chd

13
Chronic Hearth Disease (CHD)/Gagal Jantung I. DEFINISI Chronic Hearth Disease (CHF)/gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. II. PENYEBAB a. Kelainan otot jantung CHF paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup aterosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. b. Aterosklerosis koroner Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark mipokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. c. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload) Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload) dapat meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan yang tidak jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan akhirnya akanterjadi gagal jantung. d. Peradangan atau penyakit miokardium degeneratif 1

Upload: arief-thabi

Post on 12-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

chd

TRANSCRIPT

Page 1: Chd

Chronic Hearth Disease (CHD)/Gagal Jantung

I. DEFINISI

Chronic Hearth Disease (CHF)/gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung

untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen

dan nutrisi.

II. PENYEBAB

a. Kelainan otot jantung

CHF paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, menyebabkan

menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi

otot mencakup aterosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit otot degeneratif

atau inflamasi.

b. Aterosklerosis koroner

Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena

terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat

penumpukan asam laktat). Infark mipokardium (kematian sel jantung) biasanya

mendahului terjadinya gagal jantung.

c. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload)

Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload) dapat meningkatkan

beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot

jantung. Efek tersebut (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme

kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan

yang tidak jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan

akhirnya akanterjadi gagal jantung.

d. Peradangan atau penyakit miokardium degeneratif

Kondisi ini berhubungan dengan CHF karena kondisi ini secara langsung

merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.

e. Penyakit jantung lain

CHF dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya tidak secara

langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme yang biasanya terlibat mencakup

gangguan aliran darah melalui jantung (misalnya stenosis katup semiluner),

ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (misalnya tamponade perikardium,

perikarditis konstriktif, atau stenosis katup AV). Pengosongan mendadak afterload

akibat meningkatnya tekanan darah sistemik (hipertensi “Maligna”) dapat

menyebabkan CHF meskipun tidak ada hipertrofi miokardial.

1

Page 2: Chd

f. Faktor sistemik

Meningkatnya laju metabolisme (misalnya demam,tirotoksikosis), hipoksia, dan

anemia memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen

sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkansuplai oksigen ke jantung.

Asidosis (respiratorik atau metabolik) dan abnormalitas elektrolit dapat menurunkan

kontraktilitas jantung. Disritmia jantung yang dapat terjadi dengan sendirinya atau

secara sekunder akibat gagal jantung menurunkan efisiensi keseluruhan fungsi

jantung.

III. MANIFESTASI KLINIK

a. Gagal jantung kiri

Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel kiri tidak

mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi

paru menyebabkan cairan terdorongke jaringan paru. Manifestasi klinis yang terjadi

meliputi dispnea, batuk, mudah lelah, denyut jantung cepat (takikardi) dengan bunyi

jantung S3, kecemasan, dan kegelisahan.

b. Gagal jantung kanan

Apabila ventrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongesti visera dan

jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan

volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah yang

secara normal kembali dari sirkulasi vena.

Manifestasi klinis yang tampak meliputi edema ekstremitas bawah (edema

dependen), yang biasanya merupakan pitting edema, pertambahan berat badan,

hepatomegali, distensi vena leher, asites, anoreksia dan mual, nokturia, dan lemah.

IV.PENATALAKSANAAN

Tujuan dasar pentalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah sebagai berikut:

a. Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung

b. Meningkatkan kekuatan dan efisien kontraksi jantung dengan bahan-bahan

frmakologis

c. Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi diuretik dan

istirahat

d. Membatasi diet natrium (garam, makanan yang telah diproses)

e. Pasien tidak meminum obat-obat tanpa resep, seperti antasida, sirup obat batuk,

