cisarua

30
Cisarua, Cisarua, Bogor Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi , cari Desa Cisarua Peta lokasi Desa Cisarua Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bogor Kecamatan Cisarua Kepala desa - Luas - Jumlah penduduk - - Kepadatan - Cisarua adalah desa di kecamatan Cisarua , Bogor , Jawa Barat , Indonesia . Taman Safari Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi , cari Taman Safari Indonesia adalah tempat wisata keluarga yang berwawasan lingkungan dan berorientasi habitat satwa pada alam bebas. Taman ini terletak di tiga lokasi. Taman Safari Indonesia I berlokasi di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua , Kabupaten Bogor , Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan kawasan Puncak . Sedangkan Taman Safari Indonesia II terletak di lereng Gunung Arjuna , Kecamatan Prigen , Kabupaten Pasuruan , Jawa Timur . Selain itu ada juga Taman Safari III di desa Serongga, Kecamatan Gianyar , Provinsi Bali .

Upload: gendutnovri

Post on 24-Jun-2015

345 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cisarua

Cisarua, Cisarua, BogorDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Desa Cisarua

Peta lokasi Desa Cisarua

Provinsi Jawa BaratKabupaten BogorKecamatan CisaruaKepala desa -Luas -Jumlah penduduk - - Kepadatan -

Cisarua adalah desa di kecamatan Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Indonesia.

Taman SafariDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Taman Safari Indonesia adalah tempat wisata keluarga yang berwawasan lingkungan dan berorientasi habitat satwa pada alam bebas.

Taman ini terletak di tiga lokasi. Taman Safari Indonesia I berlokasi di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan kawasan Puncak. Sedangkan Taman Safari Indonesia II terletak di lereng Gunung Arjuna, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Selain itu ada juga Taman Safari III di desa Serongga, Kecamatan Gianyar, Provinsi Bali.

Taman Safari Indonesia I dibangun pada tahun 1980 pada sebuah perkebunan teh yang sudah tidak produktif. Taman ini menjadi penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Taman ini terletak pada ketinggian 900-1800 m diatas permukaan laut, serta mempunyai suhu rata-rata 16 - 24 derajat Celsius.

Page 2: Cisarua

Harimau di Taman Safari

Taman ini telah ditetapkan sebagai Obyek Wisata Nasional oleh Soesilo Soedarman, Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi pada masa itu. Lebih jauh, taman ini juga telah diresmikan menjadi Pusat Penangkaran Satwa Langka di Indonesia oleh Hasyrul Harahap, Menteri Kehutanan pada masa itu, pada tanggal 16 Maret 1990.

Taman Safari memiliki koleksi satwa dari hampir seluruh penjuru dunia dan juga satwa lokal, seperti Komodo, Bison, Beruang Hitam Madu, Harimau Putih, Gajah, Anoa dan lain sebagainya.

Status penguasaan tanah di bawah wewenang Yayasan Taman Safari yang juga merupakan pemilik dan pengelola obyek wisata.

Pertunjukan Gajah di Taman Safari dengan latar belakang kincir raksasa

Fasilitas yang terdapat di Taman Safari Indonesia yaitu bus safari, danau buatan, sepeda air, kano, kolam renang dengan seluncur ombak, kereta api mini yang melintasi perkampungan ala Afrika, taman burung, baby zoo, kincir raksasa, gajah tunggang, kuda tunggang, komedi putar, pentas sirkus, area gocart, children's play ground, bom bom car, rumah setan, kesenian tradisional dan sulap di panggung terbuka Balai Ruyung Safari.

Page 3: Cisarua

[sunting] Pranala luarPuncak, BogorDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Puncak adalah nama sebuah daerah wisata pegunungan yang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. Daerah ini sudah sangat terkenal baik bagi wisatawan domestik maupun wiasatawan mancanegara. Daerah ini dikenal sebagai tempat peristirahatan penduduk kota Jakarta dan sebagai daerah perkebunan teh yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda. Keindahan daerah ini memukau Presiden Soekarno, sehingga ia membangun sebuah restoran untuk menikmati keindahan alam Puncak, yang kemudian diberi nama Restoran Riung Gunung. Selain itu, terdapat juga tempat-tempat rekreasi dan agrowisata yang indah, antara lain Gunung Mas dan Gantole (Paralayang). Di daerah Puncak juga terdapat berbagai tempat wisata menarik diantaranya Taman Safari, Kebun Bunga, dan terdapat sebuah Masjid yang indah dengan arsitektur yang khas dan sederhana yaitu Masjid Atta'awun. Di daerah ini juga terdapat banyak sekali villa-villa dan hotel yang dimiliki oleh warga sekitar untuk tempat beristirahatnya pengunjung.

afari parkFrom Wikipedia, the free encyclopedia

Jump to: navigation, search

A safari park, sometimes known as a wildlife park, is a zoo-like commercial tourist attraction where visitors can drive in their own vehicles or ride in vehicles provided by the facility to observe freely roaming animals. The main attractions are frequently large

Page 4: Cisarua

animals from Sub-Saharan Africa such as giraffes, lions, rhinoceros, elephants, zebras, and antelope.

Giraffes being fed by visitors in the West Midland Safari Park

A safari park, while larger than a zoo, is usually a very small area compared to game reserves in Africa. For example, African Lion Safari near Cambridge, Ontario, Canada is 750 acres, or 3 square kilometers. For comparison, Lake Nakuru in the Rift Valley, is 168 square kilometers, and a typical large game reserve is Tsavo East, also in Kenya, which encompasses 11,747 square kilometers.

