bab iii metode penelitian 3.1 lokasi dan waktu...
TRANSCRIPT
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 13
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian penentuan jalur evakuasi bencana gempa bumi di sesar lembang akan
dilaksanakan di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.
Memiliki letak astronomis 06˚46’15.6”- 06˚51’ 25.2” LS dan 107˚28’1.2”-
107˚34’58.8” BT dan letak geografis bagian Utara berbatasan dengan Kecamatan
Cikalongwetan dan Kabupaten Purwakarta, bagian Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Ngamprah, Kecamatan Padalarang dan Kota Cimahi, bagian Barat
berbatasan dengan Kecamatan Padalarang dan bagian Timur berbatasan dengan
Kecamatan Parongpong.
Kecamatan Cisarua merupakan salah satu dari 16 kecamatan yang berada di
Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan Cisarua memiliki luas wilayah 55.11 km² dan
memiliki jumlah desa sebanyak 8 yang terdiri dari desa Cipada, Jambudipa,
Kertawangi, Padaasih, Pasirhalang, Pasirlangu, Sadangmekar, Tugumukti. Andini
(2013) mengemukakan bahwa wilayah Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah
yang sangat cocok untuk tanaman pangan lahan basah dan tanaman lahan kering.
Lahan yang sesuai untuk tanaman pangan lahan basah salah satunya terdapat di
Kecamatan Cisarua. Secara geologis Kabupaten Bandung Barat merupakan wilayah
yang berpotensi terjadi gempa tektonik. Wilayah yang berpotensi mengalami gempa
tektonik adalah sesar lembang. Kecamatan Cisarua merupakan salah satu kecamatan
yang berpotensi mengalami gempa tektonik tersebut karena wilayahnya dilalui oleh
jalur sesar.
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 14
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 14
Akses jalan untuk menuju ke kecamatan cisarua dapat melewati jalan kolonel
masturi dan menuju desa jambudipa yang merupakan ibukota kecamatan cisarua.
Sedangkan akses jalan untuk menuju ke desa yang lainnya yang berada di kecamatan
cisarua dapat menggunakan akses jalan lokal penghubung antar desa. Adapun jarak
dari tiap desa menuju ke ibukota kecamatan adalah sebagai berikut
Tabel 3.1 Jarak dari Desa Ke Kecamatan Ibukota Kecamatan Cisarua
No Desa Ibukota Kecamatan Jarak (Km)
1 Pasirhalang
Jambudipa
3
2 Jambudipa 0
3 Padaasih 4
4 Kertawangi 3
5 Tugumukti 4
6 Pasirlangu 8
7 Cipada 11
8 Sadangmekar 15
Sumber : BPS Kabupaten Bandung Barat
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 15
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 15
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 16
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 16
Gambar 3.1 Peta Wilayah Administrasi Kecamatn Cisarua
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 17
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 17
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama ±3 bulan (April – Juli) 2019 dilaksanakan di
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Rangkaian
kegiatan penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2 Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
a. Pengajuan
Judul
Penelitian
b. Pengajuan
Proposal
2 Pelaksanaan
a.
Pengambilan
dan
Pengolahan
Data
b.
Pengolahan
Data
3
Penyusunan
Laporan
Sumber : Penulis (2019)
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 18
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 18
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Perangkat keras (Hardware) : Laptop dengan spesifikasi Intel Core(8th Gen)
i5-825oU, up to 3.4 GHz, RAM : 4.00 GB system operasi Windows 10
2. Perangkat Lunak (Software) :
1) Microsoft Word
2) Microsoft Excel
3) Software Arcgis
3.2.2 Bahan
Berikut merupakan data parameter yang dibutuhkan dalam penelitian ini :
1. Shapefile administrasi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat Tahun
2016
2. Shapefile jaringan jalan Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat
3. Shapefile jenis tanah Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat Tahun
2016
4. Shapefile penggunaan lahan Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Tahun 2016
5. Data Kependudukan Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat Tahun
2017
6. Shapefile daerah aliran sungai (DAS) Kecamatan Cisarua Kabupaten
Bandung Barat
7. Shapefile kemiringan lereng Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Tahun 2016
8. Peta Geologi lembar Bandung Tahun 1973 dan lembar Cianjur Tahun 1972
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 19
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 19
3.3 Langkah Penelitian
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini lebih banyak menggunakan
data sekunder berupa data shapefile pendukung, kajian teori oleh Instansi
Pemerintahan terkait serta survey langsung berupa ground check.