pencahar, penenang, atau pengganti garam

2

Page 3: Chd

Sekresi

Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensi I di hepar

Angiotensin I Angiotensin II Sekresi aldosteron oleh korteks adrenal

Peningkatan reabsorbsi Na & H2O

Retensi Na & H2O

V. PATHWAY

Hipertensi

Meningkatkan beban kerja jantung

Hipertrofi otot jantung

Dilatasi rongga jantung

Forward failure Penurunan sirkulasi perifer Backward failure

Penurunan RBF Penurunan transport & O2 Distensi ventrikel kiri

Penurunan GFR Penurunan energi Refluks ke atrium kiri

Distensi vena pulmonalis

Shift cairan dari kapiler ke intersitial paru

RENCANA KEPERAWATAN

3

Kelemahan *Intoleransi aktivitas

*Penurunan cardiac output (CO) Kardiomegali

Edema paru

Sesak nafas

*Gangguan pertukaran gas

Oliguria

Peningkatan TD Vasokonstriksi perifer

Distensi arteri pulmonalis

Distensi vena cava superiorDistensi vena cava inverior

Edema ekstremitas

*Peningkatan volume cairan

Page 4: Chd

Diagnosa keperawatan 1

Penurunan curah jantung b.d penurunan kontraktilitas miokard dan perubahan preload

ditandai dengan .......

NOC: a. mempertahankan pompa jantung efektif

b. status tanda vital normal

Kriteria hasil:

a. menunjukkan cardiac output (CO) yang adekuat, seperti TD, nadi, dan irama jantung

dalam batas normal (dbn), tekanan nadi perifer kuat, dan kemampuan mentoleransi

aktiviatas tanpa gejala dispnea, sinkop, atau nyeri dada

b. bebas dari efek samping obat yang digunakan untuk mencapai CO yang adekuat

NIC: perawatan jantung

Intervensi dan rasional:

a. Monitor tanda-tanda gagal jantung dan penurunan CO, termasuk pengurangan kualitas

nadi perifer, kulit, dan ekstremitas dingin, peningkatan RR, kejadian paroksismal

nocturnal dispnea/ortopnea, peningkatan HR, distensi vena jugularis, penurunan

kesadaran, dan oedema

Rasional: pemantauan untuk melihat gejala perkembangan ke arah gagal jantung dan

penurunan CO

b. Dengarkan suara jantung, catat frekuensi, irama, S3 dan S4 serta suara paru (catat adanya

suara crackles)

Rasional: onset baru irama gallop, takikardi, dan crackles di dasar paru mengindikasikan

onset gagal jantung

c. Observasi nyeri dada dan ketidaknyamanan, catat lokasi, radiasi, kualitas, durasi, severity

Rasional: nyeri dada dan ketidaknyamanan adalah indikasi umum suplai darah ke

jantung tidak efektif

d. Jika nyeri dada menyerang, istirahatkan klien. Monitor irama jantung, beri O2, medikasi

nyeri, dan laporkan ke dokter

Rasional: hal ini dapat menambah pemasukan O2 ke arteri koronaria dan memperbaiki

prognosa klien

e. Tempatkan monitor jantung, monitor untuk disritmia, terutama fibrilasi arteri

Rasional: Fibrilasi arteri pada umumnya terdapat dalam gagal jantung

f. Monitor parameter hemodinamik untuk penambahan tekanan ruang paru, meningkatkan

sistem ketahanan vaskuler atau penurunan CO dari indeks

Rasional: partameter hemodinamik memberikan indikasi yang baik terhadapgagal

jantung

4

Page 5: Chd

g. Titrasi inotropik dan obat-obat fase aktif dengan parameter yang telah ditentukan untuk

mempertahankan kontraktilitas, reload, afterload sesuai order dokter

Rasional: dengan parameter tersebut perawat dapat memertahankan keseimbangan obat-