Safari parks often have other associated tourist attractions: golf courses, carnival rides, miniature trains, and gift shops.

Contents[hide]

1 History 2 See also 3 Notes

4 External links

[edit] History

The predecessor of safari parks is Africa U.S.A. Park (1953-1961) in Florida.

The first lion drive-through opened in 1963 in Tama Zoological Park in Tokyo. In double-glazed buses, visitors made a tour through a one-hectare enlosure with twelve lions.

The first drive-through safari park outside of Africa opened in 1966 at Longleat in Wiltshire, England. Longleat, Windsor, Woburn and arguably the whole concept of safari parks were the brainchild of Jimmy Chipperfield, former co-director of Chipperfield's Circus, as detailed in his autobiography, "My Wild Life"[1], the autobiography[2] of Bob Lawrence (head keeper of West Midland Safari Park) and literature from the parks up

Page 5: Cisarua

until the 1990s. The former Windsor Safari Park was in Berkshire, England, but closed in 1992 and has since been made into a Legoland.

Between 1967 and 1974, Lion Country Safari, Inc. opened 6 animal parks, one near each of the following American cities: West Palm Beach, Florida; Los Angeles, California; Dallas, Texas; Atlanta, Georgia; Cincinnati, Ohio; and Richmond, Virginia. The first park, in South Florida, is the only Lion Country Safari still in operation.

Burgers' Zoo at Arnhem, Netherlands, opened a "safari park" in 1968 within a traditional zoo. In 1995, Burgers' Safari modified this to a walking safari with a 250 m long board walk.

Most safari parks were established in a short period of ten years, between 1966 and 1975.

Europe o Great Britain : Longleat (1966), Windsor (1969-1992), Woburn (1970),

Blair Drummond (1970), Knowsley (1971), Bewdley (West Midland Safari Park, 1973)

o France : Thoiry (Réserve Africaine, 1968), Peaugres (Safari de Peaugres, 1974), Sigean (Réserve africaine de Sigean, 1974), Saint-Vrain (Parc du Safari de Saint-Vrain, 1975-1998), Port-Saint-Père (Planète Sauvage, 1992)

o Nederlands : Hilvarenbeek (Safari Beekse Bergen, 1968)o Germany : Gelsenkirchen (Löwenpark, 1968-1989), Tüddern (Löwen-

Safari,1968-1990), Stuckenbrock (Hollywood und Safaripark, 1969), Hodenhagen (Serengeti Park, 1974)

o Italy : Bussolengo (Safari del Garda, 1969), Fasano (Zoosafari, 1973), Pombia (Zoo Safari, 1976)

o Denmark : Givskud (Løveparken, 1969), Knuthenborg (Knuthenborg Safaripark, 1969)

o Sweden : Kolmården (Safari Park, 1972-2011)o Austria : Gänserndorf (Safaripark, 1972-2004)o Spain : Cabárceno (Parque de la Naturaleza, 1990)

Americas o United States

Florida : Loxahatchee (Lion Country Safari, 1967) California : Irvine (Lion Country Safari, 1970-1984), San Diego

(Wild Animal Park, 1972) Louisiana : Epps (High Delta Safari Park) Texas : Grand Prairie (Lion Country Safari, 1971-1992), San

Antonio (Natural Bridge Wildlife Ranch, 1984), Glen Rose (Fossil Rim Wildlife Ranch, 1984)

Oregon : Winston (Wildlife Safari, 1973) Ohio : Port Clinton (African Safari Wildlife Park, 1973), Mason

(Lion Country Safari at Kings Island, 1974-1993)

Page 6: Cisarua

Virginia : Doswell (Lion Country Safari at Kings Dominion, 1974-1993), Shenandoah Valley (Virginia Safari Park, 2000)

Georgia : Pine Mountain (Wild Animal Safari, 1991)o Canada

Ontario : Rockton (African Lion Safari, 1969) Quebec : Hemmingford (Parc Safari Africain, 1972)

o Mexico : Puebla (Africam Safari, 1972)

Asia o Israel : Ramat-Gan (1974)o Japan : Miyazaki (Safari Park, 1975), Usa (Kyushu African Safari, 1976),

Mine (Akiyoshidai Safari Land, 1977), Tomioka (Gunma Safari Park, 1979), Susono (Fuji Safari Park, 1980), Himeji (Central Park, 1984)

o Pakistan: Lahore (WildLife Safari Park, 1982)o Thailand : Bangkok (Safari World, 1988)o China : Shenzhen (Safari Park, 1993), Shanghai (Wild Animal Park,

1995), Guangzhou (Xiangjiang Safari Park, 1997), Jinan (Safari Park, 1999), Badaling (Safari World, 2001)

o Indonesia : Cisarua (Taman Safari, 1990)

Africa o Egypt : Alexandria (Africa Safari Park, 2004)

PuncakFrom Wikipedia, the free encyclopedia

  (Redirected from Puncak pass)Jump to: navigation, search

This article does not cite any references or sources.Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed. (January 2010)

View of the Puncak area in West Java, overlooking tea plantations

Page 7: Cisarua

Puncak is the popular name for the area surrounding the peak of Mt.Gede-Pangrango, located in the Bogor-Cianjur-Sukabumi regencies, in the province of West Java, Indonesia. The name literally means peak in Indonesian.

