(c3) kelas xii · instalasi penerangan listrik (c3) kelas xii deny susanto pt kuantum buku...

30
INSTALASI PENERANGAN LISTRIK (C3) KELAS XII Deny Susanto PT KUANTUM BUKU SEJAHTERA

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

532 views

Category:

Documents


184 download

TRANSCRIPT

  • INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

    (C3) KELAS XII

    Deny Susanto

    PT KUANTUM BUKU SEJAHTERA

  • INSTALASI PENERANGAN LISTRIKSMK/MAK Kelas XII© 2020Hak cipta yang dilindungi Undang-Undang ada pada Penulis.Hak penerbitan ada pada PT Kuantum Buku Sejahtera.

    Penulis : Deny SusantoEditor : Vera Annisa Retno PratiwiDesainer Kover : Achmad FaisalDesainer Isi : Putri Ari KristantiTahun terbit : 2020ISBN : 978-623-7591-57-3

    Diterbitkan oleh PT Kuantum Buku SejahteraAnggota IKAPI No. 212/JTI/2019Jalan Pondok Blimbing Indah Selatan X N6 No. 5 Malang - Jawa TimurTelp. (0341) 438 2294, Hotline 0822 9951 2221; Situs web: www.quantumbook.id

    Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari PT Kuantum Buku Sejahtera.

  • iii

    Daftar Isi

    Prakata ..................................................................................................................... vBab 1 Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa Sesuai dengan PUIL .... 1 A. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) ................................................................ 2 B. Pemasangan Instalasi Listrik .......................................................................................... 8 C. Instalasi Penerangan 3 Fasa ............................................................................................ 9 Uji Kompetensi .............................................................................................................................. 19

    Bab 2 Prosedur Pemasangan Komponen Instalasi Penerangan 3 Fasa Bangunan Gedung ............................................................................................................... 25 A. Prosedur Instalasi Penerangan ...................................................................................... 26 B. Komponen Instalasi Penerangan 3 Fasa .................................................................... 32 C. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ...................................................................... 49 Uji Kompetensi .............................................................................................................................. 51

    Bab 3 Menentukan Gambar Instalasi, Jumlah Bahan, Tata Letak dan Biaya Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) Penerangan Bangunan Industri Kecil ... 55 A. Prosedur Penyiapan Gambar Pengawatan PHB ...................................................... 56 B. Tata Letak (Layout) Komponen dan Material Bantu PHB .................................... 64 C. Gambar Instalasi PHB ........................................................................................................ 67 D. Jumlah Bahan, Tata Letak, dan Biaya Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) ...... 72 E. Evaluasi Pekerjaan .............................................................................................................. 77 Uji Kompetensi .............................................................................................................................. 81

    Bab 4 Penerangan Jalan Umum (PJU) ........................................................................ 85 A. Prosedur Pengoperasian PJU Sesuai PUIL ............................................................... 86 B. Merakit Komponen PJU .................................................................................................... 92 Uji Kompetensi .............................................................................................................................. 116

    Bab 5 Perencanaan Penerangan Jalan Umum (PJU) ................................................. 121 A. Menentukan Jumlah Bahan, Tata Letak, dan Biaya pada Instalasi PJU .......... 122 B. Gambar Rangkaian Perencanaan ................................................................................. 132 C. Menginspeksi atau Memeriksa Instalasi PJU ........................................................... 135 Uji Kompetensi .............................................................................................................................. 142

    Bab 6 Sistem Kendali Instalasi Penerangan Smart Building .................................... 147 A. Bangunan Pintar (SmartBuilding) .............................................................................. 148 B. Sistem Kendali Instalasi Penerangan .......................................................................... 149 C. Penggunaan Sistem Kendali Penerangan ................................................................. 162 Uji Kompetensi .............................................................................................................................. 170

  • iv

    Glosarium ..................................................................................................................... 175Daftar Pustaka ................................................................................................................... 177Biodata Penulis .................................................................................................................. 179Biodata Konsultan ............................................................................................................. 180Tim Kreatif.......... ................................................................................................................ 181

  • v

    Prakata

    Literasi merupakan salah satu komponen kecakapan abad 21 dan kurikulum 2013, selain kualitas karakter dan kompetensi. Literasi dasar, meliputi literasi bahasa dan sastra, numeracy (berhitung), sains, digital, finansial, budaya, dan kewarganegaraan. Konsekuensi pembelajaran untuk mendukung ketercapaian kecakapan abad 21, yaitu dengan pendekatan berfokus pada peserta didik, kolaboratif, dan kontekstual. Tantangan besar bagi pendidikan adalah menyiapkan kurikulum dalam menyongsong paradigma pendidikan abad 21 dan gaung revolusi industri 4.0 yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.1. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai

    sumber observasi, bukan diberi tahu. 2. Pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah (menanya), bukan hanya

    menyelesaikan masalah (menjawab).3. Pembelajaran diarahkan untuk melatih berpikir analitis (pengambilan keputusan), bukan

    berpikir mekanistis.4. Pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan

    masalah. Kurikulum 2013 yang terintegrasi STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) sejalan dengan paradigma di atas yang di dalamnya mengacu kecakapan abad 21, yaitu kualitas karakter, kompetensi, dan literasi dasar. Kualitas karakter adalah kemampuan mengatasi lingkungan yang terus berubah, kompetensi diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang kompleks, sedangkan literasi adalah adalah kemampuan menerapkan kemampuan inti dalam kehidupan sehari-hari. Buku Instalasi Penerangan Listrik (C3) Kelas XII ini disusun dengan tujuan memberikan wawasan secara langsung dalam memperkaya dan meningkatkan pengetahuan khusunya peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan para pembaca umum lainnya dalam bidang Instalasi Penerangan Listrik berdasarkan PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) dan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Isi buku yang penulis susun tidak semata-mata hanya berdasarkan pada materi pelajaran yang diajarkan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), kelompok teknologi, dan rekayasa. Tetapi, ada beberapa tambahan materi yang dirasa sangat berguna bagi para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), kelompok teknologi, rekayasa, dan khalayak umum yang berkecimpung dalam bidang teknik guna memperkaya atau meningkatkan pengetahuan instalasi listrik yang berstandar dan sesuai persyaratan. Mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaat bagi para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), kelompok teknologi, dan rekayasa.

    Penulis

  • vi

    Do not Pray for an Easy life,

    pray for the strength to endure a difficult one

    Jangan kamu berdoa untuk hidup yang mudah,Berdoalah agar diberi kekuatan supaya dapat

    menghadapi hidup yang sulit.

    "Bruce Lee"

  • Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa Sesuai Dengan PUIL 1

    1BAB

    Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan 3

    Fasa Sesuai dengan PUIL

    1. Ranah Afektif Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu a. menunjukkan penguasaan dalam menerapkan PUIL dalam pemasangan instalasi penerangan 3 fasa dengan aktif dan percaya diri; serta b. melaksanakan pemasangan instalasi penerangan 3 fasa sesuai PUIL dengan percaya diri.2. Ranah Kognitif Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu a. mengidentifikasi prosedur pemasangan instalasi penerangan 3 fasa sesuai persyaratan umum instalasi listrik (PUIL) dengan benar; dan b. menerapkan prosedur pemasangan instalasi penerangan 3 fasa sesuai persyaratan umum instalasi listrik (PUIL) dengan benar.3. Ranah Psikomotorik Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu a. menunjukkan penguasaan dalam menerapkan PUIL dalam pemasangan instalasi penerangan 3 fasa; dan b. melaksanakan pemasangan instalasi

    Tujuan Pembelajaran

    3.8. Menerapkan prosedur pemasangan instalasi penerangan 3 fasa sesuai dengan peraturan umum instalasi listrik (PUIL)

    4.8 Memasang instalasi penerangan 3 fasa sesuai dengan peraturan umum instalasi listrik (PUIL)

    Kompetensi Dasar

  • Instalasi Penerangan Listrik2

    Selamat datang di kelas XII, tinggal satu langkah lagi Anda akan menyelesaikan studi di jenjang SMK dan siap untuk masuk di dunia kerja atau studi lanjut. Tetap semangat dan terus membangun motivasi belajar, supaya dapat menjadi bekal dalam bekerja atau belajar di jenjang selanjutnya. Silahkan pelajari materi dalam buku Instalasi Penerangan Lsitrik ini dengan bimbingan guru di kelas atau di laboratorium. Selamat belajar!

    A. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)

    1. Sejarah Singkat

    Gambar 1.1 Sampul PUIL 2000Sumber: PUIL, 2000

    Apakah ada yang masih ingat dengan PUIL? Semoga masih ingat. Mari bersama kembali mengingat-ingat tentang sejarah singkat PUIL. Peraturan instalasi listrik yang pertama kali digunakan sebagai pedoman beberapa instansi yang berkaitan dengan instalasi listrik adalah AVE (Algemene Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai Norma N 2004 oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian, AVE N 2004 ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai Norma Indonesia NI6 yang selanjutnya dikenal sebagai peraturan umum instalasi listrik, disingkat PUIL 1964 yang merupakan penerbitan pertama dan PUIL 1977 dan 1987 adalah penerbitan PUIL yang kedua, serta yang ketiga merupakan hasil penyempurnaan atau revisi dari PUIL sebelumnya, PUIL 2000 ini merupakan terbitan ke 4. Jika dalam penerbitan PUIL 1964, 1977, dan 1987 nama buku ini adalah Peraturan Umum

  • Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa Sesuai Dengan PUIL 3

    Instalasi Listrik, pada penerbitan sekarang tahun 2000 namanya menjadi Persyaratan Umum Instalasi Listrik dengan tetap mempertahankan singkatannya yang sama, yaitu PUIL. Penggantian dari kata “Peraturan” menjadi “Persyaratan” dianggap lebih tepat karena pada perkataan “peraturan” terkait pengertian adanya kewajiban untuk mematuhi ketentuannya dan sangsinya. Sebagaimana diketahui sejak AVE sampai dengan PUIL 1987 pengertian kewajiban mematuhi ketentuan dan sangsinya tidak diberlakukan sebab isinya selain mengandung hal-hal yang dapat dijadikan peraturan juga mengandung rekomendasi ataupun ketentuan atau persyaratan teknis yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksana pekerjaan instalasi listrik. Bagian-bagian PUIL, antara lain bagian 1 dan bagian 2 tentang pendahuluan dan persyaratan dasar, bagian 3 tentang proteksi untuk keselamatan, bagian 4 tentang perancangan instalasi listrik, bagian 5 tentang perlengkapan listrik, bagian 6 tentang perlengkapan hubung bagi (PHB) dan kendali serta komponennya, bagian 7 tentang penghantar dan pemasangannya, bagian 8 tentang ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi khusus, dan bagian 9 tentang pengusahaan instalasi listrik. Pengusahaan yang dimaksudkan meliputi perancangan, pembangunan, pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, pemeriksaan, dan pengujian instalasi listrik serta proteksinya. PUIL 2000 berlaku untuk instalasi listrik dalam bangunan atau sekitarnya untuk tegangan rendah sampai 1000 V a.b dan 1500 V a.s, sedangkan pada gardu transformator distribusi tegangan menengah sampai dengan l35 kV. Ketentuan tentang transformator distribusi tegangan menengah mengacu dari NEC 1999.

    2. Garis Besar Isi PUIL Masih ingat dengan isi PUIL? Silahkan mengingat-ingat dengan membaca garis

    besar isi PUIL berikut.a. Bab 1 pendahuluan, yaitu yang memuat hal umum yang berhubungan dengan

    aspek legal, administratif nonteknis dari PUIL, memuat perlindungan lingkungan, dan memuat ketentuan/peraturan yang terbaru.

    b. Bab 2 persyaratan dasar, yaitu untuk menjamin keselamatan manusia, ternak, dan keamanan harta benda dari bahaya dan kerusakan yang timbul dari instalasi listrik, seperti arus kejut dan suhu berlebih. Bab ini memuat pasal, antara lain proteksi untuk keselamatan, proteksi perlengkapan dan instalasi listrik, perancangan, pemilikan dan perlengkapan listrik, pemasangan dan verifikasi awal instalasi listrik, serta pemeliharaan.

    c. Bab 3 proteksi untuk keselamatan, yaitu yang memuat penentukan persyaratan terpenting untuk melindungi manusia, ternak, dan harta benda. Proteksi untuk keselamatan, meliputi proteksi kejut listrik, proteksi efek termal, proteksi arus lebih, proteksi tegangan lebih (khusus akibat petir), proteksi tegangan kurang (akan dimasukkan dalam suplemen PUIL), pemisahan dan penyakelaran (belum dijelaskan), penerapkan pada seluruh atau sebagian instalasi/perlengkapan, dan tindakan tambahan dengan penggabungan proteksi jika sistem proteksi tidak memuaskan dalam kondisi tertentu.

  • Instalasi Penerangan Listrik4

    Keterangan: S = permukaan yang diperkirakan ditempati orang/manusia

    Gambar 1.2 Zona jangkauan tanganSumber: PUIL, 2000

    Pada bab ini juga memuat pasal baru, antara lain pendahuluan, proteksi dari kejut listrik, proteksi dengan pemutusan suplai secara otomatis, proteksi dengan ikatan ekipotensial lokal bebas bumi, luas penampang penghantar proteksi dan penghantar netral, rekomendasi untuk sistem TT, TN dan IT, proteksi dari efek termal, dan proteksi dari arus lebih. Selain itu memuat hasil perluasan dan revisi, antara lain proteksi dari sentuh langsung maupun tidak langsung, proteksi dari sentuh langsung, proteksi dengan menggunakan perlengkapan kelas II atau dengan isolasi ekivalen, proteksi dengan lokasi tidak konduktif, sistem TN atau sistem pembumi netral pengaman, sistem IT atau sistem penghantar pengaman, dan penggunaan gawai proteksi arus sisa.

