cara memandikan dan mengkafani jenazah

24
Cara Memandikan dan Mengkafani Jenazah 2 Replies ه ي عل ماء ل اّ ب ص ي دروانّ س ل ا ا ه ب د ن ب د لك ب ه وان يّ ض و ي ه وان ف ان ن م ر( د) ق ل ل ا ي ز ي ه وان ي) ت و ا س ل س غ ي ت له ا م كء وا ما ل ا ه ب د ن م ب ي غ) ن ل س لغ ل ا) ق ا ا; لاب; بSedikitnya memandikan mayat yaitumeratakan airkeseluruh badan mayat dengan air,lebih sempurnanya yaitumembasuh dua kemaluanya,menghilangkan kotoran dari hidungnya,menggosok-gosok badanya dengan bidara,dan menuangkan air pada mayat tiga kali. Cara mengkafani mayat ان) ت ف ل ارو ر وار ما ح ص و ي م) ق) رءة مل ل و ف ئ ف ل; لاث; ب ال جّ زل ل له م ك مه وا ع ن ;وث ي ن ف ك ل ل ا) ق اSedikitnya membungkus mayat yaitu pakaian satu yang sudah mencukupi.sempurnanya bagi orang laki-laki 3 lapis kain,bagi perempuan satu baju,satu kerudung,satu sarung dan dua lapis kain. A. TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH Alat-alat yang dipergunakan untuk memandikan jenazah adalah sebagai berikut: - Kapas - Dua buah sarung tangan untuk petugas yang memandikan - Sebuah spon penggosok - Alat penggerus untuk menggerus dan menghaluskan kapur barus – Spon- spon plastik - Shampo - Sidrin (daun bidara) - Kapur barus - Masker penutup hidung bagi petugas - Gunting untuk memotong pakaian jenazah sebelum dimandikan - Air - Pengusir bau busuk dan Minyak wangi >Daun Sidr (Bidara) 2. Menutup aurat si mayit Dianjurkan menutup aurat si mayit ketika memandikannya. Dan melepas pakaiannya, serta menutupinya dari pandangan orang banyak. Sebab si mayit barangkali berada dalam kondisi yang tidak layak untuk dilihat. Sebaiknya papan pemandian sedikit miring ke arah kedua kakinya agar air dan apa-apa yang keluar dari jasadnya mudah mengalir darinya. 3. Tata cara memandikan jenazah Seorang petugas memulai dengan melunakkan persendian jenazah tersebut. Apabila kuku-kuku jenazah itu panjang, maka dipotongi. Demikian pula

Upload: nuruldiniaputri

Post on 09-Jul-2016

122 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

sholat jenazah

TRANSCRIPT

Page 1: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

Cara Memandikan dan Mengkafani Jenazah2 Replies

با نه بد لك يد وان يوضئه وان انفه من القذر يل يز وان أتيه سو انيغسل واكمله لماء با نه بد تعيم الغسل اقلثالثا عليه الماء يصب السدروان

Sedikitnya memandikan mayat yaitumeratakan airkeseluruh badan mayat dengan air,lebih sempurnanya yaitumembasuh dua kemaluanya,menghilangkan kotoran dari hidungnya,menggosok-gosok badanya dengan bidara,dan menuangkan air pada mayat tiga kali.

Cara mengkafani mayat

وازارولفتان وحمار قميص وللمرءة ئف لف ثالث جال للر واكمله يعمه ثوب الكفن اقل

Sedikitnya membungkus mayat yaitu pakaian satu yang sudah mencukupi.sempurnanya bagi orang laki-laki 3 lapis kain,bagi perempuan satu baju,satu kerudung,satu sarung dan dua lapis kain.A. TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAHAlat-alat yang dipergunakan untuk memandikan jenazah adalah sebagai berikut:- Kapas- Dua buah sarung tangan untuk petugas yang memandikan- Sebuah spon penggosok- Alat penggerus untuk menggerus dan menghaluskan kapur barus – Spon-spon plastik- Shampo- Sidrin (daun bidara)- Kapur barus- Masker penutup hidung bagi petugas- Gunting untuk memotong pakaian jenazah sebelum dimandikan- Air- Pengusir bau busuk dan Minyak wangi>Daun Sidr (Bidara)2. Menutup aurat si mayitDianjurkan menutup aurat si mayit ketika memandikannya. Dan melepas pakaiannya, serta menutupinya dari pandangan orang banyak. Sebab si mayit barangkali berada dalam kondisi yang tidak layak untuk dilihat. Sebaiknya papan pemandian sedikit miring ke arah kedua kakinya agar air dan apa-apa yang keluar dari jasadnya mudah mengalir darinya.3. Tata cara memandikan jenazahSeorang petugas memulai dengan melunakkan persendian jenazah tersebut. Apabila kuku-kuku jenazah itu panjang, maka dipotongi. Demikian pula bulu ketiaknya. Adapun bulu kelamin, maka jangan mendekatinya, karena itu merupakan aurat besar. Kemudian petugas mengangkat kepala jenazah hingga hampir mendekati posisi duduk. Lalu mengurut perutnya dengan perlahan untuk mengeluarkan kotoran yang masih dalam perutnya. Hendaklah memperbanyak siraman air untuk membersihkan kotoran-kotoran yang keluar.Petugas yang memandikan jenazah hendaklah mengenakan lipatan kain pada tangannya atau sarung tangan untuk membersihkan jasad si mayit (membersihkan qubul dan dubur si mayit) tanpa harus melihat atau menyentuh langsung auratnya, jika si mayit berusia tujuh tahun ke atas.4. Mewudhukan jenazahSelanjutnya petugas berniat (dalam hati) untuk memandikan jenazah serta membaca basmalah. Lalu petugas me-wudhu-i jenazah tersebut sebagaimana wudhu untuk shalat. Namun tidak perlu memasukkan air ke dalam hidung dan mulut si mayit, tapi cukup dengan memasukkan jari yang telah dibungkus dengan kain yang dibasahi di antara bibir si mayit lalu menggosok giginya dan kedua lubang hidungnya sampai bersih.Selanjutnya, dianjurkan agar mencuci rambut dan jenggotnya dengan busa perasan daun bidara atau dengan busa sabun. Dan sisa perasan daun bidara tersebut digunakan untuk membasuh sekujur jasad si mayit.5. Membasuh tubuh jenazahSetelah itu membasuh anggota badan sebelah kanan si mayit. Dimulai dari sisi kanan tengkuknya,

