case jiwa gab-kmdcp

Upload: indah-d-rahmah

Post on 17-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    1/20

    STATUS PSIKIATRI

    I. IDENTITAS PASIEN

    1. No. Rekam Medik : xx-xxx-xx

    2. Nama Lengkap :Nn. H

    3. Nama Panggilan : I

    4. Tempat dan Tanggal Lahir : Pekalongan, 07 November 1985

    5. Umur : 28 tahun

    6. Jenis Kelamin : Perempuan

    7. Status Perkawinan : Belum Menikah

    8. Pendidikan Terakhir : 1 SMA

    9. Pekerjaan : Tidak berkerja

    10. Bangsa/ Suku : Indonesia/Jawa

    11. Agama : Islam

    12. Alamat : Tangerang

    13. Dokter yang Merawat : dr. Asmara Hadi. Sp.KJ

    14. Tanggal Masuk RSJSH : 22 Juli 2013

    15. Ruang Perawatan : Cempaka

    16. Rujukan/ Datang sendiri/ Keluarga : Diantar Keluarga

    Riwayat Perawatan:

    1. Awal Januari 2004 pertama kali berobat ke RSJ. Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta

    2. 6 Maret 2008 dirawat di RSJ. Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta oleh dr. Galianti, Sp.KJ

    3. 12 Mei 2008 dirawat di RSJ. Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta oleh dr.Mario, Sp.KJ

    4. 4 Januari 2013 dirawat di RSJ. Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta oleh dr. Asmarahadi, Sp.KJ

    5. 22 Juli 2013 dirawat di RSJ. Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta oleh dr. Asmarahadi, Sp.KJ di

    Bangsal Cempaka sampai sekarang.

    Case report Page 1

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    2/20

    II. RIWAYAT PSIKIATRIK

    Autoanamnesis

    Tanggal 30 juli 2013, pukul 10:00, di ruang Cempaka RSJSH

    Tanggal 31 juli 2013, pukul 10:00 dan 16.00, di ruang cempaka RSJSH .

    Alloanamnesis

    Dengan Ny. A, pada tanggal 1 Agustus 2013, pukul 12.00 WIB melalui telephon.

    A. Keluhan Utama

    Pasien suka marah-marah kepada orang rumah sejak 2 hari SMRS

    B. Riwayat Gangguan Sekarang

    Ketika 2 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien suka marah-marah kepada orang

    rumah, selain itu pasien juga banyak bicara dan kacau, suka keluyuran, susah tidur, mandi

    berlebihan (dalam sehari mandi 3 kali), berbicara sendiri dan mengatakan bahwa pasien

    mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk taubah.

    Pasien mengatakan bahwa dirinya pertama kali berobat ke RSJSH saat berusia 19

    tahun. Awalnya menurut keterangan dari ibu angkat pasien, pasien tiba-tiba dibawa pulang

    ke rumah dari sekolah oleh gurunya karena mengoceh-ngoceh sendiri dan menangis.

    sebelumnya pasien mempunyai riwayat tidak disukai oleh semua saudara angkatnya dan

    mengetahui secara tidak sengaja bahwa pasien bukan anak kandung. Saat awal berobat

    pasien diantar oleh ibu angkatnya dengan alasan suka mengamuk tapi tidak melukai orang

    dan barang sekitarnya, bicara sendiri, mondar-mandir, tidak bisa tidur, suka mendengar

    suara-suara, ada rasa curiga, suka menangis, ada perasaan sedih, dan tidak mau mandi.

    Semejak itulah pasien mulai dirawat dan kontrol rawat jalan di poli. Pasien mengatakan

    bahwa dirinya rajin minum obat di rumah meskipun pasien pernah putus obat selama satutahun sehingga awal januari 2013 pasien kembali dirawat dengan gejala yang sama.

    Pasien juga menceritakan bahwa perasaan sedih itu muncul saat dirinya merasa

    dibeda-bedakan sebagai anak angkat. Pasien merasa bahwa dirinya tidak akan mendapat

    warisan karena hanya anak angkat bahkan pasien mengatakan warisan tersebut akan

    Case report Page 2

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    3/20

    diberikan ibu angkatnya ke pembantunya bukan kepada dirinya. Terkadang pasien pun

    sangat cerita, suka bernyanyi dan mengatakan bahwa dirinya terhebat di dunia dan

    memiliki suara yang merdu. Pasien cerita dirinya pernah mengikuti audisi Indonesia Idol

    tetapi tidak lulus seleksi padahal pasien yakin bahwa suaranya sangat bagus. Pasien

    mengaku melihat bayangan hitam yang menghilang setelah pasien membaca ayat-ayat Al-

    Qur'an dan mendengar bisikan untuk taubah.

