cicilan laporan magang

52
GAMBARAN KEGIATAN PENYELENGGARAAN MAKANAN PASIEN RAWAT INAP DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2013 LAPORAN MAGANG OLEH : Bertin F W 25010110141094 Anisa Arum S 25010120500038 PEMINATAN GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Upload: bertinimut

Post on 27-Oct-2015

404 views

Category:

Documents


44 download

TRANSCRIPT

GAMBARAN KEGIATAN PENYELENGGARAAN MAKANAN

PASIEN RAWAT INAP DI INSTALASI GIZI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2013

LAPORAN MAGANG

OLEH :

Bertin F W 25010110141094

Anisa Arum S 25010120500038

PEMINATAN GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

Abstrak

Magang ini dilaksanakan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Semarang. Waktu pelaksanaan magang ini dimulai dari 15 Juli – 17 Agustus 2013

dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kegiatan penyelenggaraan makanan di

Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang.

Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang merupakan salah

satu rumah sakit yang melaksanakan penyelenggaraan makanan pasien rawat inap

secara penuh yaitu dengan sistem swakelola. Kegiatan penyelenggaraan makanan di

instalasi gizi RSUD Kota Semarang meliputi perencanaan anggaran belanja makanan,

perencanaan menu, perhitungan kebutuhan bahan makanan, pengadaan bahan

makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, persiapan dan

pengolahan bahan makanan, dan penyajian serta pendistribusian makanan kepada

pasien rawat inap.

Sumber daya manusia yang berada di instalasi gizi RSUD Kota Semarang

terdiri dari 31 orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Dengan 8

ahli gizi dan 23 tenaga dapur. Siklus menu yang digunakan di instalasi gizi RSUD

Kota Semarang adalah siklus menu 10 hari, Pembelian bahan makanan dilakukan

dengan cara penawaran umum terbuka (tender), bahan makanan diterima setiap

pengiriman bahan makanan yaitu setiap hari saat pagi hari , terkecuali ada hal-hal

tertentu yang memerlukan pengiriman langsung untuk keesokan harinya, dan dalam

kegiatan pendistribusian makanan instalasi gizi RSUD Kota Semarang menggunakan

sistem sentralisasi.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peserta magang menunjukkan

bahwa kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi, dan penilaian pasien terhadap cita

rasa makanan, penampilan makanan, tempat penyajian, dan sikap petugas pengantar

makanan di instalasi gizi RSUD Kota Semarang sudah cukup baik.

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Magang

GAMBARAN KEGIATAN PENYELENGGARAAN MAKANAN PASIEN

RAWAT INAP DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KOTA SEMARANG TAHUN 2013

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Magang

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang

Semarang , 17 Agustus 2013

Mengetahui,

Pembimbing Fakultas

PAK ZEN

Pembimbing Lapangan

BU NING

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada ALLAH, yang telah

melimpahkan kasih sayang, karunia dan cinta kepada penulis yang selalu mengalir

disetiap nikmat yang Engkau beri, serta kemudahan dan kesabaran sehingga penulis

dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul ’’Gambaran Kegiatan

Penyelenggaraan Makanan Pasien Rawat Inap di Instalasi Gizi Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Semarang tahun 2013 ’’ Shalawat dan salam selalu tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Penulis menyadari sepenuh hati bahwa laporan ini tidak akan tersusun dan selesai

tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah Pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

Belom kelar siapa?

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan terhadap individu, pasien dan

masyarakat dengan inti pelayanan medik baik pencegahan, pemeliharaan, pengobatan

dan penyembuhan yang diproses secara terpadu agar mencapai pelayanan kesehatan

paripurna.

Disamping kegiatan pelayanan kesehatan untuk penyembuhan pasien secara

klinis, rumah sakit juga menjadi media perawatan pasien terhadap paparan penyakit

lain dari pasien yang lainnya, yaitu dengan adanya instalasi gizi Rumah Sakit yang

dapat memberikan perawatan secara berkala dengan memberikan nutrisi yang tepat

untuk pasien baik di saat dirawat maupun bekal pengetahuan tentang nutrisi yang

dapat diterapkan di rumah ketika sudah menjalankan rawat jalan. Oleh karena itu,

didalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan rumah sakit perlu menambah kualitas

dan kuantitas dalam memberikan pelayanan khususnya untuk pemenuhan gizi pasien

melalui instalasi gizi Rumah Sakit.

Pelayanan gizi di rumah sakit  merupakan  pelayanan gizi yang disesuaikan

dengan keadaan klinis pasien, status gizi, serta status metabolisme tubuhnya. Dampak

gizi terhadap kesehatan seseorang juga telah banyak diketahui oleh masyarakat luas.

Asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan, baik kelebihan maupun

kekurangan zat gizi erat kaitannya dengan peningkatan risiko penyakit maupun

komplikasinya. Kelebihan gizi berisiko timbulnya penyakit degenerative, sementara

kurang gizi berdampak terhadap timbulnya penyakit infeksi, lamanya penyembuhan

dan lama hari rawat. Namun, kondisi tersebut dapat diatasi dengan pemberian

dukungan gizi yang tepat melalui pelayanan asuhan gizi yang berkualitas.

http://www.rumahsehatterpadu.or.id/gizi/

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mengetahui dan memahami sistem managemen gizi dalam

penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum daerah Kota

Semarang.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui gambaran umun Rumah Sakit Umum daerah Kota

Semarang.

b. Memahami penatalaksanaan managemen gizi pada instalasi gizi

Rumah Sakit Umum Kota Semarang.

c. Mengetahui berbagai kinerja yang ada dalam instalasi gisi Rumah

Sakit Umum daerah Kota Semarang.

