chapter 1

12
Chapter 1 Introduction to Financial Accounting Theory 1. Pengertian Teori Teori merupakan hasil dari kristalisasi fenomena empiris, yang diambil dari berbagai riset, dan pada suatu kesimpulan yang bersifat universal, logis, konsisten, prediktif, dan objektif. Teori akan berguna apabila rumusan teori tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk memprediksi sesuatu yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Teori akuntansi dapat dirumuskan sebagai suatu susunan konsep, defenisi, dan dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi, serta menjelaskan hubungan antar variabel dalam struktur akuntansi, dengan maksud untuk dapat memprediksi fenomena yang muncul (fenomena sosial dan ekonomi). 2. Fungsi teori akuntansi adalah: a. Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi, b. Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada standar resminya, c. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, d. Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan, dan e. Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktik akuntansi.

Upload: azizahzahrotul

Post on 28-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

teori akuntansi

TRANSCRIPT

Chapter 1Introduction to Financial Accounting Theory1. Pengertian Teori Teori merupakan hasil dari kristalisasi fenomena empiris, yang diambil dari berbagai riset, dan pada suatu kesimpulan yang bersifat universal, logis, konsisten, prediktif, dan objektif. Teori akan berguna apabila rumusan teori tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk memprediksi sesuatu yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Teori akuntansi dapat dirumuskan sebagai suatu susunan konsep, defenisi, dan dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi, serta menjelaskan hubungan antar variabel dalam struktur akuntansi, dengan maksud untuk dapat memprediksi fenomena yang muncul (fenomena sosial dan ekonomi).

2. Fungsi teori akuntansi adalah:a. Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi,b. Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada standar resminya,c. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan,d. Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan, dane. Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktik akuntansi.Menurut Vernon Kam (1986), teori adalah suatu sistem yang menyeluruh, dimana meliputi asumsi dasar, defenisi, tujuan, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode. Oleh sebab itu, teori adalah penjelasan, tetapi tidak semua penjelasan dapat dikategorikan sebagai teori. Teori akuntansi memiliki tiga dimensi, yaitu:1. ReductionismTeori di mulai dari asumsi-asumsi, di mana tidak langsung merujuk ke objek yang diobservasi, dan bukan merupakan pernyataan yang dapat diuji kebenarannya. Tetapi teori merupakan bahan rujukan untuk mengamati fenomena.

2. InstrumentalismTeori merupakan alat yang dapat digunakan untuk menilai pernyataan tentang hasil dari suatu observasi. Di sini, teori berperan untuk menjelaskan untuk memprediksi.3. RealismTeori adalah sekumpulan proposisi atau dalil yang merupakan pernyataan kebenaran atau ketidakbenaran tentang dunia nyata, fenomena, atau suatu objek.

Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan seperangkat prinsip yang logis, saling terkait, yang membentuk kerangka umum,dan dapat dipakai sebagai acuan untuk menilai dan mengembangkan praktik akuntansi.Periodisasi Teori Akuntansi

