case luka bakar erni.docx

26
BAB I PENDAHULUAN Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi. Di Indonesia, luka bakar masih merupakan problem yang berat. Perawatan dan rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga terlatih dan terampil. Oleh karena itu, penanganan luka bakar lebih tepat dikelola oleh suatu tim trauma yang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik, bedah thoraks, bedah umum), intensifis, spesialis penyakit dalam, ahli gizi, rehabilitasi medik, psikiatri, dan psikologi. Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat). Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam homeostasis. Kulit merupakan organ 1

Upload: erni-sanguinis-chieagiant

Post on 15-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik

dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan

mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi. Di

Indonesia, luka bakar masih merupakan problem yang berat. Perawatan dan

rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga

terlatih dan terampil. Oleh karena itu, penanganan luka bakar lebih tepat dikelola

oleh suatu tim trauma yang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik,

bedah thoraks, bedah umum), intensifis, spesialis penyakit dalam, ahli gizi,

rehabilitasi medik, psikiatri, dan psikologi.

Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh

dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak

langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll)

atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat). Kulit adalah organ

tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam homeostasis.

Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya

sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya

sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6

mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada

kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas.

Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu

dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan

luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm

sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium

yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.

Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan.

Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel

darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.

1

Page 2: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

2

Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang

banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan

intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan

akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada

luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat

tiga. Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi

tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok

hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat,

nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurrang.

Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam. Pada

kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi

kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap.

Oedem laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas

dengan gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap

akibat jelaga. Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya. Karbon

monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak

mampu lagi mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung,

pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat terjadi koma. Bisa lebih dari

60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal. Setelah 12 – 24 jam,

permeabilitas kapiler mulai membaik dan mobilisasi serta penyerapan kembali

cairan edema ke pembuluh darah. Ini di tandai dengan meningkatnya diuresis.

Page 3: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

BAB II

ANALISIS MASALAH

Identifikasi Pasien

Nama : K A BASTARI BIN K A AZHARI

Umur : 34 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Bukit Kecil, Palembang

Pekerjaan : Buruh

MRS : 18-03-2015

Keluhan Utama

Penderita mengalami luka bakar api ± 1 jam sebelum masuk rumah sakit (SMRS).

Riwayat Perjalanan Penyakit

± 1 jam sebelum masuk rumah sakit (SMRS), kompor tetangga penderita

meledak, penderita berniat membantu untuk memadamkan api, tetangga lain

berniat juga untuk membantu dengan menyiram api dengan air, tetapi ternyata air

yang disiram bukan air tetapi bensin, penderita spontan lari keluar tetapi penderita

terjatuh, kemudian dibantu oleh tetangga lain. Luka bakar terkena di wajah,

tangan kanan kiri, dan kaki kanan kiri. Penderita di bawa ke RS AK Gani, di RS

AK Gani penderita disiram dengan NaCl dan di infus, setelah beberapa saat

penderita dirujuk ke RS Mohammad Hoesin untuk penanganan lebih lanjut.

3

Page 4: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

4

Pemeriksaan Fisik

PRIMARY SURVEY

Airways = Baik

Breathing RR = 22x/menit

Circulation

Nadi = 106x/menit

TD = 130/80 mmHg

SECONDARY SURVEY

Status Generalis

Keadaan Umum = Sakit sedang

Kesadaran = Compos Mentis

Kepala & wajah : Alis, bulu hidung, kumis (+)

Mata : normal

Leher : normal

THT : sekret (-)

Dada : normal

Punggung : normal

Abdomen : normal

Ekstremitas : antebrachii dextra sinistra (+)

cruris dextra sinistra (+)

Status Lokalis

Page 5: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

5

Tampak luka bakar pada :

Wajah (alis, bulu hidung, kumis) 5%

Antebrachii dextra sinistra 9%

Cruris dextra sinistra 18 %

Total = 32% grade II

Diagnosis :

Luka bakar api 32% derajat IIA – IIB.

Penatalaksanaan Luka Bakar

Bebaskan/lepaskan pakaian yang terbakar

Page 6: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

6

Penyiraman luka bakar dengan air mengalir dengan suhu ruangan selama

lebih kurang 15 menit dengan tujuan untuk menormalkan kembali suhu

tubuh dan menghentikan proses koagulasi protein sel di jaringan yang

terpajan suhu tinggi.

Airways

Pertahankan kebersihan jalan nafas

Breathing

Pemberian oksigen 8 liter/menit

Penghisapan sekret secara berkala.

Circulation

Kebutuhan cairan (rumus Baxter) + Maintenance (berdasarkan rumus

Holiday Segar) Cairan yang diberikan adalah:

IVFD RL

2500 ml diberikan pada 5 jam pertama

3700 ml diberikan pada 16 jam kedua

Ceftriaxone 2x gr/12 jam

Ketolorac 3x30/8 jam

ATS 1500 IU i.m

Pro debridement

Pemasangan kateter urin pemantauan urine output

Penatalaksanaan lanjutan

dilakukan debridement

pemberian antimikrobial lokal dengan asetat mafenid

Page 7: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

7

perawatan luka dengan melakukan perawatan luka tertutup dengan

menggunakan antibiotik lokal dengan bentuk sediaan kassa (tulle) dan

dilakukan pembalutan tertutup

observasi vital sign dan urine output

pencucian luka dengan NaCl 0,9%

pemasangan supratule (bernazine) di atas luka bakar

dilanjutkan pencucian pada luka bakar muka dengan savlon NaCl 0,9%

dilapisi kapas steril dan dilanjutkan pemasangan kasa steril

IVFD, RL 2500 cc/5 jam, 3700 cc/ 16 jam

Antibiotika:

Ceftriaxon 2x/gram IV/ 12 jam

Ketorolac 3x30 mg IV/ 8 jam

Ranitidin 2x50 mg IV/ 12 jam

Kebutuhan kalori

Curreri Formula :

(60 x BB) + (35 x TBSA of the burn)

Pasien dengan fungsi ginjal baik dapat diberikan protein 2g/kgBB/hari

Pemberian suplemen vitamin, mineral, vitamin A, vitamin C, Zinc,

Vitamin E, selenium dan besi dapat membantu proses penyembuhan luka

bakar.

Prognosis

Quo ad Vitam : dubia

Quo ad Functionam : dubia ad bonam

Komplikasi

Kontraktur

Pneumonia

Insufisiensi fungsi paru pasca trauma

SIRS

Page 8: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

8

Page 9: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Luka Bakar

Luka bakar suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,

listrik, dan radiasi.

Penyebab luka bakar

Paparan suhu tinggi (api, air panas)

Listrik

Petir

Zat kimia (asam atau basa kuat)

Radiasi

Suhu yang sangat rendah (frost bite).

Fase Luka Bakar

1. Fase akut/syok/awal

Pada fase ini, terdapat gangguan ABC. Gangguan jalan nafas (airways)

cedera inhalasi serta gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Cedera Inhalasi

Obstruksi sal. napas bag. atas :

- Edema mukosa

- Percampuran epitel mukosa yg nekrosis dgn sekret kental (fibrin >>)

Obstruksi sal. napas bag. bawah :

Fibrin yg menumpuk pd mukosa alveoli membentuk membran hialin

gang. difusi & perfusi O2 ARDS

9

Page 10: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

10

2. Fase subakut

Fase ini berlangsung setelah fase syok teratasi. luka yang terjadi dapat

menyebabkan beberapa masalah, yaitu:

proses inflamasi atau infeksi

masalah penutupan luka

keadaan hipermetabolisme

3. Fase lanjut

Masalah yang dapat muncul pada fase ini adalah jaringan parut yang

hipertrofik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas, dan timbulnya

kontraktur.

Luas Luka Bakar

Pembagian luas luka bakar pada dewasa dilakukan dengan menggunakan

Rule of Nine, dengan:

kepala dan leher 9%

badan depan 18%

badan belakang 18%

Lengan (ekstrimitas atas) kanan dan kiri 18%

Tungkai (ekstrimitas bawah) kanan dan kiri 36%

genitalia 1% 3.

Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena relatif permukaan kepala

anak lebih besar. Karena perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil

berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi dan rumus 10-15-20 untuk anak.

Pada bayi:

kepala dan leher 20%

badan depan 20%

badan belakang 20%

lengan (ekstrimitas atas) kanan dan kiri 20%

tungkai (ekstrimitas bawah) kanan dan kiri 20%

Page 11: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

11

Pada anak:

kepala dan leher 15%

badan depan 20%

badan belakang 20%

lengan (ekstrimitas atas) kanan dan kiri 20%

tungkai (ekstrimitas bawah) kanan dan kiri 30%.

