checklis pemeriksaan tht
DESCRIPTION
checklis pemeriksaan THTTRANSCRIPT
CHECKLIS PEMERIKSAAN THT (telinga, hidung, dan tenggorokan)
Nama : …………………………………… NIM : …………………………………
ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
Definisi : Telinga adalah organ untuk pendengaran dan keseimbangan yang
terdiri dari telinga luar, dalam, dan tengah.
Hidung merupakan organ penciuman dan jalan keluar masuknya udara dari
dan ke paru-paru.
Tujuan : Pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorokan digunakan untuk
membantu menegakkan diagnosa penyakit
Indikasi :
Kontraindikasi :
Pelaksanaan
Persiapan Pasien :
a. Pasien anak
1) Pasien duduk dikursi dipangku oleh orang tua
2) Dokter duduk dikursi pemeriksa
3) Kaki orang tua pasien bersilangan dengan kaki pemeriksa.
4) Tangan orang tua memegang kedua tangan pasien, lalu
tangan perawat memegangi kepala pasien
5) Bila tidak ada asisten, minta orang tua untuk memfiksasi
kepala anak dengan memegangi dahi anak menggunakan
1 tangan, bagian belakang kepala anak menempel didada
orang tua sementara tangan yang lain melingkari badan
anak.
b. Pasien dewasa
Pasien duduk dikursi penderita dengan kaki bersilangan dengan kaki pemeriksa.
a. Persiapan alat dan bahan :
a. Alat-alat standar yang diperlukan untuk pemeriksaan telinga :
1) Lampu kepala
2) Garpu tala
3) Spekulum telinga beberapa ukuran (kecil, sedang, besar)
4) Pinset telinga
5) Aplikator (plintir kapas)
6) Aligator (cunam) : untuk mengambil benda asing dan
untuk mengangkat polip liang telinga.
7) Cerumen haak dan cerumen spoon : cerumen haak yang
tumpul dan tajam (dengan kait) dan cerumen spoon yang
ujungnya seperti sendok.
8) Obat anestesi lokal : larutan lidokain 2 %
9) Balon politzer
10) Pneumatoskop siegel
11) Otoskop
12) Tampon steril
b. Alat-alat standar yang diperlukan untuk pemeriksaan hidung :
1) Lampu kepala
2) Spekulum hidung ukuran kecil, sedang dan besar
3) Pinset bayonet
4) Haak untuk mengambil benda asing dihidung
5) Cairan : pemati rasa (lidokain 2%), vasokonstriktor
(Ephedine)
6) Kapas untuk tampon
7) Kaca laring beberapa ukuran (kecil, sedang dan besar)
8) Penekan lidah ( tongue depresor, tongue spatula)
9) Lampu spiritus
10) Mangkok bengkok (nearbeken)
11) Tampon steril
c. Alat-alat standar yang diperlukan untuk pemeriksaan mulut
(laring/faring) :
1) Lampu kepala
2) 2 penekan lidah (tongue spatula)
3) Larutan pemati rasa lokal (lidokain 2%)
4) Cunam untuk mengambil benda asing ditenggorok
5) Kaca laring bebrapa ukuran (kecil, sedang dan besar)
6) Lampu spiritus
Tahap pre interaksi
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
1. Memberi salam, periksa identifikasi klien dengan membaca gelang
identifikasi dan menanyakan nama klien.
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga.
4. Menanyakan kesiapan dan persetujuan pasien sebelum tindakan
5. Memposisikan pasien senyaman mungkin
6. Menjelaskan tentang kerahasiaan.
Tahap Kerja
Pemeriksaan telinga
1) Untuk inspeksi liang telinga dan membran
timpani, pergunakan spekulum telinga atau
otoskop.
2) Untuk visualisasi terbaik pilih spekulum telinga
ukuran terbesar yang masih pas dengan diameter
liang telinga pasien. Diameter liang telinga orang
dewasa adalah 7mm, sehingga untuk otoskopi
pasien dewasa, pergunakan spekulum dengan
diameter 5mm, untuk anak 4mm dan untuk bayi
2,5-3mm.
3) Lakukan pemeriksaan terhadap kedua telinga. Bila
telinga yang sakit hanya unilateral, lakukan
pemeriksaan terhadap telinga yang sehat terlebih
dahulu.
4) Menggunakan otoskopi :
- Otoskop dipegang menggunakan tangan yang
sesuai dengan sisi telinga yang akan diperiksa,
misalnya : akan memeriksa telinga kanan,
otoskop dipegang menggunakan tangan kanan.
- Otoskop dapat dipegang dengan 2 cara yaitu
seperti memegang pensil atau seperti
memegang pistol. Kedua teknik ini
memastikan otoskop dan pasien bergerak
sebagai 1 unit.
- Untuk pasien : berikan informasi bahwa
prosedur ini tidak menyakitkan, pasien hanya
diminta untuk tidak bergerak selama
pemeriksaan.
