chan ct' [email protected] [ureca sgt] · kapitalis hidup tumbuh dan berkembang, ......

12
1 From: 'Chan CT' [email protected] [URECA_SGT] Sent: Tuesday, December 22, 2015 11:01 AM To: [email protected] ; nesare Subject: {URECA_SGT} Re: Kata "kiri" ==> sudah ketinggalan jaman ???? Baguuus, satu pencerahan yang menyegarkan, bung Nesare! Terimakasih! Saya seringkali juga memikirkan, dalam kenyataan isme, isme itu sangat tergantung bagaimana manusia yang menjalankan, yang melaksanakan dalam praktek. Jadi, baik kapitalisme maupun sosialisme itu bisa saja sangat berbeda dalam wujud yang dijalankan seseorang maupun Partai yang berbeda. Itulah sebab, kita bisa melihat kenyataan disetiap tingkat perjuangan dalam masyarakat, tidak sedikit KAPITALIS-KAPITALIS yang baik-baik, bisa mendukung perjuangan rakyat dan berbuat sosial didalam pembangunan nasional! Sebaliknya juga, kita bisa dengan mudah melihat sangat banyak TOKOH-TOKOH komunis yang bejad moral, berbuat lebih KEJAM ketimbang kapitalis dalam melakukan PENGHISAPAN manusia atas manusia yang katanya hendak dibasmi itu! Ternyata, komunisme yang katanya membebaskan penghisapan dan penindasan manusia atas manusia itu juga melakukan KEKEJAMAN kemanusiaan, ...! Eeeiih, mereka juga seenaknya saja MENINDAS manusia! Itulah MANUSIA nya yang menentukan! Selama orang itu KEBABLASAN dan terlalu memutlakkan ajaran isme-nya, dia akan menjadi ekstrimis, radikalis yang sama-sama sangat jahat dan merusak! Beberapa tahun terakhir ini, saya berpikir dimana kesalahan hak-milik kapital perseorangan atas alat produksi, ... dan oleh karenanya harus di-SITA, di-NASIONALISASI menjadi milik NEGARA, oleh Lenin dan kemudian juga diikuti Mao setelah tahun 1956??? Tidak salah hak-milik perseorangan atas alat produksi sebagai dasar sosial tumbuhnya kapitalis. Tapi, ... saya perhatikan dalam kenyataan hidup, pertumbuhan menjadi kapitalis itu tidak salah, selama tidak membiarkan KESERAKAHAN egoistis manusia itu tumbuh secara gila-gilaan, tumbuh secara liar dan liberal. Keserakahan merampok harta dan keuntungan tanpa mempedulikan nasib pekerja, buruh yang menciptakan nilai lebih itu! Jadi, yang salah dan harus dicegah adalah pertumbuhan kapitalis-kapitalis serakah yang kejam dan jahat itu saja! Jadi, sebetulnya cukup ditindak dan dijerat HUKUM setiap kapitalis yang serakah dan kejam itu saja, selama kapitalis-kapitalis itu tunduk, dan patuh HUKUM yang berlaku, ya biarlah mereka hidup tumbuh berkembangan untuk ikut serta mendorong maju perputaran ekonomi nasional. Apa salahnya!?

Upload: trinhdiep

Post on 06-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

From: 'Chan CT' [email protected] [URECA_SGT]

Sent: Tuesday, December 22, 2015 11:01 AM

To: [email protected] ; nesare

Subject: {URECA_SGT} Re: Kata "kiri" ==> sudah ketinggalan jaman ????

Baguuus, satu pencerahan yang menyegarkan, bung Nesare! Terimakasih!

Saya seringkali juga memikirkan, dalam kenyataan isme, isme itu sangat tergantung

bagaimana manusia yang menjalankan, yang melaksanakan dalam praktek. Jadi, baik

kapitalisme maupun sosialisme itu bisa saja sangat berbeda dalam wujud yang dijalankan

seseorang maupun Partai yang berbeda. Itulah sebab, kita bisa melihat kenyataan

disetiap tingkat perjuangan dalam masyarakat, tidak sedikit KAPITALIS-KAPITALIS

yang baik-baik, bisa mendukung perjuangan rakyat dan berbuat sosial didalam

pembangunan nasional! Sebaliknya juga, kita bisa dengan mudah melihat sangat banyak

TOKOH-TOKOH komunis yang bejad moral, berbuat lebih KEJAM ketimbang kapitalis

dalam melakukan PENGHISAPAN manusia atas manusia yang katanya hendak dibasmi itu!

