c.a paru

13
Nama : Sri Puspita Sari NPM : 1406650014 Kelas : Eks 2014 A Topik : tumor paru Kanker paru merupakan penyebab kematian 1,2 juta orang di dunia, di Amerika serikat membunuh kurang lebih 173.000 orang setiap tahun (Blaxck & Hawk, 2014). Terdapat tiga jenis kanker paru berdasarkan ukuran dan penampakan dari sel kanker yaitu kanker paru bukan sel kecil, karsinoma sel kecil, dan kanker paru metastatik. Kanker paru bukan sel kecil ( non-small cell lung cancer ) / NSCLC meliputi karsinoma sel skuamosa bermula pada bronkus besar dan adenokarsinoma mulai dari alveolus. Baru-baru ini, telah ditemukan onkogen yang spesifik dan inaktivasi dari gen supresor tumor. Abnormalitas paling penting yang terdeteksi adalah mutasi yang melibatkan keluarga onkogen ras (Black & Hawks, 2014). Pengkajian yang dapat ditemukan pada pasien dengan gangguan kanker paru sebagai berikut (Black & Hawks, 2014) : 1. Data Biografi Catat nama identitas klien, jenis kelamin klien, catat umur biologis klien dan bandingkan dengan penampilan klien. Apakah klien tampak sesuai dengan usia yang disebutkan.

