cedera

2
1. SPRAIN Sprain adalah bentuk cedera berupa penguluran atau kerobekan pada ligament (jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul sendi dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi. Gejalanya dapat berupa nyeri, inflamasi (peradangan), dan pada beberapa kasus, ketidakmampuan menggerakkan tungkai. Sprain terjadi ketika sendi dipaksa melebihi lingkup gerak sendi yang normal, seperti melingkar atau memutar pergelangan kaki. 2. STRAIN Strain adalah bentuk cedera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur muskulo-tendinous (otot dan tendon). Strain akut pada struktur muskulo-tendinous terjadi pada persambungan antara otot dan tendon. Strain terjadi ketika otot terulur dan berkontraksi secara mendadak, seperti pada pelari atau pelompat. Tipe cedera ini sering terlihat pada pelari yang mengalami strain pada hamstringnya. Beberapa kali cedera terjadi secara mendadak ketika pelari dalammlangkah penuh. Gejala pada strain otot yang akut bisa berupa nyeri, spasme otot, kehilangan kekuatan, dan keterbatasan lingkup gerak sendi.Strain diklasifikasikan berdasarkan berat ringannya : a. Derajat/Tingkat I : regangan serabut tendon dan otot, dengan minimal. Strain pada tingkat ini tidak ada robekan dan bersifat ringan. Misalnya strain pada otot hamstring yang mengganggu atlit sprint.

Upload: ditanh

Post on 01-May-2017

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: cedera

1. SPRAIN

Sprain adalah bentuk cedera berupa penguluran atau kerobekan pada ligament

(jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang

memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul sendi dapat

menyebabkan ketidakstabilan pada sendi. Gejalanya dapat berupa nyeri, inflamasi

(peradangan), dan pada beberapa kasus, ketidakmampuan menggerakkan tungkai. Sprain

terjadi ketika sendi dipaksa melebihi lingkup gerak sendi yang normal, seperti melingkar

atau memutar pergelangan kaki.

2. STRAIN

Strain adalah bentuk cedera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur

muskulo-tendinous (otot dan tendon). Strain akut pada struktur muskulo-tendinous terjadi

pada persambungan antara otot dan tendon. Strain terjadi ketika otot terulur dan

berkontraksi secara mendadak, seperti pada pelari atau pelompat. Tipe cedera ini sering

terlihat pada pelari yang mengalami strain pada hamstringnya. Beberapa kali cedera

terjadi secara mendadak ketika pelari dalammlangkah penuh. Gejala pada strain otot yang

akut bisa berupa nyeri, spasme otot, kehilangan kekuatan, dan keterbatasan lingkup gerak

sendi.Strain diklasifikasikan berdasarkan berat ringannya :

a. Derajat/Tingkat I : regangan serabut tendon dan otot, dengan minimal. Strain pada tingkat ini

tidak ada robekan dan bersifat ringan. Misalnya strain pada otot hamstring yang mengganggu atlit

sprint.

b. Derajat II : regangan serabut tendon, dengan robekan sebagian, bersamaan dengan nyeri

danbengkak sehingga mempengaruhi kekuatannya.

c. Derajat III : robekan serabut otot yang luas dengan nyeri, bengkak dan kemungkinan ada yang

putus.

Penyebab

Strain terjadi akibat dari peregangan atau kontraksi otot melebihi batas normal (Abnormal stress)

dan umumnya terjadi karena pembebanan secara tiba – tiba pada otot tertentu. Jenis cedera ini

juga terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah, atau ketika terjadi kontraksi, otot belum siap

Gejala dan tanda-tanda

Seseorang yang mengalami sakit strain mempunyai gejala dan tanda-tanda sebagai berikut :

Page 2: cedera

1. Strain ringan ditandai dengan kontraksi otot terhambat karena nyeri dan teraba pada bagian otot

yang mengaku.

2. Strain total didiagnosa sebagai otot tidak bisa berkontraksi dan terbentuk benjolan

3. Nyeri yang tajam dan mendadak pada daerah otot tertentu. Dan pada cidera strain rasa sakit

adalah nyeri yang menusuk pada saat terjadi cedera, terlebih jika otot berkontraksi

4. Nyeri menyebar keluar dengan kejang atau kaku otot.

5. Cidera strain membuat daerah sekitar cedera memar dan membengkak. Setelah 24 jam, pada

bagian memar terjadi perubahan warna, ada tanda-tanda perdarahan pada otot yang sobek, dan

otot mengalami kekejangan.