community diagnosis - · pdf filekami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik...

79
LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL-1) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO COMMUNITY DIAGNOSIS MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI DESA SIDOGEMAH KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011 PENYUSUN : HERVIAN SETYO NUGROHO E2A009016 MYA ROSIANA E2A009023 MEITA FERA IVANANDAYANI E2A009024 ELLEN LOYCIA HUTASOIT E2A009025 RONDIYAH E2A009026 KUNARSIH FITRIANI E2A009027 ILMA RAHMAWATI E2A009028 SITI NOVIA LISTIYORINI E2A009029 AVICENA SAKUFA MARSANTI E2A009031 AZZA IVANA E2A009032 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG, TAHUN 2011

Upload: duongduong

Post on 31-Jan-2018

325 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL-1)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

COMMUNITY DIAGNOSIS

MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

DI DESA SIDOGEMAH KECAMATAN SAYUNG

KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

PENYUSUN :

HERVIAN SETYO NUGROHO E2A009016

MYA ROSIANA E2A009023

MEITA FERA IVANANDAYANI E2A009024

ELLEN LOYCIA HUTASOIT E2A009025

RONDIYAH E2A009026

KUNARSIH FITRIANI E2A009027

ILMA RAHMAWATI E2A009028

SITI NOVIA LISTIYORINI E2A009029

AVICENA SAKUFA MARSANTI E2A009031

AZZA IVANA E2A009032

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG, TAHUN 2011

Page 2: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

ii

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL-1)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

COMMUNITY DIAGNOSIS

MASALAH KESEHATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

DI DESA SIDOGEMAH KECAMATAN SAYUNG

KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

PENYUSUN :

HERVIAN SETYO NUGROHO E2A009016

MYA ROSIANA E2A009023

MEITA FERA IVANANDAYANI E2A009024

ELLEN LOYCIA HUTASOIT E2A009025

RONDIYAH E2A009026

KUNARSIH FITRIANI E2A009027

ILMA RAHMAWATI E2A009028

SITI NOVIA LISTIYORINI E2A009029

AVICENA SAKUFA MARSANTI E2A009031

AZZA IVANA E2A009032

Laporan PBL-1 ini telah disetujui untuk diujikan

di depan Tim Penguji

Semarang, 23 Juni 2011

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Staf Pembimbing Lapangan(SPL)

BESAR TIRTO HUSODO S.Sos M.Kes EKA TASBIKHAH,Amd.Keb

NIP : 197003062001121002 NRPTT : 11.4.048.17491

Page 3: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

iii

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL-1)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

TAHUN AJARAN 2010/2011

COMMUNITY DIAGNOSIS

MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

DI DESA SIDOGEMAH KECAMATAN SAYUNG

KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 23 Juni 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Semarang, 23 Juni 2011

Menyetujui,

Tim Penguji

1. Dosen Pembimbing Lapangan : Besar Tirto Husodo,S.Sos,M.Kes

2. Penguji 1 :

3. Penguji 2 :

4. Penguji 3 :

Mengetahui,

Ketua LABKESMAS FKM UNDIP

dr.Anneke Suparwati,MPH

NIP : 195305251986032001

Page 4: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan pelaksanaan Pengalaman Belajar

Lapangan (PBL-1) dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.

Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan serta turut membantu

kalancaran pelaksanaan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL),

terutama kepada :

1. dr.Anneke Suparwati,MPH selaku Ketua LABKESMAS FKM UNDIP

2. Besar Tirto Husodo,S.Sos,MKes selaku Dosen Pembimbing

Lapangan.

3. Eka Tasbikhah, Amd.Keb selaku Staff Pembimbing Lapangan

4. Bapak Sumantri selaku kepala Kelurahan Sidogemah serta

jajarannya, Bapak Basir selaku ketua BPD Kelurahan Sidogemah,

Kecamatan Sayung.

5. Bapak Yusuf P selaku ketua RW I, Bapak Kholil selaku ketua RW 2,

Bapak Nasokha selaku ketua RW 3, Bapak Matnur selaku ketua RW

4, Bapak Kambali selaku ketua RW 5, Bapak Nurwakhid selaku ketua

RW 6 Kelurahan Sidogemah.

6. Bapak dan Ibu Sumantri selaku tuan rumah selama kami tinggal di

Sidogemah

7. Seluruh masyarakat Kelurahan Sidogemah.

8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi

maupun penyajiannya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Semarang, 23 Juni 2011

Penyusun

Page 5: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

v

DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………............i

Halaman Persetujuan………………………………………………………….....…...ii

Halaman Pengesahan…………………………………………………………….......iii

Kata Pengantar…………………………………………………………………..........iv

Daftar Isi…………………………………………………………………………..........v

Daftar Grafik……………………………………………………………………..........vi

Daftar Tabel...............................................................................................vii

Daftar Gambar..........................................................................................viii

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang………………………………………………………..........1

B. Tujuan………………………………………………………………….........2

C. Manfaat……………………………………………………………….....…..3

Bab II. Metode Kegiatan PBL

A. Metode………………………………………………………………...........6

B. Tahapan Community Diagnosis……………………………………..…..10

C. Lokasi dan waktu pengambilan data……………………………….…...14

D. Pengolahan dan analisis data……………………………………….......16

Bab III. Hasil dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Lokasi PBL ……………………………………..........19

B. Hasil dan Pembahasan ……………………………………………...…...21

Bab IV. Simpulam dan Saran

A. Simpulan……………………………………………………………............47

B. Saran……………………………………………………………….......…...48

Daftar Pustaka ……………………………………………………………….............49

Lampiran ………………………………………………………………………............50

Page 6: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

vi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Perbandingan Penduduk Laki-laki Dan Perempuan

Grafik 3.2 Pemantauan Gizi Lebih Desa Sidogemah Tahun 2010

Grafik 3.3 Pemantauan Gizi Kurang Desa Sidogemah Tahun 2010

Grafik 3.4 Pemantauan BGM Desa Sidogemah Tahun 2010

Grafik 3.5 Pemeriksaan K1 Desa Sidogemah Tahun 2010

Grafik 3.6 Pemeriksaan K4 Desa Sidogemah Tahun 2010

Grafik 3.7 Pemeriksaan Risti Oleh Nakes Desa Sidogemah Tahun 2010

Grafik 3.8 Pemeriksaan Risti oleh Masyarakat Desa Sidogemah Tahun 2010

Grafik 3.9 Pemeriksaan KN1 Desa Sidogemah Tahun 2010

Grafik 3.10 Pemeriksaan KN2 Desa Sidogemah Tahun 2010

Grafik 3.11 Pemeriksaan KN3 Desa Sidogemah Tahun 2010

Grafik 3.12 Persalinan yang Tidak Ditolong Oleh Nakes Desa Sidogemah

Tahun 2010

Page 7: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Mata Pencaharian

Tabel 3.2 Tingkat Pendidikan

Tabel 3.3 Rekap Laporan SDIDTK Desa Sidogemah

Tabel 3.4 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA Desa Sidogemah

Tabel 3.5 Analisis Prioritas Masalah dengan MCUA

Tabel 3.6 Hasil survey tentang pengetahuan

Tabel 3.7 Hasil Survey Mengenai Sikap

Tabel 3.8 Hasil Survey Praktek

Tabel 3.9 Hasil Survey Tentang Lingkungan

Tabel 3.10 Hasil Survey Tentang Pelayanan Kesehatan Dan

Pemanfaatannya

Tabel 3.11 MCUA Penyebab Masalah Gizi Kurang

Tabel 3.12 Uji Kelayakan Solusi (Force Field Analysis) Penyuluhan

Kesehatan

Tabel 3.13 Uji Kelayakan Solusi (Force Field Analysis) Penambahan Kader

Tabel 3.14 Uji Kelayakan Solusi (Force Field Analysis) Pemberdayaan Kader

Tabel 3.15 Analisis Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah dengan MCUA

Page 8: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep HL Blum (1976)

Gambar 3.1 Mind Map

Gambar 3.2 How-How Diagram

Page 9: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah salah satu prioritas utama

pembangunan kesehatan di Indonesia yang merupakan indikator MDG’s

(Millenium Development Goals) yakni mengurangi tingkat kematian anak dan

meningkatkan kesehatan ibu1).

Status kesehatan masyarakat terkait dengan masalah tersebut dapat

digambarkan dalam beberapa indikator sebagai berikut: Angka Kematian Ibu

(AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan

Angka Kematian Balita (AKABA). Beberapa penyebab kematian ibu antara

lain perdarahan, infeksi, eklampsia dan lain-lain. Sedangkan penyebab

kematian bayi diantaranya BBLR, asfiksia, pneumonia, diare, gizi burukdan

lain-lain. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan sistem kesehatan yang

efektif guna menghadapi masalah kematian ibu dan balita.Untuk itu tenaga

profesional membutuhkan pendidikan dan pelatihan berbagai disiplin ilmu,

salah satunya adalah melalui Pengalaman Belajar Lapangan(PBL)2).

Paradigma baru bertitik tolak pada indikator kesehatan dan

kesejahteraan rakyat yaitu angka kematian bayi dan ibu melahirkan.

Oleh karena menurut WHO (2000) 49% kematian bayi terkait dengan

status gizi yang rendah maka dapat dimegerti apabila pertumbuhan

dan status gizi termasuk indikator kesejahteran seperti yang diterapkan

di Thailand3).

Masalah gizi kurang dianggap sebagai masalah ekologi, hal ini

disebabkan gizi kurang merupakan berbagai pengaruh faktor yang saling

berinteraksi di dalam ekologi seperti fisik, biologis dan budaya masyarakat.

Kekurangan gizi pada masyarakat Indonesia terjadi karena beberapa faktor

antara lain kemiskinan (sosial ekonomi rendah), pangan kurang tersedia,

pengetahuan gizi rendah, kebiasaan makan dan infeksi atau parasit4).

Page 10: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

2

Melalui Pengalaman Belajar Lapangan ini, mahasiswa dapat menetapkan

masalah kesehatan Ibu dan Anak dengan menggunakan konsep H.L. Blum

sebagai pendekatan untuk mengidentifikasikan masalah kesehatan yang

terjadi di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Setelah

mengidentifikasi masalah tersebut, maka ditentukan prioritas dari masalah

Kesehatan Ibu dan Anak yang ditemukan di Desa Sidogemah. Berdasarkan

Laporan Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Sayung I dan Bidan Desa

Sidogemah, ditemukan kasus gizi kurang pada balita yang dari bulan ke

bulan mengalami tren peningkatan.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengidentifikasi masalah-masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),

menetapkan faktor resiko terjadinya masalah Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA), serta memberikan alternatif penyelesaian masalah Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA) yang ada dengan metode pemecahan masalah

(problem solving cycle), mengenal karakteristik masyarakat dan

lingkungannya, serta faktor lain yang berkaitan dengan masalah

kesehatan di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten

Demak, Jawa Tengah.

2. Tujuan khusus

a. Menggambarkan karakteristik sosial ekonomi masyarakat di Desa

Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa

Tengah.

b. Menggambarkan perilaku kesehatan masyarakat di Desa

Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa

Tengah.

c. Menggambarkan keadaan lingkungan masyarakat di Desa

Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa

Tengah.

Page 11: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

3

d. Menggambarkan ketersediaan Pelayanan Kesehatan di Desa

Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa

Tengah.

e. Menentukan masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan

menetapkan prioritas masalah yang telah diidentifikasi di Desa

Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa

Tengah dengan metode Mind Maping dan Matrix Multiple Criteria

Utility Assessment (MCUA).

f. Menentukan faktor resiko yang menunjang penyebaran masalah

kesehatan di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten

Demak, Jawa Tengah dengan metode Matrix Multiple Criteria

Utility Assessment (MCUA).

g. Memberikan alternatif pemecahan masalah Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten

Demak, Jawa Tengah dengan metode Matrix Multiple Criteria

Utility Assessment (MCUA).

h. Menentukan penilaian solusi dan kelayakan solusi (kekuatan yang

mendukung dan menghambat sehingga alternatif rencana solusi

dapat berjalan atau tidak) dengan metode Matrix Multiple Criteria

Utility Assessment (MCUA) dan Force Field Analysis. Sehingga

solusi yang ditawarkan akan tepat dan dapat dikerjakan dengan

sumber daya yang tersedia di Desa Sidogemah, Kecamatan

Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

C. Manfaat

Dari kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL), diharapkan dapat

memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Masyarakat dan Desa Sidogemah

a. Mendapatkan informasi mengenai masalah Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA) yang ada di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten

Demak, Jawa Tengah sehingga diharapkan adanya perubahan perilaku

bagi masyarakat khususnya Ibu dan anak.

