bupati gunungkidul peraturan bupati · pdf filepedoman penyusunan tata tertib ... unsur ketua...
TRANSCRIPT
BUPATI GUNUNGKIDUL
PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL
NOMOR 07 TAHUN 2007
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GUNUNGKIDUL,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 25 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten
Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan Badan
Permusyawaratan Desa, pedoman penyusunan tata tertib dan mekanisme
rapat BPD diatur dengan Peraturan Kepala Daerah;
b. bahwa untuk kelancaran dan tertibnya pelaksanaan Penyusunan Tata
Tertib Badan Permusyawaratan Desa dipandang perlu memberikan
Pedoman Penyusunan Tata Tertib Badan Permusyawaratan Desa;
c. bahwa atas dasar pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penyusunan
Tata Tertib Badan Permusyawaratan Desa;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta Jo
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950;
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 21 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Daerah;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 16 Tahun 2006 tentang
Pembentukan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kecamatan;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 17 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa ;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA
TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Gunungkidul.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.
3. Kepala Daerah adalah Bupati Gunungkidul.
4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah.
5. Camat adalah Kepala Kecamatan.
6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kasatuan
Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan
BPD dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan desa.
9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang merupakan
perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan desa.
10. Kepala Desa adalah pemimpin desa yang dipilih langsung oleh penduduk desa yang
bersangkutan.
11. Bakal Calon anggota BPD yang selanjutnya disebut Bakal Calon adalah penduduk desa warga
Negara Republik Indonesia yang memiliki persyaratan dan ditetapkan dengan keputusan panitia
berdasarkan musyawarah.
12. Peraturan Desa adalah Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala
Desa.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
(1) Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah
yang ditetapkan dengan musyawarah dan mufakat.
(2) Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Ketua Rukun Warga, golongan
profesi, pemuka agama, dan tokoh masyarakat lainnya.
Pasal 3
(1) Jumlah Anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil paling sedikit 5 (lima) orang dan paling
banyak 11 (sebelas) orang.
(2) Ketentuan jumlah Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mencerminkan :
a. unsur ketua RW;
b. unsur golongan profesi;
c. unsur pemuka agama;
d. unsur tokoh masyarakat.
Pasal 4
(1) Anggota BPD sebelum memangku jabatan mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama
dihadapan masyarakat.
(2) Pengucapan sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan menurut agama yang
dianut oleh masing-masing anggota BPD, yaitu :
a. diawali dengan ucapan “Demi Allah” untuk penganut agama Islam;
b. diawali dengan ucapan ”Saya berjanji dengan sungguh-sungguh” untuk penganut agama
Kristen dan Katholik;
c. diakhiri dengan ucapan ”Semoga Tuhan menolong saya” untuk penganut agama Kristen dan
Katholik;
d. diawali dengan ucapan ”Om Atah Paramawisesa” untuk penganut agama Hindu; dan
e. diawali dengan ucapan ”Demi Sanghyang Adi Budha” untuk penganut agama Budha.
(3) Susunan kata-kata sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagai berikut :
”Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya
selaku anggota BPD dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, seadil-adilnya; bahwa saya akan
selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara; dan
bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 serta
melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi
Desa, Daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Pasal 5
(1) Tata urutan acara pelaksanaan pengucapan sumpah/janji anggota BPD meliputi :
a. pembukaan;
b. pembacaan Surat Keputusan pengangkatan anggota BPD;
c. pengambilan sumpah/janji;
d. penandatanganan Berita Acara sumpah/janji;
e. pelantikan;
f. penandatanganan serah terima jabatan;
g. sambutan pengarahan Kepala Daerah;
h. do’a; dan
i. penutup.
(2) Serah terima jabatan anggota BPD dilakukan dengan menandatangani Berita Acara serah terima
jabatan dihadapan Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk dengan 2 (dua) orang saksi.
Pasal 6
Masa jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal peresmian dan dapat
diangkat/diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
BAB III
PEMILIHAN PIMPINAN SEMENTARA DAN PIMPINAN BPD
Pasal 7
(1) Pimpinan BPD terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Wakil Ketua, dan 1 (satu) orang
Sekretaris.
(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih dari dan oleh anggota BPD secara
langsung dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus.
(3) Rapat pemilihan Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk pertama kali
dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda.
