bunga rampaisipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/19_prosiding... · 2019-11-25 · semesta...
TRANSCRIPT
BUNGA RAMPAI
Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0 antara Tuntutan, Perubahan dan Kesiapan
ISBN: 978-623-91844-1-4
Ketua Editor: Dr. Muktiningsih, M.Si
Editor:
Dr. Iwan Sugihartono, M.Sc
Dr. Erfan Handoko, M.Si
Dr. Rini Puspitaningrum, M.Si
Dr. Anggara Budi Susila, M.Si
Dr. Esmar Budi, M.Si
Dr. Setia Budi, M.Sc
Arif Rahman, M.Si
Riser Fahdiran, M.Si
Dr. Dalia Sukmawati, M.Si
Dr. Lukita Ambarwati, M.Si
Drs. Mulyono, M.Kom
Dr. Pinta Deniyanti, M.Si
Dr. Makmuri, M.Si
Dr. Teguh Budi Prayitno, M.Si
Prof. Dr. I Made Astra, M.Si
Dr. Yusmaniar, M.Si
Dr. Reni Indrayanti, M.Si
Dr. Widyaningrum Indrasari, M.Si
Dr. Bagus Sumargo, M.Stat
Ratna Widyati, S.Si, M.Kom
Penyunting:
Agus Agung Permana, S.Si
Selly Anastassia Amellia Kharis, M.Si
Desain Sampul dan Tata Letak:
Agus Agung Permana, S.Si
Ageung Rayi Pamungkas, S.Pd
Penerbit:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta
Redaksi:
Kampus A, Gedung Hasjim Asjarie Rawamangun Jakarta Timur 13220
Telp. 021-4894909, 08111937664, 08111511664
Fax. 021-4894909
E-mail: [email protected]
Cetakan pertama, Oktober 2019
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan
dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit
BUNGA RAMPAI
Pendidikan Era
BUNGA RAMPAI
Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0
antara Tuntutan, Perubahan dan
Kesiapan
Penerbit
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Salam dan shalawat teruntuk Nabi
Muhammad SAW, pembawa rahmat bagi sekalian alam, junjungan dan tauladan kita semua.
Salam dan shalawat semoga juga terlimpahkan kepada keluarga, para sahabat Beliau dan tak
luput para pengikutnya sampai hari akhir nanti.
Rasa syukur yang tak terhitung kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan
semesta alam sehingga Bunga Rampai dalam rangka Dies Natalis UNJ ke-55 dapat tersusun
dengan baik. Bunga Rampai ini diterbitkan sebagai kumpulan artikel ilmiah dengan tema
Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0 antara Tuntutan, Perubahan dan Kesiapan edisi
pertama pada rangkaian kegiatan Seminar dalam rangka Dies Natalis UNJ yang ke-55.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Riser Fahdiran, M.Si selaku ketua
panitia seminar, Bapak Dr. Anggara Budi Susila, M.Si selaku ketua pelaksan harian serta
Bapak Prof. Dr. Suyono, M.Si selaku ketua panitia Dies Natalis UNJ ke-55 sehingga Bunga
Rampai ini dapat terbit. Kami ucapkan pula terima kasih kepada para sponsor kegiatan yang
telah berkontribusi yaitu Bank BNI 46, Bank Mandiri, Sinarmas MSIG life, Bank
Bukopin, Bank Syariah Mandiri, PT. Telkom Indonesia, Pegadaian, Aqua, Raja
Grafindo Persada serta Restaurant & Café Tjikinii Lima.
Ucapan terima kasih kami sampaikan pula kepada Bapak Prof. Mohamad Nasir,
PhD.,Ak. selaku Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Bapak Dr. Ir. Subandi,
M.Sc. selaku Deputi Pengembangan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan BAPPENAS,
Bapak Dr. Supriano, M.Ed. selaku Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro
selaku Ketua AIPI, Bapak Prof. Dr. Ir. Joseph Stanislaus Harjanto Prabowo, M.M. selaku
Rektor Universitas Bina Nusantara, Bapak Prof. Dr. Dedi Purwana, M.Bus. selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta yang telah berkontribusi menjadi pembicara
utama. Tidak luput kami ucapkan pula terima kasih kepada para penulis yang tidak kami
sebutkan satu per satu sehingga Bunga Rampai ini dapat terwujud.
Akhirul kata, semoga buku ini dapat memberikan kemashlatan yang lebih banyak
bagi para pembaca. Semoga Allah SWT menjadikan buku ini sebagai catatan amal dan ilmu
yang bermanfaat bagi para penulis.
