i*,.erriesa. :ia:;ll

13
,a::::ia:tt!ta:a i*,.erriesa. :ia:;Ll i..!:a:a,:i;.. :.::' :,.:i

Upload: others

Post on 19-Feb-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

,a::::ia:tt!ta:a

i*,.erriesa. :ia:;Ll

i..!:a:a,:i;..

:.::' :,.:i

BAHASA DAN SENIJurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya

Terbit dua kali setahun pada bulan Februari dan Agustus (ISSN 0854-8277)berisi artikel-artikel ilmiah ten

bahasa, sastra, seni, dan hubungannya dengan pengajarun,baikyang ditulis dalam bahasa Indonesia maupun asi

Artikel yang dimuatberupa analisis, kajian, dan aplikasi teori, hasilpenelitian, dan pembahasan kepustakaan.

Ketua PenyuntingSuyono

Wakil Ketua PenyuntingNurul Murtadho

Penyunting PelaksanaYuni Pratiwi

A. Effendi KadarismanNur Mukminatien

Moh. KhasairiHerriAkhmad Bukhori

Mistaram

SekretarisMoch. Syahri

Pelaksana TatausahaKristina Hestiningsih

Alamat Penyunting dan Tatausaha: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang 65 ITelepon (0341) 551-312 psw.235/236, Langsung/Fax. (0341) 567475, E-meit bahasasenijouisi Jurnal Bahasa dan Seni bisa unduh gratis di laman sastra.um.ac.idhttp:/ijournal2.um.ac.idiindex.php/jbs. DesainsampulolehMoch-AMulRohman

BAHASA DAN SENI diterbitkan oleh Fakultas Sastra Universitas N€gsri Malang. Dekan: Utami WPembantu Dekan I: Primardiana H. Pembantu Dekan tr: Roekhan- Pcrbertu Dekan III: Kholisin. Tpertama kali pada tahun I 969 dengan nama WARTA SCIENTIA

Redaksi menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbittm.Ltm modia cetak lain. Naskah didengan 2 spasi pada kertas A4, panjang 12-20 halaman (lihat peqtuk @i Penulis pada sampulbelakang). Naskahyangmasukdievaluasi olehMitraBestari. Penyuntiryda*relakukanperubahanpadatuliyang dimuatuntuk keseragaman format, tanpa mengubah maksrddm iiqtr-

Jurnal ini diterbitkan di bawah pembinaan Tim Pengembangru Jrrnel thiwirs Neged Malang. Pembina:Rofiuddin, (Rektor). Penanggungiawab: Hariyono (Pfu Brh I)- PcrenggungiawabAkademik: Ach. Fatchan, . Penanggungiawab BidangAdfird tilil- 16m- Ketua: Ali Saukah.Ketua: Imam Agus Basuki Anggota: Amat Mukhadis, Effcnd5l H n, Mrgmo, Hakkun Elmunsyah,Prasetya Wibawa, Fatmawati, Rahadi,Suwadi, Akhmad MrEfo, HI na ningsih, Oni lrawan,Ferdiansyah

BAHASA DAI\I SEI\IIJurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya

Trhun 43, Nomor 2, Agustus 2015

Ilaftar IsiUpgrading Strategies in Disagreement Among Indonesian Efl f-earners, L2l-l3lNwul Choyimah

Kesepadanan Andung - Andung Batak Toba, 132-142Rosn ita Silalahi, P arlindungan Purba

Pembelajaran Kalam Berbasis Phonetic Accuracy untuk Meningkatkan Kemampuan

KIatisin

MEobmgrm Ffubungan Interpersonal Positif Melalui Kesepadanan Kalimat Tanya dan UnsurI{urcrtal di Kelas I Sekolah Dasar, 154-169rdmfir Err,Hftn of English Coursebooks for Young karners, 170-182Vanl&z l;stiori Diptoadi, Ruruh Mindari

Efl SMents'Preferences for Corrective Feedback in Speaking Instruction Across Speaking -

C-qrrs Levels, 183-195I{tul Abna, Utoni Widiati

Opcisi lvlakna dalam Bahasa Lio,196-205Ni Made Suryati

Writing Leaming Model Based on Ecriture Automatique Method in Course Aufsatz 1,206-212M Kharis

Sman Kalijaga dalam Novel Babad Walisongo, Wali Sanga, dan Kisah Dakwah WaliSongo,213-226Erlis Nur Mujiningsih dan Erli Yetti

Studi Wacana Kritis, Pengajaran Bahasa Indonesia, dan Perspektif Emansipasi,22T-239Anang Santoso

Berdasar*an SK Diroktur Jendenl Pendidikan Tingg Departemen Pendidikan Nasional RepublikIndonesia Nomor t0/DIKTI/KepD0l2 tanggal 13 Desember 2012 tenhngHasil Akreditosi Berholo llmiahDirefuur Jenderal Penilidihan Tingi, Jurnal Bahasa den Seni ditetapken sebagai berkale ihniah yangterakrreditasi