obat yang diberikan, yang dapat menstimulasi peningkatan kontraktilitas jantung,

mempertahankan perfusi yang adekuat

h. Monitor intake dan output

Rasional: penurunan CO mengakibatkan penurunan perfusi ginjal yang menyebabkan

penurunan urine output

i. Catat hasil pemeriksaan EKGdan Rontgen thorax

Rasional: EKG dapat menunjukkan kemungkinan MCI atau dasar dari LVH, yang

mengindikasikan stenosis aorta atau hipertensi sistemik kronik. Rontgen X-ray dapat

menginformasikan oedema pulmo, efusi pleura, kardiomegali dan dilatasi kardiomiopati

atau pembesaran efusi perikardial

j. Catat hasil pemeriksaan gambar diagnostik seperti Echokardiogram

Rasional: ekhokardiogram adalah alat yang sangat penting untuk menggambarkan atau

mengevaluasi pasien dengan gejala gagal jantung karena fungsi sistporik yangberlebih

dari ukuran bilik jantung dapat dievaluasi dengan cepat

k. Monitor data laboratorium, AGD, elektrolit K, Na, darah lengkap,serum, kreatinin

Rasional: darah rutin dapat menunjukkan etiologi gagal jantung dan dekompensasinya.

Kadar serum kreatinin akanmeningkat pada klien dengan gagal jantung karena

penurunan perfusi jaringan ginjal. Kreatinin dapat juga meningkatkarena ACE inhibitor

l. Beri O2 sesuai kebutuhan atau order dokter

Rasional: suplemen O2 meningkatkan penerimaan O2 ke jantung

m. Tempatkan klien pada posisi semi fowler atau posisi yang nyaman

Rasional: elevasi kepala dari tempat tidur dapat menurunkan kerja bernafas, menurunkan

preload, menurunkan venous return

n. Cek tekanan darah, nadi, dan kondisi klien sebelum memberikan obat jantung

Rasional: penting bagi perawat untuk mengevaluasi seberapa baik klien mentoleransi

obat yang diberikan, tidak memberi obat selain program terapi dokter

o. Selama fase akut, pastikan klien dalam keadaan bed rest atau mempertahankan tingkat

aktivitas yang tidak mendukung CO

Rasional: beberapa gagal jantung , pembatasan aktifitas sering memfasilitasi

rekompensasi

p. Jelaskan pentingnya pembatasan sodiun, diit panduan intake cairan hindari Valsavah

manuver. Ajarkan pentingnya aktivitas melangkah, teknik-teknk bekerja yang sederhana

dan kebutuhan antara aktivitas untuk mencegah kelelahan yang berlebihan

Rasional: retensi natrium menyebabkan cairan berlebih biasanya menjadi penyebab

masuk/dirawat di rumah sakit lagi

5

Page 6: Chd

q. Ajarkan klien tentang reaksi, efek samping dan pentingnya secara terus

meneruspemakaian obat-obat jantung

Rasional: obat-obat dapat memperpanjang kehidupan klien yang menderita gagal jantung

Diagnosa keperawatan 2

Kelebihan volume cairan b.d mekanisme pengaturan melemah ditandai dengan ....

NOC: mempertahankan keseimbangan cairan dan hidrasi

Kriteria hasil:

a. Tidak menunjukkan oedema anasarka

b. Tidak menunjukkan peningkatan JVP

c. Tidak terjadi dispnea

d. Balance cairan=0

NIC labels: a. Manajemen cairan

b. Monitoring cairan

Intervensi dan rasional:

a. Monitor lokasi dan luas edema, menggunakan ukuran milimeter pada area yang sama dan

pada waktu yang sama

Rasional: udem yang ditemukan menunjukkan sensitifitasyang tinggi sebagai batasan

karakteristik peningkatan volume cairan. Pengukuran dengan ukuran milimeter lebih

akurat daripada menggunakan skala 1-4

b. Atur posisi elevasi 30-50o, monitor JVP pada posisi tersebut

Rasional: pada posisi ini terjadi peningkatan volume intravaskuler pada vena jugularis

c. Monitor intake dan output cairan: catat kecenderungan terjadinya peningkatan output