Upload: pipitpuspita

Post on 12-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cancer pada paru

TRANSCRIPT

Nama: Sri Puspita SariNPM: 1406650014Kelas : Eks 2014 ATopik : tumor paru

Kanker paru merupakan penyebab kematian 1,2 juta orang di dunia, di Amerika serikat membunuh kurang lebih 173.000 orang setiap tahun (Blaxck & Hawk, 2014). Terdapat tiga jenis kanker paru berdasarkan ukuran dan penampakan dari sel kanker yaitu kanker paru bukan sel kecil, karsinoma sel kecil, dan kanker paru metastatik.Kanker paru bukan sel kecil ( non-small cell lung cancer ) / NSCLC meliputi karsinoma sel skuamosa bermula pada bronkus besar dan adenokarsinoma mulai dari alveolus. Baru-baru ini, telah ditemukan onkogen yang spesifik dan inaktivasi dari gen supresor tumor. Abnormalitas paling penting yang terdeteksi adalah mutasi yang melibatkan keluarga onkogen ras (Black & Hawks, 2014).Pengkajian yang dapat ditemukan pada pasien dengan gangguan kanker paru sebagai berikut (Black & Hawks, 2014) :1. Data BiografiCatat nama identitas klien, jenis kelamin klien, catat umur biologis klien dan bandingkan dengan penampilan klien. Apakah klien tampak sesuai dengan usia yang disebutkan. Penyakit paru obstruksi kronis kanker paru sering membuat klien tampak lebih tua.2. Kondisi kesehatan saat ini Keluhan utama Manifestasi klinis klien kadang dideskripsikan sebagai keluhan utama seperti sesak untuk membantu menyusun prioritas untuk intervensi medis maupun keperawatan. Pada situasi darurat atau akut, ajukan pertanyaan pendek dan sederhana mengenai keluhan utama klien sampai kondisi klien lebih stabil. Menifestasi klinisManifestasi klinis sering terkait dengan sistem pernapasan meliputi nyeri dada nonkardiak, dispnea (kesulitan bernapas), batuk, hemoptisis (batuk darah), mengi (wheezing), stridor, dan keluhan terkait hidung dan sinus. Merangkum manifestasi klinis respirasi yang sering terjadi perhatikan onset, lokasi, durasi, karakteristik faktor yang mempengaruhi dan memperberat, manifestasi penyerta, waktu, latar belakang dan derajat masalah. Nyeri dada non kardiak dapat berhubungan dengan masalah pulmoner, tentukan lokasi, durasi, dan intensitas nyeri dada untuk memberikan petunjuk awal penyebab misilnya aktivitas batuk dan gerakan dinding dada serta kaji apa yang menyebabkan nyeri berkurang, dan adanya keluhan pada organ lain dekat paru seperti esofagus dan kardio (Price & Wilson, 2006). Uji diagnostikDari manifestasi klinis dapat dilakukan pemerikasaan oksimetri nadi menentukan % hemoglobin yang tersaturasi, analisa gas darah arteri digunakan untuk menentukan status oksigenasi dengan menentukan kadar PaO2 , spirometri mendeteksi masalah ventilasi terutama saat ekspirasi maupun inspirasi, rongtgen dada terutama digunakan untuk mengidentifikasi tumor atau kangker pada rongga paru, kultur sputum menentukan adanya bakteri patogen. CT scan dapat mendeteksi kelenjar getah bening yang terlibat dan tumor paru kecil kurang dari 1 cm pada stadiujm awal yang masih ditangani dengan baik (Mansjoer, A. Dkk., 2001).3. Riwayat kesehatan dahulu Riwayat kesehatan keluarga menunjukan ada tidaknya fsktor genetik terhadap karsinogen atau riwayat dengan keluarga menderita karsinoma dan riwayat alergi pada anggota keluarga. Riwayat kesehatan klien seperti pernah tidak mengalami pembedahan atau trauma pada daerah paru, ada tidaknya keluhan paru jauh sebelumnya, riwayat alergi sewaktu kecil sudah diketahui penyebab alergi atau tidak diketahui.4. Pemeriksaan fisik persistem Pemeriksaan fisik diawali dengan menilai tingkat kesadaran, amati warna bibir, kapiler kuku dan adanya jari tabuh akibat hipoksia kronis. Periksa sinus paranasal dan hidung dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi dan perkusi. Kaji sensasi penghidu untuk menilai nervus olfaktorius dan trigeminus. Periksa secara akurat pada toraks dan paru dengan tekknik inspeksi irama, frekuensi dan kedalaman pernapasan normalnya 14-20x / menit, amati penggunaan otot pernapasan tambahan seperti cuping hidung, retraksi dan penonjolan otot interkostalis atau sternokleidomastoideus, inspeksi dinding dada anterior dan posterior bandingkan. Palpasi trakea dan dinding dada untuk melihat kesimetrisan, palpasi sudut kosta sangkar paru seharusnya kurang dari 900 pada keaadaan lebih dari itu atau diameter 1:1 mengindikasikan adanya hipoksia kronik, minta pasien mengatakan 9999 kaji kesimetrisan getaran. Perkusi jaringan paru yang sehat suara resonan(suara bernada rendah, berongga). Nada dan kualitas perkusi diantaranya timpani (nada tinggi bergaung, seperti drum), datar (nada tinggi lembut), pekak (nada sedang seperti suara gedebuk atau tubuh jatung) ini mengindikasikan adanya masa atau tumor apabila terdengan pada rongga paru. Auskultasi pola membandingkan sisi kanan dan sisi kiri toraks, pada setiap lokasi auskultasi dengar penuh inspirasi dan ekspirasi untuk mengetahui letak jaringan paru yang abnormal (Brunner & Suddarth, 2002).Selain itu manifestasi klinis pada pemeriksaan fisik sistem pernapasan dengan menilai kesimetrisan rongga paru dengan cara bergantian atau membandingkan antar sisinya, pada pemeriksaan fisik sistem lainpun tetap dilakukan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Klien juga dapat mengeluhkan hal-hal anoreksia, penurunan berat badan, suara yang parau dan pada sistem lainnya.5. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (Doenges, 2000) :a. Gangguan pertukaran gas b/d pengangkatan jaringan paru, gangguan suplai Oksigen, dan penurunan kapasitas paru yg ditandai dengan dispnea, gelisah, hipoksemia dan cianosis.b. Bersihan jalan nafas yang tidak efektif b/d peningkatan jumlah/vikositas sekret, keterbatasan gerak dada/nyeri dan kelemahan yangg ditandai dengan perubahan frekwensi pernafasan, bunyi nafas tak normal, dan batuk yang tidak efektif.c. Nyeri akut b/d insisi bedah trauma jaringan dan gangguan saraf internal, adanya selang dada, invasi kanker pleura dinding dada yang ditandai dengan perilaku distraksi gelisah, penyempitan fokus (menarik diri), perubahan tekanan darah.d. Ansietas b/d krisis situasi, ancaman/perubahan status kesehatan, adanya ancaman kematian ditandai dengan menolak, ketakutan, marah,peningkatan nyeri.e. Kurangnya pengetahuan ttg kondisi, tindakan prognosis b/d terpajan, tidak mengenal informasi, salah interprestasi informasi, kurang daya ingat yang ditandai dengan pernyataan masalah, permintaan informasi, tidak adekuat dlm mengikuti instruksi, perilaku tak tepat/berlebihan.6. Intervensi / Perencanaan pada klen dengan penyakit paru (Doenges, 2002):Dx 1Kriteria Hasil : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenisasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal.Intervensi :Mandiri Observasi penggunaan alat bantu pernafasan sternokloidemastoideus, peruban kulit membran mukosa. Auskultasi paru untuk gerakan udara dan bunyi nafas tidak normal Pertahankan kepatenan jalan napas pasien dengan memberikan posisi, penghisapan, dan penggunaan alat.Kolaborasi Berikan oksigen tambahan, melalui nasal kanul, masker parsial, atau masker dengan humidifikasi tinggi sebuah indikasi. Bantu dengan/dorong penggunaan spirometri intensif atau tiupan botol. Awasi/buat gambaran GDA, nadi oksimetri. Pernafasan meningkat sebagai akibat nyeri peningkatan kerja nafas . Konsilidasi dan kurangi gerakan udara pada sisi yang dioperasi normal pada pasien pneumonektomi. Obstruksi jalan napas mempengaruhi ventilasi, mengganggu pertukaran gas.Memaksimalkan sediaan oksigen, khususnya bila ventilasi menurun depresi anestesi atau nyeri, juga selama periode kompensasi fisiologi sirkulasi terhadap unit fungsional alveolar. Mencegah atau menurunkan atelektasis dan meningkatkan ekspansi jalan napas kecil.Penurunan PaO2 atau peningkatan PaCO2 dapat mewujudkan kebutuhan untuk dukungan ventilasi.

Dx 2Kriteria hasil : Menunjukkan patensi jalan napas,dengan cairan mudah dikeluarkan, bunyi napas jelas, dengan pernapasan tak bising.Intervensi :Mandiri Auskultasi dada utk karakter bunyi nafas dan adanya sekret . Observasi jumlah sputum, aspirasi sekret selidiki perubahan sesuai indikasi.KolaborasiGunakan oksigen humidifikasi /nebuliser ultrasonik. Berikan cairan tambahan melalui IV sesuai indikasi.Berikan bronkodilator, ekspektoran, dan/atau analgesik sesuai indikasi. Pernafasan kaji adanya bising, ronki dan mengi menunjukan ketahan sekret /obstruksi jalan nafas. Peningkatan jumlah sekret tidak berwarna sesuai dgn penyembuhan. Memberikan hidrasi maksimal membantu penghilangan/pengenceran secret. Menghilangkan spame bronkus untuk memperbaiki aliran udara. Ekspektoran meningkatkan produksi mukosa untuk mengencerkan dan menurunkan viskositas sekret, memudahkan pembuangan.Dx 3Kriteria hasil : - Melaporkan nyeri hilang/terkontrol.- Tampak rileks dan tidur/istirahat dengan baik.- Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan atau dibutukan.Intervensi :Mandiri Tanyakan pasien tentang nyeri. Bantu aktivitas perawatan diri, pernapasan/latihan tangan, dan ambulasi. Catat kemungkinan penyebab nyeri patofisiologi dan psikologi.Kolaborasi Berikan analgesik rutin sesuai indikasi,khususnya 45-60 menit sebelumtindakan napas dalam/latihan batuk. Membantu dalam evaluasi gejala nyeri karena kanker, yang dapat melibarkan visera, saraf atau jaringan tulang.Mencegah kelemahan yang tak perlu dan regangan insisi.Insisi posterolateral lebih tidak nyaman untuk pasien daripada insisi anterolateral.adanya selang dada dapat meningkatkan lebih besar ketidaknyamanan. Mempertahankan kadar obat lebih konstan menghindari puncak periode nyeri, alat dalam penyembuhan otot, dan memperbaiki fungsi pernapasan dan kenyamanan/koping emosi.Dx 4Kriteria hasil : Mengakui dan mendiskusikan takut/masalah. Menunjukkan rentang perasaan yang tepat dan penampilanwajah tampak rileks/istirahat. Menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi.Intervensi :Mandiri Evaluasi tingkat pemahaman pasien/orang terdekat tentang diagnose. Berikan kesempatan untuk bertanya dan jawab denagan jujur. Catat komentar/perilaku yang menunjukkan menerima dan/atau menggunakan strategi menerima situasi. Libatkan pasien/orang terdekat dalam perencanaan perawatan.Pasien dan orang terdekat mendengar dan mengasimilasi informasi baru yang meliputi perubahan gambaran diri dan pola hidup. Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi/salah interprestasi terhadap informasi. Takut/ansietas menurun, pasien mulai menerima/secara positif denagn kenyataan.Dapat membantu memperbaiki beberapa perasaan kontrol/kemandirian kepada pasien merasa tak berdaya dalam meneria diagnosa dan pengobatan.Dx 5Kriteria hasil : - Menyatakan pemahaman seluk-beluk diagnosa program pengobatan.-Melakukan dengan benar prosedur yang perlu danmenjelaskan alasan tindakan tersebut.-Berpartisipasi dalam proses belajar.-Melakukan perubahan pola hidup.Intervensi :Mandiri Diskusikan dignosa rencana/ terapi saat ini dan hasil yg diharapkan. Evaluasi keadekuatan sistim pendukung dan perlu bantuan perawatan dini Anjurkan menghentikan aktivitas yang menyebabkan kelemahan atau meningkatkan napas pendek. Memberikan informasi khusus individu, membuat pengetahuan untuk belajar lanjut tentang manajemen di rumah. Kelemahan umum dan keterbatasan aktivitas dapat menurunkan kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Terlalu lelah meningkatkan kegagalan pernapasan.

Daftar pustaka

Mansjoer, A., dkk. (2001). Kapita selekta kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.Price, S.A. & Wilkinson, L.M. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6. Jakarta : EGC.Doengoes, M. E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Marlyn E. Doengoes, Mary F. Moorhouse, Alice C. Geissler ; alih bahasa, I made karisan, Ni made sumarwati ; editor bahasa Indonesia Monicca Ester, Yasmin asih Ed.3. Jakarta : EGC.Black, J.M. & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medical bedah manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan ed.8. (Joko Mulyono et al : penerjemah) Jakarta : Salemba medika.Brunner & Suddarth. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah. Jakarta : EGC.

Oleh : Sri Puspita SariPejanan karsinogen( Bahan kimia, virus, rokok, riwayat keluarga)

Ca. paru

Obstruksi paru

Dispnea, batuk, hemoptisis

Penurunan asupan oksigen

Reaksi anaerob dan penumpukan asam laktat

Nyeri dada Uji laboratorium

Kurang pengetahuanansietasKeterbatasan informasi kesehatanAncaman kematianPenggunaan otot bantu napasPeningkatan usaha napasAktivasi saraf simpatisBersihan jalan napas tidak efekltifPenumpukan secret Peningkatan agen inflamasiGangguan pertukaran gasPerubahan kadar PH darah