catatan dokter muda psikiatri
TRANSCRIPT
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
1/31
Catatan Dokter Muda/Status Mental Anamnesis
Identitas
Keluhan utama (KU)
• Penurunan kesadaran
• Bicara bergumam panjang lebar (Jawa: ngomyang)
• Bicara tidak teratur
• Gaduh gelisah
• Bingung
• Mengamuk
• Sering mengamuk
• Marah-marah sendiri
• Menangis sendiri
• Tertawa sendiri
• Terus-menerus berbicara panjang lebar sulit berhenti
• Sulit atau tidak dapat memahami pembicaraan (bicara tidak menyambung)
• Sering berjalan mondar-mandir
• Sering keluyuran tanpa tujuan
• Sering mendengar bisikan
• Melihat hantu, jin, atau setan
• Ingin bunuh diri
• Percobaan bunuh diri
• Sulit tidur
• Tidak dapat tidur
• Sedikit makan dan minum
Riwayat penyakit sekarang (RPS)
Riwayat penyakit dahulu (RPD)
•
Riwayat sakit serupa
• Riwayat gangguan jiwa
• Riwayat mondok
• Riwayat trauma
• Riwayat kejang
• Riwayat hidrosefalus
http://id.wikibooks.org/wiki/Catatan_Dokter_Muda/Anamnesis/Identitashttp://id.wikibooks.org/wiki/Catatan_Dokter_Muda/Anamnesis/Identitas
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
2/31
Status mentalis
Deskripsi umum
Penampilan
• Jenis kelamin
• ♂ (laki-laki)
• ♀ (perempuan)
• Perbandingan penampilan terhadap usia
• Lebih muda dari usia
• Sesuai usia
• Lebih tua dari usia
• Perawatan diri
• Baik / cukup
• Kurang
• Buruk
Psikomotor
• Hipoaktif
• Normoaktif
• Hiperaktif
Sikap terhadap pemeriksa• Kooperatif
• Tidak kooperatif
Kesadaran
Kualitatif• Tidak berubah
• Berubah
Kuantitatif• Compos mentis (CM)
• Delirium
Suasana/alam perasaan
Mood•
Euforik• Disforik
Afek
• Hipertimik (meluas)
• Hipotimik (menyempit)
• Tumpul
• Datar
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
3/31
Keserasian• Serasi
• Tidak serasi
Pembicaraan
Ketersambungan pembicaraan• Bicara menyambung
• Bicara tidak menyambung
Intonasi• Jelas
• Tidak jelas
Persepsi
Halusinasi
Ilusi
Depersonalisasi
Derealisasi
Pikiran
Bentuk• Realistik
• Nonrealistik
Isi• Waham curiga/paranoid
Arus• Koheren
•
Inkoheren
Daya ingat dan konsentrasi
• Baik
• Menurun
Insight (tilikan diri)
• Derajat I
• Derajat II
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
4/31
Sindrom Psikosis
Sindrom
Psikosis
Tanda
Organik
Psikosis /
Gangguan Mental
Kriteria
PanduanSkizofrenia? Diagnosis Banding
• Waham
• Halusinasi
• Inkoherensi
• Katatonia
Ada
Psikosis organik,
atau gangguan
mental organik
(GMO)
• F0. Gangguan Mental
Organik, termasuk
Gangguan Mental
Simtomatik
• F1. Gangguan Mental
dan Perilaku Akibat
Penggunaan Alkohol
dan Zat Psikoaktif
Lainnya
Tidak
ada
F2. Gangguan
psikotik non-
organik, atau
psikosis
fungsional, atau
gangguan mental
psikotik
• ≥ 1
bulan
• Onset ≤
45
tahun
• Ada
deterior asi
Skizofrenia • F20. Skizofrenia
• < 1
bulan
• Onset >
45
tahun
• Tidak
ada
deterior
asi
Non-
skizofrenia
• F21. Gangguan
Skizotipal
• F22. Gangguan
Waham Menetap
• F23. Gangguan
Psikotik Akut dan
Sementara
• F24. Gangguan
Waham Induksi
• F25. Gangguan
Skizoafektif
Tidak • F28. Gangguan
http://id.wikibooks.org/wiki/Catatan_Dokter_Muda/Skizofreniahttp://id.wikibooks.org/wiki/Catatan_Dokter_Muda/Skizofreniahttp://id.wikibooks.org/wiki/Catatan_Dokter_Muda/Skizofreniahttp://id.wikibooks.org/wiki/Catatan_Dokter_Muda/Skizofrenia
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
5/31
memenuhi
kriteria di
atas
Psikotik Non-Organik
Lainnya
• F29. Gangguan
Psikotik Non-Organik
YTT
Diagnosis/Multiaksial Aksis I
1. F0. Gangguan Mental Organik (GMO)
2. F1. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif
3. F2. Skizofrenia, Skizotipal, dan Gangguan Waham
4. F3. Gangguan Mood (Afektif)
5. F4. Gangguan Neurotik, Somatoform, dan Terkait Stres
6. F5. Sindrom Perilaku yang Berhubungan Dgn Ggn Fisiologis dan faktor Fisik
7. F8. Gangguan Perkembangan Psikologis
8. F9. Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Pada Masa Kanak dan