OPOSISI MAKNA DALA1TT BAHASA LIO

Ni Made SurYati

Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udalana

Abstract:Thisstudyisaimedtodescribeandexplain(1)thetypesoftheuseofantonyminLionese;(2)thecategortcsofLioneseantonyms;and(3)unitstlllanguagcthatmaybeinoppositionofmeaninglnLionese.Thecomerstoneofthetheoryusedis the semantic thiory, especially.th".;;;;;ord-meaningrelation'

Data collected

by the method *" r'i"L 'o

ru"e with 'h";;il;q try9f:g-techniques' '

The results

showedasfollows.First,thekindofopposition|-iom;Slgtherearcfive.,narnely(.a) the absolute opfori ior, .tu, n"rll "nnosites,

(c) .oplposition

relations' (d)

hierarchical opposition' and (e) tht ;;t;i;; ""*e'"Yqt'second' the category of

vocabulary Lio to opposing t*ningt,['i6i-'"''l] to[l,'*"s' (c) numeralia' (d)

oftheverb'and(e)adjective.}ild,theformstotheoppositioninaLiois(a)formsthe basis of ttre uasic form' O) Uasic stra:pe *i+ *" tn*"

B::O.ed' (c) forms prefixed

with the form pretixed, (d) ttre basic iJrm with a group of words, and ( e) a group of

words rrith a grouP of words'

Keywords:oppositiorqmeaning'absolute'polar'categories'andfbnns

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeslaipsikan dan menjelaskan (1) jenis-

jenis oposisr J;;;;*uiio; (rik;;.s*i-oposisi makna bahasa Lio; dan (3)

saruan-satuan barrasa yang dapat d;:i;i;ffi 9]nlahasa Lio' Landasan teori

yang digunakun uourut, tJori .emuntii, khususnya teori.tentang oposisi makna yang

merupakan bagian dari relasi *"k r; 'ori"

air.".p"ry* dengan metode cakap

semuka dan metode simak dengan ,ir,"ir .r* o*''"t*: unulitit data dilakukan

dengan ."*0"'pii*"o"ngu.,,"r.rit-":ru*! u*airg;. dan pada penyajian hasil

analisis disrr;J;;';"d" f&i9; #I;e a*gu,i.aiu*tu teknik deduktif dan

indukrif. Hasil penelitian menunjuk# ;br*"it*i*J.1 P.ertama'ienis oposisi makna

bahasa Lio ada limq yaitu 1a; oposrsr?'ir"ri ttj "posisi

kutub' (c) oposisi hubungan'

(d) oposisi hierarkial, dan (e) oporiri ffi;i,i. "r{.r3,

kleeori kosaliata bahasa Lio

yang daput u"'lp'o'* *aill' iaa'r'i"i'"*ina' (b) p'ono--tinu' (c) numeralia' (d)

verba dan (e) adjektiva' Ketigl'btil;1;;*ki*s ti1p* beroposisi dalam bahasa

Lio adalah (a) bentuk dusar denganl;;ifilil,"O1-Uentuft diasar dengan bentuk

berprefiks, t.l'O"r*[ Ol**f,kr ;J;;U"rn* U,j.ittftkt, (d) bentuk dasar dengan

kelompok n*" i"' ilitli"*p"t kut"u dtngun kelompok kata'

Kata-kata kunci: oposisi' maknq mutlak' kutub' kategori' dan bentuk

BahasaLio(BL)merupakan:ltrTbahasadaerahyangbesardenganjumlahpenutursekitar ztz.34g(Kan# Statistik NTr, iql;;ilI--JG*ut*"ot"t' sebagian besar masvarakat

196

Suryati. Oposisi Malow dalam Bahaso Liol197

Kabupaten Ende, dan sebagian kmil masyarakat Sikka di bagian barat' Kabupaten Ende dan

Sikka terletak di bad; T;Fh agak ke ti*rt Pulau Flores, merupakan bagian dari Provinsi

Nusa Tenggara Timur $ffD'Sebagai bahasa yang telah digunakan secara ttlrun-temutun dalam etnik Lio' BL

memiliki seperangkat funpi penting Bahasa Lio merupakan penanda identitas yang menjadi

ciri pembeda dengan et ,it'y"t g taio t tA menjadi bahasa pemersatu masyarakat penuturnya'

Melalui gL, me.eta -"rri"t f* keberadaan atau eksistensinya dan merasa satu sebagai

etnik dalam satu keutuhan manusia dan bangsa lndonesia. Dengan BL, masyarakat Lio

merasa satu secara kultural- Hal ini berkaitan dlngan fungsi kebudayaan yang diemban oleh

bahasa tersebut. nungri dalam kebudayaan tamp-ak dalam penggunaan bahasa itu sebagai

sarana dan wahampJrr"ipt *, perekamarq dan pencetusan budaya antargenerasi'

