chapter i sawit

7
 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses perawatan mesin produksi tidak mungkin dihindari suatu  perusahaan karena hal ini berkaitan erat dengan kelancaran proses produksi  perusahaan tersebut (Wahjudi, 2000). Konsep dasar perawatan adalah menjaga atau memperbaiki peralatan maupun mesin hingga jikalau dapat kembali kekeadaan asli dengan waktu yang singkat dan biaya yang murah (Hamsi, 2004). PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan menggunakan berbagai mesin dan alat-alat lain yang mendukung  proses produksinya dalam menghasilkan minyak sawit mentah ( Crude Palm Oil). Minyak sawit mentah dihasilkan dari daging buah sawit (dari serabut buah sawit yang mengandung minyak). Buah kelapa sawit setelah dipanen harus segera diangkut ke PKS untuk segera diolah. Penyimpanan buah kelapa sawit terlalu lama menyebabkan kadar asam lemak bebasnya menjadi tinggi. Pembentukan asam lemak bebas lebih banyak terjadi sebelum buah direbus, yaitu selama  pengangkutan dan penimbunan. Hendaknya tandan buah sawit selesai diolah dalam waktu 24 jam setelah dipanen (Mangoensoekarjo, 2003). Di pabrik, tandan buah segar (TBS) akan diterima oleh Stasiun Penimbangan lalu ke Stasiun Penerimaan Buah (loading ramp), pada stasiun ini TBS diterima dan diseleksi sesuai mutu dan standar fraksi kematangan, setelah itu TBS dibawa ke Stasiun Sterilisasi (perebusan) dengan menggunakan lori. Pada stasiun ini buah sawit direbus dalam sterilizer  dengan uap bertekanan untuk memudahkan proses pengolahan selanjutnya sekaligus menekan laju kenaikan asam lemak bebas (ALB). Proses selanjutnya, TBS yang telah selesai direbus masuk dalam Stasiun Thressing. Pada stasiun ini, tandan buah sawit dipisahkan antara buah sawit (berondolan) dengan tandannya dengan cara dibanting. Proses selanjutnya, berondolan sawit tersebut dikirim ke Stasiun Pengepresan (Pressing Station) dengan menggunakan belt conveyor  dan bucket conveyor . Pada stasiun  pengepresan, buah sawit yang telah lepas dari ta ndannya itu dimasukkan ke dalam Universitas Sumatera Utara

Upload: wahyu-febriyatno

Post on 13-Jul-2015

73 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter I Sawit

5/12/2018 Chapter I Sawit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-sawit 1/6

 

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses perawatan mesin produksi tidak mungkin dihindari suatu

perusahaan karena hal ini berkaitan erat dengan kelancaran proses produksi

perusahaan tersebut (Wahjudi, 2000). Konsep dasar perawatan adalah menjaga

atau memperbaiki peralatan maupun mesin hingga jikalau dapat kembali

kekeadaan asli dengan waktu yang singkat dan biaya yang murah (Hamsi, 2004).

PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

Rambutan menggunakan berbagai mesin dan alat-alat lain yang mendukung

proses produksinya dalam menghasilkan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).

Minyak sawit mentah dihasilkan dari daging buah sawit (dari serabut buah sawit

yang mengandung minyak). Buah kelapa sawit setelah dipanen harus segera

diangkut ke PKS untuk segera diolah. Penyimpanan buah kelapa sawit terlalu

lama menyebabkan kadar asam lemak bebasnya menjadi tinggi. Pembentukan

asam lemak bebas lebih banyak terjadi sebelum buah direbus, yaitu selama

pengangkutan dan penimbunan. Hendaknya tandan buah sawit selesai diolah

dalam waktu 24 jam setelah dipanen (Mangoensoekarjo, 2003).

