case struma nodusa umar
DESCRIPTION
jTRANSCRIPT
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU KUDUS
Nama : Umar Syahmi bin Mohd Rashid Tanda Tangan
NIM : 11-2013-060 ………….....
Dr. Pembimbing/ Penguji : dr. Johan S, Sp.B
I. Identitas pasien
No rekam medik : 410915
Tanggal masuk RS : 5 Mei 2015
Nama : Ny. K
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Petani
Alamat : -
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
II. Anamnesis
Keluhan Utama :
Pasien mengeluhkan adanya benjolan di leher sejak 2 tahun.
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
Pasien mengeluhkan adanya benjolan di leher sejak kira-kira 2 tahun yang lalu,
awalnya benjolan berukuran kecil, namun benjolan semakin lama semakin membesar,
dan dalam kira-kira 2 minggu ini terasa kencang di leher kalau terasa capek. Dalam 2
tahun ini pasien mengatakan pernah berobat dan dikasi obat pil, tetapi sering terlambat
control karena masalah biaya. Pasien mengeluhkan jantung berdebar-debar, mudah
berkeringat kalau lagi bekerja, dan tidak tahan cuaca panas.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD):
Pasien menyatakan belum pernah mengalami gejala yang sama sebelumnya. Riwayat
penyakit jantung, darah tinggi, penyakit gula disangkal. Riwayat operasi (-).
Riwayat Penyakit Keluarga (RPK):
Pasien menyatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang
sama. Pasien menyangkal adanya riwayat DM, hipertensi, asma, dan penyakit jantung.
Pasien juga menyangkal ada ahli keluarga yang pernah terkena kanker.
Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi (RSE):
Pasien adalah seorang perempuan sudah menikah. Status ekonomi kurang stabil.
Tinggal di rumah sendiri di daerah kampung.
III. Pemeriksaan fisik
Keadan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign : Tekanan Darah : 120/90mmHg
Nadi : 64 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5° C
Status general :
Kepala
Normocephali
Mata
Exophtalmus/Enophtalmus (-), pupil isokor
Conjunctiva tidak anemis
Sklera tidak tampak ikterik
Hidung
Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas
Septum : terletak ditengah dan simetris
Mukosa hidung : tidak hiperemis
Cavum nasi : tidak ada tanda perdarahan
Telinga
Daun telinga : normal
Liang telinga : lapang
Membrana timpani : intact
Sekret : tidak ada
Mulut dan tenggorokan
Bibir : tidak pucat dan tidak sianosis
Palatum : tidak ditemukan torus
Lidah : normoglosia
Tonsil : T1/T1 tenang
Faring : tidak hiperemis
Leher
Kelenjar tiroid : teraba membesar
Trakea : letak di tengah
Thorax
Paru-Paru
Inspeksi : sesak nafas (-)
Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua paru
Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler di kedua paru, ronkhi -/-, whezing -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari linea midclavicularis sinistra,
ICS 5
Perkusi : Batas atas : ICS 2 linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS 3-4 linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS 5, 1 cm lateral linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, tidak terdapat pelebaran vena
Auskultasi : bising usus dalam batas normal
Perkusi : timpani, nyeri ketok (-), shifting dullnes (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), benjolan (-)
Ekstremitas atas : akral hangat +/+, odema -/-
Ekstremitas Bawah : akral hangat +/+, odema -/-
IV. Status Lokalis
Regio : colli anterior
Inspeksi : tampak massa ukuran diameter ± 5 cm, warna sama dengan
sekitarnya, ikut bergerak waktu menelan.
Palpasi : massa ikut bergerak waktu menelan, konsistensi kenyal, mobil, nyeri
tekan (-), pembesaran KGB (+)
Auskultasi : bruit (-)
V. Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 12,9 g/dl 13.2 – 17.3 g/dl
Leukosit 6.86 ribu 3.8-10.6 ribu
Eosinofil 6.90% 1-3%
Basofil 0.30% 0-1%
Neutrofil 55.20% 50-70%
Limfosit 31.20% 25-40%
Monosit 6.4% 2-8%
MCV 83 Fl 80-100 fL
MCH 28 pg 26-34 pg
MCHC 33 % 32-36 %
Hematokrit 38.70 % 40-52 %
Trombosit 273 ribu 150-440 ribu
Eritrosit 4.7 Juta 4.4-5.9 Juta
RDW 12.9% 11.5-14.5%
PDW 10.8 Fl 25-65 fL
MPV 10.1 Fl 6.8-10 fL
LED
Golongan darah
17 mm/jam
O/positif
0-10 mm/jam
Kimia darah
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Gula Darah Sewaktu 108 mg/Dl 75-110 mg/dL
Imunoserologi
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
FT3
FT4
TSH
5.39
14.23
1,55
4-8.3 pmol/L
9-20 pmol/L
uIU/mL
USG tiroid
o Kutis dan subkutis tidak menebal.
o Tampak pembesaran thyroid kiri +/- 39.10 cm3 dan ukuran thyroid kanan
normal +/- 6.85 cm3.
o Tampak lesi hipoekoik & anekoik inhomogen di lobus kanan thyroid ukuran
1-2 cm yang pada pemeriksaan Doppler tampak hipervaskuler perilesi
o Tampak lesi kistik inhomogen di lobus kiri thyroid ukuran 1-2 cm yang pada
pemeriksaan Doppler tampak hipervaskuler perilesi.
o Tampak lesi hipoekoik di isthmus thyroid +/- 0.5 cm.
o Tak tampak kalsifikasi.
o Tampak pembesaran KGB regional colli bilateral.
KESAN: Gambaran struma nodusa thyroid bilateral kemungkinan malignancy
tidak dapat disingkirkan. Gambaran lymphadenopathy colli bilateral.
EKG: Sinus Bradikardi
VI. Resume
Ny K berusia 56 tahun datang dengan keluhan benjolan di leher sejak 2 tahun yang lalu,
awalnya benjolan berukuran kecil, namun benjolan semakin lama semakin membesar, dan
dalam kira-kira 2 minggu ini terasa kencang di leher kalau terasa capek. Dalam 2 tahun ini
pasien mengatakan pernah berobat dan dikasi obat pil, tetapi sering terlambat control karena
masalah biaya. Pasien mengeluhkan jantung berdebar-debar, mudah berkeringat kalau lagi
bekerja, dan tidak tahan cuaca panas. Pada riwayat peribadi dan social ekonomi pula, status
ekonomi pasien kurang stabil dan hanya bekerja sebagai petani. Pasien tinggal di rumah
sendiri di daerah kampong.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien dalam keadaan sakit sedang dan kesadaran compos
mentis. Pada tanda-tanda vital didapatkan bradikardia yaitu nadi 64x/minit dan yang lain
dalam batas normal. Pada status generalis tidak ditemukan apa-apa kelainan selain pada
lehernya sahaja yaitu status lokalis pasien. Didapatkan pada region colli anterior pada
inspeksi tampak massa ukuran diameter +/- 5 cm, warna kulit sama dengan sekitarnya, dan
ikut bergerak pada saat menelan. Pada palpasi massa ikut bergerak waktu menelan,
konsistensi kenyal, mobil, nyeri tekan (-), dan diraba pembesaran KGB. Pada aukulstasi tidak
didengarkan bunyi bruit.
Pada pemeriksaan penunjang, pemeriksaan hematologi tidak ditemukan apa-apa kelainan
selain hitung jenis leukosit pada 6.9%. Pada pemeriksaan imunoserologi didapatkan nilai FT3
5.39 pmol/L, FT4 14.23 pmol/L, dan TSH 1.55 uIU/mL. Pada pemeriksaan USG tiroid
didapatkan kesan gambaran struma nodusa tiroid bilateral kemungkinan malignancy tidak
dapat disingkirkan. Gambaran limfadenopati colli bilateral. Pada EKG didapatkan sinus
bradikardi.
VII. Diagnosa kerja
Struma nodusa non toksik
VIII. Diagnosa Banding
Carsinoma tiroid
Struma nodusa toksik – tirotoksikosis sekunder
IX. Pemeriksaan Anjuran
Pemeriksaan PA kelenjar tiroid
I 131 Scan
X. Penatalaksanaan
Preoperatif
o PTU 3 x 100 mg
o Lugol 2 x 10 tetes
Operatif : Total thyroidectomy
Post operatif :
o Infus RL 20 tetes/menit
o Injeksi Ceftriaxon 2 x 1 g
o Injeksi Ketorolac 1 x 10 mg
o Bed rest total
XI. Prognosis
Ad vitam : dubia
Ad fungsionam : dubia
Ad sanationam : dubia
a. Status Generalis (umum)1) Tekanan darah meningkat (systole)2) Nadi meningkat
3) Mata : - Exophtalamus- Stellwag sign : jarang berkedip- Von Graefe sign : palpebra mengikuti bulbus okuli waktu melihat ke bawah.- Morbius sign : sukar konvergensi- Jeffroy sign : tak dapat mengerutkan dahi.- Rossenbach sign : tremor palpebra jika mata ditutup.4) Hipertoni simpatis : kulit basah dan dingin, tremor5) Jantung : takikardi.
b. Status Lokalis : Regio Colli Anterior.1) Inspeksi : benjolan, warna, permukaan, bergerak waktu menelan.2) Palpasi :- permukaan, suhu- Batas atas----- kartilago tiroid- Batas bawah --- incisura jugularis- Batas medial --- garis tengah leher- Batas lateral --- m.sternokleidomastoid.3) Struma kistik- Mengenai 1 lobus- Bulat, batas tegas, permukaan licin, sebesar kepalan.- Kadang multilobularis.- Fluktuasi (+)4) Struma Nodusa- Batas jelas- Konsistensi : Kenyal sampai keras- Bila keras curiga neoplasma, umumnya berupa adenocarsinoma tiroidea5) Struma Difusa- Batas tidak jelas- Konsistensi biasanya kenyal, lebih kearah lembek.6) Struma vaskulosa- Tampak pembuluh darah (biasanya arteri), berdenyut- Auskultasi : Bruit pada neoplasma dan struma vaskulosa- Kelenjar getah bening : Paratracheal Jugular Vein
E. Diagnosa1. Anamnesa- Usia dan jenis kelamin- Benjolan pada leher, lama dan pembesarannya.- Gangguan menelan, suara serak (gejala penekanan), nyeri.- Riwayat radiasi di daerah leher dan kepala.- Asal/tempat tinggal.- Riwayat keluarga- Struma toksik : kurus meski banyak makan, irritable, keringat banyak, nervous, palpitasi, tidak tahan udara panas, hipertoni simpatikus (kulit basah, dingin dan tremor halus).- Struma non toksik : gemuk, malas dan banyak tidur, ganggun pertumbuhan.2. Pemeriksaan Fisik3. Pemeriksaan penunjanga. Scanning tiroid- Presentasi uptake dan I131 yang didistribusikan tiroid.- Dari uptake dapat ditentukan fungsi tiroid
- Uptake normal, 15-40% dalam 24 jam.- Hot area : uptake > normal, jarang pada neoplasmaMisal pada : struma adenomatosa, adenoma toksik, radang neoplasma.- Cold area : uptake < normal, sering pada neoplasma. Cold area curiga ganas jika :moth eaten appearance, pada pria usia tua/anak-anak. Contoh : kista, hematoma/perdarahan, radang neoplasma. b. Ultrasonografi : untuk membedakan kelainan kistik/solid (neoplasma biasanya solid). c. Radiologik Foto leher, foto soft-tissue, foto thorak, bone scanning. d. Fungsi tiroid - BMR : (0,75 x N) + (0,74 + IN) – 72% - PB I mendekati kadar hormone tiroid, normal 4-8 mg% - Serum kolesterol meningkat pada hipertiroid (N: 150-300 mg%). - Free tiroksin