Page 2: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

kemudian tangan kanannya dan bahu kanannya, kemudian belahan dadanya yang sebelah kanan, kemudian sisi tubuhnya yang sebelah kanan, kemudian paha, betis dan telapak kaki yang sebelah kanan.Selanjutnya petugas membalik sisi tubuhnya hingga miring ke sebelah kiri, kemudian membasuh belahan punggungnya yang sebelah kanan. Kemudian dengan cara yang sama petugas membasuh anggota tubuh jenazah yang sebelah kiri, lalu membalikkannya hingga miring ke sebelah kanan dan membasuh belahan punggung yang sebelah kiri. Dan setiap kali membasuh bagian perut si mayit keluar kotoran darinya, hendaklah dibersihkan.Banyaknya memandikan: Apabila sudah bersih, maka yang wajib adalah memandikannya satu kali dan mustahab (disukai/sunnah) tiga kali. Adapun jika belum bisa bersih, maka ditambah lagi memandikannya sampai bersih atau sampai tujuh kali (atau lebih jika memang dibutuhkan). Dan disukai untuk menambahkan kapur barus pada pemandian yang terakhir, karena bisa mewangikan jenazah dan menyejukkannya. Oleh karena itulah ditambahkannya kapur barus ini pada pemandian yang terakhir agar baunya tidak hilang.Dianjurkan agar air yang dipakai untuk memandikan si mayit adalah air yang sejuk, kecuali jika petugas yang memandikan membutuhkan air panas untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang masih melekat pada jasad si mayit. Dibolehkan juga menggunakan sabun untuk menghilangkan kotoran. Namun jangan mengerik atau menggosok tubuh si mayit dengan keras. Dibolehkan juga membersihkan gigi si mayit dengan siwak atau sikat gigi. Dianjurkan juga menyisir rambut si mayit, sebab rambutnya akan gugur dan berjatuhan.Setelah selesai dari memandikan jenazah ini, petugas mengelapnya (menghandukinya) dengan kain atau yang semisalnya. Kemudian memotong kumisnya dan kuku-kukunya jika panjang, serta mencabuti bulu ketiaknya (apabila semua itu belum dilakukan sebelum memandikannya) dan diletakkan semua yang dipotong itu bersamanya di dalam kain kafan. Kemudian apabila jenazah tersebut adalah wanita, maka rambut kepalanya dipilin (dipintal) menjadi tiga pilinan lalu diletakkan di belakang (punggungnya).Faedah- Apabila masih keluar kotoran (seperti: tinja, air seni atau darah) setelah dibasuh sebanyak tujuh kali, hendaklah menutup kemaluannya (tempat keluar kotoran itu) dengan kapas, kemudian mencuci kembali anggota yang terkena najis itu, lalu si mayit diwudhukan kembali. Sedangkan jika setelah dikafani masih keluar juga, tidaklah perlu diulangi memandikannya, sebab hal itu akan sangat merepotkan.- Apabila si mayit meninggal dunia dalam keadaan mengenakan kain ihram dalam rangka menunaikan haji atau umrah, maka hendaklah dimandikan dengan air ditambah perasaan daun bidara seperti yang telah dijelaskan di atas. Namun tidak perlu dibubuhi wewangian dan tidak perlu ditutup kepalanya (bagi jenazah pria). Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam mengenai seseorang yang wafat dalam keadaan berihram pada saat menunaikan haji.- Orang yang mati syahid di medan perang tidak perlu dimandikan, namun hendaklah dimakamkan bersama pakaian yang melekat di tubuh mereka. Demikian pula mereka tidak perlu dishalatkan.- Janin yang gugur, bila telah mencapai usia 4 bulan dalam kandungan, jenazahnya hendaklah dimandikan, dishalatkan dan diberi nama baginya. Adapun sebelum itu ia hanyalah sekerat daging yang boleh dikuburkan di mana saja tanpa harus dimandikan dan dishalatkan.- Apabila terdapat halangan untuk memamdikan jenazah, misalnya tidak ada air atau kondisi jenazah yang sudah tercabik-cabik atau gosong, maka cukuplah ditayamumkan saja. Yaitu salah seorang di antara hadirin menepuk tanah dengan kedua tangannya lalu mengusapkannya pada wajah dan kedua punggung telapak tangan si mayit.- Hendaklah petugas yang memandikan jenazah menutup apa saja yang tidak baik untuk disaksikan pada jasad si mayit, misalnya kegelapan yang tampak pada wajah si mayit, atau cacat yang terdapat pada tubuh si mayit dll.B. TATA CARA MENGKAFANI JENAZAH1. Kafan-kafan mesti sudah disiapkan setelah selesai memandikan jenazah dan menghandukinyaMengkafani jenazah hukumnya wajib dan hendaklah kain kafan tersebut dibeli dari harta si mayit. Hendaklah didahulukan membeli kain kafannya dari melunaskan hutangnya, menunaikan wasiatnya dan membagi harta warisannya. Jika si mayit tidak memiliki harta, maka keluarganya boleh menanggungnya.2. Mengkafani jenazahDibentangkan tiga lembar kain kafan, sebagiannya di atas sebagian yang lain. Kemudian didatangkan jenazah yang sudah dimandikan lalu diletakkan di atas lembaran-lembaran kain kafan itu dengan posisi telentang. Kemudian didatangkan hanuth yaitu minyak wangi (parfum) dan kapas. Lalu kapas tersebut dibubuhi parfum dan diletakkan di antara kedua pantat jenazah, serta dikencangkan dengan secarik kain di atasnya (seperti melilit popok bayi).

