community diagnosis - · pdf filekami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik...
TRANSCRIPT
LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL-1)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
COMMUNITY DIAGNOSIS
MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
DI DESA SIDOGEMAH KECAMATAN SAYUNG
KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011
PENYUSUN :
HERVIAN SETYO NUGROHO E2A009016
MYA ROSIANA E2A009023
MEITA FERA IVANANDAYANI E2A009024
ELLEN LOYCIA HUTASOIT E2A009025
RONDIYAH E2A009026
KUNARSIH FITRIANI E2A009027
ILMA RAHMAWATI E2A009028
SITI NOVIA LISTIYORINI E2A009029
AVICENA SAKUFA MARSANTI E2A009031
AZZA IVANA E2A009032
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG, TAHUN 2011
ii
LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL-1)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
COMMUNITY DIAGNOSIS
MASALAH KESEHATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
DI DESA SIDOGEMAH KECAMATAN SAYUNG
KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011
PENYUSUN :
HERVIAN SETYO NUGROHO E2A009016
MYA ROSIANA E2A009023
MEITA FERA IVANANDAYANI E2A009024
ELLEN LOYCIA HUTASOIT E2A009025
RONDIYAH E2A009026
KUNARSIH FITRIANI E2A009027
ILMA RAHMAWATI E2A009028
SITI NOVIA LISTIYORINI E2A009029
AVICENA SAKUFA MARSANTI E2A009031
AZZA IVANA E2A009032
Laporan PBL-1 ini telah disetujui untuk diujikan
di depan Tim Penguji
Semarang, 23 Juni 2011
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Staf Pembimbing Lapangan(SPL)
BESAR TIRTO HUSODO S.Sos M.Kes EKA TASBIKHAH,Amd.Keb
NIP : 197003062001121002 NRPTT : 11.4.048.17491
iii
LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL-1)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN AJARAN 2010/2011
COMMUNITY DIAGNOSIS
MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
DI DESA SIDOGEMAH KECAMATAN SAYUNG
KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 23 Juni 2011
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Semarang, 23 Juni 2011
Menyetujui,
Tim Penguji
1. Dosen Pembimbing Lapangan : Besar Tirto Husodo,S.Sos,M.Kes
2. Penguji 1 :
3. Penguji 2 :
4. Penguji 3 :
Mengetahui,
Ketua LABKESMAS FKM UNDIP
dr.Anneke Suparwati,MPH
NIP : 195305251986032001
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan pelaksanaan Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL-1) dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan serta turut membantu
kalancaran pelaksanaan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL),
terutama kepada :
1. dr.Anneke Suparwati,MPH selaku Ketua LABKESMAS FKM UNDIP
2. Besar Tirto Husodo,S.Sos,MKes selaku Dosen Pembimbing
Lapangan.
3. Eka Tasbikhah, Amd.Keb selaku Staff Pembimbing Lapangan
4. Bapak Sumantri selaku kepala Kelurahan Sidogemah serta
jajarannya, Bapak Basir selaku ketua BPD Kelurahan Sidogemah,
Kecamatan Sayung.
5. Bapak Yusuf P selaku ketua RW I, Bapak Kholil selaku ketua RW 2,
Bapak Nasokha selaku ketua RW 3, Bapak Matnur selaku ketua RW
4, Bapak Kambali selaku ketua RW 5, Bapak Nurwakhid selaku ketua
RW 6 Kelurahan Sidogemah.
6. Bapak dan Ibu Sumantri selaku tuan rumah selama kami tinggal di
Sidogemah
7. Seluruh masyarakat Kelurahan Sidogemah.
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi
maupun penyajiannya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Semarang, 23 Juni 2011
Penyusun
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………............i
Halaman Persetujuan………………………………………………………….....…...ii
Halaman Pengesahan…………………………………………………………….......iii
Kata Pengantar…………………………………………………………………..........iv
Daftar Isi…………………………………………………………………………..........v
Daftar Grafik……………………………………………………………………..........vi
Daftar Tabel...............................................................................................vii
Daftar Gambar..........................................................................................viii
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang………………………………………………………..........1
B. Tujuan………………………………………………………………….........2
C. Manfaat……………………………………………………………….....…..3
Bab II. Metode Kegiatan PBL
A. Metode………………………………………………………………...........6
B. Tahapan Community Diagnosis……………………………………..…..10
C. Lokasi dan waktu pengambilan data……………………………….…...14
D. Pengolahan dan analisis data……………………………………….......16
Bab III. Hasil dan Pembahasan
A. Gambaran Umum Lokasi PBL ……………………………………..........19
B. Hasil dan Pembahasan ……………………………………………...…...21
Bab IV. Simpulam dan Saran
A. Simpulan……………………………………………………………............47
B. Saran……………………………………………………………….......…...48
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….............49
Lampiran ………………………………………………………………………............50
vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Perbandingan Penduduk Laki-laki Dan Perempuan
Grafik 3.2 Pemantauan Gizi Lebih Desa Sidogemah Tahun 2010
Grafik 3.3 Pemantauan Gizi Kurang Desa Sidogemah Tahun 2010
Grafik 3.4 Pemantauan BGM Desa Sidogemah Tahun 2010
Grafik 3.5 Pemeriksaan K1 Desa Sidogemah Tahun 2010
Grafik 3.6 Pemeriksaan K4 Desa Sidogemah Tahun 2010
Grafik 3.7 Pemeriksaan Risti Oleh Nakes Desa Sidogemah Tahun 2010
Grafik 3.8 Pemeriksaan Risti oleh Masyarakat Desa Sidogemah Tahun 2010
Grafik 3.9 Pemeriksaan KN1 Desa Sidogemah Tahun 2010
Grafik 3.10 Pemeriksaan KN2 Desa Sidogemah Tahun 2010
Grafik 3.11 Pemeriksaan KN3 Desa Sidogemah Tahun 2010
Grafik 3.12 Persalinan yang Tidak Ditolong Oleh Nakes Desa Sidogemah
Tahun 2010
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Mata Pencaharian
Tabel 3.2 Tingkat Pendidikan
Tabel 3.3 Rekap Laporan SDIDTK Desa Sidogemah
Tabel 3.4 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA Desa Sidogemah
Tabel 3.5 Analisis Prioritas Masalah dengan MCUA
Tabel 3.6 Hasil survey tentang pengetahuan
Tabel 3.7 Hasil Survey Mengenai Sikap
Tabel 3.8 Hasil Survey Praktek
Tabel 3.9 Hasil Survey Tentang Lingkungan
Tabel 3.10 Hasil Survey Tentang Pelayanan Kesehatan Dan
Pemanfaatannya
Tabel 3.11 MCUA Penyebab Masalah Gizi Kurang
Tabel 3.12 Uji Kelayakan Solusi (Force Field Analysis) Penyuluhan
Kesehatan
Tabel 3.13 Uji Kelayakan Solusi (Force Field Analysis) Penambahan Kader
Tabel 3.14 Uji Kelayakan Solusi (Force Field Analysis) Pemberdayaan Kader
Tabel 3.15 Analisis Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah dengan MCUA
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep HL Blum (1976)
Gambar 3.1 Mind Map
Gambar 3.2 How-How Diagram
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatan di Indonesia yang merupakan indikator MDG’s
(Millenium Development Goals) yakni mengurangi tingkat kematian anak dan
meningkatkan kesehatan ibu1).
Status kesehatan masyarakat terkait dengan masalah tersebut dapat
digambarkan dalam beberapa indikator sebagai berikut: Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan
Angka Kematian Balita (AKABA). Beberapa penyebab kematian ibu antara
lain perdarahan, infeksi, eklampsia dan lain-lain. Sedangkan penyebab
kematian bayi diantaranya BBLR, asfiksia, pneumonia, diare, gizi burukdan
lain-lain. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan sistem kesehatan yang
efektif guna menghadapi masalah kematian ibu dan balita.Untuk itu tenaga
profesional membutuhkan pendidikan dan pelatihan berbagai disiplin ilmu,
salah satunya adalah melalui Pengalaman Belajar Lapangan(PBL)2).
Paradigma baru bertitik tolak pada indikator kesehatan dan
kesejahteraan rakyat yaitu angka kematian bayi dan ibu melahirkan.
Oleh karena menurut WHO (2000) 49% kematian bayi terkait dengan
status gizi yang rendah maka dapat dimegerti apabila pertumbuhan
dan status gizi termasuk indikator kesejahteran seperti yang diterapkan
di Thailand3).
Masalah gizi kurang dianggap sebagai masalah ekologi, hal ini
disebabkan gizi kurang merupakan berbagai pengaruh faktor yang saling
berinteraksi di dalam ekologi seperti fisik, biologis dan budaya masyarakat.
Kekurangan gizi pada masyarakat Indonesia terjadi karena beberapa faktor
antara lain kemiskinan (sosial ekonomi rendah), pangan kurang tersedia,
pengetahuan gizi rendah, kebiasaan makan dan infeksi atau parasit4).
2
Melalui Pengalaman Belajar Lapangan ini, mahasiswa dapat menetapkan
masalah kesehatan Ibu dan Anak dengan menggunakan konsep H.L. Blum
sebagai pendekatan untuk mengidentifikasikan masalah kesehatan yang
terjadi di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Setelah
mengidentifikasi masalah tersebut, maka ditentukan prioritas dari masalah
Kesehatan Ibu dan Anak yang ditemukan di Desa Sidogemah. Berdasarkan
Laporan Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Sayung I dan Bidan Desa
Sidogemah, ditemukan kasus gizi kurang pada balita yang dari bulan ke
bulan mengalami tren peningkatan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengidentifikasi masalah-masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
menetapkan faktor resiko terjadinya masalah Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), serta memberikan alternatif penyelesaian masalah Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) yang ada dengan metode pemecahan masalah
(problem solving cycle), mengenal karakteristik masyarakat dan
lingkungannya, serta faktor lain yang berkaitan dengan masalah
kesehatan di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten
Demak, Jawa Tengah.
2. Tujuan khusus
a. Menggambarkan karakteristik sosial ekonomi masyarakat di Desa
Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa
Tengah.
b. Menggambarkan perilaku kesehatan masyarakat di Desa
Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa
Tengah.
c. Menggambarkan keadaan lingkungan masyarakat di Desa
Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa
Tengah.
3
d. Menggambarkan ketersediaan Pelayanan Kesehatan di Desa
Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa
Tengah.
e. Menentukan masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
menetapkan prioritas masalah yang telah diidentifikasi di Desa
Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa
Tengah dengan metode Mind Maping dan Matrix Multiple Criteria
Utility Assessment (MCUA).
f. Menentukan faktor resiko yang menunjang penyebaran masalah
kesehatan di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten
Demak, Jawa Tengah dengan metode Matrix Multiple Criteria
Utility Assessment (MCUA).
g. Memberikan alternatif pemecahan masalah Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten
Demak, Jawa Tengah dengan metode Matrix Multiple Criteria
Utility Assessment (MCUA).
h. Menentukan penilaian solusi dan kelayakan solusi (kekuatan yang
mendukung dan menghambat sehingga alternatif rencana solusi
dapat berjalan atau tidak) dengan metode Matrix Multiple Criteria
Utility Assessment (MCUA) dan Force Field Analysis. Sehingga
solusi yang ditawarkan akan tepat dan dapat dikerjakan dengan
sumber daya yang tersedia di Desa Sidogemah, Kecamatan
Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
C. Manfaat
Dari kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL), diharapkan dapat
memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat dan Desa Sidogemah
a. Mendapatkan informasi mengenai masalah Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) yang ada di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten
Demak, Jawa Tengah sehingga diharapkan adanya perubahan perilaku
bagi masyarakat khususnya Ibu dan anak.