Remaja
Aksis II
• F60 ‒ F69. Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa
• F60.0. Gangguan Kepribadian Paranoid [2/74]
• F60.1. Gangguan Kepribadian Skizoid [2/74]
• Gangguan Kepribadian Skizotipal [2/74]
• Gangguan Kepribadian Antisosial [2/74]
• Gangguan Kepribadian Ambang [2/74]
• Gangguan Kepribadian Histerionik [2/74]
• Gangguan Kepribadian Narsisistik [2/74]
• Gangguan Kepribadian Menghindar [2/74]
• Gangguan Kepribadian Dependen [2/74]
• Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif [2/75]
• Gangguan Kepribadian Pasif-Agresif [2/75]
• Gangguan Kepribadian Yang Tidak Ditentukan (YTD) [2/75]
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
6/31
• F70 ‒ F79. Retardasi Mental
Aksis III
1. A00 – B99: Penyakit infeksi dan parasit tertentu
2. C00 – D48: Neoplasma
3. E00 – G90: Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik
4. G00 – G99: Penyakit susunan saraf, dan lain-lain
Aksis IV
Aksis IV digunakan untuk memberi kode pada masalah psikologis dan lingkungan yang secara
bermakna berperan pada perkembangan/eksaserbasi gangguan sekarang.
Masalah yang dicakup: keluarga (primary support group), lingkungan sosial, pendidikan, pekerjaan,
perumahan, ekonomi, akses ke layanan kesehatan, hukum/kriminal, psikososial, dan lingkungan
lainnya.
Aksis V
Aksis V adalah skala penilaian global terhadap fungsi yang sering disebut sebagai Global assesment
of functioning (GAF). Pemeriksa mempertimbangkan keseluruhan tingkat fungsional pasien selama
periode waktu tertentu (misalnya saat pemeriksaan, tingkat fungsional pasien tertinggi untuk
sekurangnya 1 bulan selama 1 tahun terakhir). Fungsional diartikan sebagai kesatuan dari 3 bidang
utama yaitu fungsi sosial, fungsi pekerjaan, fungsi psikologis.
Fungsi berupa skala dengan 100 poin dengan 100 mencerminkan tingkat fungsi tertinggi dalam semua
bidang.
Terapi PsikiatriTerapi awal
• Mondok bangsal
• Psikoedukasi keluarga
• Fiksasi
Terapi injeksi
• Terapi mania akut
• Injeksi Haloperidol 1 ampul kalau perlu (jika gaduh gelisah)
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
7/31
• Injeksi Difenhidramin 1 ampul kalau perlu (jika gaduh gelisah)
• Terapi profilaksis mania
• Injeksi Haloperidol ½ ampul / 12 jam intramuskular
• Injeksi Difenhidramin ½ ampul / 12 jam intramuskular
Terapi oral
• Risperidone 2 x 2 mg
• THP 2 x 2 mg
• CPZ 1 x 50 mg malam
Neurotransmitter
Sistem Saraf Pusat (SSP)
Parasimpatis Simpatis
Kolinergik Kolinergik
Kolinergik Adrenergik
Bronkhokonstriksi
• α1
• Kontraksi iris
• Vasokonstriksi
• Penurunan motilitas usus
• Sekresi potassium dan air dari kelenjar ludah
• α2
• Menghambat adenilat siklase
• β1
• Lipolisis
• Kardiostimulasi
• β2
• Bronkhodilatasi
• Vasodilatasi
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
8/31
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
9/31
↓ Dopamin-hidroksilase
Norepinefrin
Medula adrenal ↓ Feniletanolamin N-metil transferase
Epinefrin
Noradrenalin
Serotonin[sunting]
Triptofan
↓
Serotonin
Keseimbangan neurotransmitter
http://id.wikibooks.org/w/index.php?title=Catatan_Dokter_Muda/Neurotransmitter&action=edit§ion=6http://id.wikibooks.org/w/index.php?title=Catatan_Dokter_Muda/Neurotransmitter&action=edit§ion=6http://id.wikibooks.org/w/index.php?title=Catatan_Dokter_Muda/Neurotransmitter&action=edit§ion=6http://id.wikibooks.org/w/index.php?title=Catatan_Dokter_Muda/Neurotransmitter&action=edit§ion=6
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
10/31
Agen Antiadrenergik Agen Antikolinergik
Agen Antidopaminergik
• Klorpromazin (CPZ)
• Trifluoperazin (TFP)
• Haloperidol
• Risperidon
• Aripripazol
• Triheksifenidil (THP)
• Difenhidramin
• Sulfas atropin
• Valium
Psikofarmakologi
№. Psikotropika Obat Acuan Penggolongan
1. Antipsikosis Chlorpromazine (CPZ)
1. Antipsikosis Tipikal
• Chlorpromazine (CPZ)
• Levomepromazine
• Perphenazine
• Trifluoperazine (TFP)
• Fluphenazine
• Thioridazine
• Haloperidol
• Antipsikosis Tipikal
• Antimania akut
• Pimozide
2. Antipsikosis Atipikal
• Sulpiride
• Clozapine
• Olanzapine
• Quetiapine
• Risperidone
2. Antidepresi Amitriptyline 1. Antidepresi Trisiklik
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
11/31
• Amitryptiline
• Imipramine
• Antidepresi
• Antipanik
• Clomipramine
• Antidepresi
• Antiobsesif-kompulsif
• Antipanik
• Tianeptine
• Opipramol
2. Antidepresi Tetrasiklik
• Maprotiline
• Mianserin
• Amoxapine
3. Antidepresi MAOI-Reversible / RIMA
• Moclobemide
• Antidepresi
• Antipanik
4. Antidepresi Atipikal
• Trazodone
• Tianeptine
• Mirtazapine
5. Antidepresi SSRI
• Efek SSRI
• Antidepresi
• Antiobsesif-kompulsif
• Antipanik
•
Contoh• Sertraline
• Paroxetine
• Fluvoxamine
• Fluoxetine
• Citalopram
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
12/31
3.Antimania(Antigaduh gelisah)
Lithium Carbonate
1. Antimania Akut
• Haloperidol
• Antipsikosis Tipikal
• Antimania akut
• Carbamazepine
• Valproic Acid
• Divalproex Na
2. Obat Profilaksis Mania
• Lithium Carbonate
4. Antiansietas Diazepam, Chlordiazepoxide
1. Antiansietas Benzodiazepine
• Diazepam
• Chlordiazepoxide
• Lorazepam
• Clobazam
• Bromazepam
• Oxazolam
• Clorazepate
• Alprazolam
• Antiansietas
• Antipanik
• Prazepam
2. Antiansietas Nonbenzodizepine
• Sulpiride
• Buspirone
• Hydroxyzine
5. Antiinsomnia Phenobarbital
1. Antiinsomnia Benzodiazepine
• Nitrazepam
• Triazolam
• Estazolam
2. Antiinsomnia Nonbenzodiazepine
• Chroral-hydrate
• Phenobarbital
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
13/31
6. Antiobsesif-kompulsif Clomipramine
1. Antiobsesif-kompulsif Trisiklik
• Clomipramine
• Antidepresi
• Antiobsesif-kompulsif
• Antipanik
2. Antiobsesif-kompulsif SSRI
• Efek SSRI
• Antidepresi
• Antiobsesif-kompulsif
• Antipanik
• Contoh
• Sertraline
• Paroxetine
• Fluvoxamine
• Fluoxetine
• Citalopram
7. Antipanik Imipramine
1. Antipanik Trisiklik
• Imipramine
• Antidepresi
• Antipanik
• Clomipramine
• Antiobsesif-kompulsif
• Antipanik
2. Antipanik Benzodiazepine
• Alprazolam
• Antiansietas
• Antipanik
3. Antipanik MAOI-Reversible / RIMA
• Moclobemide
• Antidepresi
• Antipanik
4. Antipanik SSRI
• Efek SSRI
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
14/31
• Antidepresi
• Antiobsesif-kompulsif
• Antipanik
• Contoh
• Sertraline
• Paroxetine
• Fluvoxamine
• Fluoxetine
• Citalopram
FORMAT STATUS STANDAR
1. Pemeriksaan riwayat psikiatri
o identitas penderita
o keluhan utama
o riwayat penyakit sekarang
o riwayat penyakit dahulu
o riwayat pribadi (pramorbid)
kehamilan dan persalinan
masa ana-anak awal
masa anak-anak pertengahan
masa anak-anak akhir
masa dewasa
riwayat penndidikan
riwayat pekerjaan
riwayat pernikahan
riwayat kemiliteran
riwayat keagamaan
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
15/31
riwayat aktivitas sosial
riwayat hukum
situasi hidup sekarang
riwayat psikoseksual
riwayat keluarga
2. Pemeriksaan Status Mental
o gambaran umum
penampilan
tingkah laku
sikap terhadap pemeriksa
o emosi
afek
mood
o pembicaraan
o gangguan persepsi
o proses pikir
o sensorium dan kognisi
kesadaran
orientasi
daya ingat
konsentrasi
perhatian
kemampuan baca tulis
kemampuan visuospasial
pikiran abstrak
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
16/31
o pengendalian impuls
o pertimbangan dan pendapat
o tilikan
o reliable
3. Pemeriksaan Fisik
o pemeriksaan fisik umum
o pemeriksaan neurologis
4. Pemeriksaan penunjang
5. formulasi diagnosis
6. diagnosis multi aksisal
7. formula psikodinamika
8. terapi
9. follow up
10. lampiran
Kegawatdaruratan Psikiatri :
• bunuh diri
• perilaku kekeransan dan menyerang
Strategi:
• pperlindungan diri sendiri
• mencegah bahaya
• singkirkan gangguan kognitif karena media umum
• singkirkan ancaman psikosis