Ternyata, komunisme yang katanya membebaskan penghisapan dan penindasan manusia

atas manusia itu juga melakukan KEKEJAMAN kemanusiaan, ...! Eeeiih, mereka juga

seenaknya saja MENINDAS manusia! Itulah MANUSIA nya yang menentukan! Selama

orang itu KEBABLASAN dan terlalu memutlakkan ajaran isme-nya, dia akan menjadi

ekstrimis, radikalis yang sama-sama sangat jahat dan merusak!

Beberapa tahun terakhir ini, saya berpikir dimana kesalahan hak-milik kapital

perseorangan atas alat produksi, ... dan oleh karenanya harus di-SITA,

di-NASIONALISASI menjadi milik NEGARA, oleh Lenin dan kemudian juga diikuti Mao

setelah tahun 1956??? Tidak salah hak-milik perseorangan atas alat produksi sebagai

dasar sosial tumbuhnya kapitalis. Tapi, ... saya perhatikan dalam kenyataan hidup,

pertumbuhan menjadi kapitalis itu tidak salah, selama tidak membiarkan

KESERAKAHAN egoistis manusia itu tumbuh secara gila-gilaan, tumbuh secara liar dan

liberal. Keserakahan merampok harta dan keuntungan tanpa mempedulikan nasib pekerja,

buruh yang menciptakan nilai lebih itu! Jadi, yang salah dan harus dicegah adalah

pertumbuhan kapitalis-kapitalis serakah yang kejam dan jahat itu saja! Jadi, sebetulnya

cukup ditindak dan dijerat HUKUM setiap kapitalis yang serakah dan kejam itu saja,

selama kapitalis-kapitalis itu tunduk, dan patuh HUKUM yang berlaku, ya biarlah mereka

hidup tumbuh berkembangan untuk ikut serta mendorong maju perputaran ekonomi

nasional. Apa salahnya!?

2

Begitulah jalan pemikiran Mao Tsetung saat berhasil memenangkan teori “Revolusi

Demokrasi Baru” dalam PKT ditahun 1945, pada saat masyarakat Tiongkok masih sangat

miskin, belum bisa menjalankan revolusi sosialis seperti Sovyet, dengan menjadikan

kapitalis sasaran revolusi. Sebaliknya, di Tiongkok masih harus memperkenankan

kapitalis hidup tumbuh dan berkembang, ... kapitalis tetap dikategorikan RAKYAT yang

harus ditarik dalam satu FRONT! Yang disasar dan dijadikan musuh revolusi hanya

kapitalis komprador, yg menjadi kaki-tangan imperialisme saja. Pemikiran demikian inilah

yang sekarang dijalankan di Tiongkok setelah Deng mengoreksi kesalahan yl, dan

ternyata dalam 30 tahun terakhir ini, sebagaimana kita saksikan bersama telah

membawa Tiongkok maju pesat sangat luar biasa dibidang ekonomi, teknologi dan

pertahanan. Sekalipun perkembangan positif yg dahsyat juga diikuti oleh perkembangan

negatif yang tidak kalah dahsyatnya.

Lalu, coba kita lihat bagaimana perkembangan masyarakat di negara sosialis Sovyet

setelah kapitalis dibasmi, tiada lagi hak-milik perseorangan atas alat produksi, yang

tertinggal hanya satu bentuk hak-milik, milik NEGARA itu. Diawal mula, katakanlah 40-an

tahun pertama, nampak sekalipun awal-mula terseok-seok masih bisa dikatakan maju

cukup baik. Dimana Tentara Merah berhasil mengalahkan serangan tentara Nazi, ikut

berperan menentukan dalam mengakhiri PD-II, lebih lanjut tumbuh menjadi super power

didunia menyaingi super power AS. Tapi, tidak bisa dipungkiri kekuasaan komunis yg

semula perkasa itu, tidak berhasil mencegah PEMBUSUKAN yang terjadi didalam dirinya,

PKUS. Dan, ... tidak bisa tidak ambruk dengan sendirinya, dicampakkan oleh RAKYAT nya

sendiri! Ada satu kesalahan, KESALAHAN TRAGIS yang tidak bisa tidak harus diakui

untuk diluruskan.