Gambar 1. Skema Pembagian luas luka bakar dengan modifikasi Rule of

Nine

Pembagian luas luka bakar dengan metode Lund dan Browder

Metode ini yang diperkenalkan untuk kompensasi besarnya porsi massa tubuh di

kepala pada anak. Metode ini digunakan untuk estimasi besarnya luas permukaan

pada anak. Apabila tidak tersedia tabel tersebut, perkiraan luas permukaan tubuh

pada anak dapat menggunakan ‘Rumus 9’ dan disesuaikan dengan usia:

o Pada anak di bawah usia 1 tahun: kepala 18% dan tiap tungkai 14%. Torso

dan lengan persentasenya sama dengan dewasa.

o Untuk tiap pertambahan usia 1 tahun, tambahkan 0.5% untuk tiap tungkai

dan turunkan persentasi kepala sebesar 1% hingga tercapai nilai dewasa5.

Page 12: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

12

Pembagian Zona Kerusakan Jaringan

1. Zona koagulasi / nekrosis

Daerah yg mengalami kontak dgn sumber panas.

2. Zona statis

Terjadi kerusakan endotel pembuluh darah, trombosit dan leukosit

gangguan perfusi (no flow phenomena)

3. Zona Hiperemis

Mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi seluler.

Derajat Kedalaman Luka Bakar

Derajat kedalaman luka bakar dibagi menjadi 3 derajat, yaitu

Page 13: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

13

Derajat I :

• Hanya mengenai lap-epidermis

• Kulit tampak eritema, kering tanpa terbentuk bulla.

• Terasa nyeri/hipersensif

• Sembuh dlm 5 –10 hari

Derajat II

Mencapai lapisan epidermis dan sebagian dermis

Terdapat bulla

Page 14: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

14

Terasa nyeri

Dibagi : 2a mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari dermis

sembuh dalam 10-14 hari, 2b mengenai seluruh bagian dermis,

penyembuhan lebih dari satu bulan

Derajat III

• Mengenai epidermis & dermis serta lapisan di bawahnya (jar subkutan,

otot, dan tulang)

• Kulit tampak pucat, abu-abu dan permukaan lebih rendah dari sekitarnya.

• Tidak ada bulla dan tidak nyeri

• Memerlukan skin graft, lama sembuh

Page 15: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

15

Klasifikasi Berat-Ringan Luka Bakar

Klasifikasi kriteria berat-ringan luka bakar menurut American Burn Association

adalah

1. Luka Bakar Ringan

Luka bakar derajat I dan II < 15% pada dewasa

Luka bakar derajat < 10% pada anak

Luka bakar derajat II < 2%

2. Luka Bakar Sedang

Luka bakar derajat II 15% - 25% pada dewasa

Luka bakar derajat 10% - 20% pada anak

Luka bakar derajat II < 10%

3. Luka Bakar Berat

Luka bakar derajat II > 25% pada dewasa

Luka bakar derajat > 20% pada anak

Luka bakar derajat II > 10%

Luka bakar yang mengenai wajah, mata, telinga, kaki, dan genitalia

serta persendian di sekitar axilla.

Luka bakar dengan cedera/trauma inhalasi

Luka bakar dengan trauma berat.

Page 16: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

16

Penatalaksanaan Luka Bakar

Airways

Penanganan awal pada penderita luka bakar dengan atau yang dicurigai

adanya trauma inhalasi pemasangan intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanis

untuk pembebasan jalan nafas.

Breathing

Dilakukan dengan pemberian oksigen 100% dengan pipa endotrakeal,

Penghisapan sekret secara berkala, Humidifikasi dengan nebulizer, Pemberian

bronkodilator

Circulation

Setiap penderita luka bakar yang mengenai lebih dari 20% luas permukaan

tubuh memerlukan resusitasi cairan dengan pemasangan kateter intravena pada

daerah tubuh yang tidak mengalami luka bakar. Terdapat beberapa cara dalam

menghitung kebutuhan cairan dalam resusitasi cairan pada penderita luka bakar,

seperti:

Perhitungan Evans

1. RL / NaCl = luas luka bakar (%) X BB/ Kg X 1 cc

2. Plasma = luas luka bakar (%) X BB / Kg X 1 cc

3. Pengganti cairan yang hilang karena penguapan D5 2000 cc per 24 jam

Hari I 8 jam X ½ (Jumlah cairan 1,2, dan 3)

16 jam X ½ (Jumlah cairan 1,2, dan 3)

Hari II ½ Jumlah cairan hari I

Hari III ½ Jumlah cairan hari ke II

Page 17: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

17

Perhitungan Baxter

Rumus baxter : 4 ml larutan ringer laktat x berat badan (kg) x % luas luka

bakar

Hari I ½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.

½ jumlah cairan sisa diberikan 16 jam berikutnya.

Hari II ½ jumlah cairan hari I.