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
17/31
Etiologi Bunuh Diri ;
• faktor sosial : Egoistik, Altruistik, Anomik
• faktor psikologis :
o insting kematian yang diarahkan kepada diri sendiri
o khayalan balas dendam, hukuman, pertobatan, kelahiran kembali
• faktor fisiologi
o genetika
o neurokimia, defisiensi serotonin
o cidera yang disebabkan diri sendiri
Indikasi Rawat Inap :
• tidak ada sistem pendukung yang kuat
• riwayat perilaku impulsif
• ada rencana tindakan bunuh diri sebelumnya
• pernah melakukan tindakan bunuh diri sebelumnya
Prediktor gaduh Gelisah :
• asupan alkohol/zat
• riwayat kekerasan, kriminal, penahanan
• kecemasan depresi, mania, gangguan pikiran
• infark miokard, emboli paru, aritmia jantung, pendarahan internal
Terapi :
• jika bersenjata dilucuti
• ditempatkan dalam lingkungan yang aman
• medikasi spesifik
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
18/31
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
19/31
DIAGNOSIS SKIZOFRENIA
• satu gejala bila jelas atau dua gejala bila tidak begitu jelas :
o thougt echo, insertion withdrawal, broadcasting
o delution of control, passivity, perseption
• halusinasi audiotorik
• atau paling sedikit 2 dari gejala yang harus selalu ada :
o halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja
o arus pikir disisipi atau terputus
o perilaku kataton
o gejala-gejala negatif
• gejala tersebut sudah berlangsung 1 bulan atau lebih
• ada perubahan yang konsisten dari mutu keseluruhan (GAF)
GEJALA UTAMA DEPRESI :
• afek depresif
• hilangnya minat
• cepat lelah
GEJALA TAMBAHAN DEPRESI:
• konsentrasi dan perhatian berkurang
• harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• rasa bersalah
• pandangan masa depan suram
• bunuh diri
• terganggu tidur
• nafsu makan berkurang
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
20/31
gejala psikotik pada depresi berat :
• memenuhi gejala psikotik berat
• adanya waham, halusinasi dan stupor
Persepsi (luas)= pemahaman pengertian dan tafsiran
sempit = semua yang ditangkap oleh panca indra
gangguan persepsi :
• ilusi
• halusinasi
Gangguan arus pikir : inkoherensi, blocking, irelevan, flight of idea
Isi pikir : waham kejar , waham cemburu, waham kebesaran, waham curiga
indikasi rawat inap :
• gaduh gelisah
• membebaskan diri dari penderitaan
• terapi segera, membaik < 1 minggu
• psikoterapi
Pengaturan Dosis :
dosis awal sesuai dengan dosis anjuran –> dinaikan tiap 2-3 hari –> dosis efektif –> evaluasi tiap
2 minggu bila perlu naikkan –> dosis optimal –> pertahankan 8-12 minggu –> diturunkan tiap 2
minggu –> dosis maintenance –> pertahankan 6 bulan sampai 2 tahun (diselingi drug holiday 1-2
hari/minggu) –> tappering off (dosis diturunkan tiap 2-4 minggu) –> stop
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
21/31
anti psikosis tipical : obat anti psikosis yang hanya bekerja memblokade dopamin pada reseptor
pasca sinaps neuron di otak, khususnya sistem limbik dan ekstra piramidal (dopamin D2
reseptor)
contoh : haloperidol, clorpromazine, trifluoperazine
anti psikotik atipical : obat antipsikosis yang berkerja terhadap dopamin D2 reseptor juuga
terhadap serotonin 5 HT2 reseptor
contoh : resperidon, sulpiride
ciri antipsikotik potensi kuat : dosis kecil
efek sekunder : ekstra piramidal, parkinsonisme
cocok untuk sindrom apatis, autistik dan hipoaktif
ciri antipsikosis potensi lemah : dosis besar
efek sekunder : sedasi, hipotensi ortostatik, otonimik
cocok untuk sindrom : hiperaktivasi motorik, gaduh gelisah, agresif, destruktif dan sulit tidur
antimania
• akut : haloperidol, carbamazepine
• profilaksis : lithium carbonat
antidepresan ;
• trisiklik : amitriptilin
•
tetrasiklik : amoxapine
• atipical : trazodone
• SSRI : sertaline
• MAOI : moclobamide
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
22/31
ECT ( electro convultion teraphy)