C. Ruang Lingkup

1. LINGKUP MASALAH

Semua permasalahan yang berhubungan dengan penatalaksanaan

manajemen gizi di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang.

2. LINGKUP LOKASI

Pelaksanaan magang dilakukan di bagian Instalasi Gizi Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Semarang.

3. LINGKUP MATERI

Lingkup materi adalah kegiatan yang berhubungan dengan gambaran

umum dan penatalaksanaan manajemen gizi di Instalasi Gizi Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Semarang.

4. LINGKUP WAKTU

Kegiatan magang dilakukan pada tanggal 15 Juli 2013 sampai dengan 17

Agustus 2013.

D. Manfaat

1. BAGI PENULIS

Memahami dan memperoleh keterampilan dalam Manajemen Gizi Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Semarang.

2. BAGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG

Dapat meningkatkan proses manajemen penyelenggaraan makanan serta

pelayanan gizi untuk pengembangan mutu.

3. BAGI FAKULTAS

Dengan adanya magang ini maka dapat mengukur kemampuan dan

pengetahuan mahasiswa terhadap ilmu yang diperoleh, serta sebagai masukan

yang positif bagi fakultas, dan untuk menambah literatur pustaka di

Perpustakaan Universitas Diponegoro Semarang, khususnya di Fakultas

Kesehatan Masyarakat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan

dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan

penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah

sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian

medik.

Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang

dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. WHO (World

Health Organization)

2.1.2 Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang

bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya

pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan

penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan

peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum

menyelenggarakan kegiatan :

a. Pelayanan medis

b. Pelayanan dan asuhan keperawatan

c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis

d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan

e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan

f. Administrasi umum dan keuangan

Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi

rumah sakit adalah :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka

peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang kesehatan.

2.2 Pelayanan Gizi Rumah Sakit

Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan

keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme

tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan

penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan

gizi pasien (Depkes, 2003).

Pelayanan gizi rumah sakit merupakan salah satu pelayanan penunjang medik

dalam pelayanan kesehatan paripurna rumah sakit yang terintegrasi dengan kegiatan

lainnya, mempunyai peranan penting dalam mempercepat pencapaian tingkat

kesehatan baik bersifat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Kegiatan

pokok pelayanan gizi di rumah sakit meliputi : pengadaan dan pengolahan/produksi

makanan, pelayanan gizi di ruang rawat inap, konsultasi dan penyuluhan gizi serta

penelitian dan pengembangan bidang terapan (Depkes, 1992).

Kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap merupakan salah satu kegiatan yang

dimulai dari upaya perencanaan penyusunan diit pasien hingga

pelaksanaan evaluasi di ruang perawatan. Tujuan kegiatan pelayanan gizi

tersebut adalah untuk memberi terapi diit yang sesuai dengan perubahan sikap

pasien. Pelayanan gizi untuk pasien rawat jalan dilakukan apabila pasien tersebut

masih ataupun sedang memerlukan terapi diit tertentu. Pelayanan gizi

penderita rawat jalan juga dilakukan melalui penyuluhan gizi di poliklinik gizi

(Depkes RI, 1992).

Sasaran penyelenggaraan makanan dirumah sakit adalah pasien. Sesuai

dengan kondisi Rumah Sakit dapat juga dilakukan penyelenggaraan bagi pengunjung

(pasien rawat jalan atau keluarga pasien). Pemberian makanan yang memenuhi gizi

seimbang serta habis termakan merupakan salah satu cara untuk mempercepat

penyembuhan dan memperpendek hari rawat inap (Depkes, 2006).

2.3 Instalasi Gizi

2.3.1. Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Gizi Rumah Sakit

2.3.2. Ketenagaan Instalasi Gizi

2.3.2.1. Kualifikasi Tenaga Gizi Rumah Sakit

2.3.3. Sarana, Peralatan, dan Perlengkapan Di Unit Pelayanan Gizi

2.3.3.1.Perencanaan Bangunan, Peralatan dan Perlengkapan

2.3.3.2.Fasilitas Ruang Yang Dibutuhkan

2.4. Penyelenggaraan Makanan

Penyelenggaraan Makanan adalah suatu proses menyediakan makanan dalam jumlah

besar dengan alasan tertentu (Moehyi 1992). Depkes (2003) menjelaskan bahwa

penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu

sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaian

status yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan

pencatatan, pelaporan, dan evaluasi yang bertujuan untuk mencapai status kesehatan

yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat.

Kegiatan penyelenggaraan makanan mencakup kegiatan/subsistem penyusunan

anggaran belanja makanan, penyediaan/pembelian bahan makanan, penerimaan,

penyimpanan dan penyaluran bahan makanan, pencatatan, pelaporan, dan evaluasi.

Fungsi manajemen penyelenggaraan makanan dibagi menjadi 4, yaitu perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan

(controlling).

2.4.1.Tujuan

2.4.2.Sasaran

2.4.3.Bentuk Penyelenggaraan Makanan Di Rumah Sakit

2.4.3.1.Perencanaan Anggaran Belanja

Perencanaan Anggaran Belanja Makanan (PABM) adalah kegiatan penghitungan

jumlah biaya yang diperlukan untuk penyediaan bahan makanan bagi konsumen.

