cara membuat rumah mulai dari 0 sampai finishing dengan autocad.docx

51
Cara membuat rumah mulai dari 0 sampai Finishing dengan AutoCAD Tutorial membuat gambar kerja rumah sederhana dengan autocad ini saya buat tentu saja supaya anda bisa membuat gambar kerja. LOL (maaf bercanda). Setidaknya semoga saja ada yang bisa jadi tambahan skill menggambar anda. Berikut coba saya jabarkan secara singkat bagaimana tahapan dan aplikasi dasar dalam membuat gambar kerja 2D secara sederhana. Gambar yang saya pakai adalah rumah tipe 21 m2 yang notabene ukuran rumah terkecil yang umumnya dibuat. Walaupun ukurannya cenderung mini, tapi saya rasa sudah mencakup semua aspek dalam standar gambar kerja (sekadar sepengetahuan saya tentunya).

Upload: sahbudinsoyo9364

Post on 01-Dec-2015

335 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Cara membuat rumah mulai dari 0 sampai Finishing

dengan AutoCADTutorial membuat gambar kerja rumah sederhana dengan autocad ini saya buat tentu saja

supaya anda bisa membuat gambar kerja. LOL (maaf bercanda). Setidaknya semoga saja

ada yang bisa jadi tambahan skill menggambar anda.

Berikut coba saya jabarkan secara singkat bagaimana tahapan dan aplikasi dasar dalam

membuat gambar kerja 2D secara sederhana. Gambar yang saya pakai adalah rumah tipe

21 m2 yang notabene ukuran rumah terkecil yang umumnya dibuat. Walaupun ukurannya

cenderung mini, tapi saya rasa sudah mencakup semua aspek dalam standar gambar kerja

(sekadar sepengetahuan saya tentunya).

Salah satu bagian dalam pembuatan gambar kerja yang terdapat dalam Tutorial membuat gambar kerja rumah

sederhana dengan autocad ini

Pengertian gambar kerja.

Dalam dunia konstruksi bangunan (terutama rumah tinggal), fungsi gambar kerja adalah

sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan (gampangnya itu gambar buat pedoman tukang

bekerja).

Kalau yang biasanya sibuk diurusi pemilik rumah adalah gambar pra rencana (denah dan

tampak).

Soalnya kenapa?

Denah menggambarkan bagaimana rumah tersebut mempunyai fungsi guna seperti yang

direncanakan owner (pemilik). Tampak mencerminkan gaya/style/model/aliran rumah

tersebut.

Dan kenapa pula gambar kerja jarang diurusi owner? Karena gambar itu memang

peruntukannya untuk tukang dan pelaksana di lapangan. Kalaupun owner memaksakan ikut

membaca, paling juga (maaf) dia tidak paham dan tidak akan mengerti. Gamblangnya

kalaupun dia baca juga tidak terlalu berpengaruh untuknya.

1. Denah dan siteplan rumah. 

Sebelumnya saya sarankan, anda sudah memahami dasar menggambar dengan autocad,

jadi yang saya tulis disini hanya mengenai tahapan kasar menggambarnya saja. 

Sebelum ke proses menggambar, silakan baca dulu paparan saya tentang denah rumah

(sebatas sepengetahuan saya tentunya, jadi maaf kalo kurang atau ngelantur :P).

Denah rumah adalah hal pertama yang harus dibuat dan di-fix-kan se fix-fix nya. Kenapa?

Karena bila katakanlah gambar telah selesai sampai tahap terakhir dan ternyata ada revisi,

itu berarti anda harus merubah semua gambar. Jadi usahakan tahap denah rumah, siteplan

dan tampak selesai dulu.

Walaupun dalam gambar kerja jumlah lembarnya paling sedikit, tapi karena esensi gambar

ada di 3 hal diatas, inilah yang membuat tahap tersebut paling lama prosesnya.

Bahan baku awal yang diperlukan adalah:

a. Ukuran tanah

b. Kebutuhan ruangan (jumlah penghuni, peruntukan)

c. Tema rumah

d. Ukuran luas akhir bangunan kira-kira.

Tahapan kasar dalam merencanakan bangunan 

gambar skematika layout

a. Awal penggambaran biasanya dimulai dari menggambar site layout.

b. Trus dilanjut membuat Planning kasarnya. Sesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan

(fungsi bangunan, jumlah penghuni, dll).

Tahap ini biasanya yang perlu didahulukan adalah zona untuk hal yang prioritas.

Misalnya, sebelum bikin rumah, si owner sudah punya Subaru Impressa (mobil ama

rumahnya mahalan mana nih?), trus dia minta “yg penting impressa saya bisa masuk!”. 

So, kalo begitu anda tentuin dulu zoning buat carpot (sebaiknya ukuran mobil juga perlu

diketahui agar tidak salah desain). Dan begitu seterusnya sampai ke prioritas yang terakhir.

c. Setelah itu dibuat dulu kotak-kotak untuk zoning yang diinginkan. Usahakan ukuran

ruangnya proporsional dan “manusiawi”. Misal untuk kamar tidur, ukuran 2,5 m2 mungkin

tergolong sempit. 2,75 m2 agak longgar. 3 m2 lumayan nyaman. 4m2 homy. Kalo 2 m2 (?).

Cara mudahnya, sambil berimajenasi, anda bisa melihat langit-langit di atas (khusus asbes).

Ukuran langit-langit asbes yang umum adalah 1 x 1 m2, jadi bisa digunakan untuk

memperkirakan ukuran yang ideal.

Atau kalau ingin lebih presisi, gunakan meteran (bisa menggunakan meteran tukang,

harganya sekitar 10rb/$1 ). Atau kalau mau super hemat, lihat saja kotak ubin di lantai,

jumlahkan berapa ubin yang proporsional menurut anda.