Page 12: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

4

b. Dari informasi tersebut, masyarakat dapat lebih menyadari akan

pentingnya hidup sehat dan perilaku sehat bagi kesehatan Ibu dan

anak mereka dengan tindakan lebih lanjut dari pihak kelurahan dan

kader posyandu untuk memberikan penyuluhan.

c. Dari informasi tersebut, pihak pamong dan perangkat Desa Sidogemah,

Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah dapat

mengembangkan suatu program pengembangan desa terutama dalam

bidang kesehatan ibu dan anak.

d. Masyarakat diharapkan dapat lebih memanfaatkan Pelayanan

Kesehatan yang ada.

2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

a. Mengenalkan eksistensi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Diponegoro kepada masyarakat di lingkungan Desa Sidogemah,

Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

b. Mendapatkan informasi tentang daerah yang mengalami masalah

kesehatan yang terjadi di daerah tersebut, sehingga sebagai Fakultas

Kesehatan Masyarakat dapat memberikan suatu kegiatan preventif dan

promotif kepada masyarakat tentang masalah kesehatan yang terjadi di

wilayah tersebut.

3. Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan atau menambah pengalaman serta wawasan secara aktif

dan interaktif dengan masyarakat Desa Sidogemah, Kecamatan

Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah mengenai pemecahan

masalah kesehatan ibu dan anak dengan menentukan alternatif

pemecahan masalah kesehatan.

b. Meningkatkan dan melatih kemampuan serta keterampilan dalam

melakukan penelitian dan penulisan laporan Pengalaman Belajar

Lapangan (PBL).

Page 13: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

5

c. Dengan survei, mahasiswa mampu melatih soft skill pada saat praktek

di lapangan, yaitu bersosialisasi dan berinteraksi dengan masyarakat

yang ada di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak,

Jawa Tengah.

d. Mahasiswa mampu melakukan tahap-tahap Community Diagnosis

secara tepat.

4. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Demak

a. Memberikan gambaran informasi kesehatan di Desa Sidogemah,

Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

b. Dari informasi tersebut, dapat membantu arahan pengambilan

kebijakan guna pengembangan kesehatan di lingkungan Desa

Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Page 14: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

6

BAB II

METODE KEGIATAN

A. Metode dan Desain

Metode yang digunakan dalam kegiatan Pengalam Belajar Lapangan 1

(PBL-1) adalah meode survey dengan pendekatan Cross Sectional

berdasarkan tahapan community diagnosis. Community Diagnosis diartikan

sebagai sebuah deskripsi atau gambaran mengenai kesehatan warga Negara

(masyarakat, penduduk) dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

kesehatan masyarakat setempat baik secara kuantitatif dan kualitatif5).

Diagnosa komunitas pada umumnya mengarah kepada identifikasi dan

kuantifikasi dari masalah-masalah kesehatan dalam komunitas secara

menyeuruh dalam terminologi angka kematian, angka kesakitan dan

mengidentifikasi korelasi atau hubungannya dengan tujuan untuk mengetahui

faktor risiko atau keutuhan komunitas akan pelayanan kesehatan.

pendekatan Cross Sectional yang merupakan rancangan penelitian dimana

variabel independen dan dependen diambil dalam periode waktu yang sama.

Dimana analisis data bersifat deskriptif (kualitatif dan atau kuantitatif)2).

Variabel independen (variable bebas) yang diambil secara garis besar

sesuai dengan konsep H.L. Blum1) yaitu faktor genetik, lingkungan, perilaku,

dan pelayanan kesehatan. Sedangkan variabel dependen (variable terikat)

adalah status kesehatan yang direpresentasikan dengan kejadian penyakit

yang ada di wilayah Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten

Demak. Selain dengan metode Cross Sectional juga menggunakan metode

studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

metode tersebut diharapkan dapat saling melengkapi untuk mengidentifikasi

permasalahan kesehatan sesuai dengan konsep H.L. Blum. Metode tersebut

dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab masalah kesehatan serta

memberikan alternatif pemecahan masalah dengan siklus pemecahan

masalah (Problem Solving Cycle)1).

Dalam pengambilan data primer, digunakan kuesioner untuk menggali

informasi dari responden6) dan juga obsevasi langsung terhadap lingkungan

Page 15: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

7

sekitar rumah responden. Sedangkan untuk data sekunder menggunakan

data yang berasal dari Puskesmas Sayung 1 dan Bidan Desa Sidogemah,

sehingga ditemukan masalah yang berhubungan dengan status kesehatan

masyarakat. Data primer maupun data sekunder tersebut dapat dijadikan

variabel dependen, metode cross sectional ini diharapkan dapat digunakan

untuk menganalisa permasalahan kesehatan sesuai dengan konsep H.L

Blum, yang selanjutnya dilakukan identifikasi faktor resiko.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam Pengalaman Belajar Lapangan 1 ini adalah seluruh balita

usia 1 tahun sampai dengan kurang dari 5 tahun di Desa Sidogemah,

Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Jumlah populasinya sebesar 417

balita. Sementara sampel yang kami ambil sebesar 81 balita. Pengambilan

data sampel dilakukan secara Snow Ball Sampling1) yaitu sebuah cara

pemilihan anggota sampel yang dilakukan dengan cara mendatangi salah

satu rumah yang dijadikan sampel kemudian mendapatkan informasi sampel

yang lain dari sampel yang telah didatangi. Sampel diperoleh dari responden

sesuai dengan besarnya sampel yang diinginkan. Besar sampel minimal

yang diambil ditentukan dengan rumus:

Menentukan jumlah sampel

Sehingga besar sampel untuk Desa Sidogemah adalah sebagai berikut :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah populasi KK

d = Presisi (Ditetapkan sekecil mungkin

dengan cara memperbesar ukuran

sampel)

Page 16: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

8

Menentukan populasi berdasarkan wilayah geografis menggunakan

jumlah KK

Menentukan proposi :

Pos 1 (RW 1) =

Pos 2 (RW 2 + RT 1-5) =

Pos 3 (RW 3 + RW 4) = 17

Pos 4 (RW 2 + RT 6) =

Pos 5 (RW 5 + RW 6) =

Sehingga besar sampel minimum untuk Desa Sidogemah, Kecamatan

Sayung, Kabupaten Demak adalah:

= 80.65

Jadi balita yang dibutuhkan sebagai sampel sebesar 80.65 ≈ 81

Besar sampel minimum yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah sebesar

81 balita.

C. Jenis Data6)

1. Data primer

Merupakan data yang dikumpulkan sendiri dari hasil wawancara

dari masyarakat di wilayah Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung,

Kabupaten Demak yang sekaligus berperan sebagai responden.

2. Data sekunder

Merupakan data topografi dan monografi dari Desa Sidogemah,

Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Data sekunder juga didapat

Page 17: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

9

dari Puskesmas Sayung bulan Januari – Desember 2010, serta key

person yang meliputi Kepala Desa, bidan desa, kader posyandu,

kepala dusun, dan karang taruna.

D. Kerangka Konsep HL. Blum

Dalam menyusun kuesioner untuk Pengalaman Belajar Lapangan 1 ini,

kami menggunakan acuan pendekatan HL Blum (1976). Pendekatan ini

seperti yang tergambar dalam Gambar 2.1. Dalam pendekatan ini derajat

kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat hal, yaitu1) :

1. Lingkungan

Pada pendekatan pertama ini, kesehatan seseorang akan

dipengaruhi oleh keadaan lingkungan di mana dia tinggal dan

berinteraksi. Hal-hal yang mempengaruhi seperti kondisi rumah,

kondisi sanitasi lingkungan, makanan dan minuman yang tercemar.

2. Genetik

Genetik merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi derajat

kesehatan seseorang. Genetik ini dapat berupa riwayat penyakit

maupun berupa faktor keturunan.

3. Perilaku Kesehatan

Salah satu aspek yang paling berpengaruh pada derajat

kesehatan adalah perilaku kesehatan seseorang. Perilaku ini meliputi

pengetahuan, sikap dan praktek seseorang dalam kesehatan.

4. Pelayanan Kesehatan

Aspek selanjutnya adalah berkaitan dengan ketersediaan

pelayanan kesehatan di masyarakat. Hal ini juga berkaitan dengan

biaya yang dibutuhkan dan jarak pelayanan kesehatan yang tersedia.

Page 18: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

10

Gambar 2.1 Kerangka Konsep HL Blum (1976)3)

E. Tahapan Community Diagnosis

1. Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat

Dalam mengidentifikasi permasalahan Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) yang ada di masyarakat harus didasarkan pada data,

fakta, informasi, baik secara langsung (dengan data primer) maupun

tidak langsung (menggunakan data sekunder). Hal pertama kali yang

dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan di desa

Sidogemah adalah mencari data sekunder ke Puskesmas Sayung 1

(berupa : buku Register, buku Laporan Bulanan Penyakit, dan catatan

Rekapitulasi Penyakit Spesifik) dan Buku Register Bidan desa

Sidogemah. Setelah data sekunder didapatkan, kemudian dicocokkan

STATUS

dfKESEHATAN

PERILAKU KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN

1. Pengetahuan 2. Sikap

3. Praktek

1. Program 2. Nakes 3. Fasilitas Kesehatan 4. Geografis

1. Kebersihan 2. Sosial 3. Budaya 4. Ekonomi

1.

2.

3.

4.

GENETIK

LINGUNGA

LINGKUNGAN

STATUS KESEHATAN

Dalam kasus ini tidak

ada faktor genetik

Page 19: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

11

dengan data primer yang didapatkan dari wawancara terhadap Key

Person (Ketua RT, Ketua RW, kader desa, bidan desa dan petugas

Puskesmas) guna meyakinkan bahwa masalah tersebut sampai

sekarang masih menjadi permasalahan di masyarakat. Tujuan

wawancara dengan key person adalah untuk melakukan konfirmasi

mengenai banyaknya, kegawatannya, distribusinya (orang, tempat,

dan waktu) dari penyakit yang telah terdaftar pada data sekunder.

2. Prioritas Masalah Kesehatan Masyarakat

Data sekunder yang telah dicocokkan dengan wawancara Key

Person (data primer) kemudian dianalisis kembali agar mendapatkan

masalah yang benar – benar dirasakan masyarakat, sehingga

nantinya dapat diambil suatu tindakan tepat.

Dari penyakit yang telah didiskusikan selanjutnya dipilih 3

besar penyakit yang banyak dirasakan masyarakat Sidogemah.

Selanjutnya dari 3 penyakit tersebut diprioritaskan lagi menjadi 1

masalah dengan mempertimbangkan aspek – aspek kegawatan

masalah, besarnya masalah, luasnya distribusi penyakit, kecepatan

penyebaran, dan lain sebagainya dengan menggunakan table MCUA.

Dalam menganalisis prioritas masalah kesehatan tersebut

digunakanlah metode Multiple Criteria Utility Assessment (MCUA).