Anggaran belanja untuk menyelenggarakan makanan institusi sebaiknya

direncanakan setahun sebelumnya. Anggaran tersebut meliputi bahan makanan,

peralatan, pemeliharaan dan perbaikan alat, buruh dan kebutuhan lain yang

direncanakan (Oktrizanita, 2005).

Hasil penelitian Ratna (2009) bahwa perencanaan anggaran belanja

bahan makanan di instalasi gizi Rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R.Soeharso Surakarta

adalah dilakukan setiap setahun sekali.

Utari (2009) yang mengutip pedoman teknis proses penyediaan makanan dalam

sistem penyelenggaraan makanan institusi(Depkes RI, 2003), prasyarat anggaran

belanja makanan adalah sebagai berikut:

1. Adanya kebijakan institusi.

2. Tersedianya data peraturan pemberian makanan institusi.

3. Tersedianya data standar makanan untuk konsumen.

4. Tersedianya data standar harga bahan makanan.

5. Tersedianya data rata-rata jumlah konsumen yang dilayani.

6. Tersedianya siklus menu.

7. Tersedianya anggaran makanan.

2.4.3.2.Perencanaan Menu

Perencanan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah untuk

memenuhi selera konsumen pasien dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip

gizi seimbang. Merencanakan menu untuk suatu pelayanan makanan kepada orang

banyak adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah, karena setiap orang mempunyai

kebiasaan dan kesukaan makan yang saling berbeda. Oleh karena itu, susunan menu

harus disesuaikan kebiasaan makan dan selera umum(Ratna, 2009).

Tahap penyusunan menu khususnya untuk sebuah penyelenggaraan makanan yang

diperuntukkan bagi orang banyak sesuai dengan penjelasan soekresno (2000:76)

harus memperhatikan :

a. keadaan keuangan

b. ketersediaan bahan sesuai musim

c. usia orang yang akan makan

d. agama

e. latar belakang kebudayaan / adat istiadat, dan lain sebagainya yang dianggap akan

mempengaruhi proses penyelenggaraan makanan yang

dilakukan, hal ini sudah termasuk penyelenggaraan makanan institusi seperti

perusahaan.

Sedang syarat penyusunan menu institusi seperti perusahaan yang terkait dengan

pengamanan makanan dan minuman berdasarkan peraturan pemerintah No. 28 tahun

2004 bagian ke-empat yaitu pengamanan makanan dan minuman diselenggarakan

untuk melindungi masyarakat dari makanan yang tidak memenuhi standar dan atau

persyaratan kesehatan.

Utari (2009) yang mengutip pedoman teknis proses penyediaan makanan dalam

sistem penyelenggaraan makanan institusi(Depkes RI, 2003), prasyarat perencanaan

menu adalah:

1. Peraturan pemberian makanan institusi.

2. Standar porsi dan standar resep.

3. Standar bumbu.

Dari hasil penelitian Rahmawati dkk (2011) dalam manajemen gizi institusi

penyelenggaraan makanan di sekolah Madania SD, SMP dan SMA bahwa menu yang

disajikan pihak kantin sekolah mengalami perubahan khususnya dalam menu makan

siang setiap satu bulan sekali. Hal ini dilakukan guna menghindari kejenuhan siswa,

setiap perubahan menu akan melibatkan pihak guru. Setiap menu diharapkan

memenuhi tujuan dari penyelenggaraan kantin sekolah. Hal ini menunjukan bahwa

dalam perencanaan menu harus memperhatikan keadaan konsumen dengan

memperhatikan selera konsumen masing-masing institusi.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1991) dalam perencanaan menu menyebutkan

bahwa :

1. Perencanaan suatu menu makanan hendaknya menggunakan bahan makanan yang

mengandung gizi secara lengkap. Penganekaragaman selain meningkatkan mutu gizi

hidangan juga mempermudah perencanaan menu makanan.

2. Pada waktu perencanaan menu makanan perlu pula diperhatikan katersediaan

bahan makanan disamping faktor selera dan nilai gizi.

Daftar padanan bahan makanan dapat digunakan untuk membantu menyusun menu

makanan yang padat zat gizi.

3. Padanan bahan makanan berisi daftar bahan makanan yang dalam kelompoknya

dapat menggantukan satu sama lain karena mempumyai nilai gizi yang kurang lebih

sama.

Dalam merencanakan suatu menu hendaknya ditentukan terlebih dahulu macam menu

yang diinginkan, menu pilihan atau menu standar. Menu pilihan adalah jenis menu

yang disajikan dan konsumen dapat memilih sesuai dengan seleranya, sedangkan

menu standar adalah susunan menu yang digunakan untuk penyelenggaraan makanan

dengan jangka waktu cukup panjang antara 7 hari atau sampai 10 hari. Jenis masakan

yang akan disajikan dari hari ke hari, baik untuk makan pagi, makan siang, makan

malam, maupun makanan selingan telah sitentukan sehingga penyelenggaraan

penyediaan makanan tinggal mengikuti daftar menu itu saja.

2.4.3.3.Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan

Penghitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan kebutuhan

bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan. Penghitungan

bahan makanan merupakan suatu langkah penting dalam upaya pengendalian harga

makanan konsumen.