Setiap orang boleh saja menentukan apa kesalahan serius yang terjadi membuat negara

sosialis pertama didunia itu ambruk dengan sendirinya, ... Deng melakukan koreksi dan

menetapkan jalan “REFORMASI dan KETERBUKAAN”, kembali memperkenankan

kapitalis tumbuh, hidup berkeembang di Tiongkok, memadukan keunggulan ekonomi-pasar

dari kapitalisme dengan keunggulan ekonomi-berencana sosialisme dan dengan TEGUH

pertahankan 4 prinsip (Menempuh jalan sosialisme, dibawah Diktatur Proletariat, dengan

pimpinan PKT dan ML-FMTT sebagai ideologi pembimbing), ... ternyata dalam 30 tahunan

pertama ini menunjukkan perkembangan spektakuler yg dahsyat. Bahkan Xi Jinping

berani menyatakan dengan tegas, dalam target 5 tahun kedepan, Plan 5 tahun ke-13,

menyelesaikan 70 juta rakyat miskin yg tertinggal! Jadi nanti tahun 2020 masyarakat

Tiongkok baru BEBAS dari rakyat miskin, memasuki masyarakat taraf hidup menengah!

Sedikit makmur. Sekalipun belum bisa dibilang masyarakat MAKMUR, tapi setidaknya

bisa dicapai prestasi luar biasa BEBAS dari kemiskinan! Baguslah kalau bisa mencapai

3

Rakyat Tiongkok yang berjumlah 1,4 milyar bebas dari kemiskinan, lepas dari kehidupan

menderita kekurangan, kelaparan dan kedinginan.

Sekarang coba diperhatikan, sosialisme yang bertujuan menwujudkan masyarakat adil

dan makmur itu, ketika itu tahun 1917 masyarakat Tsar Rusia yang masih feodal,

kapitalis baru tumbuh dan sangat miskin, Lenin langsung membabat kapitalis, akhirnya

hanya meratakan kemiskinan. Sedang Deng, mengambil cara memperkenankan sementara

orang kaya lebih dahulu, dalam waktu 30 tahun ekonomi tumbuh begitu cepatnya,

sekarang (sejak tahun 2008) setelah titik berat tugas beralih pada “KEADILAN”,

meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak, khusus petani didesa-desa, ...dalam 5

tahun kedepan bebas dari kemiskinan! Bukankah itu berarti meratakan kemakmuran yang

ada. Jadi betul kata Deeng, sosialisme itu bukan meratakan kemiskinan, tapi harus

meratakan kemakmuran. Untuk membuat makmur serentak bersama tidak mungkin, jadi

harus memperkenankan sementara orang kaya lebih dahulu. Biar mereka nanti menarik

lokomotif untuk memakmurkan rakyat banyak. Begitulah Tiongkok dengan jalannya

sendiri menciptakan satu masyarakat yang MAKMUR dan ADIL! Syukurlah kalau target

yang didengungkan Xi Jinping itu bisa terwujud menjadi kenyataan!

Jadi, ... memang mestinya akan lebih baik, bukan melorot, menarik turun

kapitalis-kapitalis yang sudah kaya menjadi miskin, tapi harus bisa mengangkat yang

miskin menjadi kaya. Bukan dengan hak-milik perseorang dibasmi, bukan dengan

membasmi kapitalis-kapitalis, tapi sebaliknya menjadikan seluruh rakyat jadi PEMILIK

kapital juga, menjadi kapitalis-kapitalis yang berguna mendorong maju roda ekonomi

berputar lebih cepat. Begitulah setelah petani-petani didesa-desa diberi kembali

hak-guna atas tanah untuk digarap, kemudian diberi kemudahan mendapatkan kredit

meembeli alat-produksi, bibit, pupuk, ternak, ... petani-petani itu bukan lagi petani yang

hanya bisa menjual tenaga kerja, tapi berubah menjadi petani bermilik yg ikut

menentukan produksi. Yaa, cepatlah tumbuh kemakmuran didesa-desa, dengan dilepas

bebaskannya tenaga produksi seluas-luasnya!

Salam,

ChanCT

From: mailto:[email protected]

Sent: Tuesday, December 22, 2015 6:11 AM

To: [email protected]

Subject: RE: 回复: Trs: [RumahKita] Re: Trs: [GELORA45] Trs: [nasional-list] Kata "kiri" ==> sudah

ketinggalan jaman ????

4

Tidak ada isme yang bisa mensejahterakan manusia. Manusia sejahtera, bahagia, kaya dll

itu adalah persepsi. Jadi atribut2 itu tergantung dari manusianya. Kalau orang hanya

punya sepeda dan sudah cukup, dia merasa bahagia dan sejahtera. Orang di Bhutan,

Nepal yang tingkat kultur dan agamanya tinggi merasa sangat bahagia walaupun dari

segi duit, mereka dianggap miskin.

Bagi saya yg penting ideology itu adalah aktualisasi ide. Ide yg ada diotak bikin orang

bertindak. Jadi tindakan seseorang itu dijustifikasi karena adanya ide di otak. Kalau ide

itu “salah”, ya tindakannya “salah”. Salah dan tidaknya tindakan itu asumsinya ide di otak

itu. Jadi semakin sempit jalan pikiran seseorang, tindakan yang dilakukan juga sempit.

Ideology itu pengertiannya luas. Kita disini kerap kali hanya mengkerdilkan artinya sbg

political ideology. Dalam political ideology sendiri biasanya orang hanya ngomong ttg

sosialisme vs kapitalisme. Sebenarnya definisi political ideology bukan hanya ngomong

ttg kedua isme itu saja. Ngomong politik saja, ideology hanya dibatasi ke kiri, tengah dan

kanan. Sebetulnya artinya jauh lebih luas dari itu. agama itu juga ideology. Environment

itu juga ideology. Anarchism, nationalism itu juga ideology.

Ideology itu hanyalah salah satu atribut/variable dalam mempelajari masyarakat saja.

Diluar itu masih banyak. Agama, kultur, ras, hukum dll semuanya berbicara. Suatu isme

katakan sosialisme itu gak akan jalan kalau hukumnya gak jalan. Begitu juga kapitalisme

itu gak akan jalan kalau demokrasi gak ada. Korupsi, pemimpin model soeharto, tatanan

feodalisme dll itu semua adalah atribut2 yang penting diluar ideology politik dalam

membentuk suatu masyarakat sejahtera.

Jadi jangan terlalu menghebatkan ideology saja. Makanya bung Karno dalam menggali

Pancasila itu tidak semena2 menomorsatukan ideology kirinya. Ada unsur agama. Ada

persatuan bangsa, demokrasi, humanity dll. itu hasil tempaan berpuluh2 tahun sejak dia

masih muda. Itulah hasilnya. Hasil yang mencerminkan bangsa Indonesia yg plural.

Indonesia bukan milik satu kelompok saja. Indonesia bukan berdasarkan isme

kapitalisme atau komunisme. Indonesia adalah Indonesia yg mempunyai ideology

Pancasila.

Salam

Nesare

From: [email protected] [mailto:[email protected]]

5

Sent: Monday, December 21, 2015 1:48 PM

To: [email protected]

Subject: 回复: Trs: [RumahKita] Re: Trs: [GELORA45] Trs: [nasional-list] Kata "kiri" ==> sudah ketinggalan jaman ????

Mnrt bung Nasare isme apa yg bs mensejahterakan umat manusia?

发自 Android 版 Yahoo 邮箱

发件人::"Chalik Hamid [email protected] [GELORA45]" <[email protected]>

日期:2015 年 12月 22 日周二 时间:1:44

主题::Trs: [RumahKita] Re: Trs: [GELORA45] Trs: [nasional-list] Kata "kiri" ==> sudah ketinggalan jaman ????

Pada Senin, 21 Desember 2015 19:31, "'nesare' [email protected] [GELORA45]" <[email protected]>

menulis:

Lusi: Nah jadinya sekarang pendukung politik Jokowi yang mengundang kapital monopoli

asing itu termasuk golongan kiri yah? Ini sekedar pertanyaan saja.

Nesare: tidak! Saya tidak punya konsep orang itu kiri atau kanan dalam arti literally.

Yang ada adalah orang itu lebih kiri dan atau lebih kanan sebagai perbandingan. Saya

tidak percaya baik kapitalisme maupun sosialisme bisa membawa manusia itu seperti

hidup di surga. Anggap saja surga itu adalah utopianya manusia. Kedua isme itu adalah

buatan manusia dan tidak pernah bisa sempurna.

Banyak orang mimpi dengan melihat kebrutalan kapitalisme lalu memilih sosialisme

karena dianggap sosialisme akan sempurna atau sekurang2nya akan menghilangkan

penghisapan atas manusia. Ini salah kaprah. Tidak ada isme yang diciptakan manusia

akan menghilangkan penghisapan, kemiskinan, korupsi dlsbg. Tidak ada! Walaupun saya

percaya kedua isme itu dapat dikontraskan yang mana yang lebih serakah, lebih

mempunyai harapan untuk menanggulangi kemiskinan dlsbg.

Lebih penting dari itu, saya tidak percaya kapitalisme akan menciptakan keseimbangan

antara sikaya dan simiskin. Begitu juga saya tidak percaya sosialisme akan dapat

menciptkan kemakmuran bagi semua rakyatnya.

6

Walaupun dikritik habis2an oleh para pendukung Mao, tidak bisa dipungkiri bahwa Deng

adalah reformis. Reformis yang melihat masa depan RRT kedepan yang berbeda dengan

imiginasi Mao. Seperti juga bung Karno muda dan bung Karno tua itu imaginasinya

berbeda. Sama seperti Marx juga berbeda imaginasi waktu dia muda dan tua. Sekarang

Castro juga sudah dan sedang melihat wajah sosialisme yang lain.

Penerapan isme isme itu beradaptasi dengan waktu dan tempat. Di Indonesia, india,

Rusia, RRT dll, sosialisme berkembang sesuai dengan kultur dan struktur masyarakat

sekitarnya.

Realitas investasi asing tidak akan dapat merubah bentuk isme itu baik sosialisme

maupun kapitalisme. Dalam kapitalisme, investasi asing sendiri sudah didiskreditkan.

Begitu juga sosialisme membuka dengan tangan terbuka investasi asing ini.

Ketika seseorang masih berpikir bahwa prinsip2 ekonomi dapat menjadi dikotomi antara

sosialisme dan kapitalisme, dia tidak akan dapat menerima bahwa prinsip2 ekonomi itu

sudah ada sejak kedua isme itu dilahirkan.

Salam

Nesare

From: [email protected] [mailto:[email protected]]

Sent: Monday, December 21, 2015 10:42 AM

To: [email protected]; [email protected];

[email protected]

Subject: Re: [RumahKita] Re: Trs: [GELORA45] Trs: [nasional-list] Kata "kiri" ==> sudah ketinggalan

jaman ????

Tulisan dari semua saja yang dimuat dalam situs ini tidak ada yang

memerintah. Hanya sekedar mengemukakan pendapat dalam alam demokrasi.

Bebas sesuai dengan pendapat masing-masing penulisnya. Diterima atau

tidak, dikritik atau sependapat, ditentang atau disetujui pendapatnya

itu terserah para pembacanya. Inilah maksud orang berdiskusi atau

bertukar pendapat.

Nah jadinya sekarang pendukung politik Jokowi yang mengundang

kapital monopoli asing itu termasuk golongan kiri yah? Ini sekedar

7

pertanyaan saja.

Am Mon, 21 Dec 2015 08:18:11

+0000 (UTC) schrieb "iwamardi [email protected] [nasional-list]"

<[email protected]>:

> Tanda petik itu dipakai justru untuk membedakan arti kiri yang

> sebenarnya dan yang pseudo kiri .....yang sok "kiri"...tetapi selalu

> menentang,mencemooh dan mencerca tindakan2 kongkrit kiri yang

> dilakukan semua orang yang maju pikirannya tetapi tidak mau

> menggubris pikiran, sikap dan bahkan perintah2 orang2 yang dogmatis,

> statis, metaphysis......alias obsolete !Orang2 yang tidak mau melihat

> kenyataan, tidak mau belajar dari pengalaman, dan.....tak pernah

> berhasil....sehingga frustrasi......

>

>

> On Monday, December 21, 2015 6:29 AM, "iwamardi [email protected]

> [RumahKitaBersama]" <[email protected]> wrote:

>

>

> Soalnya: penggelar teori "istilah kiri sudah ketinggalan jaman"

> itu sudah mundur selangkah, katanya itu tidak berlaku(ketinggalan

> jaman) hanya untuk Indonesia saja.Diluar negeri masih , ya tidak

> apa2...katanya....hahahaha....Ternyata didalam negeripun masih

> semarak digunakan istilah "kiri" dan "kanan" itu....... !!!Alasan

> macam2lah untuk dijadikan argumentasi yang tak bernilai....

>

>

> On Sunday, December 20, 2015 9:56 PM, "'Sunny' [email protected]

> [nasional-list]" <[email protected]> wrote:

>

>

> Istilah left atau right wing dalam politik masih saja dipakai

> dalam politik, harus dipahami bahwa left atau kiri bukan berarti

> komunis, misalnya partai sosial demokrat dibilang “kiri”. Senator

> USA bernama Bernie Sanders yang berusaha menjadi calon presiden

8

> dibilang berpandangan kiri. Ada itu majalah yang namanya New Left

> Review yang didirikan pada tahun 1960-an dan sampai sekarang masih

> ada. Terbit dua bulan sekali di London.

From:

> mailto:[email protected] Sent: Sunday, December 20, 2015

> 6:29 AMTo: [email protected] Subject: Trs: [GELORA45]

> Trs: [nasional-list] Kata "kiri" ==> sudah ketinggalan jaman ????

>

>

> Pada Minggu, 20 Desember 2015 6:18, "kh djie [email protected]

> [GELORA45]" <[email protected]> menulis:

>

>

>

>

> Bung Karno : Panca Sila itu adalah

> Kiri.http://www.berdikarionline.com/bung-karno-pancasila-adalah-kiri/

> Bung Karno: Pancasila Adalah Kiri! SHARE ON:FacebookTwitter Google

> +Setelah peristiwa G.30/S, orang-orang kiri mulai dikejar-kejar.

> Banyak yang ditangkap, dipenjara tanpa pengadilan, dan dibunuh.

> Segala yang berbau kiri mulai dilarang.Saat itu, November 1965, pamor

> kekuasaan Bung Karno sudah menurun. Beberapa kali himbauannya, agar

> semua kelompok menahan diri dan tidak terprovokasi, tidak dihiraukan.

> “Ucapan di mulut katanya taat, tetapi di dalam perbuatannya saya

> merasa oleh mereka itu dikentukin sama sekali,” keluhnya.Ironisnya,

> mereka yang anti-kiri ini mengklaim diri sebagai “penyelamat

> Pancasila”. Revolusi Indonesia, yang susah payah diperjuangkan sejak

> Agustus 1945, makin bergeser ke kanan. Pancasila pun hendak

> diselewengkan menjadi kanan.Tanggal 6 November 1965, saat sidang

> paripurna Kabinet Dwikora, di Istana Bogor, Bung Karno marah besar

> atas upaya menyelewengkan Pancasila menjadi kanan itu. Dengan tegas

> Bung Karno menyatakan, “Pancasila adalah Kiri.”Tentu ada alasannya

> Bung Karno menyebut Pancasila itu kiri. Namun, sebelum kita membahas

> hal itu, kita periksa dulu defenisi kiri menurut Bung Karno.Bagi Bung

> Karno, kiri tidak hanya anti-imperialisme. Tapi, katanya, kiri itu

> adalah anti segala bentuk eksploitasi (uit-buiting). Menurutnya, kiri

> adalah menghendaki suatu masyarakat yang adil dan makmur, yang di

9

> dalamnya tidak ada kapitalisme, tidak ada lagi exploitation de

> I’homme par I’homme—penghisapan manusia atas manusia.Pendek kata,

> Bung Karno mendefenisikan kiri sebagai sikap politik yang menentang

> segala bentuk penghisapan dan penindasan. Politik kiri menentang

> penghisapan manusia atas manusia dan penghisapan bangsa atas bangsa.