    Ibu angkat pasien bercerita bahwa semenjak kecil pasien bersikap baik, tidak

    pendiam dan mudah bergaul dengan baik serta rajin membantu orang tua. Beliau tidak

    pernah membeda-bedakan pasien dengan anak kandungnya. Ibu kandung pasien sudah

    meninggal di jawa, sedangkan kakak dan adik pasien tinggal di jawa dengan saudara dari

    pihak ibunya. Ny. A bercerita bahwa ibu pasien juga memiliki riwayat gangguan kejiwaan.

    Sedangkan ayah pasien, baik ayah kandung dan ayah angkat sudah meninggal. Ny.A

    mengangkat pasien menjadi anaknya semenjak pasien berusia 5 tahun dengan alasan untuk

    membantu adiknya (bapak pasien) yang kekurangan dalam hal ekonomi dan saat itu ibu

    pasiennya sudah mulai menderita gangguan kejiwaan (mulai timbul gejala saat usia adik

    pasien 1 tahun).

    Selama tinggal dengan Ny.A pasien merupakan anak yang baik, mudah bergaul,

    cerita dan suka menghibur saudara-saudaranya. Semenjak SMP pasien mulai berubah,

    suka murung tetapi terkadang marah-marah dan berbicara sendiri. Pasien cerita pada Ny.A

    bahwa dirinya sedih dengan kakak-kakaknya yang hidup lebih mewah dari pada dirinya

    dan merasa dibedakan dengan Ny.A, padahal Ny.A sama sekali tidak pernah membeda-

    bedakan. Dan selalu sayang pada pasien dan menganggap pasien seperti anak kandungnya.

    Pasien tidak pernah mengalami kecelakan atau terbentur kepala, tidak pernah

    memiliki riwayat kejang sebelumnya serta tidak pernah mengalami sakit atau sampai

    dirawat di rumah sakit umum sebelumnya. Pasien merupakan perokok kuat, semenjak

    SMP pasien mulai mencoba-coba dari temannya dan menjadi perokok aktif. Semakin

    parah setelah tidak kembali sekolah, dalam sehari pasien dapat menghabiskan 1 bungkus

    rokok. Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan zat-zat narkotika.

    Di rumah pasien rajin untuk minum obat, tetapi pernah setelah keadaan pasien

    membaik Ny.A tidak kembali kontrol dan pasien tidak minum obat selama satu tahun. Dan

    Case report Page 3

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    4/20

    kembali timbul gejala saat awal januari 2013. Juga pernah kabur dari rumah selama dua

    bulan saat 2011.

    C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

    1. Riwayat Gangguan Psikiatrik

    Pasien pernah dirawat 4 kali di RSJSH dan kontrol ke poli.

    2. Riwayat Gangguan Medik

    Pasien dan keluarga menyangkal pasien pernah mengalami kejang, nyeri kepala

    maupun riwayat trauma dalam jangka waktu lama, riwayat sakit atau sampai dirawat di

    rumah sakit umum dan penurunan kesadaran.

    3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

    Pasien merokok sejak SMP, bisa habis 1 bungkus perhari tetapi tergantung uang

    yang ia miliki. Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan menggunakan obat-obat

    terlarang (opioid, kokain, dan ganja).

    4. Riwayat Gangguan Sebelumnya

    2004 2008 2013

    Case report Page 4

    Keluhan 2004 :

    Suka mengamuk, berbicara sendiri,

    mondar-mandir, tidak bisa tidur, suka

    mendengar suara-suara, ada rasacuriga, suka menangis, ada rasa

    sedih, melihat bayangan hitam dan

    mendengar bisikan-bisikan

    Gejala:

    Halusinasi auditorik (+) Halusinasi

    visual(+) Afek elasi (+)

    Diagnosis:

    Gangguan Psikotik akut

    Penatalaksanaan:

    Pasien di rawat di RSJSH

    Keluhan 2008 :

    Pasien gelisah, sudah 1 tahun putus obat

    antipsikotik, marah-marah, emosi labil, bicara

    kacau, mondar-mandir, teriak-teriak, dan sulit tidur.