Jakarta, 20 September 2019
Ketua Editor
Dr. Muktiningsih, M.Si
ii
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PEMBICARA UTAMA
Penyiapan Pendidik Generasi Milenial Era Industri 4.0
Mohamad Nasir
5
Kompetensi Pendidik Era 4.0
Satryo Soemantri Brodjonegoro
12
Transformasi Pendidikan Bisnis di Era Revolusi Industri 4.0
Dedi Purwana
15
Peran Kemendikbud dalam Penyiapan Pendidik Generasi Milenial
pada Era Revolusi Industri 4.0
Supriano
23
Penyiapan Pendidik Generasi Milenial pada Era Revolusi Industri 4.0
Subandi
34
Perguruan Tinggi Era Industri 4.0
Harjanto Prabowo
48
BUNGA RAMPAI
Augmented Reality terhadap kesiapan pendidikan di Era Revolusi
Industi 4.0
Muhammad Japar, Dini Nur Fadhillah
56
Diskursus: Menggapai Lulusan Prodi Statistika Sebagai a Dynamic
Thinker
Bagus Sumargo
60
Era Revolusi Industri 4.0 : Pemanfaatan Kriptografi dalam
Memproteksi Dokumen Ujian Nasional Online
Mutia Delina, Surano Muhasyah
72
Evaluasi Program Professorship: Dari Dualitas Strukturasi Giddens ke
Model Stake Robert E. Stake
Komarudin, Ahmad Tarmiji Alkhudri
75
Karir di Era Industri 4.0: Apa yang Dipersiapkan oleh Konselor
sekolah?
Dede Rahmat Hidayat, Robbani Alfan
85
iii
Model Pendidikan Lingkungan Menuju Smart City di Era Revolusi
Industri 4.0
Henita Rahmayanti, Dhywa Darmawan, Doddy Rochadi
93
Orientasi Pendidikan Psikologi di Era Revolusi Industri 4.0
Gantina Komalasari
103
Pencak Silat Menuju Olimpiade: Kesiapan Pemerintah dan
Pengembang Penilaian Pencak Silat Berbasis Digital
Johansyah Lubis
110
Pendidikan Ilmu Komunikasi untuk Revolusi Industri 4.0
Dini Safitri
117
Pendidikan Kebencanaan dan Upaya Mengatasi Kesadaran Mitigasi
Bencana
Muhammad Zid, Juhadi
121
Pendidikan Keteknikan di Indonesia dalam Era Revolusi Industri 4.0
Agung Premono
126
Pengajaran Reflektif sebagai Alternative Pengembangan Professional
Berkelanjutan Calon Guru dan Guru Sekolah Dasar
Mohamad Syarif Sumantri
132
Pengembangan Karier Profesional di Era Revolusi Industri 4.0 dalam
Perspektif Psikologi
Gumgum Gumelar, Ratna Dyah Suryaratri, Lussy Dwiutami
140
Revitalisasi Pascasarjana: Suatu Keniscayaan
Ivan Hanafi, Tuti Iriani
150
Transformasi UNJ Menuju Perguruan Tinggi Bereputasi: Sebuah
Refleksi
Ilza Mayuni
157
75
Evaluasi Program Professorship:
Dari Dualitas Strukturasi Giddens ke Model Stake Robert E. Stake
Dr. Komarudin, M.Si1, Dr. Ahmad Tarmiji Alkhudri, M.Si2
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Jakarta, Jakarta1
Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Jakarta, Jakarta2
1. Pendahuluan
Program professorship di Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta merupakan
salah satu upaya dalam meningkatkan mutu budaya akademik Perguruan Tinggi (Dill, and
Soo, 2005; Donoghue, 2008; Ginsberg, 2011). Sebagai sebuah program dalam peningkatan
budaya akademik, kebijakan ini hadir dari proses panjang penataan kelembagaan internal FIS
dalam upaya mewujudkan program FIS yang unggul 2017-2021. Yakni memiliki keunggulan
kompetitif dalam membangun masyarakat Indonesia yang maju, demokratis, dan sejahtera
berdasarkan pancasila di era globalisasi (Arimoto, 2011; Tim GPJM FIS, 2017).
Sebagai suatu program, kebijakan percepatan Guru Besar ini perlu dievaluasi,
keberhasilan ataupun kegagalannya dengan melakukan evaluasi kebijakan untuk menilai
rancangan, implementasi, dan hasil dari kebijakan tersebut, dengan memberikan analisis
akurat dari keberhasilan atau kegagalan kebijakan, yang dilakukan oleh pelaku
penyelenggaraan kebijakan (Stake, 2004; Stufflebeam dan Shinkfield, 2007). Evaluasi
kebijakan ini dapat berguna memberikan rekomendasi dari dampak penyelenggaraan program
professorship untuk perbaikan kebijakan selanjutnya.
Tujuannya, secara umum untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan
Fakultas Ilmu Sosial, secara berkelanjutan (continuous quality improvement), di mana,
evaluasi merupakan pelaksanaan kebijakan Higher Education Long Term Strategy, yang
meliputi kebijakan dasar penjaminan mutu nation’s competitiveness, autonomy, dan
organizational health (Altbach and Balán, 2007; Cummings and Shin, 2011). Ada sejumlah
aspek yang dinilai diantaranya kurikulum program studi; sumberdaya manusia (dosen, dan
tenaga penunjang); mahasiswa; proses pembelajaran; prasarana dan sarana; suasana
akademik; keuangan; penelitian dan publikasi; pengabdian kepada masyarakat; tata kelola
(governance); manajemen lembaga (institutional management); sistem informasi; kerjasama
dalam dan luar negeri. Dalam hal ini, program professorship adalah bagian dari aspek
peningkatan sumberdaya manusia.