Di pabrik, tandan buah segar (TBS) akan diterima oleh Stasiun

Penimbangan lalu ke Stasiun Penerimaan Buah (loading ramp), pada stasiun ini

TBS diterima dan diseleksi sesuai mutu dan standar fraksi kematangan, setelah itu

TBS dibawa ke Stasiun Sterilisasi (perebusan) dengan menggunakan lori. Pada

stasiun ini buah sawit direbus dalam sterilizer  dengan uap bertekanan untuk memudahkan proses pengolahan selanjutnya sekaligus menekan laju kenaikan

asam lemak bebas (ALB). Proses selanjutnya, TBS yang telah selesai direbus

masuk dalam Stasiun Thressing. Pada stasiun ini, tandan buah sawit dipisahkan

antara buah sawit (berondolan) dengan tandannya dengan cara dibanting. Proses

selanjutnya, berondolan sawit tersebut dikirim ke Stasiun Pengepresan (Pressing 

Station) dengan menggunakan belt conveyor  dan bucket conveyor . Pada stasiun

pengepresan, buah sawit yang telah lepas dari tandannya itu dimasukkan ke dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter I Sawit

5/12/2018 Chapter I Sawit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-sawit 2/6

 

mesin pencacah ( Digester ). Fungsi mesin  Digester  adalah untuk melumatkan

daging buah sawit dengan pisau-pisau pencacah. Sehingga daging buah sawit

terlepas seluruhnya dari biji sawit dan tidak boleh ada lagi terdapat buah sawit

yang masih utuh, yaitu dimana daging buah masih melekat pada bijinya. Proses

pencacahan dikerjakan agar memudahkan proses pengepressan buah sawit.

Setelah dilumatkan, buah sawit lalu diperas dengan mesin screw  press untuk 

mengeluarkan minyaknya (CPO) dari daging buah sawit (serabut). Oleh karena

adanya tekanan dari worm screw press yang ditahan oleh cone, buah sawit yang

telah dilumatkan tersebut diperas. Sehingga melalui lubang-lubang   press cage 

minyak dipisahkan dari serabutnya (ampas). Pada mesin ini terjadi pemisahan

antara minyak sawit dengan serabut kering (ampas) dan biji sawit (nut ). Setelah

itu proses selanjutnya adalah pemurnian minyak sawit mentah di Stasiun

Klarifikasi (Clarification  Station). Sisa pengepresan dikeringkan dengan

menggunakan blower untuk memisahkan biji (nut ) dengan serabut ( fibre). Biji

dikeringkan dan dipecahkan di Stasiun Kernel agar inti sawit (kernel) terpisah dari

cangkangnya (shell). Dilanjutkan dengan proses pengeringan inti, sampai menjadi

inti produksi dengan standar mutu kadar air 8-10 % (Mangoensoekarjo, 2003).

Selanjutnya pada stasiun klarifikasi yaitu tempat untuk proses pemunian minyak 

kasar. Minyak sawit mentah kasar yang masih mengandung kotoran seperti pasir,

serat-serat dan air selanjutnya akan melewati tahap klarifikasi berupa Sand Trap

Tank. Proses ini untuk memisahkan pasir dari minyak kasar dan Vibrating Screen 

untuk memisahkan serat-serat dari minyak kasar tersebut. Sehingga menjadi

minyak sawit mentah produksi dengan mutu kadar air 0,08-0,10 % dan kadar

kotoran 0,01 % (Mangoensoekarjo, 2003). Selanjutnya minyak sawit mentah yang

telah siap diproses dikirim ke Crude Oil Tank sebagai tangki penampungan.Dari penjelasan proses untuk menghasilkan minyak sawit mentah diatas,

dapat dikatakan bahwa suatu proses tidak dapat berlangsung secara maksimal bila

proses sebelumnya belum berjalan/selesai. Atas dasar inilah perlu dilakukan

perawatan (maintenance) yang baik terhadap setiap peralatan dan mesin yang

terdapat di PKS ini, agar proses produksi dapat berjalan dengan baik.

Lori adalah alat yang digunakan untuk mengangkut TBS (Tandan Buah

Segar) dari stasiun Penerimaan Buah (loading ramp) dibawa ke Stasiun

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter I Sawit

5/12/2018 Chapter I Sawit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-sawit 3/6

 

Sterilisasi, lori tersebut ditarik oleh Capstand . Capstand dirakit pada lantai beton

dengan baut tanam ⅝” sebanyak 10 buah. Rangkaian lori dihubungkan dengan tali

pada roller capstand , kemudian motor listrik akan memutar roller yang

menggulung tali, sehingga lori dapat ditarik. Jumlah lori yang ditarik adalah 10

unit dengan masing-masing berat lori 1,5 ton dan berat muatannya 2,5 ton.

1.2 Perumusan Masalah

Persoalan gesekan yang diakibatkan oleh pembebanan yang terus menerus

selalu menyebabkan terjadinya keausan, retak dan kemudian patah pada material.