    Gejala:Halusinasi auditorik (+)Afek elasi (+)

    Diagnosis:

    gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengangejala psikotik

    Penatalaksanaan:

    Pasien di rawat di RSJSHTerapi : Risperidon 2x 2mg, THP 2x 2 mg, Nuzip

    2x1, CPZ 1 x100 mg, Ikalep 2x1.

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    5/20

    D. Riwayat Kehidupan Pribadi

    1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

    Tidak diketahui dengan jelas karena ibu angkat pasien tidak tahu. Pasien

    merupakan anak kedua dari 3 bersaudara dari orang tua kandungnya. Pasien dilahirkan

    secara normal dengan bantuan bidan.

    2. Riwayat Perkembangan Kepribadian

    a. Masa Kanak

    i. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

    tidak diketahui karena ibu angkat pasien tidak tahu riwayat perkembangan

    di bawah umur 5 tahun.

    ii. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

    Pasien merupakan anak yang ceria dan mempunyai cukup banyak teman

    bermain. Pasien tidak pendiam. Pasien terkadang merasa cemburu dengan

    anak-anak ibu angkatnya dan terkadang merasa dibedakan.

    iii. Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)

    Pasien adalah anak yang ceria dan bersikap baik dalam bergaul dan rajin

    membantu orang tua. Pasien memiliki bakat bernyanyi. Saat usia 14 tahun

    pasien mulai merokok.

    Case report Page 5

    Keluhan 2013 :

    Marah-marah, banyak bicara dan kacau, suka keluyuran,menangisGejala:Halusiniasi auditorik dan visual, Peningkatan mood terdapat peningkatan aktivitas,

    Peningkatan pembicaraan,Perhatian yang mudah teralih dan sulit berkonsentrasi

    Pengurangan kebutuhan tidur.

    Diagnosis:

    Gangguan afektif bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik

    Penatalaksanaan: Pasien dirawat di RSJSH.

    Terapi : Risperidon 2x 2mg, THP 2x 2 mg, Nuzip 2x1, CPZ 1 x100 mg, Ikalep

    2x1,Depacote 1x 500mg.

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    6/20

    iv. Masa Dewasa

    Interaksi pasien dengan tetangga dan lingkungan sekitar cukup baik. Pasien

    cukup ceria meski kadang menjadi sedih saat teringat orang tua

    kandungnya. Pasien pernah berkerja sebagai penjaga toko baju di Mangga

    Dua tetapi hanya 4 hari karena dipecat oleh bosnya setelah pasien

    menceritakan pada bosnya bahwa dirinya sakit jiwa dan harus selalu rajin

    minum obat.

    3. Riwayat Pendidikan

    SD (6-12 tahun):

    Pasien SD di jembatan besi Jakarta. Prestasi akademik pasien cukup baik dan

    selalu naik kelas. Pasien memiliki hubungan baik dengan teman maupun guru.

    SMP(12-15 tahun):

    Pasien melanjutkan sekolah di madrasah tsanawiyah di Jakarta. Pasien selalu naik

    kelas dan tidak pernah bermasalah. Pasien memiliki hubungan baik dengan teman

    maupun guru.

    SMA/ SMK(15-18 tahun):

    Pasien bersekolah di madrasah aliyah di Jakarta. Prestasi saat kelas 1 SMA baik,

    ketika kenaikan kelas 2 SMA pasien mengundurkan diri atas kemauannya karena merasa

    teman-teman di sekolahnya tidak baik. Setelah itu pasien tidak ingin lagi melanjutkan

    sekolah dimanapun.

    4. Riwayat Pekerjaan

    Setelah mengundurkan diri dari SMA pasien hanya membantu orang tua angkatnya

    di rumah, seperti memasak, berbelanja dan membersihkan rumah. Pasien juga pernah

    berkerja di toko baju.

    Case report Page 6

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    7/20

    5. Kehidupan Beragama

    Sebelum sakit pasien merupakan sosok yang taat beragama, pasien mengerjakan

    solat 5 waktu meski terkadang pernah tidak mengerjakan, sering mengaji atau

    mengikuti kegiatan rohani islam lainnya dengan ibu angkatnya.

    6. Kehidupan Perkawinan/ Psikoseksual

    Pasien belum menikah

    7. Riwayat Pelanggaran Hukum

    Pasien tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah

    terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum.