Perawatan Luka Bakar

Perawatan Luka Bakar Terbuka

Perawatan pada luka yang dibiarkan terbuka dengan harapan dapat sembuh

dengan sendirinya. Perawatan lukar bakar terbuka ini dapat dilakukan dengan

menggunakan kompres nitrat-argenti 0,5% dan krim silver sulfadiazine 1%

bersifat bakteriostatik.

Perawatan Luka Bakar Tertutup

Perawatan luka bakar tertutup dilakukan dengan balutan yang bertujuan

menutup luka dari kemungkinan kontaminasi dan ditutup sedemikian rupa

sehingga masih terdapat ruang untuk berlangsung terjadinya penguapan.

Debrideman

Pemotongan eskar atau eskaratomi pada luka bakar yang besar dapat

dilakukan dengan debrideman.

Skin Grafting

Skin grafting adalah tindakan memindahkan sebagian kulit (split

thcikness) atau keseluruhan tebal kulit (full thickness) dari satu tempat ke tempat

yang lain secara bebas, dan untuk menjamin kehidupan jaringan tersebut yang

bergantung pada pertumbuhan pembuluh darah kapiler yang baru di jaringan

penerima (resipien).

Page 18: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

18

Menurut lokasi donor kulit, skin grafting dapat dibagi menjadi:

a. Autograft lokasi kulit donor berasal dari individu yang sama. Graft

jenis ini dapat dimanfaatkan sebagi penutup luka temporer.

b. homograft lokasi kulit donor berasal dari individu lain yang sama

spesiesnya.

c. heterograft atau xenograft lokasi kulit donor yang berasal dari

individu yang berbeda spesies.

Split thickness skin grafting (STSG)

Split thickness skin grafting (STSG) adalah transplantasi kulit bebas yang

terdiri atas epidermis dan sebagian tebal dermis. STSG dibedakan atas tebal kulit

(epidermis disertai ¾ tebal lapisan dermis), sedang atau medium (epidermis

disertai ½ tebal lapisan dermis), dan tipis (epidermis disertai ¼ tebal lapisan

dermis).

Keuntungan prosedur STSG adalah

1. kemungkinan penerimaan skin graft lebih besar dan dapat menutup defek

yang luas

2. kulit donor diambil dari daerah tubuh mana saja

3. daerah yang diambil kulitnya dapat sembuh sendiri melalui epitelisasi

Kerugian prosedur STSG adalah

1. kecenderungan besar mengalami kontraksi sekunder

2. perubahan warna (hiper atau hipopigmentasi)

3. permukaan kulit yang tampak mengkilat sehingga secara estetik kurang

baik

4. diperlukan waktu penyembuhan luka pada daerah donor.

Page 19: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

19

Full thcikness skin grafting (FTSG)

Full thcikness skin grafting (FTSG) adalah transplantasi kulit bebas yang

terdiri atas epidermis dan seluruh tebal dermis tanpa lapisan lemak dibawahnya.

Graft diambil setelah suatu pola yang sesuai dengan defek yang akan ditutup

digambar terlebih dahulu. Vaskularisasi yang baik di daerah resipien, tidak adanya

infeksi, dan keadaan umum penderita yang memadai dan fiksasi merupakan syarat

keberhasilan skin grafting.

Keuntungan FSTG adalah

1. kecenderungan yang lebih kecil untuk terjadinya kontraksi sekunder,

2. perubahan warna, permukaan kulit yang mengkilat, sehingga penampilan

estetik lebih baik dibandingkan dengan STSG.

Kerugian FSTG adalah

1. kemungkinan penerimaan yang lebih kecil

2. hanya dapat menutup defek yang tidak terlalu luas

3. daerah donor harus ditutup dengan STSG bila tidak dapat dijahit primer

dengan sempurna

4. daerah donor FSTG terbatas di beberapa tempat saja seperti inguinal,

supraklavikular, retroaurikular, dan beberapa tempat yang lain1.

Kebutuhan Nutrisi pada Luka Bakar

Kebutuhan Kalori dihitung berdasarkan rumus curreri

Kebutuhan kalori 24 jam = (25 kcal x kg BB) + (40 kcal x TBSA)

Prognosis

Morbiditas dan mortalitas berhubungan dengan luas luka bakar, derajat

luka bakar, umur, tingkat kesehatan, lokalisasi luka bakar, cepat lambatnya

pertolongan yang diberikan, dan fasilitas tempat pertolongan.

Page 20: CASE LUKA BAKAR ERNI.docx

20

Indikasi rawat

Derajat 2 > 15 % pada dewasa, > 10% pada anak

Mengenai sendi, wajah, perineum

Luka bakar grade III > 2%, pada anak grade III % berapapun

Lansia >10%

Gangguan ABC