pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas bisnis pada perusahaan CV. INDOTAMA TEXTILE ?1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perkembangan modal kerja perusahaan CV. INDOTAMA TEXTILE pada tahun 2004 2008.

2. Untuk mengatahui pengaruh modal kerja terhadap volume penjualan pada perusahaan CV. INDOTAMA TEXTILE.

3. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas bisnis pada perusahaan CV. INDOTAMA TEXTILE.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat memperoleh pemahaman lebih mendalam mengenai konsep modal kerja dan pengaruhnya terhadap volume penjualan dan profitabilitas bisnis.

2. Bagi Perusahaan yang Diteliti

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam melakukan perbaikan-perbaikan dan dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang diperlukan.

3. Bagi Rekan-rekan

Diharapkan dapat dijadikan sumbangan bagi dunia ilmu pengetahuan agar dapat berguna bagi mereka yang memerlukan terutama rekan-rekan mahasiswa.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

Dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan yang menjadi besar, maka faktor modal produksi mempunyai arti yang lebih menonjol dibandingkan dengan faktor produksi yang lainnya. Modal kerja yaitu aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha, atau modal kerja adalah kas/bank, surat-surat berharga yang mudah diuangkan (misal giro, cek, deposito), piutang dagang dan persediaan yang tingkat perputarannya tidak melebihi 1 tahun atau jangka waktu operasi normal perusahaan (Sundjaja, 2003).

Menurut Bambang (2001), pengertian modal kerja yang digunakan untuk mengetahui modal kerja yang ada di dalam laporan keuangannya, biasanya dilihat dari 3 konsep sebagai berikut :

a. Konsep Kuantitatif Menurut konsep ini modal kerja adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja.

b. Konsep Kualitatif Menurut konsep ini modal kerja adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa menganggu likuiditasnya, yaitu kelebihan aktiva lancar diatas utang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto

c. Konsep Fungsional Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam peru-sahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan penda-patan.

Menurut John (1995), unsur-unsur yang termasuk dalam modal kerja adalah :

a. Kas

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas, karena kas merupakan elemen dari modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya dan dapat dipergunakan untuk menguasai atau memiliki barang atau jasa yang diinginkan. Dalam hal ini termasuk pula pengertian simpanan uang yang berada di bank yang setiap saat dapat diambil atau digunakan. Jumlah kas di dalam perusahaan sebaiknya jangan terlalu besar karena akan banyak uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitasnya.

b. Piutang

Kebanyakan perusahaan besar menjual produksinya dengan cara kredit sehingga nantinya akan menimbulkan piutang. Hal ini bertujuan untuk dapat mempertahankan langganan yang sudah ada dan untuk menarik langganan yang baru. Piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi daripada persediaan, karena perputaran dari piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja. Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit. c. Persediaan

Persediaan barang merupakan elemen utama dari modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus-menerus mengalami perubahan dalam kegiatan perusahaan. Perusahaan pabrikasi pada umumnya mempunyai tiga jenis persediaan, yaitu bahan baku, barang dalam proses (barang setengah jadi) dan barang jadi. Penetapan besarnya investasi dalam persediaan akan berpengaruh terhadap keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.Modal kerja bersih yang ada di perusahaan merupakan salah satu indikator untuk menilai tingkat likuiditas perusahaan dalam kemampuannya untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendeknya. Tujuan dari manajemen kebanyakan lebih mengutamakan pengelolaan aktiva lancar agar terjamin jumlah yang layak dengan tingkat likuiditas yang tinggi serta efektifitas modal kerja yang optimal bagi perusahaan.

Menurut Munawir (1991), dibutuhkan suatu ukuran yang digunakan untuk menilai efektifitas modal kerja, agar perusahaan dapat menghasilkan laba dari setiap modal kerja yang dipertahankan oleh perusahaan. Modal kerja di dalam perusahaan akan terus berputar atau selalu dalam keadaan beroperasi selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan menjalankan usahanya. Sebaiknya perusahaan harus dapat mengetahui jumlah modal kerja yang dibutuhkan sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.

Menurut Bambang (2001), salah satu cara untuk mengetahui jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah menggunakan metode keterikatan modal kerja yang menekankan pada periode terikatnya modal kerja dan pengeluaran kas rata-rata setiap harinya. Besarnya modal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan dipengaruhi oleh volume penjualan, besar kecilnya skala usaha perusahaan, aktivitas perusahaan, perkembangan teknologi dan sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas.