4
b. Dari informasi tersebut, masyarakat dapat lebih menyadari akan
pentingnya hidup sehat dan perilaku sehat bagi kesehatan Ibu dan
anak mereka dengan tindakan lebih lanjut dari pihak kelurahan dan
kader posyandu untuk memberikan penyuluhan.
c. Dari informasi tersebut, pihak pamong dan perangkat Desa Sidogemah,
Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah dapat
mengembangkan suatu program pengembangan desa terutama dalam
bidang kesehatan ibu dan anak.
d. Masyarakat diharapkan dapat lebih memanfaatkan Pelayanan
Kesehatan yang ada.
2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
a. Mengenalkan eksistensi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro kepada masyarakat di lingkungan Desa Sidogemah,
Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
b. Mendapatkan informasi tentang daerah yang mengalami masalah
kesehatan yang terjadi di daerah tersebut, sehingga sebagai Fakultas
Kesehatan Masyarakat dapat memberikan suatu kegiatan preventif dan
promotif kepada masyarakat tentang masalah kesehatan yang terjadi di
wilayah tersebut.
3. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan atau menambah pengalaman serta wawasan secara aktif
dan interaktif dengan masyarakat Desa Sidogemah, Kecamatan
Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah mengenai pemecahan
masalah kesehatan ibu dan anak dengan menentukan alternatif
pemecahan masalah kesehatan.
b. Meningkatkan dan melatih kemampuan serta keterampilan dalam
melakukan penelitian dan penulisan laporan Pengalaman Belajar
Lapangan (PBL).
5
c. Dengan survei, mahasiswa mampu melatih soft skill pada saat praktek
di lapangan, yaitu bersosialisasi dan berinteraksi dengan masyarakat
yang ada di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak,
Jawa Tengah.
d. Mahasiswa mampu melakukan tahap-tahap Community Diagnosis
secara tepat.
4. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Demak
a. Memberikan gambaran informasi kesehatan di Desa Sidogemah,
Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
b. Dari informasi tersebut, dapat membantu arahan pengambilan
kebijakan guna pengembangan kesehatan di lingkungan Desa
Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
6
BAB II
METODE KEGIATAN
A. Metode dan Desain
Metode yang digunakan dalam kegiatan Pengalam Belajar Lapangan 1
(PBL-1) adalah meode survey dengan pendekatan Cross Sectional
berdasarkan tahapan community diagnosis. Community Diagnosis diartikan
sebagai sebuah deskripsi atau gambaran mengenai kesehatan warga Negara
(masyarakat, penduduk) dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan masyarakat setempat baik secara kuantitatif dan kualitatif5).
Diagnosa komunitas pada umumnya mengarah kepada identifikasi dan
kuantifikasi dari masalah-masalah kesehatan dalam komunitas secara
menyeuruh dalam terminologi angka kematian, angka kesakitan dan
mengidentifikasi korelasi atau hubungannya dengan tujuan untuk mengetahui
faktor risiko atau keutuhan komunitas akan pelayanan kesehatan.
pendekatan Cross Sectional yang merupakan rancangan penelitian dimana
variabel independen dan dependen diambil dalam periode waktu yang sama.
Dimana analisis data bersifat deskriptif (kualitatif dan atau kuantitatif)2).
Variabel independen (variable bebas) yang diambil secara garis besar
sesuai dengan konsep H.L. Blum1) yaitu faktor genetik, lingkungan, perilaku,
dan pelayanan kesehatan. Sedangkan variabel dependen (variable terikat)
adalah status kesehatan yang direpresentasikan dengan kejadian penyakit
yang ada di wilayah Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten
Demak. Selain dengan metode Cross Sectional juga menggunakan metode
studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua
metode tersebut diharapkan dapat saling melengkapi untuk mengidentifikasi
permasalahan kesehatan sesuai dengan konsep H.L. Blum. Metode tersebut
dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab masalah kesehatan serta
memberikan alternatif pemecahan masalah dengan siklus pemecahan
masalah (Problem Solving Cycle)1).
Dalam pengambilan data primer, digunakan kuesioner untuk menggali
informasi dari responden6) dan juga obsevasi langsung terhadap lingkungan
7
sekitar rumah responden. Sedangkan untuk data sekunder menggunakan
data yang berasal dari Puskesmas Sayung 1 dan Bidan Desa Sidogemah,
sehingga ditemukan masalah yang berhubungan dengan status kesehatan
masyarakat. Data primer maupun data sekunder tersebut dapat dijadikan
variabel dependen, metode cross sectional ini diharapkan dapat digunakan
untuk menganalisa permasalahan kesehatan sesuai dengan konsep H.L
Blum, yang selanjutnya dilakukan identifikasi faktor resiko.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam Pengalaman Belajar Lapangan 1 ini adalah seluruh balita
usia 1 tahun sampai dengan kurang dari 5 tahun di Desa Sidogemah,
Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Jumlah populasinya sebesar 417
balita. Sementara sampel yang kami ambil sebesar 81 balita. Pengambilan
data sampel dilakukan secara Snow Ball Sampling1) yaitu sebuah cara
pemilihan anggota sampel yang dilakukan dengan cara mendatangi salah
satu rumah yang dijadikan sampel kemudian mendapatkan informasi sampel
yang lain dari sampel yang telah didatangi. Sampel diperoleh dari responden
sesuai dengan besarnya sampel yang diinginkan. Besar sampel minimal
yang diambil ditentukan dengan rumus:
Menentukan jumlah sampel
Sehingga besar sampel untuk Desa Sidogemah adalah sebagai berikut :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah populasi KK
d = Presisi (Ditetapkan sekecil mungkin
dengan cara memperbesar ukuran
sampel)
8
Menentukan populasi berdasarkan wilayah geografis menggunakan
jumlah KK
Menentukan proposi :
Pos 1 (RW 1) =
Pos 2 (RW 2 + RT 1-5) =
Pos 3 (RW 3 + RW 4) = 17
Pos 4 (RW 2 + RT 6) =
Pos 5 (RW 5 + RW 6) =
Sehingga besar sampel minimum untuk Desa Sidogemah, Kecamatan
Sayung, Kabupaten Demak adalah:
= 80.65
Jadi balita yang dibutuhkan sebagai sampel sebesar 80.65 ≈ 81
Besar sampel minimum yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah sebesar
81 balita.
C. Jenis Data6)
1. Data primer
Merupakan data yang dikumpulkan sendiri dari hasil wawancara
dari masyarakat di wilayah Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung,
Kabupaten Demak yang sekaligus berperan sebagai responden.
2. Data sekunder
Merupakan data topografi dan monografi dari Desa Sidogemah,
Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Data sekunder juga didapat
9
dari Puskesmas Sayung bulan Januari – Desember 2010, serta key
person yang meliputi Kepala Desa, bidan desa, kader posyandu,
kepala dusun, dan karang taruna.
D. Kerangka Konsep HL. Blum
Dalam menyusun kuesioner untuk Pengalaman Belajar Lapangan 1 ini,
kami menggunakan acuan pendekatan HL Blum (1976). Pendekatan ini
seperti yang tergambar dalam Gambar 2.1. Dalam pendekatan ini derajat
kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat hal, yaitu1) :
1. Lingkungan
Pada pendekatan pertama ini, kesehatan seseorang akan
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan di mana dia tinggal dan
berinteraksi. Hal-hal yang mempengaruhi seperti kondisi rumah,
kondisi sanitasi lingkungan, makanan dan minuman yang tercemar.
2. Genetik
Genetik merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi derajat
kesehatan seseorang. Genetik ini dapat berupa riwayat penyakit
maupun berupa faktor keturunan.
3. Perilaku Kesehatan
Salah satu aspek yang paling berpengaruh pada derajat
kesehatan adalah perilaku kesehatan seseorang. Perilaku ini meliputi
pengetahuan, sikap dan praktek seseorang dalam kesehatan.
4. Pelayanan Kesehatan
Aspek selanjutnya adalah berkaitan dengan ketersediaan
pelayanan kesehatan di masyarakat. Hal ini juga berkaitan dengan
biaya yang dibutuhkan dan jarak pelayanan kesehatan yang tersedia.
10
Gambar 2.1 Kerangka Konsep HL Blum (1976)3)
E. Tahapan Community Diagnosis
1. Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat
Dalam mengidentifikasi permasalahan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) yang ada di masyarakat harus didasarkan pada data,
fakta, informasi, baik secara langsung (dengan data primer) maupun
tidak langsung (menggunakan data sekunder). Hal pertama kali yang
dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan di desa
Sidogemah adalah mencari data sekunder ke Puskesmas Sayung 1
(berupa : buku Register, buku Laporan Bulanan Penyakit, dan catatan
Rekapitulasi Penyakit Spesifik) dan Buku Register Bidan desa
Sidogemah. Setelah data sekunder didapatkan, kemudian dicocokkan
STATUS
dfKESEHATAN
PERILAKU KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN
1. Pengetahuan 2. Sikap
3. Praktek
1. Program 2. Nakes 3. Fasilitas Kesehatan 4. Geografis
1. Kebersihan 2. Sosial 3. Budaya 4. Ekonomi
1.
2.
3.
4.
GENETIK
LINGUNGA
LINGKUNGAN
STATUS KESEHATAN
Dalam kasus ini tidak
ada faktor genetik
11
dengan data primer yang didapatkan dari wawancara terhadap Key
Person (Ketua RT, Ketua RW, kader desa, bidan desa dan petugas
Puskesmas) guna meyakinkan bahwa masalah tersebut sampai
sekarang masih menjadi permasalahan di masyarakat. Tujuan
wawancara dengan key person adalah untuk melakukan konfirmasi
mengenai banyaknya, kegawatannya, distribusinya (orang, tempat,
dan waktu) dari penyakit yang telah terdaftar pada data sekunder.
2. Prioritas Masalah Kesehatan Masyarakat
Data sekunder yang telah dicocokkan dengan wawancara Key
Person (data primer) kemudian dianalisis kembali agar mendapatkan
masalah yang benar – benar dirasakan masyarakat, sehingga
nantinya dapat diambil suatu tindakan tepat.
Dari penyakit yang telah didiskusikan selanjutnya dipilih 3
besar penyakit yang banyak dirasakan masyarakat Sidogemah.
Selanjutnya dari 3 penyakit tersebut diprioritaskan lagi menjadi 1
masalah dengan mempertimbangkan aspek – aspek kegawatan
masalah, besarnya masalah, luasnya distribusi penyakit, kecepatan
penyebaran, dan lain sebagainya dengan menggunakan table MCUA.
Dalam menganalisis prioritas masalah kesehatan tersebut
digunakanlah metode Multiple Criteria Utility Assessment (MCUA).
Tata cara penggunaan Matriks MCUA dalam penentuan prioritas
masalah, dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut3) :
a. Menetapkan kriteria
Yang dimaksud dengan kriteria adalah sesuatu hal yang
dianggap sebagai akibat atau pengaruh yang sangat signifikan
dan spesifik dari suatu masalah terhadap subjek (masyarakat)
sehingga dapat membedakan masalah. Kriteria yang digunakan
antara lain kegawatan masalah, Besarnya masalah, Trend
(kecenderungan).
b. Melakukan pembobotan kriteria
Merupakan pemberian kisaran bobot (nilai) terhadap
masing – masing yang ada. Kriteria ditentukan berdasarkan
12
kesepakatan kelompok. Nilai (bobot) yang disepakati adalah untuk
kegawatan masalah diberi bobot 4, gawat diberi skor 3, cukup
gawat diberi skor 2, kurang atau tidak gawat 1. Kita berikan empat
range atau rentang nilai dengan tujuan agar tidak terjadi
kecenderungan pemilihan angka yang berada di tengah, misalnya
kalau rangenya 1 sampai 3, orang cenderung memlih angka 2
dbanding angka 1 atau angka 3.
c. Memberikan skor masing–masing kriteria terhadap masing–
masing masalah
Artinya estimasi berapa besarnya pengaruh masalah
terhadap masing – masing kriteria. Dalam pemberian skor setiap
anggota kelompok memberikan skor secara subjektif dan
selanjutnya jumlah semua skor dibagi banyaknya jumlah anggota
dalam kelompok. Jika pengaruh kriteria besar maka skornya juga
diberikan besar, dan jika kriteria kecil maka diberi skor kecil. Hasil
skor yang telah dibagi dengan jumlah anggota tiap bagian.
d. Mengalikan nilai skor dengan bobot
Masing–masing masalah yang dikalikan dengan bobot
untuk tiap–tiap kriteria kemudian dijumlahkan dengan hasil
perkalian tersebut.
