chapter ll
DESCRIPTION
guigyikuTRANSCRIPT
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
1. Pengertian
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah merupakan hasil
“tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitf merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya sikap seseorang
2. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pengetahuan antara lain : Tahu
(Know) yaitu mengingat suatu materi telah dipelajari sebelumnya,
memahami (comprehension) yaitu sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan kembali, Aplikasi (application) yaitu sebagai kemampuan
untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi, kondisi
sebenarnya dapat menggunakan metode, rumus dan prinsip-prinsip,
analisa (analysis) yaitu analisa untuk menjabarkan materi atau objek
kedalam suatu komponen. Tetapi masih dalam struktur organisasi dan
masih berkaitan satu sama lain, Sintesis (Synthesis) yaitu suatu
kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, evaluasi (evaluation) yaitu
evaluasi kemampuan melakukan penilaian atau justifikasi terhadap suatu
materi atau objek.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
10
3. Cara untuk memperoleh pengetahuan
1) Cara tradisional
a) Cara coba (trial and error)
Cara ini dlakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memencahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil dicoba kemungkinan lain.
b) Cara kebiasaan otoritas
Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat baik
formal maupun informal, ahli agama, dan pemegang pemerintah.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan dan cara mengulangi kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang lain
yang dapat digunakan cara tersebut.
d) Memulai jalan pikir
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikir baik melalui jalan induksi maupun jalan
deduksi.
2) Cara Modern
Merupakan cara penggambungan antara proses berfikir deduktif-
induktif yang dijadikan dasar untuk mengembangkan metode
penelitian yang lebih praktis
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
11
Tingkat pengetahuan dibagi 3 kategori (Nursalam, 2008):
• Tingkat pengetahuan baik apabila respondent dapat
menjawab dengan benar 76% - 100% dari keseluruhan
pertanyaan diberikan
• Tingkat pengetahuan cukup jika respondent dapat menjawab
dengan benar 56% - 75% dari keseluruhan pertanyaan yang
diberikan.
• Tingkat pengetahuan kurang baik jika respondent dapat
menjawab dengan benar = 56% dari keseluruhan pertanyaan
yang diberikan
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
adalah:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita
kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.
2. Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat
yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi,
radio, koran, dan majalah.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
12
3. Informasi
Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary,
adalah “that of which one is apprised or told: intelligence, news”.
Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang
dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi
sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga
memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU
teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik
untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi,
mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan
tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks,
gambar, suara, kode, program komputer, basis data. Adanya
perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya
informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi
itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari
data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan
melalui komunikasi.
4. Sosial budaya dan Ekonomi
Sosial berarti berkenaan dengan masyarakat: perlu adanya
komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan ini. Budaya
berarti sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar
diubah. Ekonomi berarti urusan keuangan rumah tangga
(organisasi, negara).
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
13
5. Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan yang
diperoleh seseorang. Jika seseorang berada di sekitar orang yang
berpendidikan maka pengetahuan yang dimiliki seseorang akan
berbeda dengan orang yang berada di sekitar orang pengangguran
dan tidak berpendidikan.
6. Pengalaman
Memiliki pengalaman yang banyak berbanding lurus dengan
peningkatan pengetahuan pada seseorang. Pengalaman yang
dimaksud adalah pengalaman yang bisa membuat hidup
seseorang bisa menjadi lebih baik.
7. Usia
Pada umumnya semakin dewasa seseorang, maka tingkat
pengetahuan seseorang akan meningkat.
5. Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni:
a) Menerima
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperha tikan
stimulus yang diberikan (objek).
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
14
b) Merespon
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap.
c) Menghargai
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga.
d) Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
2,2. PERILAKU
1. Defenisi
Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus)
dan tanggapan (respon), juga suatu tindakan atau perbuatan suatu
organisasi yang dapai diamati dan bahkan dipelajari. Dengan demikian
perilaku adalah suatu respon terhadap stimulus dan akan sangat ditentukan
oleh keadaan stimulusnya, individu atau organisme seakan – akan tidak
mempunyai kemampuan untuk menentukan perilakunya sehingga
hubungan stimus dan respon seakan – akan bersifat mekanistis
(Notoatmojo, 2003).