Ok, sambil melihat ubin, anda pikirin, kira-kira kalau ukuran segitu kakinya nekuk apa nggak

kalo tidur nanti?

Jangan terlalu mikirin teknis gambarnya dulu, entah as-as ato bukan tidak terlalu masalah.

Baru nanti kalo zoning nya sudah fix, buatlah yang presisi. (selisih 15 cm menurut saya

nggak terlalu berpengaruh banyak dalam desain). Lagian kalo nanti kurang lebar, tinggal

geser kanan geser kiri saja.

d. Kemudian dilanjutkan dengan membuat alur servis area. (lihat garis kuning di bawah).

Perkirakan supaya jalur servis memakan tempat se-sedikit mungkin, sehingga ruang efektif

untuk rumah bisa maksimal.

Usahakan membentuk sebuah jalur yang sentral, jadi mirip alun-alun ( bukankah alun-alun

kota umumnya terletak di tengah kota ?), jadi lumayan dekat kalau mau kemana-mana.

e. Setelah itu, lanjutkan dengan menentukan perletakan bukaan pintu. Ini juga kadang jadi

masalah, misalnya untuk gambar kamar tidur di bawah. Kalau pintu di buka ke dalam pasti

susah nanti mengatur perabotannya, mengingat ukuran kamar termasuk sempit. Kalau di

buka ke luar, pasti akan mengganggu jalur area servis.

Kalau misalnya sudah final tidak bisa di apa-apa kan, tinggal pilih saja mana kerugian yang

paling minim. Atau kalo masih ada waktu ya di re-design saja.

(Nb: Gambar kerja PDF yang saya sertakan mungkin berbeda dengan gambar di bawah,

Karena yang PDF Pakai As-as dan yang ini pakai tepi-tepi.)

Sekarang kita lanjut ke teknis menggambar

perintah dasar dalam pembuatan denah

a. Untuk garis pembentuk dinding saya pakai Line (L), trus di offset 15 (dalam dunia

konstruksi, standar lebar dinding ½ bata adalah 15 cm, walo pelaksanaan riil nggak selalu

presisi segitu).

Kalau menggunakan Multiline, agak susah karena harus sering-sering merubah justification.

Konsekwensi dari Line ini nanti harus bersedia rajin-rajin melakukan Trim object.

* nilai 15 pada line bisa berubah-ubah tergantung anda. Jadi bisa ditulis 150 atau 1,5. Tapi

pastikan satuan tersebut konsisten dari awal gambar sampai akhir. Tinggal tentukan saja

mana yang paling enak buat anda.

b. tiap pertemuan dinding diberi ring balk (rectangle ukuran 15/15, gunanya agar Polyline

dinding bisa nempel  di osnap).

c. Untuk pengisi dinding, saya pakai polyline dengan global width 10. Polyline mempunyai

pickpoint di awal dan akhir garis yang lebih memudahkan dalam pengeditan gambar,

dibanding jika memakai hatch.

d. trus pasang kusen, perabotan, tanaman … dan selesai.

(mitsubishi impressa-nya jangan sampai ketinggalan ya)

e. Pastikan setting nearest pada osnap tidak aktif, setting ini dapat membuat gambar

kurang presisi. Bisa dilihat nanti di hasil akhir denah. Kalo setting ini diaktifkan, biasanya

pada beberapa garis akan mempunyai panjang x,0002 bukan angka genap x,0000.

Untuk garis bidang yang mempunyai sudut 90derajat, biasanya saya lebih memilih ortho,

trus garis dilebihkan sedikit, lalu di trim. (untuk menjaga akurasi gambar, walaupun dengan

konsekwensi sering-sering melakukan trim).

gambar denah dasar rumah tipe 21

Note:

a. Garis putus2 yang ada hurufnya A, B dan C (buat yang belum tahu) adalah garis imaginer

potongan yang gunanya nanti untuk membuat gambar potongan rumah. Usahakan garis ini

mewakili titik-titik dimana dalam pelaksanaan dilapangan bagian tersebut harus diketahui

angka ketinggian (elevasi) dan ekspose dari struktur.

Sebagai contoh:

-Titik A adalah potongan melintang yang saya maksudkan untuk meng-ekspose ujung dari

rangka atap.

Akan lebih mudah kalau siteplan (tampak atap) dibuat terlebih dahulu kemudian tinggal

ditarik dari titik tengahnya.

- Titik B untuk melihat perbedaan elevasi antara ruang tidur dan kamar mandi (pada gambar

terpaut 5cm) dan perletakan antara ujung dinding dengan rangka atap. [Lingkaran kuning]

- Titik C, karena bentuk dinding luarnya yang tidak simetris, maka dibutuhkan balok struktur

tambahan untuk menopang ujung atap. [ garis putus2 dan lingkaran biru ]

(Garis potongan ini biasanya dibuat setelah siteplan dan tampak rumah fix).

b. Sekedar tips, usahakan tiap ruang terutama kamar mandi dan kamar tidur ada bukaan

(jendela). Biasanya untuk kamar tidur memakai jendela besar dan kamar mandi jendela

kecil (boven).

c. Perhatikan juga skema sirkulasi gerak nantinya (garis merah). Skema gerak ini gunanya

untuk meletakkan perabotan rumah. Usahakan perabotan interior yang akan digambar juga

bisa diaplikasikan, jadi ukuran perabotan seharusnya sesuai kondisi riil yang ada dan perlu

diperhatikan betul perletakkannya.

Misal kursi tamu, (walau kecil mungil), bagus kan kalau ditaruh di situ? ... wkwkkw. 