Secara praktis BL juga memiliki f""pi sebagai alat komunikasi intraetnis Lio di daerah

, pedesaan (Mbete, tgititgg+,1--2). OtJtr U.ena itu, seluruh aspek kebahasaan BL perlu

diungkapkan agar seluruh dimensi kehidupan masvarakat t-io dapat dipahami oleh

masyarakat di luar etnis Lio'Artikel ini adalah ringkasao dari laporan penelitian tentang "oposisimakna.dalam bahasa

Lio,,. Tiga ..o*urun *urltu1, dirumusLn: 1i; bagaimanakah jenis-jenis oposisi makna BL

dilihat dari sifatnya; tiiUt"goti uputut virig a"p{-beroposisi makna dalam BL' dan (3)

bentuk-bentuk apakah yang dapat beroposisi dalam BL'

Dalam jr"gil-;;6g, penelitian ini bertujuan untuk melestarikan dan mengem-

bangkan BL. Dalam jangtra p""q:h penelitian ini bertujuan untuk (l ) memerikan jenis-jenis

oposisi makna gL ailihit dari siAtrya (2) memerikankategori kata yang dapat beroposisi

makna dalam BL, dan (3) memerikan bentuk-bentuk opisisi makna. dalam BL' Hasil

penelitian ini dihaffi* iuira U"t**f*t bagi masyarakat penutur BL sebagai "cermin diri"

i*turg aspek relasimakna yang penting yakni oposisi' - - makna yangpelneftian ini menerapkan teori semantik, khususnya tentang oposrsl

merupakan bagian dari relasi makna. Relasi makna adalah adanya hubungan kemaknaan atau

relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa yang lain dengan kata atau satuan

bahasa yang lainny alagS(Chaer, fg918Zi- Hubungan kemaknaan itu mungkin menyangkut

kesamaan *ut nu'1.inini',,i;, tlUaikan makna (intonimi), kegandaan. ryakna (polisemi'

ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimD, kelainan makna (homonimi)' kelebihan makna

(redundansi), dan lain-iain. Istilah antonimi menrpakan istilah umum yang digunakan untuk

menyatakan kebalikan makna (O'CraAy dkt-' 1.989:172; Manis dkk'' 1987:191;

Dj ajasudarma, 1993 a:49; Kridalaksana" I 993 : t 5)'

Istilah antonimi berasal dari bahasa Yrmani anoma'nama' dan anti'melawan'' Jadi'

secara harafiah antonimi berarti na*a rain rmt*kbenda lain pura atau rebih jelasnya antonimi

adalah urgt p"r'yrig *rto*y" di.@ Lcbotikan (ad makna un$apan yang llin

(verhaar, lgTg:t3iilik";r"r#dimffi dabm komunikasi sosial, satu catatan penting

dari Murphy (2003 : I 0) dapat diiadih fliaftmbehwa sepasang kata tertentu sebagai antonim

tampaknya memiliki komponen qry ryS amd-Penting

Teidapat berbagai-bagai i{ihh i;[,rt-d-i-t Ada yang menyebut "'lawan kata"'

..lawanmakna,,,..antonimi-,.lan'qoskimatna-- Apabila dipakai istilah "luy* kata"' tidak

dapat diielaskan ,;;;t p; yq 6ttf.- dri fe iur- jit<a digunakan "lawan makna'"

maka kata-kata vrrg #rri*ir.i-& r++rreo'*ya tidak sama. Kesulitan yang sama

juga ditem,ri t"titu-kia --gpd d* mi-i- Oleh karena itu, pada tulisan ini

digunakan istilah oposisi me,tn 5q - &hp ccrrgandung pengertian dari kata yang

198 | BAIUSA DAN SENI, Tahun 13, Nomor 2, Agusrus 2015

benar-benar berlawanan sampai dengan kata yang memiliki kontras saja (bandingkan denganChaer, 1995:89; & Riemer, 2010:137).

METODE

Data penelitian berupa unsur lingual berupa kata dan kelompok kata yang beroposisi.Sumber datanya adalah bahasa lisan yang digunakan oleh penutur bahasa Lio di KabupatenEnde (lt{TT). Metode yang diterapkan dalam penyediaan data adalah metode simak danmetode cakap semuka (Sudaryanto, 1988: 2-9).

Pada tahap penganalisisan data digunakan metode padan dengan teknik dasarnya adalahteknik pilah unsur penentu. Teknik lanjutannya adalah teknik hubung banding (Sudaryanto,1993:13-30; bdk. dengan Djajasudanna, 1993b:58). Dengan menggunakan kedua teknik

'ltu, kosakata BL dapat dikelompokkan sesuai dengan jer:is, kategori, dan bentuk-bentukoposisi maknanya. Untuk menyajikan hasil penelitian ini digunakan metode formal daninformal. Metode ini dibantu dengan teknik penyajian induktif dan deduktif.yang dipakaisecara berkombinasi.