3. Kerangka Akar Faktor Risiko Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) telah didapatkan yaitu
penyakit gizi kurang, namun faktor resiko dari masalah gizi kurang
tersebut belum diketahui. Faktor–faktor resiko dapat berdiri sendiri
dalam mempengaruhi kejadian suatu masalah Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) atau faktor tersebut saling terkait sehingga menimbulkan
permasalahan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan proses
penelusuran akar faktor resiko masalah dengan cara sistematis dan
berdasar pada teori, data atau fakta atau pikiran yang logis
berdasarkan konsep H.L. Blum. Metode pendekatan yang
dimanfaatkan untuk membuat kerangka dalam mengidentifikasi
faktor–faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya suatu masalah
13
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah dengan Mind Map. Pembuatan
mindmap diawali dengan adanya brainstorming dari tiap–tiap anggota
sehingga didapat penyebab masalah yang sebanyak–banyaknya
yang selanjutnya dijadikan kerangka akar penyebab.
Gizi kurang dalam teori H.L. Blum3) dipengaruhi oleh 3 faktor
yaitu perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Perilaku dapat
dikelompokan menjadi pengetahuan, sikap dan praktek yang saling
berhubungan untuk menjadikan perilaku menjadi lebih baik.
Sedangkan lingkungan dibagi menjadi kebersihan lingkungan rumah,
keadaan sanitasi rumah, ketersediaan air bersih, cara pengolahan
dan penyimpanan makanan. Pelayanan kesehatan dibagi menjadi
ketersediaan obat, ketersediaan tenaga kesehatan, keterjangkauan
akses menuju pelayanan kesehatan dan program pelayanan
kesehatan mengenai penyuluhan gizi kurang.
4. Identifikasi Faktor Resiko Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Untuk memenuhi ketepatan data serta kelengkapan data
terkait faktor resiko Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), maka perlu
dilakukan adanya survey (wawancara) mencari data primer dari
masyarakat untuk mengidentifikasi faktor resiko Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) di desa Sidogemah. Kegiatan identifikasi faktor resiko
masalah kesehatan dilakukan dengan pendekatan kuantitatif
menggunakan instrumen survey yang valid dan reliabel berdasarkan
kerangka akar faktor resiko masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Pendekatan kuantitatif hanya untuk penegasan. Langkah yang
dilakukan terkait kegiatan survey (wawancara) adalah pembuatan
instrumen yang dibuat denagn pendekatan teori H.L Blum selanjutnya
instrumen berupa kuesioner digunakan sebagai acuan dalam survey
(wawancara). Populasi yang digunakan adalah seluruh warga Desa
Sidogemah dengan sampel yang mewakili setiap pos dalam kegiatan
posyandu dengan keadaan pos masing–masing untuk mencari faktor
lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.
14
Setelah mengetahui faktor resiko gizi kurang dari hasil survey
yang secara umum terdiri dari pengetahuan, kebersihan lingkungan
sekitar rumah, kualitas air, keadaan sanitasi rumah, cara pengolahan
dan penyajian makanan serta ada atau tidaknya penyuluhan maka
diprioritaskan dengan menggunakan tabel MCUA faktor resiko
masalah. Tahap–tahap pembuatan MCUA prioritas faktor resiko sama
dengan tahap prioritas masalah kesehatan yang telah dibahas
sebelumnya.
5. Alternatif Penyelesaian Masalah
Guna penanggulangan dan pencegahan masalah Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) di Desa Sidogemah, maka perlu adanya alternatif
penyelesaian masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tersebut
dengan mempertimbangkan kondisi yang ada di masyarakat atau di
lapangan. Di samping itu, dalam memberikan alternatif penyelesaian
masalah perlu melibatkan pihak lain yang terkait seperti puskesmas,
pemerintah daerah maupun desa sesuai kebijakan, relevansi
program, ketersediaan sumber daya, yang kemudian untuk diterapkan
sehingga diharapkan penyelesaian masalah yang diberikan telah
memenuhi kebutuhan dari berbagai pihak. Metoda yang digunakan
untuk mengidentifikasi alternatif penyelesaian masalah adalah dengan
cara brainstorming dan penggunaan how-how diagram4). Selanjutnya
dianalisis menggunakan Multiple Criteria Utility Assessment (MCUA).
Penggunaan metode Multiple Criteria Utility Assessment
(MCUA) adalah berupa sebuah tabel yang berisi (pada baris atau
horizontal) bersisi kriteria dan jumlah total untuk memprioritaskan3)
masalah kesehatan ibu – ibu hamil atau balita – bayi, sedangkan
kolom atau vertikal berisi nilai, bobot, jenis penyakit serta kolom
dikalikan bobot. Keputusan mendapatkan prioritas utama
permasalahan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dengan melihat hasil
total penjumlahan (SxB) yang paling banyak.
F. Lokasi dan Waktu Pengambilan Data
15
Kegiatan PBL-I, kelompok 3 (Reguler I 2009) dilaksanakan di wilayah
Kelurahan Sidogemah Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Waktu
pelaksanaan PBL-I adalah tanggal 8 Juni sampai dengan 17 Juni 2011.
Kegiatan dimulai dari diberangkatkannya Mahasiswa FKM UNDIP
Reguler I 2009 ke Kecamatan Sayung untuk prosesi penerimaan masyarakat
dalam melaksanakan kegiatan PBL-I. Perjalanan selanjutnya menuju tempat
penginapan yaitu di Desa Sidogemah RT.01 RW.01 tepatnya di rumah bapak
Sumantri selaku kepala desa setempat. Kegiatan dilanjutkan dengan
bersilaturahmi ke rumah RT dan RW setempat untuk “Ketok pintu meminta
ijin”.
Mencari data primer bersamaan dengan kegiatan bersosialisasi ke
masyarakat, data terutama didapat dari para key person (Lurah, Sekretaris
Desa, RT, RW, Bidan desa, Petugas Kesehatan, kader desa). Pencarian data
sekunder, telah diagendakan dan dilaksanakan pada hari kedua di desa
Sayung I dan bidan desa setempat. Pencarian data sekunder dikhususkan
pada masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di desa Sidogemah.
Diskusi dengan DPL saat di lapangan dilakukan sebanyak 3 kali,
pertama dengan agenda pembahasan prioritas masalah dengan diskusi
ringan tentang keadaan proses adaptasi di daerah setempat. Pertemuan
kedua dengan agenda pembahasan kelayakan kuesioner. Pertemuan
selanjutnya dengan agenda pembahasan hasil kuesioner dan diskusi-diskusi
seputar pengalaman saat wawancara di lapangan sekaligus meminta ijin
untuk kembali pulang karena waktu PBL-I telah usai. Dosen Pembimbing
lapangan sangat membantu dalam menyelesaikan tugas di lapangan. Staff
Pembimbing Lapangan juga membantu pencarian data yang kami butuhkan.
Diskusi dilakukan bersamaan dengan penambahan kelengkapan data
yang dibutuhkan guna proses pembuatan instrumen. Selanjutnya melakukan
wawancara dengan masyarakat untuk mengetahui penyebab masalah yang
sebenarnya terjadi di masyarakat. Wawancara dibagi menjadi 5 kelompok
tiap pos berdasar tempat Posyandu. Wawancara dilakukan selama 2 hari
pada tanggal 13-14 Juni 2011.
Data sudah didapatkan, masalah yang harus dipelajari juga sudah
didapatkan informasinya. Selanjutnya kembali ke kampus untuk mengolah
16
data tersebut dan dilanjutkan membuat laporan untuk selanjutnya diuji pada
tanggal 4-5 Juli 2011.
Quota Sampling didasarkan pada teknik pemilihan sampel
berdasarkan pada geografis dusun sampai jumlah sampel yang sudah
ditentukan terpenuhi. Karena antar daerah cukup heterogen4).
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan
Pengolahan data adalah suatu proses pemasukan data (input),
transformasi data (recode, transform), penyajian data dan intepretasi
data (baik secara deskriptif maupun inferensial). Pengolahan data
menggunakan beberapa tahapan, yaitu1):
a. Penyuntingan dan pembersihan
Penyuntingan (editing) dan pembersihan (cleaning) adalah
suatu proses memeriksa kelengkapan kuesioner, urutan logis
pengisian kuesioner, konsistensi jawaban responden serta
melakukan perbaikan apabila ada kesalahan dalam pengisian
serta diperlukan untuk melakukan perbaikan. Penyuntingan
setelah kuesioner sudah diisi, setelah kegiatan pengambilan
data di lapangan.
b. Pemberian kode
Pemberian kode (coding) dilakukan dengan tujuan untuk
memudahkan proses pemasukan data. Dengan memberikan
kode maka petugas pemasukan data hanya memasukkan
kode-kode jawaban kuisioner yang sudah matang. Jadi
petugas tidak perlu memikirkan data apa yang dimasukkan.
Misalnya apabila responden menjawab “ya” akan diberi kode
“1”, sedangkan bila menjawab “tidak” akan diberi kode “0”,
data yang dimasukkan cukup “1” atau “0”.
c. Pemasukan data
17
Setelah kuisioner diteliti atau disunting dan diberi kode
maka proses pengolahan data yaitu memasukkan data ke
dalam aplikasi komputer. Aplikasi komputer yang sering
digunakan yaitu SPSS. Aplikasi ini bisa menangani
pengolahan data mulai dari pemasukan data, penyuntingan
maupun sampai pada analisis statistik deskriptif maupun
inferensial.
d. Tabulasi
Mengelompokkan data atau menyusun data secara
deskriptif ke dalam tabel yang telah dibuat sesuai tujuan.
e. Mendeskripsikan Data
Membaca hasil dan mengubahnya menjadi bentuk
yang mudah dipahami baik berupa tabel, grafik, dan
presentase. Analisis bisa langsung disajikan ataupun
diceritaka agar lebih mudah dipahami.
f. Interpretasi Data
Menghubungkan hasil data frekuensi terbesar dengan
teori H.L. Blum (Pelayanan Kesehatan, Perilaku, dan
Lingkungan). Terlihat adanya hubungan antara teori yang
dikemukakan H.L. Blum dengan penyebab yang ditemui di
lapangan, untuk selanjutnya dapat direncanakan alternatif
penyelesaian masalah gizi kurang di Sidogemah.
2. Analisis data
Setelah mengolah data, proses selanjutnya yang dilakukan ialah
menganalisis data. Analisis data yang dilakukan ialah analisis deskriptif,
dimana ditentukan ratio, proporsi, serta presentase dengan menggunakan
alat bantu statistik yakni membuat tabel distribusi ferkuensi. Dan juga
dilakukan analisis data primer yang diolah dengan menggunakan program
SPSS 16 untuk mendeskripsikan data yang telah diperoleh. Untuk
kemudian selanjutnya memberikan gambaran tentang hubungan antara
18
lingkungan, perilaku, genetik, dan pelayanan kesehatan dengan masalah
kesehatan gizi kurang di desa Sideogemah.