indikasi : gaduh gelisah, psikosis akut, depresi berat, mania, obsesif kompulsif, gangguan bipolar,
gangguan paranoid, cemas hebat
kontra indikasi :
• absolut : TIK meningkat, tumor otak, fraktur, TB dengan caverne, infark miokard
• relatif : ibu hamil, TB tanpa caverne, osteoporosis
Premedikasi : succinil choline, sulfat athropine, thiopental
beda ECT konvensional dan Monitor
• ECT konvensional
o alat sederhana, ringan
o operator 4 orang
o tanpa obat premedikasi
o efek samping lebih ringan tapilebih banyak
o kontra indikasi banyak
o kejang berat
o murah
• ECT monitor ;
o alat MECTA
o operator 3 orang
o obat premedikasi
o efek samping sedikit dan lebih berat
o kontra indikasi lebih sedikit
o kejang ringan
o mahal
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
23/31
LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID (F 20.0)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. AF Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Bugis
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum menikah
Warga negara : Indonesia
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Kuli bangunan
Alamat : Desa Pana, Kec. Alla, Kab. Enrekang
Tanggal masuk RS : 2 April 2010
LAPORAN PSIKIATRI
Riwayat psikiatri diperoleh dari catatan medik, autoanamnesis pada tanggal 10
April 2010, dan alloanamnesis pada tanggal 2 April 2010 dari Ny. J, 56 tahun, pekerjaan
IRT, pendidikan SD, ibu kandung pasien.
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Mengamuk
B. Riwayat gangguan sekarang
o Keluhan dan gejala :
Dialami sejak ±1 tahun yang lalu tetapi tidak terus menerus dan memberat 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Pasien sering keluar meninggalkan rumah tanpa tujuan yang
jelas dan sering memukul orang. Pasien mengaku sering mendengar bisikan-bisikan dan
kadang melihat bayangan naga. Pasien sering bicara sendiri. Pasien juga merasa sering
mengeluh sakit kepala dan badan terasa panas.
o Hendaya / disfungsi :
• Hendaya sosial (+)
• Hendaya pekerjaan (+)
• Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)
o Faktor stressor psikososial : Tidak jelas
o Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit psikis sebelumnya : ada
C. Riwayat gangguan sebelumnya
a. Riwayat penyakit terdahulu:
o Trauma kapitis (-)
o Infeksi (+) malaria pada tahun 2008.
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
24/31
o Kejang (-)
b. Riwayat penggunaan zat psikoaktif:
NAPZA
• Merokok (+) 1-2 bungkus sehari sejak kelas 3 SMP
• Alkohol (+) tidak sering, minum anggur atau tuak.
• Obat-obatan lainnya (-) c. Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya:
• Pasien pernah dirawat di RS. Dadi dengan keluhan yang sama sebanyak dua kali dan
berobat tidak teratur. Dirawat pertama kali pada tanggal 8 Agustus – 11 Oktober 2009
dan didiagnosa skizofrenia paranoid. Kemudian dirawat yang kedua kali pada tanggal 25
Oktober – 23 Desember 2009 dan di diagnosa kembali sebagai skizofrenia paranoid.
D. Riwayat kehidupan pribadi :
o Pasien lahir normal, dibantu oleh dukun
o Riwayat pertumbuhan fisik sesuai dengan anak lain seusianya.
o Pendidikan terakhir tamat STM
o Pasien sebelumnya bekerja sebagai kuli bangunan sejak tamat STM. o Pasien agak pendiam tapi mudah bergaul.
E. Riwayat kehidupan keluarga :
o Anak ke-5 dari 8 bersaudara [♀,♀,♀,♂,(♂),♀,♂,♂] o Belum menikah
o Hubungan dengan keluarga baik.
o Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada
F. Situasi hidup sekarang
Pasien tinggal serumah bersama dengan ibu serta kedua adik laki-lakinya. Orang tua
pasien sudah bercerai dan saudara-saudara pasien yang lain telah menikah dan tinggal
bersama suami/istrinya masing-masing.
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien merasa sakit dan membutuhkan pertolongan.
AUTOANAMNESA (10 April 2010)
DM : Selamat siang pak.
P : Siang dok.