HASIL DAN BAHASAN

Berikut ditampilkan tiga temuan beserta pembahasannya: (l) jenis oposisi makna dalamBL, Q) kategori oposisi BL, dan (3) bentuk-bentuk oposisi dalam BL.

Jenis Oposisi

Adaberbagaipendapat mengenaijenis oposisi/antonimi. Menurut Chaer (1995:90-93),berdasarkan sifatnya oposisi dapat dibedakan menjadi lima, yaitu (l) oposisi mutlak, (2)oposisi kutub, (3) oposisi hubungan, (4) oposisi hierarkial, dan (5) oposisi majemuk.Berdasarkan analogi sejumlah pengertian tentang pertentangan makna yang dikemukakanoleh Djajasudarma (1993a: 51-52) membedakan pertentangan makna yang ada dalambahasa Indonesia menjadi lima, yaitu kontras, oposisi, antonimi, kejangkapan, dan kebalikan.Setelah diamati secara seksama, kedua penjenisan oposisi/antonimi itu ternyata hampir sama.

Perbedaannya hanya terletak pada peristilahan saja.Terkait dengan itu, pada uraian ini digunakan penjenisan yang pertama yang diberikan

oleh Chaer karena peristilahan itu lebih jelas, Berikut dipaparkan jenis oposisi dalam BLberdasarkan sifatnya.

Oposisi MuttukOposisi mutlak adalah terjadinya pertentangan makna secara mutlak atau adanya batasan

yang mutlak antara bentuk atau satuan yang satu dengan bentuk atau satuan yang lainnya.Data dalam BL disajikan pada (1) s.d. (4) berikut.

(l) /muri/'hidup' dengan /mata/'mati'

(2) /td 'antar'dengan ldhato/ Jemput'

(3) /mbano/'pergi' dengan /walo/'pulang'

(4) /nara tei/'mengingat dengan /kelo/'melupakan'

Suryati, Oposisi Malma rlalam Bahasa Liol199Kalau diperhatikan' ketiga ryS kata vanq beroposisi di atas menyatakan oposisimutlak karena ada baras yang mr1!{.:?,"; mlsing+nasing kata dengan pasangannya(bandingkan dengan chaer. tqgs:90J- ry{ itu dapat dTjelaskai'puau autulr) bahwa antarakata muri'hidup' dengan mata'mati.l ada-batasa;t;;;rtlak antara *uit hidrp, denganmata 'mati , jika tidak muri fidrry' pasrilah man 'iati'; data (2) tu.antar,dengan dato

Jemput' ada batasan yang mutlak, jit-aatiaar ru 'antar, pastilah dato , jempnt,; data (3) antarambana 'pergi' dengan walo'pulang'. Jika tidak mbano"f".gi' pastilah walo'pulang,; begitujuga pada data (4) nara teli'."ogirgrt' dengan keli ,melupakan', jika tidak nara tei'mengingat' pastilah kelo 'melupakan'dan begii pula sebaliknya. Contoh lainnya:

/ke? e/'diam' dengan /keko/.bicara"

/wiki/'ambil' dengan /pati/,beri,, /koe/ 'gali'dengan /tutu,/ ,tutup,

Oposisi KutubYang dimaksud dengan oposisi kutub adalah pertentangan makna yang tidak bersifatmutlak, melainkan bersifat gradasi. Artinya ada tingkat-tin{kat makna'puiu kxu tersebut(bandingkan Chaer, 1995:90). oposisi ini banyak ditJmukan dalam BL, seperri pada (5), (6),

dan (7) berikut.

(5) /boko/'pendek' dengan /bewa/,panjang,

(6) /ria/ 'besar' dengan /lo?o/.kecil,(7) /bhanda/ 'kaya' dengan /nowe noja/,miskin,

Data (5) /boko/ ' pendek' dengan /by/ _tra1j

ane' menyatakan pertentangan makna yangtidak bersifat mutlak atau bersifat gradasi. Maksudlnya, aia tingkat+ingkail makna padakedua kata tersebut. Sesuatu atau orang yang /boko7 'pendek'L"ru*i penilaian tertentubelum tentu sama penilaiannya oleh orang yang beibeda, begitu iugu a"rgu n /bewa/panjang'. Orang boleh mengatakan sesuatu benda /bewa/ 'panjaig' teiap-i orang lain belum

tentu menilai seperti itu.

- Pasangan oposisi /ria/ 'besar' dengan /lo?o/'kecil' juga tidak memiliki pertentangan

makna yang mutlak karena ketika sesuatu yang /ria/ beiar-'(misutnyu .upi; dibandingkandengan sesuatu yang lebih /lo?o/ kecil' (misalnya kambing) maka sapi itu menjad i /ria/besar', tetapi jika sapi tadi dibandingkan dengan yang lebih-'/ria/ 'besar' (misalnya gajah)maka sapi itu menjadi /lo?o/ 'kecil,.

Begitu juga dengan pasangan oposisi pada data (7) /bhanda/,kaya, dengan /noenoia/'miskin'. Ketika. seseoftrng dianggap no:we noja 'miskin' oleh or*g lainl tetapi orangtersebut tidak meras a /nowe raid 'miskin; tetapi ia merasa /banda/ 'kaya,lBegitu juga sebaiiknyr, ketika seseorang dengan penampilan a* py, hidup mewah diinggap-/banda/,kaya,oleh orang lain, tetapi ternyata yang bersangkutan- masih-meras a tno*iiiiot mikin,. Jadipada prinsipnya bentuk-bentuk atau satuan-satuan yang beroposisi makna tutuU sifatnyarelatif. Contoh lainnya:

/bebo/' gemuk' dengan /noot k/.krmts'/kelat/'lembek' dengan /tu? u/,kcrzs'

2AO I BAHASA DAN SENL Tahun 13, Nomor 2' Agustus 2AI5

/ro/'sakif dengan /j ie/' sembuh'

/nala/'lama' dengan /salama/'sebentar'

/mo/' malaf dengan /bug1"/'rajin'

Oposisi HubunganOposisi hu6ungan terjadi karena adanya pertentangan makna yang saling melengkapi'

Maksudnya jika tidak ada bentuk atau satuan yang satu maka bentuk atau satuan yang

lainnya purriiaut ada. Jadi, tanpa kehadiran kedua bentuk oposisi makna tidak akan ada

(Chaer, 1995

: 91-97). Data berupa bentuk-bentuk atau satuan yang beroposisi hubungan tidak

banyak ditemukan. Beberapa data disajikan pada (8), (9), dan (10) berikut ini.

(S) /haki/'suami' dengan /fui/'istri'

(9) /mamo/ 'nenek' dengan /babo/ 'kakek'

(10) /ale/'bertanya' dengan /talu/ 'iawab'

Data (8) /haki/ osuami' beroposisi hubungan dengan /fai/'isttr'. Bentuk /haki/'suami'

walaupun'maknanya bertentangan denga /fai/ 'istri'tetapi peristiwanya terjadi bersamaan'

Ketika seseorang gadis disebut sebagai /iai/ 'istri' tentu ada juga pemuda yang berstatus

menjadi ihaki/ 'suami' dan peristiwanya ierjadi secara serentak. Tidak ada seorang pemuda

diseLut /haki/ jikatidak memiliki/fai/. Begitu juga sebaliknya.

Data (9) hentuk atau satua /mamo/ iotttlk; beroposisi hubungan denga bentuk atau

satuan /babo/ 'kakek'. Ketika pasangan ini memiliki /ana mamo/ 'cucu' maka keduanya

sekaligus disebut /mamo/ 'rr"nik' dan /babo/ kakek'. Tidak mungkin aka nada /mamo/

'nenek' tanpa ada /babo/'kakek'.Demikian pula data (10) /ate/'bertanya' juga termasuk bentuk yang beroposisi hubungan

dengan ben1tk /talut ':iu*ia' . Kedua U"ntuf /ot"/ b"rtunya dan halu/ 'jawab' peristiwanya

te4i'ai bersamaan. riaar< mungkin ada /tatu/ jawab' jika tidak ada /ale/ bertanya' dan begitu

pula sebaliknya. Contoh lainnYa:

/atafai/ 'perempuan' dengan /ata laki/ 'laki-laki'

/Ema/ 'baPak' dengan /ine/'mama'

/ana/' anak'doflgan /ana mamo/'cucu'

Untuk kasus yang senada, ketika memerikan pasangan kata, seperti awake/asleep'

married/single, a"i pars/foi, Gao & Zheng(2014) menyebutnya dengan complementary

ant onimy.yut"i antonim yang kedua anggotanya saling mengisi/melengkapi'

Oposisi Hierarkial' yung dimaksud dengan oposisi hierarkial adalah oposisi yang menyatakan deret jenjang

atau hierarkial. Misalny;p*jung dari kilometer ampai milimeter, dan jenjang kepangkatan

(Chaer, 1995:921. Daiarrni aitampilkan data (11i, (12), dan (13) yang termasuk oposisi

hierarkial sebagai berikut.

(11)/sEsEpil'sesisirpisang'dengansBwole'setandanpisang'

Suryati, Oposisi Malcna dalam Bahasa Liol 201

(12) /sEkEla:'s€r€rrgurh' dcnem,*.Erroi'sepotong'

(13) /sElEi u''s€hari" dsrgm: sfrlr{s' sebulan'. dan /s Ekiwa/, setahun,.

