chapter i sawit
TRANSCRIPT
5/12/2018 Chapter I Sawit - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-sawit 1/6
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses perawatan mesin produksi tidak mungkin dihindari suatu
perusahaan karena hal ini berkaitan erat dengan kelancaran proses produksi
perusahaan tersebut (Wahjudi, 2000). Konsep dasar perawatan adalah menjaga
atau memperbaiki peralatan maupun mesin hingga jikalau dapat kembali
kekeadaan asli dengan waktu yang singkat dan biaya yang murah (Hamsi, 2004).
PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
Rambutan menggunakan berbagai mesin dan alat-alat lain yang mendukung
proses produksinya dalam menghasilkan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).
Minyak sawit mentah dihasilkan dari daging buah sawit (dari serabut buah sawit
yang mengandung minyak). Buah kelapa sawit setelah dipanen harus segera
diangkut ke PKS untuk segera diolah. Penyimpanan buah kelapa sawit terlalu
lama menyebabkan kadar asam lemak bebasnya menjadi tinggi. Pembentukan
asam lemak bebas lebih banyak terjadi sebelum buah direbus, yaitu selama
pengangkutan dan penimbunan. Hendaknya tandan buah sawit selesai diolah
dalam waktu 24 jam setelah dipanen (Mangoensoekarjo, 2003).
Di pabrik, tandan buah segar (TBS) akan diterima oleh Stasiun
Penimbangan lalu ke Stasiun Penerimaan Buah (loading ramp), pada stasiun ini
TBS diterima dan diseleksi sesuai mutu dan standar fraksi kematangan, setelah itu
TBS dibawa ke Stasiun Sterilisasi (perebusan) dengan menggunakan lori. Pada
stasiun ini buah sawit direbus dalam sterilizer dengan uap bertekanan untuk memudahkan proses pengolahan selanjutnya sekaligus menekan laju kenaikan
asam lemak bebas (ALB). Proses selanjutnya, TBS yang telah selesai direbus
masuk dalam Stasiun Thressing. Pada stasiun ini, tandan buah sawit dipisahkan
antara buah sawit (berondolan) dengan tandannya dengan cara dibanting. Proses
selanjutnya, berondolan sawit tersebut dikirim ke Stasiun Pengepresan (Pressing
Station) dengan menggunakan belt conveyor dan bucket conveyor . Pada stasiun
pengepresan, buah sawit yang telah lepas dari tandannya itu dimasukkan ke dalam
Universitas Sumatera Utara
5/12/2018 Chapter I Sawit - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-sawit 2/6
mesin pencacah ( Digester ). Fungsi mesin Digester adalah untuk melumatkan
daging buah sawit dengan pisau-pisau pencacah. Sehingga daging buah sawit
terlepas seluruhnya dari biji sawit dan tidak boleh ada lagi terdapat buah sawit
yang masih utuh, yaitu dimana daging buah masih melekat pada bijinya. Proses
pencacahan dikerjakan agar memudahkan proses pengepressan buah sawit.
Setelah dilumatkan, buah sawit lalu diperas dengan mesin screw press untuk
mengeluarkan minyaknya (CPO) dari daging buah sawit (serabut). Oleh karena
adanya tekanan dari worm screw press yang ditahan oleh cone, buah sawit yang
telah dilumatkan tersebut diperas. Sehingga melalui lubang-lubang press cage
minyak dipisahkan dari serabutnya (ampas). Pada mesin ini terjadi pemisahan
antara minyak sawit dengan serabut kering (ampas) dan biji sawit (nut ). Setelah
itu proses selanjutnya adalah pemurnian minyak sawit mentah di Stasiun
Klarifikasi (Clarification Station). Sisa pengepresan dikeringkan dengan
menggunakan blower untuk memisahkan biji (nut ) dengan serabut ( fibre). Biji
dikeringkan dan dipecahkan di Stasiun Kernel agar inti sawit (kernel) terpisah dari
cangkangnya (shell). Dilanjutkan dengan proses pengeringan inti, sampai menjadi
inti produksi dengan standar mutu kadar air 8-10 % (Mangoensoekarjo, 2003).
Selanjutnya pada stasiun klarifikasi yaitu tempat untuk proses pemunian minyak
kasar. Minyak sawit mentah kasar yang masih mengandung kotoran seperti pasir,
serat-serat dan air selanjutnya akan melewati tahap klarifikasi berupa Sand Trap
Tank. Proses ini untuk memisahkan pasir dari minyak kasar dan Vibrating Screen
untuk memisahkan serat-serat dari minyak kasar tersebut. Sehingga menjadi
minyak sawit mentah produksi dengan mutu kadar air 0,08-0,10 % dan kadar
kotoran 0,01 % (Mangoensoekarjo, 2003). Selanjutnya minyak sawit mentah yang
telah siap diproses dikirim ke Crude Oil Tank sebagai tangki penampungan.Dari penjelasan proses untuk menghasilkan minyak sawit mentah diatas,
dapat dikatakan bahwa suatu proses tidak dapat berlangsung secara maksimal bila
proses sebelumnya belum berjalan/selesai. Atas dasar inilah perlu dilakukan
perawatan (maintenance) yang baik terhadap setiap peralatan dan mesin yang
terdapat di PKS ini, agar proses produksi dapat berjalan dengan baik.