Tata cara penggunaan Matriks MCUA dalam penentuan prioritas

masalah, dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut3) :

a. Menetapkan kriteria

Yang dimaksud dengan kriteria adalah sesuatu hal yang

dianggap sebagai akibat atau pengaruh yang sangat signifikan

dan spesifik dari suatu masalah terhadap subjek (masyarakat)

sehingga dapat membedakan masalah. Kriteria yang digunakan

antara lain kegawatan masalah, Besarnya masalah, Trend

(kecenderungan).

b. Melakukan pembobotan kriteria

Merupakan pemberian kisaran bobot (nilai) terhadap

masing – masing yang ada. Kriteria ditentukan berdasarkan

Page 20: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

12

kesepakatan kelompok. Nilai (bobot) yang disepakati adalah untuk

kegawatan masalah diberi bobot 4, gawat diberi skor 3, cukup

gawat diberi skor 2, kurang atau tidak gawat 1. Kita berikan empat

range atau rentang nilai dengan tujuan agar tidak terjadi

kecenderungan pemilihan angka yang berada di tengah, misalnya

kalau rangenya 1 sampai 3, orang cenderung memlih angka 2

dbanding angka 1 atau angka 3.

c. Memberikan skor masing–masing kriteria terhadap masing–

masing masalah

Artinya estimasi berapa besarnya pengaruh masalah

terhadap masing – masing kriteria. Dalam pemberian skor setiap

anggota kelompok memberikan skor secara subjektif dan

selanjutnya jumlah semua skor dibagi banyaknya jumlah anggota

dalam kelompok. Jika pengaruh kriteria besar maka skornya juga

diberikan besar, dan jika kriteria kecil maka diberi skor kecil. Hasil

skor yang telah dibagi dengan jumlah anggota tiap bagian.

d. Mengalikan nilai skor dengan bobot

Masing–masing masalah yang dikalikan dengan bobot

untuk tiap–tiap kriteria kemudian dijumlahkan dengan hasil

perkalian tersebut.

3. Kerangka Akar Faktor Risiko Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) telah didapatkan yaitu

penyakit gizi kurang, namun faktor resiko dari masalah gizi kurang

tersebut belum diketahui. Faktor–faktor resiko dapat berdiri sendiri

dalam mempengaruhi kejadian suatu masalah Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) atau faktor tersebut saling terkait sehingga menimbulkan

permasalahan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan proses

penelusuran akar faktor resiko masalah dengan cara sistematis dan

berdasar pada teori, data atau fakta atau pikiran yang logis

berdasarkan konsep H.L. Blum. Metode pendekatan yang

dimanfaatkan untuk membuat kerangka dalam mengidentifikasi

faktor–faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya suatu masalah

Page 21: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

13

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah dengan Mind Map. Pembuatan

mindmap diawali dengan adanya brainstorming dari tiap–tiap anggota

sehingga didapat penyebab masalah yang sebanyak–banyaknya

yang selanjutnya dijadikan kerangka akar penyebab.

Gizi kurang dalam teori H.L. Blum3) dipengaruhi oleh 3 faktor

yaitu perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Perilaku dapat

dikelompokan menjadi pengetahuan, sikap dan praktek yang saling

berhubungan untuk menjadikan perilaku menjadi lebih baik.

Sedangkan lingkungan dibagi menjadi kebersihan lingkungan rumah,

keadaan sanitasi rumah, ketersediaan air bersih, cara pengolahan

dan penyimpanan makanan. Pelayanan kesehatan dibagi menjadi

ketersediaan obat, ketersediaan tenaga kesehatan, keterjangkauan

akses menuju pelayanan kesehatan dan program pelayanan

kesehatan mengenai penyuluhan gizi kurang.

4. Identifikasi Faktor Resiko Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Untuk memenuhi ketepatan data serta kelengkapan data

terkait faktor resiko Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), maka perlu

dilakukan adanya survey (wawancara) mencari data primer dari

masyarakat untuk mengidentifikasi faktor resiko Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) di desa Sidogemah. Kegiatan identifikasi faktor resiko

masalah kesehatan dilakukan dengan pendekatan kuantitatif

menggunakan instrumen survey yang valid dan reliabel berdasarkan

kerangka akar faktor resiko masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Pendekatan kuantitatif hanya untuk penegasan. Langkah yang

dilakukan terkait kegiatan survey (wawancara) adalah pembuatan

instrumen yang dibuat denagn pendekatan teori H.L Blum selanjutnya

instrumen berupa kuesioner digunakan sebagai acuan dalam survey

(wawancara). Populasi yang digunakan adalah seluruh warga Desa

Sidogemah dengan sampel yang mewakili setiap pos dalam kegiatan

posyandu dengan keadaan pos masing–masing untuk mencari faktor

lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.

Page 22: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

14

Setelah mengetahui faktor resiko gizi kurang dari hasil survey

yang secara umum terdiri dari pengetahuan, kebersihan lingkungan

sekitar rumah, kualitas air, keadaan sanitasi rumah, cara pengolahan

dan penyajian makanan serta ada atau tidaknya penyuluhan maka

diprioritaskan dengan menggunakan tabel MCUA faktor resiko

masalah. Tahap–tahap pembuatan MCUA prioritas faktor resiko sama

dengan tahap prioritas masalah kesehatan yang telah dibahas

sebelumnya.

5. Alternatif Penyelesaian Masalah

Guna penanggulangan dan pencegahan masalah Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA) di Desa Sidogemah, maka perlu adanya alternatif

penyelesaian masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tersebut

dengan mempertimbangkan kondisi yang ada di masyarakat atau di

lapangan. Di samping itu, dalam memberikan alternatif penyelesaian

masalah perlu melibatkan pihak lain yang terkait seperti puskesmas,

pemerintah daerah maupun desa sesuai kebijakan, relevansi

program, ketersediaan sumber daya, yang kemudian untuk diterapkan

sehingga diharapkan penyelesaian masalah yang diberikan telah

memenuhi kebutuhan dari berbagai pihak. Metoda yang digunakan

untuk mengidentifikasi alternatif penyelesaian masalah adalah dengan

cara brainstorming dan penggunaan how-how diagram4). Selanjutnya

dianalisis menggunakan Multiple Criteria Utility Assessment (MCUA).

Penggunaan metode Multiple Criteria Utility Assessment

(MCUA) adalah berupa sebuah tabel yang berisi (pada baris atau

horizontal) bersisi kriteria dan jumlah total untuk memprioritaskan3)

masalah kesehatan ibu – ibu hamil atau balita – bayi, sedangkan

kolom atau vertikal berisi nilai, bobot, jenis penyakit serta kolom

dikalikan bobot. Keputusan mendapatkan prioritas utama

permasalahan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dengan melihat hasil

total penjumlahan (SxB) yang paling banyak.

F. Lokasi dan Waktu Pengambilan Data

Page 23: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

15

Kegiatan PBL-I, kelompok 3 (Reguler I 2009) dilaksanakan di wilayah

Kelurahan Sidogemah Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Waktu

pelaksanaan PBL-I adalah tanggal 8 Juni sampai dengan 17 Juni 2011.

Kegiatan dimulai dari diberangkatkannya Mahasiswa FKM UNDIP

Reguler I 2009 ke Kecamatan Sayung untuk prosesi penerimaan masyarakat

dalam melaksanakan kegiatan PBL-I. Perjalanan selanjutnya menuju tempat

penginapan yaitu di Desa Sidogemah RT.01 RW.01 tepatnya di rumah bapak

Sumantri selaku kepala desa setempat. Kegiatan dilanjutkan dengan

bersilaturahmi ke rumah RT dan RW setempat untuk “Ketok pintu meminta

ijin”.

Mencari data primer bersamaan dengan kegiatan bersosialisasi ke

masyarakat, data terutama didapat dari para key person (Lurah, Sekretaris

Desa, RT, RW, Bidan desa, Petugas Kesehatan, kader desa). Pencarian data

sekunder, telah diagendakan dan dilaksanakan pada hari kedua di desa

Sayung I dan bidan desa setempat. Pencarian data sekunder dikhususkan

pada masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di desa Sidogemah.

Diskusi dengan DPL saat di lapangan dilakukan sebanyak 3 kali,

pertama dengan agenda pembahasan prioritas masalah dengan diskusi

ringan tentang keadaan proses adaptasi di daerah setempat. Pertemuan

kedua dengan agenda pembahasan kelayakan kuesioner. Pertemuan

selanjutnya dengan agenda pembahasan hasil kuesioner dan diskusi-diskusi

seputar pengalaman saat wawancara di lapangan sekaligus meminta ijin

untuk kembali pulang karena waktu PBL-I telah usai. Dosen Pembimbing

lapangan sangat membantu dalam menyelesaikan tugas di lapangan. Staff

Pembimbing Lapangan juga membantu pencarian data yang kami butuhkan.

Diskusi dilakukan bersamaan dengan penambahan kelengkapan data

yang dibutuhkan guna proses pembuatan instrumen. Selanjutnya melakukan

wawancara dengan masyarakat untuk mengetahui penyebab masalah yang

sebenarnya terjadi di masyarakat. Wawancara dibagi menjadi 5 kelompok

tiap pos berdasar tempat Posyandu. Wawancara dilakukan selama 2 hari

pada tanggal 13-14 Juni 2011.

Data sudah didapatkan, masalah yang harus dipelajari juga sudah

didapatkan informasinya. Selanjutnya kembali ke kampus untuk mengolah

Page 24: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

16

data tersebut dan dilanjutkan membuat laporan untuk selanjutnya diuji pada

tanggal 4-5 Juli 2011.

Quota Sampling didasarkan pada teknik pemilihan sampel

berdasarkan pada geografis dusun sampai jumlah sampel yang sudah

ditentukan terpenuhi. Karena antar daerah cukup heterogen4).

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan

Pengolahan data adalah suatu proses pemasukan data (input),

transformasi data (recode, transform), penyajian data dan intepretasi

data (baik secara deskriptif maupun inferensial). Pengolahan data

menggunakan beberapa tahapan, yaitu1):

a. Penyuntingan dan pembersihan

Penyuntingan (editing) dan pembersihan (cleaning) adalah

suatu proses memeriksa kelengkapan kuesioner, urutan logis

pengisian kuesioner, konsistensi jawaban responden serta

melakukan perbaikan apabila ada kesalahan dalam pengisian

serta diperlukan untuk melakukan perbaikan. Penyuntingan

setelah kuesioner sudah diisi, setelah kegiatan pengambilan

data di lapangan.

b. Pemberian kode

Pemberian kode (coding) dilakukan dengan tujuan untuk

memudahkan proses pemasukan data. Dengan memberikan

kode maka petugas pemasukan data hanya memasukkan

kode-kode jawaban kuisioner yang sudah matang. Jadi

petugas tidak perlu memikirkan data apa yang dimasukkan.

Misalnya apabila responden menjawab “ya” akan diberi kode

“1”, sedangkan bila menjawab “tidak” akan diberi kode “0”,

data yang dimasukkan cukup “1” atau “0”.

c. Pemasukan data

Page 25: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

17

Setelah kuisioner diteliti atau disunting dan diberi kode

maka proses pengolahan data yaitu memasukkan data ke

dalam aplikasi komputer. Aplikasi komputer yang sering

digunakan yaitu SPSS. Aplikasi ini bisa menangani

pengolahan data mulai dari pemasukan data, penyuntingan

maupun sampai pada analisis statistik deskriptif maupun

inferensial.

d. Tabulasi

Mengelompokkan data atau menyusun data secara

deskriptif ke dalam tabel yang telah dibuat sesuai tujuan.

e. Mendeskripsikan Data

Membaca hasil dan mengubahnya menjadi bentuk

yang mudah dipahami baik berupa tabel, grafik, dan

presentase. Analisis bisa langsung disajikan ataupun

diceritaka agar lebih mudah dipahami.

f. Interpretasi Data

Menghubungkan hasil data frekuensi terbesar dengan

teori H.L. Blum (Pelayanan Kesehatan, Perilaku, dan

Lingkungan). Terlihat adanya hubungan antara teori yang

dikemukakan H.L. Blum dengan penyebab yang ditemui di

lapangan, untuk selanjutnya dapat direncanakan alternatif

penyelesaian masalah gizi kurang di Sidogemah.