Data (11-13) dimasnrkken ke dalam oposisi makna yang hierarkial karena ketiganyamenunjukkan sesuatu berjeqia$E- Dara t I l-12) menl'atakan jenjang ukuran, sedangkan data(13) menunjukkan jenjang rn,al-tu-

Oposisi MajemukOposisi majemuk adalah beotrli$enruk atau satuan-satuan yang beroposisi dengan lebih

dari satu buah benruk atau satuan. Oposisi ma,iemuk tidak banyak ditemukan dalam bahasaLio. Data yang dapat disa-iikan drpat diperhatikan pada (14), (15), dan (16) berikut.

(14) lmErai'duduii' beroposisi .iengan ai:ri 'berdiri' , /rokei'tidur', dan /to?o/'bangun'

{15) /ke?e/ 'diam'dengan gtzrzi 'iari' dan mbano'berjalan'.(16) buga 'pagi' dengan IEju pEru 'siang'. lEja to?ot'sore', /kobe/'malam' , dan/kobe betai

'tangah malam'

Data (14) ) /mEra/ 'duduk' beroposisi majemuk dengan bentuk /dari/'berdiri', /roke/'tidur', dan /to?o/'bangun'. Data (15) bentuk /ke7e/ 'diam' beroposisi secara majemukdengan /paru/ 'lari' , dan dengan /mbana/'berjalan'. Begitu juga denga data (16) /buga/ 'pagi'beroposisi majemuk dengan bentuk-bena* /lEja pEtu/'siang', llEja lo?o/'sore', /kobe/'malam', dan /kobe bewa/'tengah malam'. Contoh lainnya:

/bara/'putih' dengan /mera/'merah' , /mite/'hitam', lkune/'kuning', lmEtal 'hijau',dan lmEtelbiru'./wula tEdo/'musim tanam' dengan /wula lEja/ 'musim panas' dan ltabo/ 'musimpancaroba'.

Kategori Oposisi Bahasa Lio

Istilah kategori ada yang menyebut dengan istilah penggolongan kata atau kelas kata.Pada bagian ini dibahas mengenai kategori bentuk-bentuk atau satuan-satuan yang beroposisidalam bahasa Lio. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dapat dijelaskan bahwabentuk-bentuk yang beroposisi merupakan kategori yang sama. Maksudnya, jika bentuk yangberoposisi nomina, maka pasangan oposisinya pasti nomina, begitu juga jika yang beroposisiverba maka pasangan oposisinya juga verba, dan begitu juga dengan yang lainnya. Berikutdisajikan uraiannya.

Oposisi Berkategori NominaUntuk mengetahui oposisi makna bahasa Lio yang berkatagori nomina perhatikan data

(17) berikut.

(17) /Eda/'om' dengan /Eba/'tantzlbibi

Data (l 7) /Eda/'om' beroposis i dengan/Eba/'tante/bibi' merupakan oposisi berkategorinomina. Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat salah satu perilaku sintaksisnya, yaitu pada

202 | BAIASA DAN SENI, Tahun 43, Nomor 2, Agustus 2015

tataran klausa biasanya menduduki subjek atau objek (Ramlan, l98l: xiv-xv), seperti (a)dan (b) berikut ini.

(a) Eda ru eba /Eda ru Eba/'Paman mengantar bibi,

(b) Eda dato eba /Eda dato Eba'Paman rnenjempur bibi'

Kedua klausa&alimat di atas menyatakan bahwa /Eda.f om' merupakan subjek, /tu/ dan/dhato/ adalah predikat; sedangkan /Eba/ 'bibi' merupakan objek. Dengan demikian,kategori posisi /Eda/ dan /Ebcl adalah nomina. Contoh lainnya sebagai berikut.

hu Ew a/' hal am an depan' dengan /w E w-a loN go/' halam an belakan g,

/aku/'say a' dengan /kau/' eng$att', dan/ miyu/'kamu'

/re?a lo?o/'pandan kecil' dengan /re?a ria/'pandan besar,

/suNa/' bawang putih' dengan /somu/'bawang merah,

/pu?u lele lo?o/'beringin kecil' dengan /pu?u lele ria/,beringin besar,

Opos isi B e rkatego ri Nume raliaOposisi numeralia dapat diketahui berdasarkan perilaku sintaksisnya pada tataran frasa.

Kategori numeralia dapat digunakan sebagai penjelas jumlah unsur pusat. Hal itu dapatdiketahui berdasarkan data berikut ini.

(l E) ,/sEf satu' dengan /sEmbulu/ 'sepuluh' dan /mbulu rua/ 'dua puluh,

Data (18) dapat dikatakan beroposisi makna berkategori numeralia karena dapatdigunakan untuk menyatakan jumlah nomina. Hal itu bisa dilihat pada kalimat (c) berikut ini.

(c) Ine mbeta muku sembulu /ine mbeta muku sEmbulu/.

'Tbu membeli pisang sepuluh'.