    E. Riwayat Keluarga

    Pasien merupakan anak dari pasangan Tn. x dan Ny. x. Pasien merupakan anak

    kedua dari 3 bersaudara. Pasien memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.

    Pasien tinggal dengan ibu angkatnya yang merupakan tante dari pihak bapaknya. Ibu

    angkatnya memiliki 6 anak kandung, 3 laki-laki dan 3 perempuan.

    GENOGRAM

    KETERANGAN

    : Laki - laki :Perempuan : riwayat gangguan jiwa

    : Pasien : Meninggal

    Case report Page 7

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    8/20

    : Tinggal serumah

    : Pernikahan

    : Keturunan

    F. Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang

    Pasien tinggal dengan ibu angkatnya yang tak lain tante pasien dari pihak

    bapaknya. Ibu pasien sekarang sudah meninggal, sedangkan kakaknya dan adiknya tinggal

    di jawa. Kehidupannya dengan ibu angkatnya dirasa berkecukupan. Terkadang pasien

    cemburu dengan kakak-kakak angkatnya yang terkadang suka memakai barang mewah

    tetapi pasien menyadari dirinya anak angkat. Pasien terkadang merasa dibeda-bedakan

    dengan kakak-kakaknya meskipun menurut ibu angkatnya tidak pernah bermaksud seperti

    itu.

    G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

    Pasien menyadari dirinya sakit jiwa, terkadang mendengar suara-suara yang

    menyuruhnya untuk taubat dan melihat penampakan hitam yang meghilang setelah pasien

    membaca ayat-ayat Al-Quran, selain itu pasien terkadang merasa sangat gembira dan

    mendadak menjadi sedih.

    Pasien senang jika menjadi pusat perhatian dan dipuji-puji tetapi terkadang pasien

    suka cemburu dengan kakak-kakak angkatnya, dan merasa sedih dengan kehidupannya

    yang merupakan anak angkat. Pasien mengakui ibu angkatnya selalu bersikap baik

    padanya.

    Pasien menurut untuk makan obat karena anjuran dari dokter dan diminta oleh

    suster, pasien mengetahui tujuannya agar keadaannya semakin membaik . Pasien sering

    menyatakan keinginannya untuk pulang karena rindu dengan ibu angkatnya.

    III. STATUS MENTAL ( Tanggal 30 Juli 2013, pukul 10:00 WIB)

    A. Deskripsi Umum

    Kesadaran Neurologis : Compos Mentis

    Kesadaran Psikiatri : Tampak terganggu (perilaku, sikap dan gerak gerik meningkat)

    Tanda Vita l

    Tekanan Darah : 110/80 mmHg

    Nadi : 110 x/ menit

    Case report Page 8

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    9/20

    Suhu : 36,7 oC

    Pernafasan : 24 x/ menit

    1. Penampilan Umum

    Pasien seorang perempuan, berusia 28 tahun, berpenampilan fisik sesuai usianya,

    postur tubuh tegap dan kurus, berkulit coklat gelap, pada saat wawancara pasien

    mengenakan kaos abu-abu dengan celana pendek berwarna krem. Pasien duduk tidak

    tenang di hadapan pewawancara, kontak mata baik dan konsentrasinya mudah

    teralihkan.

    2. Perilaku dan Aktivitas Motorik

    Sebelum Wawancara : Pasien sedang bernyanyi bersama pasien pasien lain di

    ruang Cempaka RSJSH.

    Selama Wawancara : Pasien duduk dengan tidak tenang di depan pemeriksa,

    terdapat kontak mata antara pasien dengan pemeriksa. Perhatian pasien sangat mudah

    teralih ketika ada temannya yang lewat atau saat pasien lain bernyanyi. Sebelum

    wawancara menjelaskan tujuan wawancara kepada pasien, pasien banyak ide yang

    iceritakan. Sebagian pertaanyaan dapat dijawab dengan baik oleh pasien dan

    terkadang belum selesai menjawab sudah diselingi dengan cerita yang mendadak

    muncul di benak pasien. Pasien terkadang tertawa terbahak-bahak saat menceritakan

    kisahnya yang pasien anggap lucu dan terkadang terlihat murung saat mengingat hal

    yang dianggapnya sedih.

    Sesudah Wawancara : Pasien langung bernyanyi-nyanyi kembali dengan teman-

    temannya dan merengek meminta pulang.

    3. Sikap Terhadap Pemeriksa

    Kooperatif wajar, dan bersahabat.