19
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Desa Sidogemah
1. Keadaan Geografis
Kelurahan Sidogemah merupakan salah satu kelurahan yang ada
di wilayah kecamatan Sayung, Demak. Luas wilayahnya 5,51 km2 dengan
kondisi wilayah yang terdiri dari pemukiman padat penduduk dan area
tambak. Batas kelurahan Sidogemah adalah sebagai berikut:
Utara : Desa Bedono
Selatan : Jalan Raya Semarang – Demak
Barat : Desa Purwosari
Timur : Desa Gemulak
Desa Sidogemah terbagi menjadi 6 dukuh, 6 RW dan 33 RT.
Dukuh Sidogemah dan Dukuh Sidorawuh merupakan daerah yang kering
yang terletak di pinggiran jalan raya Semarang–Demak. Dukuh Sodong
dan Dukuh Dupang merupakan daerah setengah kering. Dukuh Pidodo
dan Dukuh Badong merupakan daerah yang basah karena pada daerah
ini dikelilingi area tambak dan sering terjadi rob.
2. Keadaan Demografi
Desa Sidogemah mempunyai 1609 Kepala Keluarga (KK). Jumlah
penduduk Desa Sidogemah pada tahun 2011 adalah 6.437 Jiwa dengan
jumlah penduduk laki-laki 3.179 Jiwa dan jumlah penduduk perempuan
3.258 Jiwa.
20
( Sumber : Data Monografi Kelurahan Sidogemah 2010 )
Grafik 3.1. Perbandingan Penduduk Laki-laki Dan
Perempuan
3. Keadaan Ekonomi
Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No. Mata Pencaharian Jumlah Penduduk
1. Petani 199
2. Buruh Tani 441
3. Swasta 1.062
4. PNS / TNI 69
5. Dagang 142
6. Lain-lain 0
Jumlah 1.913
( Sumber : Data Monografi Kelurahan Sidogemah 2010)
21
Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah Penduduk
1. Tidak / Belum Sekolah 284
2. SD / MI 1.512
3. SMP / MTs 579
4. SMA / MA 490
5. Akademi / Diploma 105
6. Universitas 52
Jumlah 3.022
4. Keadaan Sosial Budaya
a. Segi Kelembagaan Desa dan Organisasi Sosial
Di Desa Sidogemah terdapat berbagai macam kegiatan
warga yang bersifat sosial yang berfungsi untuk meningkatkan
interaksi dan kekeluargaan masyarakat. Beberapa kegiatan sosial
masyarakat Sidogemah meliputi arisan ibu-ibu, pengajian rutin,
PKK (Program Kesejahteraan Keluarga), Karang taruna dan
Posyandu.
b. Segi Kehidupan Sosial
Sebagian besar penduduk Sidogemah menggunakan
bahasa Jawa untuk berkomunikasi sehari-hari dengan bahasa
Jawa Krama untuk orang tua dan Jawa Ngoko untuk anak-anak.
B. Hasil dan Pembahasan Sesuai Tahapan Community Diagnosis
1. Pengambilan Data Sekunder
22
Data sekunder didapat dari Puskesmas Sayung 1 yang
berupa laporan data bulanan.
Dari data diatas, dapat dibuat tren sebagai berikut :
1. Gizi Lebih
Gizi lebih muncul pertama kali pada bulan Januari tahun 2010.
Kemudian bulan berikutnya turun akibat adanya tindakan dari tenaga
kesehatan. Pada bulan April muncul kembali dan mengalami stagnan
Tabel 3.3. Rekap Laporan SDIDTK Desa Sidogemah
Bulan
Jumlah sasaran Jenis penyimpangan
tumbuh
Total
Di deteksi
Penyimpangan Tumbuh
Status Gizi
Bulan ini Bulan ini Lebih
Kurang BGM
Januari 392 23 48 1 17 2
Februari 392 25 22 0 15 7
Maret 392 24 20 0 17 3
April 392 25 19 0 17 2
Mei 385 24 19 1 16 2
Juni 392 23 25 1 21 3
Juli 392 23 20 0 20 0
Agustus 392 25 21 1 19 1
September 392 22 20 0 20 0
Oktober 385 27 24 0 24 0
November 385 43 26 0 26 0
Desember 392 41 22 0 22 0
23
sampai bulan Juni. Selanjutnya karena adanya tindakan dari tenaga
kesehatan turun kembali dan sampai bulan Desember tidak muncul
kembali. Berdasarkan uraian dan grafik di bawah, tren gizi lebih pada
Desa Sidogemah mengalami penurunan.
Grafik 3.2. Pemantauan Gizi Lebih Desa Sidogemah Tahun 2010
2. Gizi Kurang
Masalah gizi kurang di desa Sidogemah mengalami tren meningkat
dari bulan ke bulan pada tahun 2010. Hal ini dapat dibuktikan sebagai
berikut :
Grafik 3.3. Pemantauan Gizi Kurang Desa Sidogemah Tahun 2010
3. BGM
24
BGM muncul pertama kali pada bulan Januari tahun 2010, kemudian
mengalami peningkatan optimal pada bulan Februari. Akibat adanya
banyak kasus BGM pada bulan Februari, dilakukan tindakan oleh tenaga
kesehatan sampai mengalami penurunan dan tidak terjadi kembali kasus
BGM di masyarakat. Jadi hal tersebut dapat diartikan kasus BGM
mengalami tren penurunan.
Grafik 3.4. Pemantauan BGM Desa Sidogemah Tahun 2010
25
a. Data PWS KIA
Tabel 3.4. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA Desa Sidogemah
Bulan
Sasaran
K1 K4
Deteksi Deteksi Neonatal
Linakes Bumil Bulin Bayi
Risti Nakes
Risti Masy
KN 1
KN 2
KN 3
Januari 108 103 98 12 11 3 1 10 10 10 10
Februari 108 103 98 8 7 2 1 10 10 10 10
Maret 108 103 98 9 8 2 1 9 9 9 9
April 108 103 98 12 9 2 2 11 10 10 11
Mei 108 103 98 10 8 2 1 7 7 7 8
Juni 108 103 98 9 9 0 0 7 7 7 7
Juli 108 103 98 10 10 2 1 13 13 13 12
Agustus 108 103 98 6 8 2 1 5 5 5 5
September 108 103 98 8 9 2 1 10 10 10 10
Oktober 108 103 98 8 11 2 1 6 6 6 6
November 108 103 98 5 7 2 1 6 6 6 6
Desember 108 103 98 7 7 1 0 5 5 5 5
26
Dari data di atas dapat dibuat tren sebagai berikut :
1. K1
Kunjungan kehamilan pertama (K1) dari bulan januari sampai
desember tahun 2010 mengalami penurunan dari 12 orang yang
melakukan kunjungan turun menjadi 7 orang pada bulan
Desember.
Grafik 3.5. Pemeriksaan K1 Desa Sidogemah Tahun 2010
2. K4
Kunjungan kehamilan pertama sampai keempat (K4) dari
bulan Januari sampai Desember tahun 2010 mengalami
peningkatan dari 6 bumil menjadi 12 bumil.
Grafik 3.6. Pemeriksaan K4 Desa Sidogemah Tahun 2010
3. Deteksi Risti oleh Nakes
27
Resiko tinggi ibu hamil oleh tenaga kesehatan pada saat
kunjungan kehamilan menemukan 3 bumil yang mengalami risti
pada bulan januari tahun 2010. Pada bulan Februari mengalami
penurunan menjadi 2 bumil yang mengalami risti dan sampai akhir
tahun mengalami stagnan. Jadi tren deteksi risti oleh nakes
mengalami stagnan.
Grafik 3.7. Pemeriksaan Risti Oleh Nakes Desa Sidogemah Tahun
2010
4. Deteksi Risti oleh Masyarakat
Resiko tinggi ibu hamil oleh masyarakat ditemukan 1 bumil
yang terdeteksi pada bulan januari tahun 2010. Kemudian pada
bulan maret mengalami peningkatan menjadi 2 bumil. Pada bulan
selanjutnya turun sampai pada bulan desember hingga tidak
terdeteksi lagi bumil yang mengalami risti oleh masyarakat.
Grafik 3.8. Pemeriksaan Risti oleh Masyarakat Desa Sidogemah
Tahun 2010
28
5. Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)
Kunjungan neonatal pertama (KN1) pada bulan januari sampai
desember tahun 2010 yang tidak melakukan kunjungan turun dari
10 bayi menjadi 5 bayi yang tidak melakukan kunjungan. Hal ini
menunjukan tren penurunan yang tidak mengalami kunjungan
neonatal kesatu.
Grafik 3.9. Pemeriksaan KN1 Desa Sidogemah Tahun 2010
6. Kunjungan Neonatal Kedua (KN2)
Kunjungan neonatal kedua (KN2) pada bulan januari sampai
desember tahun 2010 yang tidak melakukan kunjungan turun dari
10 bayi menjadi 5 bayi yang tidak melakukan kunjungan. Hal ini
menunjukan tren penurunan yang tidak mengalami kunjungan
neonatal kedua.
Grafik 3.10. Pemeriksaan KN2 Desa Sidogemah Tahun 2010
29
7. Kunjungan Neonatal Ketiga (KN3)
Kunjungan neonatal ketiga(KN3) pada bulan januari sampai
desember tahun 2010 yang tidak melakukan kunjungan turun dari
10 bayi menjadi 5 bayi yang tidak melakukan kunjungan. Hal ini
menunjukan tren penurunan yang tidak mengalami kunjungan
neonatal ketiga.
Grafik 3.11. Pemeriksaan KN3 Desa Sidogemah Tahun 2010
8. Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Persalinan yang tidak ditolong oleh tenaga kesehatan dari
bulan januari sampai desember pada tahun 2010 mengalami
penurunan dari 10 ibu hamil menjadi 5 bumil yang tidak ditolong
oleh tenaga kesehatan. Hal tersebut berarti persalinan tidak oleh
tenaga kesehatan mengalami penurunan.
Grafik 3.12. Persalinan yang Tidak Ditolong Oleh Nakes Desa
Sidogemah Tahun 2010.
30
1. Memprioritaskan Masalah
Setelah mendapatkan data sekunder, kami memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan yang sering dialami para penduduk Desa
Sidogemah sebagai berikut :
1. Gizi kurang
2. Anemia
3. KEK
Selanjutnya dari inventaris masalah Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) yang ada, akan dipilih dan dijadikan prioritas masalah melalui
metode Multiple Criteria Utility Assesment (MCUA)1). Kriteria yang
digunakan dalam memilih prioritas masalah kesehatan yang ada meliputi:
1. Kegawatan (semakin gawat suatu masalah kesehatan maka nilai
bobotnya semakin tinggi).
2. Besar/ jumlah (semakin banyak yang menderita akibat karena
suatu masalah kesehatan maka nilai bobotnya semakin tinggi).
3. Tren (semakin sering suatu masalah kesehatan muncul, nilai
bobotnya semakin tinggi).
Penentuan bobot masing-masing kriteria dipengaruhi oleh kesepakatan
anggota kelompok, dengan range nilai antara 1-4.