Kalimat (c) terdiri atas /ine/'ibu' sebagai subjek, /mbeta/'membeli' sebagai predikat,dan/muku sEmbulu/ pisang sepuluh' sebagai objek'. Objekkalimat (c) terdiri atas dua unsuryaitu /muku/'pisang' sebagai unsur pusat sedangkan /sEmbulu/'sepuluh ebagai atribut yangmenerangkan jumlah. Dengan demikian maka jelas bahwa oposisi makna pada data (8)berkategori numeralia

Opisisi Berkategori YerbaOposisi makna berkategori verba dapat diketahui berdasarkan data yang disajikan berikut

ini.

(l 9) /m b e ta/'membeli' dengan /t E da/' m enjual'

Oposisi makna (19) dikatakan bergategori verba karena pada tataran frasa dapatdinegatifkan dengan kata /iwa/ 'tidak' (Kridalaksana, 1993:76), seperti /iwa tE&t/'tidakmenjual' dan /iwa mbeta/'tidak membeli'. Pada tataran klausa atau kalimat verba dapatmenduduki fungsi predikat (Alwi dkk, 1993:93). Hal itu sudah dibuktikan pada kalimat (c).

Suryati. Oposisi Makna dalam Bahasa Liol203

Dengan demikiau rymii fr Fil dt (19) adalah berkaregori verba. Contoh lainnyaadalah sebagai berilot

/m b ana/'pergi' dryrorfdffiiirokei 'tidur'danga /r,?altq3!' a

Op o s i si B e r kategori AffinOposisi berkategori 4icltira try fi'kohui dengan melihat perilaku sintaksisnya,

rnisalnya pada tataran frasa binwln dql* diielaskan d"engan kata rinbraka/ ,sangat, ataulpu**e1.'sekali'. untuk lebih jelmyap.rhrft; data (20) berikut.

(20) /na isiya/' pintar derryan fulgsl.bodoh'

Data (20) merupakan oposisi maknayang berkategori adjektiva. Hal itu dapat dibuktikandengan memasukkan kedua kata yang beroposisi ke d'atam kalimat berikut ini.

Ana ine mbraka ngai sia /ana ine mbraka Nai siar.Anak ibu sangat pintar,Ana ine ongo pawe /ana ine bNo pwe/ 'Anak ibu bodoh sekari,.

Jika diperhatikan kata ngaisia dan bNo merupakan kata-kata yang dapat diielaskandengan kata mbraka

-tangat' danpowe'sekali' Dengan demikian oporili wlxryo.pintar,dengan qol/o 'bodoh' merupakan bentuk-bentuk y*fb"roposisi dengan kategori adjektiva.Contoh lainnya adalah sebagai berikut. ' e-'-- --'---t

/nawElo/'sebentar, dengan nala . lama,

tfrEri/'baik' dengan /re? e/,bunldfundo/' banyak' dengan /sElo ? o/, sedikit,/s ala/'salah' dengan /mo lo/,benar,ha? u/'takut'dengan /bani/.berani,/ro/' sahjlt' dengan /j ie/,sembuh,

/raki/' kotor' dengan /masa/.bersih,

Bentuk-Bentuk 0posisi Bahasa LioBL termasuk bahasa vokalik dan berdasarkan hasil penelitian BL memiliki satu buah

1fiks, yaitu prefiks {sE-} 'satu'- Bentuk-bentuk yang dapat beroposisi sangatlah sederhana.

Bentuk-bentuk yang beroposisi dalam BL disajikan berikut ini.

Oposisi Berbentuk Kata Dasar dengan Kota DasarOposisi makna BL berbentuk dasar banyak ditemukan. Untuk mengetahui bahwa suatu

P**k itu merupakan.[ntut $sar apabila bentuk itu tidak dapat dipecah lagi ke dalambentuk yang lebih kecil. Dataeo) s.d. (29 mendukung oposisi ini.

Ql) /muri/ 'baru' dengan /nala/.lma'

Q2) /raki/'kotor' dengan /masa/.b€rsih,

(23) /b ewa/'tinggi, dengan /leko/.bongfuok'

204 | BAIL/LSA DAN SENI, Tqhun 13, Nomor 2, Agustus 2015

(24) /bey/'jauh' dengan /we? e/'dekat'

(25) /mila/' gelap' dengan /ja/' terung'

Data(21-25) dapat dikatakan bentuk dasar karena tidak dapat dipecah lagi ke dalam bentuk

yang lebih kecil.

Oposisi Makna Berpreliks dengan BerprefiksSeperti apa yang sudah dikatakan di ata bahwa BL merupakan bahasa yang hanya

memiliki satu prefiks yaitu {sE} 'satu', maka dari itu bentuk yang beroposisi jenis ini terbatas

adanya. Data yang disajikan sudah ada di atas dan disajikan ulang.

, (d) /sEsEpi/'sesisir pisang' dengan sEwole'setandan pisang'

(e:) lsElEj a/'sehari' dengan /s Ewulo/'sebulan', dan /s Ekiwa/'setahun'.