    4. Pembicaraan

    Lancar, pasien menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan meski sering pasien

    mengalihkan pertanyaan dengan bernyanyi atau kegiatan lain yang ingin pasien

    lakukan seperti mondar-mandiri menghampiri temannya, kuantitas cukup. Bicara

    pasien spontan, intonasi jelas dan nada suara cukup. Jawaban pasien konsisten pada

    Case report Page 9

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    10/20

    tiap wawancara terhadap pertanyaan yang diajukan. Tidak terdapat hendaya atau

    gangguan berbicara.

    B. Alam Perasaan (Emosi)

    1. Suasana Perasaan (mood) : Hyperthym

    2. Afek / Ekspresi Afektif : Elasi

    C. Gangguan Persepsi

    a) Halusinasi : Auditorik dan Visual

    b) Ilusi : Tidak ada

    c) Depersonalisasi : Tidak ada

    d) Derealisasi : Tidak ada

    D. Fungsi Intelektual

    1. Taraf Pendidikan Sesuai dengan tingkat pendidikan (1 SMA)

    2. Pengetahuan Umum Baik (pasien mengetahui nama lengkap Presiden Indonesia

    sekarang ini yaitu Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil

    Presiden Indonesia yaitu Boediono)

    3. Kecerdasan Rata-rata

    4. Konsentrasi dan

    Perhatian

    Konsentrasi baik, walau tidak maksimal (Pasien dapat

    menjawab pengurangan 58 dikurangi dengan 7 sampai 5

    kali pergurangan).

    Perhatian kurang (pasien mudah teralih perhatiannya

    terhadap kegiatan atau orang yang lewat didepannya).

    5. Orientasi

    - Waktu Baik (Pasien dapat menyebutkan hari, tanggal, bulan dan

    tahun saat itu dengan benar).

    - Tempat Baik (Pasien menjawab dengan benar saat ditanyakan

    nama ruangan, RS, kota dan Negara tempat ia berada)

    Case report Page 10

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    11/20

    - Orang Baik ( Pasien mengenali temannya dengan benar dan

    mengetahui sedang diwawancara oleh dokter muda).

    - Situasi Baik ( Pasien mengetahui situasi sekitar, saat wawancara

    berlangsung).

    6. Daya Ingat

    - Jangka

    Panjang

    Baik ( Pasien dapat mengingat nama SD, dan sahabat kecil

    dari sekolahnya dahulu ).

    - Jangka

    Pendek

    Baik ( Pasien dapat mengingat dimana tempat dilakukan

    wawancara pertama kali dengan pemeriksa ).

    - Segera Baik ( Pasien dapat menyebutkan urutan-urutan aktivitas

    dari pagi dan menu sarapan pagi ).

    7. Pikiran Abstrak Baik (dapat mengartikan peribahasa berakit-rakit ke hulu,

    berenang-renang kemudian

    8. Visuospasial Baik (dapat menggambar jam dan menggambar seperti

    contoh)

    9. Bakat dan kreativitas Baik ( Pasien punya hobi menyanyi)

    10. Kemampuan

    Menolong Diri

    Baik ( Pasien makan, mandi, dan berpakaian sendiri ).

    E. Proses Pikir

    1. Arus Pikir

    a. Produktifitas :Flight of idea

    b. Kontinuitas : inkoheren

    c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada

    2. Isi Pikir

    a. Preokupasi : Tidak ada

    b. Waham : kebesaran

    c. Obsesi : Tidak ada

    d. Fobia : Tidak ada

    Case report Page 11

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    12/20

    e. Gagasan Rujukan : Tidak ada

    f. Gagasan Pengaruh : Tidak ada

    F. Pengendalian Impuls : Kurang Baik (Saat pemeriksaan, pasien kurang mampu

    mengendalikan diri karena mendadak sedih dan tidak ingin diwawancara, setelah dibujuk

    pasien kembali tertawa dan mau untuk diwawancara).

    G. Daya Nilai

    Daya Nilai Sosial

    Baik (pasien tahu bahwa memukul orang lain itu tidak baik, tidak baik menyanyi ketika

    sedang makan dan pasien bersikap sopan dengan teman-temannya di ruangan).

    Uji Daya Nilai

    Baik (pasien menilai bahwa salah satu teman sekamarnya di ruang cempaka yaitu Nn.F

    sangat baik padanya karena menemaninya saat susah tidur).