Tabel 3.5. Analisis Prioritas Masalah dengan MCUA
Kriteria Bobot
(%)
Ibu Bayi
KEK Anemia Gizi Kurang
Skor SxB Skor SxB Skor SxB
Gawat 40 2 0.8 4 1.6 3 1.2
Besar 35 4 1.4 2 0.7 4 1.4
Trend 35 2 0.7 3 1.05 4 1.4
Total 2.9 3.35 4
31
Berdasarkan pemberian nilai (bobot) pada masing-masing
masalah, yang merupakan prioritas I sampai IV adalah sebagai berikut :
Prioritas I : Gizi kurang
Prioritas II : Anemia
Prioritas III : KEK
Penentuan masalah kesehatan masyarakat dapat ditinjau dengan
menggunakan pendekatan H.L Blum. Pada pendekatan H.L Blum ini
status kesehatan dapat dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan. Dalam masalah gizi kurang ini tidak
menggunakan faktor genetik karena tidak mempengaruhi gizi kurang.
32
3. Menyusun Mind Map
Gambar 3.1. Mind Map
GIZI KURANG
LINGKUNGAN
Budaya Kebersihan
Ekonomi Sosial
Pantangan Terhadap
Makanan (mitos)
Sanitasi Lingkungan Buruk
Rumah Kumuh dan Kotor
Pendapatan Keluarga
yang tidak memenuhi
Interaksi Sosial Anak
Dalam Kehidupan
sehari-hari
PELAYANAN KESEHATAN
Program
Geografis
Fasilitas
Kesehatan
Kurangnya Penyuluhan Tentang
Gizi Kurang
Keterjangkauan
Akses Biaya
Obat
Vitamin
Nakes
Kurangnya Kader Kurang 5S
Kurang Terampil Kurangnya Tenaga
Kurang
Kompeten
PRILAKU
Pola Asuh
Anak
Praktek
PHBS Konsumsi
Pengetahuan
Kurangnya Pendidikan
KADARZI
Pengetahuan
Asupan Gizi
Persepsi Kurang
Gizi
Makanan Seimbang
Pengaruh terhadap
daya tahan tubuh
Penyebab
kurang gizi
Pencegahan kurang gizi
Perbaikan Gizi Masy.
Bahaya gizi kurang bagi
kesehatan
Gejala kurang Gizi
Kondisi Fisik Kurang Penderita Gizi Kurang
Sikap
Sikap Terhadap
Makanan
Menganggap
Sepele Gizi
Kurang
Tidak Mencuci Makan Sebelum Makan
Tidak Mencuci Bahan
Makanan Sebelum Diolah
Pengawet Makanan
Jajan Sembarangan
Pemanis Makanan
Penyedap Rasa
Makan tidak teratur
Kurang perhatian orang tua
33
4. Menyusun Kuesioner
Setelah membuat mind map dan mengetahui definisi operasional,
kami kemudian melanjutkan untuk menyusun kuesioner. Adapun susunan
dan format kuesioner yang kami gunakan terdapat dalam lampiran.
5. Mengambil Data Primer
Pengambilan data primer dilakukan pada hari Senin-Selasa, 13-14
Juni 2011. Metode pengambilan data primer yang kami gunakan adalah
wawancara langsung kepada responden yang merupakan ibu atau
pengasuh balita.
6. Memasukan Data
Setelah pengambilan data primer selesai, kami melakukan entry
data yang sebelumnya dilakukan coding dan scoring. Aplikasi yang kami
gunakan adalah SPSS.
7. Mengolah dan Menganalisis Data
Berikut adalah data yang telah kami olah dan analisis. Hasil
survey menunjukkan bahwa gizi kurang merupakan suatu masalah
kesehatan di Desa Sidogemah. Hal ini berdasarkan data sekunder yang
diperoleh dari puskesmas pada tahun 2010. Dari hasil penentuan prioritas
masalah menggunakan metode MCUA, maka didapat gizi kurang sebagai
prioritas masalah untuk dianalisis faktor resikonya dengan menggunakan
pendekatan H.L.Blum1).
7.1. Perilaku
a. Pengetahuan
Dari sisi pengetahuan akan diukur 4 tingkat pengetahuan
reseponden tentang masalah gizi kurang. Pertama, mengukur tingkat
pengetahuan responden tentang pengertian gizi kurang. Hal ini sangat
34
penting karena jika tidak mengetahui apa itu gizi kurang maka akan
menganggap bahwa gizi kurang adalah masalah yang tidak serius
sehingga seringkali tidak diperhatikan. Kedua, mengukur tingkat
pengetahuan responden tentang penyebab gizi kurang, apakah
responden mengetahui apa saja penyebab gizi kurang atau tidak. Hal ini
sangat menentukan masalah gizi kurang karena jika sudah mengetahui
penyebabnya maka akan mudah untuk mengantisipasinya. Demikian
sebaliknya jika belum tahu penyebabnya maka hal-hal yang beresiko
akan tetap dilakukan sehingga kemungkinan masalah gizi kurang akan
lebih besar. Ketiga, mengukur tingkat pengetahuan responden tentang
bahaya gizi kurang. Bahaya gizi kurang yang paling fatal adalah
kematian. Jika bahaya gizi kurang tidak diketahui maka masalah gizi
kurang hanya akan dianggap sebagai hal yang biasa saja dan tidak
segera ditangani. Keempat, mengukur tingkat pengetahuan responden
tentang makanan yang bergizi, apakah responden mengetahui tentang
makanan yang bergizi untuk asupan makanan anak. Hasil pengukuran
tingkat pengetahuan tersebut di atas dapat ditampilkan dalam tabel di
bawah ini :
Tabel 3.6. Hasil survey tentang pengetahuan
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
responden tentang gizi kurang sebagian besar kurang yaitu hanya
sebesar 21%.
No Varibel Ya Tidak
Frek % Frek %
1 Pengetahuan tentang gizi
kurang 17 21.0 64 79.0
2 Pengetahuan tentang
penyebab gizi kurang 17 21.0 64 79.0
3 Pengetahuan tentang bahaya
gizi kurang 17 21.0 64 79.0
4 Pengetahuan tentang
makanan yang bergizi 36 44.4 45 55.6
35
b. Sikap
Dari sisi sikap akan diukur sikap responden berkaitan dengan
masalah gizi kurang. Pertama, mengukur sikap responden yang
menganggap gizi kurang sebagai masalah. Hal ini dapat dilihat apakah
masalah gizi kurang merupakan masalah yang serius atau tidak di
masyarakat. Kedua, mengukur sikap responden tentang makanan yang
bergizi harus mahal. Hal ini untuk melihat kemampuan daya beli
masyarakat dalam membeli makanan. Ketiga, mengukur sikap anak
responden tentang memilih makanan. Hal ini untuk melihat kebiasaan
konsumsi makanan setiap hari. Hasil pengukuran sikap masyarakat
terkait dengan masalah gizi kurang di atas dapat ditampilkan dalam tabel
di bawah ini :
Tabel 3.7. Hasil Survey Mengenai Sikap
No. Variabel
Ya (Setuju)
Tidak
(Tidak Setuju)
Frek % Frek %
1 Sikap menganggap bahwa
gizi kurang merupakan
sebuah masalah 17 21.0 64 79.0
2 Persepsi masyarakat
makanan yang bergizi
harus mahal
52 64.2 29 35.8
3 Anak suka memilih
makanan 45 55.6 36 44.4
36
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sikap anak
dalam memilih makanan besar yaitu sebesar 55.6%.
c. Praktek
Dari sisi praktek akan diukur praktek responden berkaitan dengan
masalah gizi kurang. Pertama, mengukur pernah tidaknya pendampingan
orang tua ketika anak makan. Hal ini untuk menggambarkan besarnya
perhatian orang tua terhadap anaknya. Kedua, mengukur kebiasaan
mencuci bahan makanan sebelum dimasak sudah baik atau belum. Hal
ini sangat mempengaruhi kebersihan makanan yang dimakan. Ketiga,
mengukur kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. Keempat,
mengukur kebiasaan makan 3 kali sehari. Hal ini untuk mengukur
konsumsi makanan tiap hari. Kelima, mengukur konsumsi makanan 4
sehat 5 sempurna. Keenam, mengukur kebiasaan anak jajan di luar. Hal
ini untuk mengetahui asupan gizi tubuh anak. Ketujuh, mengukur
kebiasaan masak menggunakan penyedap tambahan. Hal ini untuk
mengetahui bahan tambahan yang berbahaya bagi tubuh dalam
masakan. Kedelapan, mengukur kebiasaan keluarga dalam menyediakan
makanan tambahan untuk anak. Hal ini untuk mengetahui tambahan
asupan gizi anak selain makanan pokok yang disediakan. Hasil
pengukuran praktek masyarakat terkait dengan masalah gizi kurang
diatas dapat ditampilkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.8. Hasil Survey Praktek
No Variabel Ya Tidak
Frek % Frek %
1 Pendampingan orang tua
ketika anak makan 35 43.2 46 56.8
2 Kebiasaan mencuci tangan 67 82.7 14 17.3
3 Kebiasaan mencuci buah
dan sayur 80 98.8 1 1.2
4 Kebiasaan makan 3 kali 36 44.4 45 55.6
37
Berdasarkan data diatas, praktek prilaku yang dilakukan oleh
responden ibu-ibu yang terkait dengan masalah gizi kurang kurang begitu
baik yaitu kurangnya makanan 4 sehat 5 sempurna sebesar 48.1% dan
kebiasaan jajan di luar sebesar 71.6%, sehingga menimbulkan masalah
gizi kurang yang tinggi di masyarakat.
d. Lingkungan
Dari sisi lingkungan akan diukur 3 bidang lingkungan yaitu
lingkungan fisik, ekonomi dan sosial. Lingkungan fisik terdiri dari keadaan
rumah, air dan lingkungan bermain anak. Lingkungan sosial terdiri dari
keaktifan anak bermain dengan teman sebaya. Lingkungan ekonomi
terdiri status ekonomi keluarga. Pertama, mengukur keadaan rumah,
apakah bersih atau tidak. Kebersihan rumah sangat berhubungan dengan
kebersihan pribadi. Rumah yang kotor mencerminkan kebersihan pribadi
yang buruk pula. Kedua, mengukur keadaan sanitasi rumah apakah
bersih atau tidak. Sanitasi lingkungan dapat mempengaruhi status
kesehatan seseorang. Ketiga, mengukur keadaan lingkungan bermain
anak apakah bersih atau tidak. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan
anaknya. Keempat, mengukur keaktifan bermain anak dengan teman
sebaya. Hal ini untuk mengetahui tingkat keaktifan anak. Kelima,
mengukur status ekonomi keluarga apakah dalam status ekonomi bawah
atau tidak. Hal ini untuk mengetahui pendapatan keluarga dalam
menentukan daya beli makanan masyarakat. Hasil pengukuran keadaan
sehari
5 Konsumsi makanan 4 sehat
lima sempurna 39 48.1 42 51.9
6 Kebiasaan jajan diluar 58 71.6 23 28.4
7 Memasak menggunakan
penyedap makanan 61 75.3 20 24.7
8 Penyediaan makanana
tambahan 37 45.7 44 54.3
38
lingkungan yang sudah disebutkan di atas dapat ditampilkan dalam tabel
di bawah ini:
Tabel 3.9. Hasil Survey Tentang Lingkungan
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kebersihan lingkungan
Desa Sidogemah masih kurang bersih yaitu sebesar 42%.
e. Pelayanan Kesehatan
Dari sisi pelayanan kesehatan akan diukur 4 hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan dan pemanfaatannya.