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
15
2. Jenis Perilaku
Perilaku dibagi menjadi dua bagian, yaitu : Perilaku Alami
(Innate behavior) dan Perilaku Operan (Operant behavior). Perilaku yang
alami merupakan perilaku yang dibawa sejak organisme dilahirkan yaitu
yang berupa refleks – refleks dan insting – insting. Sedangkan perilaku
operan merupakan perilaku yang dibentuk melalui proses belajar. Sebagian
besar perilaku manusia adalah perilaku operan (Notoatmojo, 2003)
3. Prosedur Pembentukan Perilaku
Prosedur pembentukan perilaku dimulai dengan melakukan
identifikasi tentang hal – hal yang merupakan penguat reinforcer berupa
hadiah – hadiah atau rewads bagi perilaku yang dibentuk. Setelah itu
melakukan analisa untuk mengidentifikasi komponen – komponen kecil
yang membentuk perilaku – perilaku yang dikehendaki. Kemudian
komponen – komponen tersebut disusun menuju terbentuknya perilaku
yang dimaksud. Selanjutnya dengan menggunakan secara urut, komponen
tersebut sebagai tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah
untuk masing – masing komponen tersebut. Seterusnya melakukan
pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang
tersusun tersebut (Notoatmojo, 2003).
4. Bentuk Perilaku
Bentuk dari perilaku ada dua yaitu Bentuk Pasif (Cover behavior)
dan Bentuk Aktif (Operant behavior). Bentuk pasif yaitu respon internal
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
16
yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan secara langsung dapat terlihat
oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan
pengetahuan. Sedangkan bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat
diobservasi secara langsung (Notoatmojo, 2003).
5. Perubahan Perilaku
Perubahan – perubahan dalam diri seseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan
melalui panca indera. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda,
meskipun mengamati terhadap objek yang sama. Motivasi yang diartikan
sebagai suatu dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan juga
dapat terwujud dalam bentuk perilaku. Perilaku juga dapat timbul karena
emosi. Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat
dengan keadaan jasmani, yang pada hakekatnya merupakan faktor
keturunan (bawaan). Manusia dalam mencapai kedewasaan semua aspek
tersebut diatas akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan
(Notoatmojo, 2003).
2.3 Perilaku Kekerasan
2.3.1. Konsep Perilaku Kekerasan
1. Pengertian
Suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan
benci atau marah. Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
17
orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional kita yang dapat
diproyeksikan ke lingkungan ke dalam diri atau secara destruktif.
Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari marah
atau ketakutan (panic). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan itu sendiri sering
dipandang sebagai suatu rentang, dimana agresif sebagai verbal di suatu sisi dan
perilaku kekerasan (violence) di sisi lain.
2. Rentang Respon Marah
Adaptif Maladaptif
Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk/PK
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, kepada diri sendiri maupun
orang lain. Sering disebut juga gaduh, gelisah, atau amuk dimana sesorang marah
merespon terhadap sesuatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol.
3. Faktor Predisposisi
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku kekerasan:
a. Faktor Psikologis
Psychoanality Theory ; Teori ini mendukung bahwa perilaku agresif
merupakan akibat dari instinctual drives. Freud berpendapat bahwa
perilaku manusia dipengaruhi oleh dua insting. Kesatu insting hidup yang
diekspresikan dengan seksualitas dan kedua, insting kematian yang
diekspresikan dengan agresifitas.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
18
b. Faktor Sosial Budaya
Kultural dapat mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma dapat
membantu mendefenisikan ekspresi agresif mana yang dapat diterima atau
tidak dapat diterima. Sehingga dapat membantu individu untuk
mengekspresikan marah dengan cara yang asertif.
c. Faktor Biologis
Penelitian neurobiology mendapatkan bahwa adanya pemberian stimulus
elektris ringan pada hipotalamus (yang berada di tengah system limbic),
binatang ternyata menimbulkan perilaku agresif.
d. Faktor Presipitasi
Secara umum akan berespon dengan marah apabila merasa dirinya
terancam. Ancaman tersebut dapat berupa injury secara psikis, atau lebih
dikenal dengan adanya ancaman terhadap konsep diri seseorang.
2.4. Tanda dan gejala perilaku kekerasan
1. Fisik
Muka merah dan tegang, mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal,
rahang mengatup, wajah merah dan tegang, pandangan tajam, mengatup
rahang dengan kuat.
3. Verbal
Bicara kasar, suara tinggi membentak atau berteriak, mengancam secara
verbal atau fisik, mengumpat dengan kata-kata kotor.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
19
4. Perilaku
Melempar atau memukul benda/orang lain, menyerang orang lain, melukai
diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan.
5. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan jengkel,
tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkilahi, menyalahkan dan
menuntut.
6. Intlektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan.
7. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,
menyinggung perasaan orang lain, tidak peduli dan kasar.
8. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.
2.5. Tindakan keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
2. Diskusikan bersama klien mengenai penyebab perilaku kekerasan saat ini
dan yang lalu.
3. Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
4. Diskusikan bersama klien perilaku yang biasa di lakukan pada saat marah
secara verbal terhadap orang lain, terdapat lingkungan.
5. Diskusikan bersama klien akibat perilakunya.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
20
6. Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik:
distraksi melalui pekerjaan seperti membersihkan lantai, membuat batako,
olah raga, dan sebagainya.
2.6. Peran Perawat dalam Perilaku Kekerasan
Perawat dapat mengimplementasikan berbagai intervensi untuk mencegah
dan memanajemen perilaku agresif. Intervensi dapat melalui Rentang Intervensi
Keperawatan
Strategi Preventif Strategi Antipatif Strategi Pengurungan
Kesadaran diri Komunikasi Manajemen Krisis
Pendidikan Klien Perubahan Lingkungan Selusion
Latihan Asertif Tindakan Perilaku
Fisikofarmakologi
a. Kesadaran diri
Perawat harus menyadari bahwa stress yang dihadapinya dapat
mempengaruhi komunikasinya dengan klien. Bila perawat tersebut merasa
letih, cemas, marah atau apatis maka akan sulit baginya untuk membuat
klien tertarik.
b. Pendidikan klien
Pendidikan yang diberikan mengenai cara berkomunikasi dan cara
ekspresikan marah yang tepat. Banyak klien yang mengalami kesulitan
mengekspresikan perasaannya, kebutuhannnya, hasrat dan bahkan
kesulitan berkomunikasi semua ini kepada orang lain.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
21
c. Latihan asertif
Kemampuan dasar interpersonal yang harus dimiliki perawat
- Berkomunikasi secara langsung dengan setiap orang
- Mengatakan tidak untuk sesuatu yang tidak beralasan
- Sanggup melakukan komplain
- Mengekspresikan penghargaan dengan tepat
d. Komunikasi
Starategi berkomunikasi dengan klien perilaku agresif
- Bersikap tenang
- Bicara lembut
- Bicara tidak dengan cara menghakimi;
- Bicara netral dan dengan cara yang kongkrit;
- Hindari intensitas kontak mata langsung;
- Demontrasikan cara mengontrol situasi tanpa kesan berlebihan;
- Fasilitasi pembicaraan klien:
e. Perubahan lingkungan
Unit keperawatan sebaiknya menyediakan berbagai aktivitas seperti:
membaca, grup program yang dapat mengurangi perilaku klien yang tidak
sesuai dan meningkatkan adaptasi sosialnya.
f. Tindakan perilaku
Pada dasarnya membuat kontrak dengan klien mengenai perilaku yang
dapat di terima dan yang tidak dapat diterima, konsekuensi yang di dapat
bila kontarak dilanggar dan apa saja kontribusi perawat selama perawatan.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
22
g. Psikofarmakologi
Antianxienty dan Sedative-Hipnotis. Obat-obatan ini dapat mengendalikan
agitasi yang akut. Benzodiazepines seperti Lorazepam, sering digunakan
dalam kedarutan psikiatrik untuk menenangkan perlawanan klen.
h. Managemen Krisis
Bila pada waktu intervensi awal tidak berhasil, maka di perlukan
intervensi yang lebih aktif. Prosedur penanganan kedaruratan psikiatri:
1. Identifikasi pemimpin tim krisis. Sebaiknya dari perawat karena
bertanggung jawab selam 24 jam.
2. Bentuk tim krisis. Meliputi, dokter, perwat, dan konselor.
3. Beritahu petugas ke amanan jika perlu. Ketua tim harus menjalankan
apa saja yang menjadi tugas selama penanganan klien.
4. Jauhkan klien lain dari lingkungan.
5. Lakukan pengekangan, jika memungkinkan
i. Seclusian
Pengekangan fisik merupakan tindakan keperawatan yang terakhir. Ada
dua macam, pengekangan fisik secara mekanik (menggunakan manset,
sprei pengekang) atau isolasi (menempatkan klien dalam seseuatu ruang
dimana klien tidak dapat keluar atas semuanya sendiri).
Jenis pengekangan mekanik:
- Camisole (jaket pengekangan)
- Manset untuk pergelangan tangan
- Manset pergelangan kaki,
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
23
- Menggunakan sprei
Indikasi pengekangan
1. Perilaku amuk yang membahayakan diri sendiri atau orang lain.
2. Perilaku agitasi yang tidak dapat di kendalikan dengan pengobatan.
3. Ancaman terhadap integrasi fisik yang berhubungan dengan penolakan
klien untuk ber istirahat, makan dan minum.
(Yosep, 2009)
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara