cerahkan hati nurani dengan saling menasehati

11
Mamber Of Group Aprili a Irvan Lira Evy Meyliza

Upload: aprilia-salis-anisa

Post on 15-Jan-2017

9.207 views

Category:

Internet


123 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cerahkan hati nurani dengan saling menasehati

Mamber Of Group

ApriliaIrvan

LiraEvyMeyliza

Page 2: Cerahkan hati nurani dengan saling menasehati

Cerahkan Hati Nuranidengan Saling MenasehatiManusia dianugerahi oleh Allah Swt. nafsu yang memiliki kecenderungan kepada kebaikan (positif ) dan kejahatan (negatif ). Manusia dapat meraih martabat tertinggi ketika potensi positif nafsunya sedang optimal.

Tetapi manusia pun dapat terjerumus ke dalam kehinaan, bahkan di bawah martabat binatang, ketika potensi negatif nafsunya sedang berperan, sehingga perilakunya dibimbing oleh nafsu negatif itu.

Firman Allah: “maka Allah mengilhamkan kepadanya (nafsu)

kejahatan dan ketakwaannya”. (Q.S.asy-Syams/91:8).

Firman Allah: “Sungguh telah Kami ciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna, kemudian Kami kembalikan dia kepada derajat

yang paling rendah” [Q.S. at-T³n /95:4-5 ].

Page 3: Cerahkan hati nurani dengan saling menasehati

Kesalahan dan kealpaan itu pun dapat mempercepat laju manusia mencapai derajat tertinggi, yaitu ketika mereka bertaubat dan menyesali dosadosanya yang telah dilakukannya.

Allah Swt. mengajarkan kita untuk mengontrol orang lain sebagai sumbangsih dan bentuk kepedulian terhadap sesama. Saling menasihati (tausiyyah) ini adalah salah satu bentuk dakwah, yaitu dakwah billisan (dengan kata-kata), yaitu menyampaikannasihat kebaikan secara lisan.

Sabda Rasulullah:“Semua manusia adalah pendosa, dan sebaik-baik pendosa adalah yang mau beratubat”.

Sabda Rasulullah: ”orang yang bertaubat dari dosa, seperti orang yang bersih dari dosa”.

Page 4: Cerahkan hati nurani dengan saling menasehati

A. Perintah Saling MenasehatiSaling mengingatkan dalam hal kebaikan adalah kewajiban sesama muslim. Dalam Islam, mengingatkan orang lain secara lisan semacam itu biasa disebut dengan nasihat, wasiat, tausiyah, mau’i§ah, dan ta©kirah (peringatan).

Kesalahan dan kealpaan dapat terjadi pada siapa saja, baik mubaligh atau jamaah. Oleh karena itu, kewajiban berdakwah bukan hanya bagi orang yang bisa ceramah saja, melainkan bagi seluruh umat Islam, Rasulullah saw bersabda “sampaikan dariku meski hanya satu ayat”.

“Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi, kecuali yang beriman, beramal soleh, dan saling menasihati dengan kebenaran dan saling menasihati dengan kesabaran” (Q.S. al’A£r/103:1-3).

Page 5: Cerahkan hati nurani dengan saling menasehati

Nasihat Luqman kepada anaknya pada firman Allah dalam Q.S.Luqm±n/31:13-14 :

Artinya :

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar” . Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu, hanya kepada-Ku lah kembalimu” (Q.S.Luqm±n/31:13-14).

Page 6: Cerahkan hati nurani dengan saling menasehati

Rasulullah saw. banyak menyampaikan perintah untuk saling menasihati dan berdakwah untuk mengubah kemungkaran menjadi kondisi yang sejalan dengan ajaran Islam. Di antaranya dalam hadis berikut:Artinya:

“Dari Abu Said al-Khudri ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw.. bersabda:

’Barangsiapa di antara kalian melihat sesuatu kemungkaran, maka hendaklah mengubahnya dengan tangannya, jika mampu, dan jika tidak

mampu, maka dengan hatinya. Yang sedemikian itu adalah selemah lemahnya iman" (HR. Muslim).