Pertama, mengukur tempat rujukan yang dituju responden jika mengalami
sakit, apakah ke Puskesmas, bidan/dokter, Rumah Sakit, PKD, non
NaKes yaitu dukun. Kedua, mengukur pelayanan tenaga kesehatan
dalam hal keramahan, ketrampilan dan kemampuannya. Ketiga,
mengukur pernah ada tidaknya penyuluhan tentang gizi kurang kepada
masyarakat. Keempat, mengukur fasilitas pelayanan kesehatan apakah
lengkap, cukup atau kurang. Kelima, mengukur akses menuju tempat
pelayanan kesehatan apakah jauh atau dekat. Hal ini untuk mengetahui
jarak dan waktu menuju ke tempet rujukan. Hasil pengukuran
pelaksanaan pelayanan kesehatan dan pemanfaatannya yang sudah
disebutkan diatas, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
No Variabel Ya Tidak
Frek % Frek %
1 Keaktifan anak dengan teman
sebaya 68 84.0 13 16.0
2 Kebersihan rumah 34 42.0 47 58.0
3 Sanitasi 37 45.7 44 54.3
4 Kebersihan lingkungan bermain 19 23.5 62 76.5
5 Ekonomi bawah 49 60.5 32 39.5
39
Tabel 3.10. Hasil Survey Tentang Pelayanan Kesehatan Dan Pemanfaatannya
No Variable Frek %
1. Tempat rujukan yang dipilih
a. Bidan 25 30.9
b. Puskesmas 31 38.2
c. RS 5 6.2
d. PKD 7 8.6
e. Dokter 11 13.6
f. Non Nakes 2 2.5
2. Tenaga kesehatan
a. Ramah 77 95.1
b. Ketrampilan 80 98.8
c. Kemampuan/kompeten 80 98.8
3. Penyuluhan tentang gizi kurang
a. Ya 18 22.7
b. Tidak 63 77.8
4. Fasilitas kesehatan
a. Lengkap 56 69.1
b. Cukup 20 24.7
c. Kurang 5 6.2
5. Akses menuju ke pelayanan kesehatan
a. Jauh 20 24.7
b. Dekat 61 75.3
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan tenaga
kesehatan di Desa Sidogemah sudah bagus yaitu sebesar 98% namun dari
segi pelayanan penyuluhan masih kurang yaitu sebesar 22.7%.
8. Pembahasan Prioritas Akar Masalah
40
Dalam penentuan pioritas faktor resiko dari hasil data primer yang
didapat dari survey maka menggunakan MCUA. Kriteria yang digunakan
adalah urgensi, relevansi dan besarnya masalah. Urgensi (penting dan
segera diatasi) faktor resiko tersebut terhadap masalah gizi kurang,
relevansi (kesesuaian) faktor resiko tersebut dengan program atau
kegiatan penurunan atau pencegahan masalah gizi kurang di institusi
atau daerah tersebut dan skala (besarnya atau tingginya) faktor resiko
tersebut terhadap masalah gizi kurang dengan bobot yang diberikan
secara berurutan 40%, 35%, dan 25%. Adapun skor yang diberikan
merupakan rentang antara I sampai 4, skor 1 menunjukkan masalah
tersebut memiliki urgensi, relevansi, dan skala yang kecil dan sebaliknya.
Dari semua kriteria diberikan skor dengan skala 1-4.
Didapat 3 masalah yang dipioritaskan dan masuk dalam
perhitungan MCUA, 3 masalah tersebut adalah pengetahuan yang
rendah, tingkat ekonomi yang masih rendah dan lingkungan sekitar. Hasil
pioritas faktor resiko masalah dapat dilihat dari tabel bawah ini :
Tabel 3.11. MCUA Faktor Resiko Masalah Gizi Kurang
Kriteria Bobot
Masalah Faktor Resiko
Pengetahuan
Kurang
Ekonomi
Bawah Lingkungan
Skor SxB Skor SxB Skor SxB
Urgensi 40 % 3 1,2 2 0,8 4 1,6
Relevansi 35 % 3 1,05 4 1,4 2 0,7
Besarnya 25 % 4 1 3 0,75 2 0,5
Total 3,25 2,95 2,8
Prioritas I II III
Dari hasil perkalian bobot dikalikan skor dengan jumlah total skor
kali bobot yang terbesar adalah faktor resiko masalah gizi kurang adalah
pengetahuan yang masih rendah dengan nilai total 3,25. Dari hasil
41
pioritas faktor resiko masalah ini akan dicari alternatif solusinya pada
pembahasan.
10. Alternatif Penyelesaian Masalah
Dari perhitungan menggunakan tabel MCUA prioritas faktor resiko
masalah gizi kurang diperoleh faktor resiko terbesar yaitu
pengetahuan yang kurang.
Dari hasil kesepakatan kelompok dan hasil diskusi dengan bidan
koordinator puskesmas diberikan beberapa alternatif penyelesaian
masalah melalui How-How Diagram1).
Berikut ini adalah How-How Diagram untuk menemukan alternatif
solusi masalah kurang gizi di Desa Sidogemah.
Gambar 3.2. How-How Diagram Alternatif Penyelesaian Masalah
Alternatif penyelesaian masalah tersebut antara lain :
a. Penyuluhan Kesehatan
Melalui penyuluhan kesehatan diharapkan mendapat
pengetahuan tentang gizi kurang dan cara pencegahannya.
Dalam hal ini, ibu yang memiliki balita sebagai sasaran utama
penyuluhan diharapkan dapat meningkatkan kepeduliannya
terhadap masalah gizi kurang. Oleh karena itu, bidan harus
Pengetahuan
yang Rendah
Penyuluhan
Kesehatan
Penambahan Kader
Kesehatan
Pemberdayaan
Kader Kesehatan
42
memberdayakan ibu dan keluarga dengan meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman mereka melaui pendidikan
kesehatan8).
Selain penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh pihak
bidan dan puskesmas, penyuluhan dapat dilakukan dengan
beberapa cara seperti menyisipkan pengetahuan ataupun
pesan-pesan kesehatan dalam kegiatan kemasyarakatan
seperti kegiatan PKK atau arisan, pengajian, maupun kegiatan
Posyandu disetiap Pos. Penyuluhan tersebut terdiri dari
pengetahuan tentang Gizi Kurang, Kadarzi (Keluarga Sadar
Gizi), Kebersihan atau sanitasi lingkungan, peningkatan gizi
balita, dan makanan bergizi (4 Sehat 5 Sempurna).
b. Penambahan Kader
Pada hakekatnya kesehatan dilaksanakan dengan
mengikut sertakan masyarakat secara aktif dan bertanggung
jawab. Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan
efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dan
upaya dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat
akan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat
seoptimal mungkin9).
Kader merupakan pekerja, sukarela, yang bertugas
meningkatkan kesehatan diri dan kelompoknya. Persyaratan
yang harus dipenuhi sebagai kader adalah dipilih dari, oleh
masyarakat, bisa baca tulis, tinggal di lingkungan tempat
bekerja, mau dan mampu bekerja sukarela, mempunyai waktu,
sudah dilatih kesehatan kerja dan mengikuti pelatihan
kurangnya partisipasi masyarakat7).
c. Pemberdayaan Kader
Kader sebagai salah satu key person mempunyai peranan
penting dalam membantu meningkatkan status derajat
kesehatan masyarakat1). Namun sayangnya, peranan penting
para kader tersebut belum begitu berfungsi dengan baik di
43
Desa Sidogemah. Ini disebabkan kurangnya pelatihan tentang
kesehatan yang para kader tersebut dapatkan sebelum
maupun selama menjadi kader. Maka dari itu, perlu dilakukan
pemberdayaan kader melalui sebuah wadah yaitu Forum
Kesehatan Desa (FKD) agar fungsinya sebagai key person
dapat berjalan baik karena memang tak dipungkiri penduduk
Desa Sidogemah menjadikan kader sebagai sumber utama
informasi kesehatan atau dengan kata lain orang kepercayaan
warga mengenai kesehatan. Dengan banyaknya sumber daya
manusia yang banyak akan lebih mudah dalam
pelaksanaannya dan memerlukan biaya yang dapat dijangkau.
Dari ketiga alternatif solusi diatas dapat dilakukan uji kelayakan
solusi (Force Field Analysis) sebagai berikut :
Berdasarkan Tabel 3.12 dapat dilihat bahwa solusi penyuluhan
kesehatan memiliki faktor penghambat tertinggi yaitu teknis pelaksanaan
yang sulit dan tidak terjangkaunya biaya pelaksanaan serta faktor
Tabel 3.12. Uji Kelayakan Solusi (Force Field Analyis) Penyuluhan Kesehatan
No. Faktor Penghambat Skor Faktor Pendukung Skor
1 Budaya setempat 3 Ketersediaan sumber daya
manusia 3
2 Tingkat pendidikan
penduduk 3 Kemudahan pelaksanaan 2
3 Biaya (mahal) 2 keterjangkauan biaya 2
4 Teknis Pelaksanaan 4 kemauan masyarakat untuk
berpartisipasi 3
Jumlah 11 Jumlah 10
44
pendukung yaitu ketersediaan sumber daya manusia dan partisipasi
masyarakat.
Tabel 3.13 Uji Kelayakan Solusi (Force Field Analysis)
Penambahan Kader
Berdasarkan Tabel 3.13 dapat dilihat bahwa solusi penambahan
kader memiliki faktor penghambat tertinggi yaitu tingkat pendidikan
penduduk yang rendah serta faktor pendukung yaitu ketersediaan
sumber daya manusia.
Tabel 3.14. Uji Kelayakan Solusi (Force Field Analysis)
Pemberdayaan Kader
No. Faktor Penghambat Skor Faktor Pendukung Skor
1 Budaya setempat 2 Ketersediaan sumber daya
manusia 4
2 Tingkat pendidikan
penduduk 4 Kemudahan pelaksanaan 2
3 Biaya (mahal) 3 keterjangkauan biaya 2
4 Teknis Pelaksanaan 3 kemauan masyarakat untuk
berpartisipasi 3
Jumlah 12 Jumlah 11
No. Faktor Penghambat Skor Faktor Pendukung Skor
1 Budaya setempat 2 Ketersediaan sumber daya
manusia 4
2 Tingkat pendidikan
penduduk 3 Kemudahan pelaksanaan 3
3 Biaya (mahal) 3 keterjangkauan biaya 4
4 Teknis Pelaksanaan 2 kemauan masyarakat untuk
berpartisipasi 2
Jumlah 10 Jumlah 13
45
Berdasarkan Tabel 3.14 dapat dilihat bahwa solusi pemberdayaan
kader memiliki faktor penghambat tertinggi yaitu tingkat pendidikan yang
rendah serta faktor pendukung yaitu biaya pelaksanaan yang murah dan
tersedianya sumber daya manusia.
Dari berbagai alternatif solusi yang telah diuji kelayakan dengan
metode Force Field Analysis digunakan tabel MCUA untuk menentukan
solusi penyelesaian masalah KIA di Desa Sidogemah sebagai berikut :
a. Menetapkan kriteria yang dipertimbangkan dalam memilih
alternatif kegiatan yang meliputi:
dampak terhadap kesehatan penduduk
sumber daya yang tersedia
biaya
kemudahan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program
partisipasi masyarakat
b. Pembobotan kriteria
Masing-masing kriteria diberi bobot berdasarkan kesepakatan
dari kelompok dengan bobot 1-5, dimana satu sebagai nilai
minimal dan lima sebagai nilai maksimal.
