chest physiotheraphy pada empiema

4
Chest Physiotheraphy pada Empiema Pendahuluan Fisioterapi dada(chest physiotheraphy) merupakan istilah yang luas yang mengacu pada berbagai tatalaksana pasien dengan patologi system kardiorespirasi. 1 Definisi yang lebih spesisifk adalah teknik pembersihan jalan nafas. 2 Tujuan utama fisioterapi dada adalah meningkatkan mobilisasi sekresi saluran nafas agar memperbaiki rasio ventilasi-perfusi dan normalisasi kapasitas fungsional residu. 3 Indikasi fisioterapi dada antara lain 2,3 : - Produksi sputum berlebih - Berkurangnya efektifitas batuk - Pasien tirah baring - Pasien dengan ventilasi yang lemah - Kifoskoliosis - Atelektasis lobar akut Seperti pada definisi bahwa fisioterapi dada mencakup banyak metoda. Contoh metoda fisioterapi dada antara lain 2,3 : - Drainase postural, yaitu cara memperbaiki klirens secret dengan memposisikan pasien sehingga gravitasi membantu pengeluaran.(Gambar 1) Sebenarnya jika hanya sekedar memposisikan pasien tidak akan terjadi peningkatan klirens, akan tetapi bila dikombinasikan dengan pernaasan dalam, batuk yang adekuat, dan teknik lainnya maka manfaat drainase postural didapat. Normalnya gravitasi hanya membantu klirens secret bronkus lobus atas, sedangkan lobus lainnya dibantu oleh system mukosilier. Jika terdapat penyakit yang mengganggu system tersebut maka akan terjadi retensi sputum. Prinsip drainase postural adalah memposisikan pasien ke beberapa posisi sehingga semua lobus memiliki drainase yang baik.

Upload: rahmanu-reztaputra

Post on 12-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chest Physiotheraphy Pada Empiema

Chest Physiotheraphy pada Empiema

Pendahuluan

Fisioterapi dada(chest physiotheraphy) merupakan istilah yang luas yang mengacu pada berbagai tatalaksana pasien dengan patologi system kardiorespirasi.1 Definisi yang lebih spesisifk adalah teknik pembersihan jalan nafas.2 Tujuan utama fisioterapi dada adalah meningkatkan mobilisasi sekresi saluran nafas agar memperbaiki rasio ventilasi-perfusi dan normalisasi kapasitas fungsional residu. 3

Indikasi fisioterapi dada antara lain2,3:

- Produksi sputum berlebih- Berkurangnya efektifitas batuk - Pasien tirah baring- Pasien dengan ventilasi yang lemah- Kifoskoliosis- Atelektasis lobar akut

Seperti pada definisi bahwa fisioterapi dada mencakup banyak metoda. Contoh metoda fisioterapi dada antara lain2,3:

- Drainase postural, yaitu cara memperbaiki klirens secret dengan memposisikan pasien sehingga gravitasi membantu pengeluaran.(Gambar 1) Sebenarnya jika hanya sekedar memposisikan pasien tidak akan terjadi peningkatan klirens, akan tetapi bila dikombinasikan dengan pernaasan dalam, batuk yang adekuat, dan teknik lainnya maka manfaat drainase postural didapat. Normalnya gravitasi hanya membantu klirens secret bronkus lobus atas, sedangkan lobus lainnya dibantu oleh system mukosilier. Jika terdapat penyakit yang mengganggu system tersebut maka akan terjadi retensi sputum. Prinsip drainase postural adalah memposisikan pasien ke beberapa posisi sehingga semua lobus memiliki drainase yang baik.

- Teknik vibrasi dilakukan dengan menekan dada dengan telapak tangan dan melakukan kontraksi otot fleksi dan ekstensi lengan bawah secara bergantian. Hasil kontraksi ini menyerupai tremor. Gerakan ini dilakukan pada fase ekshalasi.

- Teknik perkusi. Teknik ini dilakukan dengan perkusi pada area dengan gangguan klirens. Energi perkusi membantu melepaskan perlengketan mucus.

- Stimulasi batuk. Stimulasi batuk biasanya dilakukan dengan merangsang trakea dengan rangsang taktil. Rangsang taktil dilakukan dengan meletakkan dua jari di atas sternum pada trakea dan melakukan penenkanan ringan dengan arah sirkular pada fase ekspirasi.

Empiema adalah kondisi dimana berkumpulnya pus pada rongga pleura. Dengan adanya pus ini akan terjadi efek desak ruang yang dapat menyebabkan atelektasis4. Atelektasis adalah kondisi tidak mengembangya paru dengan sempurna. Empiema dapat berasal dari infeksi parenkim

Page 2: Chest Physiotheraphy Pada Empiema

paru(pneumonia) baik yang disebabkan virus, bakteri, ataupun jamur. Selain itu penyebabnya juga dapat berupa infeksi di tempat lain yang menyebar melalui darah ataupun trauma. 4,5

Gambar 1. Posisi untuk drainase postural: Lobus atas gambar (a)(e)(f)(b). Lobus bawah gambar (g,h,I,j,k). Lobus tengah kanan gambar d. Lingula gambar e.2

Secara patofisiologi tahap empiema dibagi menjadi:

- Tahap eksudatif, yaitu tahap berkumpulnya cairan steril di rongga pleura- Tahap fibropurulen, yaitu tahap berkumpulnya bakteri dan pus di rongga pleura- Tahap organisasi, yaitu tahap dimana terjadinya pertumbuhan fibroblast kea rah eksudat.

Tatalaksana empiema saat ini adalah pemberian antibiotic dengan pilihan utama sefalosporin. Jika pada foto polos lateral dekubitus ditemukan tebal cairan lebih dari 10 mm maka harus dilakukan torakosentesis diagnostic. Drainase chest tube harus dilakukan setelah diagnosis empiema. Pilihan terapi lainnya adalah fibrinolitik intrapleura. Pembedahan dilakukan jika antibiotic, drainase, dan fibrinolitik gagal.

Empiema menyebabkan atelektasis. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa atelektasis merupakan salah satu indikasi penggunaan fisioterapi dada. Akan tetapi tidak semua sepakat akan penggunaan ini. Suatu guideline dari BMJ menyatakan bahwa penggunaan fisioterapi dada tidak terbukti bermanfaat(rekomendasi D) pada empiema.Bahkan metode posisioning dikontraindikasikan pada empiema. 6

Page 3: Chest Physiotheraphy Pada Empiema

Daftar Pustaka1.Mcllwaine M. Chest physical theraphy, breathing techniques and exercises in children with CF. Pediatric Respiratory Reviews; 2007: 8-16 2.Balachandran A, Shivbalan S, Thangalevu S. Chest physiotheraphy in pediatric practice. Indian Pediatrics 2005; 42:559-5683. Anonim. Critical Care Therapy and Respiratory Care Section. National Institute of Health. Diakses dari: http://clinicalcenter.nih.gov/ccmd/cctrcs/pdf_docs/Bronchial%20Hygiene/01-ChestPhysiotherapy.pdf4. Limsukon A. Parapneumonic Pleural Effusion and Empyema Thoracic. Medscape. 2014.[diakses 2014 Desember 15]. Diakses dari: http://emedicine.medscape.com/article/298485-overview5. Husain AS, Kumar V. Chapter 15: The Lung; In:Kumar, Abbas, Fausto. Robbin’s and Cotrans’ Pathologic Basis of Disease. Philadelphia: Suanders.7th ed. 6. Baumer JH. Parapneumonic effusion and empyema. Arch Dis Child Educ Pract Ed 2005;90:ep21–ep24