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu berjudul Does Working Capital Management Affect Profitability of Belgion Firms? dilakukan oleh marc Deloof (2003) terhadap 1009 perusahaan non financial Belgia dari tahun 1992 sampai dengan tahun 1996. Penelitian tersebut membahas apakah manajemen modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan non financial di Belgia. Adapun variable-variable yang dipakai meliputi :

Variabel dependen : gross operating income

Variabel independent : sales growth ratio, financial debt ratio, fixed financial assets ratio, number of days accounts receivable, number of days inventories, number of days accounts payable, cash conversion cycle.

Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah

Hubungan sales growth ratio, fixed financial assets ratio terhadap gross operating income adalah positif dan pengaruhnya sangat signifikan. Artinya apabila sales growth ratio, fixed financial assets ratio mengalami kenaikan, maka gross operating income juga akan meningkat.

Hubungan financial debt ratio, number of days accounts receivable, number of days inventories, number of days accounts payable terhadap gross operating income adalah negative dan pengaruhnya sangat signifikan. Artinya apabila financial debt ratio, number of days accounts receivable, number of inventories, number of days accounts payable, mengalami penurunan, maka akan ada kenaikan gross operating income. Hal ini sesuai dengan teori Emery (1984), piutang usaha merupakan investasi jangka pendek yang lebih menguntungkan daripada surat-surat berharga. Keuntungan yang tinggi memegang peranan penting dalam penambahan account receivable, karena perusahaan dengan profit yang tinggi mempunyai lebih banyak kas untuk dipinjamkan ke konsumen. Deloof dan jegers (1996) menemukan bahwa perusahaan Belgia memperpendek kas dengan mengurangi investasi pada accounts receivable.

Memperlambat pembayaran hutang dagang merupakan sumber dana yang flexible bagi perusahaan. Tetapi hal ini dapat merupakan biaya yang mahal apabila perusahaan menawarkan diskon apabila pembayaran dilakukan secepatnya. Svensson (1997) menemukan bahwa 75% perusahaan Belgia menawarkan diskon apabila hutang usaha dibayar dalam jangka waktu 10 hari. Rata-rata diskonnya adalah 3%. Selain itu yang dilakukan oleh The Institute for Credit Management of the vlerick Leuven School menemukan bahwa rata-rata perusahaan Belgia menawarkan diskon 3% apabila konsumen membayar lebih cepat. Cash conversion cycle tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap gross operating income.2.3 Kerangka Berpikir

Modal kerja merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Menurut Weston dan Brigham (1993 : 412) bahwa pengelolaan modal kerja menjadi perhatian penting bagi perusahaan karena :

1. Hampir semua manajer keuangan mencurahkan sebagian besar waktunya untuk operasi internal sehari-hari perusahaan, dan hal ini merupakan bagian dari pengelolaan modal kerja.

2. Aktiva lancar merupakan bagian yang cukup besar dari total aktiva. Sedang aktiva lancar berfluktuasi dengan penjualan, dan penjualan berubah terus menerus. Jadi pengelolaan aktiva lancar merupakan proses yang dinamis dan mengharuskan manajer keuangan memantau penjualan agar bias diantisipasi dan memastikan bahwa aktiva yang ada cukup memenuhi target penjualan dan produksi.

3. Pengelolaan modal kerja khususnya penting bagi perusahaan kecil, karena perusahaan kecil relative sukar memasuki pasar modal jangka panjang, maka mereka akan sangat bergantung pada utang dagang, dan kredit jangka pendek, yang keduanya mempengaruhi modal kerja dengan meningktkan kewajiban lancar.

4. Pertumbuhan penjualan mempunyai hubungan yang erat dan langsung dengan investasi dalam bentuk aktiva lancar. Engan bertumbuhnya penjualan, perusahaan harus menaikkan piutang dan persediaan, dan uang kasnya pun mungkin perlu dinaikkan juga.