Page 3: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

Kemudian sisa kapas yang lain yang sudah diberi parfum diletakkan di atas kedua matanya, kedua lubang hidungnya, mulutnya, kedua telinganya dan di atas tempat-tempat sujudnya, yaitu dahinya, hidungnya, kedua telapak tangannya, kedua lututnya, ujung-ujung jari kedua telapak kakinya, dan juga pada kedua lipatan ketiaknya, kedua lipatan lututnya, serta pusarnya. Dan diberi parfum pula antara kafan-kafan tersebut, juga kepala jenazah.Selanjutnya lembaran pertama kain kafan dilipat dari sebelah kanan dahulu, baru kemudian yang sebelah kiri sambil mengambil handuk/kain penutup auratnya. Menyusul kemudian lembaran kedua dan ketiga, seperti halnya lembaran pertama. Kemudian menambatkan tali-tali pengikatnya yang berjumlah tujuh utas tali. Lalu gulunglah lebihan kain kafan pada ujung kepala dan kakinya agar tidak lepas ikatannya dan dilipat ke atas wajahnya dan ke atas kakinya (ke arah atas). Hendaklah ikatan tali tersebut dibuka saat dimakamkan. Dibolehkan mengikat kain kafan tersebut dengan enam utas tali atau kurang dari itu, sebab maksud pengikatan itu sendiri agar kain kafan tersebut tidak mudah lepas (terbuka).Memandikan dan Mengkafani Jenazah Korban MutilasiPertanyaan:Mohon maaf, mau tanya.Akhir-akhir ini, ramai dibicarakan korban mutilasi yang dibuang di jalan tol. Jika kita menjumpai semacam itu, bagaimana cara memandikan dan mengkafani jenazah korban mutilasi?Terima kasih jawabannya, mohon maaf jika merepotkan.Dari: ImmaJawaban:Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,« « : : « القتل القتل قال الله؟ رسول يا الهرج وما قالوا الهرج يكثر ى حت اعة الس تقوم »ال“Kiamat tidak akan terjadi, sampai banyak terjadi al-haraj.” Para sahabat bertanya, ‘Apa itu al-haraj wahai Rasulullah?’ beliau menjawab, “Pembunuhan dan pembantaian.” (HR. Muslim 157).Hadis ini memberikan gambaran kepada kita, perjalanan kepribadian manusia ketika semakin jauh dari masa kenabian. Kecenderungan untuk menjauh dari aturan syariah, membuat mereka semakin bengis dan kejam. Tidak hanya puas dengan membunuh, penganiayaan harus berlanjut pada mutilasi. Mari kita perbanyak berdoa memohon kepada Allah, agar diselamatkan dari ujian kehidupan.Selanjutnya, terkait cara memandikan dan mengkafani korban mutilasi, berikut kami kesimpulan keterangan ulama hanafi,Pertama, Burhanudin Ibnu Mazah mengatakan,

يدفن ولكنه عليه، يصل ولم يغسل لم رأس أو رجل أو كيد ميت أطراف من شيئا أوجد وإنJika hanya ditemukan potongan tubuh mayit, seperti tangan atau kaki, atau kepala saja, dia tidak dimandikan dan tidak dishalatkan, namun langsung dimakamkan.Kemudian beliau menyebutkan keterangan dari Imamnya, disebutkan oleh al-Hasan bin Ziyad dari Abu Hanifah, beliau mengatakan,

. ودفن عليه وصلي غسل الرأس ومعه البدن، نصف كان وإن ودفن عليه وصلي وكفن غسل البدن أكثر وجد إذاJika ditemukan potongan tubuh mayat yang lebih utuh, dia dimandikan, dikafani, dishalati, dan dimakamkan. Dan jika ditemukan separoh jasad dan ada kepalanya maka dikafani, dimandikan, dishalati, dan dimakamkan.Beliau juga mengatakan,وإن لحرمته، يدفن ولكنه عليه، يصل ولم يغسل، لم النصفين أحد منه فوجد طوال، نصفين مشقوقا كان وإن . ودفن وكفن غسل الرأس ومعه البدن نصف من أقل كان وإن عليه يصل ولم غسل، رأس بال البدن نصف كان

عليه يصلى وال“Jika terbelah memanjang separoh, dan ditemukan hanya separohnya, maka tidak dimandikan, tidak dishalati, namun dikubur dalam rangka memuliakan jasadnya. Jika ditemukan separoh jasad melintang tanpa kepala maka dimandikan dan tidak dishalati. Jika kurang dari separoh jasad dan ada kepalanya, dia dimandikan, dikafani, dikuburkan dan tidak dishalati.” (al-Muhith al-Burhani, 2:364).Kedua, keterangan dalam Hasyiyah Ibn Abidin,

فيكفن الرأس معه كان إذا إال خرقة في يلف عرضا أو طوال مشقوقا نصفه أو إنسان أطراف من طرف وجد لو“Jika ditemukan potongan anggota badan manusia atau ditemukan separoh badan terbelah memanjang atau melintang, cukup dibungkus dengan kain (tidak dimandikan), kecuali jika ada kepalanya maka dia dikafani.” (ar-Raddul Mukhtar, 2:222).Dari beberapa keterangan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan,1. Potongan jasad mayat, ada yang disikapi sebagai layaknya manusia utuh dan ada yang disikapi bukan sebagai manusia.