2. Analisis data

Setelah mengolah data, proses selanjutnya yang dilakukan ialah

menganalisis data. Analisis data yang dilakukan ialah analisis deskriptif,

dimana ditentukan ratio, proporsi, serta presentase dengan menggunakan

alat bantu statistik yakni membuat tabel distribusi ferkuensi. Dan juga

dilakukan analisis data primer yang diolah dengan menggunakan program

SPSS 16 untuk mendeskripsikan data yang telah diperoleh. Untuk

kemudian selanjutnya memberikan gambaran tentang hubungan antara

Page 26: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

18

lingkungan, perilaku, genetik, dan pelayanan kesehatan dengan masalah

kesehatan gizi kurang di desa Sideogemah.

Page 27: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

19

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Sidogemah

1. Keadaan Geografis

Kelurahan Sidogemah merupakan salah satu kelurahan yang ada

di wilayah kecamatan Sayung, Demak. Luas wilayahnya 5,51 km2 dengan

kondisi wilayah yang terdiri dari pemukiman padat penduduk dan area

tambak. Batas kelurahan Sidogemah adalah sebagai berikut:

Utara : Desa Bedono

Selatan : Jalan Raya Semarang – Demak

Barat : Desa Purwosari

Timur : Desa Gemulak

Desa Sidogemah terbagi menjadi 6 dukuh, 6 RW dan 33 RT.

Dukuh Sidogemah dan Dukuh Sidorawuh merupakan daerah yang kering

yang terletak di pinggiran jalan raya Semarang–Demak. Dukuh Sodong

dan Dukuh Dupang merupakan daerah setengah kering. Dukuh Pidodo

dan Dukuh Badong merupakan daerah yang basah karena pada daerah

ini dikelilingi area tambak dan sering terjadi rob.

2. Keadaan Demografi

Desa Sidogemah mempunyai 1609 Kepala Keluarga (KK). Jumlah

penduduk Desa Sidogemah pada tahun 2011 adalah 6.437 Jiwa dengan

jumlah penduduk laki-laki 3.179 Jiwa dan jumlah penduduk perempuan

3.258 Jiwa.

Page 28: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

20

( Sumber : Data Monografi Kelurahan Sidogemah 2010 )

Grafik 3.1. Perbandingan Penduduk Laki-laki Dan

Perempuan

3. Keadaan Ekonomi

Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah Penduduk

1. Petani 199

2. Buruh Tani 441

3. Swasta 1.062

4. PNS / TNI 69

5. Dagang 142

6. Lain-lain 0

Jumlah 1.913

( Sumber : Data Monografi Kelurahan Sidogemah 2010)

Page 29: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

21

Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Penduduk

1. Tidak / Belum Sekolah 284

2. SD / MI 1.512

3. SMP / MTs 579

4. SMA / MA 490

5. Akademi / Diploma 105

6. Universitas 52

Jumlah 3.022

4. Keadaan Sosial Budaya

a. Segi Kelembagaan Desa dan Organisasi Sosial

Di Desa Sidogemah terdapat berbagai macam kegiatan

warga yang bersifat sosial yang berfungsi untuk meningkatkan

interaksi dan kekeluargaan masyarakat. Beberapa kegiatan sosial

masyarakat Sidogemah meliputi arisan ibu-ibu, pengajian rutin,

PKK (Program Kesejahteraan Keluarga), Karang taruna dan

Posyandu.

b. Segi Kehidupan Sosial

Sebagian besar penduduk Sidogemah menggunakan

bahasa Jawa untuk berkomunikasi sehari-hari dengan bahasa

Jawa Krama untuk orang tua dan Jawa Ngoko untuk anak-anak.

B. Hasil dan Pembahasan Sesuai Tahapan Community Diagnosis

1. Pengambilan Data Sekunder

Page 30: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

22

Data sekunder didapat dari Puskesmas Sayung 1 yang

berupa laporan data bulanan.

Dari data diatas, dapat dibuat tren sebagai berikut :

1. Gizi Lebih

Gizi lebih muncul pertama kali pada bulan Januari tahun 2010.

Kemudian bulan berikutnya turun akibat adanya tindakan dari tenaga

kesehatan. Pada bulan April muncul kembali dan mengalami stagnan

Tabel 3.3. Rekap Laporan SDIDTK Desa Sidogemah

Bulan

Jumlah sasaran Jenis penyimpangan

tumbuh

Total

Di deteksi

Penyimpangan Tumbuh

Status Gizi

Bulan ini Bulan ini Lebih

Kurang BGM

Januari 392 23 48 1 17 2

Februari 392 25 22 0 15 7

Maret 392 24 20 0 17 3

April 392 25 19 0 17 2

Mei 385 24 19 1 16 2

Juni 392 23 25 1 21 3

Juli 392 23 20 0 20 0

Agustus 392 25 21 1 19 1

September 392 22 20 0 20 0

Oktober 385 27 24 0 24 0

November 385 43 26 0 26 0

Desember 392 41 22 0 22 0

Page 31: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

23

sampai bulan Juni. Selanjutnya karena adanya tindakan dari tenaga

kesehatan turun kembali dan sampai bulan Desember tidak muncul

kembali. Berdasarkan uraian dan grafik di bawah, tren gizi lebih pada

Desa Sidogemah mengalami penurunan.

Grafik 3.2. Pemantauan Gizi Lebih Desa Sidogemah Tahun 2010

2. Gizi Kurang

Masalah gizi kurang di desa Sidogemah mengalami tren meningkat

dari bulan ke bulan pada tahun 2010. Hal ini dapat dibuktikan sebagai

berikut :

Grafik 3.3. Pemantauan Gizi Kurang Desa Sidogemah Tahun 2010

3. BGM

Page 32: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

24

BGM muncul pertama kali pada bulan Januari tahun 2010, kemudian

mengalami peningkatan optimal pada bulan Februari. Akibat adanya

banyak kasus BGM pada bulan Februari, dilakukan tindakan oleh tenaga

kesehatan sampai mengalami penurunan dan tidak terjadi kembali kasus

BGM di masyarakat. Jadi hal tersebut dapat diartikan kasus BGM

mengalami tren penurunan.

Grafik 3.4. Pemantauan BGM Desa Sidogemah Tahun 2010

Page 33: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

25

a. Data PWS KIA

Tabel 3.4. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA Desa Sidogemah

Bulan

Sasaran

K1 K4

Deteksi Deteksi Neonatal

Linakes Bumil Bulin Bayi

Risti Nakes

Risti Masy

KN 1

KN 2

KN 3

Januari 108 103 98 12 11 3 1 10 10 10 10

Februari 108 103 98 8 7 2 1 10 10 10 10

Maret 108 103 98 9 8 2 1 9 9 9 9

April 108 103 98 12 9 2 2 11 10 10 11

Mei 108 103 98 10 8 2 1 7 7 7 8

Juni 108 103 98 9 9 0 0 7 7 7 7

Juli 108 103 98 10 10 2 1 13 13 13 12

Agustus 108 103 98 6 8 2 1 5 5 5 5

September 108 103 98 8 9 2 1 10 10 10 10

Oktober 108 103 98 8 11 2 1 6 6 6 6

November 108 103 98 5 7 2 1 6 6 6 6

Desember 108 103 98 7 7 1 0 5 5 5 5

Page 34: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

26

Dari data di atas dapat dibuat tren sebagai berikut :

1. K1

Kunjungan kehamilan pertama (K1) dari bulan januari sampai

desember tahun 2010 mengalami penurunan dari 12 orang yang

melakukan kunjungan turun menjadi 7 orang pada bulan

Desember.

Grafik 3.5. Pemeriksaan K1 Desa Sidogemah Tahun 2010

2. K4

Kunjungan kehamilan pertama sampai keempat (K4) dari

bulan Januari sampai Desember tahun 2010 mengalami

peningkatan dari 6 bumil menjadi 12 bumil.

Grafik 3.6. Pemeriksaan K4 Desa Sidogemah Tahun 2010

3. Deteksi Risti oleh Nakes

Page 35: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

27

Resiko tinggi ibu hamil oleh tenaga kesehatan pada saat

kunjungan kehamilan menemukan 3 bumil yang mengalami risti

pada bulan januari tahun 2010. Pada bulan Februari mengalami

penurunan menjadi 2 bumil yang mengalami risti dan sampai akhir

tahun mengalami stagnan. Jadi tren deteksi risti oleh nakes

mengalami stagnan.

Grafik 3.7. Pemeriksaan Risti Oleh Nakes Desa Sidogemah Tahun

2010

4. Deteksi Risti oleh Masyarakat

Resiko tinggi ibu hamil oleh masyarakat ditemukan 1 bumil

yang terdeteksi pada bulan januari tahun 2010. Kemudian pada

bulan maret mengalami peningkatan menjadi 2 bumil. Pada bulan

selanjutnya turun sampai pada bulan desember hingga tidak

terdeteksi lagi bumil yang mengalami risti oleh masyarakat.

Grafik 3.8. Pemeriksaan Risti oleh Masyarakat Desa Sidogemah

Tahun 2010

Page 36: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

28

5. Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)

Kunjungan neonatal pertama (KN1) pada bulan januari sampai

desember tahun 2010 yang tidak melakukan kunjungan turun dari

10 bayi menjadi 5 bayi yang tidak melakukan kunjungan. Hal ini

menunjukan tren penurunan yang tidak mengalami kunjungan

neonatal kesatu.

Grafik 3.9. Pemeriksaan KN1 Desa Sidogemah Tahun 2010

6. Kunjungan Neonatal Kedua (KN2)

Kunjungan neonatal kedua (KN2) pada bulan januari sampai

desember tahun 2010 yang tidak melakukan kunjungan turun dari

10 bayi menjadi 5 bayi yang tidak melakukan kunjungan. Hal ini

menunjukan tren penurunan yang tidak mengalami kunjungan

neonatal kedua.

Grafik 3.10. Pemeriksaan KN2 Desa Sidogemah Tahun 2010

Page 37: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

29

7. Kunjungan Neonatal Ketiga (KN3)

Kunjungan neonatal ketiga(KN3) pada bulan januari sampai

desember tahun 2010 yang tidak melakukan kunjungan turun dari

10 bayi menjadi 5 bayi yang tidak melakukan kunjungan. Hal ini

menunjukan tren penurunan yang tidak mengalami kunjungan

neonatal ketiga.

Grafik 3.11. Pemeriksaan KN3 Desa Sidogemah Tahun 2010

8. Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Persalinan yang tidak ditolong oleh tenaga kesehatan dari

bulan januari sampai desember pada tahun 2010 mengalami

penurunan dari 10 ibu hamil menjadi 5 bumil yang tidak ditolong

oleh tenaga kesehatan. Hal tersebut berarti persalinan tidak oleh

tenaga kesehatan mengalami penurunan.

Grafik 3.12. Persalinan yang Tidak Ditolong Oleh Nakes Desa

Sidogemah Tahun 2010.

Page 38: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

30

1. Memprioritaskan Masalah

Setelah mendapatkan data sekunder, kami memperoleh informasi

mengenai masalah kesehatan yang sering dialami para penduduk Desa

Sidogemah sebagai berikut :

1. Gizi kurang

2. Anemia

3. KEK

Selanjutnya dari inventaris masalah Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA) yang ada, akan dipilih dan dijadikan prioritas masalah melalui

metode Multiple Criteria Utility Assesment (MCUA)1). Kriteria yang

digunakan dalam memilih prioritas masalah kesehatan yang ada meliputi:

1. Kegawatan (semakin gawat suatu masalah kesehatan maka nilai

bobotnya semakin tinggi).

2. Besar/ jumlah (semakin banyak yang menderita akibat karena

suatu masalah kesehatan maka nilai bobotnya semakin tinggi).

3. Tren (semakin sering suatu masalah kesehatan muncul, nilai

bobotnya semakin tinggi).

Penentuan bobot masing-masing kriteria dipengaruhi oleh kesepakatan

anggota kelompok, dengan range nilai antara 1-4.