Pasal 8
(1) Pemilihan Pimpinan BPD dilaksanakan dalam rapat paripurna yang dihadiri sekurang-
kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD.
(2) Apabila jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum terpenuhi, maka
Pimpinan Rapat menunda rapat paling lama 1 (satu) jam dengan dibuat berita acara penundaan.
(3) Apabila penundaan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum juga terpenuhi, maka
rapat diundur paling lama 30 (tiga puluh) menit dengan dibuat berita acara penundaan.
(4) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum tercapai pemilihan Pimpinan
BPD dilaksanakan apabila telah dihadiri sekurang-kurangnya separo dari jumlah anggota BPD.
(5) Apabila jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) belum tercapai, rapat
ditunda paling lama 3 (tiga) hari dan rapat berikutnya berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4).
BAB IV
KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN WEWENANG
Pasal 9
BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
Pasal 10
BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala
Desa, menampung, dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
Pasal 11
BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 mempunyai wewenang :
1. membahas rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
2. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa, Peraturan Kepala Desa, dan
Keputusan Kepala Desa;
3. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa;
4. memproses pemilihan Kepala Desa;
5. menggali, menampung, menghimpun, merumuskan, dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
6. menyusun tata tertib BPD.
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak BPD
Pasal 12
BPD mempunyai hak :
1. meminta keterangan kepada Pemerintah Desa; dan
2. menyatakan pendapat.
Bagian Kedua
Hak Anggota BPD
Pasal 13
Anggota BPD mempunyai hak :
1. mengajukan rancangan peraturan desa;
2. mengajukan pertanyaan;
3. menyampaikan usul dan pendapat;
4. memilih dan dipilih; dan
5. memperoleh tunjangan.
Bagian Ketiga
Kewajiban Anggota BPD
Pasal 14
Anggota BPD mempunyai kewajiban :
1. mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan;
2. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa;
3. mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
4. menyerap, menampung, menghimpun, dan menindak lanjuti aspirasi masyarakat;
5. mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan;
6. menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat; dan
7. menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan.
BAB VI
LARANGAN ANGGOTA BPD
Pasal 15
Pimpinan dan Anggota BPD dilarang :
1. sebagai pelaksana proyek desa;
2. merugikan kepentingan umum, meresahkan masyarakat, dan mendiskriminasikan warga atau
golongan masyarakat;
3. melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, dan menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain
yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;
4. menyalahgunakan wewenang;
5. melanggar sumpah/janji jabatan; dan
6. melakukan tindakan yang mencemarkan nama baik BPD.
BAB VII
PEMBERHENTIAN
Pasal 16
(1) Anggota BPD berhenti karena :
a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri;
c. diberhentikan.
(2) Anggota BPD diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, karena :
a. pindah tempat tinggal dari desa yang bersangkutan;
b. tidak memenuhi lagi syarat-syarat menjadi anggota BPD;
c. melanggar larangan bagi anggota BPD;
d. tidak mendapatkan kepercayaan dari masyarakat;
e. telah berakhir masa jabatannya.
(3) Anggota BPD yang berhenti antar waktu, penggantinya diambilkan dari bakal calon anggota
BPD yang telah ditetapkan oleh Panitia Musyawarah sesuai dengan unsur keterwakilannya.
(4) Dalam hal anggota BPD berhenti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka
pimpinan BPD menetapkan pemberhentian dan pengangkatan anggota BPD pengganti antar
waktu.
(5) Keputusan BPD tentang pemberhentian dan pengangkatan anggota BPD pengganti antar waktu
disampaikan kepada Kepala Daerah melalui Camat untuk mendapatkan pengesahan.
(6) Pengangkatan anggota BPD pengganti antar waktu mengucapkan sumpah/janji dan diresmikan
oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.
(7) Keputusan BPD tentang pemberhentian dan pengangkatan anggota BPD pengganti antar waktu
dibuat rangkap 3 (tiga);
a. 1 (satu) bendel untuk Kepala Daerah;
b. 1 (satu) bendel untuk Camat; dan
c. 1 (satu) bendel untuk Desa.
BAB VIII
ALAT KELENGKAPAN BPD
Pasal 17
(1) Dalam melaksanakan tugasnya anggota BPD dibagi dalam alat kelengkapan BPD terdiri dari :
a. Pimpinan BPD terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris;
b. Bidang-bidang;
c. Panitia-panitia (sesuai kebutuhan).