- Pastikan daya listrik otoskop dalam keadaaan
penuh (fully charged)
- Bila terdapat serumen yang menghalangi
visualisasi liang telinga telinga dan membran
timpani, lakukan pembersihan serumen
terlebih dahulu
Inspeksi telinga : untuk melihat kelainan pada telinga luar :1) Kulit daun telinga : normal/abnormal
2) Muara/lubang telinga : ada atau tidak
3) Keberadaan telinga : terbentuk/tidak terbentuk, besarnya
kecil/sedang/besar/normal/abnormal, adakah kelainan
seperti hematoma pada daun telinga.
4) Liang telinga : mengenal pars ossea, isthmus dan pars
cartilaginea dari liang telinga, adakah tanda-tanda radang,
apaka keluar cairan/tidak, adakah kelainan
dibelakang/depan telinga.
5) Gendang telinga : dinilai warnanya, besar kecilnya, ada
tidaknya refleks cahaya, perforasi, sikatrik, retraksi,
penonjolan prosessur brevis.
Palpasi telinga , Sekitar telinga :
1) Belakang daun telinga
2) Depan daun telinga
3) Adakah rasa sakit atau tidak
Auskultasi :
Menilai adakah bising disekitar liang telinga.
Tes pendengaran meliputi :
1) Tes bisik( whispered voice test)
Tes bisik dipergunakan untuk skrining adanya gangguan
pendengaran dan membedakan tuli hantaran dengan tuli
sensory neural.
Prosedur :
- Pasien duduk dikursi pemeriksaan
- Pemeriksa berdiri 60cm dibelakang pasien
- Pemeriksa membisikkan serangkaian angka
dan huruf (misal 5-k-2) dan meminta pasien
untuk mengulangi urutan kata dan huruf yang
dibisikkan. Sebelum berbisik, sebaiknya
pemeriksa mengeluarkan nafas (ekspirasi
maksimal) secara perlahan supaya nafas
pemeriksa tidak menggangu suara bisikan.
- Jika pasien dapat mengulang bisikan dengan
benar berarti tidak ada gangguan pendengaran.
Jiak pasien tidak dapat mengulang rangkaian
kata dan huruf yang dibisikkan, ulangi
pemeriksaan dengan menggunakan kombinasi
angka dan huruf yang lain
- Dilakukan pemeriksaan terhadap telinga kanan
dan kiri diawali dengan telinga yang normal
(tidak ada gangguan pendengaran/pendengaran
lebih baik). Selama pemeriksaan lubang
telinga kontra lateral ditutup dengan kapas.
- Telinga yang lain diperiksa dengan cara sama,
tetapi dengan kombinasi angka dan huruf yang
berbeda
- Pasien tidak mengalami gangguan
pendengaran jika pasien dapat mengulang
dengan benar paling sedikit 3 dari 6 kombinasi
angka dan huruf yang dibisikkan.
2) Tes penala/ garputala
Bertujuan untuk menilai ada tidaknya gangguan
pendengaran (tuli) dan membedakan tuli hantaran dan tuli
sensory neural.
Tes penala didasarkan pada 2 prinsip utama yaitu :
- Telinga dalam lebih sensitif terhadap hantaran
suara oleh udara, dibandingkan oleh tulang
- Bila ada gangguan pada hantaran suara oleh
udara, telinga yang terganggu lebih sentif
terhadap hantaran oleh tulang, disebut tuli
hantaran murni (conductive hearring loss).
Yang dipakai biasanya adalah garputala frekuensi 512hz.
Tes penala meliputi :a) Tes rinne
Tes rinne berberguna untuk membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang, sehingga membantu menegakkan diagnosis tuli hantaran.- Untuk menilai hantaran udara, ujung lengan
panjang garputala yang sudah digetarkan
dipasang 1 inci didepan meatus auditorius
eksternus
- Pasien ditanya apabila sudah tidak mendengar
garpu tala dipindah ke prosesus mastoidea
- Setelah itu, prosedur diatas dibalik.
Pemeriksaan dimulai dari prosesus mastoidea
kedepan meatus auditorius eksternus.
- Interpretasi hasil :
Tes rinne positif : suara dari konduksi udara
lebih keras dibandingkan konduksi tulang
(tidak ada tuli hantaran)
Tes rinne negatif : suara dari konduksi tulang
lebih keras menunjukkan adanya tuli hantaran
atau tuli sensory neural total (suara garputala
ditransmisikan melalui konduksi tulang
tengkorak dan diterima oleh telinga
kontralateral.
b) Tes weber :
- Tes ini dilakukan setelah tes rinne, bertujuan
untuk membedakan tuli hantaran dan tuli
sensory neural
- Garputala yang sudah digetarkan diletakkan di
verteks atau ditengah dahi
- Pasien ditanya “ suara terdengar sama keras
atau lebih keras disatu sisi (kiri atau kanan”
- Interpretasi hasil :
Suara terdengar sama keras ditelinga kiri dan
kanan : tidak ada lateralisasi/ normal.
Suara terdengar lebih keras disatu sisi : ada
lateralisasi
jika lateralisasi kearah telinga yang terganggu
(tuli hantaran)
jika lateralisasi kearah telinga kontralateral
atau telinga yang sehat (tuli sensory neural).