Maksudnya dia tidak menghalangi sirkulasi gerak. Walaupun dalam estetika sebenarnya

rada “kurang”, kan nggak etis kalau tamu bisa melihat dapur dan kamar mandi?

(berhubung rumahnya memang kecil mungil,  mau bagaimana lagi).

Selalu pastikan kemampuan aplikasi di lapangan lebih penting dari estetika, walaupun

kedua2nya sebenarnya sama-sama penting dalam rumah tinggal.

d. Kusen-kusan ruangan (kamar tidur dan kamar mandi) usahakan membuka kedalam, agar

bila nanti dalam aplikasi, bila pintu tidak dipakai tidak mengganggu garis servis.

Misal pintu kamar tidur saya balik jadi membuka keluar, pintu akan menghalangi akses ke

kamar mandi.

Untuk pintu yang berbatasan langsung dengan luar rumah, idealnya juga membuka

kedalam, tapi karena disitu rencananya ada tv dinding (tv plasma + subaru... benar-benar

orang yang low profile) jadi saya gambar seperti itu.

e. Untuk kamar mandi, jika direncanakan menggunakan bak mandi, usahakan wc berada

disebelah kiri dan bak mandi di sebelah kanan. (agar kalau buang air mudah ambil

airnya..wkwk).

f. And so on… itu adalah contoh-contoh penjelasan yang harus anda punya kalau nanti

ditanya sama yang punya rumah. Dan pada praktiknya, kalau ditulis semua bisa ratusan

point itemnya. Belum termasuk faktor fengshui (walo saya tidak paham), faktor angin, arah

qiblat (untuk kaum muslim), dan lain sebagainya.

Gambar dibawah adalah bagian2 command yang saya pakai. Disini saya pakai satuan cm,

jadi 1unit digambar=1cm di lapangan. Contohnya pada tebal dinding (standar umum adalah

15cm) saya pakai 15 unit. Dan satuan ini bisa berubah2 tergantung anda. Jadi bisa ditulis

150 atau 1,5. Tapi pastikan satuan tersebut konsisten dari awal gambar sampai akhir.

Tinggal tentukan saja mana yang paling enak buat anda.

Tahapan selanjutnya adalah membuat tampak depan.

Ini erat kaitannya dengan tema rumah (minimalis, mediteranian, classic, dll). Pada tutorial

ini sengaja saya bikin tema “sederhana”. Bukan karena agar tutorial jadi gampang dibaca,

tapi emang saya nggak terlalu paham style. Jadi tolong maafkanlah. Wkwkkw.

proses membuat gambar potongan rumah

Cara bikin:

1. Offset garis tepi dinding selebar 70cm keluar (dari 1a ke 1b).

2. Tentukan elevasi 0.00 rencana

(nantinya ini adalah ketinggian lantai kamar tidur dan ruang tamu –cek kembali gambar

denah-)

3. Kemudian copy kan garis 0.00 ke atas setinggi lisplank (ujung bawah atap). Untuk rumah

kecil biasanya sekitar 3-3,2m. Rumah yang lebih besar bisa 3,5-4m

[sesuaikan dengan proposi antara lebar dan tinggi bangunan]

4. Tarik garis pertemuan antara garis 3 & 1b sebesar 30°. Sudut ini juga hasil perkiraan,

sedang angka yang umum dipakai antara 30-45°. Konsekwensinya, makin rendah

kemiringannya makin rentan terhadap tampias (air hujan yang masuk di sela-sela genteng),

sedang kalau makin curam maka struktur atap dan luasan atap juga makin membengkak

yang artinya biaya konstruksi ikut bertambah.

5. Dari titik pertemuan garis 4, tarik ke kanan (garis 5) dan didapatkanlah tinggi kerpus

(pertemuan atap).

6. Kemudian gunakan garis 1b untuk membuat siteplan (gambar denah pojok atas).

7. Untuk membuat garis imaginer tanah, copy garis 0.00 ke bawah sebesar 20cm kemudian

offset 5cm.

Taraaaa….. Dan sekarang kita sudah punya gambar siteplan dan tampak.

gambar tampak dan siteplan rumah

Hints:

a. Untuk mempermudah membuat garis bantu, pakai saja xline.

b. Untuk memberi corak (fill) atap dan batu alam, gunakan hatch dan atur skalanya dan

dikira2 saja sampai nampak proporsional.

Jika diinginkan, tampak depan bisa sedikit dieksploitasi dengan menambahkan aksen,

ornament, atau kalau mau agak ekstrim dengam menambah dinding ornament. atap bisa

dimodel bervariasi, dibuat bersusun, muka atap menghadap kedepan, dll. Buatlah

semenarik mungkin.

Yang pasti hindari bikin model atap seperti contoh diatas...!!! (kalau tidak kepepet benar)

2. Denah sanitasi (jaringan air bersih, air kotor, detail

septictank, detail bak tandon)

gambar denah saluran air (sanitasi) rumah

Note:

a. Hal pertama yang harus di prioritaskan adalah jaringan air kotor lebih dahulu, baru

kemudian diikuti jaringan air bersih.

Logikanya, “lebih baik airnya nggak menetes daripada wcnya luber kemana2”, walaupun 2

hal tadi juga sama2 tidak kita inginkan.

Tapi biasanya hal yang diutamakan adalah membuat panjang jaringan air kotor sependek

mungkin dan selurus mungkin.

Jadi kalau bisa, minimalisir bentuk yang panjang sekali dan terlalu banyak kelokan. Dan

kenapa air kotor harus diprioritaskan? Karena seringnya 2 hal itu berlawanan. Jadi kalau

septictank di belakang, seringnya sumur ditaruh di depan. Kalaupun tidak memakai sumur

(tapi pake bak tandon), bisa juga diletakkan dalam satu area. Tapi usahakan jangan mepet2.

Karena teorinya walaupun bak tandon direncanakan dibuat kedap air, tapi selalu mungkin

ada kemungkinan rembes.

b. Untuk air kotor, jika tidak ada ketentuan khusus dari pengembang perumahan, usahakan

letak septictank sedekat mungkin dengan wc. Pada perumahan biasanya letaknya seragam,

yakni semua di depan atau di belakang. Alasan menggunakan septictank didepan biasanya

dipilih untuk mempermudah pengurasan andaikata suatu saat penampungannya penuh dan

tanah sudah jenuh. Jika memang harus membentang jauh, usahakan tidak terlalu jauh,

karena semakin jauh pipa membentang maka semakin dalam pula saptictank letaknya dari

permukaan tanah.

Masalah yang muncul jika letaknya dalam adalah dasar galian sudah mengeluarkan sumber

air yang nantinya akan menyulitkan proses pengerjaan, dan resiko pencemaran yg lebih

besar bila menggunakan sumur. Sudut kemiringan yang biasa dipakai sekitar 2-3°. Jadi misal

kita pakai 2°, untuk bentangan 10m septictank harus mempunyai beda tinggi min 20cm.

Resiko lain jika bentang semakin jauh adalah lebih rentan tersumbat, dan bila tersumbat,

kesulitan untuk mengatasinya juga akan semakin bertambah.

Pada kondisi tanah yang umum, jarak minimal yang ideal antara sumur dan saptictank

adalah 10m. tapi angka tersebut bisa berubah tergantung kondisi tanah dan arah aliran air

bawah tanah. Jika menggunakan katakanlah angka 10m, maka jarak tersebut harusnya

berupa radius (melingkar) dengan sumur tetangga juga. Jadi bukan hanya jarak linear (lurus)

dari wc ke septictank kita saja.

c. Hampir sama dengan septictank, jika oleh developer diharuskan, maka wajib dibangun

pula sumur resapan. Sumur ini fungsinya untuk menyerap air kotor cair non wc (misal air

dari dapur dan shower) sehingga secara teori air tanah tidak banyak yang keluar. Fungsi

kedua adalah tidak banyak air yang terbuang ke saluran sehingga meminimalisir kerja

saluran pembuangan.

Semakin dekat titik buangan dari kamar mandi (floor drain) dengan sumur resapan akan

semakin baik. Bila kita lihat gambar di atas, bila sumur resapan masih mampu menampung,

maka titik A tidak terbebani air lewat, sehingga akan meminimalisir kerja saluran utama air

kotor rumah. Idealnya sumur resapan dan septictank ini diletakkan dalam satu zone.

d. Jika ternyata di lokasi tidak bisa dibangun sumur, maka perlu dibuat bak tandon (ground

tank) yang berfungsi untuk menampung air dari perusahaan air minum (misal PDAM),

sehingga jika terjadi air macet, kita masih bisa sedikit lega karena masih punya cadangan

air.

e. Untuk air bersih, usahakan jarak antara sumber air (sumur/bak tandon) sependek

mungkin. Dan kalau ternyata dari rencana air kotor menghasilkan jarak yang lumayan jauh,

ya mau gimana lagi.

Hal yang mungkin perlu diperhatikan adalah kapasitas pompa air. Untuk pompa biasa

(sumur dangkal) biasanya mempunyai daya hisap <7m air="" anda="" anggap="" baik=""

berlebih="" bikin="" bila="" bisa="" br="" dalam="" dan="" dari="" data="" daya="" di=""

diikutkan="" dorong="" elevasi="" gunakan="" hisap="" horizontal="" ideal="" ini=""

itungan="" jalan="" jarak="" juga="" kaitannya="" kalau="" karena="" ke="" kita=""

kurang2="" lebih="" m.="" maksudnya="" masalah.="" membujur="" mempunyai=""

mengira2="" nggak="" nol="" pada="" panjang="" pas="" penampungan.=""

perencanaan.="" perencanaan="" pipa="" pompa="" sedikit.="" sedikit="" sumber=""

tapi="" teori="" ternyata="" untuk="" walaupun="" yang="">

Berikut saya sertakan juga detail gambar septictank, sumur resapan dan bak tandon.

a. Untuk sumur resapan, kedalamannya tidak mutlak 4m (kedalaman gambar), tapi

sesuaikan dengan muka air tanah di lapangan. Kalau ternyata di lapangan muka airnya -

50cm (misal daerah rawa), ya percuma juga dipasang sumur resapan.

b. Ukuran septictank dan bak tandon di bawah biasanya digunakan untuk kapasitas 4-6

orang. Bila ternyata penghuni rumah lebih besar, ukuran juga dibesarkan sesuai perkalian %

orang dan % septictank/bak tandon.

c. Dasar bak tandon sengaja dibuat miring agar nanti waktu menguras airnya ngumpul di

satu sisi saja. Sedang septictank tidak perlu dibikin miring (emang anda mau nguras

septictank?)

gambar detail bak tandon air rumah

3. Denah instalasi listrik (titik lampu, perletakan stop

kontak)

Gambar ini nantinya digunakan oleh tukang listrik untuk menentukan perletakan pipa listrik

yang akan ditanam didalam plesteran dinding. Jadi biasanya setelah pasangan batu bata

selesai, sebelum diplester, dipasang dulu pipa paralon untuk memudahkan pemasangan dan

melindungi kabel listrik jaringan.

gambar denah instalasi listrik rumah

Note:

a. Usahakan letak stop kontak sesuai denagan denah layout. Jadi kalau di denah ada

perabot tv, seharusnya di situ juga diletakkan stop kontak. 

b. Untuk saklar, letakkan ditempat yang mudah dijangkau (biasanya didalam zona

servis/garis merah pada gambar paling atas). 

c. Untuk saklar kamar, utamakan letaknya bersilangan dengan engsel pintu. Jadi misal

engsel ada di kiri (lihat gambar), letakkan saklar di kanan. Tapi kalau di kanan ada perabot

(misal almari) letakkan saklar di belakang bukaan pintu (lihat lingkaran merah). Intinya

usahakan sedekat mungkin dengan jangkauan tangan, jadi ketika pemilik membuka pintu,

maka tidak ada kesulitan tambahan menemukan saklar lampu. 

d. Untuk saklar kamar mandi, letakkan saklar di luar kamar mandi dan usahakan satu lampu

satu saklar, gunanya supaya tamu tidak salah mematikan lampu kala dia berkunjung

dengan tujuan buang air. Wkwkkw 

e. Usahakan disemua lampu, satu lampu untuk satu mata saklar. Gunanya untuk

memudahkan kalau misalnya si pemilik ingin menghidupkan satu lampu halogen belakang

(tujuannya pasti menghemat listrik). 

f. Untuk saklar AC, letakkan di daerah yang bersebelahan dengan “dunia luar”. Jadi nanti

dalam aplikasi bisa menghemat pipa AC. 

g. Untuk memasang lampu down light, pastikan daerah tersebut terdapat plafond gypsum.

Soalnya kalau ternyata daerah tersebut berupa dag beton, biasanya tukang memaksakan

dengan melubangi beton dan itu sangat amat tidak disarankan.

4. Denah kusen

Gambar denah kusen ini gunanya untuk memandu agar tukang kayu tidak salah memasang

arah bukaan dan jenis pintu.

gambar denah perletakan kusen

Berikut saya sertakan juga salah satu contoh detail pintu.

Gambar ini fungsinya untuk diserahkan ke tukang kayu/alumunium. Jadi biasanya ada

bengkel khusus yang mengerjakan kusen ini. Setelah kusen jadi, baru dikirim ke site. Kusen

(rangka pintu) harus sudah jadi sebelum dinding diplester agar nanti tidak ada bobokan

(bongkaran) di dinding untuk meletakkan kusen. Sedang untuk tukang batu, gambar ini

gunanya untuk menentukan besar lubang yang harus disiapkan diantara pasangan dinding

batu bata.

contoh gambar detail kusen dengan bahan alumunium

Note:

a. Pastikan sebelumnya jenis kusen yang akan digunakan, apakah rangka alumunium atau

kayu.

b. untuk daun pintu biasanya tidak terlalu masalah tentang bahan yang digunakan

(biasanya terserah selera dan budget pemilik), tapi perlu diperhatikan betul ukuran dan

tinggi elevasi daun. Ukuran yang umum adalah 2,1x0,75m untuk pintu ruangan kecil dan

2,4x0,8 untuk pintu besar. Ukuran ini biasanya disesuaikan dengan luas rumah (apakah

termasuk rumah besar atau kecil).

c. Untuk pintu kamar mandi, bisa digunakan pintu PVC (murah) atau pintu panil + lapisan

alumunium sheet (mahal).

5. Denah pola lantai

gambar denah pola lantai (keramik)

a. Inti dari gambar denah pola lantai di atas adalah titik awal pemasangan keramik (start

point). Sehingga dalam pelaksanaan tukang batu tidak bingung dalam meletakkan titik awal

pelaksanaan.

b. Biasanya, start point diletakkan di petemuan antara kusen utama (yang paling besar atau

paling depan) dengan dinding. Kalau nanti memakai jenis pintu dobel, lebih baik titik awal

diletakkan di tengah-tengah dari ke dua daun pintu tersebut.

c. Untuk kamar mandi, sebaiknya letakkan start point di ujung pertemuan bak mandi dan

dinding. Gunanya adalah, disitu merupakan titik hilang yang akan “bagus” kalau start point

dipasang di situ. Jadi nanti ujung bak mandi akan bertemu dengan ujung keramik dinding.

d. Ukuran yang umum untuk keramik ruangan adalah 30x30 (rumah mungil), 40x40 (rumah

sedang) dan 60x60 (untuk rumah mewah). Sedangkan kamar mandi, untuk rumah

sederhana memakai 20x20 (lantai) dan 20x25 (dinding), dan rumah yang lebih bagus

memakai 30x30 (lantai) dan 25x33 (dinding).

e. Untuk proses menggambar, bisa digunakan hatch > user defined > double. Untuk

menentukan ukuran keramik, karena saya pakai ukuran 30x30, maka isikan 30 pada kolom

spacing. Untuk membuat pola miring isikan 45 di kolom angle. Untuk menentukan lokasi

start point klik saja “click to set new origin” dan kemudian klik titik yang dikehendaki. (bisa

dilihat di gambar di bawah)

setting hatch untuk pola lantai

6. Denah struktur (pondasi, balok dan kolom, detail

penulangan, detail pondasi)

gambar denah strutur rumah (pondasi + balok + rangka atap)

a. Fungsi gambar denah pondasi adalah untuk menentukan letak galian tanah, letak sloof

dan perletakan kolom praktis 15/15.

b. Sedang fungsi gambar denah ring balk untuk menentukan letak ring balk (balok pengunci

dinding) dan balok penumpu rangka atap.

c. Bila rangka atap memakai rangka baja ringan, biasanya perkerjaan ini dilakukan oleh sub-

kontraktor (subkon) yang khusus mengerjakan atap baja ringan. Sehingga fungsi gambar

rangka atap untuk menentukan luasan atap dan perletakan rangka atap. Sisanya, biarkan

subkon yang memikirkan detail rangka atapnya (biasanya melalui proses perhitungan

struktur rangka atap tersendiri).

d. Denah pondasi biasanya disesuaikan dengan perletakan dinding. Jadi dimana ada dinding,

seharusnya dibawahnya ada pondasi+sloof dan diakhiri dengan balok pengunci (ring balk).

e. Pada model-model yang tidak simetris (maksudnya ujung dinding tidak selalu bertemu

dengan ujung rangka atap (titik A) harus disediakan ring balk tambahan.