Cara penghitungan bahan makanan adalah mengalikan jumlah konsumen dengan

standar porsi dengan memperhitungkan bagian yang tidak dapat dimakan dan

dikalikan dengan jumlah hari dalam kurun waktu yang ditetapkan. Hasil akhir dari

penghitungan ini dapat pula dibandingkan dengan sebelumnya sebagai pengecekan

ulang. Apabila telah disepakati dalam pembelian bahan makanan, maka perhitungan

ini perlu juga dinilai untuk dua sampai tiga kali putara menu, agar pesanan bahan

makanan selanjutnya lancer

dan cukup (Oktrizanita, 2005).

Utari (2009) yang mengutip pedoman teknis proses penyediaan makanan dalam

sistem penyelenggaraan makanan institusi (Depkes RI, 2003), bahwa prasyarat

perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah:

1. Adanya kebijakan institusi.

2. Tersedianya data peraturan pemberian makanan institusi.

3. Tersedianya data standar makanan untuk konsumen.

4. Tersedianya data standar harga bahan makanan.

5. Tersedianya siklus menu.

6. Tersedianya data jumlah konsumen yang dilayani.

2.4.3.4.Pengadaan Bahan Makanan

2.4.3.5.Penerimaan Bahan Makanan

2.4.3.6.Penyimpanan Bahan Makanan

2.4.3.7.Persiapan & Pengolahan Bahan Makanan

2.4.3.8.Penyajian Dan Pendistribusi Makanan

2.5.Pengawasan Mutu Produksi Makan

Pengolahan pangan adalah mengolah bahan pangan menjadi produk jadi dengan

tujuan untuk mempertinggi daya cerna, menambah rasa dan rupa makanan,

mempertahankan nilai gizi dan menimbulkan rasa aman bagi manusia (Mukrie,

1990). Keamanan pangan diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat/bahan-

bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu

secara alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan/tercampur secara

sengaja/tidak sengaja ke dalam makanan (Moehyi, 1992).

Penilaian merupakan salah satu implementasi fungsi manajemen yang bertujuan

untuk menilai pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan kebijaksanaan yang

disusun sehingga dapat mencapai sasaran (Depkes RI, 2003). Penilaian mutu

makanan yang disajikan dapat dilakukan dengan cara evaluasi kepuasan pasien

tehadap makanan yang disajikan dan mencatat jumlah makanan yang dikonsumsi

oleh pasien. Jika banyak sisa makanan, maka tujuan tidak tercapai (Mukrie, 1996).

BAB III

METODOLOGI

A. Lokasi Kegiatan Magang

Magang ini dilaksanakan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Semarang. Waktu pelaksanaan magang ini dimulai dari 15 Juli – 17 Agustus 2013

B. Definisi Operasional

1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit

Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit kepada pasien rawat jalan maupun rawat

inap bertujuan memberikan makanan yang sesuai kebutuhan guna mencapai status

gizi yang optimal.

2. Instalasi Gizi Rumah Sakit

Wadah yang mempunyai kegiatan pokok pengadaan makanan, pelayanan gizi di

ruang perawatan, penyuluhan/konsultasi gizi serta pengembangan dan penelitian gizi.

3. Pengadaan Makanan

Suatu proses kegiatan di Instalasi gizi rumah sakit yang mencakup perencanaan

anggaran belanja makanan, perencanaan kebutuhan bahan makanan, penyediaan

penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan makanan persiapan, pengolahan,

penyaluran makanan serta pencatatan dan pelaporan untuk pasien dan pegawai sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

4. Penyuluhan dan konsultasi Gizi

Serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi untuk tujuan menanamkan dan

meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku sehat bagi individu dan masyarakat.

5. Penelitian dan Pengembangan Gizi

Kegiatan instalasi dalam upaya untuk mendapatkan cara yang berdaya guna dan

berhasil guna dalam rangka peningkatan kualitas.

6. Manajemen Gizi

Mengetahui dan memahami tentang manajemen penyelenggaraan gizi institusi, agar

hasil yang dicari sesuai dengan tujun yang ditetapkan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang

4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang

4.1.2. Visi, Misi, Strategi, Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Kota Semarang

RSUD Kota Semarang dalam menjalankan tugas dan kewajiban di bidang pelayanan

kesehatan di wilayah Kota Semarang memiliki sasaran-sasaran atau tujuan-tujuan dan

mekanisme pencapaian tujuan tersebut, dimana hal-hal tersebut dijabarkan berupa

visi dan misi.

1. Visi RSUD Kota Semarang

Tujuan atau visi yang hendak dicapai oleh RSUD Kota Semarng yaitu terciptanya

RSUD Kota Semarang yang Profesional, Mandiri dan Berdaya Saing.

2. Misi RSUD Kota Semarang

Untuk mewujudkan tercapainya visi RSUD Kota Semarang, maka disusun berbagai

strategi atau misi untuk mencapai tujuan atau visi tersebut. Misi dari RSUD Kota

Semarang yaitu

a. Mewujudkan pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas dan terjangkau.

b. Mewujudkan kemandirian rumah sakit dengan prinsip otonomi dalam

pengelolaan Keuangan dan Sumber Daya Manusia.

c. Mewujudkan peningkatan kepercayaan masyarakat melalui pelaksanaan

pelayanan unggulan.