This area is a popular holiday area for the residents of Jakarta, the capital city, and its satellite cities. It has fresh air and mountain scenery. The area is about two hours drive from Jakarta.

This West Java location article is a stub. You can help Wikipedia by expanding it.

History

Pada awal tahun 1979, Oriental Circus Indonesia sebagai satu-satunya sirkus nasional terbesar di Indonesia bermaksud mendirikan home base sirkusnya di ...

Location

Royal Safari Garden Resort & Convention, terletak di kawasan wisata puncak, 77 KM dari Jakarta dan 90 KM dari Bandung.Tepatnya ...

Testimonials

Feedback from our long time customers.

Page 8: Cisarua

History

Pada awal tahun 1979, Oriental Circus Indonesia sebagai satu-satunya sirkus nasional terbesar di Indonesia bermaksud mendirikan home base sirkusnya di kawasan wisata Puncak Cisarua sebagai tempat untuk menampung satwa-satwa sirkus yang dapat berkembang biak berikut anggota - anggotanya yang senior. Akhirnya dipilih lokasi di Jl. Raya Puncak  sebagai home base tersebut. Namun mengingat lokasi tersebut berada di pinggir jalan raya sehingga Pemerintah Pusat tidak memberikan ijin  karena dikhawatirkan akan membuat macet jalan raya dan  home base sirkus tersebut harus dipindahkan ke lokasi yang berada jauh dari jalan raya (lokasi Taman Safari Indonesia saat ini).

Pada tanggal 02 Pebruari 1979 akhirnya pengelola Oriental Circus Indonesia membangun  sebuah hotel dengan nama “SARI ASIH”  yang dilengkapi taman satwa kecil diatas lahan seluas  2,5 Ha yang saat itu hanya berjumlah 8 bungalow sebagai hotel melati.

Seiring dengan perkembangan dan peningkatan fasilitas hotel, pada tahun 1987 Sari Asih berganti nama menjadi  “SAFARI GARDEN HOTEL & RESTAURANT” dan ditetapkan sebagai Hotel Bintang 1, yang terus berkembang peringkatnya menjadi Hotel BIntang 2 (tahun 1989), dengan SK Dirjen Pariwisata ditetapkan sebagai Hotel Bintang 3 (1991) dan sejak tahun 1999 hingga saat ini termasuk dalam klasifikasi Hotel Bintang 4 dan seringkali dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan pertemuan atau konferensi  tingkat nasional, regional maupun internasional.

Pada tahun 2008, lokasi Safari Garden Hotel diperluas menjadi 13 Ha dengan jumlah kamar dan bungalow sebanyak 407 kamar yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti Basket Ball Court, Tennis in door dan out door, Kolam Renang, Play Ground, Mini Golf, Mini Bird Park, Kolam Pancing, Pendopo,Karaoke, dan 9 Ruang Sidang.

Sesuai dengan perkembangan dan  untuk meningkatkan  pelayanan dan kenyamanan konsumen, maka pada tahun 2010 Safari Garden Hotel direnovasi dan berganti nama menjadi Royal Safari Garden Resort & Convention Center dengan  jumlah kamar dan bungalow sebanyak 397 kamar dan penambahan fasilitas seperti mini train, flying fox, outbond, game factory, Let’s go fishing, dan penambahan beberapa ruang sidang dengan free hot spot area.

Nikmati liburan anda dan keluarga yang penuh dengan petualangan seru,dan mengesankan hanya di Royal Safari Garden Resort & Convention.

Animal Mini Car

Tersedia bagi anda untuk menikmati keindahan area Royal Safari Garden

Animal Rides

Page 9: Cisarua

Untuk mengenal lebih dekat satwa liar dan berpetualang langsung dengan mereka, tersedia kuda poni Jerman dan gajah-gajah sumatera yang akan ...

Bird Park

Pertunjukan Burung ( Bird Presentation )Sabtu 11.00 WIB dan 15.00 WIBMinggu 13.00 WIBLokasi Taman Burung Royal Safari Garden

Fishing Mania

Bagi anda yang hobi memancing disini tempatnya hanya di Royal Safari Garden Lets Go Fishing Setiap Sabtu/Minggu/Libur Nasional Pukul 08.00 ...

Flying Fox

Bagi anda yang suka dengan tantangan ketinggian anda bisa merasakan flying fox dengan pemandangan yang sangat indah dari ketinggian di ...

Game Factory

Game Factory merupakan fasilitas bermain yang dapat anda nikmati bersama keluarga

Mini Train

Royal Safari Garden mempersembahkan fasilitas terbaru yaitu MINI TRAIN untuk melengkapi liburan putra - putri Anda

Water Cycling

Nikmati liburan bersama keluarga dengan Water Cycling dengan di kelilingi ikan - ikan yang penuh warna menambah keceriaan bersama keluarga

Page 10: Cisarua

Animal Rides

Untuk mengenal lebih dekat satwa liar dan berpetualang langsung dengan mereka, tersedia kuda poni Jerman dan gajah-gajah sumatera yang akan menemani anda berkeliling menikmati pemandangan yang indah

Contact Us

Basket Ball Court

Bagi anda yang energic berolahraga, kami sediakan pula Basket Ball Court

Billiard

fasilitas billiard room tersedia bagi anda

Karaoke

Bagi anda sekeluarga yang hobi menyanyi kami sajikan fasilitas karaoke

Mini Golf

Page 11: Cisarua

Royal Safari Garden merupakan satu - satunya Hotel yang dilengkapi dengan fasilitas MINI GOLF