Page 4: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

2. Potongan jasad yang disikapi sebagaimana layaknya manusia, wajib dimandikan, dikafani, dishalati dan dimakamkan sebagaimana layaknya jenazah. Sebaliknya, potongan jasad yang tidak disikapi sebagaimana layaknya manusia, tidak dimandikan dan tidak dishalati, tapi cukup dibungkus dengan kain dan dikuburkan.3. Potongan yang disikapi sebagai jasad manusia utuh:Potongan jasad mayat yang lebih dari separoh, meskipun tanpa kepalaPotongan kurang dari separoh badan bersama kepala4. Potongan yang disikapi BUKAN sebagai jasad manusia utuhHanya potongan anggota badan, seperti tangan, kakiHanya potongan separoh tanpa kepala.Allahu a’lam>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>Cara Mengkafani Jenazah Laki ataupun Perempuan – nerusin potingan kemaren cara memandikan jenazah , sekarang saya share bagaimana caranya untuk Mengkafani Jenazah Laki – laki ataupun Perempuan , dalam Mengkafani Jenazah laki – laki dan perempuan sangatlah berbeda . perbeda’an nya tidaklah banyak melainkan sedikit karena perbeda’annya hanya berbeda dalam lapisan kain kafan atau morinya saja .

UKURAN DARI KAIN KAFAN UNTUK JENAZAH :Panjang kain kafan ± 15,5 meter, dengan potongan kain sebagai berikut :a. Kafan 2 lapis dengan panjang @ 2,5 m X lebar kain + 0,5 m lebar potong kain. Total 7,5 meterb. Baju dengan panjang 2,5 meter, diambil 2/3 dari lebar. Sisanya 1/3 untuk sorban. Total 2,5 meterc. 1,5 meter untuk lengan baju, 2/3 dari lebar untuk baju. Sisanya 1/3 untuk anak baju. Total 1,5 meterd. 1 meter untuk sal atau selendang. Total 1 metere. 1,5 meter untuk ikat pinggang (1/3 dari lebar). Total 1,5 meter

Pertama siapkan segala sesuatunya yang diperlukan untuk mengkafani mayat (kain kafan dan lain-lain). Kemudian sobek bagian tepi/pinggir kain kafan tersebut, setelah itu potong kain kafan tersebut (sesuaikan dengan ukuran pemotongan kain kafan sebagaimana telah disebut pada huruf B di atas). Hal tersebut hendaklah disesuaikan dengan kondisi badan / fisik si mayat.Seterusnya buatlah bajunya, kain sarungnya, cawatnya serta sorban bagi mayat laki-laki atau kerudung bagi mayat perempuan. Disunnatkan pada pertama kali menyobek kain tersebut dengan membaca :

(Allahummaj’al libaasahu (ha) ‘anil kariim wa adkhilhu (ha) Ya Allahu ta’ala birahmatikal Jannata yaa arhamarraahimiin.

Adapun cara meletakkan kain kafan itu ialah dibujurkan ke arah kiblat (letak kaki mayat ke arah qiblat) jika tempat mengizinkan. Susunannya adalah sebagai berikut :a. Letakkan tali kain kafan sebanyak 5 helaib. Kain kafan pertama dibentangkanc. Ikat pinggang mayat dibentangkand. Kain kafan kedua dibentangkane. Selendang / sal dipasangf. Sorban dibentangkan di atas sal / selendangg. Baju dibentangkanh. Anak baju dibentangkan di atas bajui. Kain sarung dibentangkan di atas bajuj. Kapas ditebarkan di atas baju dan kain sarungk. Selasih serbuk cendana dan wewangian ditabur di atas kapasHendaknyalah mendahulukan kain yang kanan dari pada kain yang kiri

NB:Sebenarnya mengkafani Jenazah itu sama saja, yaitu dengan maksud membungkus kain itu ke seluruh tubuh si mayat sehingga tidak ada lagi bagian tubuh yang terbuka. Bagi mayat laki-laki diutamakan lima lapis kain selain gamis (baju dan sorban) dan bagi mayat perempuan lima lapis kain selain telekung /

Page 5: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

kerudung dan celana Dalemnya . namun demikian atas ketiadaan, cukup sekedar menutupi seluruh anggota tubuhnya saja.

Sumber: http://anshoridahlan.wordpress.com/2013/08/11/cara-memandikan-mayat/

Share this:

Twitter Facebook 2 Google Tumblr LinkedIn Email Print Digg StumbleUpon Pocket Pinterest Reddit

RelatedFiqih Aswaja: dari Buku “Fiqih Nabi”In "Fiqih"FIQIH PUASA: Syarat Wajib dan Rukun Puasa RamadhanIn "Fiqih"Kisah Malaikat Izrail ASIn "Akhir Zaman"

This entry was posted in Fiqih, Nusantara, Pendidikan, Syariah and tagged Cara Memandikan, Cara Mengkafani, Fiqih, Jenazah on August 13, 2013.Post navigation←   Fiqh Akhlaq / Adab: Bab 1 : Adab   Niat Belajar Bersyukur (2)   →

2 thoughts on “Cara Memandikan dan Mengkafani Jenazah”

1. udin tarhimNovember 9, 2013 at 2:19 pm

Baru belajar..blm prnah ketemu yg korba

Page 6: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

Cara Mengkafani Jenazah

1. Wajib mengkafan jenazah dari hartanya. Jika ia tdk mempunyai harta,

maka biayanya dibebankan kpd orang yg wajib memberi nafkah kepadanya

dari ushul (ayah keatas) & furu’ (anak kebawah).

2. Boleh mengkafani jenazah dgn satu kain yg menutupi semua badannya.

3. Syahid fi sabilillah dikuburkan pd pakaiannya yg dia syahid padanya & tdk

dimandikan. Disunnahkan mengkafannya dgn satu kain atau lbh di atas

pakaiannya.

4. Apabila orang yg berihram meninggal dunia, ia dimandikan dgn air &

bidara atau sabun, tdk didekatkan wangi-wangian, memakai yg berjahit,

kepala & wajahnya tdk ditutup jika ia seorang laki-laki, karena ia

dibangkitkan pd hari kiamat sambil bertalbiyah di atas kondisinya, & tdk

diqadha darinya ibadah haji yg tersisa.

5. Apabila janin yg keguguran meninggal, & kandungannya berusia 4 bulan,

ia dimandikan, dikafani, & dishalatkan.

6. Barang siapa yg uzur (tidak mungkin) memandikannya karena terbakar atau

robek & semisalnya, atau tdk ada air, ia kafani & dishalatkan atasnya.

Sahshalat terhadap sebagian anggota tubuh jenazah seperti tangan, kaki, &

semisalnya, Apabila tdk bisa mendapatkan bagian tubuh yg lain.

7. Apabila keluar najis dari jenazah setelah dikafani, tdk perlu dimandikan

ulang, karena menyulitkan & memberatkan.

Cara mengkafan jenazah

1. Disunnahkan mengkafani jenazah laki-laki dalam 3 lipat kain putih yg baru,

diharumkan dgn wewangian yg dibakar 3 kali, kemudian diuraikan sebagian

Page 7: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

di atas sebagian yg lain, kemudian diberikan pengawet, yaitu campuran dari

minyak wangi di antara lipatan.

2. Kemudian jenazah diletakkan di atas lipatan kain bertelentang di atas

punggungnya, kemudian diberikan sebagian dari pengawet di kapas di

antara 2 pantatnya. Kemudian diikat sepotong kain di atasnya seperti celana

kecil yg menutupi auratnya, & diberi minyak wangi beserta seluruh

badannya.

3. Kemudian dikembalikan ujung lipatan kain yg atas dari sisi sebelah kiri di

atas bagian sebelah kanan. Kemudian dikembalikan ujung sebelah kanan di

atas bagian kiri yg di atasnya.

4. Kemudian yg kedua sama seperti itu, kemudian yg ketiga juga sama seperti

itu. Dan dijadikan sisa di bagian kepalanya, atau di bagian kepala & kedua

kakinya jika lebih.

5. Kemudian diikat lebar lipatan agar jangan terbuka, & dibuka di dalam kubur.

Perempuan sama seperti laki-laki dalam penjelasan di atas. Anak kecil

dikafani satu kain & boleh 3 kain.Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

‘Sesungguhnya Rasulullah dikafani pd 3 lapis kain buatan Yaman berwarna

putih dari kapas, tdk termasuk padanya baju & surban.” Muttafaqun ‘alaih.

By: Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry

Page 8: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

ukun, syarat, panduan tatacara sholat jenazah atau sholat mayit dibawah ini adalah sudah kami ringkas, dan kami lengkapi dengan beberapa dalil hadits dari Nabi SAW, rukunShalat Jenazah  terdiri dari 8 rukun dan Hukum menjalankannya adalah "Fardhu Kifayah" artinya jika tidak ada yang menjalankan, semua akan berdosa. Shalat ini gak memakai ruku’, sujud, i’tidal dan tahiyyat, hanya dengan 4 takbir dan 2 salam, yang dilakukan dalam keadaan berdiri. 

Berikut ini adalah rukun sholat jenzah :

1. NiatSetiap shalat dan ibadah lainnya kalo gak ada niat dianggap gak sah, termasuk niat melakukan Shalat jenazah. Niat dalam hati dengan tekad dan menyengaja akan melakukan shalat tertentu saat ini untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT."Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah : 5).

Hadits Rasulullah SAW dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda:"Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai niatnya." (HR. Muttafaq Alaihi).

2. Berdiri Bila MampuShalat jenazah sah jika dilakukan dengan berdiri (seseorang mampu untuk berdiri dan gak ada uzurnya). Karena jika sambil duduk atau di atas kendaraan [hewan tunggangan], Shalat jenazah dianggap tidak sah.

3. Takbir 4 kaliAturan ini didapat dari hadits Jabir yang menceritakan bagaimana bentuk shalat Nabi ketika menyolatkan jenazah.

Dari Jabi ra bahwa Rasulullah SAW menyolatkan jenazah Raja Najasyi (shalat ghaib) dan beliau takbir 4 kali.(HR. Bukhari : 1245, Muslim 952 dan Ahmad 3:355)

Page 9: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

Najasyi dikabarkan masuk Islam setelah sebelumnya seorang pemeluk nasrani yang taat. Namun begitu mendengar berita kerasulan Muhammad SAW, beliau akhirnya menyatakan diri masuk Islam.

4. Membaca Surat Al-Fatihah5. Membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW6. Doa Untuk Jenazah

Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :"Bila kalian menyalati jenazah, maka murnikanlah doa untuknya."(HR. Abu Daud : 3199 dan Ibnu Majah : 1947).

Diantara lafaznya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain :"Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi."

7. Doa Setelah Takbir KeempatMisalnya doa yang berbunyi :"Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlana wa lahu.."

8. Salam

Berikut ini adalah Tata Cara, Urutan dan Do'a Sholat Jenazah :

1. Lafazh Niat Shalat Jenazah :

"Ushalli ‘alaa haadzal mayyiti fardlal kifaayatin makmuuman/imaaman lillaahi ta’aalaa.."

Artinya:"Aku niat shalat atas jenazah ini, fardhu kifayah sebagai makmum/imam lillaahi ta’aalaa.."

2. Setelah Takbir pertama membaca: Surat "Al Fatihah."

3. Setelah Takbir kedua membaca Shalawat kepada Nabi SAW : "Allahumma Shalli ‘Alaa Muhamad?"

4. Setelah Takbir ketiga membaca:

هم ع نزله، وأكرم عنه، واعف وعافه وارحمه له اغفر الل لج بالماء واغسله مدخله، ووس من ونقه والبرد، والث وب نقيت كما الخطايا داره، من خيرا دارا وأبدله الدنس، من األبيض الث من خيرا وزوجا أهله، من خيرا وأهال

ة، وأدخله زوجه، ار وعذاب القبر عذاب من وأعذه الجن الن

Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang

Page 10: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.”

atau bisa secara ringkas :

"Allahummagh firlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu anhu.."

Artinya:"Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat, sejahtera dan maafkanlah dia"

5. Setelah takbir keempat membaca:"Allahumma la tahrim naa ajrahu walaa taftinnaa ba’dahu waghfirlanaa walahu.."

Artinya:"Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya"

6. "Salam" kekanan dan kekiri.

Catatan: Jika jenazah wanita, lafazh ‘hu’ diganti ‘ha’.

Demikian beberapa ringkasan artikel tentang tata cara dan do'a sholat jenazah, semoga bisa menambah wawasan dan amaliah pembaca sekalian, terimakasih sudah berkunjung semoga bermanfaat. 

Page 11: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

Sholat jenazah merupakan sholat yang dilaksanakan ketika ada seorang muslim yang meninggal dunia, tata cara shalat jenazah tidak perlu melakukan rukuk dan sujud, cukup dengan keadaan berdiri saja, lalu takbir sebanyak 4 kali diselingi dengan bacaan doa tertentu, lalu kemudian diakhiri dengan salam. hukum melaksanakannya adalah fardhu kifayah.

Meski begitu terkadang jarang umat islam yang mengetahui persis bagaimana tata cara pengerjaan shalat jenazah yang baik dan benar, maka dari itu artikel kali ini akan membahasnya secara detail dan lengkap mengenai panduan dan tata cara sholat jenazah, hukum melaksanakan sholat jenazah, bacaan doa sholat jenazah beserta artinya baik dalam versi arab maupun versi latin/indonesia, lalu juga disertai rukun, syarat, dan dalil tentang sholat jenazah/sholat mayit serta manfaat dan keutamaan sholat jenazah. semuanya dibahas secara lengkap di artikel kali ini.

Sebelum lanjut baca juga : Tata cara sholat tarawih.

Hukum Sholat Jenazah

Hukum Sholat Jenazah adalah Fardhu Kifayah” artinya wajib bagi kita umat muslim untuk mensholati muslim lainnya yang telah meninggal, jika tidak dilaksanakan maka ini menjadi tanggung jawab seluruh umat muslim.

Page 12: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

Dalil keutamaan Sholat Jenazah :

Nabi Muhamad SAW bersabda dalam hadistnyatentang keutamaan sholat jenazah :

“Barangsiapa yang menghadiri jenazah hingga ikut menshalatkannya, maka dia mendapatkan satu qirath, dan barangsiapa yang menyaksikannya hingga ikut mengantar ke kubur, maka mendapatkan dua qirath”. Ditanyakan, “Apakah yang dimaksudkan dengan dua qirath itu? ” Beliau menjawab, “Seperti dua gunung yang besar.” (HR. Muttafaq ‘alaih)Rukun Sholat Jenazah :

1. Niat2. Berdiri bila mampu3. Empat kali takbir yang diselingi oleh beberapa bacaan4. Membaca al-Fatihah secara sirr setelah takbir pertama berdasarkan hadis yang

diriwayatkan oleh Imam Nasa’i, bahwa: “Menurut sunnah, bahwa dalam shalat jenazah hendaknya membaca Ummil Quran (al-Fatihah) dengan pelan-pelan dalam takbir pertama”

5. Membaca shalawat kepada Nabi saw setelah takbir kedua6. Mendoakan mayat setelah takbir ketiga7. salam

Niat Sholat Jenazah :

Niat untuk jenazah laki-laki :

"Ushalli 'alaa haadzal mayyiti arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati makmuuman/imaaman lillaahi ta'aalaa"

Artinya : Saya niat shalat atas mayyit (laki-laki) ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah SWT.

Niat untuk jenazah perempuan : 

"Ushalli 'alaa haadzihil maytati arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati makmuuman/imaaman lillaahi ta'aalaa"

Artinya : Saya niat shalat atas mayyit (perempuan) ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah SWT.

Tata Cara Sholat Jenazah :

Takbir Pertama

Setelah takbir dilanjutkan dengan membaca ta'awudz lalu dilanjutkan dengan membaca al fatihah, tanpa disertai dengan doa iftitah ataupun surat pendek seperti sholat pada umumnya. ini berdasarkan pendapat banyak ulama bahwa dalam sholat jenazah tidak diwajibkan membaca doa iftitah.

Page 13: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

Bacaan Ta'awwudz :

الرجيم الشيطان من بالله أعوذA'uudzubillaahi minasy syaithaanir rajiim

Artinya : Aku berlindung dari syaitan yang terkutuk

Lalu Dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah.

Takbir kedua

Bacaan setelah takbir kedua yaitu membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. berikut bacaan doanya . . .

كما محمد أل وعلي محمد علي صل أللهموبارك إبراهيم أل وعلي إبراهيم علي صليتعلي باركت كما محمد أل وعلي محمد عليإنك العالمين في إبراهيم أل وعلي إبراهيم

مجيد حميدAllaahumma shalli 'alaa muhammadin, wa 'alaa aali muhammadin, kamaa shallaita 'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Wa baarik 'alaa muhammadin, wa 'alaa aali muhammadin, kamaa baarakta 'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.

Artinya :

“Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya (termasuk anak dan istri atau umatnya), sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”

Takbir ketiga

Bacaan doa setelah melakukan takbir ketiga adalah sebagai berikut . . .