Untuk mengetahui hasil yang diharapkan dalam pencapaian pengimplementasian
program professorship di Fakultas Ilmu Sosial, dilakukan evaluasi dengan bertumpu pada
model evaluasi Stake dari Robert E. Stake (2004). Model Stake menekankan adanya dua hal
pokok, yaitu (1) deskripsi (Descriptions) dan (2) pertimbangan (Judgments) serta
membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi program yaitu (1) antecedents (input), (2)
76
antecedent (contex), (3) proses (transaction), dan (4) Hasil (outcomes). Selain itu, untuk
analisis sosiologisnya terhadap pencapaian program professorship menggunakan teori
strukturasi dari Anthony Giddens (2010).
Dasar pencapaian program dilihat dari tiga pilar kebijakan yaitu pemantapan sistem
dan peningkatan sumber daya manusia; peningkatan mutu dan relevansinya; dan peningkatan
peranserta keilmuan untuk dapat diterapkan di masyarakat. Oleh sebab itu, dalam
pelaksanaannya evaluasi program ini dilakukan secara terintegratif dengan menyusun rencana
sasaran, mendesain instrumen evaluasi, melakukan observasi di lapangan, kemudian
menganalisis hasilnya, sehingga hasilnya diharapkan dapat memberi gambaran tentang
cerminan penyelenggaraan program professorship.
2. Gagasan
a. Sketsa FIS-UNJ: Perkembangan dan Budaya Akademik
Perguruan tinggi sebagai sentral peradaban suatu bangsa menempati posisi strategis
dalam membangun dan mengembangkan sumberdaya manusia Indonesia unggul.
Keberadaannya menjadi penanda transformasi sosial dan formasi sosial masyarakat bangsa
yang diidealkan (Langelier, 2006; Altbach and Salmi, 2011; Fahmi, 2017). Sebagai Perguruan
Tinggi Negeri eks-IKIP, UNJ membawa perubahan orientasi yang tak hanya mencetak para
guru saja, namun juga mencetak para profesional di bidang keilmuan non pendidikan. Seiring
dengan transformasi tersebut, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta, diberi
kewenangan untuk mengkaji, mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dalam
bidang kependidikan dan non-kependidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat khususnya bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan
Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan Sosiologi, Sosiologi, Ilmu Agama Islam,
Hubungan Masyarakat, Usaha Jasa Pariwisata, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Ilmu
Komunikasi.
77
Box 1. Visi dan Misi Fakulas Ilmu Sosial UNJ
Visi
Pada tahun 2017 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta menjadi
fakultas yang mampu menghasilkan lulusan yang unggul, kompetitif dan
berkarakter dalam bidang pendidikan ilmu sosial dan ilmu-ilmu sosial.
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan program kependidikan dan nonkependidikan
untuk menghasilkan sarjana dan ahli madya yang berakhlak mulia, memiliki
kemampuan akademik atau vokasional atau profesional dan berdaya saing
tinggi di bidang pendidikan ilmu sosial dan ilmu-ilmu sosial. 2. Melaksanakan sistem pembelajaran yang kondusif (aktif, kreatif, inovatif,
dan menyenangkan) dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang
tersedia seperti perpustakaan, pusat kajian ilmu-ilmu sosial, laboratorium,
dan sumberdaya lain. 3. Melakukan inovasi penelitian dan pembelajaran dalam bidang pendidikan
ilmu sosial dan ilmu-ilmu sosial. 4. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat
berbasis budaya akademik dan kewirausahaan. 5. Melakukan kerjasama dengan berbagai stakeholders untuk mendukung
pengembangan penyelenggaraan akademik dan mutu lulusan. 6. Menyelenggarakan sistem penjaminan mutu secara berkesinambungan
dengan memanfaatkan dan memantapkan berbagai sumberdaya fakultas.
78
Pengembangan kapasitas penyelenggaraan pendidikan dan non pendidikan perlu upaya
maksimal, agar eks-IKIP tidak kehilangan jatidirinya, tidak semakin kabur dan ruwet
(complicated). Untuk itu, perlu didukung oleh praktek akademik yang berbasis pada dualitas
sistem – a la Giddens (2010), di mana keberhasilan penyelenggaraan pendidikan ditentukan
oleh kualitas program pendidikan dan non pendidikan yang saling terkait – resiprokal.