Tabel 3.15. Analisis Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah dengan
MCUA
Kriteria Bobot
(B)
Alternatif pemecahan masalah
1 2 3
S SxB S SxB S SxB
Dampak terhadap
kesehatan penduduk 20% 5 1 4 0,8 3 0,6
Biaya 20% 3 0,6 4 0,8 5 1
Sumber daya yang
tersedia 20% 4 0,8 3 0,6 5 1
Kemudahan
perencanaan, 20% 4 0,8 3 0,6 5 1
46
Keterangan:
1. Penyuluhan kesehatan
2. Penambahan kader
3. Pemberdayaan kader
Berdasarkan uji kelayakan dengan metode Force Field Analysis,
diperoleh hasil bahwa alternatif yang dapat diimplementasikan untuk
penyelesaian masalah KIA yang ada di Desa Sidogemah adalah
Pemberdayaan Kader.
pelaksanaan dan
evaluasi program
Partisipasi masyarakat 20% 5 1 3 0,6 4 0,8
Total 4,2 3,2 4,6
Prioritas III II I
47
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan tahapan Community Diagnosis dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Berdasarkan data sekunder yaitu profil Desa Sidogemah mayoritas
masyarakatnya bermata pencaharian sebagai swasta dan rata-rata
berpendidikan tamat SD.
2. Berdasarkan data primer, perilaku ibu di Desa Sidogemah kurang
memberikan perhatian kepada anaknya karena faktor rutinitas atau
pekerjaan ibu.
3. Berdasarkan pengamatan, lingkungan di Desa Sidogemah kurang sehat
karena adanya sampah yang terbawa air laut pasang.
4. Berdasarkan data sekunder berupa : Data Kesehatan Ibu dan Anak
puskesmas Sayung 1, Data Kesehatan Ibu dan Anak dari Bidan Desa
serta konfirmasi melalui key person diperoleh data masalah KIA yang
sering terjadi di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten
Demak sebagai berikut:
a. KEK
b. Anemi
c. Gizi Kurang
5. Dengan metode MCUA didapatkan bahwa gizi kurang adalah masalah
KIA yang menjadi prioritas masalah di Desa Sidogemah
6. Berdasarkan analisis data primer diperoleh faktor resiko terjadinya gizi
kurang di Sidogemah adalah kurangnya pengetahuan ibu dalam gizi
kurang.
7. Alternatif Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan masalah gizi kurang pada balita di Desa
Sidogemah, kecamatan Sayung yaitu :
a. Penyuluhan tentang gizi
b. Penambahan kader kesehatan
c. Pemberdayaan kader
48
Dari ketiga alternatif solusi tersebut yang dapat diimplementasikan
sesuai dengan potensi yang ada di Desa Sidogemah adalah
pemberdayaan kader. Dengan memberikan pelatihan agar kader-kader
kesehatan bisa mengaktifkan partisipasi masyarakat dalam mengatasi
masalah gizi kurang.
B. SARAN
Untuk menanggulangi masalah kesehatan ibu dan anak di Desa
Sidogemah kami memiliki saran antara lain :
1. Memerlukan adanya perapian dokumentasi mengenai data-data
kesehatan dan profil Desa di Desa Sidogemah
2. Perlu adanya peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya
meningkatkan status gizi
3. Meningkatkan keterlibatan key person (bidan, kepala desa,
kader) dalam mengembangkan program pengembangan desa
terutama dalam bidang kesehatan
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan atau
mengakses pelayanan kesehatan yang ada.
5. Meningkatkan kemampuan soft skill mahasiswa dalam
bersosialisasi terhadap masyarakat.
49
DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Lab-Kesmas FKM UNDIP. Pedoman Pengalaman Belajar Lapangan I
(PBL I). FKM UNDIP, Semarang, 2011
2. Budiono,dkk. Diagnosa Komunitas Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Dalam Mendukung Pencapaian Target MDG’S 2015. Semarang :
Universitas Diponegoro. 2011
3. Prof.soekirman. Perlu Paradigma Baru Untuk Menanggulangi Masalah Gizi
Makro di Indonesia. www.Gizi.net/makalah/downdload/prof-
soekiman.pdf. diakses pada tanggal 25 Juni 2011
4. Chandra, Budiman. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta:
EGC; 1996
5. www.who.int.org. 2008
6. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta. 2007
7. Hawkins, D.I , Best, R.J, dan Coney, K.A. Consumer Behavior: Implication
for Marketing Strategy. Plano-Texas. Bussiness Publication, Inc. 1986
8. Anonim. Asuhan kebidanan I. Semarang : Prodi D3 Kebidanan Fakultas
Keperawatan Unisula. 2011
M. Arifin Siregar. Pengaruh Pengetahuan Ibu Terhadap Kurang Kalori
Protein Pada Balita. USU. 2004
50
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Mind Map
2. Lembar kuesioner
3. Lembar observasi
4. Data responden
5. Rekapan hasil kuesioner
6. Peta desa
7. Foto-foto kegiatan
MIND MAPING MASALAH GIZI KURANG DI DESA SIDOGEMAH
GIZI KURANG
PRILAKU
LINGKUNGAN
Budaya Kebersihan
Ekonomi Sosial
Pantangan Terhadap
Makanan (mitos)
Sanitasi Lingkungan Buruk
Rumah Kumuh dan Kotor
Pendapatan
Keluarga yang tidak
memenuhi
Interaksi Sosial Anak
Dalam Kehidupan
sehari-hari
PELAYANAN KESEHATAN
Program
Geografis
Fasilitas
Kesehatan
Kurangnya Penyuluhan Tentang
Gizi Kurang
Keterjangkauan
Akses Biaya
Obat
Vitamin
Nakes
Kurangnya Kader Kurang 5S
Kurang Terampil Kurangnya Tenaga
Pola Asuh
Anak
Pengetahuan
Kurangnya Pendidikan
KADARZI
Pengetahuan
Asupan Gizi
Persepsi Kurang
Gizi
Makanan Seimbang
Pengaruh terhadap
daya tahan tubuh
Penyebab
kurang gizi
Pencegahan kurang gizi
Perbaikan Gizi Masy.
Bahaya gizi kurang bagi
kesehatan
Gejala kurang Gizi
Kondisi Fisik Kurang Penderita Gizi Kurang
Sikap
Sikap Terhadap
Makanan
Menganggap
Sepele Gizi
Kurang
Praktek
PHBS Konsumsi
Tidak Mencuci Makan Sebelum Makan
Tidak Mencuci Bahan
Makanan Sebelum
Diolah
Pengawet Makanan
Jajan Sembarangan
Pemanis Makanan
Penyedap Rasa
Kurang
Kompeten
Makan tidak teratur
Kurang perhatian orang tua
KUESIONER
IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN DI MASYARAKAT DESA
SIDOGEMAH
WILAYAH A KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2011
Nama Ibu : Usia Ibu : Pendidikan Ibu : Pekerjaan Ibu : Agama : Penghasilan : Alamat :
Nama anak : Usia Anak : Jenis Kelamin : Jumlah Anak : Jarak Kelahiran : BB :
1. Apakah Ibu mengetahui tentang kurang gizi ?
o Ya
o Tidak
2. Apakah Ibu penyebab kurang gizi?
o Ya
o Tidak
3. Menurut ibu bahaya tidak kurang gizi?
o Ya
o Tidak
4. Apakah Ibu mengetahui makanan yang bergizi?
o Ya
o Tidak
5. Apakah Ibu setuju jika makanan bergizi itu harus mahal? o Ya
o Tidak
6. Apakah anak ibu suka memilih-milih makanan? o Ya
o Tidak
7. Apakah ibu rutin mendampingi anak ibu makan ? (3kali berturut”)
o Ya
o Tidak
8. Apakah Ibu selalu mengajarkan anak ibu untuk mencuci tangan
sebelum makan ?
o Ya
o Tidak
9. Apakah Ibu mencuci sayur dan buah sebelum di makan?
o Ya
o Tidak
10. Apakah Ibu mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna?
o Ya
o Tidak
11. Apakah anak ibu jajan diluar ?
o Ya
o Tidak
12. Apa yang sering anak ibu konsumsi (jajan) diluar ?
o Sosis
o Susu
o Chiki
o Biskuit
o Es
o Permen
o Tidak Jajan
13. Apakah ketika memasak ibu selalu menggunakan penyedap
tambahan ?
o Ya
o Tidak
14. Adakah makanan tambahan untuk anak ibu seperti vitamin ?
o Ya
o Tidak
15. Apakah anak ibu aktif bermain dengan teman sebayanya?
o Ya
o Tidak
16. Apakah ada penyuluhan mengenai gizi kurang ?
o Ya
o Tidak
17. Apakah petugas melayani dengan ramah ?
o Ya
o Tidak
18. Apakah Petugas melayani dengan terampil ?
o Ya
o Tidak
19. Apakah petugas melayani sesuai dengan
kompetensinya(Kemampuan)?
o Ya
o Tidak
20. Menurut ibu bagaimana akses menuju ke YanKes ?
o Jauh
o Dekat
21. Bagaimana menurut ibu tentang fasilitas di YanKes ?
o Lengkap
o Cukup
o Kurang
LEMBAR OBSERVASI
No. Responden :
1. Bagaimana keadaan rumah ?
a. Bersih
b. Kotor
2. Bagaimana kondisi sanitasinya?
a. Bersih
b. Kotor
3. Bagaimana lingkungan bermain anak?
a. Bersih
b. Kotor
4. Bagaimana keadaan status ekonominya?
a. Bawah
b. Menengah
c. Atas
5. Bagaimana kondisi fisik anak?
a. Rambut berwarna kemerahan
b. Tubuh kurus kering
c. Tulang nyaris terbungkus kulit ( marasmus )