3. Moto RSUD Kota Semarang

“Melayani dengan Ikhlas”

4. Nilai-Nilai RSUD Kota Semarang

Nilai-nilai yang ditanamkan kepada karyawan di lingkungan kerja RSUD Kota Semarang yaitu

a. Kebersamaan

- Menyadari bahwa semua pekerjaan tidak dapat diselesaikan sendiri sehingga

perlu kerjasama Tim.

- Melalui kebersamaan dalam pelayanan dengan mengutamakan kepuasan

pelanggan.

- Mengutamakan kepentingan RSUD Kota Semarang daripada kepentingan

Golongan, kelompok/ pribadi.

- Kebersamaan dalam suka dan duka.

b. Profesional

- Bekerja sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.

- Bersedia menghadapi pekerjaan yang penuh tantangan.

- Memiliki keyakinan atas kemampuan sendiri (kemandirian).

- Selalu berusaha memberikan kemampuan (ilmu, ketrampilan dan

sikap/attitude) terbaiknya untuk RSUD Kota Semarang.

- Memegang teguh rahasia jabatan.

c. Kejujuran

- Senantiasa menjujung tinggi kejujuran.

- Berani menyatakan kebenaran dan kesalahan berdasarkan data dan fakta

dengan cara bertanggung jawab.

- Transparan dan akuntabilitas dalam menjalankan sistem

d. Keterbukaan

- Terbuka dalam mengemukakan dan menerima pendapat secara bertanggung

jawab.

- Saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain.

e. Disiplin

- Selalu menegakkan disiplin terhadap diri sendiri dan lingkungan kerja

- Memiliki kesungguhan kerja dalam melaksanakan tugas.

- Wajib mematuhi peraturan yang berlaku.

5. KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

1. Kedudukan

Kedudukan RSUD Kota Semarang adalah :

a. RSUD merupakan unsur pendukung tugas Walikota dalam penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibidang pelayanan kesehatan.

b. RSUD dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggungjawab kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah

2. Tugas

RSUD Kota Semarang memiliki tugas :

a. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

mengutamakan penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif), upaya peningkatan

(promotif), dan pencegahan terjadinya penyakit (preventif) serta melaksanakan upaya

rujukan,

b. Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan Rumah

Sakit.

3. Fungsi

Untuk melaksankan tugas-tugas yang diemban oleh RSUD Kota Semarang, maka

RSUD Kota Semarang memiliki fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan kesehatan,

b. penyelenggaraan rencana dan program kerja dibidang pelayanan kesehatan,

c. pembinaan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan kesehatan,

d. penyelenggaraan pelayanan medik, yang meliputi pelayanan umum, bedah,

panyakit dalam, paru, anak, telinga hidung tenggorokan (THT), mata, gigi,

kebidanan, kulit dan kelamin, anestesi, saraf, jiwa dan rehabilitasi medik serta

pelayanan lain yang dibutuhkan,

e. penyelenggaraan pelayanan penunjang medik yang meliputi pelayanan

radiologi, anestesi/ kamar operasi dan Intensive Care Unit (ICU), laboratorium,

farmasi serta instalasi yang berkembang,

f. penyelenggaraan pelayanan penunjang non medik yang meliputi pelayanan

gizi, instalasi pemeliharaan Rumah Sakit, sterilisasi dan pelayanan administrasi di

instalasi serta pemulasaraan jenazah,

g. penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan meliputi keseluruhan

kegiatan dan tanggungjawab yang dilaksanakan oleh seorang perawat dalam praktek

profesinya yang meliputi kegiatan penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif),

upaya peningkatan (promotif), dan pencegahan penyakit (preventif) serta bantuan

bimbingan, penyuluhan, pengawasan atau perlindungan oleh seorang perawat untuk

memenuhi kebutuhan pasien,

h. penyelenggaraan pelayanan rujukan dari Puskesmas, Dokter atau Unit

Pelayanan Kesehatan lain,

i. penyelenggaraan pengelolaan keuangan pelayanan dan keuangan rumah

tangga,

j. penyelenggaraan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang meliputi

kegiatan untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan karyawan RSUD dan

penyelenggaraan bimbingan klinik siswa dan mahasiswa bekerja sama dengan

institusi pendidikan,

k. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta informasi dan

pemasaran,

l. pengaturan tarif pelayanan kesehatan,

m. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan RSUD, dan

n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang

tugasnya.

4.1.3.Sarana dan Prasarana RSUD Kota Semarang

4.1.3.1.Sarana dan Prasarana RSUD KotaSemarang

4.1.3.2.Prasarana RSUD KotaSemarang

4.1.3.3.Unit Pelayanan Rawat Jalan

4.1.3.4.Unit Pelayanan Rawat Inap

4.1.3.5.Instalasi Penunjang Pelayanan

4.1.3.6.Fasilitas Ruangan Berdasarkan Kelas

4.1.4.Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang

Susunan Organisasi RSUD terdiri dari :

1. Direktur.

Direktur mempunyai tugas merencanakan, memimpin, mengkoordinasikan,

menyusun kebijakan, membina, mengawasi, dan mengendalikan serta mengevaluasi

pelaksanaan tugas dan fungsi RSUD.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur dibantu oleh 2 (dua) orang Wakil Direktur,

yaitu:

a. Wakil Direktur Pelayanan, dan

b. Wakil Direktur Umum dan Keuangan.