Untuk mempermudah membuat garis pondasi, gunakan perintah bpoly, dan klik kan di

dalam ruangan. Nanti akan terbentuk region (garis polygon yang mengelilingi ruangan)

secara otomatis. Setelah itu offset ke dalam 5cm, offset lagi 17,5cm. Angka 5 dan 17,5 ini

didapat dari perspektif dari gambar detail pondasi yang akan saya tambahkan dibawah.

Sebenarnya garis ini tidak perlu ketelitian karena fungsinya hanya untuk menggambarkan

kalau disitu ada pasangan pondasi. Yang harus benar2 diperhatikan adalah akurasi jarak

antar titik dalam dimensi. Juga perlu diperhatikan apakah base pointnya mengenai pada

center (as) dinding atau tepi dinding. Untuk membuat balok, gunakan Polyline dengan width

15.

gambar detail pondasi batu belah rumah

a. Gambar detail pondasi ini gunanya untuk meletakkan kedalaman galian pondasi. Gambar

ini sendiri tidaklah baku, harus disesuaikan dengan kondisi dilapangan. Misal daerah

tersebut terletak di lekukan dan menjorok cukup dalam dari muka jalan, mungkin saja

ketinggian pondasi ditambah. Untuk gambar-gambar non standar (misal talud atau dinding

penahan tanah) silahkan  anda  kembangkan sendiri.

Untuk konstruksi yang lebih rumit (misal rumah tingkat), maka nanti akan ada beberapa

gambar tambahan seperti, denah balok, detail footplat dan detail tangga.

Dan disinilah mungkin fungsi kuliah (yang mengambil jurusan teknik sipil) akan sangat

membantu. Saat struktur mulai rumit, misal balok dengan bentangan panjang, kantilever

atau struktur beresiko lainnya, rumus-rumus praktis waktu kuliah akan sangat membantu.

Idealnya memang harus dihitung dengan teliti atau dengan program struktur (misal SAP),

tapi saya rasa menggunakan rumus praktis juga sudah mampu mengakomodir karena

fungsi bangunan yang seragam dan bentuk struktur yang seragam pula.

Misal untuk balok ada rumus 1/12L – 1/15L ( L = panjang bentangan balok), Plat lantai lebar

max 16m2 dsb.

Berhubung sewaktu kuliah dulu saya suka tidur, jadi dengan amat sangat, tolong jangan

tanya masalah struktur ini lebih dalam lagi kepada saya. wkwkwk

Buat rekan-rekan yang masih kuliah (terutama teknik sipil) manfaatkanlah waktu kalian

sebaik-baiknya. Setidak-tidaknya pahami struktur beton saja juga sudah cukup bagus (btw

pelajaran itu juga yang paling susah menurut saya..wkwkwk). Minimal kuasailah salah satu

hal. Bisa tentang gambar, struktur atau management. Daripada mempelajari banyak tapi

setengah-tengah.

7. Potongan memanjang dan melintang

Fungsi gambar potongan ini diantaranya adalah :

a. Untuk menentukan ketinggian perletakan sloof dan balok. (lihat lingkaran merah)

b. Menentukan ketinggian plafond (langit-langit) dari muka lantai (+/- 0.00).

c. Fungsi gambar manusia adalah untuk memberikan gambaran perspektif tentang kira-kira

setinggi apa plafond tersebut terhadap ketinggian manusia. Jadi usahakan ukuran

ketinggian simbol manusia juga mendekati real (antara 160-170cm).

d. Menggambarkan detail-detail apa saja yang terdapat di dalam strutur bangungan.

gambar potongan melintang

Untuk menggambarkan bila ada struktur tambahan (balok, sloof dan komponen struktur

lainnya)

[lihat lingkaran merah dibawah]

gambar potongan memanjang

Teknis penggambaran yang paling efektif (setahu saya) adalah dengan menyusun denah

dan siteplan (kadang juga denah pondasi, ringbalk juga kalau strukturnya rumit), kemudian

ditarik garis kebawah. Bisa menggunakan xline. Cara kerjanya hampir mirip dengan cara

menggambar tampak pada section 1.

Untuk detail struktur yang tidak terlalu penting (misal dinding pagar belakang), mending

tidak usah digambar (hanya akan menghabiskan kertas dan waktu.. wkkw). Toh juga dinding

pagar bentuknya selalu seperti itu juga.

8. Finishing gambar

Buatlah sebuah kop, misal seperti contoh dibawah, kemudian jadikan block. Keuntungan

menggunakan block adalah jika nanti ada kerjaan gambar yang lain,  anda cuma perlu

mengganti data satu kop, dan kop lainnya akan mengganti semua. Field yang tidak

diikutkan adalah judul gambar dan nomer lembar.

Caranya, pilih semua item, kemudian ketik block > enter. Maka akan muncul tampilan

seperti di bawah. Lalu isikan nama block (terserah), dan centang open in block editor.

setting block definition

Lalu akan muncul tampilan seperti ini, gantilah field yang saya lingkari merah, dan

sesuaikan dengan kebutuhan. Semua komponen dalam block ini anggap saja komponen

statik, yang artinya dia akan sama disemua kop.

pembuatan kop gambar dengan block

setelah itu klik close block editor dan kita kembali lagi di tab “model”. Kemudian tempatkan

sebuah “text” di field “judul gambar” dan “no. lembar”.