وأكرم عنه واعف وعافه وارحمه له اغفر اللهم

Page 14: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

وبرد وثلج بماء واغسله مدخله ع ووس نزولهمن األبيض الثوب ينقي كما الخطايا من ونقهمن خيرا وأهال داره من خيرا دارا وأبدله الدنسالقبر فتنة وقه زوجه من خيرا وزوجا أهله

النار وعذابAllaahummaghfirlahu, warhamhu, wa 'aafihi, wa'fu 'anhu, wa akrim nuzuulahu, wa wassi' madkhalahu, waghsilhu bimaa-in watsaljin wabaradin, wanaqqihi minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi, wa abdilhu daaran khairan min daarihi, wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, waqihi fitnatal qabri wa 'adzaabannaar.

Artinya :

Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, ampunilah kesalahannya, muliakanlah kematiannya, lapangkanlah kuburannya, cucilah kesalahannya dengan air, es dan embun sebagaimana mencuci pakaian putih dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, gantilah istrinya dengan isri yang lebih baik, hindarkanlah dari fitnah kubur dan siksa neraka.

Takbir ke empat

Bacaan doa setelah takbir ke empat yaitu membaca doa di bawah ini . . . .

بعده والتفتنا أجره التحرمنا اللهمAllaahumma laa tahrimnaa ajrahu, walaa taftinnaa ba'dah

Artinya :

Ya Allah, janganlah Engkau haramkan Kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah pada kami setelah kematiannya.

Salam

Terakhir adalah melakukan salam dengan menengok ke kanan dan kekiri sebagaimana dalam sholat biasanya . . .

وبركاته الله ورحمة عليكم السالمAssalaamu 'alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh

Artinya :

Page 15: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

"Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya semoga untuk kalian semua"

Bacaan Doa Sholat Jenazah :

وأكرم عنه، واعف وعافه وارحمه له اغفر هم الللج والث بالماء واغسله مدخله، ع ووس نزله،وب الث نقيت كما الخطايا من ونقه والبرد،داره، من خيرا دارا وأبدله الدنس، من األبيضزوجه، من خيرا وزوجا أهله، من خيرا وأهالوعذاب ] القبر عذاب من وأعذه ة، الجن وأدخلهار[ الن]Alloohummaghfir lahu Warhamhu Wa ‘Aafihi Wa’fu ‘ahu, Wa Akrim Nuzulahu, Wa Wassi’ Madkholahu, Waghsilhu Bil Maa’i WatsTsalji Wal Barodi, Wa Naqqihi Minal Khothooyaa Kamaa Naqqaitats Tsaubal Abyadho Minad Danasi, Wa Abdilhu Daaron Khoiron Min Daarihi, Wa Ahlan Khoiron Min Ahlihi, Wa Zaujan Khoiron Min Zaijihi, Wa Adkhilhul Jannata, Wa A’idhu Min ‘Adzaabil Qabri[

Ya Allah, Ampunilah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempat-kanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.” (HR. Muslim 2/663)

وصغيرنا وغائبنا وشاهدنا تنا ومي نا لحي اغفر هم الل . فأحيه ا من أحييته من هم الل وأنثانا وذكرنا وكبيرنا

على فتوفه ا من توفيته ومن اإلسالم، علىبعده نا تضل وال أجره تحرمنا ال هم الل .اإليمان،

]Alloohumaghfir Lihayyinaa Wa Mayyitinaa Wa Syaahidinaa Wa Ghoo’ibinaa Wa Shoghiirinaa Wa Kabiirinaa Wa Dzakarinaa Wa Untsaanaa. Alloohumma Man Ahyaitahu Minnaa Fa Ahyihi ‘Alal Islaam, Wa Man Tawaffaitahu Minnaa Fatawaffahu ‘Alal Iimaan. Alloohumma Laa Tahrimna Ajrahu Wa Laa Tudhillanaa Ba’dahu[

Page 16: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

“Ya Allah! Ampunilah kepada orang yang hidup di antara kami dan yang mati, orang yang hadir di antara kami dan yang tidak hadir ,laki-laki maupun perempuan. Ya Allah! Orang yang Engkau hidupkan di antara kami, hidupkan dengan memegang ajaran Islam, dan orang yang Engkau matikan di antara kami, maka matikan dengan memegang keimanan. Ya Allah! Jangan menghalangi kami untuk tidak memper-oleh pahalanya dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya.” ( HR. Ibnu Majah 1/480, Ahmad 2/368, dan lihat Shahih Ibnu Majah 1/251)

وحبل ذمتك، في فالن بن فالن إن هم اللوأنت ار، الن وعذاب القبر فتنة من فقه جوارك، . أنت ك إن وارحمه له فاغفر والحق الوفاء أهل

حيم الر .الغفور]Alloohumma Inna Fulaanabna Fulaanin Fii Dzimmatika, Wa Habli Jiwaarika, Fa Qihi Min Fitnatil Qobri Wa ‘Adzaabin Naari, Wa Anta Ahlal Wafaa’i Wal Haqqi. Faghfirlahu Warhamhu, Innaka Antal Ghofuurur Rohiim[

“Ya, Allah! Sesungguhnya Fulan bin Fulan dalam tanggunganMu dan tali perlindunganMu. Peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksa Neraka. Engkau adalah Maha Setia dan Maha Benar. Ampunilah dan belas kasihanilah dia. Sesungguhnya Engkau, Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Penyayang.” (HR. Ibnu Majah. Lihat Shahih Ibnu Majah 1/251 dan Abu Dawud 3/21)

وأنت رحمتك، إلى احتاج أمتك وابن عبدك هم اللفي فزد محسنا كان إن عذابه، عن غني

عنه فتجاوز مسيئا كان وإن .حسناته،]Alloohumma ‘Abduka Wabnu Amatikahtaaja Ilaa Rohmatika, Wa Anta Ghoniyyun ‘An ‘Adzaabihi, In Kaana Muhsinan, Fa Zid Fii Hasanaatihi, Wa In Kaana Musii’an Fa Tajaawaz ‘Anhu[

Ya, Allah, ini hambaMu, anak ham-baMu perempuan (Hawa), membutuh-kan rahmatMu, sedang Engkau tidak membutuhkan untuk menyiksanya, jika ia berbuat baik tambahkanlah dalam amalan baiknya, dan jika dia orang yang salah, lewatkanlah dari kesalahan-nya. (HR. Al-Hakim. Menurut pendapatnya: Hadits ter-sebut adalah shahih. Adz-Dzahabi menyetujuinya 1/359, dan lihat Ahkamul Jana’iz oleh Al-Albani, halaman 125)

Nah, itu tadi sekilas mengenai bagaimana cara melaksanakan sholat jenazah secara lengkap beserta bacaan doa dan artinya. wajib bagi kita umat islam mengurus dan merawat jenazah serta mensholatkannya dikarenakan hukumnya adalah fardhu kifayah. nah sekian dulu informasi islami mengenai Tata Cara Sholat Jenazah dan Bacaan

Page 17: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

Shalat Jenazah. semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semua dan bagi saya sendiri khususnya. Amiinn.

Sumber : http://infotercepatku.blogspot.com/2014/02/tata-cara-sholat-jenazah-bacaan-doa.html#ixzz2wbD4bHNO

Shalat JenazahLeave a reply

Shalat Jinazah

Maksud shalat jenazah adalah menyalati orang yang telah meninggal setelah disucikan)dimandikan). Mayat

yang dishalati hanyalah orang yang mati dalam keadaan beragama Islam. Orang non muslim tidak boleh

dishalati. Orang Islam mati karena bunuh diri juga tidak boleh dishalati.

) , : رواه عليه يصل فلم بمشاقص نفسه قتل برجل وسلم عليه الله صلى النبي اتي قال عنه الله رضي سمرة بن جابر عن

مسلم)

Jabir bin Samurah ra berkata: Nabi saw dihadapkan mayat seorang laki-laki yang mati karena bunuh diri dengan

tombak. Beliau tidak menyalatinya (HR. Muslim).

Shalat ini tidak menggunakan ruku’, sujud, maupun duduk attahiyyat,  jadi hanya berdiri saja. Unsur-unsur  shalat

ini adalah beriri (bagi yang mampu), empat takbir, membaca surat al-Fatihah, shalawat,  doa untuk jenazah, dan

salam.

Peragaan shalat Jenazah adalah sebagai berikut:

1. Berdiri dan menghadap kiblat, niat dalam hati.  Jenazah berada di hadapan yang menyalatinya.2. Takbir pertama (takbiratul ihram), Allahu Akbar, kemudian membaca surat al-Fatihah. Demikian hadis

yang menunjukkanya:

, : ليعلموا فقال الكتاب فاتحة فقرأ جنازة على عباس ابن خلف صليت قال عنه الله رضي عوف بن الله عبد بن طلحة عن

Page 18: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah

( البخارى ( رواه سنة أنها

Artinya:

Dari Thalhah bin Abdillah bin Auf ia berkata: aku shalat jenazah di belakang Ibnu Abbas. Ia membaca surat al-

Fatihah. Ia berkata: hendaklah dimengerti bahwa Fatihah itu adalah sunnah (tradisi – HR. al-Bukhari).

1. Takbir kedua, Allahu Akbar, kemudian membaca shalawat. Lafal shalawat yang paling minimal adalah  Allahumma shali ‘ala Muhammad wa’ala ali Muhammad. Shalawat yang paling lengkap adalah shalawat sebagaimana tuntunan Rasulullah yang umumnya dinamakan shalawat Ibrahimiyyah (ingat penamaan ini bukan oleh Rasulullah).

2. Takbir yang ketiga, Allahu Akbar, lalu berdoa antara lain sebagai berikut:

ينق كما الخطايا من ونقه والبرد والثلج بالماء واغسله خله مد ووسع نزله واكرم عنه واعف وعافه وارحمه له إغفر اللهم

القبر فتنة من وقه زوجه من خيرا وزوجا اهله من خيرا واهال داره من خيرا دارا وابدله الدنس من االبيض الثوب

النار .وعذاب

Artinya:

Ya Allah ampunilah ia, rahmatilah ia, selamatkanlah ia, muliakanlah kedatangannya, lapangkanlah tempatnya,

bersihkanlah ia dengan air, es, dan embun. Sucikanlah ia dari dosa sebagaimana kain putih dibersihkan dari

kotoran. Gantilakanlah tempatnya dengan yang lebih baik, pasangan yang lebih baik, dan peliharalah ia dari

fitnah kubur dan siksa api neraka.

1. 5.       Takbir ke empat, Alahu Akbar, kemudian membaca doa sebagai berikut: Allahumma la tahrimna ajrahu wala taftinna ba’dahu waghfirlana walahu.(Ya Allah, janganlah Engkau haramkan atas kami pahalanya, janganlah Engkau memberi fitnah kepada kami sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia).

2. 6.       Membaca Salam ke arah kanan dan ke kiri: Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Setiap takbir hendaklah mengangkat tangan sebagaimana dalam takbiratul ihram. Disebutkan bahwa “Annahu

kana yarfa’u yadaihi fi jamii’I takbiratil janazah (bahwa Beliau mengangkat kedua tangannya dalam semua takbir

(Nailul Authar, IV:104, Tanya Jawab Agama, 3, SM: 183).

Page 19: Cara Memandikan Dan Mengkafani Jenazah