Tabel 3.3 Data Penelitian
No Data Jenis Data Sumber Data Skala/Tahun
1
Shapefile jaringan jalan
Kecamatan Cisarua
Kabupaten Bandung
Barat
Data Primer Ina-geoportal 1 : 25.000/
2016
2
Shapefile administrasi
Kecamatan Cisarua
Kabupaten Bandung
Barat
Data
Sekunder
Bappeda
Prov.Jabar
1 : 25.000 /
2016
3
Shapefile Geologi
Kecamatan Cisarua
Kabupaten Bandung
Barat
Data
Sekunder
Lembar Geologi
Jawa Barat
1 : 100.000 /
1973 dan
1972
4
Shapefile jenis tanah
Kecamatan Cisarua
Kabupaten Bandung
Barat
Data
Sekunder
Bappeda
Prov.Jabar
1 : 25.000 /
2016
5
Shapefile penggunaan
lahan Kecamatan
Cisarua Kabupaten
Bandung Barat
Data
Sekunder
Bappeda
Prov.Jabar
1:25.000 /
2016
6
Data Kependudukan
Kecamatan Cisarua
Kabupaten Bandung
Barat
Data
Sekunder
Badan Pusat
Statistik
(-)/ 2018
7.
Shapefile daerah aliran
sungai (das)
Kecamatan Cisarua
Kabupaten Bandung
Barat
Data
Sekunder Ina-Geoportal
1 : 25.000 /
2016
8.
Shapefile kemiringan
lereng Kecamatan
Cisarua Kabupaten
Data
Sekunder
Bappeda
Prov.Jabar
1 : 25.000 /
2016
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 20
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 20
Sumber : Penulis (2019)
3.3.2 Teknik Pengolahan Data
Penelitian dengan penentuan jalur evakuasi bencana gempa bumi di sesar
lembang menggunakan teknik network analyst di Kecamatan Cisarua Kabupaten
Bandung Barat memiliki tujuan untuk membuat jalur evakuasi di daerah tersebut.
Data-data primer maupun sekunder seperti yang telah dijelaskan di atas diolah dan
akan menghasilkan output berupa peta jalur evakuasi. Adapun tahapan pengolahan
data adalah sebagai berikut
1. Membuat peta pendukung
Peta-peta pendukung dibutuhkan sebagai pelengkap dalam pembuatan peta
jalur evakuasi. Peta pendukung yang dibutuhkan antara lain peta administrasi,
peta penggunaan lahan, peta jenis tanah, peta geologi, peta kepadatan
penduduk. Adapun langkah-langkah pengolahan peta di atas adalah sebagai
berikut
1) Peta Administrasi
a. Membuka software Arcgis 3.1 lalu memanggil data shapefile
administrasi Kecamatan Cisarua
b. Membuat digitasi batas-batas desa Kecamatan Cisarua dengan
menggunakan tool cut polygon
c. Hasilnya seperti berikut
Bandung Barat
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 21
2) Peta Penggunaan Lahan
a. Membuka software Arcgis 3.1 lalu memanggil data shapefile
administrasi Kecamatan Cisarua
b. Memanggil data shp penggunaan lahan, karena data shp yang
didapat dari bappeda merupakan shp se-jawa barat maka untuk
mendapat shp penggunaan lahan Kecamatan Cisarua peneliti
melakukan pemotongan. Langkahnya adalah memanggil data shp
penggunaan lahan > klik geoprocessing, pilih clip > lalu pada
halaman clip mengisi input features : Penggunaan Lahan ; Clip
Features : Cisarua > pilih tempat penyimpanan > Klik OK
c. Hasilnya seperti berikut
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 22
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 22
3) Peta Jenis Tanah
a. Membuka software Arcgis 3.1 lalu memanggil data shapefile
administrasi Kecamatan Cisarua.