(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas :
a. Ketua :
1) menyusun rencana kerja dan pembagian kerja terhadap para anggota BPD;
2) memimpin rapat-rapat BPD dengan menjaga agar tata tertib dilaksanakan dengan baik;
3) mengadakan koordinasi dengan Kepala Desa;
4) memberitahukan hasil musyawarah kepada Kepala Desa;
5) menyimpulkan hasil pembahasan dalam rapat yang dipimpinnya;
6) menjaga dan memelihara suasana kondusif untuk bermusyawarah dalam BPD.
b. Wakil Ketua :
1) membantu ketua dalam memimpin dan mengendalikan kegiatan BPD;
2) mengkoordinasikan terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan bidang;
3) melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh ketua;
4) melakanakan tugas dan fungsi ketua apabila berhalangan.
c. Sekretaris BPD :
1) membantu ketua dalam menyelenggarakan administrasi BPD;
2) melaksanakan segala urusan dan kegiatan kesekretariatan, penyelenggaraan rapat
Urusan rumah tangga dan Keuangan BPD;
3) menyelenggarakan administrasi surat-menyurat, kearsipan dan penyusunan laporan;
4) melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh ketua;
5) melakanakan tugas dan fungsi ketua dan wakil ketua apabila berhalangan.
Pasal 18
(1) Bidang-bidang sebagaimana dimaskud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b terdiri dari Bidang
Pemerintahan, Bidang Pembangunan, Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Bidang Anggaran yang
masing-masing bidang dipimpin seorang Ketua Bidang dengan jumlah anggota sesuai dengan
kebutuhan.
(2) Bidang Pemerintahan mempunyai tugas :
a. memberi saran pertimbangan kepada Pimpinan BPD dalam mengambil keputusan mengenai
Pemerintahan Desa;
b. memberikan saran pertimbangan di bidang pengusulan dan persetujuan pencalonan Kepala
Desa, Pemilihan Kepala Desa, pencalonan dan pengangkatan Perangkat Desa;
c. memberikan saran pertimbangan di bidang pembinaan masyarakat, ketenteraman, dan
ketertiban;
d. memberikan saran pertimbangan di bidang pengelolaan dan pemanfaatan Tanah Kas Desa
dan administrasi pertanahan pada umumnya;
e. memberikan saran pertimbangan yang berkaitan dengan pembinaan kelembagaan desa;
f. memberikan saran pertimbangan di bidang tertib administrasi kependudukan;
g. mengevaluasi data laporan di bidang pemerintahan, ketenteraman dan ketertiban.
(3) Bidang Pembangunan mempunyai tugas :
a. memberikan saran pertimbangan di bidang perekonomian dan pembangunan;
b. memberikan saran dan pertimbangan di bidang pengembangan perekonomian;
c. meningkatkan swadaya dan partisipasi masyarakat;
d. meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana desa;
e. mengevaluasi pelaksanaan pembangunan dan perekonomian rakyat.
(4) Bidang Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas :
a. memberikan saran dan pertimbangan di bidang kesejahteraan masyarakat;
b. memberikan saran pertimbangan di bidang keagamaan, kesehatan, keluarga berencana dan
pengembangan pendidikan;
c. membina kesejahteraan keluarga, peranan wanita, generasi muda, pramuka dan ormas
lainnya;
(5) Bidang Anggaran mempunyai tugas :
a. memberikan saran pertimbangan terhadap perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
desa;
b. memberikan saran pertimbangan terhadap pengelolaan dan peningkatan pendapatan
desa;
c. memberikan saran pertimbangan tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
dan Perhitungannya;
d. mengevaluasi pertanggungjawaban Kepala Desa yang berhubungan dengan penggunaan
anggaran.
Pasal 19
Panitia-panitia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf c dibentuk dan disesuaikan
dengan kebutuhan.
BAB IX
MEKANISME RAPAT BPD
Pasal 20
(1) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mengadakan rapat secara berkala paling sedikit 6
(enam) kali dalam satu tahun.
(2) Rapat dapat bersifat terbuka atau tertutup berdasarkan kesepakatan Pimpinan BPD.
(3) Jenis rapat BPD meliputi;
a. rapat paripurna;
b. rapat istimewa;
c. rapat khusus;
d. rapat pimpinan BPD;
e. rapat bidang;
f. rapat gabungan bidang;
g. rapat panitia ;
h. rapat kerja;
i. rapat dengar pendapat.
Pasal 21
(1) Untuk setiap Rapat Paripurna BPD, dibuat risalah rapat yang ditandatangani oleh pimpinan
rapat.
(2) Risalah adalah catatan rapat Rapat Paripurna yang dibuat secara lengkap dan berisi seluruh
jalannya pembicaraan yang dilakukan dalam rapat serta dilengkapi catatan tentang :
a. jenis dan sifat rapat;
b. hari dan tanggal rapat;
c. tempat rapat;
d. acara rapat;
e. waktu pembukaan dan penutupan rapat;
f. ketua dan sekretaris rapat;
g. jumlah dan nama anggota yang hadir; dan
h. undangan yang hadir.
(3) Sekretaris rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f adalah Sekretaris BPD atau
anggota lain yang ditunjuk.
Pasal 22
(1) Dalam setiap rapat BPD kecuali Rapat Paripurna BPD dibuat catatan rapat yang ditandatangani
pimpinan rapat
(2) Catatan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat pokok pembicaraan, kesimpulan
dan atau keputusan yang dihasilkan dalam rapat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta
dilengkapi dengan catatan tentang hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2).
Pasal 23
(1) Dalam risalah, catatan rapat yang bersifat tertutup, harus dicantumkan dengan jelas kata
“Rahasia”.
(2) Rapat yang bersifat tertutup dapat memutuskan bahwa suatu hal yang dibicarakan dan atau
diputuskan dalam rapat itu tidak dimasukkan dalam risalah dan atau catatan rapat.
Pasal 24
Tata cara penyampaian Pendapat :
1. Untuk kelancaran jalannya rapat, Ketua rapat menentukan termin dan pembicara agar
mencatatkan namanya sebelum pembicaraan sesuatu dimulai;
2. Ketua rapat menentukan lamanya waktu berbicara;
3. Apabila ketua rapat hendak berbicara selaku anggota rapat, maka untuk sementara ketua rapat
diserahkan kepada anggota pimpinan rapat yang lain;
4. Anggota BPD berbicara ditempat yang sudah ditentukan setelah mendapat izin dari ketua rapat;
5. Sebelum rapat ditutup, ketua rapat mengambil keputusan/kesimpulan mengenai hasil
pembicaraan.
BAB X
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 25
(1) Pengambilan keputusan adalah proses penyelesaian akhir suatu masalah yang dibicarakan
dalam setiap jenis rapat BPD.
(2) Pengambilan keputusan dalam rapat BPD pada dasarnya diusahakan dengan cara musyawarah
mufakat.
(3) Apabila cara pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum terpenuhi,
maka Pimpinan BPD bersama Ketua-ketua Bidang berusaha mendapatkan kata mufakat.
(4) Apabila dengan cara tersebut diatas mufakat belum juga tercapai keputusan ditetapkan dengan
suara terbanyak.
Pasal 26
(1) Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat dilakukan setelah anggota BPD yang
hadir diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat atau saran dan dipandang cukup
sebagai bahan penyelesaian masalah yang dimusyawarahkan.
(2) Untuk dapat mengambil keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pimpinan Rapat
menyiapkan rancangan keputusan yang mencerminkan pendapat dalam rapat.
Pasal 27
Produk-produk BPD berbentuk Peraturan Desa, Keputusan BPD dan Keputusan Pimpinan BPD
Pasal 28
Setiap keputusan rapat BPD baik berdasarkan musyawarah maupun voting (suara terbanyak) harus
dilengkapi daftar hadir dan risalah rapat yang ditandatangani oleh pimpinan rapat.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor
208/KPTS/2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 8
Tahun 2001 tentang Pedoman Pembentukan Badan Perwakilan Desa (BPD) dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 30
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahui memerintahkan pengundangan peraturan Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Gunungkidul.
Ditetapkan di Wonosari
pada tanggal 30 April 2007
BUPATI GUNUNGKIDUL,
ttd.
SUHARTO
Diundangkan di Wonosari
pada tanggal 30 April 2007
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN GUNUNGKIDUL,
ttd.
BAMBANG HARIANTO
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2007 NOMOR 03 SERI E.