> Dengan demikian, politik kiri mestilah anti-kapitalisme,

> anti-otoritarianisme, dan anti-imperialisme.Lantas, apa alasannya

> bung Karno menyebut Pancasila itu kiri?Bung Karno mengatakan, unsur

> utama Pancasila adalah keadilan sosial. Selain itu, Pancasila juga

> anti-kapitalisme. Pancasila juga menentang exploitation de nation par

> nation. “Karena itulah Pancasila kiri,” tegas Bung Karno.Sekarang,

> kita mengarah ke pertanyaan lebih lanjut: benarkan Pancasila

> menentang kapitalisme?Mari kita periksa pidato Bung Karno tanggal 1

> Juni 1945, yang kemudian dikenal sebagai Hari Lahir Pancasila.Dalam

> pidato 1 Juni 1945 itu, Bung Karno mengajukan 5 prinsip, yakni (1)

> Kebangsaan Indonesia; (2) Internasionalisme atau perikemanusiaan; (3)

> Mufakat atau demokrasi; (4) Kesejahteraan sosial; dan (5) Ketuhanan

> yang Maha Esa.Menurut Bung Karno, lima prinsip itu—yang kemudian

> dinamainya Panca Sila—bisa diperas menjadi tiga prinsip atau tiga

> sila, yaitu sosio-nasionalisme (penggabungan dari kebangsaan dan

> internasionalisme), sosio-demokrasi (penggabungan dari demokrasi

> dengan kesejahteraan sosial), dan Ketuhanan.Inilah yang patut diulas.

> Dalam artikelnya berjudul “Demokrasi Politik dan Demokrasi Ekonomi,”

> yang dimuat di Fikiran Ra’jat tahun 1932, Bung Karno mendefenisikan

> sosio-nasionalisme sebagai nasionalisme massa-rakyat, yaitu

> nasionalisme yang mencari selamatnya massa-rakyat.Sosio-nasionalisme,

> menurut Bung Karno, akan menjadi menghilangkan kepincangan di dalam

> masyarakat, sehingga tidak ada lagi penindasan, tidak ada lagi kaum

> yang celaka, dan tidak ada lagi kaum yang papa-sengsara. Karena itu,

> Bung Karno menegaskan, sosio-nasionalisme menolak borjuisme

> (kapitalisme) yang menjadi penyebab kepincangan di dalam masyarakat

> itu.Bung Karno sadar, Indonesia merdeka bukanlah jaminan rakyat

> Indonesia akan terbebas dari eksploitasi. Terlebih, jika Indonesia

> sudah merdeka, masih ada kelompok “kapitalis bangsa sendiri” dan kaum

> ningrat yang berkeinginan menjadi “penindas baru”.Makanya, ia selalu

> berpesan, “dalam perjuangan habis-habisan mendatangkan Indonesia

> Merdeka, kaum Marhaen harus menjaga agar jangan sampai nanti mereka

> yang kena getahnya, tetapi kaum borjuis atau ningrat yang memakan

10

> nangkanya.”Karena itu, Bung Karno selalu mengingatkan bahwa Indonesia

> merdeka hanyalah “jembatan emas”. Frase “jembatan emas” ini

> menyiratkan kemerdekaan hanyalah “fase prasyarat” atau “tahapan”

> menuju tujuan yang lebih tinggi.Proses pemerdekaan hanyalah upaya

> penciptaan gedung bernama “Indonesia Merdeka”, yang di dalamnya tidak

> ada lagi penindasan dari eksternal, yakni kolonialisme, tetapi di

> dalamnya ada perjuangan menghapuskan imperialisme dan kapitalisme.