dalam hubungannya dengan intake cairan

Rasional: peningkatan intake dan output secara akurat sangat penting bagi klien yang

mengalami kelebihan volume cairan

d. Pertahankan intake rendah garam

Rasional: diit rendah garam dapat membantu ekskresi cairan oleh ginjalbila cairan

berlebihan

e. Pertahankan kecepatan cairan infus dengan hati-hati

Rasional: tindakan ini dilakukan untuk mencegah bahaya eksaserbasi dari kelebihan

volume cairan

f. Monitor tanda-tanda vital, catat penurunan tekanan darah, takikardi, dan takipnea

Rasional: peningkatan kerja jantung danpernafasan menunjukkan adanya hipoksia

jaringan

6

Page 7: Chd

g. Manajemen obat-obat diuretik yang sesuai, baik yang diberikan secara iv maupun oral

Rasional: respon terapeutik dari terapi diuretik antara lain diuresis, natriuresis, udema

berkurang, vasodilatasi, pengurangan tekanan pengisian jantung, penurunan

tahananvaskularisasi ginjal dan peningkatan aliran darah ke ginjal

h. Ajarkan pada keluarga tentang pengukuran intake dan output cairan

Rasional: keluarga dapat membantu pengawasan dan pemberian intake dan output cairan

Diagnosa keperawatan 3

Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan, ditandai

dengan psien mengeluh sesak nafas, ADL dibantu perawat

NOC: konservasi energi

Kriteria hasil:

a. pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas secara bertahap

b. peningkatan aktivitas fisik ditandai dengan peningkatan HR, TD, RR

c. klien mengatakan mengerti peningkatan kebutuhan secara bertahap

NIC labels:

a. manajemen terapi O2

b. terapi aktivitas

c. manajemen nutrisi

d. self care: ADL

Intervensi dan rasional:

a. Menentukan penyebab intoleransi aktifitas Ffisik, psikologikal, atau motivasional)

Rasional: menentukan penyebab suatu penyakit membantu menentukan pendekatan dalam

intervensi

b. Beri periode istirahat selama beraktivitas

Rasional: pemberian waktu istirahat akan memberikan tambahan energi saat beraktivitas

c. Pantau respon kardiopulmonal sebelum dan setelah melakukan aktivitas

Rasional: periode istirahan menurunkan konsumsi O2

d. Minimalkan kerja jantung dengan memberikan posisi setengah duduk

Rasional: akan meningkatkan CO dan HR

e. Jika memungkinkan, tingkatkan aktivitas secara bertahap (dari duduk, jalan, kemudian

aktivitas maksimal)

Rasional:peningkatan aktifitas bertahap dapat membantu memelihara kekuatan otot,

tekanan, dan tahanan

f. Pastikan perubahan posisi klien secara bertahap dan monitor gejala dari intoleransi

aktivitas

Rasional: bedrest dalam posisi supinasi dapat menyebabkan kehilangan volume plasma

yang dapat menyebabkan hipotensi postural dan sinkop

7

Page 8: Chd

g. Ajarkan aktivitas ROM jika klien toleransi terhadap aktivitas

Rasional: aktivitas yang tidak tepat dapat menyebabkan pemendekan otot dan perubahan

periartikular yang bisa menyebabkan kontraktur dan keterbatasan gerak

Diagnosa keperawatan 4

Gangguan pertukaran gas

Diagnosa keperawatan 5

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d penurunan intake

Diagnosa keperawatan 6

Konstipasi b.d bedrest

8

Page 9: Chd

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP

PADA KLIEN DENGAN CHRONIC HEARTH FAILURE (CHF)

DI INSTALASI RAWAT DARURAT (IRD)

RS DR SARDJITO YOGYAKARTA

Disusun oleh:

Ria Ratna Widiastuti

99/130213/KU/09559

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2005

9

Page 10: Chd

10