b. Memanggil data shp jenis tanah lalu melakukan hal yang sama
dengan shp penggunaan lahan yaitu memanggil data shp jenis
tanah > klik geoprocessing, pilih clip > lalu pada halaman clip
mengisi input features : jenis tanah ; Clip Features : Cisarua > pilih
tempat penyimpanan > Klik OK
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 23
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 23
c. Hasil Peta Jenis Tanah
4) Peta Geologi
Pembuatan peta geologi dilakukan secara digitasi dengan
menggunakan referensi lembar peta geologi Bandung dan lembar
geologi Cianjur dalam format JPG. Menggunakan dua lembar peta
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 24
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 24
geologi karena daerah cisarua terdiri dari dua lembar peta geologi
tersebut. Dari hasil pendigitan peta geologi ini didapatkan pula jalur
sesar. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
Update Georeferencing Data
a. Membuka software Arcgis 10.3
b. Menjalankan program ArcMap dan mengaktifkan tools
Georeferencing
c. Menambahkan layer peta analog lembar geologi Bandung dan
Cianjur dalam format *.bmp/*.png /jpg
d. Menentukan titik kontrol menggunakan ikon , dimana x hijau
merupakan source (koordinat image) dan x merah merupakan
destination (koordinat sebenarnya).
e. Menentukan titik kontrol, kemudian masukan koordinat peta
dengan mengklik kanan pada saat menentukan control point dan
memilih input DMS
f. Titik Kontrol yang dipilih minimal adalah sebanyak 4 buah
(masing-masing sudut peta)
g. Setelah selesai membuat titik control klik update georeferencing,
hasilnya seperti gambar di bawah
Proses Pembuatan Peta Geologi
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 25
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 25
a. Melakukan pembuatan/digitasi pada jenis geologi > memunculkan
lembar geologi bandung dan Cianjur yang telah di update
georeferncing >membuka catalog > memilih tempat penyimpanan
shp > pada folder tempat penyimpanan Klik kanan > memilih New
lalu memilih shapefile > memberi nama shp, memilih feature type
: polygon, dan spatial refrence : WGS 1984
b. Melakukan pembuatan shp sesar di lembar peta geologi Bandung>
membuka catalog > memilih tempat penyimpanan shp > pada
folder tempat penyimpanan Klik kanan > memilih New lalu
memilih shapefile > memberi nama shp, memilih feature type :
polyline, dan spatial refrence : WGS 1984
c. Setelah selesai membuat shp sesar > memunculkan hasil shp sesar
> memanggil layer data jenis geologi (shp) yang didapat dari yang
telah didigitasi.
d. Hasil Digitasi
5) Peta Kepadatan Penduduk
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 26
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 26
Pada pembuatan peta kepadatan penduduk peneliti menambahkan data
di tabel atribut karena data shp yang didapat dari bappeda adalah shp
jumlah penduduk. Adapun data kepadatan penduduk bersumber dari
BPS tahun 2017. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut
a. Membuka software Arcgis 3.1
b. Memanggil data shapefile administrasi Kecamatan Cisarua >
mengexport data lalu diberi nama shp kepadatan penduduk
c. Memunculkan shp kepadatan penduduk > menambhakan field
kepadatan penduduk
d. Hasil Peta Kepadatan Penduduk
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 27
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 27
2. Pembuatan Jalur Evakuasi dengan metode network analyst
Pada pembuatan jalur evakuasi ini sebelumnya harus membuat
geodatabase. Langkah pembuatannya adalah memilih catalog > memilih
tempat penyimpanan geodatabase > klik kanan pilih new > pilih file
geodatabase, beri nama geodatabase> klik kanan, memilih new > memilih
feature dataset, beri nama > klik kanan, memilih feature class. Data yang
dibutuhkan dalam geodatabase adalah lokasi tempat penampungan, lokasi
rawan gempa dan jalan.