Konsekuensi dari sistem dualitas di atas adalah konstruksi budaya akademik yang
diarahkan tidak hanya untuk meningkatkan intelektual/basis keilmuan murni, tetapi juga
kejujuran, kebenaran dan pengabdian yang merupakan wujud dari dimensi pendidikan yang
asasi. Instrumennya adalah Tri Dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan
pengabdian). Strateginya melalui: riset forum ilmiah berbasis keilmuan – pendidikan, media
center, penguatan tulisan ilmiah melalui jurnal internasional, dan program program
professorship yang mumpuni di bidang keilmuan dan pendidikan. Sementara itu, untuk
mendorong strategi tersebut, perlu dibangkitkan “the need for achievement” kebutuhan atau
dorongan untuk berprestasi.
b. Program Professorship FIS: Antara Structure dan Agency
Fakultas Ilmu Sosial, dalam rangka meningkatkan kualitas akademiknya
menyelenggarakan berbagai program, salah satunya program professorship. Program ini
diinisiasi oleh Dekan FIS sejak tahun 2009 dan berlanjut hingga saat ini. Tujuannya untuk
mendorong para doktoral di lingkungan FIS menuju Guru Besar. Hal ini dilakukan, selain
sebagai upaya peningkatan kualitas tatakelola dan akademik fakultas, juga karena persyaratan
pengajuan guru besar saat ini semakin sulit dan panjang.
Tabel 1. Tahapan Pengajuan Guru Besar
Tahapan Kegiatan Pengajuan
1 Dosen mengusulkan penilaian dan penetapan angka kredit, serta
kenaikan jabatan/pangkat.
2 Ketua Prodi memberi pertimbangan atas dasar hasil Rapat Dosen
Prodi.
3 Tim Pemberkas Fakultas membantu menyiapkan perangkat
administrasi dan perhitungan angka kredit.
4 Dekan memberi pertimbangan atas dasar hasil Rapat Senat Fakultas.
5 Ketua Senat fakultas memberi pertimbangan, diteruskan ke Rektor,
diterima/ditolak.
6 Rapat Pleno Tim Penilaian Angka Kredit (PAK)-Univ menyiapkan
perangkat administrasi dan penilaian angka kredit.
7 Ketua Tim PAK-Univ memberi pertimbangan penilaian dan
penetapan angka kredit atas dasar Rapat Pleno Tim PAK-Univ.
8 Ketua Senat Univ. memberi pertimbangan atau persetujuan,
diteruskan ke Menteri, diterima/ditolak.
9 Rektor memberi pertimbangan atas dasar hasil Rapat Senat Univ.
10 Rapat Pleno Tim PAK-Pusat menyiapkan perangkat administrasi dan
penilaian angka kredit.
11 Ketua Tim PAK-Pusat memberi pertimbangan penilaian dan
penetapan angka kredit atas dasar Rapat Pleno Tim PAK Pusat
12 Mendikbud menetapkan angka kredit dan memberi Surat Keputusan
Kenaikan Jabatan sebagai Guru Besar
13 Pengukuhan Guru Besar di Universitas
Sumber: Diambil dari Peraturan Pengajuan Guru Besar, DIKTI.
79
Secara organisasional Program Professorship berada di bawah Koordinasi Pembantu
Dekan 1 Bidang Akademik. Program ini linkage dengan program Pusat Kajian Ilmu-Ilmu
Sosial Kependidikan, Laboratorium FIS, Riset Forum, Jurnal Fakultas, dan Media Center
Fakultas Ilmu Sosial.
Sasaran dan kriteria Program Percepatan Guru Besar FIS-UNJ adalah Dosen S3 atau
yang bergelar Doktor yang sudah memenuhi prasyarat untuk diajukan sebagai calon Guru
Besar. Terkait hal ini, di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial sudah terdapat kurang lebih 5
Doktor yang sudah memenuhi kriteria calon Guru Besar. Yaitu: 1). Dr. M. Japar, M.Si
(Program Studi PPKn); 2). Dr. Komarudin, M.Si. (Program Studi PPKn); 3). Dr. Muhammad
Zid, M.Si (Program Studi Pendidikan Geografi/Konsentrasi Geografi dan Sosiologi
Pedesaan); 4). Dr. Umasih, M.Hum. (Program Studi Pendidikan Sejarah); 5). Dr. Robertus
Robet, MA (Program Studi Sosiologi).
Program Professorship terdiri atas 3 (tiga) kegiatan yang dilakukan secara simultan
dan saling mendukung satu-sama lain, yaitu:
1. Kegiatan Riset Forum Doktor: kegiatan ini diselenggarakan satu bulan sekali, pada hari
Jumat, pukul 09.00 -11.00 WIB. Riset Forum Doktor berupa presentasi dan curah
gagasan keilmuan sosial-pendidikan mutakhir berupa: proposal penelitian, hasil
penelitian S3 (disertasi) dan hasil penelitian-penelitian unggulan (Fakultas, Universitas,
dan Hibah Kemenristekdikti). Kegiatan ini, merupakan ruang akademik dan sarana
pendorong menuju Guru Besar.
2. Loker Doktor: merupakan fasilitas simbolik yang disediakan fakultas untuk memacu para
doktor di lingkungan FIS dalam rangka penyimpanan berkas-berkas persyaratan Guru
Besar.
3. Layananan Administrasi Berkas: selain, loker doktor, FIS juga mengangkat tenaga
administrasi berpengalaman yang fungsinya untuk membantu pemberkasan calon Guru
Besar.
4. Kegiatan Pendukung: kegiatan pendukung Program Professorship, diantaranya:
a. Pelatihan Penulisan Jurnal Terakreditasi Nasional dan Internasional;
b. Simposium Internasional – Call for Paper: kerjasama dengan Program Studi di
lingkungan FIS;
c. Fasilitasi penerbitan karya ilmiah ke Jurnal Internasional dan penerbitan buku.
Bertumpu pada ide kemunculannya, struktur organisasi, sasaran, dan kegiatannya,
pada dasarnya program professorship merupakan dualitas strukturasi a la Giddens (2010)
yang mempertautkan structure dan agency. Dalam konteks ini, dualitas strukturasi menjadi
radar teoretis yang melandasi program professorship, di mana prinsip structure dan agency
diletakkan secara sekaligus.
Dengan demikian, perdebatan yang memversuskan antara structure dan agency
menjadi tidak relevan, karena pada prinsipnya structure merupakan inovasi tata kelola
kelembagaan kampus yang melibatkan berbagai stakeholder (Dekanat/Koord Prodi, Dosen,
dan Tenaga Administrasi/Civitas akademika). Jika structure percaya kepada peran civitas
akdemika, maka ia justeru mensyaratkan agency (mastering the self), sebagai bagian dari
proses penguatan civitas akademika. Dengan kata lain, agency merupakan prasyarat structure.
Di sini, keduanya, dipertemukan dalam bingkai program professorship. Usaha
mempertemukannya, kita bisa belajar dari usaha Antony Giddens mempertemukan dua aliran
80
dalam teori sosial yang bersebrangan dengan menemukan pertautan atau lingkage-nya masing
masing.
c. Evaluasi Program Percepatan Guru Besar: dari Dualitas Strukturasi Giddens ke
Model Stake Robert E. Stake
Sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa dalam tinjauan sosiologi
program professorship pada dasarnya merupakan cerminan dari dualitas strukturasi Giddens.
Sebab, program ini lahir dari logika struktur dan agensi. Kemudian, sebagai sebuah program,
bagaimana ia berkerja, berproses, dan apa hasilnya maka perlu tools untuk menilainya. Di
sinilah evaluasi program dan model evaluasinya diperlukan. Dengan demikian, evaluasi
program professorship bergerak dari nalar dualitas strukturasi Giddens ke Model Stake Robert
Stake.
Model Stake, terdiri dari indikator: (1) antecedent konteks; (2) antecedent masukan
(input); (3) transactions (proses); dan (4) outcomes (hasil). Berikut ini, penjelasan masing-
masing indikator evaluasi.
1) Antecedent Konteks
Evaluasi antecedent konteks sangat penting dan berguna pada tahap awal
pengembangan program professorship. Suatu program akan terlaksana dan memberikan hasil
dengan baik apabila berada pada setting kondisi yang sesuai dan mendukung keberadaan
program tersebut. Adapun beberapa penumuan adalah:
a. Secara sistemik gugus program professorship merupakan inovasi tatakelola kelembagaan
yang bagus dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas Fakultas Ilmu Sosial-UNJ.
Namun demikian, gugus program ini belum memiliki standar baku dalam
penyelenggaraannya dan target ketercapaian program yang jelas secara periodik.
b. Kebutuhan penataan kelembagaan gugus program professorship yaitu; pertama, gugus
Program professorship merupakan linkage system dengan gugus kerja yang lain (Riset
Forum, Jurnal, Media Center, Pusat Kajian, dll). Oleh karena itu, perlu adanya koordinasi
kerja antar gugus program. Kedua, gugus kerja Program professorship belum memiliki
visi yang holistik secara jangka menengah dan jangka panjang, karena visi yang ada saat
ini hanya mendorong percepatan semata, jangka pendek.
c. Kebutuhan peningkatan kapasitas dan kualitas Doktor/Calon Guru Besar yaitu, pertama,
memperbanyak forum ilmiah internasional dewan doktor. Kedua, perlu pelatihan-
pelatihan publikasi jurnal internasional. Ketiga perlu pemetaan keahlian yang spesifik
baik keahlian teoretis, metodologi, ataupun analisis-sintesis kebijakan.
d. Kebutuhan peningkatan kualitas tenaga administrasi yaitu, pertama, meng-update
informasi tentang prasyarat terbaru Guru Besar. Kedua, perlu mengikuti pelatihan yang
menunjang bidang tugasnya.
e. Kebutuhan pembangunan dan pengadaan sarana prasarana penunjang yaitu, pertama,
penambahan loker doktor. Kedua, pengadaan ruang laboratorium riset untuk Guru Besar.