DM : Perkenalkan nama saya Vindy, dokter muda yang bertugas disini. Nama bapak siapa?
P : Firman dok.
DM : Firman tinggal dimana?
P : Di Enrekang dok.
DM : Siapa yang antar Firman kesini?
P : Ibuku dok.
DM : Tanggal berapa Firman lahir?
P : Kulupami jg dok.
DM : Sekarang sudah umur berapa?
P : Kalo tidak salah sudah 27 tahun.
DM : Kenapa Firman dibawa kesini ?
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
25/31
P : Mengamuk ka dok.
DM : Apa yang membuat firman mengamuk?
P : Karena sakit sekali saya rasa dok.
DM : Apanya yang sakit?
P : Sering sakit badanku baru panas sekali juga badanku. Biasa kalau ndak tahan ka pergi
ka mandi ke sungai. DM : Apa ada juga pengalamannya yang luar biasa? Yang sering dialami belakangan ini?
P : Ada. Biasa saya lihat bayangan.
DM : Bayangan apa?
P : Naga. Biasa kalau dia muncul dia masuki saya. Kalau dia masuk langsung ka pingsan.
DM : Jadi Firman tahu kalau dimasuki oleh naga?
P : Tahu dok, karena biasanya tidak sadar ka.
DM : Apa rasanya kalau lagi dimasuki naga?
P : Tidak ada rasanya. Saya lawan saja tapi tidak mampu ka lawan ki, jadi langsung ka
pingsan.
DM : Bagaimana bentuknya itu naga? P : Besar, warna hijau, dan bintik-bintik.
DM : Apa hanya naga yang firman lihat?
P : Biasa macan juga. Ganti-ganti.
DM : Apa ada lagi pengalaman yang lain? Atau mungkin ada suara-suara aneh yang firman
dengar?
P : Iya. Sering ka’ dengar suara-suara aneh.
DM : Apa dia bilang?
P : Dia ejek ka.
DM : Kapan biasa muncul?
P : Biasa kalau sendiri ka muncul itu naga dan suara bisikan mengejek. Biasa juga kalau
bawa motor ka, sampai-sampai itu naga kayak mau kasih jatuh ka.
DM : Bagaimana caranya itu naga mau menjatuhkan Firman?
P : Itu naga berusaha untuk jatuhkan ka. Biasanya dia coba untuk menghalang-halangi
jalanku baru berusaha untuk tabrak ka supaya jatuh.
DM : Jadi kita pernah jatuh?
P : Tidak.
DM : Apa yang membuat itu naga mau mencelakai Firman?
P : Tidak tau juga dok. Tidak tau juga kenapa dia mau celakai ka. Mungkin karena selalu
ka lawan ki kalau mau masuk kedalam badanku. Makanya dia marah.
DM : Ada keluhan lain?
P : Iya dok. Saya pernah kena malaria waktu kerja di Papua.
DM : Kapan firman kena sakit malaria?
P : Waktu tahun 2008 dok.
DM : Apa yang Firman lakukan di Papua?
P : Saya kerja. Saya jadi kuli bangunan disana.
DM : Berapa tahun Firman kerja di Papua?
P : Sekitar 3 tahun ka disana dok.
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
26/31
DM : Apa pendidikan terakhirnya?
P : STM dok
DM : Berapa orang bersaudara?
P : Banyak saudaraku, ada 8 orang.
DM : Firman anak keberapa?
P : Saya anak ke-5 dok. DM : Apa Firman tau artinya panjang tangan?
P : Suka mencuri dok.
DM : Kalau tong kosong nyaring bunyinya?
P : hmm.....orang yang suka banyak bicaranya.
DM : Bagaimana kalau bagai air di daun talas?
P : Tidak tetap pada pendiriannya dok.
DM : Berapa 100-7?
P : 93.
DM : Terus berapa 93-7?
P : Hmm...85 dok. Ehh..86. DM : Kalau 86-7?
P : 79.
DM : Coba kita ulang angka yang saya sebut...7,3,4,8,2
P : 7,3,4,8,2
DM : Kalau Firman ketemu dompet dijalan, apa yang akan dilakukan?
P : Saya ambil saja. Kan itu yang namanya rejeki.
DM : Firman masih ingat namaku?
P : Dokter Vindy.
DM : Apa firman sudah makan siang?
P : Belum dok
DM : Sudah minum obatnya?
P : Sudah tadi.
DM : Oke firman. Terima kasih atas waktunya.
P : Sama-sama dok
II. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan : Seorang laki-laki umur 27 tahun, wajah sesuai umur, menggunakan pakaian
berwarna ungu gelap dan celana panjang hitam. Rambut botak, kulit sawo matang,
penampilan pasien cukup rapi.
2. Kesadaran : Berubah
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Cukup tenang.