Menurut Weston and Brigham (1993 : 353), modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek seperti kas, surat berharga, persediaan dan piutang dagang. Salah satu factor yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah cash conversion cycle, yaitu jangka waktu rata-rata sejak dilakukannya pengeluaran tunai untuk sumber dana produksi (bahan baku dan tenaga kerja) hingga diterimanya uang hasil penjualan produksi. Didalamnya terdiri dari number of days inventories ditambah number of days accounts receivable dikurang dengan number of days accounts payable. Disini dapat dikatakan bahwa semakin besar jumlah cash conversion cycle, maka semakin besar kebutuhan perusahaan akan pendanaan eksternal atau dari luar. Hal ini berarti bahwa pengurangan modal kerja berarti peningkatan perputaran modal kerja. Kenaikan persediaan dapat dikaitkan dengan peningkatan hutang dagang, dimana dapat menganggu kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (profitabilitas perusahaan) sehingga dibutuhkan pengelolaan modal kerja yang efektif yang dapat meningktkan laba operasi perusahan. Investasi pada modal kerja memerlukan biaya, dengan demikian penurunan modal kerja akan menurunkan biaya modal dan berarti ada penghematan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat digambarkan skema kerangka pemikirannya adalah sebagai berikut :

2.4 Hipotesis

1. Perkembangan modal kerja CV. INDOTAMA TEXTILE mengalami peningkatan selama kurun waktu tahun 2004 2008.

2. Tedapat pengaruh positif antara Modal Kerja terhadap Volume Penjualan pada perusahaan CV. INDOTAMA TEXTILE.

3. Terdapat pengaruh positif antara Modal Kerja terhadap Profitabilitas Bisnis pada perusahaan CV. INDOTAMA TEXTILE.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di CV INDOTAMA TEXTILE Yogyakarta. Adapun waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Juli 2009 sampai dengan bulan November 2009.

3.2 Subyek dan Obyek Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah CV. INDOTAMA TEXTILE sebuah Perusahaan trading textile yang bergerak di bidang industri konveksi yang menyediakan berbagai jenis kain katun seperti combed, semicombed, carded, misty, fleece, spandex, twotone, threetone dan pique, serta pemesanan segala jenis pakaian. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari CV. INDOTAMA TEXTILE berupa Neraca, Laporan Rugi-Laba dan Laporan Arus Kas selama kurun waktu lima tahun mulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.

3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Sesuai judul yang diambil yaitu Pengaruh Modal Kerja Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas Bisnis pada perusahaan CV. Indotama Textile maka terdapat dua variable yaitu :

1. Variabel Terikat (Dependen Variable)

Yaitu variable yang ditentukan oleh variable lain. Sehubungan dengan judul diatas maka variable dependennya adalah Gross operating income ratio.2. Variabel Bebas (Independen Variable)

Yaitu variable yang mempengaruhi variable lain yang tidak bebas, sehubungan dengan judul diatas variable independennya adalah modal kerja. dengan sub variable :

1. Sales growth ratio

2. Financial debt ratio

3. Fixed financial assets ratio

4. Number of days accounts receivable

5. Number of days inventories

6. Number of days accounts payable

7. Cash Conversion Cycle1. Gross Operating Income ratio (GOI) adalah ratio beda antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan (Lyn M. Fraser, 2001 : 284). Variabel ini merupakan variable dependen, dan diberi symbol Y.

2. Modal Kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek seperti kas, surat berharga dan piutang dagang. (Weston and Brigham, (1993 : 353)Sub variable :

Sales growth adalah rasio pertumbuhan penmjualan dengan membandingkan penjualan tahun yang bersangkutan dengan penjualan tahun sebelumnya (Deloof, 2003).

Financial debt ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembiayaan hutangnya. (Van Horne,1997:138)

Fixed financial assets ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi aktiva tetapnya. (Brigham and Daves, 2001:220).

Number of days accounts receivable adalah jangka waktu rata-rata yang diperlukan untuk mengkonversikan piutang perusahaan menjadi kas, yaitu jangka waktu sejak penjualan hingga ralisasi penagihan (Brigham and Daves, 2001:700).

Number of days inventories adalah jangka waktu rata-rata yang diperlukan untuk mengkonversikan bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjualnya. (Brigham and Daves, 2001:700).

Number of days accounts payable adalah jangka waktu rata-rata sejak pembelian bahan baku atau pengkaryaan pekerja hingga terlaksananya pembayaran atas bahan dan pekerja tersebut. (Brigham and Daves, 2001:700).

Cash Conversion Cycle (CCC) adalah jangka waktu sejak dilakukannya pengeluaran tunai untuk sumber dana produksi (bahan baku dan tenaga kerja) hingg diterimanya uang hasil penjualan produk (Brigham and Daves, 2001:700).

