cairan dan viskositas

6
CAIRAN DAN VISKOSITAS Irfan Sriyono Putro (0906635614) Kelompok __ 1. CAIRAN Dari teori kinetic gas, cairan bias diartikan sebagai fase kelanjutan dari gas dengan kondisi dimana volume kecil dan gaya intramolekularnya sangat tinggi. Meskipun demikian masih terdapat ruang kosong antar molekul sehingga memungkinkan untuk memiliki bentuk yang fleksibel menurut dengan wadahnya. .  1.1. Keadaan kritis 1.1.1. Cairan Bila suatu cairan dimasukkan ke dalam wadah tertutup, maka sebagian akan menguap. Uap ini akan menghasilkan tekanan mempertahankan temperatur tetap konstan di mana terdapat keseimbangan anatara fase gas dan cair. Tekanan uap merupakan ciri khusus dari tiap zat cair. Tekanan ini disebut tekanan uap jenuh. Tekanan uap jenuh meningkat seiring kenaikan suhu. Selama penguapan masih tampak batas antara zat cair dan gas atau uap. Pada suatu kondisi tertentu batas antara kedua fase tersebut akan menghilang karena sifat fisik antara kedua fase menjadi sangat identik sehingga tidak bias dibedakan antara cair dan gas. Kondisi ini disebut dengan titik kritis. Suhu, tekanan uap  jenuh, dan volume molar pada keadaan ini disebut juga suhu kritis, tekanan krit is, dan volume kritis. Keadaan kritis adalah keadaan yang reversibel. Bila suhu diturunkan atau tekanan dinaikkan, maka kondisi kritis akan berubah dan perbedaan antara kedua fase akan kembali tampak. 1.1.2. Gas Pada lampiran akan ditunjukan titik kritis dari beberapa gas. Pada data tidak terdapat volume kritis, tetapi dengan membagi berat molekul dengan densitas akan didapat volume kritis. Figure 2 “Linier variation of mean de nsity of SO 2  with temperature” Pada “gambar 2” di atas menunjukan bahwa nilai rata-rata dari densitas gas dan liquid memiliki garis linier apabila di plot dengan titik kritis. Persamaan tersebut akan menjadi

Upload: irfan-sp

Post on 18-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Cairan Dan Viskositas

TRANSCRIPT

  • CAIRAN DAN VISKOSITAS

    Irfan Sriyono Putro (0906635614)

    Kelompok __

    1. CAIRAN

    Dari teori kinetic gas, cairan bias diartikan sebagai fase kelanjutan dari gas dengan kondisi dimana

    volume kecil dan gaya intramolekularnya sangat tinggi. Meskipun demikian masih terdapat ruang

    kosong antar molekul sehingga memungkinkan untuk memiliki bentuk yang fleksibel menurut

    dengan wadahnya..

    1.1. Keadaan kritis

    1.1.1. Cairan

    Bila suatu cairan dimasukkan ke dalam wadah tertutup, maka sebagian akan menguap.

    Uap ini akan menghasilkan tekanan mempertahankan temperatur tetap konstan di mana

    terdapat keseimbangan anatara fase gas dan cair. Tekanan uap merupakan ciri khusus

    dari tiap zat cair. Tekanan ini disebut tekanan uap jenuh. Tekanan uap jenuh meningkat

    seiring kenaikan suhu. Selama penguapan masih tampak batas antara zat cair dan gas

    atau uap. Pada suatu kondisi tertentu batas antara kedua fase tersebut akan menghilang

    karena sifat fisik antara kedua fase menjadi sangat identik sehingga tidak bias

    dibedakan antara cair dan gas. Kondisi ini disebut dengan titik kritis. Suhu, tekanan uap

    jenuh, dan volume molar pada keadaan ini disebut juga suhu kritis, tekanan kritis, dan

    volume kritis.

    Keadaan kritis adalah keadaan yang reversibel. Bila suhu diturunkan atau tekanan

    dinaikkan, maka kondisi kritis akan berubah dan perbedaan antara kedua fase akan

    kembali tampak.

    1.1.2. Gas

    Pada lampiran akan ditunjukan titik kritis dari beberapa gas. Pada data tidak terdapat

    volume kritis, tetapi dengan membagi berat molekul dengan densitas akan didapat

    volume kritis.

    Figure 2 Linier variation of mean density of SO2 with temperature

    Pada gambar 2 di atas menunjukan bahwa nilai rata-rata dari densitas gas dan liquid memiliki garis linier apabila di plot dengan titik kritis. Persamaan tersebut akan

    menjadi

  • (

    )

    Di mana dl = dv = dc jadi nilai dl + dv = 2dc 1.2. Hubungan P-V-T gas dan cairan

    Figure 2 Isothermal of CO2

    Pada gambar di atas menunjukan keadaaan isothermal CO2 yang digambarkan pada kurva P-V

    yang diperoleh dari hasil percobaan oleh Andrews. Pada suhu 30,980C, karbondioksida

    hberfase gas hanya sampai pada tekanan 73 atm. Pada tekanan 73 atm mulai muncul fase cair

    dan terus bertambah seiring dengan meningkatnya tekanan. Oleh karena itu suhu 30,980C

    merupakan suhu kritis untuk CO2.

    1.3. Teknik pencairan gas

    Gas dicairkan biasanya sebagai:

    Propan cair untuk bahan bakar rumah tangga.

    Oksigen cair pada roket.

    Gas alam cair untuk transportasi laut.

    Nitrogen cair untuk refrigerasi temperatur rendah.

    Pencairan campuran gas untuk pemisahan.

    Metode pencairan gas tergantung dari komposisi gas alamnya. Bahan yang berbentuk cair

    pada suhu ruang dan tekanan atmosfer dapat dikondensasi melalui pendinginan. Bahan lain

    yang cair pada temperatur yang lebih rendah dapat dikondensasi dengan tekanan yang lebih

    besar ataupun kombinasi dari pendinginan dan kompresi. Pendinginan mengurangi

    ketergantungan pada tekanan pada proses pencairan. Pada gas permanen seperti oksigen,

    nitrogen, hidrogen, dan helium, penerapan tekanan sendiri tidak akan mengahsilkan pencairan,

    dan lebih banyak metode pendinginan, kompresi dan bahkan ekspansi dibutuhkan sebelum gas

    mencair.

    Sebelum pencairan memungkinkan, gas harus didinginkan dibawah temperatur kritisnya.

    Selama temperatur kritisnya sangat rendah, pencairan dari gas permanen membutuhkan

  • Gambar 4. Proses Pencairan Claude

    Sumber: http://blog.ums.ac.id/

    Figure 3 Proses Pencairan Linde Sumber: http://www.mae.ufl.edu/

    pendinginan selayaknya kompresi. Untuk mencapai temperatur rendah ini, digunakan dua

    prinsip dasar : (a) ekspansi adiabatik, (b) membiarkan gas menjadi dingin dengan sendirinya

    dengan menggunakan kerja dari ekspansi adiabatik. Kedua metode tersebut ditunjukan dalam

    Linde and Claud Process dalam pencairan gas.

    1.3.1. Proses pencairan Linde

    Prinsip dasar dari proses pencairan Linde adalah ekspansi adiabatik Joule-Thomson dan

    pendinginan gas. Proses ini hanya tergantung pada ekpansi throttle. Langkah-

    langkahnya adalah sebagai berikut: kompresi, pendinginan pada temperatur ruangan

    (dapat lebih rendah dengan refrigerasi), throttling, pencairan gas.

    1.3.2. Proses pencairan Claude

    Pada proses Claude, prinsip dasarnya hampir sama, akan tetapi throttler digantikan

    dengan menggunakan ekspander. Secara umum, langkah-langkahnya adalah sebagai

    berikut: gas, ekspander, uap jenuh (atau sedikit lewat jenuh), didinginkan dan melalui

    throttle untuk pencairan gas, sebagian cairan dicampur dengan keluaran ekspander dan

    kembali ke recycle

    1.4. Aplikasi

    2. VISKOSITAS

  • Gas dan cairan memiliki ciri-ciri yang disebut viskositas. Viskositas didefinisikan sebagai

    ketahanan suatu bagian fluida yang diberikan pada aliran fluida lainnya. Sebagai contoh terdapat

    dua molekul pada lapisan p dan q terpisah sejauh dy. Pada peristiwa ini aliran fluida laminer

    sehingga kecepatan perpindahan dari satu lapisan ke lapisan lain mengalami peningkatan yang

    relatif sama yaitu dv. Gaya f yang diperlukan untuk mempertahankan gradient kecepatan antara

    kedua lapisan adalah:

    2................. Persdy

    dvAf

    Koefisien viskositas adalah gaya per satuan luas yang digunakan untuk menggerakkan lapisan

    fluida dengan beda kecepatan 1 cm/s melalui lapisan lain yang sejajar pada jarak 1 cm atau dengan

    kata lain merupakan tahanan fluida terhadap aliran.

    2.1. Gas

    Viskositas gas meningkat seiring kenaikan temperatur. Teori kinetik gas menyatakan bahwa

    viskositas berasal dari transfer momentum dari bidang satu ke bidang lain. Pada gas ideal

    koefisien viskositas berkaitan dengan densitas, jarak, dan kecepatan rata-rata molekul gas

    dengan persamaan

    3......................3

    1Persvl

    Persamaan ini akurat selama interaksi antar molekul bukan faktor dominan dalam terjadinya

    gaya gesekan, melainkan transfer momentum.

    2.2. Cairan

    Dari hukum Poiseuille akan didapat nilai viskositas yaitu

    Sedangkan dari hukum Stoke dengan punurunan akan didapat nilai

    ( )

    Pada lampiran akan disajikan koefisien viskositas dari beberapa liquid dalam centipoises.

  • LAMPIRAN

    DAFTAR PUSTAKA

    Maron, Samuel H & Jerome B, Lando.1974. Fundamentals of Physical Chemistry. New York:

    MacMillan Publishing.co.inc

    NN.Liquefaction.NasaHydrogenResearch/h2webcourse/L11-liquefaction2.pdf. (15Februari 2011)

    NN.P-V-T Surfaces for Ideal Gases http://www.ac.wwu.edu/. (15 Februari 2011)

    Vitasari. Kuliah 4- Refrigerasi dan Pencairan Gas. http://blog.ums.ac.id/ (15 Februari 2011)