1) Lokasi Tempat Penampungan
Hal pertama dalam pembuatan jalur evakuasi adalah menentukan
tempat penampungan. Seperti yang dibahas pada bab II, bahwa tempat
berlindung yang paling aman adalah lahan kosong. Penulis
mengkategorikan tegalan/semak belukar sebagai lahan kosong, karena
tidak terdapat penggunaan lahan lahan kosong. Lalu dalam
menentukan tempat penampungan juga harus memperhatikan
kemiringan lereng dan jalur patahan. Untuk kemiringan lereng berada
di tingkat datar dan landai sedangkan jalur patahan berada > 2000 m
dari jalur sesar.
2) Lokasi/Titik Rawan Gempa
Lokasi/Titik rawan gempa didapat dari peta rawan gempa yang telah
dibuat sebelumya. Hasil dari peta rawan gempa menyebutkan bahwa
titik rawan gempa paling tinggi pada daerah dengan penggunaan lahan
permukiman. Maka penulis menentukan lokasi rawan gempa pada
lahan permukiman.
3) Pembuatan Jalur Evakuasi dengan metode network analyst
Setelah menentukan lokasi tempat penampungan dan lokasi/titik
rawan gempa selanjutnya adalah dengan menentukan jalur evakuasi.
Langkah pembuatannya adalah sebagai berikut.
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 28
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 28
a. Klik kanan pada feature data set yang telah dibuat > Klik new,
memilih network dataset
b. Membuat network dataset, beri nama > pada jendela select the
feature classes pilih jalan, Klik next > pada jendela selanjutnya
pilih no, klik next > Klik next > pada jendela selanjutnya pilih
none, klik next > Klik next > lalu pilih finish.
c. Mengaktifkan ekstensi network analyst, sebelumnya pada halaman
arcgis haru dimunculkan toolbar network analyst. Untuk
menentukan jalur evakuasi pilih closest facility > munculkan
network analyst window > load data facilities (lokasi tempat
penampungan) dan load data incidents (lokasi rawan gempa) >
kemudia generate route menggunakan solve.
d. Hasil
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 29
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 29
3.3.3 Teknik Analisis Data
Data-data yang telah didapat akan dianalisis menggunakan network analyst
yang merupakan salah satu teknik analisis dalam sistem informasi geografis dengan
menggunakan software ArcGIS. Analisis ini akan menghasilkan sebuah peta jalur
evakuasi yang nantinya dibutuhkan bagi masyarakat setempat apabila terjadi bencana
alam gempa bumi. Sebelum membuat peta jalur evakuasi, ada beberapa tahap
pengelolaan data sebagai berikut.
3.3.3.1 Skoring Peta Parameter (Peta Rawan Gempa Bumi)
1) Skoring Jalur Patahan/Sesar
Patahan/sesar merupakan penyebab terjadinya bencana gempa bumi di
kecamatan cisarua. Lokasi rawan gempa bumi dapat dilihat dari
seberapa dekat jarak dengan jalur patahan. Perhitungan jarak dibuat
dengan metode analisis buffer.
Tabel 3.4 Skoring Jarak dari Jalur Patahan
Patahan Skor
>1000 m 1
500 – 1000 m 3
< 500 m 5
Sumber : Tim DRR PPMU ERA BAPPENAS-BAPPEDA DIY-UNDP
(2008)
2) Skoring Daerah Aliran Sungai (Das)
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 30
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 30
Keberadaan sungai juga turut mempengaruhi potensi dari gempa bumi.
Maka dari itu das di skoring seperti jalur patahan dengan
menggunakan metode analisis buffer.