CCC = (Number of days accounts receivable + Number of days inventories) Number of days payable

3.4 Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara atau tanya jawab secara lisan dengan departemen produksi untuk mendapatkan data proses produksi, Bagian Akuntansi Keuangan dan Umum untuk mendapatkan data anggaran.

b. Dokumentasi

Adalah proses mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini data yang berasal dari dokumentasi antara lain laporan keuangan, bagan struktur organisasi, tabel anggaran-anggaran, serta data-data lain yang terkait dengan topik penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini dengan melakukan metode analisis data berupa :

1. Analisis Korelasi Pearson

Analisis korelasi pearson digunakan untuk menjelaskan derajat hubungan antara variable bebas (independent) dengan variable terikat (dependent).

Menurut Riduan (2004:136) korelasi pearson dilambangkan dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1( r ( +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan table interpretasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.2

Interpretasi koefisien korelasi nilai r

Interval KoefisienTingkat Hubungan

0.80 1.000

0.60 0.799

0.40 0.599

0.20 0.399

0.00 0.199Sangat Kuat

Kuat

Cukup Kuat

Rendah

Sangat Rendah

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi variable independen terhadap variable dependen dapat ditentukan denganm rumus koefisien determinan sebagai berikut:

2. Analisis Koefisien Regresi Berganda

Definisi regresi berganda menurut Boedijoewono (2001:303) adalah yang menggunakan lebih dari 1 variabel yang mempengaruhi (independen variabel) untuk menaksir variabel dependen agar taksiran menjadi lebih akurat.

Regresi menunjukan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Sifat hubungan ini juga dapat dijelaskan antara variabel yang satu sebagai penyebab sedang yang lain sebagai akibat, dalam bentuk variabel yang independent (X) dan variabel yang dependen (Y).

Berikut merupakan rumus metode analisis regresi berganda

Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + bX4 + bX5 + bX6 + bX7

Dimana :

Y = Gross operating income ratio

A = Konstanta

B = Parameter koefisien regresi

X1 = Sales growth ratio

X2 = Financial debt ratio

X3 = Fixed financial ssets

X4 = Number of days accounts receivable

X5 = Number of days inventories

X6 = Number of days accounts payable

X7 = Cash Conversion Cycle

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan :

a. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji hubungan linier dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Boedijoewono, 2001:290). Untuk menentukan uji F-tabel, tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k) dan (k-l) dimana n adalah jumlah variabel termasuk konstanta dengan criteria uji yang digunakan adalah :

Bila F hitung < F table, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti semua variabel independen secara simultan tidak mempunyai hubungan linier yang signifikan terhadap variabel dependen.

Bila F hitung > F table, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti semua variabel independen secara simultan mempunyai hubungan linier yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. Uji t

Guna dari uji t ini untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk menentukan nilai t-tabel, tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-2) dimana n adalah jumlah observasi, k adalah variabel termasuk konstanta, dengan criteria uji yang digunakan adalah :

Bila t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Bila t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

DAFTAR PUSTAKA

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. BPFE.Yogyakarta. 2002.

Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. BPFE. Yogyakarta. 2001.

Soeprihanto, John. Manajemen Modal Kerja. BPFE. Yogyakarta. 1995.

Munawir, S. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta. 1991.

Sundjaja, Ridwan dan Inge Barlian. Manajemen Keuangan. Edisi 5. Literata Lintas Media. Jakarta. 2003.

Weston, J. Fred and Brigham, Eugene F (1992), Manajemen Keuangan Edisi 9. INDONESIA: Erlangga.

Damodaran, A Swath (2001), Corporate Finance: Theory and Practice 2nd ed. USA:John Wiley and Sons Inc.

Achmad, Kamarudin (1997), Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja. INDONESIA: Rineka Cipta.

Brigham, Eugene F and Daves, Philip R *(2001), Intermediate Financial Management. UK: Thomson Learning.

Deloof Marc, Does Working Capital Management Affect Profitablity of Belgian Firms?. Journal of Business Finance and Accounting, 30 (3) & (4), April/May 2003.

Modal Kerja

Sales Growth,

Finacial Debt,

Fixed Financial Assets

Number of days accounts receivable

Number of days inventories

Number of days accounts payable,

Cash Conversion Cycle

Profitabilitas

Gross Operating Income

_1353778781.unknown

_1353778783.unknown

_1353778785.unknown

_1353778786.unknown

_1353778782.unknown

_1353778779.unknown

_1353778780.unknown

_1353778778.unknown