2) Antecedents masukan
Evaluasi masukan dilakukan pada aspek: kesiapan perangkat perangkat sistem,
kesiapan kelembagaan, kesiapan doktor/calon guru besar, kesiapanan administrasi, dan
ketersediaan dana untuk pembangunan dan pengadaan sarana prasarana penunjang program.
81
a. Kesiapan perangkat sistem, yaitu: Ketua gugus program mengupayakan adanya standar
baku dalam penyelenggaraan program professorship dan target ketercapaian program
yang jelas secara periodik.
b. Kesiapan kelembagaan gugus program professorship yaitu; pertama, penguatan
hubungan antar gugus kerja. Kedua, mengupayakan pengembangan visi yang holistik,
secara jangka menengah dan jangka panjang.
c. Kesiapan peningkatan kapasitas dan kualitas Doktor/Calon Guru Besar yaitu: pertama,
pada umumnya para doktor di lingkungan FIS menyadari pentingnya forum ilmiah dewan
doktor. Kedua, para doktor siap mengikuti pelatihan-pelatihan publikasi jurnal
internasional. Ketiga, kesiapan pemetaan keahlian calon Guru Besar yang spesifik baik
keahlian teoretis, metodologi, ataupun analisis-sintesis kebijakan.
d. Kesiapan peningkatan kualitas tenaga administrasi yaitu; pertama, tenaga administrasi
siap meng-update informasi tentang prasyarat terbaru Guru Besar. Kedua, tenaga
administrasi siap mengikuti pelatihan yang menunjang bidang tugasnya.
e. Kesiapan dana untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana penunjang
program yaitu semuanya bersumber dari Anggaran Fakultas dan Universitas.
3) Transactions (proses)
Evaluasi proses dilakukan untuk memberikan informasi tentang sejauh mana proses
program professorship telah terlaksana. Berbagai aktifitas selama penyelenggaraan program
dipantau keterlaksanaannya, sehingga dapat diperoleh data menyangkut keberhasilan proses
pelaksanaan program.
a. Partisipasi Ketua gugus program, antara lain: pertama, sudah mengupayakan adanya
standar baku dalam penyelenggaraan program Percepatan Guru Besar; kedua, membuat
target ketercapaian program yang jelas secara periodik.
b. Partisipasi antar gugus kerja antara lain; pertama: koordinasi antar gugus kerja belum
terjalin maksimal. Kedua, pengembangan visi yang holistik, secara jangka menengah dan
jangka panjang belum terbangun.
c. Partisipasi doktor/calon Guru Besar, antara lain; pertama, para doktor di lingkungan FIS
mulai tertarik mengikuti forum ilmiah dewan doktor melului kegiatan Riset Forum
Doktor, walaupun masih sebagian kecil yang rutin hadir. Kedua, sudah ada sebagian
Doktor yang mengikuti pelatihan-pelatihan publikasi jurnal internasional. Ketiga, sudah
ada spesifikasi pemetaan keahlian calon Guru Besar. Dari sinilah, kemudian muncul 3
nama yang sudah mendaftarkan dan menyiapkan berkas calon Guru Besar, yaitu: Dr. M.
Japar, M.Si (Program Studi PPKn), Dr. Komarudin, M.Si (Program Studi PPKn), dan Dr.
Muhammad Zid, M.Si (Program Studi Pendidikan Geografi). Di antara ketiganya, Dr. M.
Japar, M.Si yang sudah jauh lebih maksimal, karena pemberkasannya sudah tahap
penilaian Kemenristekdikti.
d. Partisipasi tenaga administrasi, antara lain; pertama, meng-update informasi tentang
prasyarat terbaru Guru Besar. Kedua, tenaga administrasi belum mengikuti pelatihan
yang menunjang bidang tugasnya. Padahal meng-update pelatihan keadministrasian
penting, walaupun ia dinilai sudah mumpuni, karena perkembangan dan regulasi
pengajuan Guru Besar semakin rumit dan ketat, terutama setelah maraknya plagiasi dan
outoplagiasi.
e. Pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana pendukung program Akslerasi Guru
Besar, antara lain; pertama, disediakannya Loker Doktor, yang saat ini berjumlah 20
Loker, dan akan ditambahkan sesuai penambahan jumlah Doktor di lingkungan FIS.
Kedua, pengadaan ruang laboratorium riset untuk Guru Besar belum terealisasi.
82
4) Outcomes (hasil)
Evaluasi outcomes dilakukan untuk menilai hasil peningkatan yang sudah tercapai.