Tabel 3.5 Skoring Jarak dari Sungai
Sungai Skor
>1000 m 1
500 – 1000 m 3
< 500 m 5
Sumber : Tim DRR PPMU ERA BAPPENAS-BAPPEDA DIY-UNDP
(2008)
3) Skoring Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan digunakan untuk menganalisis tingkat kerusakan
yang disebabkan oleh gempa bumi. Penggunaan lahan mempengaruhi
kondisi tanah dan batuan, pengaruhnya dapat memperbesar atau
memperkecil kekuatan geser tanah pembentuk lereng.
Tabel 3.6 Skoring Penggunaan Lahan
Penggunaan Lahan Skor
Hutan 1
Tegalan/Belukar 2
Perkebunan 3
Sawah 4
Permukiman 5
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 31
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 31
(Sumber : Misdiyanto, 1992) dalam Rudiyanto (2010)
4) Overlay
Hasil pengolahan parameter di atas kemudian di overlay pada ArcGIS
10.3 lalu akan didapatkan peta tingkat rawan gempa bumi. Parameter
yang di overlay adalah patahan, sungai, dan penggunaan lahan. Dari
hasil tersebut, masing-masing parameter dihitung berdasarkan
skornya. Setelah dijumlahkan berdasarkan skor masing-masing,
didapat 3 interval atau 3 tingkat kerawanan bencana gempa bumi yaitu
rendah,sedang dan tinggi.
Menentukan skor total
Skor Patahan + Skor Sungai + Skor Penggunaan Lahan
Daerah yang memiliki skor total besar termasuk kedalam daerah yang
memiliki potensi gempa tinggi, sedangkan daerah yang memiliki skor
total kecil termasuk kedalam daerah potensi gempa rendah.
Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Rawan Gempa
No Tingkat Rawan Gempa Skor Total
1 Rendah 3-7
2 Sedang 8-10
3 Tinggi 11-15
Sumber : Data Sekunder, 2019
3.4 Alur Penelitian
Peta Geologi Lembar
Bandung dan
Lembar Cianjur
Shapefile Sungai wilayah Kabupaten
Bandung Barat
Shapefile
Penggunaan Lahan
Prov.Jawa Barat
Digitasi Jalur Sesar
/Patahan Lembang Pemotongan shp
sungai sesuai wilayah
Pemotongan shp
penggunaan lahan
sesuai wilayah
Jalur Sesar/patahan
Lembang
Sungai wilayah
kecamatan cisarua
Noviarini Fauzah Nur, 2019 PENENTUAN JALUR EVAKUASI MENGGUNAKAN NETWORK ANALYST RAWAN BENCANA GEMPA BUMI SESAR LEMBANG DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT 32
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |Perpustakaan.upi.edu 32
Gambar 3.2 Alur Penelitian ; Sumber : Penulis (2019)
Peta Tingkat Rawan Gempa
Bumi
Penentuan Lokasi Titik Kumpul.
Kriteria
PL = Tegalan/belukar Jarak Patahan > 1000 m
Kemiringan datar dan landai
Penentuan Wilayah Rawan Gempa.
Kriteria Tingkat rawan gempa tinggi dengan PL
permukiman
Peta Jalur Evakuasi Rawan Gempa (Network Analyst)
Groundcheck (Survey Lapangan)
Validasi
Peta Jalur Evakuasi yang telah sesuai
Penggunaan Lahan
wilayah Kecamatan
Cisarua
Skoring Jarak dari
jalur Patahan. Kriteria
> 1000 m = 1
500-1000 m = 2
<500 m = 3
Skoring Jarak dari
Sungai. Kriteria :
>1000 m = 1
500 – 1000 m = 2
< 500 m = 3
Skoring Penggunaan
lahan. Kriteria :
Hutan = 1
Tegalan/Belukar = 2
Perkebunan = 3
Sawah = 4
Permukiman = 5
Overlay