    Daya Nilai Realita

    Terganggu

    H. Tilikan

    Derajat 4 (Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan terapi tetapi tidak menyadari

    penyebab sakitnya).

    I. Reliabilitas : Dapat dipercaya

    IV. STATUS FISIK(pemeriksaan dilakukan pada 31 Juli 2013 pukul 16:00 WIB)

    A. Status InternusKeadaan Umum : Baik, tampak tidak sakit

    Kesadaran : Compos Mentis

    Tanda Vital

    Tekanan Darah : 110/80 mmHg

    Case report Page 12

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    13/20

    Nadi : 110x/ menit

    Suhu : 36,7 oC

    Pernafasan : 24 x/ menit

    TB/BB : 150 cm / 50 kg

    BMI : 22 kg/m2 (Normal)

    Kulit : Coklat gelap, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban

    ...normal,.efloresensi primer/sekunder (-)

    Kepala : Normocephali, rambut warna hitam, lurus, distribusi merata, tidak

    mudah dicabut

    Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya

    tidak...langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,

    oedem -/-.

    Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-), sekret

    -/-.

    Telinga : Sekret -/-, membran timpani intak +/+, nyeri tekan -/-.

    Mulut : Bibir kecoklatan, agak kering, sianosis (-), trismus (-),

    Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-).

    Gigi geligi : Baik

    Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)

    Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis

    Tenggorokan : Faring tidak hiperemis

    Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba

    .membesar, trakea .letak normal

    Thorax

    Paru

    Inspeksi

    Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, efloresensi

    primer/ sekunder dinding dada (-), pulsasi abnormal (-), gerak napas simetris, irama

    teratur, retraksi suprasternal (-)

    Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris

    Perkusi : Sonor pada semua lapangan paru

    Case report Page 13

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    14/20

    Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang paru

    Jantung

    Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

    Palpasi : Ictus cordis teraba

    Perkusi : Tidak dilakukan

    Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur -, gallop -

    Abdomen

    Inspeks : Bentuk datar, efloresensi (-)

    Auskultasi : Bising usus (+)

    Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen, shifting dullness (-),

    nyeri ketok CVA (-)

    Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar,

    balotemen (-)

    Ekstremitas

    - Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)

    - Bawah : Akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas (-).

    Genitalia : Tidak diperiksa

    B. Status Neurologis

    1. Saraf kranial (I-XII) : Baik

    2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan

    3. Refleks fisiologis : (+) normal

    4. Refleks patologis : Tidak ada

    5. Motorik : Baik

    6. Sensorik : Baik

    7. Fungsi luhur : Baik

    8. Gangguan khusus : Tidak ada

    9. Gejala EPS : akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus otot

    ......................................................(N), resting tremor (-), distonia (-).

    Case report Page 14

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    15/20

    V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan Lab tanggal 23-07-2013

    Jenis Pemeriksaan Hasil

    Hematologi

    Haemoglobin 12 g/dl

    Eritrosit 4,4 juta/mm3

    Leukosit 9.800 mm3

    LED 33 mm/1 jam

    Hitung Jenis :

    Basofil

    Eosinofil

    Batang

    Segmen

    Limfosit

    Monosit

    0 %

    6 %

    4 %

    62 %

    23 %

    5 %

    Trombosit 231.000 U/L

    Hematokrit 37 g%

    GDS 119mg/dl

    SGOT 23 U/L

    SGPT 17 U/L

    Gamma GT 12 U/L

    Alkalifosfatase 78 U/L

    Urinalisa

    Warna Kuning

    Kejernihan Jernih

    Ph 5.5

    BJ 1.005

    Protein -

    Reduksi -

    Bilirubin -Urobilinogen Normal

    Urobilin +

    Keton -

    Eritrosit 0 -1 /LPB

    Leukosit 0 -1/LPB

    Epitel +

    Case report Page 15

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    16/20

    Bakteri -

    Kristal -

    Trichomonas -

    Jamur -

    VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

    Pasien seorang perempuan, berusia 28 tahun, berpenampilan fisik sesuai usianya, postur

    tubuh tegap dan kurus, rambut pendek seperti laki-laki, berkulit coklat gelap, pada saat

    wawancara pasien mengenakan kaos abu-abu dengan celana pendek berwarna krem. Pasien

    duduk tidak tenang di hadapan pewawancara, kontak mata baik dan konsentrasinya kurang

    atau mudah teralihkan.

    Ketika 2 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien suka marah-marah kepada orang rumah,

    selain itu pasien juga banyak bicara dan kacau, suka keluyuran, susah tidur, berbicara sendiridan mengatakan bahwa pasien mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk taubah dan

    melihat bayangin hitam yang menghilang setelah pasien membaca ayat-ayat Al-Quran.

    Pasien mengatakan bahwa dirinya pertama kali berobat ke RSJSH saat berusia 19 tahun.

    Saat itu pasien diantar oleh ibu angkatnya dengan alasan suka mengamuk, bicara sendiri,

    mondar-mandir, tidak bisa tidur, suka mendengar suara-suara, ada rasa curiga, suka menangis,

    ada perasaan sedih, dan tidak mau mandi. Semejak itulah pasien mulai dirawat dan kontrol

    rawat jalan di poli. Pasien mengatakan bahwa dirinya rajin minum obat di rumah meskipun

    pasien pernah putus obat selama satu tahun sehingga awal januari 2013 pasien kembali dirawat

    dengan gejala yang sama. Ibu kandung pasien memiliki riwayat gangguan kejiwaan yang sama

    dengan pasien.

    Selama dirawat di ruang Cempaka, pasien mengaku dirinya sakit, maka itu pasien menurut

    jika disuruh perawat minum obat.

    Dari pemeriksaan psikiatri didapatkan : Kesadaran neurologisnya compos mentis. banyak

    bicara, motorik tidak tenang, Suasana perasaan hyperthym, Afek elasi, Halusinasi auditorik

    dan visual (+), fungsi intelektual baik, arus pikirflight of idea, banyak ide, isi pikir waham

    kebesaran Daya nilai realitas terganggu, Tilikannya derajat 4. Pemeriksaan status internus dan

    neurologis dalam batas normal. pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.

    VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

    Case report Page 16

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    17/20

    Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian Khusus

    Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan kedalam:

    1. Gangguan kejiwaan karena adanya :

    Hendaya berupa gangguan sosialisasi dan gangguan dalam bekerja

    Distress / penderitaan: marah-marah dan menangis tanpa alasan yang jelas, emosi

    pasien yang labil dan banyak ide yang dimiliki pasien.

    2. Gangguan jiwa ini termasuk Gangguan Mental Non Organik ( GMNO), karena:

    Tidak ada gangguan jiwa yang disebabkan oleh penyakit organik

    Tidak ada gangguan kesadaran neurologik

    Tidak ada gangguan kognitif (orientasi dan memori)

    Tidak ada gangguan akibat penyalahgunaan obat dan psikoaktif yang berefekpada episode saat ini namun ada riwayat pemakaian sebelumnya.

    3. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini manik, dengan gejala psikotik

    Peningkatan mood atau menjadi iritabel pada suatu tingkatan yang tidak dapat

    disangkal dirasakan sebagai tidak normal dan dipertahankan sekurang-kurangnya 2

    hari berturut-turut.

    Terdapat peningkatan aktivitas

    Peningkatan pembicaraan dan flight of idea

    Perhatian yang mudah teralih dan sulit berkonsentrasi

    Pengurangan kebutuhan tidur

    terdapat waham kebesaran serta halusinasi auditorik dan visual

    Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental

    Tidak terdapat gangguan kepribadian dan retardasi mental.

    Aksis III : Kondisi Medis UmumTidak ada diagnosis.

    Aksis IV: Problem Psikososisal dan Lingkungan

    Pasien merasa cemburu dengan kakak angkatnya.

    Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global

    Case report Page 17

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    18/20

    GAF : 40 31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,

    disabilitas berat dalam beberapa fungsi)

    VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

    Aksis I : Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini manik, dengan gejala psikotik

    Aksis II : Tidak terdapat gangguan keperibadian dan retardasi mental

    Aksis III : Tidak ada diagnosis

    Aksis IV : Problem dengan kehidupan keluarganya

    Aksis V : GAF40 31

    IX. DAFTAR MASALAH

    . Organobiologi : Adanya faktor herediter

    Tidak ditemukan kelainan organik

    . Psikologik : Emosi yang sulit dikontrol dan terdapat banyak ide dalam

    dirinya

    . Sosiobudaya : Penyebab stressor akibat kehidupan keluarganya

    X. PROGNOSIS

    Quo ad vitam : Ad bonam (pasien tidak ada tanda-tanda pasien menderita gangguan

    mental organik )

    Quo ad functionam : Dubia ad bonam (selama gejala-gejala .terkontrol pasien masih dapat

    melanjalankan kegiatan sehari-..hari, dan fungsi sosialnya masih baik)

    Quo ad sanationam : Dubia (Ini merupakan episode kelima kambuhnya penyakit pasien.

    Konsumsi obat secara rutin terbukti memberikan perbaikan terhadap

    gejala yang dialami oleh pasien. Tilikan pasien saat ini 4, pasien

    minum obat karena menyadari dirinya sakit. Mesikupn pasien pernah

    putus obat diharapka dengan edukasi kepada pasien dan keluarga,

    mengenai efek obat dan betapa pentingnya konsumsi obat, diharapkan

    kesadaran pasien untuk minum obat akan meningkat )

    Faktor-faktor yang mempengaruhi

    a. Faktor Yang Memperingan:

    Case report Page 18

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    19/20

    Dukungan dari keluarga

    Pernah bersekolah

    Respon terapi saat ini baik sehingga gejala berkurang

    b. Faktor Yang Memperberat:

    Pasien belum bekerja

    Pasien pernah putus obat selama 1 tahun

    XI. PENATALAKSANAAN

    11 Rawat Inap

    Dengan indikasi:

    Untuk tujuan diagnostik.

    Untuk menstabilkan medikasi.

    Perilaku emosi yang tidak stabil.

    Keluarga tidak sanggup menangani pasien dirumah.

    11 Psikofarmaka

    Risperidon 2x2 mg

    Risperidon merupakan obat antipsikotik generasi kedua, yang bekerja pada reseptor

    D2 dan 5HT2Asebagai antagonis kuat dengan efek samping yang relatif lebih rendah

    daripada obat antipsikotik generasi pertama. Risperidone dapat diberikan selama

    masih ada gejala positif pada pasien. Dosis risperidon dapat diturunkan sampai gejala

    pada pasien hilang.

    Pemberian risperidon juga bisa diganti jika tidak efektif menurunkan gejala. Dosis

    optimal sebagai dosis terapi adalah antara 2-4 mg per hari. Dosis maksimal yang

    direkomendasikan adalah 6 mg karena melebihi dosis tersebut tidak dijumpai efikasi

    yang bermakna, malah lebih banyak efek samping yang timbul seperti distonia,

    akatisia, tardive dyskinesia.

    Trihexyphenidyl 2x2mg

    Case report Page 19

  • 7/23/2019 Case Jiwa GAB-KMDCP

    20/20

    Triheksifenidil adalah antikolinergik yang mempunyai efek sentral lebih kuat daripada

    perifer, indikasi pemberian THP adalah untuk mengontrol gangguan ekstrapiramidal

    yang disebabkan obat susunan saraf pusat . Senyawa ini bekerja dengan menghambat

    pelepasan asetil kolin endogen dan eksogen. Efek sentral terhadap susunan saraf pusat

    akan merangsang pada dosis rendah dan mendepresi pada dosis toksik.

    Depacote 1 x 500 mg

    Nuzip 2 x1 tab

    Cpz 1 x 100 mg

    11 Psikoterapi

    Dilakukan melalui:

    Supportif:

    Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah serta

    memberikan dukungan agar pasien lebih terbuka jika mempunyai masalah.

    Melibatkan pasien ke dalam kegiatan di RSJHJ seperti kegiatan terapi kelompok.

    Melibatkan pasien dalam kegiatan-kegiatan di Rumah Sakit, misalnya kegiatan

    yang sesuai dengan kemampuannya.

    Melibatkan pasien agar dapat berinteraksi dengan pasien lain yang juga di rawat

    sehingga pasien dapat memahami keadaannya dan mau menjalani terapi dengan

    baik.

    Memotivasi pasien agar lebih rajin beribadah.

    Reedukatif

    Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai penyakit yang

    dideritanya, gejala-gejala, dampak, faktor-faktor penyebab, pengobatan,

    komplikasi, prognosis, dan risiko kekambuhan agar pasien tetap taat meminum

    obat dan segera datang ke dokter bila timbul gejala serupa di kemudian hari

    Memberi nasihat kepada pasien untuk teratur minum obat. Memberikan edukasi

    kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita pasien, agar keluarga ikut

    membantu mengawasi pasien untuk minum obat.

    Case report Page 20