janji dokter muda

88
BAB I PENDAHULUAN Profesi Dokter merupakan profesi yang utama dalam proses pelayanan kesehatan. Ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku sebagai kompetensi yang didapat selama pendidikan akan merupakan landasan utama bagi dokter untuk dapat melakukan tindakan kedokteran dalam upaya pelayanan kesehatan. Pendidikan dokter adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk menghasilkan dokter yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan kesehatan primer dan merupakan pendidikan kedokteran dasar. Pendidikan kedokteran dasar terdiri dari dua tahap, yaitu tahap sarjana kedokteran dan tahap profesi dokter. Pembelajaran klinik difokuskan pada proses belajar yang secara langsung melibatkan pasien dan segala permasalahan mereka. Dalam tahap profesi dokter, mereka melakukan kepaniteraan klinik secara nyata di rumah sakit dan wahana pendidikan lain yang bertindak sebagai dokter muda dengan pengawasan bimbingan dokter spesialis di rumah sakit. Profesi dokter dalam institusi fakultas kedokteran membutuhkan suatu lahan rumah sakit dengan segala sumber daya insani, pasien, sarana dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan pengalaman belajar klinik secara nyata sesuai kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh seorang dokter. A. Tujuan kepaniteraan klinik 1

Upload: ari-setiyo-sidik

Post on 27-Jun-2015

800 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: janji dokter muda

BAB I

PENDAHULUAN

Profesi Dokter merupakan profesi yang utama dalam proses pelayanan

kesehatan. Ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku sebagai kompetensi yang

didapat selama pendidikan akan merupakan landasan utama bagi dokter untuk dapat

melakukan tindakan kedokteran dalam upaya pelayanan kesehatan.

Pendidikan dokter adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk menghasilkan

dokter yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan kesehatan primer dan

merupakan pendidikan kedokteran dasar. Pendidikan kedokteran dasar terdiri dari dua

tahap, yaitu tahap sarjana kedokteran dan tahap profesi dokter.

Pembelajaran klinik difokuskan pada proses belajar yang secara langsung

melibatkan pasien dan segala permasalahan mereka. Dalam tahap profesi dokter,

mereka melakukan kepaniteraan klinik secara nyata di rumah sakit dan wahana

pendidikan lain yang bertindak sebagai dokter muda dengan pengawasan bimbingan

dokter spesialis di rumah sakit. Profesi dokter dalam institusi fakultas kedokteran

membutuhkan suatu lahan rumah sakit dengan segala sumber daya insani, pasien, sarana

dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan pengalaman belajar klinik secara

nyata sesuai kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh seorang dokter.

A. Tujuan kepaniteraan klinik

1. Memberikan pengalaman kemandirian kepada dokter muda untuk dapat

mengindentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalahh kesehatan pasien

secara menyeluruh dengan pendekatan kedokteran keluarga.

2. Mempelajari dan menjelaskan tentang penyakit (daftar penyakit) dan masalah

medik (keluhan gejala) yang didapatkan di rumah sakit dan wahana pendidikan

lain sesuai standar kompetensi dokter.

3. Melakukan tindakan secara mandiri atau dengan bimbingan supervisor untuk

meningkatkan ketrampilan klinik sesuai standar kompetensi dokter.

4. Melakukan prosedur-prosedur bidang kedokteran dan kesehatan di rumah sakit

dan sarana pelayanan kesehatan primer.

5. Memecahkan masalah berdasarkan evidence based medicine.

6. Menumbuhkan den menjelaskan kemampuan mengelola pelayanan medik

7. Berperilaku yang sesuai dengan etika profesi den moral yang berlaku secara

umum maupun khusus yang berlaku di masyarakat

1

Page 2: janji dokter muda

B. Kurikulum

Kurikulum pendidikan dokter terdiri dari dua tahap, yaitu tahap sarjana

kedokteran dan tahap profesi dokter. Tahap sarjana kedokteran dilakukan dalam 8

semester dengan beban studi minimal 144 SKS dan diakhiri dengan gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked). Tahap profesi dokter dilakukan dalam 4 semester dengan

beban studi 52 SKS di RS Pendidikan dan wahana pendidikan lain, serta diakhiri

dengan gelar Dokter (dr).

Kurikulum pendidikan dokter pada tahap profesi dokter terbagi dalam dua

tahap, yaitu tahap satu berupa rotasi klinik pada 17 Bagian klinik di rumah sakit

pendidikan utama dan jejaring yang dilalui selama 96 minggu (48 SKS).

Alur Program Pendidikan Profesi Dokter di FK UMS :

Tabel 1. Rotasi bagian klinik di RS Pendidikan Utama

No Bagian/Departemen Beban StudiWaktu (Minggu) SKS

1 Ilmu Bedah 10 52 Obstetri & ginekologi 10 53 Ilmu penyakit dalam 10 54 Ilmu kesehatan anak 10 55 Ilmu Penyakit Saraf 6 36 Ilmu Kesehatan Jiwa 6 37 Ilmu Penyakit Mata 6 38 Ilmu Penyakit THT 6 39 Ilmu Penyakit Kulit &

Kelamin6 3

10 Radiologi 4 211 Ilmu Kedokteran Forensik 4 212 Anestesiologi 4 213 Ilmu Penyakit Paru 4 214 IKM (Puskesmas) 4 215 Farmasi 2 116 Ilmu Penyakit Gigi dan

Mulut2 1

Lulus S.Ked

Ujian Kompetensi Dokter Indonesia

Rotasi Klinik

Persiapan Pra Coass (PPC)

YudisiumSumpah dan

pelantikan dokter

2

Page 3: janji dokter muda

17 Rehabiliasi Medik 2 1JUMLAH 96 48

C. Rumah Sakit Pendidikan

Rumah sakit yang digunakan sebagai tempat pendidikan profesi kedokteran

disebut sebagai rumah sakit pendidikan (Teaching Hospital). Rumah sakit

pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan dan

pelatihan profesi kedokteran, dengan kinerja rumah sakit pendidikan yang baik

diharapkan dapat menghasilkan dokter yang baik. Oleh karena itu untuk menjadikan

rumah sakit sebagai rumah sakit pendidikan mutlak harus memenuhi persyaratan,

standard dan kriteria yang telah ditetapkan.

Kualitas pendidikan klinik tidak dapat dilepaskan dari lingkungan belajar

selama siswa menimba pengalaman klinik di Rumah Sakit. Bagi siswa yang

beruntung akan memperoleh pengalaman klinik yang banyak, namun banyak siswa

yang kurang mendapatkan kesempatan belajar kompetensi klinik secara memadai.

Variasi pelaksanaan pendidikan klinik yang terjadi saat ini sangat tergantung pada

rumah sakit dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Oleh karena itu Rumah

Sakit yang terlibat dalam pendidikan harus memenuhi standard dan kriteria sesuai

dengan fungsinya sebagai tempat pendidikan yang berkualitas.

Saat ini Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta telah

melakukan kesepakatan bersama atau piagam kerjasama tertulis dengan beberapa

rumah sakit umum daerah di wilayah Surakarta dan propinsi Jawa Tengah dan Jawa

Timur yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu rumah sakit pendidikan utama dan

rumah sakit pendidikan jejaring (satelit dan afiliasi). Rumah sakit pendidikan utama

adalah tempat peserta didik menjalani rotasi 16 bagian klinik dan 1 bagian IKM di

Puskesmas selama 96 minggu.

Tabel 3. Rumah Sakit Pendidikan Program Pendidikan Profesi Dokter UMS

No Nama Rumah Sakit Pendidikan Kab/Kota/Propinsi Status

1 RSU PKU Muhammadiyah Kodya Surakarta Utama2 RSUD Karanganyar Karanganyar Utama3 RSUD Ponorogo Ponorogo Utama4 RSUD Sukoharjo Sukoharjo Satelit5 RS Khusus Paru Surakarta Satelit6 RS Khusus Jiwa Surakarta Satelit7 RS Orthopedi dr. Soeharso Surakarta Satelit8 DKK Sukoharjo Surakarta Satelit

3

Page 4: janji dokter muda

BAB II

STANDAR KOMPETENSI DOKTER

A. Area Kompetensi:

1. Komunikasi efektif

Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan

pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain

2. Keterampilan Klinis

Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai

kewenangannya

3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan

secara ilmiah menurut ilmu kedokteran kesehatan mutakhir untuk mendapat

hasil yang optimum.

4. Pengelolaan Masalah Kesehatan

Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat

secara komprehensif, holistik, berkesinambungan, koordinatif, dan kolaboratif

dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer

5. Pengelolaan Informasi

Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan

informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil

keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer

6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri

Melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan

keterbatasannya

Mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang

dapat mempengaruhi kemampuan profesinya belajar sepanjang hayat

Merencanakan, menerapkan danmemantau perkembangan profesi secara

berkesinambungan.

7. Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien

Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan

kesehatan

Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal

dalam praktik kedokteran

Menerapkan program keselamatan pasien

4

Page 5: janji dokter muda

B. Daftar Masalah (Keluhan/Gejala)

Dalam melaksanakan praktik kedokteran, dokter berangkat dari keluhan atau

masalah pasien atau masalah klien. Melalui penelusuran riwayal penyakit,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan, serta karakteristik pasien, keluarga dan

lingkungannya, dokter melakukan analisis terhadap masalah kesehatan tersebut

untuk kemudian menentukan tindakan dalam rangka penyelesaian masalah tersebut.

Daftar ini berisikan masalah, keluhan atau gejala yang banyak dijumpai pada

tingkat pelayanan kesehatan primer berdasarkan alasan yang membawa pasien atau

klien mendatangi dokter atau pelayanan kesehatan. Selama pendidikan dokter,

mahasiswa perlu dipaparkan pada berbagai masalah, keluhan atau gejala tersebut,

serta perlu dilatih bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Semakin banyak

terpapar oleh berbagai jenis masalah, keluhan atau gejala yang akan dijumpai di

pelayanan kesehatan primer, lulusan dokter diharapkan memiliki kemampuan

penyelesaian masalah yang lebih baik.

Daftar masalah ini dibagi menjadi dua, yaitu daftar masalah individu dan

daftar masalah komunitas. Daftar masalah individu perlu dikuasai oleh lulusan

dokter, karena merupakan masalah dan keluhan yang paling sering dijumpai pada

tingkat pelayanan kesehatan primer. Daftar masalah individu berisikan keluhan,

gejala maupun hal-hal yang membuat individu sebagai pasien atau klien mendatangi

dokter atau institusi pelayanan kesehatan. Daftar masalah komunitas berisikan daftar

masalah yang dirasakan oleh masyarakat di sekitar tempat dokter praktik dan

berpotensi dapat menimbulkan masalah kesehatan di tingkat individu, keluarga dan

masyarakat.

C. Daftar Penyakit

Daftar penyakit merupakan penyakit-penyakit yang dipilih menurut beban

penyakit yang timbul berdasarkan perkiraan data kesakitan, data kematian serta case

fatality rate di Indonesia pada tingkat pelayanan primer, tingkat keseriusan problem

yang ditimbulkan dan efeknya terhadap individu, keluarga danmasyarakat. Lulusan

Dokter yang akan bekerja di tingkat pelayanan primer harus mempunyai tingkat

kemampuan yang memadai agar mampu merujuk, membuat diagnosis yang tepat,

memberi penanganan awal atau memberi penanganan tuntas. Oleh karena itu, pada

setiap penyakit yang dipilih, ditetapkan tingkat kemampuan yang diharapkan akan

dicapai di akhir pendidikan dokter berdasarkan perkiraan kewenangan yang akan

diberikan ketika bekerja di tingkat pelayanan kesehatan primer, sesuai dengan

kondisi rata-rata di Indonesia.

5

Page 6: janji dokter muda

Apabila setelah lulus, dokter akan bekerja di daerah yang terpencil dengan

kondisi pelayanan kesehatan yang minimal atau di daerah khusus sehingga

membutuhkan kemampuan yang lebih, diharapkan pihak yang berwenang dapat

memberikan pembekalan sebelum penempatan dokter.

Daftar penyakit dikelompokkan menurut sistem, organ dan tahapan usia.

Berikut ini tingkat kemampuan yang diharapkan akan dicapai di akhir pendidikan.

Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan dokter

Tingkat Kemampuan 1

Dapat mengenali danmenempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai

penyakit ini ketika membaca literatur. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal

gambaran klinik ini, dantahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level

ini mengindikasikan overview level. Bila menghadapi pasien dengan gambaran

klinik ini dan menduga penyakitnya, Dokter segera merujuk.

Tingkat Kemampuan 2

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya:

pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien

secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya

Tingkat Kemampuan 3

3a. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya

pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan

dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan

(bukan kasus gawat darurat).

3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik

danpemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya:

pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan

dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan

(kasus gawat darurat).

Tingkat Kemampuan 4

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :

pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan

mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.

6

Page 7: janji dokter muda

D. Daftar Keterampilan Klinis

Keterampilan adalah kegiatan mental dan atau fisik yang terorganisasi serta

memiliki bagian-bagian kegiatan yang saling bergantung dari awal hingga akhir.

Dalam melaksanakan praktik dokter, lulusan dokter perlu menguasai keterampilan

klinis yang akan digunakan dalam mendiagnosis maupun menyelesaikan suatu

masalah kesehatan. Keterampilan klinis ini perlu dilatihkan sejak awal pendidikan

dokter secara berkesinambungan hingga akhir pendidikan dokter.

Daftar keterampilan klinis dikelompokkan menurut bagian atau departemen terkait.

Tingkat kemampuan 1: Mengetahui dan Menjelaskan

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini,

sehingga dapat menjelaskan kepada teman sejawat, pasien maupun klien tentang

konsep, teori, prinsip maupun indikasi, serta cara melakukan, komplikasi yang

timbul, dan sebagainya.

Tingkat kemampuan 2: Pernah Melihat atau pernah didemonstrasikan

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini

(baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan

sebagainya). Selain itu, selama pendidikan pernah melihat atau pernah

didemonstrasikan keterampilan ini.

Tingkat kemampuan 3: Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah

supervisi

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini

(baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan

sebagainya).Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan

keterampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah

supervisi.

Tingkat kemampuan 4: Mampu melakukan secara mandiri

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini

(baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan

sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan

ketrampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah

supervisi serta memiliki pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan

keterampilan ini dalam konteks praktik dokter secara mandiri.

7

Page 8: janji dokter muda

BAB III

INTERAKSI DOKTER – PASIEN

Secara garis besar, interaksi dokter-pasien dapat dibagi dalam 3 tahap, yaitu: (1)

tahap I, pasien dapat dianggap sebagai ahlinya (patient is the expert), (2) tahap II,

dokter adalah ahlinya (doctor is the expert), dan (3) tahap III, baik dokter maupun

pasien adalah ahlinya (both doctor and patient are the expert).

Komunikasi dokter pasien seyogyanya melalui tiga tahap tersebut. Tahap yang

pertama adalah pasien sebagai "ahli" dalam menceritakan keluhankeluhannya (gejala

yang dirasakan pasien) dengan fasilitasi dari dokter, antara lain dengan pertanyaan-

pertanyaan yang memerlukan jawaban panjang (open questions). Pada tahap pertama ini

dokter yang mampu menjadi pendengar yong baik hanya memerlukan sedikit waktu

untuk memikirkan kembali data p saja yang sebenarnya telah disampaikan oleh pasien

dan data mana yang harus ditanyakan lagi melalui closed questions.

Selanjutnya secara efektif dokter sampai pada tahap kedua yaitu dokter adalah

ahlinya dengan menanyakan secara langsung beberapa pertanyaan yang bersifat medis.

Tentu sebelumnya seorang dokter harus bernegosiasi terlebih dahulu dengan pasien

bahwa ada beberapa data yang harus ditanyakan kembali. Bila selanjutnya dokter

berencana melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, maupun pengobatan,

maka hal itu harus dikomunikasikan dengan dengan pasien. Negosiasi inilah yang

disebut tahap ketiga, yaitu pasien dan dokter duduk dalam level yang sejajar.

1. Memulai Interaksi

a. Pendahuluan/perkenalan

Anda perlu meletakkan pasien pada situasi yang nyaman untuk mendapatkan

informasi. Sapa pasien dan tanyakan namanya. Perkenalkan diri anda kepada pasien

dan jelaskan peran anda.

b. Indentifikasi alasan konsultasi

Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengidentifikasi alasan kedatangan pasien.

Pertanyaan terbuka membantu kita untuk mendapat informasi danmengundang

pasien untuk bercerita. Pertanyaan terbuka bisa dimulai dengan apa, dimana, kapan,

siapa, bagaimana, misalnya "Apa yang bisa saya bantu Ibu/Bapak?"

Mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap yang dikatakan pasien, dan

membiarkan mereka untuk menyelesaikan apa yang mereka katakan tanpa

8

I. Bagaimana Melakukan Interaksi dengan Pasien?

Page 9: janji dokter muda

diinterupsi. Konfirmasi pemahaman pasien dan perjelas apabila masih ada masalah

lain yang mereka ingin diskusikan, misalnya, "Jadi Ibu datang kemari untuk

mengganti tablet KB ya, apakah masih ada hal lain yang ingin lbu diskusikan hari

ini?" Negosiasikan pemahaman anda dengan pasien.

2. Mengumpulkan Informasi

a. Mengeksplorasi permasalahan pasien

Doronglah pasien untuk bercerita sejak kapan keluhan dirasakan tanpa interupsi.

Gunakan pertanyaan terbuka untuk membiarkan mereka memberi lebih informasi.

Pertanyaan tertutup bisa digunakan ketika pasien sudah menyelesaikan ceritanya

untuk memunculkan beberapa informasi yang spesifik., tetapi dilanjutkan untuk

meninggalkan pertanyaan terbuka sebanyak mungkin, misalnya pertanyaan

"Ceritakan pada saya seperti apa sakit yang dirasakan" akan menghasilkan informasi

yang lebih berguna daripada pertanyaan "Apakah sakitnya terasa sekali?"

Pertanyaan terbuka lebih mendorong pasien untuk berbicara dan bercerita kepada

anda apa yang penting bagi mereka, sedangkan pertanyaan tertutup membatasi

pasien dan mungkin saja hasil komunikasi mengikuti pemahaman dokter daripada

pemahaman pasien.

Mendengar dengan aktif dan penuh perhatian. Proses ini sangat berbeda dengan

kegiatan mendengarkan dalam percakapan sehari-hari. Kita bisa mendorong pasien

untuk melanjutkan pembicaraan dengan menggunakan bahasa tubuh danrespon

verbal, dan juga menangkap isyarat verbal dan nonverbal yang mereka berikan

kepada kita. Perlihatkan kepada pasien bahwa anda mendengarkan dengan

pernyataan klarifikasi (misalnya "maksud Ibu adalah...), mengulang apa yang

mereka katakan (misalnya "jadi sakit ya Bu), dan menyimpulkan secara periodik

apa yang sudah mereka katakan pada anda.

b. Memahami cara pandang (perspektif) pasien

Dampak penyakit dapat berbeda pada setiap orang, danpengetahuan serta

permasalahan pasien membantu kita untuk memahami kondisi penyakit pasien lebih

baik. Tanyakanlah kepada pasien bagaimana permasalahan tersebut berpengaruh

terhadap kehidupannya, dantanyakan tentang masalah yang dihadapi atau

pendapatnya tentang penyakit yang diderita. Coba untuk menemukan apa harapan

pasien dalam berobat untuk mengatasi masalahnya. Dorong pasien untuk bercerita

tentang bagaimana perasaannya.

9

Page 10: janji dokter muda

3. Struktur Komunikasi

a. Membuat organisasi yang jelas

Pasien kadang-kadang membuat anda hanyut dalam cerita mereka, oleh karena itu

kita perlu memiliki, kerangka wawancara/interview sehinga komunikasi berjalan

efektif. Simpulkan informasi yang anda temukan di akhir pertanyaan, dan biarkan

pasien untuk mengisi atau memperjelas beberapa kesenjangan informasi.

b. Alur interaksi

Buatlah alur interaksi secara logis yang mempermudah pasien untuk mengikuti dan

memberi anda kerangka kerja yang solid. Perhatikan waktu komunikasi (lamanya).

Pada awalnya mungkin anda memerlukan waktu yang lama untuk menjalin

interaksi, tetapi seiring perkembangan ketrampilan anda, anda akan menjadi lebih

efisien. lni memerlukan latihan ketrampilan sesering mungkin, baik di dalam

laboratorium ketrampilan, bangsal dandalam setiap kesempatan.

4. Membangun hubungan yang baik

a. Menggunakan isyarat non verbal secara tepat

Pikirkan isyarat yang anda kirimkan kepada pasien. Postur anda, posisi anda dalam

berinteraksi dengan pasien danbeberapa gerakan yang anda buat, mungkin perlu

dipertimbangkan secara serius. Kontak mata danekspresi wajah juga penting seperti

bicara anda misalnya volume, intonasi, dantinggi rendah suara. Semua faktor ini

akan dibaca oleh pasien tanpa disadari, dan akan memberi gambaran respon anda

terhadap mereka. Hal yang sangat penting untuk disadari juga adalah mengenai

perbedaan budaya yang ada di dalam interpretasi bahasa tubuh. Jika anda merasa

perlu mencatat selama komunikasi berlangsung, pastikan bahwa itu tidak

mengganggu.

b. Menggali informasi

Terimalah pandangan dan perasaan pasien tanpa harus menghakimi. Perlihatkan

rasa empati terhadap situasi mereka, danmengakui perasaan mereka

danberkonsentrasilah. Berlatihlah untuk menjadi sensitif terhadap topik-topik

tertentu yang mungkin pasien sulit untuk mengungkapkannya, misalnya masalah-

masalah yang tabu atau mengganggu.

c. Melibatkan pasien

Komunikasi adalah proses bersama antara anda danpasien. Pastikan bahwa anda

membagi pemikiran dengan pasien, danmenjelaskan secara rasional tujuan

10

Page 11: janji dokter muda

pertanyaan anda yang mungkin dianggap pasien tidak berkaitan dengan masalah

mereka. Mintalah persetujuan untuk menanyakan pertanyaan yang sensitif, misalnya

"Saya mau bertanya beberapa pertanyaan tentang penyakit yang diderita ibu anda

sebelum meninggal, apakah Ibu/Bapak tidak berkeberatan?" Selama pemeriksaan

fisik, jelaskan apa yang akan anda lakukan danminta ijin sebelum melakukannya.

5. Menutup Komunikasi

a. Jika anda mempunyai informasi untuk pasien, berikan secara terorganisasi

menggunakan bahasa yang dapat dipahami pasien.

b. Cek bahwa pasien sudah mengerti penjelasan anda.

c. Berilah kesempatan bagi pasien untuk bertanya dandorong mereka untuk berdiskusi.

d. Buatlah kesimpulan dengan singkat.

Rekam medik pasien merupakan dokumen legal yang merekam interaksi-

interaksi antara seorang pasien dansistem pelayanan medis, apakah itu pelayanan primer

maupun rumah sakit. Interaksi pasien sekarang juga sering disimpan dalam arsip data

rumah sakit danpasien mempunyai hak mengaksesnya apabila diminta, dengan panduan

yang disepakati. Penulisan berbagai informasi tentang diri pasien usahakan jangan

mempergunakan singkatan. Rekam medis seharusnya mencantumkan informasi berikut:

Setiap konsultasi semua area berikut harus dicakup. Seiring makin

berpengalamannya anda maka anda akan tahu bahwa beberapa area lebih diperhatikan

daripada lainnya.

Silakan ikuti panduan dalam catatan pencapaian anda untuk;

1. Rencana pengelolaan yang diusulkan

2. Pengelolaan oleh dokter muda

3. Laporan terapetik terstruktur

4. Analisis pengelolaan pasien dalam hubungannya dengan keluaran yang relevan

Setelah menyelesaikan konsultasi dan pemeriksaan, anda harus memberikan

tanda tangan, memberikan tanggal, dan memberikan status anda. Ini merupakan

persyaratan legal pencatatan medis.

11

II. Cara Membuat Rekam Medis Pasien

Nama/Inisial : Tanggal lahir : Jenis kelamin : Nomor Rekam Medik : Alamat : Kapan datang pertama dan masalah klinis apa : Tanggal pemondokan dantanggal pemulangan :

Page 12: janji dokter muda

Sebelum menemui pasien, periksalah bersama-sama tenaga pelayanan kesehatan

lain pada situasi klinis dimana saja untuk mengetahui apakah situasinya baik atau tepat

untuk bisa menemui pasien. Pergunakanlah bahasa yang dimengerti pasien dan

dokumentasikan sedemikian rupa sehingga bisa dimengerti sejawat.

1. Menegakkan pendekatan awal dan mengidentifikasi alasan konsultasi

Selalu memperkenalkan diri anda kepada pasien dan nyatakanlah profesi dan

tugas anda. Mintalah ijin kepada pasien untuk menggali riwayat dan atau

melaksanakan pemeriksaan jasmani. Rangkum apa yang ingin anda capai dengan

hal-hal tersebut di akhir konsultasi. Yakinkan anda mendapatkan rincian keluhan

pasien.

2. Mengumpulkan informasi

Menggunakan teknik pertanyaan terbuka untuk menegakkan rincian gejala-

gejala, kekhawatiran atau permasalahan, dalam satu kalimat atau beberapa kata.

Contoh, "Nyeri dada selama 30 menit' atau "Saya rasa saya hamil:"

3. Mengeksplorasi masalah pasien

Suatu catatan mengenai deskripsi pasien sendiri tentang penyakitnya. Pasien

sering datang kepada anda dengan informasi yang mereka pikir anda Ingin

mengetahui. Mungkin ini tidak mempunyai hubungan dengan apa masalah yang

mendasarinya. Hal inilah yang harus anda temukan melalui mendengarkan secara

aktif. Carilah petunjuk-petunjuk nonverbal dan verbal.

Keterangan jelas setiap gejala harus didapatkan dengan perhatian khusus

menyangkut waktu awitan danperkembangan hingga saat konsultasi. Sebaiknya

tidak ada pertanyaan langsung yang diajukan hingga semua gejala telah dijelaskan.

Harap diperhatikan bahwa ada gunanya mencakup hal-hal yang digunakan dalam

peninjauan sistem untuk masalah utama. Sebagai contoh, jika masalah utama adalah

nyeri dada, cakuplah hal-hal sistem kardiovaskular dan jika perlu sistem respirasi

yang ada di daftar peninjauan sistem.

4. Memahami pandangan pasien

Penting sekali anda bisa mengidentifikasi bagaimana pemikiran pasien

mengenai masalahnya; kekhawatiran-kekhawatiran mereka dalam hal bagaimana

masalah tersebut bisa mempengaruhi hidup mereka danperasaan mereka dan

harapan-harapan mereka atas layanan kesehatan. Harap cantumkan ini dalam catatan

anda.

12

Page 13: janji dokter muda

5. Riwayat medis terdahulu

Suatu penjelasan mengenai penyakit atau masalah yang pernah diderita

pasien sebelum pasien konsultasi dengan anda. Tidak selalu mudah untuk

menentukan kapan masalah yang sekarang berawal dan kapan masalah yang dahulu

berakhir, tetapi pembedaan ini arbitrer dan artificial dilihat dari berbagai sudut.

a. Tanyakanlah dan catat apakah mereka pernah mempunyai penyakit, pernah

diopname atau dioperasi.

b. Penting untuk mendapatkan tanggal pasti peristiwa tersebut dan nama rumah

sakitnya.

c. Khususnya tanyakan tentang diabetes, asma, bronkitis, tuberkulosis, ikterus,

demam rematik, tekanan darah tinggi, serangan jantung / angina, stroke,

epilepsi, masalah anestetik.

d. Program penapisan bilamana diperlukan.

6. Riwayat obat

a Tanyakanlah tablet atau obat apa yang sekarang masih diminum pasien; ingatlah

untuk bertanya mengenai injeksi dan obat-obat bebas.

b. Tanyakanlah mengenai terapi hormon (tablet, tempelan, atau injeksi).

Banyak pasien lupa mengatakan kepada anda kalau mereka sedang

menggunakan pil kontrasepsi atau tempi pengganti hormon.

c. Imunisasi: Tetanus, Hepatitis B, Polio, dan sebagainya.

d. Alergi

e. Tanyakanlah dosis tiap obat dan frekuensi minumnya.

f. Tanyakanlah kenapa minum obat.

g. Catatan informasi ini penting.

Adalah penting menanyakan tentang alergi, khususnya selidiki mengenai

antibiotik, anestetika umum, dan obat-obat lain. Penting untuk mencatat alergi

terhadap apa, tingkat dan tipe reaksi, banyak yang bukan alergi sesungguhnya.

7. Riwayat keluarga

Tanyakanlah tentang usia, kesehatan, dan sebab kematian jika diketahui

untuk orangtua, saudara kandung, pasangan, atau anak-anak. Ditanyakan juga

khususnya mengenai riwayat diabetes, penyakit jantung dan penyakit apapun dalam

keluarga yang memiliki relevansi dengan masalah utama. Mungkin ada gunanya

menyajikan hal ini dalam silsilah.

13

Page 14: janji dokter muda

8. Riwayat sosial dan konteks penyakit

Pekerjaan, status perkawinan, pekerjaan pasangan, anak-anak, latar belakang

agama atau etnik, rumah, hewan peliharaan, kapan ke luar negeri terakhir, hobi,

merokok dan alkohol (seberapa sering per minggu). Bilamana relevan tanyakan

mengenai penggunaan obat. Aspek budaya dan struktur keluarga sebaiknya

didokumentasikan bilamana perlu.

Jika relevan tanyakan bagaimana penyakit tersebut mempengaruhi pasien

apa yang mereka tidak bisa lakukan. Bagian ini penting khususnya apabila menggali

riwayat dari pasien lanjut usia anak tangga dalam dan sekitar rumah, siapa yang

memasak dan berbelanja, bantuan lain apa yang ada dari temanteman, teman,

tetangga dan keluarga. Penting untuk menegakkan bagaimana masalah tersebut

mempengaruhi gaya hidup dan hubungan mereka.

9. Pengamatan sistemik

Jika satu atau lebih sistem telah dicakup lengkap dalam riwayat keluhan

sekarang maka anda dapat menulis "lihat riwayat keluhan sekarang" di bawah judul

terkait. Tanyakanlah mengenai area-area berikut dalam setiap sistem jlka responnya

positif lanjutkan dengan hal-hal dalam kurung.

Mencerminkan apa yang telah pasien katakan adalah teknik yang bermanfaat

dalam mengecek pemahaman. Untuk semua gejala medis yang dijelaskan di bawah

adalah vital bag anda untuk menemukan bahasa komunikasi yang lazim dengan

pasien anda. Tidak ada gunanya apabila anda dan pasien tidak bisa saling

memahami. Akan tetapi setelah menegakkan dengan pasien suatu gejala ada atau

tidak, anda harus menuliskannya dengan bahasa komunikasi baku dengan sejawat

anda.

10. Rekam dalam catatan menggunakan terminologi medis yang diterima

a. Sistem kardiovaskular

Nyeri dada: mintalah mereka menjelaskan nyeri, cobalah catat hal berikut:

tempat, karakter, penjalaran, model awitan, faktor yang memperberat /

mengurangi, hal-hal terkait, misalnya berkeringat, mual, dansebagainya

Dispnea: sesak napas saat beraktifitas, saat istirahat, nokturnal - dispnea

nokturnal paroksismal

Ortopnea: tanyakanlah berapa bantal yang dipakai supaya ini tidak terjadi -

catat misal ortopnea lima bantal

Palpitasi: bila terjadi, durasi

14

Page 15: janji dokter muda

Edema pergelangan kaki: tingkat, waktu kemunculan

Klaudikasi intermiten: kapan muncul, lama

Masalah sirkulasi tepi

b. Sistem Respirasi

Batuk (frekwensi, durasi, karakter)

Sputum (warna, banyak, ada tidaknya darah)

Mengi (konstan/intermiten, dipicu olahraga) Serak

Nyeri dada

Dispnea

c. Sistem Gastrointestinal

Selera

Pertambahan / penurunan berat badan Nyeri ulu hati / terbakar di dada Mual

Muntah (frekwensi, ada darah) Disfagia (kesulitan menelan)

Nyeri (sifat, tempat, penjalaran, awitan, berat, hubungan dengan makan, fator

yang memperberat / meringankan, keadan terkait) Konstipasi nyatakan jelas apa

yang dimaksud pasien Diare: nyatakan apa yang dipahami pasien tentang istilah

ini , keluar darah / mukus (segar, tak segar)

d. Sistem Genitourinari

Disuria (selama / setelah miksi) dan poliuria (catat frekwensi, hubungan dengan

tetesan di akhir / haus) Nokturia (catat frekwensi)

Inkontinensia (frekwensi, faktor presipitan, urgensi) Hematuria

Hesitansi (menetes)

Diskar vagina (sifat, iritan, ofensif)

Riwayat haid: hari pertama mens terakhir, pola siklus, jendalan, nyeri, banjir,

pendarahan antarperiode, pendarahan setelah hubungan seksual, menarke,

riwayat kontrasepsi dan menopause. Riwayat obstetrik (jumlah kehamilan,

termasuk keguguran, dalam susunan yang benar; tanggal pasti bilamana

mungkin, atau bulan dantahun, tempat keguguran / melahirkan, lama kehamilan,

perkiraan lama persalinan, cara kelahiran, berat dan jenis kelamin bayi dan

catatan atas apa saja yang khusus tentang ibu dan anak selama kehamilan atau

persalinan.

e. Sistem Saraf Pusat

15

Page 16: janji dokter muda

Nyeri kepala (tempat, karakter, penjalaran, mode awitan, faktor-faktor yang

memperberat / meringankan, kejadian terkait, misal mual, diplopia, dan

sebagainya).

Penglihatan (hilang, diplopia, kabur, kacamata)

Rasa dan penghidu

Pendengaran, tinitus dan vertigo (pemicu)

Ucapan (disfagia, disartria)

Kehilangan kesadaran (awitan, lama, kejang, trauma, kontrol sfingter)

Gerakan involunter / tremor

Kelemahan dan Parestesia

f. Riwayat Psikiatrik

Depresi (mood, kehilangan minat, kelelahan, konsentrasi berkurang,

kepercayaan diri, tidur, selera, rasa bersalah / tidak berguna, pandangan masa

depan yang pesimistik, keinginan menyakiti diri sendiri), kecemasan / panik

Riwayat masalah sekarang

Riwayat keluarga dan riwayat pribadi (masa kanak-kanak, sekolah, riwayat

pekerjaan, riwayat psikoseksual dan marital, anak-anak, keadaan sosial sekarang

dan stres)

Riwayat medis terdahulu (fisik dan psikiatrik)

Riwayat obat (alkohol, tembakau, danzat terlarang)

Kepribadian sebelum sakit (hubungan sosial, ketertarikan, temperamen, standar-

standar, nilai, agama)

g. Sistem Muskuloskeletal

Nyeri sendi (sebagaimana sebelumnya untuk nyeri, juga apakah bergerak dari

satu sendi ke sendi lain, kelemahan terkait)

Kaku sendi (waktu dalam hari, efek olahraga, apakah sendi terkunci)

Bengkak sendi (satu atau lebih sendi, efek olahraga)

h. Kulit

Perubahan rambut dan kuku

Benjolan

Pigmentasi, ruam, gatal

i. Endokrin

Haus, keringat, dan kesukaan temperatur

16

Page 17: janji dokter muda

Kehilangan berat badan

Impotensi

Kelelahan

Menstruasi dan benjolan payudara

i. Riwayat Dermatologi

Kapan masalah tersebut muncul

Tempat dan penyebaran

Apakah datang dan pergi

Apakah ada bintik, apakah mengumpul

Apakah gatal, pedih, atau terbakar rasanya

Apakah ada lepuh dan apakah berisi cairan

Faktor yang memperberat / meringankan

Efek sinar matahari

Salep atau krim apa yang sudah dipakai

Apakah pasien pernah kontak dengan ruam yang serupa

Apakah ada riwayat terdahulu masalah kulit, asma

Di akhir penggalian riwayat anda harus mulai merumuskan diagnosis atau

mulai menyingkirkan diagnosis lain sebelum melanjutkan pemeriksaan untuk

memastikan atau menyingkirkan hipotesis anda.

.

17

Page 18: janji dokter muda

BAB IV

STANDAR PENAMPILAN DAN TATA TERTIB DOKTER MUDA

DI PENDIDIKAN KLINIK

1. Dokter muda harus menyadari pentingnya bersikap profesional ketika berada di

rumah sakit.

2. Dokter muda wajib menyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan rumah sakit

yang berarti ikut menjaga ketentraman, kebersihan, kelancaran kerja dan

kewibawaan rumah sakit serta dapat memelihara semua sarana yang ada.

3. Dokter muda disyaratkan menggunakan baju bersih selama mengikuti pembelajaran

klinik. Baju sobek (baik disengaja atau tidak), jeans dan pakaian lain yang

menyolok (seperti terlalu mini, ketat, tipis, seksi) tidak diperkenankan.

4. Jas putih dengan model sesuai dengan ketentuan, harus bersih, dan sesuai ukuran.

5. Tidak mempergunakan jas putih di luar rumah sakit.

6. Tanda pengenal harus dikenakan setiap waktu dan dipakai pada tempat yang dapat

dilihat dengan jelas oleh staf, pasien, dan pihak-pihak yang terlibat dalam lingkup

layanan kesehatan.