Playground

Untuk memenuhi kenyamanan anda dan keluarga, kami menyediakan fasilitas bermain untuk melengkapi liburan Putra - Putri Anda

Swimming Pool

Coming Soon Fasilitas terbaru persembahan dari Royal Safari Garden -    Mini Water Park (mulai beroperasi Juli 2010 )

table tennis

Selain itu dilengkapi pula dengan Table Tennis bagi anda dengan suasana yang teduh dan nyaman

Tennis Court (outdoor & Indoor)

Bagi anda yang selalu menjaga kebugaran tubuh, kami menyediakan sarana olah raga Tennis In-door dan Tennis Out-door

Page 12: Cisarua

Basket Ball Court

Bagi anda yang energic berolahraga, kami sediakan pula Basket Ball Court

Contact Us

Turis Arab Serbu Puncak, Musim Kawin Kontrak Dimulai

oleh Admin • Senin 18 Mei 2009 pk 0.18

Turis Arab Serbu Puncak, Musim Kawin Kontrak Dimulai

Turis Arab Serbu Puncak, Musim Kawin Kontrak Dimulai

KOMPAS/DANU KUSWOROSabtu, 2 Mei 2009 | 16:41 WIB

BULAN Mei ini kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, bakal dibanjiri turis asal Timur Tengah, terutama dari Arab Saudi, Irak, dan Iran. Mereka biasanya menghabiskan waktu liburan di sana hingga tiga bulan berikutnya.

Selama musim liburan tersebut, para turis tersebut tinggal di sejumlah hotel dan wisma di daerah Tugu Selatan dan Tugu Utara, Kecamatan Cisarua. Situasi ini selalu terjadi setiap tahunnya, sehingga warga setempat kerap menyebutnya sebagai 'Musim Arab'.

"Mereka selama ini tinggal di daerah Warungkaleng, Tugu Utara. Di sini juga ada wilayah yang dinamakan perkampungan Arab," kata Dede (45), warga Kampung Sampai, Tugu Utara, Kamis (23/4).

Dipaparkan, meskipun musim Arab baru akan dimulai Mei, tapi beberapa bulan sebelumnya sudah banyak vila, wisma, dan hotel kelas melati yang sudah dipesan. Bagi warga setempat, membanjirnya turis asal Timur Tengah membawa berkah tersendiri. "Selain tempat penginapan penuh, rental mobil juga laku," kata Dede.

Menurut Risman, warga lainnya, turis Arab yang berlibur di kawasan Puncak bisa menghabiskan uang hingga miliaran rupiah. Untuk berbelanja, makan, minum, transportasi, dan sejenisnya turis tersebut bisa menghabiskan Rp 3-5 juta per hari. "Mereka biasanya datang secara berkelompok, " tutur seorang pedagang rokok di kawasan Kampung Sampai ini.

Di musim Arab ini, warga pun memanfaatkannya dengan membuka usaha makanan asal Timur Tengah. Pasalnya, turis Arab kurang begitu suka dengan makanan Indonesia. "Mereka lebih suka makanan atau minuman asli negaranya, makanya di sini banyak toko makanan dan restoran dengan menu yang bertuliskan Arab," ujar Risman.

Page 13: Cisarua

Sekretaris Himpunan Pemandu Indonesia (HPI) Kabupaten Bogor Teguh Mulyana, mengatakan, musim Arab juga membawa berkah bagi para pemandu wisata. Namun, para guide tersebut tidak dibekali dengan standar seorang pemandu yang profesional, sehingga justru ada pemandu yang merugikan turis tersebut. "Banyak warga yang fasih berbahasa Arab kemudian menjadi guide, termasuk menjadi penunggu vila," kata Teguh Mulyana.

Rp 5 jutaNamun, katanya, tidak sedikit turis asing yang berperilaku nakal selama berlibur di kawasan Puncak. "Turis Arab rata-rata nakal. Sebagiannya sering 'jajan' atau memesan perempuan. Dan sebagian yang lain ada saja yang melakukan kawin kontrak dengan warga sekitar, dengan biaya antara Rp 5 juta sampai Rp 10 juta. Itu baru mahar, belum kebutuhan sehari-hari lainnya yang pasti dicukupi oleh si turis itu," ujarnya.

Ketika dihubungi, Kapolsek Cisarua AKP Hepi Hanafi mengatakan, keberadaan turis Timur Tengah tidak hanya memberikan berkah bagi warga sekitar, tapi juga bisa menimbulkan masalah. Misalnya, memunculkan aksi kriminalitas. "Untuk itu, kami mengimbau kepada warga sekitar, khususnya para pemilik warung atau pemilik vila, untuk tetap selektif dalam melayani wisman Arab ini," katanya.

"Soal kawin kontrak juga kerap dijadikan tameng untuk menyalurkan hasrat seksnya. Maka dari itu, kita sudah mulai menggelar razia dan memperketat pengawasan terhadap perilaku para wisman Arab tersebut," imbuh Hepi. (Soewidia Henaldi)

epatnya di kawasan kebun teh, cobalah Anda sesekali melihat ke arah perkebunan. Di sana sering terlihat para pemetik teh sedang menjalankan pekerjaannya. Mereka biasanya terlihat di tengah-tengah hamparan kebun teh, walaupun dikejauhan yang terlihat hanya bagian kepala dan topi capingnya saja.