Tabel 3.5. Analisis Prioritas Masalah dengan MCUA

Kriteria Bobot

(%)

Ibu Bayi

KEK Anemia Gizi Kurang

Skor SxB Skor SxB Skor SxB

Gawat 40 2 0.8 4 1.6 3 1.2

Besar 35 4 1.4 2 0.7 4 1.4

Trend 35 2 0.7 3 1.05 4 1.4

Total 2.9 3.35 4

Page 39: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

31

Berdasarkan pemberian nilai (bobot) pada masing-masing

masalah, yang merupakan prioritas I sampai IV adalah sebagai berikut :

Prioritas I : Gizi kurang

Prioritas II : Anemia

Prioritas III : KEK

Penentuan masalah kesehatan masyarakat dapat ditinjau dengan

menggunakan pendekatan H.L Blum. Pada pendekatan H.L Blum ini

status kesehatan dapat dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu lingkungan,

perilaku, pelayanan kesehatan. Dalam masalah gizi kurang ini tidak

menggunakan faktor genetik karena tidak mempengaruhi gizi kurang.

Page 40: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

32

3. Menyusun Mind Map

Gambar 3.1. Mind Map

GIZI KURANG

LINGKUNGAN

Budaya Kebersihan

Ekonomi Sosial

Pantangan Terhadap

Makanan (mitos)

Sanitasi Lingkungan Buruk

Rumah Kumuh dan Kotor

Pendapatan Keluarga

yang tidak memenuhi

Interaksi Sosial Anak

Dalam Kehidupan

sehari-hari

PELAYANAN KESEHATAN

Program

Geografis

Fasilitas

Kesehatan

Kurangnya Penyuluhan Tentang

Gizi Kurang

Keterjangkauan

Akses Biaya

Obat

Vitamin

Nakes

Kurangnya Kader Kurang 5S

Kurang Terampil Kurangnya Tenaga

Kurang

Kompeten

PRILAKU

Pola Asuh

Anak

Praktek

PHBS Konsumsi

Pengetahuan

Kurangnya Pendidikan

KADARZI

Pengetahuan

Asupan Gizi

Persepsi Kurang

Gizi

Makanan Seimbang

Pengaruh terhadap

daya tahan tubuh

Penyebab

kurang gizi

Pencegahan kurang gizi

Perbaikan Gizi Masy.

Bahaya gizi kurang bagi

kesehatan

Gejala kurang Gizi

Kondisi Fisik Kurang Penderita Gizi Kurang

Sikap

Sikap Terhadap

Makanan

Menganggap

Sepele Gizi

Kurang

Tidak Mencuci Makan Sebelum Makan

Tidak Mencuci Bahan

Makanan Sebelum Diolah

Pengawet Makanan

Jajan Sembarangan

Pemanis Makanan

Penyedap Rasa

Makan tidak teratur

Kurang perhatian orang tua

Page 41: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

33

4. Menyusun Kuesioner

Setelah membuat mind map dan mengetahui definisi operasional,

kami kemudian melanjutkan untuk menyusun kuesioner. Adapun susunan

dan format kuesioner yang kami gunakan terdapat dalam lampiran.

5. Mengambil Data Primer

Pengambilan data primer dilakukan pada hari Senin-Selasa, 13-14

Juni 2011. Metode pengambilan data primer yang kami gunakan adalah

wawancara langsung kepada responden yang merupakan ibu atau

pengasuh balita.

6. Memasukan Data

Setelah pengambilan data primer selesai, kami melakukan entry

data yang sebelumnya dilakukan coding dan scoring. Aplikasi yang kami

gunakan adalah SPSS.

7. Mengolah dan Menganalisis Data

Berikut adalah data yang telah kami olah dan analisis. Hasil

survey menunjukkan bahwa gizi kurang merupakan suatu masalah

kesehatan di Desa Sidogemah. Hal ini berdasarkan data sekunder yang

diperoleh dari puskesmas pada tahun 2010. Dari hasil penentuan prioritas

masalah menggunakan metode MCUA, maka didapat gizi kurang sebagai

prioritas masalah untuk dianalisis faktor resikonya dengan menggunakan

pendekatan H.L.Blum1).

7.1. Perilaku

a. Pengetahuan

Dari sisi pengetahuan akan diukur 4 tingkat pengetahuan

reseponden tentang masalah gizi kurang. Pertama, mengukur tingkat

pengetahuan responden tentang pengertian gizi kurang. Hal ini sangat

Page 42: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

34

penting karena jika tidak mengetahui apa itu gizi kurang maka akan

menganggap bahwa gizi kurang adalah masalah yang tidak serius

sehingga seringkali tidak diperhatikan. Kedua, mengukur tingkat

pengetahuan responden tentang penyebab gizi kurang, apakah

responden mengetahui apa saja penyebab gizi kurang atau tidak. Hal ini

sangat menentukan masalah gizi kurang karena jika sudah mengetahui

penyebabnya maka akan mudah untuk mengantisipasinya. Demikian

sebaliknya jika belum tahu penyebabnya maka hal-hal yang beresiko

akan tetap dilakukan sehingga kemungkinan masalah gizi kurang akan

lebih besar. Ketiga, mengukur tingkat pengetahuan responden tentang

bahaya gizi kurang. Bahaya gizi kurang yang paling fatal adalah

kematian. Jika bahaya gizi kurang tidak diketahui maka masalah gizi

kurang hanya akan dianggap sebagai hal yang biasa saja dan tidak

segera ditangani. Keempat, mengukur tingkat pengetahuan responden

tentang makanan yang bergizi, apakah responden mengetahui tentang

makanan yang bergizi untuk asupan makanan anak. Hasil pengukuran

tingkat pengetahuan tersebut di atas dapat ditampilkan dalam tabel di

bawah ini :

Tabel 3.6. Hasil survey tentang pengetahuan

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan

responden tentang gizi kurang sebagian besar kurang yaitu hanya

sebesar 21%.

No Varibel Ya Tidak

Frek % Frek %

1 Pengetahuan tentang gizi

kurang 17 21.0 64 79.0

2 Pengetahuan tentang

penyebab gizi kurang 17 21.0 64 79.0

3 Pengetahuan tentang bahaya

gizi kurang 17 21.0 64 79.0

4 Pengetahuan tentang

makanan yang bergizi 36 44.4 45 55.6

Page 43: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

35

b. Sikap

Dari sisi sikap akan diukur sikap responden berkaitan dengan

masalah gizi kurang. Pertama, mengukur sikap responden yang

menganggap gizi kurang sebagai masalah. Hal ini dapat dilihat apakah

masalah gizi kurang merupakan masalah yang serius atau tidak di

masyarakat. Kedua, mengukur sikap responden tentang makanan yang

bergizi harus mahal. Hal ini untuk melihat kemampuan daya beli

masyarakat dalam membeli makanan. Ketiga, mengukur sikap anak

responden tentang memilih makanan. Hal ini untuk melihat kebiasaan

konsumsi makanan setiap hari. Hasil pengukuran sikap masyarakat

terkait dengan masalah gizi kurang di atas dapat ditampilkan dalam tabel

di bawah ini :

Tabel 3.7. Hasil Survey Mengenai Sikap

No. Variabel

Ya (Setuju)

Tidak

(Tidak Setuju)

Frek % Frek %

1 Sikap menganggap bahwa

gizi kurang merupakan

sebuah masalah 17 21.0 64 79.0

2 Persepsi masyarakat

makanan yang bergizi

harus mahal

52 64.2 29 35.8

3 Anak suka memilih

makanan 45 55.6 36 44.4

Page 44: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

36

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sikap anak

dalam memilih makanan besar yaitu sebesar 55.6%.

c. Praktek

Dari sisi praktek akan diukur praktek responden berkaitan dengan

masalah gizi kurang. Pertama, mengukur pernah tidaknya pendampingan

orang tua ketika anak makan. Hal ini untuk menggambarkan besarnya

perhatian orang tua terhadap anaknya. Kedua, mengukur kebiasaan

mencuci bahan makanan sebelum dimasak sudah baik atau belum. Hal

ini sangat mempengaruhi kebersihan makanan yang dimakan. Ketiga,

mengukur kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. Keempat,

mengukur kebiasaan makan 3 kali sehari. Hal ini untuk mengukur

konsumsi makanan tiap hari. Kelima, mengukur konsumsi makanan 4

sehat 5 sempurna. Keenam, mengukur kebiasaan anak jajan di luar. Hal

ini untuk mengetahui asupan gizi tubuh anak. Ketujuh, mengukur

kebiasaan masak menggunakan penyedap tambahan. Hal ini untuk

mengetahui bahan tambahan yang berbahaya bagi tubuh dalam

masakan. Kedelapan, mengukur kebiasaan keluarga dalam menyediakan

makanan tambahan untuk anak. Hal ini untuk mengetahui tambahan

asupan gizi anak selain makanan pokok yang disediakan. Hasil

pengukuran praktek masyarakat terkait dengan masalah gizi kurang

diatas dapat ditampilkan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.8. Hasil Survey Praktek

No Variabel Ya Tidak

Frek % Frek %

1 Pendampingan orang tua

ketika anak makan 35 43.2 46 56.8

2 Kebiasaan mencuci tangan 67 82.7 14 17.3

3 Kebiasaan mencuci buah

dan sayur 80 98.8 1 1.2

4 Kebiasaan makan 3 kali 36 44.4 45 55.6

Page 45: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

37

Berdasarkan data diatas, praktek prilaku yang dilakukan oleh

responden ibu-ibu yang terkait dengan masalah gizi kurang kurang begitu

baik yaitu kurangnya makanan 4 sehat 5 sempurna sebesar 48.1% dan

kebiasaan jajan di luar sebesar 71.6%, sehingga menimbulkan masalah

gizi kurang yang tinggi di masyarakat.

d. Lingkungan

Dari sisi lingkungan akan diukur 3 bidang lingkungan yaitu

lingkungan fisik, ekonomi dan sosial. Lingkungan fisik terdiri dari keadaan

rumah, air dan lingkungan bermain anak. Lingkungan sosial terdiri dari

keaktifan anak bermain dengan teman sebaya. Lingkungan ekonomi

terdiri status ekonomi keluarga. Pertama, mengukur keadaan rumah,

apakah bersih atau tidak. Kebersihan rumah sangat berhubungan dengan

kebersihan pribadi. Rumah yang kotor mencerminkan kebersihan pribadi

yang buruk pula. Kedua, mengukur keadaan sanitasi rumah apakah

bersih atau tidak. Sanitasi lingkungan dapat mempengaruhi status

kesehatan seseorang. Ketiga, mengukur keadaan lingkungan bermain

anak apakah bersih atau tidak. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan

anaknya. Keempat, mengukur keaktifan bermain anak dengan teman

sebaya. Hal ini untuk mengetahui tingkat keaktifan anak. Kelima,

mengukur status ekonomi keluarga apakah dalam status ekonomi bawah

atau tidak. Hal ini untuk mengetahui pendapatan keluarga dalam

menentukan daya beli makanan masyarakat. Hasil pengukuran keadaan

sehari

5 Konsumsi makanan 4 sehat

lima sempurna 39 48.1 42 51.9

6 Kebiasaan jajan diluar 58 71.6 23 28.4

7 Memasak menggunakan

penyedap makanan 61 75.3 20 24.7

8 Penyediaan makanana

tambahan 37 45.7 44 54.3

Page 46: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

38

lingkungan yang sudah disebutkan di atas dapat ditampilkan dalam tabel

di bawah ini:

Tabel 3.9. Hasil Survey Tentang Lingkungan

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kebersihan lingkungan

Desa Sidogemah masih kurang bersih yaitu sebesar 42%.

e. Pelayanan Kesehatan

Dari sisi pelayanan kesehatan akan diukur 4 hal yang berkaitan

dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan dan pemanfaatannya.