7. Rambut harus rapi dan tidak menutupi wajah. Penggunaan penutup wajah tidak

diperkenankan selama bertugas di lingkungan rumah sakit.

8. Kuku harus dipotong pendek dan tidak menggunakan pewarna kuku.

9. Tidak mengenakan perhiasan yang tidak diperlukan. Cincin dan sepasang anting

untuk dokter muda perempuan diperbolehkan.

10. Make-up / riasan wajah tidak tebal, atau menyolok.

11. Disarankan memakai sepatu datar atau berhak rendah serta berwarna dasar.

12. Bila memiliki tatoo, maka harus diusahakan untuk ditutup selama bertugas di

lingkungan rumah sakit.

13. Tidak diijinkan mengunyah permen karet selama bertugas di bangsal.

14. Harus dapat menggunakan waktu seefisien dan seefektif mungkin.

15. Bersikap dan berlaku secara wajar dalam segala hal. Bekerja cepat tetapi dengan

cukup ketenangan dan tidak menunjukkan ketergesaan. Berwajah gembira, dengan

humor tidak berlebihan serta tidak bersenda gurau pada waktu melakukan tugas.

18

I. Standar Penampilan

Page 19: janji dokter muda

16. Sikap terhadap pasien:

berlaku wajar, sopan dan ramah

dalam melakukan tugas harus dapat bertindak tegas sesuai dengan

wewenangnya

tidak diperkenankan mempermainkan pasien.

17. Sikap terhadap pendidik / pembimbing:

- sopan

- harus dapat bekerjasama dengan baik dan saling menghormati.

18. Sikap terhadap dokter muda dan peserta didik lain :

untuk kelancaran dan ketertiban kerjasama ditetapkan seorang ketua dalam

kelompoknya yang bertugas untuk mengkoordinasikan tugas tugas tertentu,

penyampaian informasi dan lain-lain.

Saling bantu-membantu dan hormat-menghormati dalam menyelesaikan tugas.

II. Tata Tertib

Setiap dokter muda wajib mematuhi peraturan sebagai berikut:

1. Aturan umum

a. Jam kerja / kegiatan pembelajaran klinik adalah sebagai berikut:

Hari Senin – Kamis 07.00 - 14.00 WIB

Hari Jumat 07.00 - 11.00 WIB

Hari Sabtu 07.00 - 13.00 WIB

b. Di luar had / jam diadakan giliran jaga yang diatur secara khusus. Sebagai tanda

hadir yaitu dengan cara menandatangani buku presensi waktu datang dan waktu

pulang serta menuliskan jam hadir atau pulang.

c. Bila datang terlambat harus melapor disertai alasannya.

d. Bila meninggalkan pendidikan atau pulang sebelum waktunya, harus melapor

untuk mendapatkan ijin, dan hanya berlaku untuk situasi yang penting.

e. Selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum kepaniteraan klinik dimulai,

mahasiswa secara aktif memastikan bahwa nama dirinya sudah tercantum pada

bagian klinik yang akan dijalani. Apabila namanya belum terdaftar, segera

daftarkan diri dengan menunjukkan kartu rencana kepaniteraan klinik yang syah

f. Apabila mahasiswa ingin mengundurkan diri dari kepaniteraan klinik yang akan

dijalani, maka saat itulah paling lambat dirinya harus mengurus perijinan ke FK

dengan tebusan RS.

19

Page 20: janji dokter muda

g. Pada hari pertama kepaniteraan dimulai, mahasiswa harus menghadap

Koordinator kepaniteraan bagian yang bersangkutan pagi hari (sebelum jam

kerja), untuk dilakukan presensi dan pengarahan atau orientasi di bagian itu.

h. Selanjutnya mahasiswa menjalani kepaniteraan klinik di bagian tersebut sesuai

dengan peraturan yang berlaku di bagian itu.

i. Mahasiswa yang menjalani stase luar atau ke rumah sakit jejaring harus

mentaati tata cara stase luar, yang diatur oleh FK UMS.

2. Absensi / Presensi

a. Bila tidak masuk, harus ada surat ijin tertulis dengan alasan yang jelas

danditujukan kepada koordinator pembelajaran klinik dengan tembusan kepada

kepala bagian.

b. Bila tidak masuk >20% dari total hari stase, harus mengulang seluruh stase.

c. Bila tidak masuk 20% dari total hari stase, bila tanpa ijin mengganti 2 kali

hari yang ditinggalkan dan jika dengan surat ijin mengganti sebanyak hari yang

ditinggalkan.

3. Ketentuan cuti:

a. Sebelum cuti harus mengajukan surat permohonan ijin cuti kepada Wakil Dekan

Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan.

b. Setiap dokter muda yang mengambil cuti harus mengulang rotasi klinik sesuai

peraturan dan dilaksanakan setelah semua rotasi selesai.

c. Minggu libur hanya diperkenankan untuk mengulang ujian / memperbaiki

pencapaian kompetensi bukan untuk mengulang rotasi klinik.

4. Pada waktu tugas putaran pembelajaran klinik berakhir atau selesai rotasi di rumah

sakit jaringan, maka dokter muda wajib:

a. Meminta diri kepada koordinator pembelajaran klinik dan kepala bagian

b. Menyelesaikan administrasi yang telah ditentukan

c. Memberikan kesan dan saran yang ditulis dalam buku khusus.

5. Keluhan atau pengaduan, selama tugas pembelajaran klinik disampaikan

pada koordinator pembelajaran klinik di bagian yang bersangkutan.

20

Page 21: janji dokter muda

6. Menyiapkan 1 stell pakaian kamar operasi (baju, celana, masker dan topi) bila

dipersyaratkan oleh bagian yang bersangkutan.

7. Aturan mengenai ujian adalah sebagai berikut:

a. Ujian dilakukan pada minggu terakhir stase di bagian yang bersangkutan dan

keluar dari stase bagian tersebut sudah membawa nilai ujian.

b. Bila karena kelalaian dokter muda, ujian tidak dilaksanakan pada akhir stase

maka ujian dilaksanakan pada minggu tenang atau setelah selesaP semua

pembelajaran klinik. Ujian tidak boleh dilaksanakan saat menjalani stase di

bagian lain. Sangsi administrasi akan diberikan oleh Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

c. Bila ujian dilaksanakan < 1 tahun setelah selesai stase bagian dapat langsung

mengikuti ujian.

d. Bila ujian dilaksanakan I - 2 tahun setelah selesai stase bagian harus

mengulang selama 20% dari total hari stase sebelum ujian.

e. Bila ujian yang dilaksanakan > 2 tahun setelah selesai stase bagian harus

mengulang selama 50% dari total hari stase sebelum mengikuti ujian.

f. Bila dokter muda mendapat nilai kondite rata-rata skor 8 atau dibawahnya,

harus mengulang rotasi yang telah ditentukan.

8. Apabila selama mengikuti rotasi klinik dokter muda melakukan hal-hal dibawah ini:

terlibat kasus narkoba

terlibat tindak pidana atau kriminal

melakukan perusakan pada fasilitas yang tersedia di rumah sakit atau tempat

rotasi klinik

memalsukan tanda tangan

terlibat dalam kasus pelecehan seksual

maka akan menclapatkan sangsi yang ditetapkan oleh Komite Disiplin Fakultas

Kedokteran UMS.

21

Page 22: janji dokter muda

BAB V

HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER MUDA

Semua kegiatan dokter muda yang langsung atau tidak langsung berhubungan

dengan pasien harus berdasarkan atas pendelegasian kewenangan dan di bawah

bimbingan instruktur klinik dan pembimbing klinik. Jenis kewenangan yang

didelegasikan tergantung pada masing-masing bagian.

Yang dimaksud dengan instruktur klinik adalah:

1. Dokter spesialis

2. Dokter yang diberi kewenangan (misalnya dokter umum, residen)

3. Staf lain bukan dokter yang diberi penugasan khusus dalam mendidik dokter muda

(misalnya fisioterapist, bidan, perawat, radiographer, dll) yang bertanggung jawab

di bagian terkait.

Yang dimaksud dengan pembimbing klinik adalah dokter spesialis di masingmasing

bagian di Rumah Sakit Pendidikan Utama. Tugas utamanya adaiah melakukan review

kegiatan pembelajaran klinik terhadap dokter muda pada periode tertentu .

1. Mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengikuti putaran pembelajaran klinik.

2. Mengetahui kompetensi yang akan diperoleh dalam setiap putaran di suatu bagian.

3. Mendapatkan bimbingan dari instruktur klinik dan pembimbing klinik selama

menjalankan pembelajaran klinik.

4. Mengetahui aspek-aspek yang akan dinilai.

5. Mengikuti ujian setelah memenuhi segala persyaratan yang ditentukan oleh masing-

masing bagian dan atau fakultas.

6. Mendapatkan penilaian seadil dan seobyektif mungkin.

7. Mengetahui hasil penilaian.

8. Dalam hal tidak terpenuhinya hak-hak tersebut diatas maka dokter muda berhak

untuk mengajukan keberatan secara tertulis yang ditujukan kepada kepala bagian

yang bersangkutan untuk mendapatkan penyelesaian yang adil.

22

Hak Dokter Muda

Page 23: janji dokter muda

1. Mentaati peraturan dan menjalankan seluruh kegiatan pembelajaran klinik

yang ditetapkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

2. Mematuhi tata tertib dan peraturan yang ditetapkan di masing-masirtg rumah sakit

pendidikan utama, rumah sakit jejaring pendidikan dan lahan pendidikan.

3. Mengucapkan janji dokter muda sebelum menjalankan pembelajaran klinik.

4. Mengetahui jenis-jenis kewenangan yang boleh didelegasikan oleh instruktur klinik

(perhatikan daftar kompetensi pada putaran klinik tersebut).

5. Melaksanakan tugas klinik yang didelegasikan oleh instruktur klinik dan

pembimbing klinik sesuai dengan kewenangannya.

6. Terhadap pasien; berlaku wajar, sopan dan ramah; melakukan tugas dengan sepenuh

hati, tegas dan sesuai dengan kewenangan; tidak diperkenankan mempermainkan

pasien; dan memberikan pelayanan terbaik sebagai ibadah.

23

II. Kewajiban Dokter Muda

Page 24: janji dokter muda

BAB VI

WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PEMBIMBING

1. Bimbingan terhadap dokter muda, yaitu memberikan bekal ketrampilan anamnesis,

perneriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium rutin, diagnosis banding, diagnosis

kerja, pemeriksaan penunjang yang diperlukan, pengobatan medikamentosa,

suportif, diet, tindak lanjut (follow up), upaya rujukan, upaya promosi dan

rehabilitasi.

2. Melakukan pembinaan sikap kepada dokter muda selama mengikuti pendidikan

dengan melakukan pertemuan berkala secara komprehensif.

3. Penilaian terhadap dokter muda secara objektif dengan mempertimbangkan

masukan pihak terkait selama kegiatan pembelajaran klinik pada akhir kegiatan

stase.

1. Pembimbing klinik adalah staf bagian yang telah ditetapkan sebagai Dosen

pembimbing Klinik.

2. Tugas dan wewenang pembimbing klinik adalah:

a. Melakukan pembimbingan pada dokter muda sesuai rotasi berdasarkan catatan

buku kerja harian dan refleksi kasus

b. Memberikan penilaian sikap profesional dokter muda termasuk memberi

peringatan

c. Melaporkan hasil penilaian kepada Koordinator Pendidikan Klinik Bagian.

1. Instruktur Klinik adalah staf bagian yang ditetapkan oleh Bagian sebagai instruktur.

2. Tugas dan wewenang instruktur klinik adalah:

a. Memfasilitasi dokter muda mencapai kompetensi yang ditetapkan

b. Melakukan verifikasi pencapaian kompetensi dokter muda dengan mengisi buku

kerja harian (log book) sesuai tingkat kompetensi yang dicapai

c. Membimbing dokter muda dalam bed side teaching

d. Melakukan bimbingan terhadap case report yang dibuat oleh dokter muda

24

I. Tugas dan Wewenang Umum

II. Tugas dan Wewenang Pembimbing Klinik

III. Tugas dan Wewenang Instruktur Klinik

Page 25: janji dokter muda

BAB VII

PROSES KEPANITERAAN KLINIS

A. Pembekalan Pra Coas (PPC)

PPC merupakan prasyarat untuk menempuh jenjang pendidikan profesi. PPC

dilksanakan setelah mahasiswa telah mendapatkan gelar S.Ked. PPC ini bertujuan

untuk mempersiapkan mahasiswa yang sudah lulus sarjana kedokteran dan akan

memasuki program profesi yang meliputi pelatihan keterampilan klinis dasar yang

dilakukan di Skills Lab Fakultas Kedokteran UMS. Mahasiswa diharuskan lulus

ujian PPC untuk dapat masuk ke pendidikan klinis.

B. Program Pendidikan Profesi (Rotasi Klinik)

1. Stase di Rumah Sakit Pendidikan

Stase di RS Pendidikan Utama adalah tahap satu atau rotasi bagian klinik

yaitu rotasi di bagian empat besar (Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak,

Ilmu Bedah dan Obstetri dan Gynekologi) dan bagian sedang kecil (Mata, THT,

Kulit Kelamin, Syaraf, Radiologi, Anestesi, Kesehatan Jiwa, Paru, Rehabilitasi

Medis, Forensik dan IKM/IKK). Khusus untuk bagian IKM/IKK dan Ilmu

Kedokteran Forensik dan Medikolegal akan dijelaskan pada poin tersendiri.

Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa dapat dijalani penuh di RS Pendidikan Utama

apabila pada RS tersebut telah mempunyai staf dokter ahli jiwa full timer,

apabila belum mempunyai maka para dokter muda akan menjalani di RS Jiwa

Surakarta.

2. Stase Puskesmas

Stase Puskesmas merupakan stase bagian kecil yaitu Ilmu Kesehatan

Masyarakat (IKM) yang akan dijalani selama 4 minggu.

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Tujuan

Diharapkan setelah menjalani kepaniteraan di bagian IKM mahasiswa

mampu menjelaskan tentang prinsip-prinsip kesehatan masyarakat, diagnosis

masyarakat beserta intervensinya serta manajemen pelayanan kesehatan di

tingkat Puskesmas.

25

Page 26: janji dokter muda

Gambaran umum kegiatan

Kegiatan stase di bagian IKM dilaksanakan selama 4 minggu di

Puskesmas yang ditunjuk. Setiap hari kegiatan dimuiai pukul 07.30 WIB.

Kegiatan stase di kampus dilakukan hanya pada:

1. Hari I kepaniteraan (Senin Mg I)

2. Setiap hari Jumat siang (setelah jam kerja Puskesmas berakhir)

3. Hari Senin siang (Mg II)

Secara garis besar jadwal kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

1. Expert session: hari I kepaniteraan (di kampus; Dosen IKM UMS) dan hari

II dan III (Puskesmas: Ka Pusk/Pembimbing Mahasiswa), termasuk kegiatan

analisis situasi Puskesmas

2. Kegiatan stase : Community Health Experiences setiap hari pukul 07.30-

11.30 WIB

3. Mini C-Ex (Mini Community Experience) : Penyuluhan ke masyarakat

dapat dilaksanakan di Mg II atau Mg III

4. Case Report Session : presentasi hasil analisis kasus komunitas dan

penyelesaiannya dilaksanakan hari Kamis Mg III

5. Ujian akhir: di kampus dengan dosen (Sabtu Mg III)

Pada stase di bagian IKM kegiatan jaga malam diganti dengan kegiatan

di lapangan pada hari Sabtu sore dan Minggu, berupa pengambilan data primer

dan kegiatan intervensi program. Selain itu, mahasiswa dianjurkan untuk

mengikuti kegiatan-kegiatan sore di lapangan yang tidak dapat ditemukan pada

pagi hari misal Kegiatan Posyandu Balita, Posyandu Lansia, dll.

3. Stase Ilmu Kedokteran Forensik dan Modikolegal

Tujuan

Diharapkan setelah menjalani stase di bagian forensik, mahasiswa dapat

rnenerapkan prinsip pelayanan kedokteran forensik mencakup dasar hukum terkait,

termasuk pembuatan visum et repertum, pemeriksaan barang bukti dan

pertanggungjawabannya dalam proses hukum.

26

Page 27: janji dokter muda

Pelaksanaan

1. Hari Sabtu (minggu sebelum mulai kepaniteraan IKF) koasisten mengambil

Surat Pengantar di Bagian Profesi FK UMS untuk mendaftarkan diri ke Bagian

Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK UNS/RS. Dr. Moewardi.

2. Pada hari Senin (hari pertama kepaniteraan di Bagian IKF FK UNS Dr.

Moewardi) koasisten melengkapi syarat-syarat

3. Koasisten menghadap Kepala Bagian IKF FK UNS untuk mendapatkan

pengarahan.

4. Koasisten mengikuti seluruh kegiatan sesuai jadwal dan ketentuan yang berlaku

di Bagian IKF FK UNS dan Dr. Moewardi 4 minggu.

5. Setelah menyelesaikan seluruh kegiatan dan melengkapi persyaratan, koasisten

akan mendapatkan surat keterangan selesai (surat puas).

6. Pada akhir stase, koasisten mohon diri kepada Kepala Bagian IKF FK untuk

kembali ke FK UMS atau RS Pendidikan Utama

C. Yudisium dokter dan Pelantikan dokter

Yudisium dilaksanakan pada saat setelah para dokter baru telah

menyelesaikan ujian komprehenship dengan persyaratan seluruh rangkaian rotasi

klinik di rumah sakit pendidikan utama dan jejaring telas diverifikasi oleh sekbag

klinik dannilai disetiap bagian minimal 65 atau B. Pelantikan dokter dan sumpah

dokter dilakukan setelah hasil pengumuman yudisium dan para peserta berhak untuk

menyandang gelar dokter. Pembacaan sumpah dokter dilakukan dihadapan Dekan

Fakultas Kedokteran UMS dan pihak-pihak dari Rumah Sakit Pendidikan.

27

Page 28: janji dokter muda

BAB VIII

KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK

A. Materi Kepaniteraan Klinik

1. Anamnesis

Yaitu wawancara seorang dokter untuk memperoleh informasi tentang keadaan

pasien sehubungan dengan adanya keluhan pada pasien tersebut. Pada anamnesis

informasi yang diperoleh berupa:

a. Identitas penderita dan keluhan utama,

b. Keluhan utama, berupa gejala utama yang menyebabkan datang ke dokter,

c. Riwayat penyakit sekarang, berupa keluhan informasi tentang jawaban

pertanyaan kapan, mengapa dan bagaimana terjadinya penyakit yang

diderita dan apa akibat penyakit itu terhadap aktifitas kehidupannya, serta

riwayat pengobatan yang telah dilakukan dan hasilnya,

d. Riwayat penyakit dahulu, berupa informasi tentang penyakit yang pernah

diderita dan berhubungan (dapat berpengaruh) dengan penyakit yang

diderita sekarang,

e. Riwayat penyakit keluarga, berupa informasi tentang penyakit orang tua,

saudara kandung, istri / anak serta penyakit-penyakit herediter yang pernah

diderita keluarganya,

f. Keluhan-keluhan yang berhubungan dengan fungsi sistem / alat tubuh,

yaitu:

- Sistem saraf pusat

- Sistem neuromuskular

- Sistem muskuloskeletal

- Sistem kardiovaskular

- Sistem respirasi

- Sistem digesti

- Sistem uropoetika

- Sistem reproduksi

- Sistem indera

- Sistem integumentum

28

Page 29: janji dokter muda

2. Pemeriksaan

a. Pada pemeriksaan fisik, dokter muda mencari informasi atau data tentang

bentuk, ukuran, struktur dan fungsi atau bagian tubuh.

b. Pemakaian indera, terutama penglihatan, perabaan dan pendengaran

merupakan dasar utama pemeriksaan.

c. Cara pemeriksaan dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:

Inspeksi

Perkusi

Auskultasi

Palpasi

Stimulasi (untuk mengetahui kemampuan fungsi bagian tubuh tertentu,

misalnya pemeriksaan reflek, dan tes alergen).

Keterampilan khusus (pemeriksaan rektal, bimanual (vaginal), dilatasi,

test khusus dan lain-lain)

d. Urutan pemeriksaan fisik yang lege artis adalah:

Tanda-tanda vital (vital sign), keadaan umum (Berat Badan / Tinggi

Badan), tekanan darah, nadi, respirasi, suhu danstatus gizi,

Berdasar keluhan / informasi dari anamnesis:

i. Bersifat umum : panas, lemah, sakit seluruh badan, biasanya

pemeriksaan fisik mengarah ke sistem kardiovaskuler, respirasi dan

neuromuskuler.

ii. Bersifat spesifik (lokal), umumnya pemeriksaan langsung menuju

pada organ atau bagian tubuh yang dikeluhkan atau dicurigai

terdapat kelainan.

Kemudian dilanjutkan ke pemeriksaan sistem-sistem tubuh yang lain

atau organ yang mempengaruhi kelainan tersebut.

Baru kemudian pemeriksaan sistem yang dapat dipengaruhi oleh

kelainan tersebut.

3. Diagnosis

a. Bahan informasi yang sudah diperoleh baik dari anamnesis

dan pemeriksaan fisik maupun penunjang kemudian diolah dan disusun

sehingga dapat dipakai untuk menentukan kesimpulan penyakit atau

diagnosis kerja.

b. Cara mengolah informasi yaitu dengan informasi.

29

Page 30: janji dokter muda

c. Rangkuman ini berisi informasi / data yang mendukung dan

mengarahkan kepada diagnosis kerja.

d. Pada tahap ini kecuali ketrampilan memperoleh informasi

juga pengetahuan ilmu kedokteran sangat penting, oleh karena itu

pendalaman materi dasar ilmu kedokteran sangat penting sebab tahap ini

merupakan tahap yang sangat menentukan bagi seorang dokter dalam

menentukan diagnosis yang nantinya akan sangat menentukan terapi dan

prognosis.

4. Terapi

a. Terapi adalah semua yang berkaitan dengan upaya preventif, kuratif dan

rehabilitatif suatu penyakit.

b. Untuk dapat melaksanakan tindakan terapi dengan baik, seorang dokter

perlu kerja sama dengan orang lain, yaitu penderita sendiri, keluarga

penderita, paramedis, ahli gizi, apoteker dandokter lain, untuk itu

diperlukan:

Memberikan penjelasan ke pasien atau keluarganya tentang terapi dan

tahapan-tahapannya,

Merujuk kepada dokter ahli yang lebih berkompeten.

5. Follow up pasien

a. Rencana lanjutan dibuat pada waktu membuat catatan kemajuan.

b. Rencana lanjutan dapat pula sudah direncanakan pada waktu membuat

rencana awal.

c. Dasar yang dipakai untuk menetapkan prognosis dan rencana lanjutan

(follow-up), antara lain:

- Keadaan umum dan tanda vital

- Diagnosis

- Terapi yang sedang dilakukan

- Proses perjalanan akhir penyakit

- Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap keadaan penderita.

6. Tindakan kegawatdaruratan

a. Kegiatan ini bertujuan agar dokter muda dapat mengenal kasus-kasus

kegawat daruratan dandapat melakukan tindakan pertama pada kegawatan

tersebut serta melihat tindakan untuk mengatasinya.

30

Page 31: janji dokter muda

b. Kegiatan dilakukan di Instalasi Rawat Darurat atau dimana saja dibutuhkan

tindakan darurat.

B. Bentuk Kegiatan

1. Follow up Pasien

Kegiatan ini dilakukan untuk menilai bagaimana mahasiswa

mempresentasikan problem pasien, melakukan prosedur pemeriksaan, rencana

management, isu pembelajaran serta mekanisme dasar masalah pasien dll.

Pelaksanaan

Follow up dilakukan secara terus menerus setiap hari baik untuk pasien

rawat jalan maupun rawat inap dengan menggunakan lembar follow up yang sudah

disediakan (menggunakan sistem SOAP : Subjective, Objective, Assessment,

Planning) dan mempersiapkan beberapa kasus untuk variasi jenis penyakit seperti

yang tercantum dalam buku study guide, dengan follow up lengkap yang akan

didiskusikan dengan dokter spesialis. Pembimbing klinik atau preceptor diharapkan

menilai kegiatan ini sesuai form yang ada dan kemudian pembimbing menuliskan

komentar (feed back) sesuai hasil penilaian tersebut

2. Bed-side teaching (BST)

Bedside teaching merupakan inti dari pembelajaran di kepaniteraan klinik

atau clinical teaching yang ideal untuk mendemonstrasikan teknik pemerikasaan

fisik, interview dan pengembangan interpersonal skills. Selain itu bed side teaching

juga menunjukkan interaksi antara pembimbing, mahasiswa dan pasien serta

merupakan role model dari preceptor.