2. Wakil Direktur Pelayanan

Wakil Direktur Pelayanan mempunyai tugas membantu Direktur dibidang Pelayanan Medik, Penunjang Medik, Keperawatan, dan Penunjang Non Medik. Untuk melaksanakan, Wakil Direktur Pelayanan mempunyai fungsi : - perumusan kebijakan teknis dan pengkoordinasian dibidang Pelayanan Medik,

Penunjang Medik, Keperawatan, dan Penunjang Non Medik,

- penyelenggaraan rencana dan program kerja di bidang Pelayanan Medik,

Penunjang Medik, Keperawatan, dan Penunjang Non Medik,

- pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi dibidang Pelayanan

Medik, Penunjang Medik, Keperawatan, dan Penunjang Non Medik, dan

- pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang

tugasnya.

Wakil Direktur Pelayanan membawahkan:

- Bidang Pelayanan Medik dan Penunjang Medik, dan

- Bidang Keperawatan dan Penunjang Non Medik.

a. Bidang Pelayanan Medik dan Penunjang Medik

Bidang Pelayanan Medik dan Penunjang Medik mempunyai tugas merencanakan

mengkoordinasikan, membinan, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi

kegiatan pemenuhan kebutuhan tenaga, perlengkapan, fasilitas serta mutu pelayanan

medik dan penunjang medik.  Untuk melaksanakan tugas, Bidang Pelayanan Medik

dan Penunjang Medik mempunyai fungsi:

- penyusunan perumusan kebijakan teknis dan pengkoordinasian pelayanan

dibidang pelayanan medik dan penunjang medik,

- penyusunan rencana dan program kerja dibidang pelayanan medik dan

penunjang medik,

- pelaksanaan, pembinaan, pemantauan, pengawasan, pengendalian, monitoring

dan evaluasi serta pelaporan pelayanan medik meliputi umum, bedah, penyakit

dalam, paru, anak, telinga hidung tenggorokan (THT), mata, gigi, kebidanan, kulit

dan kelamin, anastesi, saraf, jiwa dan rehabilitasi medik serta pelayanan lain yang

dibutuhkan,

- pelaksanaan, pembinaan, pemantauan, pengawasan, pengendalian, monitoring

dan evaluasi serta pelaporan pelayanan penunjang medik meliputi radiologi,

anastesi/kamar operasi dan Intensive Care Unit (ICU), laboratorium dan farmasi serta

instalasi lain yang berkembang, dan

- pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Pelayanan sesuai

dengan bidang tugasnya.

Bidang Pelayanan Medik dan Penunjang Medik, terdiri dari:

1) Sub Bidang Pelayanan Medik, dan

2) Sub Bidang Penunjang Medik.

Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada

di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Medik dan

Penunjang Medik.

Sub Bidang Pelayanan Medik mempunyai tugas menyiapkan bahan perencanaan,

perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta

evaluasi kegiatan pelayanan umum, bedah, panyakit dalam, paru, anak, telinga hidung

tenggorokan (THT), mata, gigi, kebidanan, kulit dan kelamin, anastesi, saraf,

jiwa dan rehabilitasi medik serta pelayanan lain yang dibutuhkan.

Sub Bidang Penunjang Medik mempunyai tugas menyiapkan bahan perencanaan,

perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi

kegiatan pelayanan radiologi, anastesi/kamar operasi dan Intensive Care Unit (ICU),

laboratorium dan farmasi serta instalasi lain yang berkembang.

b. Bidang Keperawatan dan Penunjang Non Medik

Bidang Keperawatan dan Penunjang Non Medik mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan, membimbing, mengawasi, mengendalikan, mengevaluasi

kegiatan asuhan, etika dan mutu keperawatan, serta merencanakan,

mengkoordinasikan, membina, mengawasi, mengendalikan, mengevaluasi kegiatan

kebutuhan tenaga, perlengkapan, fasilitas keperawatan, penerimaan, pemulangan

pasien dan pelayanan penunjang non medik.

Untuk melaksanakan tugas, Bidang Keperawatan dan Penunjang Non Medik

mempunyai fungsi:

- penyusunan perumusan kebijakan teknis dan pengkoordinasian di bidang

keperawatan dan penunjang non medik,

- penyusunan rencana dan program kerja di bidang keperawatan dan penunjang

non medik,

- pelaksanaan bimbingan, pemantauan, pengawasan, pengendalian, monitoring

dan evaluasi serta pelaporan kegiatan asuhan, etika dan mutu keperawatan,

- pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan, pengendalian, monitoring

dan evaluasi serta pelaporan kegiatan pemenuhan kebutuhan tenaga, perlengkapan

dan fasilitas keperawatan serta penerimaan dan pemulangan pasien,

- pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan, pengendalian, monitoring

dan evaluasi serta pelaporan pelayanan penunjang non medik meliputi pelayanan gizi,

instalasi pemeliharaan Rumah Sakit, sterilisasi dan pelayanan administrasi di instalasi

serta pemulasaraan jenazah, dan

- pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Pelayanan sesuai

dengan bidang tugasnya.

Bidang Keperawatan dan Penunjang Non Medik, terdiri dari : 1) Sub Bidang Keperawatan, dan

2) Sub Bidang Penunjang Non Medik.