Lori adalah alat yang digunakan untuk mengangkut TBS (Tandan Buah
Segar) dari stasiun Penerimaan Buah (loading ramp) dibawa ke Stasiun
Universitas Sumatera Utara
5/12/2018 Chapter I Sawit - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-sawit 3/6
Sterilisasi, lori tersebut ditarik oleh Capstand . Capstand dirakit pada lantai beton
dengan baut tanam ⅝” sebanyak 10 buah. Rangkaian lori dihubungkan dengan tali
pada roller capstand , kemudian motor listrik akan memutar roller yang
menggulung tali, sehingga lori dapat ditarik. Jumlah lori yang ditarik adalah 10
unit dengan masing-masing berat lori 1,5 ton dan berat muatannya 2,5 ton.
1.2 Perumusan Masalah
Persoalan gesekan yang diakibatkan oleh pembebanan yang terus menerus
selalu menyebabkan terjadinya keausan, retak dan kemudian patah pada material.
Faktor gesekan dan kelelahan ( fatigue) merupakan gejala perubahan struktur yang
permanen dan terlokalisir pada material yang dapat menimbulkan keretakan dan
material akan patah secara tiba-tiba. Fenomena kegagalan retak dan kemudian
patah dapat terjadi secara tiba-tiba pada komponen struktur roda bantalan lori
tanpa peringatan terlebih dahulu.
Keausan yang terjadi pada bantalan mengakibatkan kelonggaran poros lori
yang begitu besar sehingga mengakibatkan lori tersebut anjlok atau keluar dari rel
(gambar 1.1). Lori anjlok tersebut menyebabakan terganggunya proses produksi
pabrik.
Penelitian tentang kegagalan/keretakan dan perpatahan pada material
bantalan poros lori penting dilakukan untuk memperkirakan dan mencegah
kegagalan pada komponen struktur bantalan lori pengangkut buah sawit ke
perebusan yang dapat membawa efek bagi kelangsungan operasi pabrik dan
keselamatan manusia. Pada analisa kasus ini hanya dilakukan perhitungan laju
keausan akibat beban yang diterima bantalan, akan tetapi kasus ini sangat menarik
untuk dilanjutkan ke tahap penelitian.
Universitas Sumatera Utara
5/12/2018 Chapter I Sawit - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-sawit 4/6
Gambar 1.1. Lori anjlok atau keluar dari rel
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Dapat mengetahui respon yang terjadi pada poros dan bantalan luncur
akibat beban yang diterima.
2. Menganalisa kegagalan atau kerusakan yang terjadi pada bantalan luncur
yang dapat mengurangi umur pemakaian (life time
).
3. Memberikan solusi pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) untuk
meminimalkan keausan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui penyebab kegagalan atau
kerusakan dan keausan pada bantalan luncur, dan dapat diaplikasikan pada pabrik
kelapa sawit sehingga dapat mengefisienkan biaya perawatan bantalan luncur dan
juga sebagai bahan kajian penelitian lebih lanjut lainnya.
1.5 Batasan Masalah
Yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
1. Menganalisa respon yang bekerja poros pada bantalan luncur.
Universitas Sumatera Utara
5/12/2018 Chapter I Sawit - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-sawit 5/6
2. Menganalisa kasus kegagalan (keausan) yang terjadi pada bantalan luncur
yang terjadi setelah sekian waktu pengoperasian (berdasarkan data
lapangan).
3. Memberikan solusi pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) untuk
meminimalkan keausan.
1.6 Metodologi Penelitian
Pelaksanaan penelitian tugas akhir ini dengan melalui tahapan sebagai
berikut, yaitu :
1. Study Literatur
Study Literatur ini merupakan studi kepustakaan meliputi pengambilan
teori-teori serta rumus-rumus dari berbagai sumber bacaan seperti buku,
jurnal ilmiah, makalah-makalah seminar atau simposium ilmiah, skripsi
mahasiswa, dan sumber-sumber dari internet yang berkaitan dengan tugas
akhir ini.
2. Survey Lapangan.
Melakukan survey lapangan langsung untuk melihat spesifikasi bantalan
luncur pada pabrik kelapa sawit PTPN III Kebun Rambutan yang
berkapasitas olah 30 ton TBS/jam.
3. Diskusi
Berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing mengenai penelitian yang
dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
5/12/2018 Chapter I Sawit - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-sawit 6/6
Kerangka konsep yang mencakup permasalahan pada skripsi ini dan solusi
yang ditawarkan dapat dilihat pada gambar 1.2. berikut:
Gambar 1.2. Kerangka konsep
Permasalahan :
Keausan yang terjadi pada bantalan
luncur akibat pembebanan dari lori
itu sendiri dan muatannya.
Menyebabkan:Lori anjlok atau keluar dari rel
Dampak :
Terhambatnya produksipabrik
Solusi:
Melakukan penggantian material atau alih
material pada bantalan luncur untuk
meningkatkan umur pemakaian.
Hasil Skripsi:
• Analisa respon yang diterima pada poros danbantalan luncur.
• Analisa perhitungan keausan terhadap
pembebanan dan umur bantalan luncur.
• Material alternatif yang digunakan dapat
mengoptimalkan umur pemakaian.
Universitas Sumatera Utara