Pelaksanaan

Bedside teaching dinilai merupakan kesempatan yang ideal untuk menilai

examination skills mahasiswa, memperbaiki kemampuan problem solving skills

serta performance mahasiswa secara keseluruhan dari aspek skills, knowledge dan

attitude.

Bedside teaching dapat dilaksanakan baik di bangsal, poli, IGD, dll dengan

bimbingan dokter spesialis atau pembimbing klinik atau preceptor dengan

menggunakan form yang ada, di mana dalam satu kelompok mahasiswa diberi tugas

satu atau dua mahasiswa sebagai presenter dan yang lain sebagai audience atau

peserta. Tahapan dalam melaksanakan Bed side teaching :

31

Page 32: janji dokter muda

a. One or two students clerk the patient on their own and present the findings to

their group in absence of a preceptor.

b. Group discuss the problem and do self /group study to find out information

related to learning issues.

c. Students meet their preceptor and make formal presentation and go through

learning issues

Kegiatan pembelajaran ini merupakan diskusi tentang kasus pasien yang ada di

buku study guide.

Kompetensi bed side teaching yang akan dinilai

a. Kemampuan wawancara medis (medical interviewing skill)

Memberi salam, memperkenalkan diri, memfasilitasi pasien/keluarga pasien!

agar dapat bercerita; bertanya dengan efektif agar memperoleh informasi yang

akurat dan adekuat; bicara jelas, mendengar aktif, mencatat; bereaksi secara

tepat terhadap sikap dan tanda-tanda non verbal lainnya.

b. Kemampuan pemeriksaan fisik (physical examination skill)

Mengikuti urutan logik, efisien; menyeimbangkan langkah skrining, dan

diagnostik; memberitahu pasien saat pemeriksaan; peka terhadap kemampuan

pasien dan bersikap sopan.

c. Keputusan klinis (clinical judgment).

Membuat diagnosis banding; membuat diagnosis yang tepat dan

memformulasikan rencana penatalaksanaan pasien yang sesuai. Selektif memilih

pemeriksaan penunjang diagnosis yang sesuai, dengan mempertimbangkan

risiko dan manfaat.

d. Kemampuan konseling (counseling skill) dan Kualitas humanistik/

profesionalisme (humanistic qualities/professionalism)

Mengorek harapan pasien, bebas dari istilah-istilah Kedokteran, jujur, empati,

menjelaskan alasan/dasar pemeriksaan dan terapi kepada pasien/ keluarga

pasien, memperoleh persetujuan tindakan medis kalau diperlukan kepada pesien/

keluarga pasien (informed consent), memberi edukasi tentang penatalaksanaan,

pencegahan dan konseling lain yang terkait dengan penyakitnya. Menghargai

pasien, menunjukkan empati, belas kasih, menciptakan kepercayaan, membantu

agar pasien nyaman, bisa menjaga rahasia.

32

Page 33: janji dokter muda

e. Kompetensi klinis keseluruhan (overall clinical competence). Menunjukkan

bagaimana mencapai keputusan klinis yang memuaskan, sintesis, peduli

(caring), efektif, efisien dalam menggunakan sumber yang ada,

menyeimbangkan risiko dan manfaat, menyadari keterbatasan kita.

3. Case report (Laporan Kasus)

Kegiatan pembelajaran ini merupakan diskusi tentang pasien yang sudah

pernah dilakukan dalam bed side teaching sebelumnya atau menggunakan kasus--

kasus yang spesifik disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan merupakan

kegiatan ilmiah berupa laporan kasus.

Yang harus dinilai:

1. Kemampuan untuk memmaparkan kasus secara singkat dan

ringkas.

2. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mendiskusikan hal-

hal yang penting berkaitan dengan masalah yang diderita pasien.

3. Kemampuan menghubungkan, memanfaatkan dan

mengintegrasikan ilmu dasar untuk menerangkan secara menyeluruh mengenai

permasalahan pasien.

4. Kemampuan untuk membedakan antara kondisi penyebab dan

akibat dari permasalahan pasien.

5. Kinerja siswa: sistematik penyajian; kemampuan

berkomunikasi dan sikap.

Pelaksanaan

Presentasi kasus dilakukan di ruang diskusi atau ruang pertemuan di mana

mahasiswa secara individual atau kelompok mempresentasikan kasus-kasus yang

dinilai menarik dan penting dari bedside teaching. Sama dengan bedside teaching

diharapkan pembimbing klinik menilai sesuai form yang ada di mana dalam satu

kelompok mahasiswa diberi tugas salah satu sebagai presenter dan yang lain sebagai

audience atau peserta.

4. Referat

Tujuan

33

Page 34: janji dokter muda

Kegiatan ini merupakan diskusi tentang kasus atau isu-isu ilmiah yang

berkaitan dengan topik pembelajaran dan bertujuan untuk melatih kemampuan

mahasiswa dalam menerapkan evidence based medicine atau EBM dalam

memecahkan masalah-masalah klinis.

Pelaksanaan

Referat dilakukan secara individual dan diharapkan mahasiswa memilih

topik atau judul yang tidak sama satu dengan yang lain dengan lebih menekankan

pada implementasi EBM serta kemampuan appraisal terhadap masalah-masalah

klinik. Kasus yang diambil sebagai referat terutama berasal dari pertanyaan klinik

pada waktu presentasi kasus yang dianggap menarik dan kemudian ditulis kembali

dalam bentuk referat dengan syarat menyertakan EBM baik tentang harm, diagnosa,

terapi maupun prognosis dengan model PICO (Patient, Intervensi, Compare,

Outcome) . Diharapkan mahasiswa tidak sama dalam memilih topik atau judul

referat karena hal ini untuk menilai kemampuan searching informasi ilmiah yang up

to date dan juga kemampuan critical appraisal-nya (analisa kritis).

Referat disajikan koass kepada pembimbing klinik maksimal seminggu

sebelum dilaksanakan ujian stase.

5. Journal

Pembacaan jurnal merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendiskusikan

kasus-kasus yang menarik dan dianggap penting di dalam pembelajaran di setiap

stase dengan mempertimbangkan Evidence Based Medicine (EBM). Diharapkan

mahasiswa mampu meng-up date ilmu kedokteran yang sedang berkembang pesat

dengan mengikuti jurnal-jurnal kedokteran alamiah yang terbaru. Pembacaan jurnal

dilaksanakan koas di bawah bimbingan pembimbing klinik. Kegiatan ini

dilaksanakan satu minggu sebelum ujian stase dilaksanakan.

C. Waktu Kegiatan

Setiap kegiatan memiliki ketentuan waktu sendiri-sendiri.

1. Kegiatan rutin harian

a. Follow up pasien dilakukan tiap hari kerja pada pukul 07.00 - 08.00,

b. Bed side learning bersama instruktur klinik dilakukan tiap hari kerja pada

pukul 08.00 - 09.00,

34

Page 35: janji dokter muda

c. Kegiatan pelayanan yang dibimbing langsung oleh pembimbing klinik

dilakukan tiap hari kerja pada pukul 09.00 - 12.00,

d. Jaga bangsal yang dimulai pukul 13.00 - 07.00,

e. Proses belajar lainnya mengambil waktu pada jam kerja berdasarkan

kesepakatan dengan pembimbing klinik.

2. Kegiatan individu

a. Follow up pasien dilakukan tiap hari kerja pada pukul 07.00 - 08.00,

b. Jaga bangsal yang dimulai pukul 13.00 - 07.00,

c. Tugas kewajiban akademik mengambil waktu pada jam kerja berdasarkan

kesepakatan dengan pembimbing / instruktur klinik.

3. Kegiatan kelompok

a. Bed side learning bersama instruktur klinik dilakukan tiap hari kerja pada

pukul 08.00 - 09.00,

b. Tutorial klinik dilakukan setelah selesai kegiatan pelayanan atau waktu yang

sudah disepakati dengan instruktur klinik / pembimbing.

c. Kegiatan pelayanan yang dibimbing langsung oleh pembimbing klinik

dilakukan tiap hari kerja pada pukul 09.00 - 12.00,

d. Tugas kewajiban akademik kelompok mengambil waktu berdasarkan

kesepakatan dengan pembimbing / instruktur klinik.

D. Tempat Kegiatan

Tempat kegiatan untuk proses pembelajaran / pengayaan ilmu pembelajaran

klinik dapat dilakukan di:

1. Bangsal,

2. Poliklinik,

3. Kamar tindakan / Kamar bersalin / Kamar bayi

4. ICU / ICCU / Unit Stroke / Hemodialisa,

5. Kamar operasi, dan

6. Instalasi Gawat Darurat.

E. Pelaksana Kegiatan

Semua kegiatan dokter muda yang langsung maupun tidak langsung

berhubungan dengan pasien di Rumah Sakit Pendidikan Utama dan Rumah Sakit

35

Page 36: janji dokter muda

Jejaring Pendidikan harus berdasarkan atas pendelegasian kewenangan dan dibawah

supervisi dari pembimbing klinik.

Sebagai pelaksana kegiatan proses pembelajaran pembelajaran klinik adalah:

1. Dokter Spesialis

2. Dokter yang diberi kewenangan, misalnya dokter umum atau peserta didik

Program Pendidikan Dokter Spesialis (Residen)

3. Staf lain bukan dokter yang diberi penugasan khusus dalam melatih dokter

muda, misalnya adalah fisioterapis, perawat, bidan, radiografer dan lainlain

yang bertanggung jawab di bagian terkait.

F. Pemantauan dan Buku Kegiatan

Kegiatan pemantauan, pedoman pelaksanaan danbuku kegiatan untuk

memantau kualitas dan kwantitas proses pembelajaran dokter muda adalah:

1. Study Guide Pembelajaran Klinik

2. Panduan Kepaniteraan Klinik

3. Buku Kegiatan Harian Pembelajaran Klinik (Log Book)

36

Page 37: janji dokter muda

BAB IX

ASSESSMENT PENDIDIKAN KLINIK

Definisi

Secara luas assessment didefinisikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan

informasi yang akan digunakan untuk memberikan feedback kepada mahasiswa ataupun

membuat suatu keputusan yang berkaitan dengan mahasiswa, kurikulum dan kebijakan

pendidikan.

Prinsip dasar

Beberapa prinsip dasar yang mesti diperhatikan dalam mengembangkan

assessment adalah sebagai berikut:

1. Assessment seharusnya kongruen dengan tujuan pendidikan (kompetensi yang akan

diukur)

2. Sistem assessment seharusnya komprehensif.

3. Assessment seharusnya merupakan proses yang berkesinambungan.

4. Assessment seharusnya mencakup baik tujuan formatif maupun sumatif.

Setiap metode / instrument yang digunakan seharusnya memenuhi prinsip umum

suatu test, yaitu, valid, reliabel dan feasibel untuk dilakukan.

Selain itu ada satu lagi prinsip dasar yang sangat penting dan perlu diperhatikan

dalam mendesain suatu assessment, yaitu assessment hendaknya memberikan pengaruh

positif terhadap proses belajar mahasiswa, dalam arti assessment tersebut akan

mempengaruhi mahasiswa untuk mempelajari atau menguasai kompetensi belajar yang

ditetapkan, Bagi mahasiswa assessment adalah kurikulum mereka: Student learns what

you inspect NOT what you expect. Dengan demikian dalam mengembangkan

assessment harus dipertimbangkan secara matang bagaimana efek assessment tersebut

terhadap proses belajar mahasiswa, misalnya: Apakah assessment akan menstimulus

mahasiswa untuk belajar hanya beberapa hari sebelum ujian? Apakah assessment

mampu mendorong mahasiswa untuk belajar secara mendalam? Dan seterusnya.

Banyak riset telah membuktikan bahwa tidak ada metode tunggal yang ideal

untuk menilai kompetensi mahasiswa secara keseluruhan, sehingga prinsip triangulasi

yaitu menggunakan beberapa metode assessment sangat dianjurkan untuk mendapatkan

keputusan yang adil tentang pencapaian kompetensi oleh mahasiswa

37

Page 38: janji dokter muda

Tujuan

Keseluruhan assessment dalam pembelajaran klinik bertujuan untuk memastikan

bahwa dokter muda telah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan sebagai seorang

dokter umum.

Assessment dalam pembelajaran klinik dilaksanakan per bagian. Ke depan akan

dirancang pula ujian komprehensif yang merupakan ujian terintegrasi yang dilakukan di

akhir keseluruhan rotasi.

Apa yang diuji?

Yang diuji adalah kompetensi yang harus dikuasai oleh dokter muda setelah

menyelesaikan rotasi di suatu bagian. Kompetensi ini bisa dilihat dalam study guide.