Periodisasi teori akuntansi dapat digolongkan menjadi:1.Pre-Theory Period(1492-1800)Dalam periode ini belum ada teori akuntansi yang dirumuskan, melainkan hanya sebatas pada saran-saran atau pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dianggap sebagai teori.2.General Scientific Period(1800-1955)Dalam periode ini sudah ada pengembangan teori, namun hanya berupa penjelasan terhadap praktik akuntansi. Di sini, juga sudah ada kerangka kerja untuk menjelaskan dan mengembangkan prakti akuntansi. Akuntansi dikembangkan berdasarkan metode empiris yang menekankan pada hasil observasi atas peristiwa yang terjadi sehari-hari (realitas), bukan berdasarkan pada logika.3.Normative Period(1956-1970)Dalam periode ini, perumusan teori mulai mendefenisikan norma-norma atau praktik akuntansi yang baik, dan pengembangan teori akuntansi lebih menekankan pada apa yang seharusnya. Akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti. Di sini, mulai muncul berbagai kritikan terhadap konsep biaya historis (historical cost). Informasi yang disajikan berdasarkan nilai pasar wajar ternyata lebih relevan bagi pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan biaya historis. Pengukuran dengan menggunakan nilai wajar, menyediakan gambaran yang lebih baik tentang nilai aktiva dan kewajiban perusahaan serta menyediakan dasar lainnya untuk menilai prospek arus kas di masa mendatang.4.Spesific Scientific Period(1970-sekarang)Periode ini disebut juga sebagai era positif, di mana teori akuntansi tidak cukup hanya dengan berdasarkan pada normatif saja (apa yang seharusnya), tetapi juga harus dapat diuji kebenarannya. Perumusan atau pendefenisian norma yang terjadi dalam periode sebelumnya dianggap terlalu subjektif, sehingga harus dapat di uji terlebih dahulu keabsahannya secara positif. Pendekatan normatif telah banyak mendatangkan kritikan karena teori normatif ini tidak melibatkan pengujian hipotesa, melainkan hanya berdasarkan peda pertimbanga subjektif semata. Ditahun 1970-an, data empiris sudah mulai tersedia, demikian juga hal nya dengan teknik-teknik statistik yang memungkinkan untuk dilakukannya pengujian.

4. Defenisi Teori Akuntansi positif

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi. Teori akuntansi positif merupakan studi lanjut dariteori akuntansi normatif karena kegagalan normatif dalam menjelaskan fenomena praktik yang terjadi secara nyata. Teori akuntansi positif mempunyai peranan sangat penting dalam perkembangan teori akuntansi. Teori akuntansi positif dapat memberikan pedoman bagi para pembuat kebijakan akuntansi dalam menentukan konsekuensi dari kebijakan tersebut. Teori akuntansi positif berkembang seiring kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik akuntansi yang ada dalam masyarakat sedangkan akuntansi normatif lebih menjelaskan praktik akuntansi yang seharusnya berlaku.

5. Teori Akuntansi Normatif vs Teori Akuntansi PositifTeori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif, sehingga tidak dapat diterima begitu saja dan harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Dalam praktik, para profesional dalam bidang akuntansi telah menyadari sepenuhnya bahwa teori akuntansi positif lebih cendrung diterapkan dibanding teori akuntansi normatif. Teori akuntansi positif memiliki ciri pemecahan masalah yang disesuaikan dengan realitas praktek akuntansi. Pendekatan yang digunakan dalam teori akuntansi positif adalah pendekatan ekonomi dan prilaku.Tujuan dari pendekatan teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi. Salah satu contoh dalam penggunaan teori positif adalah hipotesa mengenai program pemberian bonus. Hipotesa ini menunjukkan bahwa manajemen yang remunerasinya didasarkan pada bonus, akan berusaha memaksimalisasi bonusnya melalui penggunaan metode akuntansi yang dapat menaikkan laba dan pada akhirnya memperbesar bonus. Teori ini akan dapat menjelaskan atau memprediksi prilaku manajemen dalam hal program pemberian bonus.Pandangan sains akan menghasilkan teori akuntansi positif dan pandangan tekhnologi akan menghsilkan teori akuntansi normative. Klasifikasi ini terjadi karena sasaran yang berbeda-beda yang ingin dicapai atau dihasilkan oleh teori akuntansi.Penjelasan positif berisi pernyataan tentang sesuatu (kejadian, tindakan atau perbuatan) seperti apa adanya sesuai dengan fakta atau apa yang terjadi atas dasar pengamatan empiris. Penjelasan positif diarahkan untuk memberikan jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar atau salah atas dasar kriteria ilmiah. Penjelasan normativ berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai apakah sesuatu itu baik atau buruk atau relevan atau tak relevan dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomi atau sosial tertentu. Penjelasan normativ diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan.D.Contoh Teori Akuntansi PositifBerikut adalah contoh teori akuntansi,antara lain creative accounting, earning management, big bath,income minimization, income maximization,timing revenue and expense recognition.