Pertama, mengukur tempat rujukan yang dituju responden jika mengalami

sakit, apakah ke Puskesmas, bidan/dokter, Rumah Sakit, PKD, non

NaKes yaitu dukun. Kedua, mengukur pelayanan tenaga kesehatan

dalam hal keramahan, ketrampilan dan kemampuannya. Ketiga,

mengukur pernah ada tidaknya penyuluhan tentang gizi kurang kepada

masyarakat. Keempat, mengukur fasilitas pelayanan kesehatan apakah

lengkap, cukup atau kurang. Kelima, mengukur akses menuju tempat

pelayanan kesehatan apakah jauh atau dekat. Hal ini untuk mengetahui

jarak dan waktu menuju ke tempet rujukan. Hasil pengukuran

pelaksanaan pelayanan kesehatan dan pemanfaatannya yang sudah

disebutkan diatas, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

No Variabel Ya Tidak

Frek % Frek %

1 Keaktifan anak dengan teman

sebaya 68 84.0 13 16.0

2 Kebersihan rumah 34 42.0 47 58.0

3 Sanitasi 37 45.7 44 54.3

4 Kebersihan lingkungan bermain 19 23.5 62 76.5

5 Ekonomi bawah 49 60.5 32 39.5

Page 47: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

39

Tabel 3.10. Hasil Survey Tentang Pelayanan Kesehatan Dan Pemanfaatannya

No Variable Frek %

1. Tempat rujukan yang dipilih

a. Bidan 25 30.9

b. Puskesmas 31 38.2

c. RS 5 6.2

d. PKD 7 8.6

e. Dokter 11 13.6

f. Non Nakes 2 2.5

2. Tenaga kesehatan

a. Ramah 77 95.1

b. Ketrampilan 80 98.8

c. Kemampuan/kompeten 80 98.8

3. Penyuluhan tentang gizi kurang

a. Ya 18 22.7

b. Tidak 63 77.8

4. Fasilitas kesehatan

a. Lengkap 56 69.1

b. Cukup 20 24.7

c. Kurang 5 6.2

5. Akses menuju ke pelayanan kesehatan

a. Jauh 20 24.7

b. Dekat 61 75.3

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan tenaga

kesehatan di Desa Sidogemah sudah bagus yaitu sebesar 98% namun dari

segi pelayanan penyuluhan masih kurang yaitu sebesar 22.7%.

8. Pembahasan Prioritas Akar Masalah

Page 48: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

40

Dalam penentuan pioritas faktor resiko dari hasil data primer yang

didapat dari survey maka menggunakan MCUA. Kriteria yang digunakan

adalah urgensi, relevansi dan besarnya masalah. Urgensi (penting dan

segera diatasi) faktor resiko tersebut terhadap masalah gizi kurang,

relevansi (kesesuaian) faktor resiko tersebut dengan program atau

kegiatan penurunan atau pencegahan masalah gizi kurang di institusi

atau daerah tersebut dan skala (besarnya atau tingginya) faktor resiko

tersebut terhadap masalah gizi kurang dengan bobot yang diberikan

secara berurutan 40%, 35%, dan 25%. Adapun skor yang diberikan

merupakan rentang antara I sampai 4, skor 1 menunjukkan masalah

tersebut memiliki urgensi, relevansi, dan skala yang kecil dan sebaliknya.

Dari semua kriteria diberikan skor dengan skala 1-4.

Didapat 3 masalah yang dipioritaskan dan masuk dalam

perhitungan MCUA, 3 masalah tersebut adalah pengetahuan yang

rendah, tingkat ekonomi yang masih rendah dan lingkungan sekitar. Hasil

pioritas faktor resiko masalah dapat dilihat dari tabel bawah ini :

Tabel 3.11. MCUA Faktor Resiko Masalah Gizi Kurang

Kriteria Bobot

Masalah Faktor Resiko

Pengetahuan

Kurang

Ekonomi

Bawah Lingkungan

Skor SxB Skor SxB Skor SxB

Urgensi 40 % 3 1,2 2 0,8 4 1,6

Relevansi 35 % 3 1,05 4 1,4 2 0,7

Besarnya 25 % 4 1 3 0,75 2 0,5

Total 3,25 2,95 2,8

Prioritas I II III

Dari hasil perkalian bobot dikalikan skor dengan jumlah total skor

kali bobot yang terbesar adalah faktor resiko masalah gizi kurang adalah

pengetahuan yang masih rendah dengan nilai total 3,25. Dari hasil

Page 49: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

41

pioritas faktor resiko masalah ini akan dicari alternatif solusinya pada

pembahasan.

10. Alternatif Penyelesaian Masalah

Dari perhitungan menggunakan tabel MCUA prioritas faktor resiko

masalah gizi kurang diperoleh faktor resiko terbesar yaitu

pengetahuan yang kurang.

Dari hasil kesepakatan kelompok dan hasil diskusi dengan bidan

koordinator puskesmas diberikan beberapa alternatif penyelesaian

masalah melalui How-How Diagram1).

Berikut ini adalah How-How Diagram untuk menemukan alternatif

solusi masalah kurang gizi di Desa Sidogemah.

Gambar 3.2. How-How Diagram Alternatif Penyelesaian Masalah

Alternatif penyelesaian masalah tersebut antara lain :

a. Penyuluhan Kesehatan

Melalui penyuluhan kesehatan diharapkan mendapat

pengetahuan tentang gizi kurang dan cara pencegahannya.

Dalam hal ini, ibu yang memiliki balita sebagai sasaran utama

penyuluhan diharapkan dapat meningkatkan kepeduliannya

terhadap masalah gizi kurang. Oleh karena itu, bidan harus

Pengetahuan

yang Rendah

Penyuluhan

Kesehatan

Penambahan Kader

Kesehatan

Pemberdayaan

Kader Kesehatan

Page 50: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

42

memberdayakan ibu dan keluarga dengan meningkatkan

pengetahuan dan pengalaman mereka melaui pendidikan

kesehatan8).

Selain penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh pihak

bidan dan puskesmas, penyuluhan dapat dilakukan dengan

beberapa cara seperti menyisipkan pengetahuan ataupun

pesan-pesan kesehatan dalam kegiatan kemasyarakatan

seperti kegiatan PKK atau arisan, pengajian, maupun kegiatan

Posyandu disetiap Pos. Penyuluhan tersebut terdiri dari

pengetahuan tentang Gizi Kurang, Kadarzi (Keluarga Sadar

Gizi), Kebersihan atau sanitasi lingkungan, peningkatan gizi

balita, dan makanan bergizi (4 Sehat 5 Sempurna).

b. Penambahan Kader

Pada hakekatnya kesehatan dilaksanakan dengan

mengikut sertakan masyarakat secara aktif dan bertanggung

jawab. Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan

efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dan

upaya dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat

akan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat

seoptimal mungkin9).

Kader merupakan pekerja, sukarela, yang bertugas

meningkatkan kesehatan diri dan kelompoknya. Persyaratan

yang harus dipenuhi sebagai kader adalah dipilih dari, oleh

masyarakat, bisa baca tulis, tinggal di lingkungan tempat

bekerja, mau dan mampu bekerja sukarela, mempunyai waktu,

sudah dilatih kesehatan kerja dan mengikuti pelatihan

kurangnya partisipasi masyarakat7).

c. Pemberdayaan Kader

Kader sebagai salah satu key person mempunyai peranan

penting dalam membantu meningkatkan status derajat

kesehatan masyarakat1). Namun sayangnya, peranan penting

para kader tersebut belum begitu berfungsi dengan baik di

Page 51: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

43

Desa Sidogemah. Ini disebabkan kurangnya pelatihan tentang

kesehatan yang para kader tersebut dapatkan sebelum

maupun selama menjadi kader. Maka dari itu, perlu dilakukan

pemberdayaan kader melalui sebuah wadah yaitu Forum

Kesehatan Desa (FKD) agar fungsinya sebagai key person

dapat berjalan baik karena memang tak dipungkiri penduduk

Desa Sidogemah menjadikan kader sebagai sumber utama

informasi kesehatan atau dengan kata lain orang kepercayaan

warga mengenai kesehatan. Dengan banyaknya sumber daya

manusia yang banyak akan lebih mudah dalam

pelaksanaannya dan memerlukan biaya yang dapat dijangkau.

Dari ketiga alternatif solusi diatas dapat dilakukan uji kelayakan

solusi (Force Field Analysis) sebagai berikut :

Berdasarkan Tabel 3.12 dapat dilihat bahwa solusi penyuluhan

kesehatan memiliki faktor penghambat tertinggi yaitu teknis pelaksanaan

yang sulit dan tidak terjangkaunya biaya pelaksanaan serta faktor

Tabel 3.12. Uji Kelayakan Solusi (Force Field Analyis) Penyuluhan Kesehatan

No. Faktor Penghambat Skor Faktor Pendukung Skor

1 Budaya setempat 3 Ketersediaan sumber daya

manusia 3

2 Tingkat pendidikan

penduduk 3 Kemudahan pelaksanaan 2

3 Biaya (mahal) 2 keterjangkauan biaya 2

4 Teknis Pelaksanaan 4 kemauan masyarakat untuk

berpartisipasi 3

Jumlah 11 Jumlah 10

Page 52: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

44

pendukung yaitu ketersediaan sumber daya manusia dan partisipasi

masyarakat.

Tabel 3.13 Uji Kelayakan Solusi (Force Field Analysis)

Penambahan Kader

Berdasarkan Tabel 3.13 dapat dilihat bahwa solusi penambahan

kader memiliki faktor penghambat tertinggi yaitu tingkat pendidikan

penduduk yang rendah serta faktor pendukung yaitu ketersediaan

sumber daya manusia.

Tabel 3.14. Uji Kelayakan Solusi (Force Field Analysis)

Pemberdayaan Kader

No. Faktor Penghambat Skor Faktor Pendukung Skor

1 Budaya setempat 2 Ketersediaan sumber daya

manusia 4

2 Tingkat pendidikan

penduduk 4 Kemudahan pelaksanaan 2

3 Biaya (mahal) 3 keterjangkauan biaya 2

4 Teknis Pelaksanaan 3 kemauan masyarakat untuk

berpartisipasi 3

Jumlah 12 Jumlah 11

No. Faktor Penghambat Skor Faktor Pendukung Skor

1 Budaya setempat 2 Ketersediaan sumber daya

manusia 4

2 Tingkat pendidikan

penduduk 3 Kemudahan pelaksanaan 3

3 Biaya (mahal) 3 keterjangkauan biaya 4

4 Teknis Pelaksanaan 2 kemauan masyarakat untuk

berpartisipasi 2

Jumlah 10 Jumlah 13

Page 53: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

45

Berdasarkan Tabel 3.14 dapat dilihat bahwa solusi pemberdayaan

kader memiliki faktor penghambat tertinggi yaitu tingkat pendidikan yang

rendah serta faktor pendukung yaitu biaya pelaksanaan yang murah dan

tersedianya sumber daya manusia.

Dari berbagai alternatif solusi yang telah diuji kelayakan dengan

metode Force Field Analysis digunakan tabel MCUA untuk menentukan

solusi penyelesaian masalah KIA di Desa Sidogemah sebagai berikut :

a. Menetapkan kriteria yang dipertimbangkan dalam memilih

alternatif kegiatan yang meliputi:

dampak terhadap kesehatan penduduk

sumber daya yang tersedia

biaya

kemudahan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program

partisipasi masyarakat

b. Pembobotan kriteria

Masing-masing kriteria diberi bobot berdasarkan kesepakatan

dari kelompok dengan bobot 1-5, dimana satu sebagai nilai

minimal dan lima sebagai nilai maksimal.

Tabel 3.15. Analisis Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah dengan

MCUA

Kriteria Bobot

(B)

Alternatif pemecahan masalah

1 2 3

S SxB S SxB S SxB

Dampak terhadap

kesehatan penduduk 20% 5 1 4 0,8 3 0,6

Biaya 20% 3 0,6 4 0,8 5 1

Sumber daya yang

tersedia 20% 4 0,8 3 0,6 5 1

Kemudahan

perencanaan, 20% 4 0,8 3 0,6 5 1

Page 54: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

46

Keterangan:

1. Penyuluhan kesehatan

2. Penambahan kader

3. Pemberdayaan kader

Berdasarkan uji kelayakan dengan metode Force Field Analysis,

diperoleh hasil bahwa alternatif yang dapat diimplementasikan untuk

penyelesaian masalah KIA yang ada di Desa Sidogemah adalah

Pemberdayaan Kader.

pelaksanaan dan

evaluasi program

Partisipasi masyarakat 20% 5 1 3 0,6 4 0,8

Total 4,2 3,2 4,6

Prioritas III II I

Page 55: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

47

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan tahapan Community Diagnosis dapat diambil kesimpulan

bahwa:

1. Berdasarkan data sekunder yaitu profil Desa Sidogemah mayoritas

masyarakatnya bermata pencaharian sebagai swasta dan rata-rata

berpendidikan tamat SD.