Siapa yang menguji dan memberikan penilaian?

Yang berhak memberikan penilaian adalah pembimbing akademik.

Kapan ujian dilakukan?

Ujian dilakukan selama proses pembelajaran klinik berlangsung di suatu bagian

dan juga di akhir rotasi suatu bagian.

Bagaimana ujian dilakukan?

Ujian yang dilakukan adalah ujian formatif yang hasilnya untuk tujuan sumatif

dan ujian sumatif.

1. Ujian formatif yang hasilnya untuk tujuan sumatif

Ujian ini dilakukan selama proses pembelajaran klinis. Tujuannya adalah untuk

memberikan feedback kepada dokter muda seperti kemajuan pencapaian

kompetensi, hal positif yang dilakukan dokter muda, dll. Ujian formatif didasarkan

pada:

- Follow up

- Bed Side Teaching dan Tutorial klinik

- Laporan Kasus(Case Report)

- Referat

- Journal Reading

Kontribusi ujian formatif sebesar 70 %

38

Page 39: janji dokter muda

2. Ujian sumatif

Dilakukan setelah dokter muda menyelaikan rotasi klinis di suatu bagian. Kontribusi

ujian sumatif terhadap nilai akhir adalah 30 %. Ujian sumatif ini dilakukan dengan:

- Ujian Lisan

Ujian lisan merupakan suatu penilaian kompetensi mahasiswa lewat jawaban

verbal terhadap pertanyan atau situasi yang diberikan oleh penguji atau tim

penguji. Ujian lisan memberikan kebebasan yang luas kepada penguji untuk

menentukan pertanyaan yang diberikan sehingga tidak ada standar antara

mahasiswa dengan mahasiswa lain, memungkinkan terjadi bias dan reliabilitas

yang rendah.

Keunggulan ujian lisan:

1. Dapat mengukur beberapa tujuan belajar yang tidak dapat dilakukan dengan

tes tertulis.

2. Berguna dalam ujian individual sehingg isi ujian dapat diperluas

3. Memberikan informasi psikologis yang penting dari sikap dan cara

menjawab

4. Dapat menilai kepribadian dan isi pengetahuan mahasiswa karena dilakukan

face to face

5. Penguji dapat mengetahui pengetahuan mahasiswa secara terperinci.

6. Penguji dan mahasiswa dapat langsung mengetahui hasilnya.

7. Mampu menguji tingkat kemampuan kognisi yang lebih tinggi yaitu aplikasi,

analisis, dan sintesis

8. Penilaian pembuatan keputusan, etika, keterampilan komunikasi dan

pemecahan maslah lebih mudah diuji lisan

Kelemahan Ujian lisan:

1. Banyak memakan waktu sehingga kurang efisien

2. Penilaian bersifat subjektif

3. Merugikan untuk mahasiswa yang kurang dapat berkomunikasi lisan

4. Kepribadian dan sikap penguji dan yang diuji berpengaruh terhadap hasil

5. Ada efek halo: mahasiswa yang menguasai satu masalah dianggap

menguasai seluruh masalah, demikian pula maasiswa yang secara kebetulan

tidak menguasai suatu masalah dinggap tidak menguasai seluruh masalah

6. Ada tendensi sentral: ada kecenderungan penguji memberi nilai lulus berada

pada nilai tengah, misal memberikan nilai 6 untuk ujian

39

Page 40: janji dokter muda

Untuk Standardisasi isi ujian:

1. Tetapkan bahan yang akan disajikan dan harus diketahui mahasiswa

2. Buat pertanyyan yang setara antra mhasiswa atu dengan yang lain

3. Berikan pasien ujuan yang setara kesulitannya

- Ujian Mini Cex (Mini clinical evaluation exercise)

Kegiatan ini dilakukan untuk menilai kemampuan atau ketrampilan klinis

mahasiswa secara keseluruhan mulai dari ketrampilan interview, pemeriksaan

fisik, konseling clinical judgment dan lain-lain.

Pelaksanaan

Dilakukan oleh dokter spesialis pada akhir stase (sumatif). Pembimbing

klinik atau preceptor diharapkan menilai kegiatan ini secara langsung di depan

pasien sesuai form yang ada untuk menentukan kemampuan mahasiswa

memuaskan atau tidak, kemudian diikuti dengan pemberian feedback dan

komentar.

Pedoman penggunaan mini- cex (clinical evaluation exercise) untuk

ujian kompetensi klinik.

Hakekat dari mini-CEX adalah penilaian kemampuan klinik clerkship

/dokter muda (DM) pada saat berhadapan dengan pasien. Mini-CEX mudah

dilakukan secara rutin oleh pembimbing yang bertugas dalam berbagai situasi

klinik/ ruangan, dan hanya perlu 15-20 menu untuk dapat menilik interaksi

clerkship/DM dengan pasien dari berbagai pemakaian, mini-CEX telah terbukti

merupakan alat yang valid dan dapat dipercaya untuk mengukur kemampuan

klinik clerkship/DM.

Keterangan kompetensi yang ada dalam mini-cex :

1. Kemampuan Wawancara Medis (Medical Interview Skills)

Memberi salam rnemperkenalkan diri, memfasilitasi pasien/orang tua pasien

agar dapat bercerita; bertanya dengan efektif agar dapat memperoleh informasi

yang akurat dan adekuat; berbicara jelas, mendengar aktif, mencatat; bereaksi

secara tepat terhadap sikap dan tanda-tanda non verbal lainnya.

40

Setting mini-CEX:Pasien rawat inap, ICU, IRD Rawat jalan, Lain-lain: saat masuk rumah sakit, saat pulang

Penilai mini-CEXPembimbing Klinik

Page 41: janji dokter muda

2. Kemampuan pemeriksaan fisik (Physical Examination skills)

Mengikuti urutan logik efisien; menyeimbangkan langkah skrining dan

diagnostik; memberitahu pasien saat pemeriksaan; peka terhadap kenyamanan

pasien dan bersikap sopan.

3. Kualitas Humanistik/ Profesionalisme (Humanistic Qualities/

Professionalism)

Menghargai pasien, menunjukkan empati, belas kasih, menciptakan kepercayaan

; membantu agar pasien nyaman, bisa menjaga rahasia, memberi informasi.

4. Keputusan klinis (Clinical Judgment)

Membuat diagnosis yang tepat dan momformulasikan rencana penatalaksanaan

pasien yang sesuai. Selektif memilih pemeriksaan penunjang diagnostik yang

susuai dengan pertimbangan resiko dan manfaatnya.

5. Kemampuan konseling (counseling skills)

Mengorek harapan pasien, bebas dari istilah-istilah kedokteran, terbuka dan

juga, empati. Menjelaskan alasan/ dasar pemeriksaan dan terapi kepada pasien /

orang tua pasien. Memperoleh persetujuan tindakan medik kalau diperlukan ke

pasien/orang tua pasien (informed consent), memberi edukasi tentang

penatalaksanaan, pencegahan, dan konseling lain yang terkait dengan

penyakitnya.

6. Organisasi/Efisiensi (Organization/Efficiency)

Menentukan Prioritas, menyesuikan dengan waktu yang tersedia.

7. Kompetensi klinis keseluruhan (Overall Clinical Competence)

Menunjukkan bagaimana mencapai keputusan klinis yang memuaskan. Sintesis,

peduli (caring), Efektif efisien dalam menggunakan sember yang ada

menyeimbangkan resiko dan manfaat, menyadari keterbatasan kita.

41

Page 42: janji dokter muda

BAB X

EVALUASI

A. Nilai Bagian

Evaluasi kegiatan dokter muda sehari-hari daiam bentuk buku loq sebagai

kumpulan kegiatan selama proses pendidikan yang dievaluasi oleh dokter

pembimbing klinik di rumah sakit pendidikan secara profesional baik dalam proses

kegiatan harian/mingguan dan ujian akhir stase bagian dengan proporsi.

Jenis Kegiatan Bobot Nilai Hasil(Bobot x nilai)

………………………………………………………………………………

A. Proses

- 1. Follow Up 10%

- 2. Bed Side Teaching (BST) 20%

- 3. Case Report 20%

- 4. Referat 10%

- 5. Jurnal 10%

B. Ujian Akhir Stase 30%

Jumlah (A + B) 100%

C. Attitude/Kondite

Skala Penilaian

Nilai Huruf

Nilai Bobot

Rentang Nilai

Keterangan patokan nilai

A 4,00 75 Mempunyai tingkat penguasaan 75%AB 3,50 70 – 74 Mempunyai tingkat penguasaan 70 – 74 %B 3,00 65 – 69 Mempunyai tingkat penguasaan 65 – 69%

BC 2,50 60 – 64 Mempunyai tingkat penguasaan 60 – 64 %C 2,00 55 – 59 Mempunyai tingkat penguasaan 55 – 59 %D 1,00 50 – 54 Mempunyai tingkat penguasaan 50 – 54 %E 0,00 < 50 Mempunyai tingkat penguasaan < 50%

Kelulusan Nilai Bagian Klinik adalah 65 (B) dengan attitude/kondite : Sufficient.

42

Page 43: janji dokter muda

NILAI KONDITE PENDIDIKAN KLINIK

(Diisi setiap minggu oleh dokter pembimbing klinik)

Minggu Tanggal Tempat Tugas Skor Kondite Tanda tangan dan nama terang dokter

IIIIIIIVVVIVIIVIIIIXX

*) Kondite dinilai oleh dokter pembimbing klinik berdasar sikap Dokter Muda selama

rotasi di tempat tugas. Aspek yang dinilai meliputi 5 aspek yaitu :

- Inisiatif

- Disiplin

- Kejujuran

- Tanggung jawab, dan

- Kerjasama.

Skor masing-masing aspek antara 0-3 (sehingga skor total minimal 0 dan maksimal 15)

Interpretasi nilai : < 8 Insufficient

: > 9 Sufficient

Dokter muda dengan nilai insufficient, harus mengulang rotasi seperti yang telah

ditentukan oleh koordinator Pendidikan Klinik.

*) Diisi oleh dokter pembimbing klinik.Catatan Administrasi ( diisi oleh Staf Administrasi) Absen dengan ijin :Tanpa Ijin :Keterangan :

Staf Lampiran

……………..

43

Page 44: janji dokter muda

LAMPIRAN

44

Page 45: janji dokter muda

(SOP)

STANDARD OPERATING PROCEDURE

CUTI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FK. UMS

1. Peserta mengajukan Permohonan Cuti di Bagian Tata Usaha Program Pendidikan

Profesi FK-UMS, dengan melengkapi surat-surat keterangan sesuai dengan alasan

pengajuan cuti.

2. Bagian Tata Usaha Program Pendidikan Profesi FK-UMS memproses surat Cuti

sampai ada keputusan DISETUJUI / DITOLAK permohonan cuti tersebut.

3. Pengajuan Cuti paling lambat 1 (satu ) minggu sebelum tanggal cuti yang diajukan

atau paling lambat 4 (empat) minggu sebelum waktu kepaniteraan klinik dimulai.

4. Cuti bagian dilakukan pada 1(satu) bagian dan maksimal tidak lebih satu semester

atau separuh siklus.

5. Cuti semester dilakukan dalam satu semester atau dua semester berturut-turut.

6. Selama menempuh Program Pendidikan Profesi, Total Waktu pengambilan cuti

adalah 4 semester.

7. Setiap pengajuan cuti dikenakan biaya administrasi

8. Diberlakukan sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan tinjau kembali

sebagaimana mestinya apabila dipandang perlu.

45

Page 46: janji dokter muda

(SOP)

STANDARD OPERATING PROCEDURE

UJIAN AKHIR BAGIAN

DI RS PENDIDIKAN

Ujian akhir bagian di rumah sakit pendidikani mengikuti ketentuan sebagai berikut.

1. Ujian akhir bagian di rumah sakit pendidikan utama dilaksanakan pada minggu

terakhir setiap siklusnya (minggu ke-3 untuk bagian kecil, minggu ke-5 untuk

bagian sedang dan minggu ke-10 untuk bagian besar), atau selambatlambatnya pada

minggu libur setelah stase bagian yang berkaitan.

2. Bagi mahasiswa yang mendapatkan nilai C (< 60) setelah dihitung berdasarkan

format penilaian nilai bagian yaitu Proses + Ujian Akhir Stase maka yang

bersangkutan harus mengikuti ujian ulang di rumah sakit tersebut.

3. Nilai stase bagian diserahkan kepada Fakultas Kedokteran UMS selambatlambatnya

2 minggu setelah ujian akhir bagian dilaksanakan melalui staf administrasi di

Rumah Sakit Pendidikan Utama.