Masing - masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Keperawatan dan Penunjang Non Medik. Sub Bidang Keperawatan mempunyai tugas menyiapkan bahan perencanaan,

perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi

kegiatan analisa data, bimbingan asuhan, etika dan mutu keperawatan serta

pemenuhan kebutuhan tenaga, perlengkapan dan fasilitas keperawatan serta

penerimaan dan pemulangan pasien.

Sub Bidang Penunjang Non Medik mempunyai tugas menyiapkan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi kegiatan pelayanan gizi, instalasi pemeliharaan Rumah Sakit, sterilisasi dan pelayanan administrasi di instalasi serta pemulasaraan jenazah.

3. Wakil Direktur Umum dan Keuangan

Wakil Direktur Umum dan Keuangan mempunyai tugas membantu Direktur dibidang

Tata Usaha, Keuangan, Pengembangan dan Informasi. Untuk melaksanakan tugas,

Wakil Direktur Umum dan Keuangan mempunyai fungsi :

- perumusan kebijakan teknis dan pengkoordinasian dibidang Tata Usaha,

Keuangan, Pengembangan dan Informasi,

- penyelenggaraan rencana dan program kerja di bidang Tata Usaha, Keuangan,

Pengembangan dan Informasi,

- pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi dibidang Tata

Usaha, Keuangan, Pengembangan dan Informasi, dan

- pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang

tugasnya.

Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahkan :

1) Bagian Tata Usaha,

2) Bagian Keuangan, dan

3) Bagian Pengembangan dan Informasi.

Masing - masing Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan.

a. Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, membina,

mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi di bidang umum dan

kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi:

- penyusunan perumusan kebijakan teknis dan pengkoordinasian di bidang

umum dan kepegawaian,

- penyusunan rencana dan program kerja di bidang umum dan kepegawaian,

- pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan,

- pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, keprotokolan dan perjalanan

dinas,

- pengelolaan urusan hukum dan naskah peraturan perundangundangan,

- pengelolaan urusan kepegawaian,

- pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan, pengendalian, monitoring

dan evaluasi serta pelaporan di bidang umum dan kepegawaian, dan

- pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Umum dan

Keuangan sesuai dengan bidang tugasnya

Bagian Tata Usaha terdiri dari : 1) Sub Bagian Umum, dan

2) Sub Bagian Kepegawaian.

Masing - masing Sub Bagian, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

Sub Bagian Umum mempunyai tugas menyiapkan bahan perencanaan, perumusan

kebijakan teknis, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi urusan

rumah tangga, perlengkapan, surat menyurat, kearsipan, keprotokolan, urusan hukum

dan perundangundangan.

Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas menyiapkan bahan perencanaan,

perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta

evaluasi kegiatan urusan kepegawaian dan perjalanan dinas.

b. Bagian Keuangan

Bagian Keuangan mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, membina,

mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi kegiatan .penyusunan anggaran,

perbendaharaan, verifikasi, akuntansi keuangan dan mobilisasi dana serta laporan

pertanggungjawaban keuangan.

Untuk melaksanakan tugas, Bagian Keuangan mempunyai fungsi

- penyusunan perumusan kebijakan teknis dan pengkoordinasian di bidang

penyusunan anggaran dan akuntansi serta perbendaharaan dan mobilisasi dana,

- penyusunan rencana dan program kerja di bidang penyusunan anggaran dan

akuntansi serta perbendaharaan dan mobilisasi dana,

- pelaksanaan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja, akuntansi dan

verifikasi serta laporan pertanggungjawaban keuangan yang telah diaudit,

- pelaksanaan pengelolaan penerimaan pendapatan, pembayaran dan

dokumentasi pembayaran serta upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan,

- pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan, pengendalian, monitoring

dan evaluasi serta pelaporan di bidang penyusunan anggaran dan akuntansi serta

perbendaharaan dan mobilisasi dana, dan

- pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Umum daan

Keuangan sesuai dengan bidang tugasnya. 

Bagian Keuangan, terdiri dari :

1) Sub Bagian Penyusunan Anggaran dan Akuntansi, dan

2) Sub Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana.

Masing - masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh

seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada

Kepala Bagian Keuangan.

Sub Bagian Penyusunan Anggaran dan Akuntansi mempunyai tugas menyiapkan

bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan, pengawasan dan

pengendalian serta evaluasi kegiatan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja,

kegiatan akuntansi dan verifikasi serta laporan pertanggungjawaban keuangan.

Sub Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana mempunyai tugas menyiapkan

bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan, pengawasan dan

pengendalian serta evaluasi kegiatan penerimaan pendapatan, pembayaran dan

dokumentasi pembayaran serta upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan.

c. Bagian Pengembangan dan Informasi

Bagian Pengembangan dan Informasi mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi

kegiatan pengembangan dan evaluasi serta informasi dan pemasaran.

Untuk melaksanakan tugas, Bagian Pengembangan dan Informasi mempunyai fungsi:

- penyusunan perumusan kebijakan teknis dan pengkoordinasian kegiatan

dibidang pengembangan dan evaluasi serta informasi dan pemasaran,

- penyusunan rencana dan program kerja dibidang pengembangan dan evaluasi

serta informasi dan pemasaran,

- pelaksanaan pengembangan dan evaluasi kegiatan RSUD,

- pelaksanaan kegiatan dokumentasi, informasi, hubungan masyarakat dan

pemasaran,

- pelaksanaan, pembinaan, pemantauan, pengawasan, pengendalian, monitoring

dan evaluasi serta pelaporan di bidang pengembangan dan evaluasi serta informasi

dan pemasaran, dan

- pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Wakil Direktur Umum dan

Keuangan sesuai dengan bidang tugasnya. 