4. Pembicaraan : Spontan, intonasi dan volume suara biasa.
5. Sikap terhadap pemeriksa : Cukup kooperratif.
B. Keadaan Afektif, Perasaan, dan Empati:
1. Afek : Terbatas.
2. Keserasian : Kurang serasi
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
27/31
3. Empati : Tidak dapat diraba-rasakan.
C. Fungsi Intelektual (kognitif)
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai dengan taraf pendidikan.
2. Daya konsentrasi : Cukup.
3. Orientasi :
o Waktu : Baik o Tempat : Baik
o Orang : Baik
4. Daya ingat:
o Segera : Baik
o Jangka pendek : Baik
o Jangka panjang : Baik.
5. Pikiran abstrak : Masih di observasi.
6. Bakat kreatif : Tidak ditelusuri.
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Cukup. D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Halusinasi auditorik berupa suara bisikan
Halusinasi visual berupa melihat bayangan naga dan macan.
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Ada (merasakan bayangan naga masuk kedalam
badannya dan setelah itu pasien menjadi pingsan)
4. Derealisasi : Tidak ada.
E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran:
a. Produktivitas : Cukup
b. Kontiniuitas : Relevan dan koheren
c. Hendaya berbahasa : tidak ada.
2. Isi pikiran :
a. Preokupasi : Tidak ada.
b. Gangguan isi pikiran: Waham kejaran (Selalu merasa dikejar oleh
seekor naga sampai mau didorong jatuh dari motor)
F. Pengendalian Impuls: Cukup (riwayat pengendalian impuls terganggu
sebelum masuk RS)
G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Cukup.
2. Uji daya nilai : Terganggu.
3. Penilaian realitas : Terganggu.
H. Tilikan (insight) : Derajat 6 (Pasien sadar dirinya sakit dan perlu pengobatan)
I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya.
III. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT
Pemeriksaan Fisik :
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
28/31
o Status internus
T : 110/70 mmHg N : 76 x/menit P : 22 x/menit S : 36,6°C
- Anemi (-), ikterus (-), sianosis (-)
- Toraks :
• Inspeksi : simetris kiri = kanan
• Palpasi : MT (-), NT (-) • Perkusi : sonor kiri = kanan
• Auskultasi : BP: pekak, rhonki -/-, wheezing -/-,
BJ I/II murni reguler
- Abdomen:
• Inspeksi : datar, ikut gerak napas.
• Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal
• Palpasi : hepar/lien tak ada pembesaran
• Perkusi : tympani
- Ekstermitas : dalam batas normal
o Pemeriksaan status neurologis - GCS : E4M6V5
- Rangsang menings : kaku kuduk (-), kernig’s sign (-)/(-)
- Nervus cranialis : pupil bulat isokor ɸ 2,5mm /ɸ 2,5mm, refleks cahaya langsung (+)/(+),refleks cahaya tak langsung (+)/(+).
- Nervus cranialis lainnya : dalam batas normal
- Sensibilitas : dalam batas normal
- Motorik: dalam batas normal
- SSO : dalam batas normal
o Anjuran pemeriksaan penunjang: Tes DDR
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang laki-laki, 27 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan mengamuk yang
dialami sejak ±1 tahun yang lalu tetapi tidak terus menerus dan memberat 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengaku sering mendengar bisikan-bisikan yang
mengejek dirinya dan kadang melihat bayangan yang dideskripsikannya sebagai naga
dan macan. Menurut pasien, bayangan itu sering memasuki dirinya dan terakhir pada saat
di RS Dadi. Biasanya setelah naga atau macan masuk ke dalam tubuhnya, pasien
mengaku pingsan. Pasien juga merasa sering mengeluh sakit kepala dan badan terasa
panas. Menurut ibunya, pasien sering bicara sendiri dan keluar rumah tanpa tujuan pasti
dan sering memukul orang. Pasien pernah bekerja di papua sebagai kuli bangunan dan
menderita penyakit malaria pada tahun 2008. Pendidikan terakhir pasien STM. Pernah
dirawat dua kali di RS Dadi, terakhir dirawat tanggal 25 Oktober - 23 Desember 2009
dengan keluhan sama. Riwayat minum obat tidak teratur. Pasien belum menikah dan
tinggal bersama ibunya. Pasien jarang tidur pada malam hari dan cepat tersinggung. Pada
saat wawancara dengan pasien didapatkan pasien cukup tenang. Pemeriksaan dengan
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
29/31
pembicaraan spontan, volume dan intonasi biasa. Afek terbatas, taraf pendidikan sesuai
dengan pengetahuan. Orientasi baik, terdapat gangguan persepsi halusinasi auditorik dan
visual, terdapat juga gangguan depersonalisasi berupa merasakan bayangan naga yang
masuk kedalam tubuhnya. Terdapat gangguan proses berpikir berupa waham kejaran.
