ca rekti

17
LEPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN PADA PASIEN DENGAN CARSINOMA REKTI DI RUANG SERUNI RSUP NTB A. Konsep Medik 1. Pengertian Ca. Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum. Kanker colorectal berasal dari jaringan olon (bagian terpanjang di usus besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus). Karsinoma rekti adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan jaringan abnormal pada daerah rectum. Jenis terbanyak adalah adenokarsinoma (65%), banyak ditemui pada usia 40 tahun keatas dengan insidens puncaknya pada usia 60 tahun (Price A. Sylvia, 1995). Distribusi tempat kanker pada bagian – bagian kolon adalah sebagai berikut : a. Asendens : 25 % b. Transversa : 10 % c. Desendens : 15 % d. Sigmoid : 20 % e. Rectum : 30 % 2. Etiologi

Upload: alwan-zaenuri

Post on 13-May-2017

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CA REKTI

LEPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

PADA PASIEN DENGAN CARSINOMA REKTI

DI RUANG SERUNI RSUP NTB

A. Konsep Medik

1. Pengertian

Ca. Recti adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum.

Kanker colorectal berasal dari jaringan olon (bagian terpanjang di usus

besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum

anus).

Karsinoma rekti adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan

jaringan abnormal pada daerah rectum. Jenis terbanyak adalah

adenokarsinoma (65%), banyak ditemui pada usia 40 tahun keatas dengan

insidens puncaknya pada usia 60 tahun (Price A. Sylvia, 1995).

Distribusi tempat kanker pada bagian – bagian kolon adalah sebagai

berikut :

a. Asendens : 25 %

b. Transversa : 10 %

c. Desendens : 15 %

d. Sigmoid : 20 %

e. Rectum : 30 %

2. Etiologi

Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi

faktor risiko telah teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip

pada keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak

protein dan daging serta rendah serat. ( Brunner & Suddarth, 2000 ).

Adapun beberapa faktor resiko terjadinya ca colorektal adalah :

a. Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding

dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun

Page 2: CA REKTI

ke atas. Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa

polip (adenoma) dapat menjadi kanker.

b. Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn: Orang dengan kondisi yang

menyebabkan peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau

penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih besar.

c. Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker 

colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu,

wanita dengan riwayat kanker di indung telur, uterus (endometrium) atau

payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena

kanker colorectal.

d. Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai riwayat

kanker colorectal pada keluarga, maka kemungkinan Anda terkena

penyakit ini lebih besar, khususnya jika saudara Anda terkena kanker

pada usia muda.

e. Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola makan

yang tinggi lemak dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat

risiko yang lebih besar terkena kanker colorectal.

f. Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi  pada mereka yang berusia

lebih tua. Lebih dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini

didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas.

3. Manifestasi klinis

Tanda dan gejalan yang umumnya muncul pada ca colorektal adalah:

a. Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit/konstipasi) 

b. Usus besar terasa tidak kosong seluruhnya 

c. Ada darah (baik merah terang atau kehitaman) di kotoran  

d. Kotoran lebih sempit dari biasanya 

e. Sering kembung atau keram perut, atau merasa kekenyangan 

f. Kehilangan berat badan tanpa alasan 

g. Selalu merasa sangat letih 

h. Mual atau muntah-muntah.

Page 3: CA REKTI

Semua karsinoma kolorektal dapat menyebabkan ulserasi, perdarahan,

obstruksi bila membesar atau invasi menembus dinding usus dan kelenjar-

kelenjar regional. Kadang-kadang bisa terjadi perforasi dan menimbulkan

abses dalam peritoneum. Keluhan dan gejala sangat tergantung dari besarnya

tumor.

Tumor pada Recti dan kolon asendens dapat tumbuh sampai besar

sebelum menimbulkan tanda-tanda obstruksi karena lumennya lebih besar

daripada kolon desendens dan juga karena dindingnya lebih mudah melebar.

Perdarahan biasanya sedikit atau tersamar. Bila karsinoma Recti menembus

ke daerah ileum akan terjadi obstruksi usus halus dengan pelebaran bagian

proksimal dan timbul nausea atau vomitus. Harus dibedakan dengan

karsinoma pada kolon desendens yang lebih cepat menimbulkan obstruksi

sehingga terjadi obstipasi.

4. Patofisiologi

Proses keganasan mulai dari dalam sel-sel yang melapisi dinding

usus. Tumor terjadi pada daerah yang berbeda-beda di dinding usus besar

dalam proposi perkiraan berikut 16% pada kolon asenden, 8% pada kolon

transversal, 20% - 30% pada kolon desenden dan sigmoid, serta 40% - 50%

pada rektum.

Hampir semua kanker rektum berkembang dari polip ademotosa.

Kanker biasanya tumbuh tidak terdeteksi hingga gejala-gejala secara

perlahan-lahan dan sifatnya berbahaya terjadi. Secara lokal kanker rektum

biasanya menyebar lebih kedalam lapisan-lapisan dinding perut, yang dimulai

dari orang-orang lain yang berdekatan. Kanker ini membesar atau menyebar

melalui sistim sirkulasi yang masuk dari pembuluh-pembuluh darah. Tempat-

tempat metastase yang lain adalah termasuk kelenjar-kelenjar adrenal, ginjal,

kulit, tulang dan otot.

Disamping penyebaran secara langsung melalui sistim sirkulasi dan

lymphatik, kanker rektum juga menyebar melalui peredaran peritoneal.

Page 4: CA REKTI

Penyebaran terjadi ketika kanker diangkat dan sel-sel kanker berpisah dari

kanker dan menuju lubang peritonial

Menurut P. Deyle perkembangan karsinoma kolorektal dibagi atas 3

fase. Fase pertama ialah fase karsinogen yang bersifat rangsangan, proses ini

berjalan lama sampai puluhan tahun. Fase kedua adalah fase pertumbuhan

tumor tetapi belum menimbulkan keluhan (asimtomatis) yang berlangsung

bertahun-tahun juga. Kemudian fase ketiga dengan timbulnya keluhan dan

gejala yang nyata. Karena keluhan dan gejala tersebut berlangsung perlahan-

lahan dan tidak sering, penderita umumnya merasa terbiasa dan menganggap

enteng saja sehingga penderita biasanya datang berobat dalam stadium lanjut.

Page 5: CA REKTI

5. Pathway

Polip jinak pada kolorektal

Pertumbuhan jaringan abnormal

Keganasan

Ca rekti

Meluas ke lumen menembus dinding kolon

dan jaringan sekitarnya

Perdarahan saluran cerna Obstruksi saluran cerna

Gangguan eliminasi bowel Distensi abdomen

anemia Mual/ muntah

bising usus meningkat

Peningkatan defikasi cairan

Penurunan berat badan

Nyeri

Nutrisi kurang dari kebutuhan

cemas

Kurang

pengetahuan

Page 6: CA REKTI

6. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboraturium

Tinja : adalah daerah makroskopi atau mikroskopi atau darah samar

(accolt blood)

CEA : Carsinoma Embrionic Antigen

b. Pemeriksaan Radiologis

Perlu dilakukan dengan cara pemeriksaan dengan kontras ganda (double

tontrast). Dengan cara ini lesi-lesi kecil dapat ditemukan.

c. Pemeriksaan Anoskopi

Dengan pemeriksaan ini kanker dapat terlihat secara langsung.

d. Ultrasonografi

Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengetahui adanya metastase kanker

ke hati

7. Penatalaksanaan

a. Pembedahan

Untuk kanker rectum atas dilakukan rekto sigmoidektoid dan dibuat

anastromosis decending kolakteral

Untuk kanker rectum bawah dilakukan protakolektum dan dibuat

anastomosis kolocinal

b. Radiasi

setelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk

melakukan radiasi dengan dosis adekuat

c. Kemoterapi

Kemoterapi yang biasa diberikan ialah 5 florourasil (5FU), belakangan

ini sering dikombinasikan dengan leucovarin bahkan ada yang

memberikan 3 macam kombinasi 5 FU, kevamsok dan lucovorin

Page 7: CA REKTI

8. Klasifikasi

Metode pentahapan yang sering digunakan secara luas adalah klasifikasi duke:

a. Kelas A : Tumor dibatasi mukosa dan submukosa.

b. Kelas B : Penetrasi atau penyebaran melalui dinding usus.

c. Kelas C : Invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional.

d. Kelas D : Metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas

(Brunner & Suddarth,2000 ).

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas klien

Mengkaji identitas klien sebelum memberikan asuhan sangatlah

penting, untuk menghindari kesalahan dalam pemberian tindakan serta

memudahkan perawat dalam menentukan jenis pendekatan yang tepat

kepada klien.

b. Keluhan utama

Keluhan utama klien dengan ca rekti adalah nyeri yang dirasakan

pada bagian perut dan anus.

c. Riwayat Penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang

Klien mengeluh BAB berdarah dan berlendir, tidak BAB tidak

ada flahis, perutnya terasa sakit (nyeri), mengeluh mual/muntahdan

klien mengeluh mengeluhkan ketidakpuasan setelah BAB.

b) Riwayat penyakit dahulu

Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu hal-hal yang perlu

diperhatikan meliputi penyakit apa saja yang pernah dialami klien

Page 8: CA REKTI

sebelumnya, apakah merupakan salah satu dari faktor resiko

terjadinya ca colorektum, kemudian tindakan apa saja yang dilakukan

untuk menangani penyakit tersebut.

c) Riwayat penyakit keluarga

Pada riwayat penyakit keluarga yang perlu di kaji meliputi

apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit

serupa, karena seseorang yang memiliki keturunan dengan ca rekti

cenderung memliki faktor resiko yang lebih tinggi untuk terkena

penyakit tersebut.

a. Pengkajian 11 fungsional Gordon

a) Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat

Pada kasus ca rekti akan timbul ketakutan akan terjadinya

ketidakmampuan beraktivitas pada dirinya dan harus menjalani

penatalaksanaan kesehatan dan prosedur pengobatan secara

komprehensif. Selain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup

klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu

metabolisme kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa

mengganggu keseimbangannya serta kepatuhan klien dalam berobat.

(Ignatavicius, Donna D,1995).

b) Pola Nutrisi dan Metabolisme

Gejala : kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, penambahan berat

badan secara signifikan, pembengkakan ekstremitas bawah,

yang dapat terjadi apa bila adanya metastase kea rah ginjal.

Tanda : penambahan berat badan secara signifikan dan distensi

abdomen/asites serta oedema.

c) Pola Eliminasi

Untuk kasus ca rekti perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna

serta bau feces pada pola eliminasi. Sedangkan pada pola eliminasi

Page 9: CA REKTI

urin dikaji frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada

kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak. (Keliat, Budi Anna,

1991)

Gejala yang ditemukan : pembentukan jaringan abnormal pada

rectum mengakibatkan klien susah buang air besar dan bab di sertai

dengan darah.

d) Pola Tidur dan Istirahat

Pada klien ca rekti sering ditemukan tonjolan jaringan pada

rectum, nyeri, cemas dan gelisah sehingga hal ini dapat mengganggu

pola dan kebutuhan tidur klien. Selain itu juga, pengkajian

dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur,

dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur (Doengos. Marilynn E,

1999).

e) Pola Aktivitas

Pada klien dengan ca rekti sering ditemukan keletihan dan

kelelahan sepanjang hari, nyeri.

f) Pola Hubungan dan Peran

Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam

masyarakat bila klien harus menjalani rawat inap  (Ignatavicius,

Donna D, 1995).

g) Pola Persepsi dan Konsep Dir

Dampak yang timbul pada klien ca rekti adalah rasa cemas, rasa

ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan

pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan body image)

(Ignatavicius, Donna D, 1995).

h) Pola Sensori dan Kognitif

Page 10: CA REKTI

Pada klien dengan ca rekti sering ditemukan perubahan status

mental : letargi dan stress dengan penyakitnya.

i) Pola Reproduksi Seksual

Dampak pada klien ca rekti akan terjadi perubahan pemenuhan

kebutuhan seksual terutama karena adanya gangguan pada daerah

rectum dan rasa nyeri pada daerah tersebut.

j) Pola Penanggulangan Stress

Pada klien ca rekti timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya,

mekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak efektif

(Ignatavicius, Donna D, 1995).

k) Pola Tata Nilai dan Keyakinan

Untuk klien ca rekti dengan stadium lanjut tidak dapat

melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik terutama frekuensi

dan konsentrasi.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d

gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses

keganasan.

b. Nyeri akut b/d perkembangan penyakit

c. Ansietas b/d perubahan status kesehatan

d. Kurang pengetahuan b/d kesalahan interpretasi informasi.

3. Intervensi

Dx Tujuan dan KH Intervensi Rasional

a Tujuan : setelah

dilakukan tindakan

keperawatan nutrisi

Pertahankan tirah baring

selama fase akut/pasca terapi

Menurunkan kebutuhan

metabolik untuk mencegah

penurunan kalori dan simpanan

Page 11: CA REKTI

tubuh terpenuhu

dengan KH :

mual,muntah

berkurang/tidak

ada, Nafsu makan

meningkat , Diet

dihabiskan, Turgor

kulit elastis

energi.

Bantu perawatan kebersihan

rongga mulut (oral hygiene)

Meningkatkan kenyamanan

dan selera makan.

Berikan diet TKTP, sajikan

dalam bentuk yang sesuai

perkembangan kesehatan

klien (lunak, bubur kasar,

nasi biasa)

Asupan kalori dan protein

tinggi perlu diberikan untuk

mengimbangi status

hipermetabolisme klien

keganasan

Kolaborasi pemberian obat-

obatan sesuai indikasi

(roborantia)

Pemberian preparat zat besi

dan vitamin B12 dapat

mencegah anemia; pemberian

asam folat mungkin perlu

untuk mengatasi defisiensi

karen malabasorbsi.

Bila perlu, kolaborasi

pemberian nutrisi parenteral.

Pemberian peroral mungkin

dihentikan sementara untuk

mengistirahatkan saluran

cerna.

b Tujuan:  Gangguan

rasa nyaman nyeri

teratasi dengan

Kriteria Hasil:

Melaporkan nyeri

berkurang/hilang,

Dapat beristirahat

/tidur

Kaji tingkat/skala nyeri Untuk mengetahui seberapa

dalam nyeri yang dirasakan.

Berikan tehnik distraksi

(mendengarkan music/lagu

yang disukai klien : tarling)

dan relaksasi.

Agar membantu mengurangi

rasa dan sensasi nyeri

Berikan lingkungan yang

nyaman (jauh dari

kebisingan) pada klien

Meningkatkan relaksasi dan

membantu memfokuskan

kembali perhatian

Berikan analgetik sesuai

prosedur/instruksi dokter

Nyeri adalah komplikasi serng

pada kanker,dengan memberi

analgetik dapat mengurangi

rasa nyeri

Page 12: CA REKTI

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 2. Penerbit

Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3. EGC. Jakarta.

Anderson, Sylvia, 1995, Patofisiologi, Edisi VI, EGC, Jakarta.

Smeltzer, S.C, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (terjemahan), Edisi 8,

Volume 2, EGC, Jakarta.