    Tabel 1.1 Elemen Kode IP (International Protection)

    ElemenAngka atau

    HurufArtinya untuk Proteksi

    PerlengkapanArtinya untuk Proteksi

    Manusia

    1 2 3 4

    Kode huruf IP

    Dari masuknya bendaasing padat.

    Dari sentuh langsungke bagian berbahaya dengan:

  • Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa Sesuai Dengan PUIL 5

    Angkakarakteristik

    pertama

    0123456

    (tanpa proteksi)diameter ≥ 50 mmdiameter ≥ 12,5 mmdiameter ≥ 2,5 mmdiameter ≥ 1,0 mmdebukedap debu

    (tanpa proteksi)belakang telapak tanganjariperkakaskawatkawatkawat

    Angkakarakteristik

    kedua

    Dari masuknya air denganefek merusak.

    0123

    4

    5678

    (tanpa proteksi)tetesan air secara vertikaltetesan air (miring 15o)semprotan dengan butir air halussemprotan dengan butir air lebih besarpancaran airpancaran air yang kuatperendaman sementaraperendaman kontinu

    Dari sentuh langsungke bagian berbahaya dengan:

    Huruf tambahan

    (opsi)

    ABCD

    belakang telapak tanganjariperkakaskawat

    Informasi suplemen khusus untuk

    Huruf suplemen

    (opsi)

    HMSW

    Aparat tegangan tinggiGerakan selama uji airStasioner selama uji airKondisi cuaca

    Sumber: PUIL, 2000

    d. Bab 4 perancangan instalasi listrik, yaitu memuat ketentuan yang berkaitan dengan perancangan instalasi listrik, baik administratif-legal nonteknis maupun ketentuan teknis. Terdiri atas persyaratan umum, susunan umum, kendali proteksi, cara perhitungan kebutuhan maksimum di sirkit utama konsumen, sirkit cabang dan sirkit akhir, penghantar netral bersama, pengendalian sirkit yang netralnya dibumikan langsung, pengamanan sirkit yang netralnya dibumikan langsung pengendalian dan pengamanan sirkit yang netralnya dibumikan tidak langsung, perlengkapan dan pengendalian api dan asap kebakaran,

  • Instalasi Penerangan Listrik6

    perlengkapan evakuasi darurat dan lift, sakelar dan pemutus sirkit, serta lokasi dan pencapaian PHB.

    e. Bab 5 perlengkapan listrik, yaitu yang memuat perancangan memenuhi persyaratan standar, memenuhi kinerja, keselamatan dan kesehatan, serta dipasang sesuai dengan lingkungannya. Dalam pemasangannya, disyaratkan antara lain mudah dalam pelayanan, pemeliharaan dan pemeriksaan, diproteksi terhadap lingkungan antara lain lembab, mudah terbakar, dan pengaruh mekanis. Bagian perlengkapan listrik yang mengandung logam dan bertegangan diatas 50V harus dibumikan dan diberi pengaman tegangan sentuh. Penambahan persyaratan mengenai pemanfaat dengan penggerak elektro mekanis (pasal 5.14), proteksi terhadap tegangan lebih (ayat 5.1.6), katagori perlengkapan I s.d. IV (ayat 5.1.6.1. s.d. 5.1.6.3), pemanfaat untuk digunakan pada manusia (ayat 15.14.1.3), dan pemanfaat untuk tujuan lain (ayat 15.14.1.4). Pergantian istilah, seperti pengaman menjadi proteksi, pekawatan menjadi pengawatan, sensor menjadi pengindera, serta kontak tusuk menjadi kotak kontak dan tusuk kontak.

    f. Bab 6 perlengkapan hubung bagi (PHB) dan kendali, yaitu mengatur persyaratan, meliputi pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, dan penandaan untuk semua perlengkapan yang termasuk kategori PHB, baik tertutup, terbuka, dan pasangan dalam, maupun pasangan luar. PHB adalah perlengkapan yang berfungsi untuk membagi tenaga listrik, mengendalikan/melindungi sirkit dan pemanfaat listrik, mencakup sakelar pemutus tenaga, serta papan hubung bagi tegangan rendah dan sejenisnya.

    g. Bab 7 penghantar dan pemasangannya, yaitu mengatur ketentuan mengenai penghantar, pembebanan penghantar dan proteksinya, perlengkapan penghantar dan penyambungan, serta penghubungan dan pemasangan penghantar. Terdiri atas identifikasi, penghantar dengan warna, pembebanan penghantar, pembebanan penghantar dalam keadaan khusus, pengamanan arus lebih, pengaman penghantar terhadap kerusakan karena suhu yang sangat tinggi, pengamanan sirkit listrik, isolator, pipa instalasi dan kelengkapannya, jalur penghantar, syarat umum pemasangan penghantar, sambungan dan hubungan, instalasi dalam bangunan, pemasangan penghantar dalam pipa instalasi, penghantar seret dan penghantar kontak, pemasangan kabel tanah, pemasangan penghantar udara disekitar bangunan, dan pemasangan penghantar khusus.

    h. Bab 8 ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi khusus, yaitu yang memuat berbagai ketentuan untuk lokasi maupun instalasi yang penggunaannya mempunyai sifat khusus. Ruang khusus adalah ruang dengan sifat dan keadaan tertentu seperti ruang lembab, berdebu, bahaya kebakaran, dan sebagainya. Instalasi khusus adalah instalasi dengan karakteristik tertentu sehingga penyelenggaraannya memerlukan ketentuan tersendiri, misal instalasi derek, instalasi lampu penerangan tanda, dan lain-lain. Secara rinci terdiri atas ruang listrik, ruang dengan bahaya gas yang dapat meledak, ruang lembab, ruang pendingin, ruang berdebu, ruang dengan gas atau debu korosif, ruang radiasi, perusahaan kasar, pekerjaan dalam ketel, tangki dan sejenisnya, pekerjaan pada galangan kapal, derek, intalasi rumah dan gedung khusus, instalasi dalam gedung pertunjukan, pasar dan tempat umum lainnya, instalasi rumah

  • Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa Sesuai Dengan PUIL 7

    desa, instalasi sementara, instalasi semi permanen, instalasi dalam pekerjaan pembangunan, instalasi generator dan penerangan darurat, instalasi dalam kamar mandi, instalasi dalam kolam renang dan air mancur, penerangan tanda dan bentuk, serta instalasi fasilitas kesehatan dan jenis ruang khusus.

    i. Bab 9 pengusahaan instalasi listrik, yaitu berisi ketentuan-ketentuan mengenai perencanaan, pembangunan, pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, dan pengujian instalasi listrik serta pengamanannya. Setiap orang/badan perencana, pemasang, pemeriksa, dan penguji instalasi listrik harus mendapat izin kerja dari instansi berwenang. Setiap instalasi listrik harus dilengkapi dengan rancana instalasi yang dibuat oleh perencana yang mendapat izin kerja dari instansi berwenang. Dalam bab ini terdiri atas ruang lingkup, izin, pelaporan, proteksi pemasangan instalasi listrik, pemasangan instalasi listrik, peraturan instalasi listrik bangunan bertingkat, pemasangan kabel tanah, pemasangan penghantar udara TR dan TM, keselamatan dalam pekerjaan, pelayanan instalasi listrik, hal yang tidak dibenarkan dalam pelayanan, pemeliharaan, dan pemeliharaan ruang.

    PUIL tidak berlaku bagi beberapa sistem instalasi listrik tertentu, seperti sebagai berikut.1) Bagian instalasi tegangan rendah untuk menyalurkan berita atau isyarat. 2) Instalasi untuk keperluan telekomunikasi dan instalasi kereta rel listrik. 3) Instalasi dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan

    yang digerakkan secara mekanis. 4) Instalasi listrik pertambangan di bawah tanah. 5) Instalasi tegangan rendah tidak melebihi 25 V dan daya kurang dari 100

    W. 6) Instalasi khusus yang diawasi oleh instansi yang berwenang, misalnya

    instalasi untuk telekomunikasi, pengawasan, pembangkitan, transmisi, distribusi tenaga listrik untuk daerah wewenang instansi kelistrikan tersebut.

    3. Pengujian Peralatan Listrik Di negara ini, semua peralatan listrik sebelum digunakan oleh konsumen harus

    melalui uji kelayakan. Menurut ayat 202 A2 semua peralatan listrik yang akan dipergunakan instalasi harus memenuhi ketentuan PUIL. Di Indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu lembaga dari perusahaan umum listrik negara, yaitu Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK).

    Gambar 1.3 Tanda Persetujuan Pengujian dari LMKSumber: Tim BMTI, 2013

    Peralatan listrik yang mutunya diawasi oleh LMK dan disetujui, diizinkan untuk memakai tanda LMK. Bahan yang berselubung bahan termoplastik, misalnya berselubung PVC dan tanda ini dibuat timbul atau diletakkan pada selubung luar kabel. Lambang persetujuan ini dipasang pada kabel yang berselubung PVC, misalnya kabel NYM. Sedangkan, untuk kabel yang kecil seperti NYA, lambang persetujuan dari LMK berupa kartu.

  • Instalasi Penerangan Listrik8

    B. Pemasangan Instalasi Listrik

    Berdasarkan PUIL 2000 pekerjaan perencanaan pemasangan dan pemeriksaan/pengujian instalasi listrik di dalam atau di luar bangunan harus memenuhi ketentuan yang berlaku sehingga instalasi tersebut aman untuk digunakan sesuai dengan maksud dan tujuan penggunaannya, mudah pelayanannya, dan mudah pemeliharaannya. Pelaksanaannya wajib memenuhi ketentuan keselamatan dan kesehatan bagi tenaga kerjanya, sesuai dengan peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku.1. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang diberi tanggung jawab atas semua pekerjaan, yaitu

    perancangan, pemasangan, dan pemeriksaan/pengujian instalasi listrik harus ahli di bidang kelistrikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berikut ini ketentuan-ketentuannya:a. yang bersangkutan harus sehat jasmani dan rohani;b. memahami peraturan ketenagalistrikan;c. memahami ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja;d. menguasai pengetahuan dan keterampilan pekerjaannya dalam bidang instalasi

    listrik; dane. dan memiliki izin bekerja dari instansi yang berwenang.

    2. Tempat Kerja Untuk pekerjaan perancangan dapat dilakukan di kantor, setelah mendapatkan data-

    data berupa alamat, gambar denah, dan beserta ukuran-ukuran ruangannya. Namun, untuk jenis pekerjaan pemasangan dan pemeriksaan instalasi listrik dikerjakan di tempat bangunan yang dipasang instalasi listrik tersebut. Tempat kerja pemasangan instalasi listrik harus memenuhi keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Selain itu, harus tersedia perkakas kerja, perlengkapan keselamatan, perlengkapan pemadam api, perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), rambu-rambu kerja, dan perlengkapan lainnya yang diperlukan.

    Jika menggunakan perlengkapan peralatan yang dapat menimbulkan kecelakaan atau kebakaran, wajib dilakukan pengamanan yang optimal. Di tempat kerja pemasangan instalasi listrik harus ada pengawas yang ahli di bidang ketenagalistrikan. Untuk tempat kerja yang dapat mengganggu ketertiban umum, harus dipasang rambu bahaya dan papan pemberitahuan yang menyebutkan dengan jelas pekerjaan-pekerjaan yang sedang berlangsung atau bahaya yang mungkin timbul, dan harus diterangi lampu pada tempat yang pencahayaannya kurang.

    3. Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Listrik Jika pekerjaan pemasangan instalasi listrik telah selesai, pelaksana pekerjaan pemasangan instalasi tersebut secara tertulis melaporkan kepada instansi yang berwenang, bahwa pekerjaan telah selesai dikerjakan dengan baik. Memenuhi syarat proteksi dengan aturan yang berlaku dan siap untuk diperiksa/diuji. Hasil pemeriksaan dan pengujian instalasi yang telah memenuhi standar, juga dibuat secara tertulis oleh pemeriksa/penguji instalasi listrik. Jika hasilnya belum memenuhi standar yang berlaku, dilakukan perbaikan-perbaikan sehingga sampai memenuhi standar.

  • Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa Sesuai Dengan PUIL 9

    Pada waktu uji coba, semua peralatan listrik yang terpasang akan digunakan dan dijalankan terus, baik secara sendiri-sendiri ataupun serempak sesuai dengan rencananya dan tujuan penggunaannya.

    4. Wewenang dan Tanggung Jawab Perancang suatu instalasi listrik bertanggung jawab terhadap ruangan instalasi yang

    dibuatnya. Pelaksana instalasi listrik bertanggung jawab atas pemasangan instalasi listrik sesuai dengan rancangan instalasi listrik yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang. Jika terjadi kecelakaan, hal itu diakibatkan karena instalasi tersebut diubah atau ditambah oleh pemakai listrik (konsumen/user) atau pemasangan instalasi lain sehingga pelaksana pemasangan instalasi listrik yang terdahulu dibebaskan dari tanggung jawab.

    Setiap pemakai listrik bertanggung jawab atas penggunaan yang aman, sesuai dengan maksud dan tujuan penggunaan instalasi tersebut. Instansi yang berwenang berhak memerintahkan penghentian seketika penggunaan instalasi listrik yang dapat membahayakan keselamatan umum atau keselamatan kerja. Perintah tersebut harus dibuat secara tertulis disertai dengan alasannya.

    C. Instalasi Penerangan 3 Fasa

    1. Acuan Supaya terselenggaranya segala bentuk instalasi yang baik dari berbagai seluk-beluk

    yang menyangkut keamanan instalasi, penempatan instalasi dan juga perlengkapan, serta bahaya-bahaya yang mungkin terjadi maka sangat penting suatu acuan untuk mendapat apa yang diinginkan, dalam hal ini acuan tersebut dapat berupa:a. gambar-gambar simbol instalasi listrik;b. cara penyambungan penghantar ke dalam suatu komponen instalasi listrik;c. pengenalan kode, tanda uji, warna, dan segala bentuk penandaan suatu

    komponen listrik; d. mengerti fungsi masing-masing komponen alat ukur yang digunakan; dane. mengerti mengenai perbedaan perhitungan dengan pengukuran. Hal tersebut di atas tidak terlepas dari tujuan, standardisasi instalasi listrik yang berfungsi untuk keseragaman dalam bentuk atau ukuran, menggambar, cara kerja, dan juga mutu bahan. Bahkan, dalam peraturan instalasi listrik yang baik dan benar mengenai peralatan, kesalahan manusia dan gedung diaplikasikan pada tempat yang sebenarnya, di sana juga dituntut bahwa instalasi penerangan harus memenuhi prinsip-prinsip dasar, yaitu a. keandalan;b. ketertiban;c. ketersediaan;d. keindahan;e. keamanan; danf. ekonomis.

  • Instalasi Penerangan Listrik10

    2. Syarat-Syarat Instalasi Listrika. Syarat ekonomis Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari

    instalasi, ongkos pemasangan, dan ongkos pemeliharaannya dapat semurah mungkin.

    b. Syarat keamanan Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemungkinan timbul

    kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini, berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda-benda di sekitarnya dari kerusakan akibat adanya gangguan seperti hubung pendek, beban lebih, tegangan lebih, dan sebagainya.

    c. Syarat keandalan Kelangsungan pemberian/pengaliran arus listrik kepada konsumen harus

    terjamin secara baik.3. Ketentuan Rancangan Instalasi Listrik Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik yang

    digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik. Rancangan instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, mudah dibaca, dan dipahami oleh para teknisi listrik. Oleh karena itu, harus mengikuti ketentuan dan standar yang berlaku. Rancangan instalasi listrik terdiri dari sebagai berikut.a. Gambar situasi Gambar situasi, yaitu gambar yang menunjukkan dengan jelas letak gedung

    atau bangunan tempat instalasi tersebut akan dipasang dan rancangan penyambungannya dengan sumber tenaga listrik.

    b. Gambar instalasi1) Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan

    listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar, motor listrik, PHB, dan lain-lain.

    2) Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya, seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai pengatur kecepatannya yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir.

    3) Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut (dalam butir 2), PHB yang bersangkutan, serta pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai hubungan tersebut.

    4) Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.

    c. Diagram garis tunggal1) Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran

    pengenal komponennya.2) Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan

    pembagiannya.3) Sistem pembumian dengan mengacu kepada 3.18.4) Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai.

  • Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa Sesuai Dengan PUIL 11

    d. Gambar rinci1) Perkiraan ukuran fisik PHB.2) Cara pemasangan perlengkapan listrik.3) Cara pemasangan kabel.4) Cara kerja instalasi kendali.5) Catatan gambar rinci dapat juga diganti dan atau dilengkapi dengan

    keterangan atau uraian.e. Perhitungan teknis jika dianggap perlu

    1) Susut tegangan.2) Perbaikan faktor daya.3) Beban terpasang dan kebutuhan maksimum.4) Arus hubung pendek dan daya hubung pendek.5) Tingkat penerangan.

    f. Tabel bahan instalasi1) Jumlah dan jenis kabel, penghantar, dan perlengkapan.2) Jumlah dan jenis perlengkapan bantu.3) Jumlah dan jenis PHB.4) Jumlah dan jenis luminer lampu.

    g. Uraian teknis1) Ketentuan tentang sistem proteksi dengan mengacu kepada 3.17.2) Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara

    pemasangannya.3) Cara pengujian.4) Jadwal waktu pelaksanaan.

    h. Perkiraan biaya4. Ketentuan Warna Kabel

    a. Ketentuan umum Peraturan warna selubung penghantar dan warna isolasi inti penghantar yang

    tercantum dalam pasal ini berlaku untuk semua instalasi tetap atau sementara dan termasuk instalasi dalam perlengkapan listrik. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan kesatuan pengertian mengenai penggunaan sesuatu warna atau warna loreng yang digunakan untuk mengenal penghantar, guna keseragaman dan mempertinggi keamanan.

    b. Penggunaan warna loreng hijau-kuning Warna loreng hijau-kuning hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar

    pembumian, penghantar pengaman, dan penghantar yang menghubungkan ikatan penyama potensial ke bumi.

    c. Penggunaan warna biru Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah,

    pada instalasi listrik dengan penghantar netral. Untuk menghindarkan kesalahan, warna biru tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain jika pada instalasi listrik tersebut tidak terdapat penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian.

  • Instalasi Penerangan Listrik12

    d. Penggunaan warna untuk pengawatan dengan kabel berinti tunggal Untuk pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan supaya hanya

    digunakan satu warna, khususnya warna hitam, selama tidak bertentangan dengan 7.2.2.1 dan 7.2.3.1. Jika dalam pembuatan dan pemeliharaan perlengkapan tersebut dianggap perlu menggunakan lebih dari satu warna, penggunaan warna lain dan warna loreng lain tidak dilarang.

    Jika diperlukan satu warna tambahan lagi untuk mengidentifikasi bagian pengawatan secara terpisah, dianjurkan mendahulukan pemakaian warna coklat.

    e. Pengenal untuk inti atau rel Sebagai pengenal untuk inti atau rel digunakan warna, lambang, atau huruf

    seperti tersebut dalam Tabel 7.2-1. Untuk kabel berisolasi polyethylene selanjutnya disingkat PE, polyvinyl chloride disingkat PVC, dan cross linked polyethylene disingkat XLPE. Kemudian, yang bertegangan pengenal lebih dari 1000 V, pengenal tersebut di atas tidak diharuskan.

    f. Warna untuk kabel berselubung berinti tunggal Kabel berselubung berinti tunggal boleh digunakan untuk fase, netral,

    kawat tengah, atau penghantar pembumian asalkan isolasi kedua ujung kabel yang terlihat (bagian yang dikupas selubungnya) dibalut dengan pembalut berwarna yang dibuat khusus untuk itu atau dengan cara lain yang memenuhi Tabel 1.2

    Tabel 1.2 Pengenal inti atau relSumber: PUIL, 2000

  • Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa Sesuai Dengan PUIL 13

    g. Warna selubung kabel Warna selubung kabel berselubung untuk instalasi tetap ditentukan dalam

    Tabel 1.3.

    Tabel 1.3. Warna selubung kabel berselubung PVC dan PE untuk instalasiSumber: PUIL, 2000

    5. Menentukan Kemampuan Hantar Arus (KHA) Penghantar Kemampuan hantar arus dipengaruhi oleh suhu penghantar yang diizinkan dan

    sejumlah panas yang dipindahkan. Kemampuan hantar arus dari suatu penghantar yang berbeda-beda tergantung dari spesifikasi penghantar yang ada. Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125% arus pengenal beban penuh. Selain itu, untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya.

    6. Menentukan Penampang Penghantar Luas penampang dan jenis penghantar yang dipasang dalam suatu instalasi

    ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan, yaitua. kemampuan hantar arus; b. kondisi suhu; c. susut tegangan; d. sifat lingkungan; dan e. kemungkinan perluasan. Semua penghantar harus mempunyai KHA sekurang-kurangnya sama dengan arus yang mengalir melaluinya dan yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan, untuk penghantar netral mempunyai KHA sebagai berikut. a. Penghantar netral saluran dua kawat harus mempunyai KHA sama dengan

    penghantar fasa (PUIL 2000 ayat 3.16.2.2 hal 77).

  • Instalasi Penerangan Listrik14

    b. Penghantar netral saluran banyak harus mempunyai KHA sesuai dengan arus maksimum yang mungkin timbul dalam keadaan tidak seimbang yang normal (PUIL 2000 ayat 4.2.2.2.3 hal 109).

    Jika saluran fasa banyak melayani sebagian besar dari beban di antara penghantar fasa dan netral, penampang dari penghantar netral harus tidak kurang dari ½ penampang fasa apabila penghantar fasa mempunyai penampang sama atau lebih dari 25 mm2.

    7. Pembumian Beradasarkan PUIL, sistem pembumian mencakup sistem tenaga listrik TN, TT, dan

    IT. Sistem tenaga listrik TN mempunyai satu titik yang dibumikan langsung, BKT (Bagian Konduktif Terbuka) instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar proteksi. Ada tiga jenis sistem TN sesuai dengan susunan penghantar netral dan penghantar proteksi, yaitu sebagai berikut.a. Sistem TN-S, dalam hal ini digunakan untuk penghantar proteksi terpisah di

    seluruh sistem (lihat Gambar 1.4).b. Sistem TN-C-S, dalam hal ini fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam

    penghantar tunggal di sebagian sistem (lihat Gambar 1.5).c. Sistem TN-C, dalam hal ini fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam

    penghantar tunggal di seluruh sistem (lihat Gambar 1.6).

    Gambar 1.4 Pembumian sistem TN-SSumber: PUIL, 2000

    Gambar 1.5 Pembumian sistem TN-C-SFungsi netral dan proteksi tergabung dalam penghantar tunggal di sebagian sistem

    Sumber: PUIL, 2000

  • Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa Sesuai Dengan PUIL 15

    Gambar 1.6 Pembumian sistem TN-CFungsi netral dan proteksi tergabung dalam penghantar tunggal di seluruh sistem

    Sumber: PUIL 2000

    Sistem tenaga listrik TT mempunyai satu titik yang dibumikan langsung. BKT instalasi dihubungkan ke elektrode bumi yang secara listrik terpisah dari elektrode bumi sistem tenaga listrik (lihat Gambar 1.7).

    Gambar 1.7 Pembumian sistem TTSumber: PUIL, 2000

    Sistem tenaga listrik IT mempunyai semua bagian aktif yang diisolasi dari bumi atau satu titik dihubungkan ke bumi melalui suatu impedans. BKT instalasi listrik dibumikan secara independen atau secara kolektif atau ke pembumian sistem (lihat Gambar 1.8).

    Gambar 1.8 Pembumian sistem ITSumber: PUIL, 2000

    a. Tujuan pembumian Tujuan dari pembumian adalah sebagai pengaman dari kejut listrik dan kerusakan

    alat yang disebabkan karena rusaknya isolasi.b. Penghantar pembumian Penghantar Pembumian harus sesuai dengan PUIL terutama berkenaan dengan

    bahan dan tipe konduktor, serta ukuran konduktor.

  • Instalasi Penerangan Listrik16

    Sebagai tambahan, penghantar pembumian adalah tembaga dan alumunium. Pemasangan penghantar juga dapat dilihat pada PUIL.

    c. Elektrode bumi Elektrode bumi dijelaskan pada PUIL. Pemasangannya harus dapat dilihat

    untuk pengujian penglihatan, lalu harus sesuai PUIL juga dalam hal metode pemasangan dan pengamanannya.

    d. Resistansi penghantar pembumian Untuk menjamin bekerjanya peralatan pengaman dengan baik maka resistansi

    pembumiannya harus kurang dari 2 Ω.

    Gambar 1.9 Resistansi Penghantar PembumianSumber: PUIL, 2000

    8. Sistem pengaman (Fuse) Fuse adalah jenis pengaman alat-alat pemakai listrik terhadap arus yang melebihi

    kapasitas batas, yaitu arus yang masuk melebihi arus nominal yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap peralatan listrik, bagian dari fuse di antaranyaa. rumah fuse; b. pengepas patron dengan kawat lebur di dalamnya; c. tutupan fuse; dand. dudukan fuse. Untuk instalasi-instalasi penerangan umumnya menggunakan fuse tersebut, dalam hal ini pada bagian penghubung arusnya dinamakan patron yang di dalamnya berisi kawat lebur apabila dialiri listrik yang lebih besar dari pada yang telah ditentukan maka akan terjadi lebur dan hubungan listrik terputus. Fuse selalu dihubungkan dengan penghantar fasa secara seri karena fungsi dari fuse ialah mengamankan alat pemakai dari arus lebih yang mungkin mengalir masuk, dengan menghubungkan fuse ke penghantar fasa kerusakan terhadap peralatan listrik dapat dihindarkan karena sebelum arus lebih masuk kedalam peralatan maka kawat lebur dari fuse akan terputus labih dahulu. Jika kawat lebur putus, harus diganti dengan ukuran dan kemampuan sama seperti yang semula sehingga tidak menghilangkan fungsi fuse dan untuk melakukan pencabangan penghantar fasa jaringan harus melalui fuse, dari percabangan sampai ke instalasi dipergunakan tiga buah fuse, yaitu a. fuse tiang (pal fuse); b. fuse utama; danc. fuse kelompok instalasi.

  • Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa Sesuai Dengan PUIL 17

    Ketiga buah fuse tersebut di atas masing-masing mempunyai daya tahan arus yang berlainan, pabrik-pabrik yang membuat fuse telah menggunakan tanda warna yang telah dinormalisasikan untuk menyatakan kekuatan daya tahan arus dari kawat lebur sebagai berikut.

    Tabel 1.4 Normalisasi fuse

    Warna Daya Tahan Arus

    Merah muda 2 A

    Coklat 4 A

    Hijau 6 A

    Merah 10 A

    Abu–abu 16 A

    Biru 20 A

    Kuning 25 A

    Hitam 35 A

    Putih 50 A

    Merah tembaga 65 ASumber: PUIL, 2000

    9. Pemeriksaan Pemeriksaan instalasi listrik yang telah dilaksanakan bertujuan jika instalasi terpasang

    sudah dilakukan dengan benar dan sudah sesuai dengan material yang disetujui (approval material) pemeriksaan yang dilakukan dengan visual sebagai berikut.a. Jalur pipa conduit dan kabel tekukan kabel tidak boleh patah.b. Sambungan kabel pada kotak (tee dooz) dilengkapi dengan isolator las dop.c. Jalur kabel di atas rak kabel rapi dan diusahakan posisi rak kabel di atas instalasi

    pipa atau duct untuk menghindari adanya tetesan air.10. Pengujian Sistem listrik tang sudah dipasang harus diuji dengan saksama sebelum siap

    untuk digunakan. Pesawat yang dipakai untuk pengujian sebelum digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu. Pengujian dilakukan bersama dengan pihak yang berwenang. Hasil pengujian direkam pada format daftar simak dan didokumentasikan. Pengujian instalasi penerangan, yaitu sebagai berikut.a. Pengukuran tahanan isolasi kabel instalasi Isolasi yang lemah mempunyai tahanan yang relatif rendah, sedangkan isolasi

    yang memenuhi syarat nilainya tinggi. Minimum suatu instalasi listrik adalah besarnya tahanan isolasi sebagai berikut.1) Berdasarkan PUIL 2000 ayat 322 A.I, yaitu sekurang-kurangnya 1000 ohm per

    volt tegangan nominal, dengan pengertian jika arus bocor dari tiap bagian instalasi pada tegangan nominalnya tidak diperkenanankan melebihi 1 mA per 100 meter panjang instalasi. Pengukuran dilakukan dengan pesawat uji megger.

    2) Berdasarkan peraturan IEE nilai minimum yang diperbolehkan, yaitu 1 M Ohm.

    b. Pembagian (grouping) beban sakelar dan pemutus hubung (circuit breaker)

  • Instalasi Penerangan Listrik18

    c. Pengukuran beban listrik dengan multitester 1) Tegangan fasa ke fasa (VL-L).2) Tegangan fasa ke netral (VL-N).3) Tegangan fasa ke tanah (VL-G).

    d. Pengukuran arus beban dengan tang ampere untuk fasa R S Te. Pengujian nyala lampu dan battery Ni-card lampu emergencyf. Fungsi komponen-komponen panel, antara lain

    1) volt meter;2) ampere meter;3) frekuensi meter;4) lampu indikator; dan5) sakelar pilih.

    g. Tes pada lampu-lampu yang sudah di pasang11. Pemeriksaan panel penerangan Hal-hal yang perlu diperiksa yaitu

    a. memeriksa visual meter;b. memeriksa resistan isolasi;c. memeriksa urutan fase;d. memeriksa sirkit arus;e. memeriksa relay tarif ganda dan sakelar waktu; sertaf. memeriksa putaran piringan.

    12. Pemeriksaan ukuran fase Pemeriksaan menggunakan phase squence indicator sebagai berikut.

    a. Periksa urutan fase sumber.b. Sambung panel dengan sumber.c. Periksa urutan fase pada sisi beban.d. Jika urutan fase pada sumber dan sisi beban sudah sama, pemasangan sudah

    betul.

  • Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa Sesuai Dengan PUIL 19

    Rangkuman

    Bagian-bagian PUIL, antara lain bagian 1 dan bagian 2 tentang pendahuluan dan persyaratan dasar, bagian 3 tentang proteksi untuk keselamatan, bagian 4 tentang perancangan instalasi listrik, bagian 5 tentang perlengkapan listrik, bagian 6 tentang perlengkapan hubung bagi dan kendali (PHB) serta komponennya, bagian 7 tentang penghantar dan pemasangannya, bagian 8 tentang ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi khusus, dan bagian 9 tentang pengusahaan instalasi listrik. Pengusahaan yang dimaksudkan meliputi perancangan, pembangunan, pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, pemeriksaan, dan pengujian instalasi listrik serta proteksinya.Instalasi penerangan harus memenuhi prinsip-prinsip dasar, yaitu 1. keandalan;2. ketertiban;3. ketersediaan;4. keindahan;5. keamanan; dan 6. ekonomis. Syarat instalasi listrik, di antaranya syarat ekonomis, syarat keamanan, dan syarat keandalan. Luas penampang dan jenis penghantar yang dipasang dalam suatu instalasi ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan, meliputia. kemampuan hantar arus; b. kondisi suhu; c. susut tegangan; d. sifat lingkungan; dan e. kemungkinan perluasan. Sistem Pembumian, yaitu antara laina. sistem TN;b. sistem TT; danc. sistem IT.

    Uji KompetensiA. Soal Pilihan GandaPilihlah jawaban yang paling tepat.1. LMK adalah simbol pengujian dari ….

    a. Jepang d. Belgiab. Belanda e. Amerikac. Indonesia

    2. Menurut PUIL 2000 ukuran penampang minimal hantaran pentanahan tembaga tanpa pelindung mekanis pada instalasi listrik adalah ....a. 1,5 mm2 d. 6,0 mm2 b. 2,5 mm2   e. 10 mm2   c. 4,0 mm2     

  • Instalasi Penerangan Listrik20

    3. Menurut PUIL 2000, penggunaan warna kabel untuk R/L1, S/L2, T/L3, netral, dan pentanahan adalah ….a. hitam, kuning, biru, merah, dan hijau strip kuningb. merah, hitam, biru, kuning, dan kuning strip hijauc. merah, hitam, kuning, biru, dan kuning strip hijaud. merah, kuning, hitam, biru, dan kuning strip hijaue. merah, biru, hitam, kuning, hijau strip kuning

    4. Untuk PE penghantar (ground road) yang digunakan adalah ….a. NYM d. NYAb. BC e. NYMHYc. NYY

    5. Apakah warna patron lebur untuk arus nominal 6 ampere?a. hijau d. coklatb. pink e. biruc. merah

    6. Kode warna pengaman lebur dengan arus nominal 10 A adalah ….a. hijau d. cokelatb. pink e. biruc. merah

    7. Yang tidak termasuk jenis-jenis fiting adalah ….a. fiting langit-langit, fiting gantung, dan fiting kedap airb. fitting langit-langit, fiting gantung, dan fiting templec. fiting langit-langit , fiting tempel, dan fiting japitd. fiting langit-langit, fiting tempel, dan fiting kedap aire. fiting langit-langit , fiting tempel, dan fiting duduk

    8. Komponen instalasi listrik yang berfungsi sebagai pengaman adalah ….a. sakelarb. fitingc. kotak kontak d. sekring otomatise. rele

    9. Yang bukan termasuk jenis-jenis penghantar di bawah ini adalah ….a. NYA, NYM, NYY d. NYAF, NYBY, NYCMb. NYM, NYY, NYAF e. NYA, NYM, NYMHYc. NYY, NYAF, NYBY

    10. Berapakah tegangan nominal dan warna kabel selubung luar dari hantaran udara berselubung PVC, misalnya NYMT?a. 500 V, dan warna hitam d. 500 V, dan warna birub. 500 V, dan warna putih e. 500 V, dan warna kuningc. 500 V, dan warna merah

    11. Jenis kabel yang banyak digunakan pada instalasi pada rumah adalah ….a. NYAF d. NYYb. NYA e. NYMHYc. NYM

  • Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa Sesuai Dengan PUIL 21

    12. Apakah fungsi dari fiting?a. pengaman d. rumah bola lampub. pemutus arus listrik e. menyalakan lampuc. penghubung tegangan

    13. Berapakah kemampuan menghantarkan arus maksimum dari suatu kabel instalasi yang berisolasi dan berselubung PVC dengan penampang 25 mm2?a. 10 A d. 25Ab. 15 A e. 35 Ac. 20 A

    14. Manakah yang macam-macam sakelar berdasarkan penyambungannya?a. sakelar kotak, sakelar tumpukb. sakelar kontak, sakelar sandung c. sakelar sandung, sakelar tuasd. sakelar giling, sakelar lebure. sakelar tukas, sakelar silang

    15. Apa penghantar yang sering digunakan pada instalasi listrik?a. besi d. carbonb. tembaga e. nilonc. almunium

    B. Soal EsaiJawablah dengan tepat dan benar. 1. PUIL bagian 1 dan bagian 2 berisi tentang ….2. PUIL 2000 berlaku untuk instalasi listrik dalam bangunan dan sekitarnya untuk

    tegangan rendah sampai ….3. Persyaratan dasar untuk menjamin keselamatan manusia, ternak, dan keamanan

    harta benda dari ….4. Tenaga kerja yang diberi tanggung jawab atas semua pekerjaan, seperti perancangan,

    pemasangan, dan pemeriksaan/pengujian instalasi listrik harus ahli di bidang kelistrikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu ….

    5. Pada waktu uji coba, semua peralatan listrik yang terpasang dan akan digunakan terus dijalankan baik secara ….

    6. Pelaksana instalasi listrik bertanggung jawab atas ….7. Acuan supaya terselenggaranya segala bentuk instalasi yang baik dari berbagai

    seluk-beluk yang menyangkut keamanan instalasi adalah ….8. Instalsi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari

    instalasi itu, ongkos pemasangan dan ongkos pemeliharaannya semurah mungkin, merupakan syarat ….

    9. Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari ….

    10. Jika saluran fasa banyak melayani sebagian besar dari beban di antara penghantar fasa dan netral, penampang dari penghantar netral harus ….

  • Instalasi Penerangan Listrik22

    C. Soal Esai UraianJawablah dengan ringkas dan benar. 1. Jelaskan apa saja ketentuan umum dalam instalasi listrik sesuai PUIL 2000!2. Jelaskan fungsi standardisasi instalasi listrik!3. Jelaskan tentang zona jangkauan tangan dalam PUIL 2000!4. Jelaskan perbedaaan sistem pembumian TN, TT, dan IT!5. Jelaskan prinsi-prinsip dasar instalasi listrik!

    D. Uji Praktik1) Gambar kerja

    2) Alat dan bahana. MCB 3 fasa : 1 buahb. MCB 1 fasa : 1 buahc. Fuse : 3 buahd. Sakelar seri : 1 buahe. K. Kontak 1 fasa : 1 buahf. Sakelar tukar : 1 buahg. Fitting duduk (tender) : 3 buahh. Kabel NYA

    1) Fasa:a) Lampu A Sakelar seri (a) : 1,2 mb) Lampu B Sakelar seri (a) : 1,2 mc) Lampu C Sakelar tukar (1) : 1,6 md) Lampu C Sakelar tukar (2) : 1,6 me) K.kontak 1 fasa Sub Panel : 1,3 mf) Sakelar seri (a) Sub Panel : 1.3 mg) Sakelar tukar (b) Sub Panel : 1,1 m

  • Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa Sesuai Dengan PUIL 23

    2) Netral:a) K.kontak 1 fasa Sub Panel : 2,5 mb) Lampu A,B,C Sub Panel : 1,4 m

    3) PE:a) K.kontak 1 fasa Sub Panel : 2 m

    i. Tang Ampere : 1 buahj. Obeng : 1 buahk. Tang : 1 buahl. AVO meter : 1 buahm. Insulation Tester : 1 buahn. Sequence meter : 1 buah

    3) Petunjuk kerjaa. Bentuk kelompok kerja bersama 3 orang teman Anda.b. Perhatikan gambar kerja.c. Diskusikan dan buat deskripsi rangkaian instalasi penerangan.d. Buat gambar layout.e. Buat gambar single line diagram.f. Siapkan komponen-komponen yang dibutuhkan.g. Periksa kondisi alat dan bahan.h. Rangkai sesuai gambar.i. Uji rangkaian.j. Tes tahanan isolasi rangkaian dengan insulation tester.k. Deteksi urutan fasa dengan fasa detector (Phase Squence Indicator).l. Cek tegangan sumber.m. Mintalah persetujuan dari pengawas pekerjaan.n. Hubungkan rangkaian dengan beban lampu penerangan.o. Masukkan hasil pekerjaan pada tabel-tabel berikut.

    Tabel hasil pengukuran tahanan isolasi

    No. Uraian Hasil Pengukuran (kΩ) Range 500V Keterangan

    1 Fasa R Fasa S

    2 Fasa R Fasa T

    3 Fasa S Fasa T

    4 Fasa R N

    5 Fasa S N

    6 Fasa T N

    7 Fasa R PE

    8 Fasa S PE

    9 Fasa T PE

  • Instalasi Penerangan Listrik24

    Tabel hasil pengukuran bertegangan tanpa beban

    No. Hubungan Kabel Tegangan (V)

    1 R – S

    2 R – T

    3 S – T

    4 R – N

    5 S – N

    6 T – N

    7 R – PE

    8 S – PE

    9 T – PE

    Tabel hasil pengukuran bertegangan berbeban

    No. Hubungan Kabel Tegangan (V)

    1 R – S

    2 R – T

    3 S – T

    4 R – N

    5 S – N

    6 T – N

    7 R – PE

    8 S – PE

    9 T – PE

    Tabel Hasil pengukuran arus pada masing-masing fasa

    No. Uraian Arus ( A )

    1 Fasa R

    2 Fasa S

    3 Fasa T