Pemeriksaan hidung
a. Pemeriksaan rinoskopi anterior
Urutan pemeriksaan :1) Lakukan temponade selama 5 menit dengan kapas yang
dibasahi larutan lidokain 2 % dan efedrin.
2) Angkat tampon hidung
3) Lakukan inspeksi, mulai dari :
- Cuping hidung ( vestibulum nasi)
- Bangunan dirongga hidung
- Meatus nasi inferior : normal/tidak
- Konka inferior : normal/tidak
- Meatus nasi medius : normal/tidak
- Konka medius : normal/tidak
- Keadaan septa nasi : normal/tidak, adakah deviasi
septum
- Keadaan rongga hidung : normal/tidak, sempit/lebar,
ada pertumbuhan abnormal : polip, tumor, ada benda
asing/tidak, berbau/tidak.
- Adakah discharge dalam rongga hidung, bagaimana
deskripsi discharge ( banyak/sedikit, jernih, mucous,
purulen, warna discharge, apakah berbau)
b. Pemeriksaan rinoskopi posterior
Untuk pemeriksaan :1) Lakukan penyemprotan pada rongga mulut dengan
lidokain spray 2%
2) Tunggu beberapa menit
3) Ambil kaca laring ukuran kecil
4) Masukkan atau pasang kaca laring pada daerah ismus
fausium arah kaca ke kranial
5) Evaluasi bayangan-bayangan dirongga hidung posterior
(nasoparing)
6) Lihat bayangan di nasoparing :
- Fossa rossenmuler
- Torus tubaris
- Muara tuba auditiva eustachii
- Adenoid
- Konta superior
- Septumnasi posterior
- Choana
c. Pemeriksaan transiluminasi/diaspanaskopi sinus
Jika didapatkan nyeri tekan sinus atau gejala-gejala
lain yang menunjukkan sinusitis,pemeriksaan
transiluminasi/diaspanakopi sinus kadang dapat membantu
diagnosis meskipun kurang sensitif dan spesifik.
Prosedur pemeriksaan :
- Ruangan gelap
- Menggunakan sumber cahaya kuat dan
terfokus,arahkan sumber cahaya di pangkal hidung d
bawah alis
- Lindungi sumber cahaya dengan tangan kiri. Lihat
bayangan kemerahan di dahi karena sinar
ditransmisikan melaui ruangan udara dalam sinus
prontalis kedahi
- Bila pasien menggunakan gigi palsu pada rahang atas,
mintalah pasien untuk melepasnya. Minta pasien
untuk sedikit mengadahkan kepala dan membuka
mulut lebar-lebar. Arahkan sinar dari sudut mata
bagian bawah dalam kearah bawah.
- Lihat bagian palatum durum didalam mulut.
Bayangan kemerahan dipalatum durum menunjukkan
sinus maksilaris normal yang terisi oleh udara. Bila
sinus terisi cairan bayangan kemerahan tersebut
meredup atau menghilang.
Cara lain, sumber cahaya dimasukkan kemulut diarahkan kemata dan
diperhatikan keadaan pupil. Bila pupil midriasis (anisokor), kemungkinan
terdapat cairan/massa pada sinus. Bila pypil isokor tidak terdapat cairan atau
massa.
Pemeriksaan tenggorokan
a. Pemeriksaan Laring-Faring
Urutan :
1. Siapkan alat
2. Siapkan pasien
3. Lakukan anamnesis
4. Lakukan pemeriksaan rongga mulut
Anamnesis Apa alasan datang kerumah sakit/dokter (keluhan utama)
a. Sulit untuk menelan (dispagia) dan Sakit untuk menelan
(odynofagia) :
- Sejak kapan?
- Apakah disertai keluhan-keluhan dibibir dan rongga
mulut?
- Apakah disertai dengan keluhan-keluhan lain
- Apakah disertai dengfan keluhan untuk menelan
- Diagnosis banding :
1. Benda asing
2. Paringitis akut dan kronis
3. Allergi
4. Tonsilitis akut dan kronis
5. GERD, divertikulum, stiktur,achalasia
6. Massa
7. Gangguan neurologi
b. Serak (hoarseness)
- Sejak kapan?
- Apakah disertai dengan keluhan yang lain seperti
sesak napas/batuk?
- Apakah ada riwayat trauma?
- Batuk-batuk : apakah batuk dulu atau serak ; apakah
serak dulu baru batuk?
- Diagnosis banding
1. Laringitis akut dan kronis
2. Allergi
3. TB
4. Nodul
5. Neuplasma
6. GERD
7. Gangguan neurologi (post stroke)
Tahap terminasi
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
tindakan.
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
3. Melakukan kontrak waktu selanjutnya.
4. Berikan reinforcement sesuai kemampuan pasien
Tahap Evaluasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan, dan respon klien
terhadap tindakan yang dilakukan
Tahap dokumentasi
Mendokumentasikan seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan, dan
respon klien terhadap tindakan yang dilakukan
.
.
Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna
2= dikerjakan dengan sempurna