Para pemetik teh ini berkisar antara 15 sampai 20 orang yang dihimpun dalam satu grup. Tugasnya hanya memetik daun teh pada bagian atasnya saja, kemudian daun-daun tersebut dimasukkan ke dalam keranjang yang ditaruh di belakang tubuhnya.

Pemandangan pemetik teh ini memang salah satu obyek wisata menarik di kawasan Puncak. Bayangkan saja, di antara hijaunya hamparan kebun teh, mereka terlihat seperti hiasannya, karena pakaian mereka yang berwarna-warni terlihat begitu indah. Bila Anda penasaran, Anda bisa mencoba mendekati mereka. Sambil sedikit ngobrol-ngobrol Anda juga bisa memetik tehnya sendiri.Anda bisa juga bertanya, bagaimana proses selanjutnya setelah daun-daun teh dikumpulkan, sampai akhirnya masuk ke pabrik pengolahan teh.

Lumayan kan, pengetahuan Anda tentang teh bisa bertambah, dan bisa juga dijadikan pengalaman seru untuk diceritakan kepada keluarga dan kerabat.

Agrowisata Gunung

Page 14: Cisarua

Mas 1 2 3 4 5

(42 votes) Berekreasi sambil berolahraga memang memberikan nuansa yang berbeda. Kalau tidak percaya cobalah anda pergi ke Gunung Mas untuk melakukan tea walk mengitari kebun teh..aduh segarnya. Kalau anda melewati jalur Puncak – Bogor tak ada salahnya mampir sejenak melepas lelah di Wisata Agro Gunung Mas.

Wisata yang murah meriah, bisa dilakukan sendiri, bersama keluarga ataupun bersama rombongan Namun tetap menghadirkan suasana yang segar, asri, nyaman sesuai dengan tag line tempat wisata ini,”Anda Akan Temukan Kesegaran udara Yang Sesungguhnya”.

Tempat wisata yang terletak di Jl.Raya Puncak – Cisarua – Bogor ini memang sangat strategis. Sehingga bagi

siapapun yang ingin berkunjung ke tempat wisata ini, baik dengan kendaraan umum, dengan motor, kendaraan roda empat ataupun bis dengan mudah dapat dijangkau.

Siapa sangka minuman (teh) yang ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 2737 sebelum masehi oleh kaisar China, yaitu daun teh yang tiba-tiba jatuh ke dalam ceret berisi air mendidih, kini menjadi salah satu minuman primadona dunia dengan salah satu produsennya adalah Indonesia. Termasuk salah satu yang terbesar adalah berasal dari hasil perkebunan teh Gunung Mas dibawah pengelolaan PTP Nusantara VIII. Menempati lokasi ratusan hektare, sebagian diantaranya dipotong oleh jalur puncak – Cianjur menyebabkan tempat ini menjadi salah satu alternatif tujuan wisata warga Ibukota dan sekitarnya.

Pagi itu suasana belum begitu ramai ketika kami tiba di Gunung Mas. Walaupun begitu tampak semua petugas siap dilapangan. Segera setelah kami membayar tiket masuk sebesar Rp 4,500,- , kami mencari lokasi parkir yang dekat dengan lapangan yang disewa untuk acara tea walk. Memang ada beberapa lapangan yang dapat disewa, diantaranya ada lapangan sepakbola, lapangan volli, lapangan camping utama dan beberapa lapangan kecil yang lain. Lapangan tersebut berkapasitas dari 50 orang sampai dengan ribuan orang. Setelah tiba dilapangan camping utama sejenak kami beristirahat sambil menikmati segarnya udara pegunungan.

Sesaat kemudian pemandu wisata yang telah dipesan sebelumnya datang, pertanda jalan-

Page 15: Cisarua

jalan di kebun teh akan segera dimulai. Ada beberapa lintasan dengan jarak yang berbeda bisa kita pilih, tergantung jauh dekatnya. Lintasan tersebut terbagi dalam jarak 4 km, 6 km, 8 km dan yang paling panjang adalah 10 km. Kebetulan rombongan kami memilih rute menengah sepanjang 6 km yang hanya memerlukan waktu 2 jam , sehingga masih banyak waktu tersisa karena masih ada acara-acara permainan yang merupakan rangkaian program tea walk yang dilaksanakan. Semua anggota rombongan siap, dan tea walk pun dimulai.

Memasuki kilometer pertama, kami melalui kampung penduduk yang katanya sudah turun temurun mendiami daerah tersebut. Jalanan berbatu dengan perkampungan penduduk menjadikan suasana terasa agak membosankan. Baru kemudian ketika memasuki kilometer kedua suasana berubah asri karena sudah mulai memasuki hutan tropis yang tidak begitu lebat namun cukup teduh. Puncak keindahan sangat terasa ketika masuk kilometer tiga, dimana kita berjalan ditebing bukit dengan hamparan kebun teh yang mahaluas diatas dan dibawah tebing. Terasa indah sekali, kebetulan cuaca yang bersahabat, dengan langit terang nan biru menambah nuansa alami semakin terasa. Setelah puas berkeliling di kebun teh, sambil berfoto ria akhirnya rombongan tiba kembali di

tempat semula.

Ternyata semakin siang lokasi wisata semakin tambah ramai. Ketika rombongan kami meninggalkan tenda utama pagi jam 07.00, hanya terlihat beberapa mobil, pada jam 10.00 ketika kami tiba kembali jumlah mobil yang parkir sudah ratusan. Selain tea walk, tempat ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas lainnya. Diantaranya adalah menunggang kuda mengelilingi area

sekitar, tempat permainan anak-anak, dan aneka warna penjual makanan dan sayuran khas wilayah puncak. Seperti tersedia wortel segar, daun sawi, sayur lobak, ubi cilembu, jagung, alpukat, manggis dan lain-lain. Bagi para pecandu the, tersedia juga kafe yang langsung menyediakan teh segar yang masih asli.

Perangkat hiburan seperti, band lapangan, band ruangan, solo organ, karaoke ruangan juga siap menemani kita. Bagi para pengunjung ingin bermalam, tempat menginap yang sederhana dengan fasilitas yang memadai dengan berbagai jenis, diantaranya; kamar standard dengan tariff Rp 264,000,-, bungalow I dengan tariff Rp 605,000,- dan yang paling mahal adalah bungalow II dengan tariff Rp 825,000,-. Untuk urusan konsumsi pengunjung pun tidak perlu dipusingkan memikirkan makanan, cukup pesan pengelola wisata dan semuanya akan menjadi beres.

Namun begitu tampak beberapa lokasi kebun teh ini terasa gersang dan panas karena tiadanya pepohonan. Hal ini tentu bisa menjadi perhatian pihak pengelola untuk menghijaukan lokasi, selain untuk keteduhan lokasi, juga sebagai penahan air agar tidak terjadi longsor bahkan banjir di wilayah Jakarta. Kebersihan yang kurang terjaga, karena banyaknya pedagang asongan, dan juga sikap pengunjung yang membuang sampah sembarangan harus terus diawasi supaya tidak mengotori lokasi. Namun bagaimanapun kebun teh Gunung Mas tetap memberikan pesona tersendiri bagi para wisatawan karena

Page 16: Cisarua

merupakan one stop shopping tour tea plantation.

Penulis : AMGD

Destinations Asia Indonesia Jakarta

Jakarta Overview Flights Hotels Compare Rates Things To Do Restaurants Nightlife Photos

Travelers' Takes Journals Stories and Tips Forum

Perkebunan Teh Gunung Mas (Gunung Mas Tea Plantation)

Add to Trip Puncak

Bogor, Indonesia +62 251 323 779 (Kan

Not quite right? Update Address

Description

This government-owned tea plantation covers 2,500 hectares and is run by about 1,500 employees. Situated between 700 and 1,400 meters above sea level, it offers refreshingly

Page 17: Cisarua

cool temperatures of between 18 and 25 degrees Celsius. Visitors can observe the tea-pickers at work, enjoy a cup of tea or buy some leaves to take home. Those who enjoy hiking can join a periodically-held tea walk. Cost from Central Jakarta: Buses usually charge from IDR10,000 and cabs a minimum of IDR50,000. Admission: Monday to Friday IDR2,000; Saturday and Sunday IDR3,000. Additional IDR10,000 for cars.

© 2010 WCities.com

Ceria wanita membawa tenunan rami tali panjang di dahi mereka sarat dengan kain berwarna dengan keranjang bambu 'doko' menggantung di punggung mereka, payung dan kotak makan siang menarik di-adalah pemetik teh Darjeeling khas. Six days a week, at the same time (usually 7a.m), the pickers gather at a location prescribed by the manager to the 'kamdari' the supervisor. Enam hari seminggu, pada saat yang sama (biasanya 7a.m), para pemilih berkumpul di lokasi yang ditentukan oleh manajer ke kamdari para 'pengawas'. The section of the plantation to be picked on that day. Bagian dari perkebunan untuk diambil pada hari itu. The pickers are divided into decks which usually hold 35-50 pickers and supervising staff of two or three. Para pemetik dibagi menjadi deck yang biasanya pegang 35-50 pemetik dan pengawasan staf dari dua atau tiga. It is not the manager but the kamdaris' that the tea pickers have to follow and please. Bukan manajer tetapi kamdaris 'bahwa pemetik teh harus mengikuti dan menyenangkan. Some share their lunch and some bestow him with gifts from the small livestock they keep, mostly poultry. Beberapa berbagi makan siang mereka dan beberapa melimpahkan dia dengan hadiah dari ternak kecil mereka tetap, sebagian besar unggas. This ritual of keeping the supervisor happy is  for the daily roll call he makes at the start of the day and the kind of 'melo' row of tea bushes he assigns the picker. Ritual ini menjaga pembimbing bahagia untuk perpanjangan panggilan sehari-hari ia membuat pada awal hari dan jenis 'melo' barisan semak teh yang memberikan pemetik tersebut. Tea plantations in Darjeeling being planted in rows and columns has to be picked according to a prior estimate. perkebunan teh di Darjeeling ditanam dalam baris dan kolom harus dipilih sesuai dengan perkiraan sebelumnya. The supervisor needs to have the special know how on what the bushes can deliver from a particular section or season. supervisor perlu memiliki tahu khusus bagaimana tentang apa semak-semak dapat memberikan dari bagian tertentu atau musim. Sometimes, he also has to decide on the spot how the picking should be carried out (hard or liberal), as to the demand of his next assignment. Kadang-kadang, ia juga harus memutuskan bagaimana memilih tempat harus dilakukan (keras atau liberal), sebagai permintaan dari tugas berikutnya. The process of harvesting is quite a job, the pickers slip their fingers under the new growth, twist and break the two leaves and a bud, and throw it into the basket on their back — and immediately reach out for the next bud. Proses pemanenan cukup pekerjaan, para pemilih slip jari-jari mereka di bawah pertumbuhan baru, pelintir dan istirahat dua daun dan kuncup, dan