4. Ujian ulang di rumah sakit pendidikan dilaksanakan pada minggu libur setelah stase

yang berkaitan berakhir atau selambat-lambatnya pada minggu libur stase

berikutnya dan dilaksanakan maksimal 1 kali.

5. Bagi mahasiswa yang tidak lulus setelah menjalani ujian ulang di RS pendidikan

tersebut, akan dikembalikan melalui surat keputusan Badan koordinasi pendidikan

rumah sakit kepada Fakultas Kedokteran UMS.

46

Page 47: janji dokter muda

FORM PENILAIAN 1FOLLOW UP

Waktu (Hari/Tanggal/Jam) :Diagnosa/Problem :

Setting :1. Poliklinik2. Bangsal3. IGD4. Lain-lain

Data Pasien :1. Usia2. Jenis Kelamin3. Baru/Follow up

Fokus :1. Pengumpulan data2. Diagnosa3. Terapi4. Konseling

1. Bagaimana masalah pasien dipresentasikan mahasiswa ?

a. Oleh mahasiswa sendiri b. dengan bimbingan c. tidak ada

2. Bagaimana prosedur pemeriksaan fisik dilakukan oleh mahasiswa ?

a. Benar b. perlu latihan lagi

3. Bagaimana rencana manajemen pasien ?

a. Benar b. tidak benar

4. Bagaimana isu pembelajaran didiskusikan oleh mahasiswa ?

a. Oleh mahasiswa sendiri b. dengan bimbingan c. tidak ada

5. Bagaimana mekanisme dasar masalah pasien didiskusikan oleh mahasiswa ?

a. Adekuat b. tidak adekuat

6. Bagaimana penyediaan waktu untuk masalah ini ?

a. Benar b. lama c. perlu waktu lebih

Komentar :

47

Page 48: janji dokter muda

FORM 2BED SIDE TEACHING

Waktu (Hari/Tanggal/Jam) :Diagnosa/Problem :Setting :

1. Poliklinik 2. Bangsal 3. IGD 4. Lain-lainFokus :

1. Pengumpulan data2. Diagnosa3. Terapi4. Konseling

Presenter:No Nama Mhs NIM 1 2 3 4 5 6 7 Nilai Akhir

Keterangan :1. Ketrampilan komunikasi/anamnesa2. Ketrampilan pemeriksaan fisik3. Profesionalisme4. Kemampuanclinical judgement dan pengumpulan informasi5. Kemampuan konseling6. Organisasi/efisiensi pencatatan dan presentasi data anamnesa dan pemeriksaan fisik7. Kompetensi klinis keseluruhan

PesertaNo Nama Mhs NIM 1 2 3 4 Nilai Akhir

Keterangan :1. Partisipasi selama diskusi2. Kemampuan knowledge selama presentasi/diskusi3. Performance mahasiswa : attitude, komunikasi4. Kemampuan mengidentifikasi dan mendiskusikan mekanisme dasar yang terlibat

Penilaian :Sesuai system standar penilaian pendidikan klinik FK UMS yaitu PAP 7 tingkat (A ≥ 75,0 ; AB 70,0 - 74,9 ; B 65,0 - 69,9 ; BC 60,0 - 64,9 ; C 55,0 - 59,9 ; D 40-54,9 ; E<40)

Supervisor Klinik

……………………………

48

Page 49: janji dokter muda

FORM 3CASE REPORT (LAPORAN KASUS)

Tanggal :……………………………… Waktu :……………….

Kasus : ………………………………………………………………

Presentan

No Nama Mahasiswa NIM 1 2 3 4 5 Hasil Akhir (Rata-rata no 1-5

Yang harus dinilai:1. Kemampuan untuk memmaparkan kasus secara singkat danringkas.2. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mendiskusikan hal-hal yang penting

berkaitan dengan masalah yang diderita pasien.3. Kemampuan menghubungkan, memanfaatakan danmengintegrasikan ilmu dasar

untuk menerangkan secara menyeluruh mengenai permasalahan pasien.4. Kemampuan untuk membedakan antara kondisi penyebab dan akibat dari

permasalahan pasien.5. Kinerja siswa: sistematik penyajian; kemampuan berkomunikasi dan sikap.

Partisipan NO Nama Mahasiswa N I M 1 2 Hasil akhir

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.

Yang harus dinilai:1. Partisipasi (keikut aktifan) dalam diskusi dan kinerja siswa: sikap dan kemampuan

berkomunikasi.2. Kemampuan untuk memaparkan secara verbal pengetahuan mereka pada saat

presentasi (mengidentifikasi dan mendiskusikan permasalahan yang terkait)

Skala : 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 > 75 C BC B AB A

Supervisor Klinik

……………………………

49

Page 50: janji dokter muda

FORM 4REFERAT

Waktu (Hari/Tanggal/Jam) :Kasus :

Presenter:

No Nama Mhs NIM 1 2 3 4 5 6Nilai Akhir

Keterangan :1. Kemampuan menulis ilmiah secara sistematik2. Kemampuan mengaplikasikan EBM3. Kemampuan belajar mandiri4. Kemampuan mengidentifikasikan dan mendiskusikan mekanisme dasar yang

terlibat5. Kemampuan knowledge dalam presentasi6. Performance mahasiswa :attitude dan komunikasi

Peserta

No Nama Mhs NIM 1 2 3 4Nilai Akhir

Keterangan :1. Partisipasi selama diskusi2. Kemampuan knowledge selama presentasi/diskusi3. Performance mahasiswa : attitude, komunikasi4. Kemampuan mengidentifikasi dan mendiskusikan mekanisme dasar yang terlibat

Penilaian :Sesuai system standar penilaian pendidikan klinik FK UMSyaitu PAP 7 tingkat (A ≥ 75,0 ; AB 70,0 - 74,9 ; B 65,0 - 69,9 ; BC 60,0 - 64,9 ; C 55,0 - 59,9 ; D 40-54,9 ; E<40)

Supervisor Klinik

……………………………

50

Page 51: janji dokter muda

FORM 5MINI-CEX

Waktu (Hari/Tanggal/Jam) :Diagnosa/Problem :

Setting :1. Poliklinik2. Bangsal3. IGD4. Lain-lain

Data Pasien :1. Usia2. Jenis Kelamin3. Baru/Follow up

Fokus :1. Pengumpulan data2. Diagnosa3. Terapi4. Konseling

1. Ketrampilan anamnesa

<55 55-59 60-64 65-69 70-74 >75

Kurang sekali kurang cukup baik Baik sekali

2. Ketrampilan pemeriksaan fisik

<55 55-59 60-64 65-69 70-74 >75

Kurang sekali kurang cukup baik Baik sekali

3. Profesionalisme

<55 55-59 60-64 65-69 70-74 >75

Kurang sekali kurang cukup baik Baik sekali

4. Kemampuanpengumpulan informasi dan clinical judgement

<55 55-59 60-64 65-69 70-74 >75

Kurang sekali kurang cukup baik Baik sekali

5. Konseling

<55 55-59 60-64 65-69 70-74 >75

Kurang sekali kurang cukup baik Baik sekali

51

Page 52: janji dokter muda

6. Organisasi/efisiensi

<55 55-59 60-64 65-69 70-74 >75

Kurang sekali kurang cukup baik Baik sekali

7. Kompetensi klinis secara keseluruhan

<55 55-59 60-64 65-69 70-74 >75

Kurang sekali kurang cukup baik Baik sekali

Komentar :

Mahasiswa Supervisor Klinik

…………………………… …………………………….

52

Page 53: janji dokter muda

KEGIATAN LAPORAN KASUS (CASE REPORT)

NO JUDUL TGL

NILAI *) DOKTER PEMBIMBING

PRESENTAN

AUDIENS NAMA PARAF

1

2

3

4

5

53

Page 54: janji dokter muda

KEGIATAN REFERAT/JURNAL

NOJUDUL

REFERAT/JURNALTGL

NILAI *)DOKTER PEMBIMBING

PRESENTAN

AUDIEN

SNAMA PARAF

1

2

3

4

5

54

Page 55: janji dokter muda

JANJI DOKTER MUDA

Saya dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta / di hadapan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta / dan Direktur Rumah Sakit Pendidikan / dengan ini saya berjanji :1. Saya akan menggunakan dengan sebaik-baiknya / kesempatan yang diberikan

kepada saya / untuk melanjutkan pendidikan kedokteran tingkat profesi / di rumah sakit dan tempat lain / yang ditetapkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Saya akan melaksanakan tugas dan kewajiban dalam pendidikan tersebut / sesuai dengan sopan santun / dan tata susila kedokteran yang setinggi-tingginya.

3. Saya akan melaksanakan tugas dan kewajiban saya / sesuai dengan tata tertib dan peraturan yang berlaku / serta menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran.

4. Saya akan merahasiakan sesuatu yang saya ketahui / karena tugas pendidikan dan keilmuan saya sebagai sarjana kedokteran / sesuai dengan ketentuan tentang rahasia jabatan kedokteran.

5. Saya akan selalu mengutamakan kepentingan dan kesehatan penderita.6. Saya dalam menunaikan tugas merawat penderita / tidak akan terpengaruh oleh

pertimbangan keagamaan,/ kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian / atau kedudukan sosial penderita.

7. Saya akan menghormati semua guru saya, / tenaga medis, paramedis dan non medis yang bekerja dirumah sakit / atau tempat lain yang dipergunakan untuk pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

8. Saya akan mempergunakan dan merawat semua fasilitas yang dipergunakan untuk pendidikan dengan sebaik-baiknya.

Saya ikrarkan janji ini sungguh-sungguh / dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya / dan atas pelanggaran norma perilaku dan ketentuan,/ saya sanggup menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Surakarta, 6 Januari 2009Yang menyatakan

(……………………..)

Dekan DirekturFakultas Kedokteran Rumah Sakit

(………………………) (…………………….)

55

Page 56: janji dokter muda

SUMPAH DOKTER INDONESIA

BismillahirrohmanirrohimAshadualla ilaha illallah, waashaduanna Muhammadarrosululloh

Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah, dansaya bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad itu utusan Allah.

Saya dihadapkan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, sebagai dokter dengan ini menyatakan bersedia mengucapkan sumpah sesuai dengan agama / kepercayaan yang saya anut sebagai berikut.

Demi Allah saya bersumpah;1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan.2. Saya akan menjalankan tugas saya dengan sekuat tenaga, martabat dan tradisi

jabatan kedokteran.3. Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.4. Saya akan merahasiakan sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan

karena keilmuan saya sehagai dokter.5. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran untuk sesuatu yang

bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.6. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan. 7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita.8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh oleh

pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, perbedaan kelamin, politik kepartaian atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita.

9. Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terimakasih yang selayaknya.

10. Saya akan memberlakukan teman sejawat saya sebagaimana saya sendiri ingin diperlakukan.

11. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.12. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan

kehormatan diri saya.Inna sholati wa nusuki wama yahya wamamati lillahirobbil `alamin

Bahwa sesungguhnya sholatku, pengabdianku, kehidupanku dan kematianku karena Allah pemelihara alam semesta.

Surakarta,…………..200………

Dekan Fakultas Kedokteran Yang menyatakan sumpah,Universitas Muhammadiyah Surakarta

(…………………….) (……………………….)

56

Page 57: janji dokter muda

SUMPAH DOKTER MUSLIM

Saya bersumpah dengan nama Allah Yang Maha Besar

1. Mengingat Allah dalam menjalankan profesi saya.

2. Melindungi jiwa manusia dalam semua tahap dan semua keadaan.

3. Melakukan semampu mungkin untuk menyelamatkan dari kematian, penyakit, dan

kecemasan.

4. Memelihara kemuliaan manusia, menutupi pribadinya dan menyimpan rahasianya.

5. Dalam segala hal, menjadi alat dari rahmat Allah memberikan perawatan

kedokteran pada yang dekat dan yang jauh, yang taat danyang berdosa serta teman

maupun lawan.

6. Berjuang mengejar ilmu dan menggunakannya untuk keuntungan dan bukan aniaya

bagi kemanusiaan.

7. Menghormati guru saya dan mengajari sejawat saya yang masih muda dan

menjadikan saudara bagi setiap anggota profesi kedokteran yang bersatu dalam

kesucian dan amal.

8. Memelihara kepercayaan saya dalam pribadi dan dalam masyarakat, menghindari dari

segala yang dapat menodai saya dimata Allah, nabi-NYA dan orang yang seakidah

dengan saya.

Semoga Allah menjadi saksi terhadap sumpah saya ini.

Surakarta, ……….200...

Yang mengucapkan

(…………………..)

57