2 field ini kita sebut saja komponen dinamis, karena dia akan selalu berbeda di tiap-tiap kop.

penambahan komponen dinamis block kop gambar

Setelah kop gambar selesai, kemudian copy sesuai kebutuhan dan tempatkan gambar di

tiap-tiap kop, lalu edit semua komponen dinamis tadi.

Kemudian aktifkan layout 1 dengan cara meng-klik kiri pada tab layout1.

Sesuaikan kop dengan skala gambar. Misal masteran yang kita buat tadi untuk ukuran

1:100, maka untuk gambar dengan skala 1:20 cukup block kop tadi di scala 0,2. Dst.

aplikasi layout pada autocad

 Install program pdf creator www.pdfforge.org. *best regards to c4pt4in*

Program ini merupakan program gratis “pdf print spoiler”, atau print virtual untuk membuat

output file menjadi pdf. Sebenarnya dari autocad sendiri juga sudah ada “plot to pdf”, menu

tersebut bisa juga kita gunakan tapi hanya bisa digunakan satu halaman satu file pdf. Kalau

jumlah lembar anda  banyak (misalnya gambar kita ini), saya bisa jamin  anda  akan cepet

capek, bosan, naik darah (halah) karena tiap sekali plot harus merename file pdf.

Kalau dengan program ini,  anda  Cuma perlu mem-plot sekali, trus dikumpulin, trus

digabungin, dan hasilnya satu output file pdf dengan banyak lembar. Sebenarnya ada

banyak program sejenis, misal nitro, adobe professional, dll, tapi kebanyakan program

tersebut berbayar.

(walau bisa menggunakan crack, tapi kalau ada yang gratis kenapa harus bayar? Wkwkwk)

Saya merekomendasikan ini karena selama ini program ini sudah cukup mengakomodir

kebutuhan saya dalam kaitannya dengan autocad.

Lalu tekan ctrl+p dan sampailah kita plot windows.

setting layout 

Sedikit penjelasan yang mungkin ada gunanya :

a. printer/plotter : jenis plotter (printer) yang digunakan. Bisa berupa print virtual (pdfcreator

seperti gambar di atas), atau print fisik seperti canon, hp, Epson, dsb.

b. Paper size : ukuran kertas. Biasanya sebelum menggambar dimulai, harus ditentukan

dulu ukuran kertas yang digunakan. Intinya disini, gambar dan teks pendukung masih layak

untuk dibaca. Jadi kalau gambarnya sedikit dan relatif kecil, mungkin bisa digunakan A4.

Cara praktik paling simple adalah, misal kita pakai A4, setelah semua settingan selesai,

tekan preview dan zoom sampai kira2 ukuran kertas di monitor sama dengan kertas A4 asli.

Kalau monitor  anda  kecil, caranya dikira2 saja sambil dicek dengan cara didrag ke atas dan

ke bawah.

Kalau salah satu sisi sudah sama (misal sisi vertical), biasanya sisi lainnya juga relative

sama. Kemudian lihat apakah teksnya terlalu kecil atau nggak. Abaikan saja distorsi

monitor, maksud saya teks sudah lumayan gede, tapi rusak sehingga tidak bisa dibaca.

Dalam kenyataan, bila gambar itu di print, hurufnya jadi jelas kok. Yang penting sizenya.

Bila dalam suatu kasus  anda  harus mengeprint dalam ukuran A4, tapi gambar ukuran A3,

salah satu solusinya adalah memecah gambar jadi 2. Dan masalah ini mungkin akan saya

bahas dilain halaman.

c. What to plot : adalah jenis windows yang akan di plot. Pilihan layout disini maksudnya

yang diplot adalah halaman layout. Biasanya kalau kepingin cepat, ya pakai “what to plot :

window”.

Cara kerjanya aktifkan saja tab model, kemudian waktu selecting window, klik dari ujung kiri

atas ke ujung kiri bawah kop. Tapi untuk multiple pages, saya sarankan memakai “what to

plot : layout” saja. Agak sedikit lama settingan di awal, tapi akan sangat berguna di akhir.

Option layout ini gunanya kalau nanti ada kesalahan di gambar,  anda  cukup mengedit

gambar di tab model saja. Jadi setelah editing selesai, proses plot all cuman butuh satu-dua

klik.

d. Plot style table : monochrome, ini artinya apapun warna yang digunakan sewaktu

menggambar, autocad akan memaksa plotter membuat output gambar menjadi hitam putih.

Kalau ingin output berwarna warni, pakai saja acad.ctb. Setting ini biasanya kepakai

sewaktu sebuah warna gambar betul-betul penting. Misal untuk struktur yang rumit dan

tumpang tindih, tiap elemen struktur ditandai dengan memberikan warna yang berbeda-

beda.

Tapi dalam penggunaan umum, sebaiknya hindari memakai grayscale atau warna-warni,

pertimbangannya adalah, gambar kerja seperti ini biasanya di fotocopy berulang kali. Dan

pengalaman saya dengan grayscale dan hatch yang tipis akan hilang saat difotocopy.

e. Scale : 1 mm = 1 units. Mengenai skala mungkin akan saya lanjutkan di page yang lain

dilain kesempatan.

f. Scale lineweights : menampilkan tebal tipis garis secara berbeda. Biasanya dalam sebuah

gambar kerja, kop memakai garis yang tebal. Terus garis pada gambar utama rada tipis,

terus garis ukuran lebih tipis lagi. Kalau ini di non aktifkan, maka hasil output akan

menampilkan garis yang sama tebal walaupun di dalam proses menggambar kita setting

secara berbeda.