6. Apakah anak aktif bergerak?
a. Ya
b. Tidak
NAMA USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN NAMA USIA JENIS KELAMIN
1 KHOIRIYAH 37 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA AHMAD 3.5 TAHUN LAKI-LAKI
2 NUR AINI 24 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA IBRA 1.3 TAHUN LAKI-LAKI
3 NURJANAH 26 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA FAHRI 1.5 TAHUN LAKI-LAKI
4 RIRIN 31 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA AURELIA 1.7 TAHUN PEREMPUAN
5 SILHATUL ULLA 31 TAHUN S1 DEPAG LINTANG MAHATMA 1.2 TAHUN LAKI-LAKI
6 AGUSTINA 28 TAHUN SMA BURUH PABRIK MUTIARA 5 TAHUN PEREMPUAN
7 ROSADAH 45 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA SEPTIA 2.3 TAHUN PEREMPUAN
8 KOMZA 39 TAHUN SMK IBU RUMAH TANGGA M. SATRIA ALAMSYAH 1.2 TAHUN LAKI-LAKI
9 SUNTARI 35 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA AIFAL 1.4 TAHUN PEREMPUAN
10 SULISTYANI 24 TAHUN SMK IBU RUMAH TANGGA NUR AULA 1.2 TAHUN PEREMPUAN
11 SOLEHA 40 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA ROHMATUL 2 TAHUN PEREMPUAN
12 MIYATUN 32 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA CINDY 3 TAHUN PEREMPUAN
13 MUSRIKAH 26 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA RAIHAN 3.5 TAHUN LAKI-LAKI
14 NELY 32 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA AYUN 1.5 TAHUN PEREMPUAN
15 BADRIYAH 30 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA PUTRI SAFA 1.5 TAHUN PEREMPUAN
16 UMI HANI 31 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA ALIF MAJID ZUKKARNAEN 3.5 TAHUN LAKI-LAKI
17 SEPHIAH 36 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA RAFHI 4 TAHUN LAKI-LAKI
18 SITI MUSRIKAH 27 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA MUH. NANGNANG 3 TAHUN LAKI-LAKI
19 SITI ALKOMAH 32 TAHUN SMP WIRASWASTA CITRA AYU NINGRUM 3 TAHUN PEREMPUAN
20 NURHIDAYATI 29 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA REGINA 1 TAHUN PEREMPUAN
21 WARSINI 38 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA MARISA PRATIWI 5 TAHUN PEREMPUAN
22 MA'AFAH 41 TAHUN SD SWASTA OKTAVIANI 5 TAHUN PEREMPUAN
23 SITI AINI 38 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA MOH. DAFA IBRAHIM 2 TAHUN LAKI-LAKI
24 ROSIDAH 29 TAHUN SMA BURUH PABRIK SAIP 3.5 TAHUN LAKI-LAKI
25 HJ. SITI 40 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA NOVA KURNIAWAN 3.5 TAHUN PEREMPUAN
26 NURHIDAYATI 21 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA M. YUSUF EKA SAPUTRA 1.2 TAHUN LAKI-LAKI
27 SRI 21 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA FAIZ 3 TAHUN LAKI-LAKI
28 RAFASEKAH 40 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA MUH. FIQI 3 TAHUN LAKI-LAKI
29 ULI ERMAWATI 23 TAHUN SMA BURUH PABRIK NISWA 2 TAHUN LAKI-LAKI
30 INA 25 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA SYAHDA 1.4 TAHUN PEREMPUAN
DATA RESPONDEN DESA SIDOGEMAH
NOIBU ANAK
31 SITI 26 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA FAHRI 2 TAHUN LAKI-LAKI
32 NELI 32 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA ANGGUN 1.5 TAHUN PEREMPUAN
33 IDAWATI 32 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA RIFQI RAMADHAN 1 TAHUN LAKI-LAKI
34 KHORIYAH 32 TAHUN SMA WIRASWASTA M. ADI PRASETYO 5 TAHUN LAKI-LAKI
35 KISWATI 27 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA ILHAM 4.5 TAHUN LAKI-LAKI
36 MUAYAMAH 45 TAHUN SD WIRASWASTA K. ANJANI 5 TAHUN PEREMPUAN
37 MUSFIDAH 35 TAHUN SD BURUH PABRIK M. LUTFI RIYANTO 2.5 TAHUN LAKI-LAKI
38 MASDIYAH 41 TAHUN SD WIRASWASTA SABILAH 3 TAHUN PEREMPUAN
39 NUR KHASANAH 27 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA M. FARID AZZA 3 TAHUN LAKI-LAKI
40 IMRONAH 23 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA LUTHFIANA UFA 2 TAHUN PEREMPUAN
41 SARKAMAH 23 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA SITI SOLIKHATUN 4.5 TAHUN PEREMPUAN
42 SITI MAEMUNAH 30 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA MUHAMMAD 1 TAHUN LAKI-LAKI
43 KHOLIFAH 37 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA RUDI 4.5 TAHUN LAKI-LAKI
44 JAMILAH 34 TAHUN SD WIRASWASTA ILHAM 3 TAHUN LAKI-LAKI
45 INAYAH 32 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA AULIA 3.5 TAHUN PEREMPUAN
46 SUMIYATI 31 TAHUN SMA WIRASWASTA PUTRI 2.5 TAHUN PEREMPUAN
47 MUJIAJI 32 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA NIA RAMADHANI 3 TAHUN PEREMPUAN
48 SITI KHOIROH 26 TAHUN SMA WIRASWASTA AMELIA DWI 1.8 TAHUN PEREMPUAN
49 SRI SUMIYATI 33 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA FITRI 4 TAHUN PEREMPUAN
50 NARIEM 34 TAHUN SD WIRASWASTA RUDI 1.3 TAHUN LAKI-LAKI
51 JAMILAH 24 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA RESTU 1.2 TAHUN LAKI-LAKI
52 NARTI 50 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA LINA 1.9 TAHUN PEREMPUAN
53 FIDAH 41 TAHUN SD WIRASWASTA NAFIS 3 TAHUN LAKI-LAKI
54 WASILAH 33 TAHUN SD SWASTA ANAM 5 TAHUN LAKI-LAKI
55 MUSIDAH 30 TAHUN MTS WIRASWASTA INA 2.4 TAHUN PEREMPUAN
56 KHOSIDAH 30 TAHUN SMA WIRASWASTA SOPMULIDAH 2 TAHUN PEREMPUAN
57 HANIFAH 40 TAHUN SD SWASTA DIYAH 5 TAHUN PEREMPUAN
58 MIFTAHUL JANAH 25 TAHUN MA SWASTA NAYA AULIA 3 TAHUN PEREMPUAN
59 JUMROH 36 TAHUN SD BURUH PABRIK IZA 1.2 TAHUN PEREMPUAN
60 JUMIYATUN 30 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA ANISA WULAN DARI 2.5 TAHUN PEREMPUAN
61 ZUBAIDAH 36 TAHUN SD BURUH PABRIK PUPUT 4 TAHUN PEREMPUAN
62 LAILA 25 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA MUHIDIN 3 TAHUN LAKI-LAKI
63 MUNADIROH 26 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA DHITO ALVIN MAULANA 4.5 TAHUN LAKI-LAKI
64 HANIK LUTFIANA 27 TAHUN SMA WIRASWASTA ARINA FIDLAN 4 TAHUN PEREMPUAN
65 SUAMAH 23 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA RIA AMELIA SARI 3 TAHUN PEREMPUAN
66 SITI KHOTIMAH 38 TAHUN SD BURUH PABRIK NAFISATU CAHAYA 1 TAHUN PEREMPUAN
67 SITI MUKAROMAH 42 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA M. DARUL MUSLIM 3 TAHUN LAKI-LAKI
68 SOFA ATUN 23 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA AMRUL ANAS 1.3 TAHUN LAKI-LAKI
69 ROHIMATUL 20 TAHUN SD BURUH PABRIK RIRI 1 TAHUN PEREMPUAN
70 NUR AFIFAH 25 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA APRILIA 3 TAHUN PEREMPUAN
71 SITI 33 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA DWI AYU PUTRI 2.2 TAHUN PEREMPUAN
72 SUMI 21 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA ANDIKA PRATAMA 2.2 TAHUN LAKI-LAKI
73 SUMIAH 39 TAHUN SD WIRASWASTA SUARTI 2 TAHUN PEREMPUAN
74 ROHIMATUN 20 TAHUN SD BURUH PABRIK RR. KURNIA RALIMA 1.4 TAHUN PEREMPUAN
75 SUMROTAN 31 TAHUN SMP BURUH PABRIK RADIA ANANTA 2.7 TAHUN PEREMPUAN
76 NUR LATIFAH 26 TAHUN SMP BURUH PABRIK MUHAMMAD DIMAS 2.8 TAHUN LAKI-LAKI
77 NUR HALIMAH 24 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA NAUFAL 3 TAHUN LAKI-LAKI
78 SUPRIHATIN 35 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA MOH. EKA MAULANA 4 TAHUN LAKI-LAKI
79 ROBI'AH 50 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA ARIF MAULANA 5.5 TAHUN LAKI-LAKI
80 ARIFAH 30 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA AHMAD ZAINI 1.7 TAHUN LAKI-LAKI
81 IDA 16 TAHUN SD BURUH PABRIK LUTFI WAHYU SAPUTRA 1.5 TAHUN LAKI-LAKI
REKAPAN HASIL KUESIONER
Apakah Ibu Mengetahui Tentang Kurang Gizi?
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tahu 17 21.0 21.0 21.0
tidak tahu 64 79.0 79.0 100.0
Total 81 100.0 100.0
Penyebab Kurang Gizi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tahu 17 21.0 21.0 21.0
tidak tahu 64 79.0 79.0 100.0
Total 81 100.0 100.0
Kurang Gizi Bahaya Tidak?
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tahu 17 21.0 21.0 21.0
tidak tahu 64 79.0 79.0 100.0
Total 81 100.0 100.0
Makanan yang bergizi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 36 44.4 44.4 44.4
tidak 45 55.6 55.6 100.0
Total 81 100.0 100.0
Makanan bergizi itu harus mahal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 52 64.2 64.2 64.2
Tidak Setuju 29 35.8 35.8 100.0
Total 81 100.0 100.0
Anak suka memilih makanan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 45 55.6 55.6 55.6
tidak 36 44.4 44.4 100.0
Total 81 100.0 100.0
Rutin mendampingi anak makan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 35 43.2 43.2 43.2
Tidak 46 56.8 56.8 100.0
Total 81 100.0 100.0
Rutin menyiapkan makanan 3 kali sehari
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 36 44.4 44.4 44.4
Tdak 45 55.6 55.6 100.0
Total 81 100.0 100.0
Selalu mengajari cuci tangan sesudah dan sebelum makan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 67 82.7 82.7 82.7
Tidak 14 17.3 17.3 100.0
Total 81 100.0 100.0
Mencuci sayur dan buah sebelum makan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 80 98.8 98.8 98.8
Tidak 1 1.2 1.2 100.0
Total 81 100.0 100.0
konsumsi 4seha t5sempurna
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 39 48.1 48.1 48.1
Tidak 42 51.9 51.9 100.0
Total 81 100.0 100.0
Jajanan yang sering dibeli anak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sosis 7 8.6 8.6 8.6
susu 9 11.1 11.1 19.8
chikhi 21 25.9 25.9 45.7
biskuit 14 17.3 17.3 63.0
es 6 7.4 7.4 70.4
pemen 1 1.2 1.2 71.6
tidak jajan 23 28.4 28.4 100.0
Total 81 100.0 100.0
Menggunakan penyedap tambahan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 61 75.3 75.3 75.3
Tidak 20 24.7 24.7 100.0
Total 81 100.0 100.0
Makanan tambahan untuk anak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 37 45.7 45.7 45.7
Tidak 44 54.3 54.3 100.0
Total 81 100.0 100.0
Anak aktif bermain
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 68 84.0 84.0 84.0
Tidak 13 16.0 16.0 100.0
Total 81 100.0 100.0
Keadaan Rumah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Bersih 34 42.0 42.0 42.0
Kotor 47 58.0 58.0 100.0
Total 81 100.0 100.0
Sanitasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Bersih 37 45.7 45.7 45.7
Kotor 44 54.3 54.3 100.0
Total 81 100.0 100.0
lingkungan bermain anak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid bersih 19 23.5 23.5 23.5
kotor 62 76.5 76.5 100.0
Total 81 100.0 100.0
Status Ekonomi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid bawah 49 60.5 60.5 60.5
menengah 31 38.3 38.3 98.8
atas 1 1.2 1.2 100.0
Total 81 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Buruh 18 22.2 22.2 22.2
Wiraswasta 13 16.0 16.0 38.3
PNS 1 1.2 1.2 39.5
Ibu Rumah Tangga 49 60.5 60.5 100.0
Total 81 100.0 100.0
Penyuluhan Gizi Kurang
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 18 22.2 22.2 22.2
Tidak 63 77.8 77.8 100.0
Total 81 100.0 100.0
Tenaga Kesehatan Ramah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 77 95.1 95.1 95.1
Tidak 4 4.9 4.9 100.0
Total 81 100.0 100.0
Tenaga Kesehatan Terampil
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 80 98.8 98.8 98.8
Tidak 1 1.2 1.2 100.0
Total 81 100.0 100.0
Tenaga Kesehatan Kompeten
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 80 98.8 98.8 98.8
Tidak 1 1.2 1.2 100.0
Total 81 100.0 100.0
Akses menuju YanKes
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Jauh 20 24.7 24.7 24.7
Dekat 61 75.3 75.3 100.0
Total 81 100.0 100.0
Fasilitas YanKes
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Lengkap 56 69.1 69.1 69.1
Cukup 20 24.7 24.7 93.8
Kurang 5 6.2 6.2 100.0
Total 81 100.0 100.0
8. FOTO – FOTO KEGIATAN
A. Akses menuju lokasi PBL-1
B. Lingkungan
C . Kegiatan – kegiatan
1. Posyandu
2. Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
D. Wawancara
E. Diskusi kelompok
F. Bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
G. Acara Pamitan
KELOMPOK 3 DAN DPL