Page 7: Cerahkan hati nurani dengan saling menasehati

B. Adab dan Metode Menyampaikan Nasihat (Dakwah)

Menyampaikan nasihat adalah bagian dari kerja dakwah. Dalam berdakwah tidak boleh ada yang ditutup-tutupi (disembunyikan), semua kebenaran harus disampaikan,walaupun mungkin akan berdampakburuk bagi yang menyampaikan,seperti sabda Rasulullah saw.”Katakanlah yang benar walaupunterasa pahit”.

Page 8: Cerahkan hati nurani dengan saling menasehati

Dalam memberikan nasihat kepada orang lain harus memperhatikan banyak aspek, terutama objek dakwah, yaitu orang yang akan kita beri nasihat (umat). Orang yang akan kita nasihati adalah manusia yang memiliki beragam adat, budaya, kecenderungan, pengetahuan, dan latar belakang sosial lainnya. Semua itu membuat manusia menjadi makhluk unik yang harus didekati dengan cara yang berbeda-beda juga.Untuk mengoptimalkan hasil dakwah dan meminimalisasi dampak buruknya, perlu diperhatikan adab berikut ini :

6. Memeperhatikan usia objek dakwah.1. Disampaikan dengan cara santun dan lemah lembut

7. Yakin dan Optimis.

8. Menjalin kerja sama.

9. Konsekuen dengan perkataan (keteladanan).

2. Memperhatikan tingkat pendidikan.

3. Menggunakan bahasa yang sesuai.

4. Memperhatikan budaya.

5. Memperhatikan tingkat sosial-ekonomi.

Page 9: Cerahkan hati nurani dengan saling menasehati

C. Hikmah dan Manfaat Nasihat1. Nasihat dari orang lain merupakan kontrol sosial pada saat kita terlena dan tidak mampu melakukan introspeksi (muhasabah).2. Mengingatkan diri sendiri untuk konsekuen (jika kita sebagai pemberi nasihat).3. Selalu menjaga kebersihan hati dan pikiran dari niat dan rencana kotor/ tercela.4. Terjalinnya persatuan dan persaudaraan antara pemerintah dan semua lapisan masyarakat.5. Terjaganya lingkungan dari kemaksiatan dan penyakit sosial.6. Terciptanya keadilan, keamanan, ketenteraman, dan kedamaian dalam masyarakat.7. Mendapat balasan kebaikan dari Allah Swt., di dunia dan akhirat.

Page 10: Cerahkan hati nurani dengan saling menasehati

Pemimpin yang Haus NasihatSuatu saat, Umar r.a. seorang diri tengah pulang dari kunjungannya ke Syam Syiria menuju Madinah untuk melihat kehidupan rakyatnya dari dekat. Ia bertemu dengan seorang nenek tengah beristirahat di gubuknya, lalu Umar bertanya kepada nenek itu,"Apa yang dilakukan oleh Umar sekarang?“ Nenek itu menjawab,"Ia telah pulang dari kunjungan ke Syam dengan selamat.“"Bagaimana menurutmu tentang pemerintahannya?" tanya Umar r.a. lagi."Tentang ini, aku berharap semoga Allah Swt. tidak membalasnya dengan kebaikan," Jawab nenek itu."Kenapa begitu?" selidik Umar."Karena aku tidak mendapatkan satu dinar atau satu dirham pun darinya sejak ia menjabat sebagai Amirul Mu'minin", Ujar nenek itu lagi.Umar segera menimpali, "bagaimana kalau Umar tidak tahu keadaanmu karena kamu berada di tempat seperti ini?»Nenek itu balas menjawabnya, "Subhanallah! demi Allah, aku tidak pernah mengira bahwa ada seseorang yang bertanggung jawab atas urusan orang lain sedang ia tidak tahu keadaan mereka semua".Setelah mendengar jawaban nenek itu maka Umar seketika itu juga menangis seraya berkata, "hai Umar! semua orang lebih pintar darimu hingga nenek-nenek ini sekali pun”. Akhirnya sang nenek pun tahu bahwa yang di hadapannya adalah Umar, Sang Khalifah, dan nenek segera minta maaf karena merasa telah lancang. Tapi Umar justru bersyukur dan kemudian memberikan bantuan secukupnya.

Page 11: Cerahkan hati nurani dengan saling menasehati

THIS IS OUR PRESENTATION