Sikap pasien cukup kooperatif. Pengendalian impuls cukup. Tilikan derajat 6 dan dalam
taraf dapat dipercaya.
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
o Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan gejala klinis yang bermakna
berupa mengamuk dan sering jalan keluar tinggalkan rumahnya tanpa tujuan jelas. Pasien
sering mendengar suara-suara dan kadang-kadang melihat bayangan. Pasien sering
bicara sendiri. Pasien pernah memukul orang. Gejala sudah dialami sejak ±1 tahun yang
lalu. Hal ini menimbulkan disabilitas dalam kehidupannya sehari-hari sehingga
digolongkan dalam gangguan jiwa. Pada pasien didapatkan hendaya berat dalam menilai
realita, disertai gangguan persepsi (terdapat halusinasi auditorik dan visual, dandepersonalisasi) sehingga dimasukkan dalam gangguan jiwa psikotik. Pada pasien tidak
ditemukan kelainan organik sehingga digolongkan gangguan psikotik non-organik
(fungsional). Adanya halusinasi auditorik dan waham sehingga digolongkan
kedalam skisofrenia. Gejala yang menonjol dari pasien adalahhalusinasi auditorik dan
visual disertai waham kejar sehingga digolongkan skisofrenia paranoid (F20.0).
Adanya keluhan berupa sering sakit kepala dan badan terasa panas disertai adanya
riwayat penyakit malaria pada tahun 2008 serta adanya depersonalisasi sehingga di
didiagnosa banding dengan Gangguan Mental YTT akibat Kerusakan dan disfungsi Otak
dan Penyakit Fisik (F06.9).
o Aksis II
Ciri kepribadian tidak khas.
o Aksis III
Tidak ada diagnosis.
o Aksis IV
Stressor psikososial tidak jelas
o Aksis V
GAF 50-41 (gejala berat(serious), disabilitas berat)
VI. DAFTAR PROBLEM
o Organobiologik: Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter di otak sehingga
membutuhkan farmakoterapi.
o Psikologis: Adanya hendaya berat dalam menilai realita sehingga memerlukan psikoterapi
dan farmakoterapi.
o Sosial: Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu
senggang sehingga pasien membutuhkan psikoterapi dan farmakoterapi.
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
30/31
VII. PROGNOSIS
Faktor pendukung :
• Adanya gejala positif yang lebih menonjol.
• Subtipe paranoid.
• Riwayat yang sama dalam keluarga tidak ada. • Tidak ada kelainan neurologis.
Faktor penghambat :
• Riwayat premorbid sosial dan pekerjaan buruk.
• Pasien belum menikah.
• Faktor stressor tidak diketahui dengan jelas.
Dari faktor diatas maka prognosis dari pasien ini dubia et malam.
VIII. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
Skisofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab yang
banyak belum diketahui. Perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yangtergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.
Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik
dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau
tumpul(blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan
intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat
berkembang kemudian.
Berdasarkan PPDGJ III, untuk mendiagnosa skisofrenia terdapat ketentuan sebagai
berikut:
• Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
1. Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang bergema dan berulang dalam kepalanya
dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda.
Thought insertion or withdrawal = isi pikiran asing dari luar masuk ke dalam pikirannya
(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal)
Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain mengetahuinya.
2. Delution of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu kekuatan dari
luar.
Delution of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan dari
luar.
Delution of perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat
khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.
Delution of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap
kekuatan dari luar.
3. Halusinasi auditorik:
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus tentang perilaku pasien.
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
-
8/9/2019 Catatan Dokter Muda Psikiatri
31/31
4. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahil.
• Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
1. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham
yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap, atau apabila terjadi setiap hati
selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
2. Arus pikir yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi
atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.
3. Perilaku katatonik.
4. Gejala-gejala negatif.
• Gejala harus berlangsung minimal 1 bulan.
• Harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku pribadi.
Pada skisofrenia paranoid, halusinasi auditorik dan/atau waham yang harusmenonjol. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol. Gangguan afektif, dorongan
kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak
meninjol.
IX. RENCANA TERAPI
o Farmakoterapi : Haloperidol 1,5 mg 3x1
o Psikoterapi
a) Terhadap individu (psikoterapi supportif) berupa konseling dan bimbingan, yaitu
memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya agar pasien memahami
kondisi dirinya.
b) Terhadap keluarga, yaitu memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang
terdekat pasien tentang keadaan pasien dan menciptakan lingkungan yang kondusif agar
dapat membantu proses penyembukan pasien.
X. FOLLOW UP
Menilai keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektifitas terapi
dan efek samping dari obat yang diberikan.