> Sebab, syarat memujudkan masyarakat adil dan makmur adalah

> penghapusan imperialisme dan kapitalisme.Supaya perjuangan menghapus

> kapitalisme dan imperialisme di dalam Indonesia merdeka itu bisa

> berjalan sukses, Bung Karno mengharuskan agar kekuasaan politik

> (politieke macht) ada di tangan kaum tertindas, yakni kaum buruh dan

> marhaen.Nah, inilah esensi sosio-demokrasi. Sosio-demokrasi secara

> harfiah berarti demokrasi massa-rakyat. Esensi lain dari

> sosio-demokrasi adalah pengawinan demokrasi ekonomi dan demokrasi

> politik. Atau, sederhananya, sosio-demokrasi berbicara soal kekuasaan

> ekonomi-politik di tangan rakyat.Sosio-demokrasi ini adalah antitesa

> dari demokrasi borjuis di barat, yang hanya memberikan kesetaraan di

> bidang politik tetapi memelihara ketidaksetaraan di bidang ekonomi.

> Akibatnya, kendati secara politik orang diakui sama, tetapi secara

> ekonomi mereka terbelah antara pemilik alat produksi dan klas

> pekerja. Pada prakteknya, menurut Soekarno, karena alat produksi di

> kuasai oleh kaum borjus, maka kekuasaan politik atau parlemen pun

> dikuasai oleh kaum borjuis.Konsep sosio-demokrasi mengisyaratkan dua

> hal pokok: pertama, kekuasaan politik di tangan rakyat. Kedua,

> demokrasi ekonomi atau pemilikan alat produksi di tangan rakyat.

> Dengan demikian, sosio-demokrasi sangat anti-kapitalisme.Dengan

> demikian, Pancasila—yang didalamnya tertancap kuat sosio-nasionalisme

> dan sosio-demokrasi—memang sangat anti-kapitalisme dan segala bentuk

> ekspolitasi lainnya yang merendahkan nilai-nilai

> perikemanusiaan.Selain itu, dalam pidato 1 Juni 1945, Bung Karno

> mengatakan, “jika yang lima saya peras menjadi tiga, dan yang tiga

> menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen,

> yaitu perkataan Gotong-Royong.”Menurutnya, negara Indonesia yang

> didirikan haruslah negara yang gotong-royong, yaitu pembantingan

> tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu

> bersama. Amal semua buat semua, keringat semua buat semua.Artinya

> jelas: semua bekerja bersama-sama, membanting tulang bersama-sama,

11

> dan hasilnya untuk bersama-sama. Itu kan hampir sama dengan prinsip

> sosialisme Indonesia: sama rasa, sama rata. Artinya jelas: Pancasila

> itu anti segala bentuk penghisapan dan penindasan. Ya, Pancasila

> memang kiri!Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar negara atau

> “Weltanschauung” (pandangan hidup) bermakna memastikan perjalanan

> bangsa Indonesia tetap di jalur kiri, yakni anti-penghisapan dan

> penindasan. Proses penyelenggaraan negara harus berdasarkan

> Pancasila. Artinya, semua produk kebijakan negara harus bersifat

> anti-eksploitasi dan penghisapan.Artinya, kalau ada organisasi atau

> lembaga negara yang melarang pemikiran atau organisasi kiri

> menggunakan Pancasila, berarti mereka telah menyelewengkan Pancasila

> yang dipidatokan oleh Bung Karno tanggal 1 Juni 1945.Rudi Hartono,

> pengurus Komite Pimpinan Pusat– Partai Rakyat Demokratik (PRD);

> Pimred Berdikari Online

>

>

> Sumber Artikel:

> http://www.berdikarionline.com/bung-karno-pancasila-adalah-kiri/#ixzz3upsmKvIx

> Follow us: @berdikarionline on Twitter | berdikarionlinedotcom on

> Facebook On 20 December 2015 at 06:00, Chalik Hamid

> [email protected] [GELORA45] <[email protected]> wrote:

>

>

>

>

>

> Pada Sabtu, 19 Desember 2015 18:48, "iwamardi [email protected]

> [nasional-list]" <[email protected]> menulis:

>

>

>

>

> Weleh2... para aktivis digambar ini , menurut orang

> "kebablasan jaman" , dianggap sudah ketinggalan jaman semua ???

> Bukunya saja memakai istilah "kiri" .... Dimana logikanya, kok

> istilah "kiri" ,"kanan" sudah ketinggalan jaman ? Lihat dong gambar

> dibawah, kalau perlu memakai teropong ...... klik :

>

12