Untuk mengetahui hasil peningkatan kualitas yang dicapai, dilakukan evaluasi terhadap
program yang sudah terlaksana.
a. Peningkatan perangkat sistem, yaitu: adanya instrumen standar baku dalam
penyelenggaraan program Percepatan Guru Besar dan target ketercapaian program yang
jelas secara periodik.
b. Dalam penataan kelembagaan program Percepatan Guru Besar merupakan linkage system
dengan gugus kerja lain di FIS. Program ini akan optimal apabila ada koordinasi antar
gugus kerja. Dalam kenyataannya, koordinasi antar gugus kerja belum terjalin maksimal,
sehingga program ini masih tersendat. Misalnya, peningkatan Guru Besar erat kaitannya
dengan publikasi jurnal ilmiah internasional, namun kelembagaan jurnal dan
pelatihannya belum bekerja maksimal; kemudian Riset Forum Doktor juga demikian.
Kedua, belum adanya pengembangan visi yang holistik, target jangka menengah dan
jangka panjang belum terbangun.
c. Terkait kualitas SDM, dalam hal ini doktor/calon Guru Besar, antara lain; pertama,
keterlibatan dalam forum ilmiah Forum Doktor belum optimal. Hanya sebagian kecil
yang hadir dalam kegiatan Riset Forum Doktor. Itupun hanya beberapa doktor saja yang
intens datang. Hal ini menyebabkan Riset Forum mandeg dan tidak berjalan sesuai
jadwal. Kedua, minimnya pelatihan publikasi jurnal internasional. Ketiga, adanya
peningkatan spesifikasi pemetaan keahlian calon Guru Besar.
d. Terkait SDM tenaga administrasi, upaya peningkatan terlihat dari kemauan meng-update
informasi tentang prasyarat terbaru Guru Besar. Tenaga administrasi juga terbilang
menyosialisasikan, mengingatkan, dan membantu para doktor/calon Guru Besar untuk
menyiapkan berkas-berkas pengajuan. Kedua, tenaga administrasi belum mengikuti
pelatihan yang menunjang bidang tugasnya. Padahal meng-update pelatihan
keadministrasian penting, walaupun ia dinilai sudah mumpuni, karena perkembangan dan
regulasi pengajuan Guru Besar semakin rumit dan ketat. Terutama setelah maraknya
plagiasi dan outoplagiasi.
e. Pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana pendukung program Percepatan Guru
Besar, di antaranya sudah tersedia 20 Loker Doktor, dan akan ditambahkan sesuai
penambahan jumlah Doktor di lingkungan FIS. Sementara itu, pengadaan ruang
laboratorium riset untuk Guru Besar belum terealisasi.
3. Penutup
Fakultas Ilmu Sosial seiring dengan perkembangannya sebagai bagian dari Perguruan
Tinggi Negeri eks-IKIP (sekarang UNJ) berupaya meningkatkan kapasitas dan kualitasnya
melalui pengembangan program professorship. Program ini diinisiasi oleh Dekanat FIS sejak
tahun 2009. Tujuannya untuk mendorong para doktoral di lingkungan FIS menuju Guru Besar.
Ditinjau secara sosiologis, dengan merujuk pada ide kemunculannya, struktur
organisasi, sasaran, dan kegiatannya, pada dasarnya program professorship FIS merupakan
dualitas strukturasi Giddens yang mempertautkan structure dan agency. Dalam konteks ini,
dualitas strukturasi menjadi radar teoretis yang melandasi program professorship, di mana
prinsip structure dan agency diletakkan secara sekaligus.
83
Sebagai sebuah program, maka program professorship perlu dievaluasi untuk menilai
kualitas, rasionalitas, efektivitas, efisiensi, dan equity program tersebut. Untuk mengetahui
gambaran ketercapaiannya, evaluasi program professorship dilakukan menggunakan model
Stake, yang terdiri dari indikator: (1) antecedent konteks; (2) antecedent masukan (input); (3)
transactions (proses); dan (4) outcomes (hasil). Hasilnya (outcomes), antara lain:
a. Peningkatan perangkat sistem, yaitu: adanya instrumen standar baku dalam
penyelenggaraan program professorship dan target ketercapaian program yang jelas
secara periodik.
b. Dalam penataan kelembagaan program professorship merupakan linkage system dengan
gugus kerja lain di FIS. Program ini akan optimal apabila ada koordinasi antar gugus
kerja. Dalam kenyataannya koordinasi antar gugus kerja belum terjalin maksimal,
sehingga program ini masih tersendat. Misalnya, peningkatan Guru Besar erat kaitannya
dengan publikasi jurnal ilmiah internasional, namun kelembagaan jurnal dan
pelatihannya belum bekerja maksimal; kemudian Riset Forum Doktor juga demikian.
Kedua, belum adanya pengembangan visi yang holistik, target jangka menengah dan
jangka panjang belum terbangun.
c. Terkait kualitas SDM, dalam hal ini doktor/calon Guru Besar, antara lain; pertama,
keterlibatan dalam forum ilmiah Forum Doktor belum optimal. Hanya sebagian kecil
yang hadir dalam kegiatan Riset Forum Doktor. Itupun hanya beberapa doktor saja yang
intens datang. Hal ini menyebabkan Riset Forum mandeg dan tidak berjalan sesuai
jadwal. Kedua, minimnya pelatihan publikasi jurnal internasional. Ketiga, adanya
peningkatan spesifikasi pemetaan keahlian calon Guru Besar.
d. Terkait SDM tenaga administrasi, upaya peningkatan terlihat dari kemauan meng-update
informasi tentang prasyarat terbaru Guru Besar. Tenaga administrasi juga terbilang
menyosialisasikan, mengingatkan, dan membantu para doktor/calon Guru Besar untuk
menyiapkan berkas-berkas pengajuan. Kedua, tenaga administrasi belum mengikuti
pelatihan yang menunjang bidang tugasnya. Padahal meng-update pelatihan
keadministrasian penting, walaupun ia dinilai sudah mumpuni, karena perkembangan dan
regulasi pengajuan Guru Besar semakin rumit dan ketat. Terutama setelah maraknya
plagiasi dan outoplagiasi.
e. Pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana pendukung program Percepatan Guru
Besar, di antaranya sudah tersedia 20 Loker Doktor, dan akan ditambahkan sesuai
penambahan jumlah Doktor di lingkungan FIS. Sementara itu, pengadaan ruang
laboratorium riset untuk Guru Besar belum terealisasi.
Berdasarkan pembahasan dan simpulan dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Umum, program professorship perlu optimalisasi dari sisi penataan kelembagaan dan dari
sisi koordinasi dengan gugus kerja yang ada di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial-UNJ.
2. Khusus, beberapa saran yang perlu diperhatikan untuk penyempurnaan program
professorship sebagai berikut:
a. Perlunya sosialisasi yang intens dalam rangka meningkatkan progress kerja gugus
program professorship.
b. Perlunya jadwal pertemuan rutin/bulanan antar gugus kerja untuk menyelaraskan
program kerja, agar dapat terlaksana maksimal.
c. Perlunya pelatihan jurnal internasional yang intens agar dapat dipublikasikan.
d. Perlunya penguatan forum ilmiah melalui Riset Forum Doktor
e. Perlunya laboratorium riset doktor/calon Guru Besar sebagai ruang intelektualitas.
84
4. Referensi
Altbach, P.G. and Balán, J. (Eds.). 2007. World Class Worldwide: Transforming Research
Universities in Asia and Latin America. Baltimore: JHU Press.
Altbach, P.G. and Salmi, J. (Eds). 2011. The Road to Academic Excellence: The Making of
World-Class Research Universities. Washington, D.C: The Word Bank.
Arimoto, A. 2011. “Reaction to Academic Ranking: Knowledge Production, Faculty
Productivity from an International Perspective”. In J. Shin, R. Toutkoushian and U.
Teichler (Eds.), University Rankings: Theoretical Basis, Methodology and Impacts on
Global Higher Education. New York: Springer.
Cummings, W.K. and Shin, J.C. 2011. “Teaching and Research in Contemporary Higher
Education: An overview.” In J. Shin, R. Toutkoushian and U. Teichler (Eds.),
University Rankings: Theoretical Basis, Methodology and Impacts on Global Higher
Education. New York: Springer.
Dill, D.D. and Soo, M., “Academic Quality, League Tables, and Public Policy: A Cross-
National Analysis of University Ranking Systems” in Higher Education, Volume 49,
Number 4, 2005, pp. 495-533.
Donoghue, F. 2008. The Last Professors: The Corporate University and the Fate of the
Humanities. New York: Fordham University Press.
Fahmi, M. 2017. “Indonesian Higher Education: Gaps in Access and School Choice”, in Guan,
L.H. (Eds.), Education and Globalization in Southeast Asia: Issues and Challenges.
Singapore: ISEAS – Yusof Ishak Institute.
Giddens, A. 2010. Teori Strukturasi: Dasar-dasar Pembentukan Struktur Sosial Masyarakat,
terjemahan Maufur & Daryanto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ginsberg, B. 2011. The Fall of the Faculty: The Rise of the All-Administrative University and
Why It Matters. Oxford: Oxford University Press.
Langelier, C.A., “The Culturally Competent Professor: Our Role in Creating Community”, in
Academic Journal, Volume 2, Number 1, Spring 2006, 1-7.
Philip G. Altbach and Jamil Salmi (Eds). 2011. The Road to Academic Excellence: The
Making of World-Class Research Universities. Washington, D.C: The Word Bank.
Stake, R.E. 2004. Standards-Based and Respnsive Evaluation. California, London, New
Delhi: Sage Publications.
Stufflebeam, D.L. and Shinkfield, A.J.. 2007. Evaluation Theory, Models, and Aplications.
San Francisco: Jossey-Bass A Wiley Imprint.
Tim GPJM FIS. 2017. Renstra Fakultas Ilmu Sosial 2017-2021. Jakarta: FIS UNJ.