Contoh (d) dan (e) berasal dari {sE-rt 'satu' /sEpil 'sisir pisang', bentuk dasar wole'tandan pisang', /lEja/'hari', /wtila/'bulan', dan /kiwa/'tahun'. Setelah mendapat prefiks

{sE-} 'satu' maka menjadi seperti dua pasang contoh pada (d,e).

Oposisi Makna Berbentuk Dasar dengan Kelompok KataOposisi makna bentuk dasar dengan kelompok kata tidak banyak ditemukan. Data yang

disajikan di sini juga sudah disajikan pada sajian sebelumnya.

(fi /ana/'anak'dengan /ana tnamo/'cucu'

(g;) /banda/ 'kaya' dengan /nowe noja/'miskin'

Kedua contoh (F-g) menunjukkan bentuk oposisi makna bentuk dasar dengan

kelompok kata.

Oposisi Makna Berbentuk Kelompok Kota dengan Kelompok KotaOposisi makna BL bentuk kelompok kata dengan kelompok kata cukup banyak

ditemukan. Data (25), (26), dan (27) mendukung oposisi ini.

(26) /'ea sia/ 'di luar' dengan' /"ale one/'di dalam'

(27) Nere ina/begilti' dengan /Nere naru/'begitu'

(28) /da "eafke sana' dengan /mai dE "a/' kemari'

Data Q6--28) merupakan oposisi makna berbentuk kelompok kata dengan kelompokkata karena masing-masing bentuk yang beroposisi makna terdiri atas lebih dari satu kata.

SIMPI.]LA}[

Dari paparan di atas dapat disimpulkan tiga hal sebagai berikut. Pertama, dilihat darisifatrya, oposisi makna BL dapat dibedakan menjadi lima, yaitu (a) oposisi mutlak, (b)

oposisi kutub, (c) oposisi hubungan, (d) oposisi hierarkial, dan (e) oposisi majemuk. Kedua,

kategori kosakata BL yang dapat beroposisi makna adalah (a) nomina, (b) pronomina, (c)

numeralia, (d) verba, dan (e) adjektiva. Ketiga, bentuk-bentuk yang dapat beroposisi dalam

II(

5u4,q1l Oposisi Malcna dalam Bahasa Lioi 205

BL adalah (a) bentuk drtrnaqEnM drstr- fb) hentuk dasar dengan bentuk berprefiks,(c) bentuk dasar dengm Uup* U- fu (d) kelompok kata dengan kelompok kata.

DAFTAR RUJUKAN

Alwi, H., Dardjowidjojo. Soenjono- t-apoliwa. Hahs, & Moeliono, A. M.. 1993. Tata Bahasa

Baktt Bahasq Indonesia. Edisi kedua. Jakarta: Departemen Pendidikan dan KebudayaanRepublik lndonesia.

Chaer, A. 1995. Pengantar kmantik Bolnsa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.Djajasudarma, T. F. l99ia. kmoruik l. Pengantar ke Arah llmu Makna Bandung: Eresco.

Djajasudarma, T. Fatimah- lryib- ]letde Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan

Kaj ian. Bandung: Eresco.Gao, C. &Zheng- Q.2014- A Linguistic Studl'of Antonymy inEnglish Texts. Journal oJ

Language Teaching cnC R.--.e.:'ct- -<t ! t: Ii{-138.Kridalaksana, H. 1993. Kamus Linguistik- Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Manis, C. M. dkk. 1987- httrgtuge Files. Ohio: The Ohio State University.Mbete, A. M. 1991-1994- Fmgsi Baluso-Bahasa: Lio, Sikko, dan Ngada Flores. Laporan

Penelitian yang didanai oleh The Toy'ota Foundatiou Tokyo: The Toyota Foundation.Murphy, M. L. 2003- kmttic Rela*ns od tle Lsicon. Antonymy, Synonymy and other

P aradigms. Cambridge: Cmbridgr University Press-

O'Grady, William, Dobrovolsky, MItfirel.lqn Aromfl M. 1989. Contemporary Linguisticsan Introduction. New York: St- t{atin's Press-

Ramlan, M. 1981. Bahasa ltfuwie "Saofsil Yognkarta: UP Karyono.Riemer, N. 2010. Intrfuitgscrati:r Cmhidgg: Cambridge University Press.

Sudaryanto. 1988. Met& LbryrirriL Win Kdg' tfu& don Teknik Pengumpulan Data.Yogyakarta: Gajah Mada thiwndty Picss-

Sudaryanto. 1993. Met& b fdalib* /rrdisis klusa Pengantar Penelitian Wahana

Kebudayaarz. Yograkq Ib SmUrircn*ty Press.

Verhaar, J.W.M. 1979- Putgwfi4ff ^l- Yogratarta: Gajah Mada University Press.