2. Berdasarkan data primer, perilaku ibu di Desa Sidogemah kurang

memberikan perhatian kepada anaknya karena faktor rutinitas atau

pekerjaan ibu.

3. Berdasarkan pengamatan, lingkungan di Desa Sidogemah kurang sehat

karena adanya sampah yang terbawa air laut pasang.

4. Berdasarkan data sekunder berupa : Data Kesehatan Ibu dan Anak

puskesmas Sayung 1, Data Kesehatan Ibu dan Anak dari Bidan Desa

serta konfirmasi melalui key person diperoleh data masalah KIA yang

sering terjadi di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten

Demak sebagai berikut:

a. KEK

b. Anemi

c. Gizi Kurang

5. Dengan metode MCUA didapatkan bahwa gizi kurang adalah masalah

KIA yang menjadi prioritas masalah di Desa Sidogemah

6. Berdasarkan analisis data primer diperoleh faktor resiko terjadinya gizi

kurang di Sidogemah adalah kurangnya pengetahuan ibu dalam gizi

kurang.

7. Alternatif Pemecahan Masalah

Alternatif pemecahan masalah gizi kurang pada balita di Desa

Sidogemah, kecamatan Sayung yaitu :

a. Penyuluhan tentang gizi

b. Penambahan kader kesehatan

c. Pemberdayaan kader

Page 56: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

48

Dari ketiga alternatif solusi tersebut yang dapat diimplementasikan

sesuai dengan potensi yang ada di Desa Sidogemah adalah

pemberdayaan kader. Dengan memberikan pelatihan agar kader-kader

kesehatan bisa mengaktifkan partisipasi masyarakat dalam mengatasi

masalah gizi kurang.

B. SARAN

Untuk menanggulangi masalah kesehatan ibu dan anak di Desa

Sidogemah kami memiliki saran antara lain :

1. Memerlukan adanya perapian dokumentasi mengenai data-data

kesehatan dan profil Desa di Desa Sidogemah

2. Perlu adanya peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya

meningkatkan status gizi

3. Meningkatkan keterlibatan key person (bidan, kepala desa,

kader) dalam mengembangkan program pengembangan desa

terutama dalam bidang kesehatan

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan atau

mengakses pelayanan kesehatan yang ada.

5. Meningkatkan kemampuan soft skill mahasiswa dalam

bersosialisasi terhadap masyarakat.

Page 57: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

49

DAFTAR PUSTAKA

1. Tim Lab-Kesmas FKM UNDIP. Pedoman Pengalaman Belajar Lapangan I

(PBL I). FKM UNDIP, Semarang, 2011

2. Budiono,dkk. Diagnosa Komunitas Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Dalam Mendukung Pencapaian Target MDG’S 2015. Semarang :

Universitas Diponegoro. 2011

3. Prof.soekirman. Perlu Paradigma Baru Untuk Menanggulangi Masalah Gizi

Makro di Indonesia. www.Gizi.net/makalah/downdload/prof-

soekiman.pdf. diakses pada tanggal 25 Juni 2011

4. Chandra, Budiman. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta:

EGC; 1996

5. www.who.int.org. 2008

6. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta :

Rineka Cipta. 2007

7. Hawkins, D.I , Best, R.J, dan Coney, K.A. Consumer Behavior: Implication

for Marketing Strategy. Plano-Texas. Bussiness Publication, Inc. 1986

8. Anonim. Asuhan kebidanan I. Semarang : Prodi D3 Kebidanan Fakultas

Keperawatan Unisula. 2011

M. Arifin Siregar. Pengaruh Pengetahuan Ibu Terhadap Kurang Kalori

Protein Pada Balita. USU. 2004

Page 58: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

50

LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. Mind Map

2. Lembar kuesioner

3. Lembar observasi

4. Data responden

5. Rekapan hasil kuesioner

6. Peta desa

7. Foto-foto kegiatan

Page 59: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

MIND MAPING MASALAH GIZI KURANG DI DESA SIDOGEMAH

GIZI KURANG

PRILAKU

LINGKUNGAN

Budaya Kebersihan

Ekonomi Sosial

Pantangan Terhadap

Makanan (mitos)

Sanitasi Lingkungan Buruk

Rumah Kumuh dan Kotor

Pendapatan

Keluarga yang tidak

memenuhi

Interaksi Sosial Anak

Dalam Kehidupan

sehari-hari

PELAYANAN KESEHATAN

Program

Geografis

Fasilitas

Kesehatan

Kurangnya Penyuluhan Tentang

Gizi Kurang

Keterjangkauan

Akses Biaya

Obat

Vitamin

Nakes

Kurangnya Kader Kurang 5S

Kurang Terampil Kurangnya Tenaga

Pola Asuh

Anak

Pengetahuan

Kurangnya Pendidikan

KADARZI

Pengetahuan

Asupan Gizi

Persepsi Kurang

Gizi

Makanan Seimbang

Pengaruh terhadap

daya tahan tubuh

Penyebab

kurang gizi

Pencegahan kurang gizi

Perbaikan Gizi Masy.

Bahaya gizi kurang bagi

kesehatan

Gejala kurang Gizi

Kondisi Fisik Kurang Penderita Gizi Kurang

Sikap

Sikap Terhadap

Makanan

Menganggap

Sepele Gizi

Kurang

Praktek

PHBS Konsumsi

Tidak Mencuci Makan Sebelum Makan

Tidak Mencuci Bahan

Makanan Sebelum

Diolah

Pengawet Makanan

Jajan Sembarangan

Pemanis Makanan

Penyedap Rasa

Kurang

Kompeten

Makan tidak teratur

Kurang perhatian orang tua

Page 60: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

KUESIONER

IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN DI MASYARAKAT DESA

SIDOGEMAH

WILAYAH A KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

TAHUN 2011

Nama Ibu : Usia Ibu : Pendidikan Ibu : Pekerjaan Ibu : Agama : Penghasilan : Alamat :

Nama anak : Usia Anak : Jenis Kelamin : Jumlah Anak : Jarak Kelahiran : BB :

1. Apakah Ibu mengetahui tentang kurang gizi ?

o Ya

o Tidak

2. Apakah Ibu penyebab kurang gizi?

o Ya

o Tidak

3. Menurut ibu bahaya tidak kurang gizi?

o Ya

o Tidak

4. Apakah Ibu mengetahui makanan yang bergizi?

o Ya

o Tidak

5. Apakah Ibu setuju jika makanan bergizi itu harus mahal? o Ya

o Tidak

6. Apakah anak ibu suka memilih-milih makanan? o Ya

o Tidak

7. Apakah ibu rutin mendampingi anak ibu makan ? (3kali berturut”)

o Ya

o Tidak

8. Apakah Ibu selalu mengajarkan anak ibu untuk mencuci tangan

sebelum makan ?

o Ya

o Tidak

9. Apakah Ibu mencuci sayur dan buah sebelum di makan?

o Ya

o Tidak

Page 61: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

10. Apakah Ibu mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna?

o Ya

o Tidak

11. Apakah anak ibu jajan diluar ?

o Ya

o Tidak

12. Apa yang sering anak ibu konsumsi (jajan) diluar ?

o Sosis

o Susu

o Chiki

o Biskuit

o Es

o Permen

o Tidak Jajan

13. Apakah ketika memasak ibu selalu menggunakan penyedap

tambahan ?

o Ya

o Tidak

14. Adakah makanan tambahan untuk anak ibu seperti vitamin ?

o Ya

o Tidak

15. Apakah anak ibu aktif bermain dengan teman sebayanya?

o Ya

o Tidak

16. Apakah ada penyuluhan mengenai gizi kurang ?

o Ya

o Tidak

17. Apakah petugas melayani dengan ramah ?

o Ya

o Tidak

18. Apakah Petugas melayani dengan terampil ?

o Ya

o Tidak

19. Apakah petugas melayani sesuai dengan

kompetensinya(Kemampuan)?

o Ya

o Tidak

20. Menurut ibu bagaimana akses menuju ke YanKes ?

o Jauh

o Dekat

21. Bagaimana menurut ibu tentang fasilitas di YanKes ?

o Lengkap

o Cukup

o Kurang

Page 62: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

LEMBAR OBSERVASI

No. Responden :

1. Bagaimana keadaan rumah ?

a. Bersih

b. Kotor

2. Bagaimana kondisi sanitasinya?

a. Bersih

b. Kotor

3. Bagaimana lingkungan bermain anak?

a. Bersih

b. Kotor

4. Bagaimana keadaan status ekonominya?

a. Bawah

b. Menengah

c. Atas

5. Bagaimana kondisi fisik anak?

a. Rambut berwarna kemerahan

b. Tubuh kurus kering

c. Tulang nyaris terbungkus kulit ( marasmus )

6. Apakah anak aktif bergerak?

a. Ya

b. Tidak

Page 63: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

NAMA USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN NAMA USIA JENIS KELAMIN

1 KHOIRIYAH 37 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA AHMAD 3.5 TAHUN LAKI-LAKI

2 NUR AINI 24 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA IBRA 1.3 TAHUN LAKI-LAKI

3 NURJANAH 26 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA FAHRI 1.5 TAHUN LAKI-LAKI

4 RIRIN 31 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA AURELIA 1.7 TAHUN PEREMPUAN

5 SILHATUL ULLA 31 TAHUN S1 DEPAG LINTANG MAHATMA 1.2 TAHUN LAKI-LAKI

6 AGUSTINA 28 TAHUN SMA BURUH PABRIK MUTIARA 5 TAHUN PEREMPUAN

7 ROSADAH 45 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA SEPTIA 2.3 TAHUN PEREMPUAN

8 KOMZA 39 TAHUN SMK IBU RUMAH TANGGA M. SATRIA ALAMSYAH 1.2 TAHUN LAKI-LAKI

9 SUNTARI 35 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA AIFAL 1.4 TAHUN PEREMPUAN

10 SULISTYANI 24 TAHUN SMK IBU RUMAH TANGGA NUR AULA 1.2 TAHUN PEREMPUAN

11 SOLEHA 40 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA ROHMATUL 2 TAHUN PEREMPUAN

12 MIYATUN 32 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA CINDY 3 TAHUN PEREMPUAN

13 MUSRIKAH 26 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA RAIHAN 3.5 TAHUN LAKI-LAKI

14 NELY 32 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA AYUN 1.5 TAHUN PEREMPUAN

15 BADRIYAH 30 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA PUTRI SAFA 1.5 TAHUN PEREMPUAN

16 UMI HANI 31 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA ALIF MAJID ZUKKARNAEN 3.5 TAHUN LAKI-LAKI

17 SEPHIAH 36 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA RAFHI 4 TAHUN LAKI-LAKI

18 SITI MUSRIKAH 27 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA MUH. NANGNANG 3 TAHUN LAKI-LAKI

19 SITI ALKOMAH 32 TAHUN SMP WIRASWASTA CITRA AYU NINGRUM 3 TAHUN PEREMPUAN

20 NURHIDAYATI 29 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA REGINA 1 TAHUN PEREMPUAN

21 WARSINI 38 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA MARISA PRATIWI 5 TAHUN PEREMPUAN

22 MA'AFAH 41 TAHUN SD SWASTA OKTAVIANI 5 TAHUN PEREMPUAN

23 SITI AINI 38 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA MOH. DAFA IBRAHIM 2 TAHUN LAKI-LAKI

24 ROSIDAH 29 TAHUN SMA BURUH PABRIK SAIP 3.5 TAHUN LAKI-LAKI

25 HJ. SITI 40 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA NOVA KURNIAWAN 3.5 TAHUN PEREMPUAN

26 NURHIDAYATI 21 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA M. YUSUF EKA SAPUTRA 1.2 TAHUN LAKI-LAKI

27 SRI 21 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA FAIZ 3 TAHUN LAKI-LAKI

28 RAFASEKAH 40 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA MUH. FIQI 3 TAHUN LAKI-LAKI

29 ULI ERMAWATI 23 TAHUN SMA BURUH PABRIK NISWA 2 TAHUN LAKI-LAKI

30 INA 25 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA SYAHDA 1.4 TAHUN PEREMPUAN

DATA RESPONDEN DESA SIDOGEMAH

NOIBU ANAK

Page 64: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

31 SITI 26 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA FAHRI 2 TAHUN LAKI-LAKI

32 NELI 32 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA ANGGUN 1.5 TAHUN PEREMPUAN

33 IDAWATI 32 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA RIFQI RAMADHAN 1 TAHUN LAKI-LAKI

34 KHORIYAH 32 TAHUN SMA WIRASWASTA M. ADI PRASETYO 5 TAHUN LAKI-LAKI

35 KISWATI 27 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA ILHAM 4.5 TAHUN LAKI-LAKI

36 MUAYAMAH 45 TAHUN SD WIRASWASTA K. ANJANI 5 TAHUN PEREMPUAN

37 MUSFIDAH 35 TAHUN SD BURUH PABRIK M. LUTFI RIYANTO 2.5 TAHUN LAKI-LAKI

38 MASDIYAH 41 TAHUN SD WIRASWASTA SABILAH 3 TAHUN PEREMPUAN

39 NUR KHASANAH 27 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA M. FARID AZZA 3 TAHUN LAKI-LAKI

40 IMRONAH 23 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA LUTHFIANA UFA 2 TAHUN PEREMPUAN

41 SARKAMAH 23 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA SITI SOLIKHATUN 4.5 TAHUN PEREMPUAN

42 SITI MAEMUNAH 30 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA MUHAMMAD 1 TAHUN LAKI-LAKI

43 KHOLIFAH 37 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA RUDI 4.5 TAHUN LAKI-LAKI

44 JAMILAH 34 TAHUN SD WIRASWASTA ILHAM 3 TAHUN LAKI-LAKI

45 INAYAH 32 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA AULIA 3.5 TAHUN PEREMPUAN

46 SUMIYATI 31 TAHUN SMA WIRASWASTA PUTRI 2.5 TAHUN PEREMPUAN

47 MUJIAJI 32 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA NIA RAMADHANI 3 TAHUN PEREMPUAN

48 SITI KHOIROH 26 TAHUN SMA WIRASWASTA AMELIA DWI 1.8 TAHUN PEREMPUAN

49 SRI SUMIYATI 33 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA FITRI 4 TAHUN PEREMPUAN

50 NARIEM 34 TAHUN SD WIRASWASTA RUDI 1.3 TAHUN LAKI-LAKI

51 JAMILAH 24 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA RESTU 1.2 TAHUN LAKI-LAKI

52 NARTI 50 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA LINA 1.9 TAHUN PEREMPUAN

53 FIDAH 41 TAHUN SD WIRASWASTA NAFIS 3 TAHUN LAKI-LAKI

54 WASILAH 33 TAHUN SD SWASTA ANAM 5 TAHUN LAKI-LAKI

55 MUSIDAH 30 TAHUN MTS WIRASWASTA INA 2.4 TAHUN PEREMPUAN

56 KHOSIDAH 30 TAHUN SMA WIRASWASTA SOPMULIDAH 2 TAHUN PEREMPUAN

57 HANIFAH 40 TAHUN SD SWASTA DIYAH 5 TAHUN PEREMPUAN

58 MIFTAHUL JANAH 25 TAHUN MA SWASTA NAYA AULIA 3 TAHUN PEREMPUAN

59 JUMROH 36 TAHUN SD BURUH PABRIK IZA 1.2 TAHUN PEREMPUAN

60 JUMIYATUN 30 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA ANISA WULAN DARI 2.5 TAHUN PEREMPUAN

61 ZUBAIDAH 36 TAHUN SD BURUH PABRIK PUPUT 4 TAHUN PEREMPUAN

62 LAILA 25 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA MUHIDIN 3 TAHUN LAKI-LAKI

63 MUNADIROH 26 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA DHITO ALVIN MAULANA 4.5 TAHUN LAKI-LAKI

Page 65: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

64 HANIK LUTFIANA 27 TAHUN SMA WIRASWASTA ARINA FIDLAN 4 TAHUN PEREMPUAN

65 SUAMAH 23 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA RIA AMELIA SARI 3 TAHUN PEREMPUAN

66 SITI KHOTIMAH 38 TAHUN SD BURUH PABRIK NAFISATU CAHAYA 1 TAHUN PEREMPUAN

67 SITI MUKAROMAH 42 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA M. DARUL MUSLIM 3 TAHUN LAKI-LAKI

68 SOFA ATUN 23 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA AMRUL ANAS 1.3 TAHUN LAKI-LAKI

69 ROHIMATUL 20 TAHUN SD BURUH PABRIK RIRI 1 TAHUN PEREMPUAN

70 NUR AFIFAH 25 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA APRILIA 3 TAHUN PEREMPUAN

71 SITI 33 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA DWI AYU PUTRI 2.2 TAHUN PEREMPUAN

72 SUMI 21 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA ANDIKA PRATAMA 2.2 TAHUN LAKI-LAKI

73 SUMIAH 39 TAHUN SD WIRASWASTA SUARTI 2 TAHUN PEREMPUAN

74 ROHIMATUN 20 TAHUN SD BURUH PABRIK RR. KURNIA RALIMA 1.4 TAHUN PEREMPUAN

75 SUMROTAN 31 TAHUN SMP BURUH PABRIK RADIA ANANTA 2.7 TAHUN PEREMPUAN

76 NUR LATIFAH 26 TAHUN SMP BURUH PABRIK MUHAMMAD DIMAS 2.8 TAHUN LAKI-LAKI

77 NUR HALIMAH 24 TAHUN SMP IBU RUMAH TANGGA NAUFAL 3 TAHUN LAKI-LAKI

78 SUPRIHATIN 35 TAHUN SMA IBU RUMAH TANGGA MOH. EKA MAULANA 4 TAHUN LAKI-LAKI

79 ROBI'AH 50 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA ARIF MAULANA 5.5 TAHUN LAKI-LAKI

80 ARIFAH 30 TAHUN SD IBU RUMAH TANGGA AHMAD ZAINI 1.7 TAHUN LAKI-LAKI

81 IDA 16 TAHUN SD BURUH PABRIK LUTFI WAHYU SAPUTRA 1.5 TAHUN LAKI-LAKI

Page 66: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

REKAPAN HASIL KUESIONER

Apakah Ibu Mengetahui Tentang Kurang Gizi?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tahu 17 21.0 21.0 21.0

tidak tahu 64 79.0 79.0 100.0

Total 81 100.0 100.0

Penyebab Kurang Gizi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tahu 17 21.0 21.0 21.0

tidak tahu 64 79.0 79.0 100.0

Total 81 100.0 100.0

Kurang Gizi Bahaya Tidak?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tahu 17 21.0 21.0 21.0

tidak tahu 64 79.0 79.0 100.0

Total 81 100.0 100.0

Page 67: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

Makanan yang bergizi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 36 44.4 44.4 44.4

tidak 45 55.6 55.6 100.0

Total 81 100.0 100.0

Makanan bergizi itu harus mahal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 52 64.2 64.2 64.2

Tidak Setuju 29 35.8 35.8 100.0

Total 81 100.0 100.0

Anak suka memilih makanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 45 55.6 55.6 55.6

tidak 36 44.4 44.4 100.0

Total 81 100.0 100.0

Rutin mendampingi anak makan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 35 43.2 43.2 43.2

Tidak 46 56.8 56.8 100.0

Total 81 100.0 100.0

Page 68: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

Rutin menyiapkan makanan 3 kali sehari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 36 44.4 44.4 44.4

Tdak 45 55.6 55.6 100.0

Total 81 100.0 100.0

Selalu mengajari cuci tangan sesudah dan sebelum makan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 67 82.7 82.7 82.7

Tidak 14 17.3 17.3 100.0

Total 81 100.0 100.0

Mencuci sayur dan buah sebelum makan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 80 98.8 98.8 98.8

Tidak 1 1.2 1.2 100.0

Total 81 100.0 100.0

konsumsi 4seha t5sempurna

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 39 48.1 48.1 48.1

Tidak 42 51.9 51.9 100.0

Total 81 100.0 100.0

Page 69: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

Jajanan yang sering dibeli anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sosis 7 8.6 8.6 8.6

susu 9 11.1 11.1 19.8

chikhi 21 25.9 25.9 45.7

biskuit 14 17.3 17.3 63.0

es 6 7.4 7.4 70.4

pemen 1 1.2 1.2 71.6

tidak jajan 23 28.4 28.4 100.0

Total 81 100.0 100.0

Menggunakan penyedap tambahan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 61 75.3 75.3 75.3

Tidak 20 24.7 24.7 100.0

Total 81 100.0 100.0

Makanan tambahan untuk anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 37 45.7 45.7 45.7

Tidak 44 54.3 54.3 100.0

Total 81 100.0 100.0

Page 70: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

Anak aktif bermain

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 68 84.0 84.0 84.0

Tidak 13 16.0 16.0 100.0

Total 81 100.0 100.0

Keadaan Rumah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Bersih 34 42.0 42.0 42.0

Kotor 47 58.0 58.0 100.0

Total 81 100.0 100.0

Sanitasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Bersih 37 45.7 45.7 45.7

Kotor 44 54.3 54.3 100.0

Total 81 100.0 100.0

lingkungan bermain anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid bersih 19 23.5 23.5 23.5

kotor 62 76.5 76.5 100.0

Total 81 100.0 100.0

Page 71: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

Status Ekonomi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid bawah 49 60.5 60.5 60.5

menengah 31 38.3 38.3 98.8

atas 1 1.2 1.2 100.0

Total 81 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Buruh 18 22.2 22.2 22.2

Wiraswasta 13 16.0 16.0 38.3

PNS 1 1.2 1.2 39.5

Ibu Rumah Tangga 49 60.5 60.5 100.0

Total 81 100.0 100.0

Penyuluhan Gizi Kurang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 18 22.2 22.2 22.2

Tidak 63 77.8 77.8 100.0

Total 81 100.0 100.0

Page 72: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

Tenaga Kesehatan Ramah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 77 95.1 95.1 95.1

Tidak 4 4.9 4.9 100.0

Total 81 100.0 100.0

Tenaga Kesehatan Terampil

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 80 98.8 98.8 98.8

Tidak 1 1.2 1.2 100.0

Total 81 100.0 100.0

Tenaga Kesehatan Kompeten

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 80 98.8 98.8 98.8

Tidak 1 1.2 1.2 100.0

Total 81 100.0 100.0

Akses menuju YanKes

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Jauh 20 24.7 24.7 24.7

Dekat 61 75.3 75.3 100.0

Total 81 100.0 100.0

Page 73: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

Fasilitas YanKes

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Lengkap 56 69.1 69.1 69.1

Cukup 20 24.7 24.7 93.8

Kurang 5 6.2 6.2 100.0

Total 81 100.0 100.0

Page 74: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua
Page 75: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

8. FOTO – FOTO KEGIATAN

A. Akses menuju lokasi PBL-1

B. Lingkungan

Page 76: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

C . Kegiatan – kegiatan

1. Posyandu

2. Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )

Page 77: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

D. Wawancara

E. Diskusi kelompok

F. Bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Page 78: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

G. Acara Pamitan

Page 79: COMMUNITY DIAGNOSIS -   · PDF fileKami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun ... studi pustaka, observasi, research dan diskusi dalam kelompok. Kedua

KELOMPOK 3 DAN DPL