6. Politik BiayaKonsisten dengan karya awal Watt dan Zimmerman (1978) telah berpendapat bahwa untuk mengurangi kemungkinan perhatian politik yang merugikan dan biaya yang terkait perhatian ini (Misalnya, biaya yang terkait dengan pajak meningkat, peningkatan jumlah upah, atau boikot produk), perusahaan politik yang sensitif (biasanya perusahaan besar) harus mengadopsi metode akuntansi yang mengarah pada pengurangan keuntungan. Bagaimana melaporkan, pandangan bahwa yang lebih rendah melaporkan laba akan mengakibatkan menurunkan pengawasan politik (dan akhirnya untuk transfer kekayaan yang lebih rendah dari perusahaan) mengasumsikan bahwa pihak yang terlibat dalam proses politik tidak dapat atau tidak siap untuk "mengungkap" implikasi dari pilihan manajer. Akuntansi manajer adalah entah bagaimana bisa menipu mereka yang terlibat dalam proses politik dengan hanya mengadopsi satu metode akuntansi (penurunan pendapatan) dalam preferensi untuk yang lain. Tapi, mengapa ini menjadi kasus ketika di tempat lain telah diasumsikan (konsisten dengan EMH) bahwa individu dalam pasar lainnya seperti pasar modal, seperti pasar modal, efisien dapat mengungkap pilihan manajemen metode akuntansi.

7. Tinjauan Kritis Teori Akuntansi PositifPenelitiTopikKritikan

Ball dan Foster (1982)Review atas penelitian akuntansi secaraEmpirisa.ukuran perusahaan dan perencanaanbonus dapat sebagai proksi untukmelupakan variabel variabel lainnya.b.kelemahan teori yang mendukungkonstruksi pondasi untuk besaran biayapolitikc.Sampel yang digunakan tidak dapatdipertahankan

Tinker et.al. 1982Teori Positif vs teori normatifa.Teori positif merupakan nilai muatandan pelindung untuk mencegah adanyabias.b.Mengabaikan penekanan kelas yangdiperebutan

Christenson (1983)Metodologi dari teori positifa .Logikal positif menggunakanmetodologi yang sudah usang.b.Pendekatan dalarn '' SosiologiAkuntansi "di dalam teori akuntansi.c.Mengenalkan standar pengujian suatuargumentasi tentang perkecualianpembatalan pada teori.d.Tidak layaknya metode yang digunakanuntuk menjelaskan konstruksi teori.

Holthausen & Leftwich (1983)Review konsekuensi literatur ekonomi.a.Keterbatasan interpretasi yangdihasilkan, disebabkan oleh :b.Tidak lengkapnya teori politik dankontrak.c.Problem khusus dalam dependen danindependen variabel.

Lowe et.al (1983)W & Z (1979)a.Kerangka ekonomi tidak bisadijustifikasi.b.Pendekatan positif membuka suatuperselisihan.c.Kesepakatan alami bukan merupakansuatu ilmu pengetahuan.d.Adanya perbedaan bukti yang disajikan.

McKee et.al (1984)Replicasi dari W &.Z (1978)a.Hasilnya tidak dapat diterapkan padasampel yang bani.b.Diluar sampel itu tidak dapat digunakan.c.Pengetahuan kedepan dari proporsisampel bias pada estimasi parameter.

Whittington (1987)Review W & Z (1986)a.Antara argumentasi dan bukti yangdisajikan tidak seimbang.b.Metodologinya ekstrimc.Teori positif berrnuatan nilai.d.Pendekatan " sosiologi akuntansididalam teori akuntansi.

Hines (1988)Christenson (1983) dan metodologiKelayakan evaluasi yang ditunjukkantidak dapat dipraktekkan dalam penelitianakuntansi empiris.

TEORI AKUNTANSICHAPTER 1Introduction to Financial Accounting Theory

Oleh Kelompok 10:Zahrotul Azizah (125020300111051)

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS BRAWIJAYA2015/2016