Page 18: Cisarua

melemparkannya ke dalam keranjang di punggung mereka - dan segera menjangkau untuk tunas berikutnya. The connections between the terrain, the pickers and leaves are almost intense when a full fledged harvesting war is wedged. Hubungan antara daerah tersebut, pemilih dan daun hampir intens ketika panen perang penuh baku adalah terjepit. In these silent environments the breaking of leaves in clicks n clacks can be heard and behind the smell of sweet vegetal aroma of the leaves lingers. Dalam lingkungan diam melanggar clacks daun di klik n dapat didengar dan di belakang bau aroma manis dari tanaman daun terpecahkan. It is an articulate job as the pickers have to choose the right type of leaves to harvest and leave behind the new unfolding ones for the next round and sometimes even discard the overgrown ones. Ini adalah mengartikulasikan pekerjaan sebagai pemilih harus memilih jenis yang tepat untuk panen daun dan meninggalkan yang berlangsung baru untuk putaran berikutnya dan kadang-kadang bahkan membuang yang lebat. An experienced picker gracefully picks the right quality of leaves and their speed is well developed. Seorang pemetik mengalami anggun memilih kualitas kanan daun dan kecepatan mereka berkembang dengan baik. To produce one kilogram of fine tea a picker needs to hand pick approximately 160000 shoots or 4 (four) kilograms of fresh green leaves. Untuk memproduksi satu kilogram pemetik teh baik perlu memilih tangan sekitar 160.000 pucuk atau 4 (empat) kilogram daun hijau segar. The picking average of a tea picker whole year round is also approximately 4 kilograms in Darjeeling district. Rata-rata memetik teh pemetik sepanjang tahun juga sekitar 4 kilogram di Darjeeling kabupaten. Generally a good picker has an average of 6-8 kilograms of fresh green leaves. Umumnya seorang pemetik yang baik memiliki rata-rata 6-8 kilogram daun hijau segar. During some adventures of listening to the pickers I've heard them softly speak of their children and daily chores at home. Selama beberapa petualangan mendengarkan pemetik aku mendengar mereka berbicara lembut anak-anak mereka dan tugas-tugas sehari-hari di rumah. They also enjoy speaking about fellow pickers' husbands who occasionally get drunk and the way he'd behave, to share a laugh. Mereka juga menikmati berbicara tentang 'pemetik sesama suami yang kadang-kadang mabuk dan cara ia bersikap, untuk berbagi tawa. In the contrary they merrily and easily carry out this arduous job. Sebaliknya, mereka gembira dan dengan mudah melakukan pekerjaan ini sulit.

The pickers are given a task each day. Para pemetik diberikan tugas setiap hari. This task is set by the joint efforts of local picker representative, supervisors and the managers and they are awarded a bonus if they exceed it – This bonus usually comes in terms of cash and called ELP-extra leaf price. Tugas ini diatur oleh usaha bersama perwakilan pemetik lokal, supervisor dan manajer dan mereka diberikan bonus jika mereka melebihi itu - bonus ini biasanya berasal dari segi kas dan disebut ELP-ekstra daun harga. The experienced ones always strive to earn this. Yang mengalami selalu berusaha untuk mendapatkan ini. The worn skins on the fingers of the pickers can speak of the tasks if they are at all

Page 19: Cisarua

fair. Kulit dipakai di jari-jari pemetik dapat berbicara tentang tugas jika mereka sama sekali wajar.

Three or four times a day they take their basket to a weighing shed which is called the 'taulai ghar' where the leaves are looked at for quality (poorly harvested leaves are not accepted), weighed and recorded. Tiga atau empat kali sehari mereka menerima bakul mereka ke gudang berat yang disebut 'taulai Ghar' di mana daun menatap untuk kualitas (buruk panen daun tidak diterima), ditimbang dan dicatat. After the weighing is over during noon the pickers congregate together for lunch. Setelah menimbang selesai selama siang hari berkumpul bersama pemetik untuk makan siang. These weighing sheds also act as a crèche. Gudang ini berat juga bertindak sebagai suatu Gerai perjalanan wisata. The day in the field ends with the final weighing and then it is off to home. Hari di lapangan berakhir dengan berat terakhir dan maka itu ke rumah.

At home again the tea picker metamorphoses to a home maker. They clean and cook for the family and prepare for another day. Di rumah lagi pemetik teh metamorfosis ke pembuat rumah bersih. Mereka dan memasak untuk keluarga dan mempersiapkan diri untuk hari lain. This is the journey of a picker's life at a tea plantation in Darjeeling. Ini adalah perjalanan pemetik hidup di sebuah perkebunan teh di Darjeeling.

Life hasn't changed for a more than a century in a plantation where the world famous Darjeeling tea is grown, except for the coming of mass media like television and radio. Hidup tidak berubah untuk lebih dari satu abad di perkebunan dimana yang terkenal di dunia teh Darjeeling ditanam, kecuali untuk kedatangan media massa seperti televisi dan radio. On holidays and evenings the tea pickers and their family enjoys the popular regional soaps and news, even if they have to folk to their neighbors. Pada hari libur dan malam hari dengan pemetik teh dan keluarga mereka menikmati sabun regional populer dan berita, bahkan jika mereka harus rakyat untuk tetangga mereka. This has by large influenced the lives and inspirations of the younger people in the rural areas where these plantations lie. Hal ini dipengaruhi oleh besar kehidupan dan inspirasi dari orang-orang muda di daerah pedesaan di mana perkebunan ini berbohong. The educated few have already migrated for greener pastures outside the borders of the plantations. Beberapa berpendidikan telah bermigrasi untuk padang rumput hijau di luar batas perkebunan. A day might come when the cheerful pickers will decline in number because of the prevalent feudalistic management structure and the neglected policies of the government, in terms of education, land distribution, food distribution, primary health and other administrative rights which lie in the hands of the management who govern the local community with absolute impunity and is driven by top line sale and bottom line returns. Satu hari mungkin datang ketika pemetik ceria akan penurunan jumlah karena manajemen struktur feodal lazim dan mengabaikan kebijakan pemerintah, dalam hal pendidikan, distribusi tanah, distribusi makanan, kesehatan dasar dan hak-hak administrasi lainnya yang terletak di tangan

Page 20: Cisarua

pengelolaan yang mengatur masyarakat lokal dengan impunitas mutlak dan didorong oleh penjualan kembali garis atas dan garis bawah. Surviving the penury, the humble picker still smiles. Surviving kemiskinan tersebut, pemilih rendah hati masih tersenyum. The pickers resiliently send their siblings to nearby towns for education. Para pemetik resiliently mengirim saudara mereka ke kota-kota terdekat untuk pendidikan. The glimpse of hope lies in the minds Sekilas harapan terletak dalam pikiran of the present day picker who hold the future of our beloved Darjeeling Tea. dari pemilih hari ini yang memegang masa depan kita tercinta teh Darjeeling. Cheerful women carrying long jute woven straps across their forehead laden in a colorful cloth with a bamboo basket ‘doko’ hanging down their back, an umbrella and lunch box tugged in- is the typical tea picker of Darjeeling.Six days a week, at the same time (usually 7a.m), the pickers gather at a location prescribed by the manager to the ‘kamdari’ the supervisor. The section of the plantation to be picked on that day. The pickers are divided into decks which usually hold 35-50 pickers and supervising staff of two or three.It is not the manager but the kamdaris’ that the tea pickers have to follow and please. Some share their lunch and some bestow him with gifts from the small livestock they keep, mostly poultry. This ritual of keeping the supervisor happy is  for the daily roll call he makes at the start of the day and the kind of ‘melo’ row of tea bushes he assigns the picker. Tea plantations in Darjeeling being planted in rows and columns has to be picked according to a prior estimate. The supervisor needs to have the special know how on what the bushes can deliver from a particular section or season. Sometimes, he also has to decide on the spot how the picking should be carried out (hard or liberal), as to the demand of his next assignment.The process of harvesting is quite a job, the pickers slip their fingers under the new growth, twist and break the two leaves and a bud, and throw it into the basket on their back — and immediately reach out for the next bud.The connections between the terrain, the pickers and leaves are almost intense when a full fledged harvesting war is wedged. In these silent environments the breaking of leaves in clicks n clacks can be heard and behind the smell of sweet vegetal aroma of the leaves lingers.It is an articulate job as the pickers have to choose the right type of leaves to harvest and leave behind the new unfolding ones for the next round and sometimes even discard the overgrown ones. An experienced picker gracefully picks the right quality of leaves and their speed is well developed. To produce one kilogram of fine tea a picker needs to hand pick approximately 160000 shoots or 4 (four) kilograms of fresh green leaves. The picking average of a tea picker whole year round is also approximately 4 kilograms in Darjeeling district. Generally a good picker has an average of 6-8 kilograms of fresh green leaves.During some adventures of listening to the pickers I’ve heard them softly speak of their children and daily chores at home. They also enjoy speaking about fellow pickers’ husbands who occasionally get drunk and the way he’d behave, to share a laugh. In the contrary they merrily and easily carry out this arduous job.

Page 21: Cisarua

The pickers are given a task each day. This task is set by the joint efforts of local picker representative, supervisors and the managers and they are awarded a bonus if they exceed it – This bonus usually comes in terms of cash and called ELP-extra leaf price. The experienced ones always strive to earn this. The worn skins on the fingers of the pickers can speak of the tasks if they are at all fair.

Three or four times a day they take their basket to a weighing shed which is called the ‘taulai ghar’ where the leaves are looked at for quality (poorly harvested leaves are not accepted), weighed and recorded. After the weighing is over during noon the pickers congregate together for lunch. These weighing sheds also act as a crèche. The day in the field ends with the final weighing and then it is off to home.

At home again the tea picker metamorphoses to a home maker. They clean and cook for the family and prepare for another day. This is the journey of a picker’s life at a tea plantation in Darjeeling.

Life hasn’t changed for a more than a century in a plantation where the world famous Darjeeling tea is grown, except for the coming of mass media like television and radio. On holidays and evenings the tea pickers and their family enjoys the popular regional soaps and news, even if they have to folk to their neighbors. This has by large influenced the lives and inspirations of the younger people in the rural areas where these plantations lie. The educated few have already migrated for greener pastures outside the borders of the plantations.A day might come when the cheerful pickers will decline in number because of the prevalent feudalistic management structure and the neglected policies of the government, in terms of education, land distribution, food distribution, primary health and other administrative rights which lie in the hands of the management who govern the local community with absolute impunity and is driven by top line sale and bottom line returns.Surviving the penury, the humble picker still smiles. The pickers resiliently send their siblings to nearby towns for education. The glimpse of hope lies in the mindsof the present day picker who hold the future of our beloved Darjeeling Tea.