Faktor gesekan dan kelelahan ( fatigue) merupakan gejala perubahan struktur yang

permanen dan terlokalisir pada material yang dapat menimbulkan keretakan dan

material akan patah secara tiba-tiba. Fenomena kegagalan retak dan kemudian

patah dapat terjadi secara tiba-tiba pada komponen struktur roda bantalan lori

tanpa peringatan terlebih dahulu.

Keausan yang terjadi pada bantalan mengakibatkan kelonggaran poros lori

yang begitu besar sehingga mengakibatkan lori tersebut anjlok atau keluar dari rel

(gambar 1.1). Lori anjlok tersebut menyebabakan terganggunya proses produksi

pabrik.

Penelitian tentang kegagalan/keretakan dan perpatahan pada material

bantalan poros lori penting dilakukan untuk memperkirakan dan mencegah

kegagalan pada komponen struktur bantalan lori pengangkut buah sawit ke

perebusan yang dapat membawa efek bagi kelangsungan operasi pabrik dan

keselamatan manusia. Pada analisa kasus ini hanya dilakukan perhitungan laju

keausan akibat beban yang diterima bantalan, akan tetapi kasus ini sangat menarik 

untuk dilanjutkan ke tahap penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter I Sawit

5/12/2018 Chapter I Sawit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-sawit 4/6

 

 

Gambar 1.1. Lori anjlok atau keluar dari rel

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1.  Dapat mengetahui respon yang terjadi pada poros dan bantalan luncur

akibat beban yang diterima.

2.  Menganalisa kegagalan atau kerusakan yang terjadi pada bantalan luncur

yang dapat mengurangi umur pemakaian (life time

).

3.  Memberikan solusi pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) untuk 

meminimalkan keausan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui penyebab kegagalan atau

kerusakan dan keausan pada bantalan luncur, dan dapat diaplikasikan pada pabrik 

kelapa sawit sehingga dapat mengefisienkan biaya perawatan bantalan luncur dan

 juga sebagai bahan kajian penelitian lebih lanjut lainnya.

1.5 Batasan Masalah

Yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

1.  Menganalisa respon yang bekerja poros pada bantalan luncur. 

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter I Sawit

5/12/2018 Chapter I Sawit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-sawit 5/6

 

2.  Menganalisa kasus kegagalan (keausan) yang terjadi pada bantalan luncur 

yang terjadi setelah sekian waktu pengoperasian (berdasarkan data

lapangan).

3.  Memberikan solusi pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) untuk 

meminimalkan keausan.

1.6 Metodologi Penelitian 

Pelaksanaan penelitian tugas akhir ini dengan melalui tahapan sebagai

berikut, yaitu :

1.  Study Literatur

Study Literatur ini merupakan studi kepustakaan meliputi pengambilan

teori-teori serta rumus-rumus dari berbagai sumber bacaan seperti buku,

  jurnal ilmiah, makalah-makalah seminar atau simposium ilmiah, skripsi

mahasiswa, dan sumber-sumber dari internet yang berkaitan dengan tugas

akhir ini.

2.  Survey Lapangan.

Melakukan survey lapangan langsung untuk melihat spesifikasi bantalan

luncur pada pabrik kelapa sawit PTPN III Kebun Rambutan yang

berkapasitas olah 30 ton TBS/jam.

3.  Diskusi

Berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing mengenai penelitian yang

dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter I Sawit

5/12/2018 Chapter I Sawit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i-sawit 6/6

 

Kerangka konsep yang mencakup permasalahan pada skripsi ini dan solusi

yang ditawarkan dapat dilihat pada gambar 1.2. berikut:

Gambar 1.2. Kerangka konsep

Permasalahan :

Keausan yang terjadi pada bantalan

luncur akibat pembebanan dari lori

itu sendiri dan muatannya.

Menyebabkan:Lori anjlok atau keluar dari rel

 

Dampak :

Terhambatnya produksipabrik 

 

Solusi:

Melakukan penggantian material atau alih

material pada bantalan luncur untuk 

meningkatkan umur pemakaian.

Hasil Skripsi:

• Analisa respon yang diterima pada poros danbantalan luncur.

• Analisa perhitungan keausan terhadap

pembebanan dan umur bantalan luncur.

• Material alternatif yang digunakan dapat

mengoptimalkan umur pemakaian.

Universitas Sumatera Utara