index : T3/T4 - Hitung kadar FT4¬, TSH, Tiroglobulin, dan Calsitonin bila perlu. e. Potong beku f. Needle biopsy - Large Needle Cutting Biopsy : jarum besar, sering perdarahan. - Fine Needle Aspiration Biopsy : jarum no 22. g. Termografi Yaitu suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada suatu tempat dengan memakai dynamic telethermografi. Pemeriksaan khusus pada curiga keganasan. Hasilnya disebut panas apabila perbedaan panas dengan sekitarnya > 0,9°C dan dingin apabila < 0,9°C. Pada penelitian Alves dkk didapatkan bahwa pada yang ganas semua hasilnya panas. h. Petanda tumor Yang diukur adalah peninggian tiroglobulin (Tg) serum. Kadar Tg serum normal antara 1,5-3,0 mg/ml. Pada kelainan jinak rata-rata 323 ng/ml dan pada keganasan rata-rata 424 ng/ml. F. Penatalaksanaan Medis Modalitas terapi : 1. Radiasi. 2. Kemoterapi. a) Konservatif dengan Indikasi: - Toleransi operasi tidak baik - Struma yang residif - Pasien usia lanjut. b) Struma non-toksik : Iodium, ekstrak tiroid 30-20 mg/dl c) Struma toksik : Bed rest, lugol 5-10 mg 3xsehari selama 14 hari, PTU 100-200 mg 3xsehari, periksa leukosit. 3. Operatif a) Indikasi : - Curiga/pasti ganas - Timbul tanda-tanda desakan trachea/esophagus. - Struma toksik - Struma besar (kosmetik) - Struma retrosternal - Preventif b) Strumektomi Dilakukan pada stroma yang besar dan menyebabkan keluhan mekanis. Strumektomi juga diindikasikan terhadap kista tiroid yang tidak mengecil setelah dilakukan biopsy aspirasi jarum halus. Juga pada nodul panas dengan diameter > 2,5 mm karena dikhawatirkan mudah timbul hiperoidisme.
c) Terapi lain :- L- tiroksin selama 4-5 bulanDiberikan apabila nodul hangat lalu dilakukan pemeriksaan sidik tiroid ulang. Bila nodul mengecil maka terapi diteruskan namun apabila tidak mengecil dilakukan biopsy aspirasi/operasi.- Biopsi aspirasi jarum halusDilakukan pada kista tiroid hingga nodul <10 cm
I. Diagnosis Kerja
Tumor Filoides Dextra
Dasar diagnosis :
Benjolan pada mammae dextra
Konsistensi keras, berbatas tegas, mobile
Ada ulkus di daerah mammae dextra
Ukuran benjolan membesar dalam waktu yang cepat
Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening di daerah sekitar
mammae dextra
Benjolan bersifat unilateral pada mammae dextra saja
Umur pasien yang berkisar di antara 30-50 tahun
II. Diagnosis Banding
Giant Fibroadenoma
Dasar yang mendukung:
Benjolan pada daerah mammae
Konsistensi keras, mobile, berbatas tegas, nyeri tekan (-)
Dasar yang tidak mendukung :
Benjolan membesar dalam jangka waktu lama
Terjadi biasanya pada kisaran usia 15-30 tahun
Fat Necrosis
Dasar yang mendukung :
Ada benjolan pada daerah mammae
Konsistensi massanya keras
Dasar yang tidak mendukung :
Tepinya tidak rata
Ada riwayat trauma pada daerah mammae
Carcinoma mammae
Dasar yang mendukung :
Adanya benjolan pada daerah mammae
Konsistensi massanya keras
Dasar yang tidak mendukung :
Ada pembesaran kelenjar getah bening di sekitar daerah mammae
Ada tanda peau d’orange
Massanya terfiksir
Ada tanda-tanda metastasis seperti sulit bernapas, nyeri tulang, distensi
abdomen, dll.