Setelah itu kita lanjutkan dengan membuat viewport. Caranya buatlah rectangle se-mepet

mungkin dengan border kertas (garis putus-putus).

membuat viewport pada layout

Misal seperti gambar di atas, garis merah adalah rectangle yang baru saya buat. Tidak perlu

presisi dengan ukuran tertentu, perinsipnya makin mepet makin bagus. Kemudian select

rectangle yang baru dibuat tadi dan tempatkan dalam layer defpoints. Gunanya agar garis

terluar yang nanti tercetak hanya garis kop.

Lalu klik menu view > viewports > objects. Dan klik pada rectangle yang baru dibuat tadi.

Kemudian rectangle akan berubah jadi viewport.

Bila ingin settingan yang lebih cepat,  anda tidak perlu membuat rectangle, tapi langsung

saja view > viewports > 1 viewports. Kemudian klik dari pojok kiri atas ke pojok kanan

bawah.

Option viewports object ini akan berguna saat nanti dalam sebuah paper ada banyak

tempelan gambar detail.

Lalu aktifkan viewports, klik menu paper pada pojok kanan bawah

menggunakan paper space dan model space

kemudian tempatkan gambar sampai terlihat hampir penuh di viewport.

menempatkan kop surat pada viewport

kemudian pilih viewport scale > custom > add

setting skala gambar pada viewport

 buatlah settingan seperti di bawah

detail setting skala gambar

kemudian tekan ok.

Lalu klik lagi tombol scala seperti gambar di atas dan skala yg baru kita buat akan muncul,

kemudian pilih. Secara otomatis gambar di dalam viewport akan membesar atau mengecil

menyesuaikan dengan skala yang baru kita buat.

menggunakan skala viewport untuk menempatkan gambar pada layout

Setelah ter-zoom, dengan tool pan (bisa juga tahan scroll mouse kebawah), geser-geser

gambar sampai garis bagian dalam kop masuk semua ke dalam box viewport (garis merah).

Jangan sampai garis kop yang tepi juga ikut masuk karena nanti akan ikut tercetak,

fungsinya hanya sebagai garis bantu untuk menempatkan kop.

Yang perlu di ingat, bila menggunakan pan dengan cara menahan scroll mouse kebawah,

pastikan scroll tidak gerak maju/mundur sedikitpun. Karena bila bergerak sedikit saja, maka

zoom-nya akan berubah yang berarti skala di viewport ikut berubah. Cara ngeceknya,

pastikan dalam box scala tetap “a100”. Bila berubah menjadi 0,187xxx maka bisa

dipastikan zoom kita sudah berubah. Bila sudah begini, ulangi lagi memilih scala “a100”

yang kita buat tadi.

Bila sudah selesai, klik tombol model, sehingga sekarang kita berada pada posisi “paper”.

Sebenarnya tidak dikembalikan juga tetap bisa terprint, tapi dengan mengaktifkan kembali

posisi paper, viewport tadi menjadi terkunci. Jadi jika sekarang di zoom in/out, yang berubah

hanya zoom di paper, tapi di viewport masih tetap.

Tahap selanjutnya adalah mengcopy layout.

Arahkan cursor ke tab layout 1, klik kanan, pilih move or copy. klik move to end, centang

create a copy. Lalu akan muncul tab baru lagi dengan nama layout2. Copykan sebanyak

jumlah halaman yang ada pada gambar.

perintah untuk mencopy layout

Ulangi setting viewport (seperti langkah di atas barusan) untuk layout 2,3,4 dst.

Setting a100 tadi hanya berlaku untuk gambar dengan skala 1:100. Untuk skala yang lain,

silakan buat sendiri. Misal untuk detail pondasi menggunakan 1:20, maka settingan di “add

scala” adalah 1paper unit = 0,2 drawing unit.

hasil akhir copy-an layout

Setelah semua layout tersetting, klik layout1, klik kanan, select all layout.

atau cara lainnya, klik layout 1, tahan tombol shift, klik layout 14 (jadi seperti memilih file di

explorer, shift untuk memilih file pertama sampai akhir pilihan, dan ctrl untuk memilih file

tertentu).

Lalu publish selected layouts. Lalu muncul jendela seperti di bawah ini.

mem-plot semua layout

hilangkan centang publish in background, item ini gunanya agar sambil mengeplot, autocad

juga masih dapat digunakan untuk menggambar lagi. Option ini membuat proses plotting

jadi benar-benar lama, maka sebaiknya dikosongi saja.

 Konsekwensinya setelah diklik tombol publish, autocad tidak dapat digunakan untuk

sementara sampai proses spoiling (pengumpulan berkas) selesai. Tapi biasanya proses ini

tidak terlalu lama, selama spek computer  anda  masih manusiawi, saya rasa waiting time

ikut manusiawi juga.

Sesaat kemudian akan muncul jendela PDFCreator, tekan saja tombol wait and collect.

Cek semua layout nya, apakah ada yang terlewat atau urutannya tidak benar. Ada kalanya

urutannya menjadi kacau, jika sepeti ini gunakan perintah move up/ move down (lingkaran

merah besar).

Setelah yakin benar urutan dan jumlah layoutnya, click tombol combine all, kemudian

computer akan bekerja untuk sesaat, dan muncullah 1 layout baru dengan ukuran yang

gede dan tambahan 1 pada file namenya.

kemudian tekan tombol print > save dan arahkan ke folder yang di inginkan.

Berikut saya sertakan beberapa file yang mungkin berguna.

a. File kerja DWG tutorial ini download (4,3 Mb)

b. File PDF gambar kerja tutorial ini download (3 Mb)