Bagian Pengembangan dan Informasi, terdiri dari:

1) Sub Bagian Pengembangan dan Evaluasi, dan

2) Sub Bagian Informasi dan Pemasaran.

Masing - masing Sub Bagian, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada

di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Pengembangan dan

Informasi.

Sub Bagian Pengembangan dan Evaluasi mempunyai tugas menyiapkan bahan

perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pengawasan serta

pengendalian pengembangan dan evaluasi kegiatan RSUD.

Sub Bagian Informasi dan Pemasaran mempunyai tugas menyiapkan bahan

perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan, pengawasan dan

pengendalian serta evaluasi kegiatan dokumentasi, informasi, hubungan masyarakat

dan pemasaran.

4. Komite Medik.

Komite Medik merupakan kelompok tenaga medis yang keanggotaannya terdiri dari

Ketuaketua Staf Medik Fungsional (SMF). Komite Medik berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Direktur. Staf Medis Fungsional (SMF) merupakan

kelompok dokter dan dokter gigi yang bekerja di instalasi dalam jabatan fungsional

dan bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medik.

Komite Medik mempunyai tugas membantu Direktur dalam menyusun Standar

Pelayanan Medik dan memantau pelaksanaannya, pembinaan etika profesi, mengatur

kewenangan profesi, serta menyusun usulan pengembangan program pelayanan,

pengendalian mutu pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan

pengembangan. Pembentukan Komite Medik ditetapkan dengan Keputusan Direktur. 

Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Medik dapat dibantu oleh Sub Komite Medik

yang bertanggung jawab kepada Komite Medik. Pembentukan Sub Komite Medik

sesuai kebutuhan dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur atas usul Ketua Komite

Medik setelah mendapat kesepakatan dalam Rapat Pleno Komite Medik.

5. Komite Keperawatan.

Komite Keperawatan merupakan kelompok profesi perawat / bidan yang anggotanya

terdiri dari perawat/bidan. Komite Keperawatan berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Direktur. Komite Keperawatan dipimpin oleh seorang Ketua yang

dipilih oleh anggotanya. Komite Keperawatan mempunyai tugas membantu Direktur

menyusun standar keperawatan, pembinaan asuhan keperawatan dan melaksanakan

pembinaan etika profesi keperawatan.

6. Instalasi

Instalasi merupakan unit penyelenggaraan pelayanan fungsional di RSUD. Instalasi

dipimpin oleh seorang Kepala dalam jabatan fungsional yang berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Direktur melalui Wakil Direktur. Instalasi mempunyai

tugas membantu Direktur dalam penyelenggaraan pelayanan fungsional sesuai

dengan fungsinya. Jumlah dan jenis Instalasi disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuan RSUD dan perubahannya ditetapkan dengan Keputusan Direktur sesuai

dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Kepala Instalasi ditetapkan

dengan Keputusan Direktur.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok Jabatan

Fungsional, terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang

terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Setiap

Kelompok dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional dan bertanggungjawab

kepada Direktur. Jumlah Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja. Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional diatur sesuai dengan Peraturan

PerundangUndangan yang berlaku.

8. Dewan Penasehat.

Dewan Penasehat merupakan kelompok penasehat yang keanggotaannya terdiri dari unsur pemilik RSUD dan tokoh masyarakat. Dewan Penasehat memberi masukan dan saran kepada Direktur dalam melaksanakan misi RSUD dengan memperhatikan kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Dewan Penasehat ditetapkan oleh Walikota untuk masa kerja 3 (tiga) tahun.

4.2. Gambaran Umum Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon

4.2.1. Latar Belakang

4.2.2.Ruang Lingkup

4.2.3.Visi dan Misi Instalasi Gizi di RSUD Kota Cilegon

4.2.4.Tujuan

4.2.5.Mekanisme Pelayanan Gizi di Instalasi Gizi RSUD Kota Cilegon

4.2.6.Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUD Kota Cilegon

4.2.7.Ketenagaan Instalasi Gizi RSUD Kota Cilegon

4.2.7.1.Kualifikasi dan Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Tenaga Gizi

RSUD Kota Cilegon

4.2.8.Sarana, Peralatan dan Perlengkapan di Instalasi Gizi RSUD Kota

Cilegon

4.2.8.1.Perencanaan Bangunan, Peralatan dan Perlengkapan

Ruang Penyelenggaraan Makanan

4.2.8.2.Sarana Fisik

4.2.8.3.Fasilitas Ruang di Instalasi Gizi RSUD Kota Cilegon

4.3. Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi RSUD Kota Cilegon

4.3.1.Kegiatan Penyelenggaraan Makanan Di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Cilegon

4.3.1.1. Perencanaan Anggaran Belanja

4.3.1.2.Perencanaan Menu

4.3.1.3.Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan

4.3.1.4.Pengadaan Bahan Makanan

4.3.1.5.Penerimaan Bahan Makanan

4.3.1.6.Penyimpanan Bahan Makanan

4.3.1.7.Persiapan dan Pengolahan Bahan Makanan

4.3.1.8.Penyajian dan Distribusi Makanan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran