bunga 10
DESCRIPTION
FLOSTRANSCRIPT
BAB I
BUNGA KOREJAT
Tanaman yang berasal dari Hindia Barat ini tumbuh liar di pinggir saluran air atau
sungai, pematang sawah, sekitar pagar dan tempat-tempat lainnya yang lembab dan terbuka.
Ki tolod dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.100 m dpl. Terna tegak, tinggi
mencapai 60 cm, bercabang dari pangkalnya, bergetah putih yang rasanya tajam dan
mengandung racun. Daun tunggal, duduk, bentuknya lanset, permukaan kasar, ujung runcing,
pangkal menyempit, tepi melekuk ke dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Panjang daun
5-17 cm, lebar 2-3 cm, warnanya hijau. Bunganya tegak, tunggal, keluar dari ketiak daun,
bertangkai panjang, mahkota berbentuk bintang berwarna putih. Buahnya berupa buah kotak
berbentuk lonceng, merunduk, merekah menjadi dua ruang, berbiji banyak. Perbanyakan
dengan biji, stek batang atau anakan.
Bunga Korejat atau biasa disebut dengan bunga bintang, merupakan obat alami yang
sangat cocok untuk obat tetes mata. Tak hanya sekedar untuk pengobatan, bahkan untuk
perawatan atau pencegahan sakit mata bunga korejat ini sangat baik khasiatnya untuk mata
kita.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Campanulales
Familia : Campanulaceae
Genus : Isotoma
Spesies : Isotoma longiflora
SIFAT KIMIAWI :
Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui, antara
lain: Senyawa alkaloid yaitu lobelin, lobelamin dan isotomin
EFEK FARMAKOLOGIS :
Getahnya beracun, anti radang, anti neoplastik, anti inflamasi, analgesik dan
hemostatik
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
a) Daun
b) Bunga
c) Dan seluruh bagian tanaman
CARA MENGGUNAKANNYA :
Untuk obat tetes mata: Ambil 3 bunga korejat cuci bersih lalu celupkan pada segelas
air bersih, dan air sudah siap untuk dijadikan obat tetes mata alami. Tetesan air bunga korejat
ini memang terasa pedih tapi kalau sudah biasa rasanya tidak terlalu pedih bahkan biasa saja.
Cara yang lain : Ambil 3 helai daun cuci bersih kedua ujung daun di potong, Setelah itu ambil
air minum putih yang biasa (bukan panas dan dingin) celupkan daun kitolod dan teteskan
pada mata rasanya sangat pedih tetesin terus sampai rasa pedih itu berkurang.
Selain untuk obat tetes mata tanaman ini juga berkhasiat untuk :
a) Sakit Gigi : Dua lembar daun dicuci bersih lalu ditumbuk halus, taruh pada lubang
gigi yang sakit.
b) Asma, Bronchitis, Radang Tenggorokan : Tiga lembar daun dicuci bersih lalu direbus
dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin di saring lalu di
minum. Lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore
c) Luka : Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus, tempelkan pada
luka lalu di balut dengan kain bersih. Ganti 2-3 kali sehari.
d) Kanker : Daun 3 lembar berikut batangnya, di rebus dengan 5 gelas air hingga
menjadi 1-2 gelas dengan api kecil. Air rebusan di minum beberapa kali hingga habis
dalam sehari
e) Katarak : 1 lembar daun yang sudah bersih ditambah 5 sendok makan air
bersihkemudian tulang daun ditekan tekan dengan sendok. Daunnya dibuang, airnya
3-5 tetes diteteskan kemata, didiamkan sejenak, kototan mata dibuang kemudian mata
dicuci dengan air rebusan daun sirih.
CARA BUDIDAYA :
Perbanyakan tanaman menggunakan biji. Pemeliharaan tanaman ini mudah, seperti
tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau menjaga kelembaban
tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar.
BAB II
BUNGA MATAHARI
Klasifikasi Bunga Matahari
Kingdom : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Mangoliopsida
Ordo : Asteridales
Famili : Asteraceae
Genus : Helianthus
Spesies : Helianthus annuus L.
Khasiat Bunga Matahari - Bunga matahari yang memiliki nama ilmiah Helianthus
Annuus Linn, merupakan tanaman hias atau tanaman penghasil minyak. Bunga matahari
merupakan tumbuhan semusim dari family kenikir-nikiran (asteraceae), bunganya berbentuk
besar, berwarna kuning terang dan termasuk ke dalam bunga majemuk yang tersusun dari
ratusan hingga ribuan bunga kecil pada satu bongkol.
KHASIAT BUNGA MATAHARI
Bunga matahari mempunyai nama yang berbeda di tiap wilayahnya, seperti kembang
sarengenge (sunda), bungan ledom (pulau roti), kembang srengenge (jawa), bunga panca
matoari (minagkabau). Bunga matahari seperti yang sudah banyak kita ketahui adalah biji
dari bunga matahari biasanya dijadikan sebagai kwaci atau untuk bahan pembuatan minyak.
Selain itu bunga matahari juga dikenal sebagai tanaman obat herbal, karena hampir ke
seluruhan dari bunga matahari ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan.
KANDUNGAN KIMIA :
Pada bagian bunga mengandung senyawa kimia seperti quercimeritrin, asam
oleanolat, helianthoside A, B dan C serta asam echinocystat. Sedangkan pada bagian biji
bunga matahari mengandung senyawa kimia seperti sitosterol, prostaglandin E, asam
kiorogenik, asam quinat, phytin, dan benzopyrene. Kandungan dalam 100 g minyak biji
bunga matahari terdapat 9,8% lemak jenuh, lemak tak jenuh, 11,7% seperti oleat dan 72,9%
linoleat, serta todak mengandung kolesterol.
Selain memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan, pada tiap-tiap bagian dari
bunga matahari juga memiliki beberapa khasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit,
seperti berikut:
1. Bagian biji bunga matahari
Pada bagian biji bunga matahari dapat berkhasiat untuk meningkatkan keinginan
makan, mengatasi keletihan, dan meredakan sakit kepala.
2. Bagian bunga matahari
Pada bagian bunga matahari dapat berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah,
mengobati rasa nyeri saat sakit gigi, sakit kepala, nyeri haid, dan nyeri lambung.
3. Bagian batang bunga matahari
Pada bagian batang bunga matahari dapat berkhasiat untuk meningkatkan vitalitas
dan membantu kerja liver.
4. Bagian akar bunga matahari
Pada bagian akar bunga matahari dapat berkhasiat untuk meluruhkan air kencing,
mengobati batuk rejan, mengatasi infeksi saluran kencig dan mengatasi masalah
keputihan.
Selain beberapa khasiat diatas, pada bagian daun dari bunga matahari juga bersifat sebagai
antiinflamasi, analgesic, antipiretik, anti radang, dan bersifat untuk mengurangi rasa nyeri.
CARA PENANAMAN BUNGA MATAHARI :
1. Langkah yang pertama adalah dengan mengambil biji atau benih dari bunga yang
paling awal atau induknya dan di tabur ke dalam bekas yang telah mengandung
tanah yang basah. Dengan begitu benih bunga matahari tersebut dapat cepat
berkecambah.
2. Kemudian anda dapat memindahkan biji yang telah berkecambah tersebut ke
dalam pot atau ke dalam polibag atau anda dapat langsung menanamnya di tanah
yang telah anda sediakan akan tetapi anda harus memperhitungkan jaraknya agar
benih tersebut dapat membesar tanpa ada perebutan tempat dengan benih-benih
yang lainnya.
3. Pada proses pembesaran ini cukup cepat. Anda dapat menanam dengan tersebar
pada setiap tempat yang anda kehendaki.
4. Anda dapat menanam bunga matahari ini di tempat-tempat yang telah anda
siapkan dengan menyebar, jarak antara bunga matahari yang satu dengan yang
lainnya tidak boleh terlalu dekat ataupun terlalu jauh agar keindahan bunga
matahari dapat terlihat lebih baik.
5. Anda dapat melakukan penyiraman bunga matahari ini sekurang-kurangnya
adalah sehari sekali.
6. Anda juga dapat menggunakan tanah yang gembur dan memberinya pupuk
organik ataupun pupuk kompos agar tanaman bunga matahari dapat tumbuh
dengan baik.
BAB III
BUNGA ROSELLA
Tanaman rosella berkembang biak secara generatif (dengan biji). Tanaman rosella
berkembang biak dengan biji, tanaman ini tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan sub
tropis. Tanaman ini dapat tumbuh di semua jenis tanah, tetapi paling cocok pada tanah yang
subur dan gembur. Tumbuhan ini dapat tumbuh di daerah pantai sampai daerah dengan
ketinggian 900 m di atas permukaan laut. Rosella mulai berbunga pada umur 2-3 bulan, dan
dapat dipanen setelah berumur 5-6 bulan.
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) merupakan salah satu tanaman berbunga yang
penyerbukannya banyak dibantu oleh serangga,
Setelah bunga dipetik kemudian dikeluarkan bijinya, lalu bunga itu dijemur dibawah sinar
matahari. Satu batang rosella bisa menghasilkan 2-3 kg bunga rosella basah, dalam 100 kg
bunga rosella basah bisa menghasilkan 5-6 kg rosella kering (Andiex, 2009).
Di Indonesia nama rosella sudah dikenal sejak tahun 1922, tanaman rosella tumbuh subur,
terutama di musim hujan. Tanaman rosella biasanya dipakai sebagai tanaman hias dan pagar.
Setelah bertahun-tahun dikenal sebagai tanaman hias dan pagar yang tidak dihiraukan,
sekarang tanaman ini dikenal dengan banyak khasiat yang bermanfaat bagi manusia
(Daryanto-Agrina, 2006).
KLASIFIKASI TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L)
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L (Comojime, 2008).
MORFOLOGI TANAMAN ROSELLA :
1) Batang
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai batang bulat, tegak, berkayu
dan berwarna merah.tumbuh dari biji dengan ketinggian bisa mencapai 3-5 meter.
2) Akar
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai akar tunggal.
3) Daun
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai daun tunggal berbentuk
bulat telur, bertulang menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal berlekuk,
Panjang daun 6-15 cm dan lebar 5- 8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau
dengan panjang 4-7 cm.
4) Bunga
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai bunga berwarna cerah,
Kelopak bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika
dibandingkan dengan bunga raya/sepatu. Bunganya keluar dari ketiak daun dan
merupakan bunga tunggal, yang berarti pada setiap tangkai hanya terdapat 1 (satu)
bunga. Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm,
yang pangkalnya saling berlekatan dan berwarna merah. Kelopak bunga ini sering
dianggap sebagai bunga oleh masyarakat. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan
sebagai bahan makanan dan minuman.
5) Biji
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai biji berbentuk seperti ginjal
hingga triangular dengan sudut runcing, berbulu, panjang 5 mm dan lebar 4 mm.
CARA BUDIDAYA BUNGA ROSELLA
1) Dalam budidaya rosela media tanam yang perlu disiapkan adalah lahan
terbuka serta polybag. Polybag berguna sebagai media tanam persiapan
benih bunga rosela sebelum dipindahkan ke lahan yang terbuka.
Sedangkan lahan itu sendiri berguna untuk media tanam akhir sampai
bunga tersebut siap dipanen.
2) Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam budidaya rosela adalah
mempersiapkan lahan penanaman bunga rosela. Kemudian pembenihan
bunga rosela, ada dua cara untuk pembenihan tanaman ini yaitu dengan
stek atau dengan menggunakan bijinya. Jika menggunakan bijinya, biji
tersebut harus direndam terlebuh dahulu sebelum akhirnya ditanam.
Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah proses penanaman. Penanaman
dilakukan di lahan terbuka terlebih dahulu, setelah sekitar satu minggu
kemudian dipindahkan ke polybag. Selanjutnya sekitar dua minggu, bunga
rosela dapat dipindahkan di lahan terbuka yang sudah dipersiapkan dengan
jarak tanam tertentu. Dan langkah yang terakhir adalah perawatan bunga
rosela.
3) Seperti halnya budidaya rosela, perawatan rosela tidak terlalu sulit hanya
perlu ketekunan, Perawatan rosela yang perlu dilakukan adalah
penyiraman serta pemberian pupuk yang cukup, yang perlu diingat
penyiraman bunga rosela jangan sampai mengenang sebab tanaman ini
bisa busuk. Namun memang dalam perawatan rosela ada kendala-kendala
yang timbul, yaitu adanya hama dan tumbuhan ilalang yang mengganggu
proses pertumbuhan bunga rosela. Hama yang biasa menyerang adalah
belalang, kutu putih, ulat, nematode. Hama ini sering menyerang bagian
akar dan batang. Hama-hama tersebut harus segera diatasi sebab bisa
mengurangi kualitas bunga rosela itu sendiri.
4) Salah satu cara mengolah bunga rosela ini yang saat ini banyak digemari
adalah dengan membuat teh rosela, sebab membuat teh rosela sangat
praktis tidak terlalu membutuhkan banyak bahan dan tenaga. Dalam
membuat teh rosela hanya perlu segelas air panas, gula dan tentunya bunga
rosela yang sudah kering, tak lebih dari sepuluh menit teh rosela pun siap
dinikmati
BAB IV
BUNGA BELIMBING WULUH
KLASIFIKASI :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa blimbi L
NAMA LAIN BELIMBING WULUH
(Sumatra) limeng, selimeng, thlimeng (Aceh), selemeng (Gayo), asom, belimbing,
balimbingan (Batak), malimbi (Nias), balimbieng (Minangkabau), belimbing asam (Melayu),
balimbing (Lampung). Jawa: balimbing wuluh, balimbing, blimbing (Jawa), calingcing,
calingcing wulet, balingbing (Sunda), bhalingbhing bulu (Madura). Nusa Tenggara: blingbing
buloh (Bali), limbi (Bima), libi (Sawu), balimbeng (Flores), belerang (Sangi). Sulawesi:
lumpias, rumpeasa dureng, wulidan, lopias, lembetue (Gorontalo), lombituko (Buol),
tangkurera (Baree), bainang (Makasar), calene (Bugis). Maluku: ninilu dae lok (Rote), kerbol
(Timor, Kai), takurela (Ambon), balimbi (Ulias), taprera (Buru), malibi (Halmahera),
mirimiri (Kapaur). Irian Jaya: uteke.
CIRI POHON BELIMBING WULUH
Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan
mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Batangnya bergelombang dan tidak rata. Daun
belimbing sayur merupakan daun majemuk sepanjang 30 – 60 cm dengan 11 – 45 pasang
anak daun. Anak daun berwarna hijau, bertangkai pendek, berbentuk bulat telur hingga
jorong dengan ujung agak runcing, pangkal membulat, tepi daun rata, panjang 2 – 10 cm,
lebar 1- 3 cm. Belimbing wuluh mempunyai bunga majemuk tersusun dalam malai
berkelompok. Bunga belimbing asam seperti buah kapel, tumbuh keluar dari batang atau
percabangan yang besar. Buah belimbing wuluh berupa buni berbentuk lonjor bersegi,
dengan panjang 4-6 cm. buahnya berwarna hijau kekuningan, berair dan apabila masak
berasa asam. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran
rendah sampai 500 m dpi. Pohon yang berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat
tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab.
Tanaman belimbing wuluh mempunyai sosok tanaman yang memanjang keatas bisa
mencapai 12 meter tingginya, miskin akan cabang sehingga tanamannya agak langsing. Daun
belimbing wuluh berbentuk lonjong bulat telur yang letaknya di ujung cabang atau ranting.
Buah belimbing wuluh berbentuk lonjong berwarna hijau pekat semasa muda dan berubah
kekuningan setelah masak, besarnya seukuran telur puyuh yang muncul bergelantungan pada
dahannya. Dari batang dan cabang tanaman belimbing wuluh keluar bunga yang berwarna
merah muda atau ungu yang berbentuk bintang. Belimbing wuluh tumbuh baik pada dataran
rendah juga dapat tumbuh di daerah pegunungan sampai ketinggian 750 meter di atas
permukaan laut. Tanaman belimbing wuluh umumnya tumbuh subur pada daerah yang
beriklim kering dan cukup mendapat sinar matahari .
BAGIAN TUMBUHAN BELIMBING WULUH
A. BATANG
Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan
sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang muda berambut halus seperti beludru,
warnanya coklat muda. Batang belimbing wuluh mengandung saponin, tanin,
glucoside, kalsium oksalat, sulfur, asam format.
B. DAUN
Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun.
Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing,
pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau,
permukaan bawah hijau muda. Warna daging buah-buahan yang dikupas pada
umumnya cepat menjadicoklat. Hal ini disebabkan terjadinya reaksi browning, baik
yang enzimatismaupun yang non enzimatis. Warna-warna buah yang menjadi coklat
initidak disukai. Dan dengan adanya air garam disekeliling buah, maka reaksi
browning dapat dicegah.
Daun belimbing wuluh mengandung tanin, sulfur, asam format dan perokside.
C. BUNGA
Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan
yang besar, bunga kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya
buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 ern, warnanya hijau
kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur,
gepeng. Rasa buahnya asam, digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap
masakan, membersihkan noda pada kain, mengkilapkan barang-barang yang terbuat
dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan obat tradisional.
Perbanyakan dengan biji dan cangkok.
KANDUNGAN GIZI BELIMBING WULUH
Kandungan zat gizi yang ada pada belimbing wuluh cukup banyak sehingga bila tidak
dimanfaatkan dengan baik akan sia-sia serta dibuang dengan percuma. Adapun kandungan
zat gizi yang terdapat dalam belimbing wuluh dapat dilihat di bawah ini :
KANDUNGAN ZAT GIZI BELIMBING WULUH
TIAP 100 GRAM
Komponen J u m l a h
Energi (cal) 32
Karbohidrat (gr) 7
Protein (gr) 0,4
Vitamin C (mg) 52
Calsium (mg) 10
Phospor (mg) 10
Zat Besi (mg) 1,0
KANDUNGAN KIMIA BELIMBING WULUH
Batang mengandung saponin, tanin, glucoside, kalsium oksalat, sulfur, asam format,
dan peroksidase. Daun mengandung tanin, sulfur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat,
dan kalium sitrat.
SIFAT DAN KHASIAT BELIMBING WULUH
Rasa asam, bersifat sejuk, dan astringen. Manfaat utama tanaman ini sebagai makan
buah segar maupun makanan buat olahan ataupun obat tradisional. Manfaat lainnya sebagai
stabilisator dan pemeliharaan lingkungan, antara lain dapat menyerap gas – gas beracun
buangan kendaraan bermotor, meyaring debu, meredam getaran suara dan memelihara
lingkungan dari pencernaan karena berbagai kegiatan manusia. Dan manfaat yang lainnya
meredakan nyeri (analgesik), melancarkan keluarnya empedu, antiradang, dan meluruhkan
kencing (diuretik).
Indikasi Belimbing Wuluh
Belimbing wuluh memang bukan buah yang bisa disantap sebagai buah segar apalagi
sampai
dipajang di meja makan. Namun demikian, manfaatnya juga banyak. mulai dari bumbu
sayur, penghapus noda pakaian, obat-obatan tradisional sampai pada manisan.
a) Bunga digunakan untuk pengobatan:
batuk dan sariawan (stomatitis).
b) Daun digunakan untuk mengatasi:
• perut sakit
•gondongan (parotitis)
• tekanan darah tinggi
• rematik.
c) Buah digunakan untuk pengobatan:
• batuk rejan
• gusi berdarah
• sariawan
• sakit gigi berlubang
• jerawat
• panu
• tekanan darah tinggi
• kelumpuhan
• memperbaiki fungsi pencernaan, dan radang rektum.
CARA PEMAKAIAN :
Untuk minum, lihat resep. Untuk pemakaian luar, giling daun secukupnya sampai seperti
bubur. Tapal (pemakaian setempat) pada bagian yang terkena gondongan, rematik,
jerawat, dan panu.
Contoh Pemakaian untuk pengobatan
• Gondongan
Tumbuk 10 potong ranting muda belimbing wuluh berikut daunnya dan 4 butir
bawang merah. Balurkan pada tempat yang sakit.
• Pegal linu
Giling 1 genggam daun belimbing wuluh yang masih muda, 10 biji cengkih, dan 15
biji lada. Tambahkan cuka secukupnya, balurkan ke tempat yang sakit.
• Batuk
Potong-potong 25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu giring, 1 jari
kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, pegagan, daun saga,
daun inggu, dan daun sendok, masing-masing 1/4 genggam. Rebus dengan 5 gelas air
bersih sampai tersisa separuhnya, saring. Minum dengan madu secukupnya 3 kali 1 /3
bagian sehari.
• Batuk pada anak
Tim segenggam bunga belimbing wuluh, beberapa butir adas, dan gula secukupnya
dengan 1 cangkir air selama 1/2 jam. Saring, bagi untuk minum pagi dan malam
sewaktu perut kosong.
• Batuk rejan
(1) Tumbuk 10 buah belimbing wuluh, remas dengan 2 sdm air garam, saring. Minum
2 kali sehari.
(2) Makan manisan buah belimbing wuluh 3 kali 6-8 buah sehari.
• Rematik
Tumbuk 100 g daun muda belimbing wuluh, 10 butir cengkih, dan 15 biji merica.
Tambahkan cuka secukupnya sampai adonan seperti bubur, oleskan pada tempat yang
sakit.
• Sariawan:
(1) Rebus segenggam bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya, dan 1 cangkir
air sampai kental. Saring, gunakan untuk membersihkan mulut dan mengoles
sariawan.
(2) Rebus 2/3 genggam bunga belimbing wuluh dengan 3 gelas air bersih sampai
tersisa 2 1/4 gelas, saring. Minum 3 kali 3/4 gelas sehari.
Jerawat
(1) Tumbuk buah belimbing wuluh secukupnya, remas dengan air garam
secukupnya untuk menggosok muka yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari.
(2) Giling 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sdt bubuk belerang, remas dengan 2 sdm
air jeruk nipis. Gunakan untuk menggosok dan melumas muka yang berjerawat.
Lakukan 2–3 kali sehari.
SYARAT PERTUMBUHAN :
1. Iklim
Untuk pertumbuhan dibutuhkan keadaan angin yang tidak terlalu kencang,
karena dapat menyebabkan gugurnya bunga ataupun buah.
Curah hujan sedang, di daerah yang curah hujannya tinggi seringkali
menyebabkan gugurnya bunga dan buah.
Tempat tanamnya terbuka dan terkena sinar matahari secara memadai dengan
intensitas penyinaran 45 – 50 %, namun juga toleran terhadap naungan (tempat
terlindung).
Suhu ataupun kelembaban ataupun iklimnya termasuk kedalam tipe A (amat
basah), B (agak basah), C (basah), dengan 6 – 12 bulan basah dan 0 – 6 bulan
kering, namun paling baik didaerah yang mempunyai 7,5 bulan basah dan 4,5
bulan kering.
2. Media tanam
Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok pula untuk
tanaman belimbing. Tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan
organik , aerasi dan drainasenya baik.
Derajat keasaman tanah untuk tanaman belimbing yaitu memiliki Ph 5,7 – 7,5.
Kandungan air dalam tanah atau kedalaman air tanah antara 50 – 200 cm
dibawah permukaan tanah.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman belimbing yaitu di dataran rendah
sampai ketinggian 500 m dpl.
BAB V
Bunga Melati
Jasminum sambac (L.) Ait. Nama umum
SEJARAH SINGKAT
Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup
menahun. Di Italia melati casablanca (Jasmine officinalle), yang disebut Spansish Jasmine
ditanam tahun 1692 untuk di jadikan parfum. Tahun 1665 di Inggris dibudidayakan melati
putih (J. sambac) yang diperkenalkan oleh Duke Casimo de’ Meici. Dalam tahun 1919
ditemukan melati J. parkeri di kawasan India Barat Laut, Kemudian dibudidayakan di Inggris
pada tahun 1923. Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah
Nusantara. Nama-nama daerah untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu cut atau Meulu
Cina (Aceh), Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Menado), Mundu
(Bima dan Sumbawa) dan Manyora (Timor), serta Malete (Madura).
JENIS TANAMAN
Diantara 200 jenis melati yang telah diidentifikasi oleh para ahli botani baru sekitar 9 jenis
melati yang umum dibudidayakan dan terdapat 8 jenis melati yang potensial untuk dijadikan
tanaman hias. Sebagian besar jenis melati tumbuh liar di hutan-hutan karena belum terungkap
potensi ekonomis dan sosialnya. Tanaman melati termasuk suku melati-melatian atau famili
Oleaceae.
Kedudukan tanaman melati dalam sistematika/taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Oleales
Famili : Oleaceae
Genus : Jasminum
Spesies : Jasminum sambac (L) W. Ait..
Jenis, Varietas dan Ciri-ciri penting (karakteristik) tanaman melati adalah
sebagai berikut:
1. Jasmine sambac Air (melati putih, puspa bangsa)
2. Jasmine multiflora Andr (melati hutan:melati gambir, poncosudo, Star Jasmine, J,.
pubescens willd).
3. Jasmine officinale (melati casablanca, Spanish Jasmine) sinonim dengan J.
floribundum=Jasmine grandiflorum). perdu setinggi 1, 5 meter.
4. Jasmine rex (melati Raja, King Jasmine).
5. Jasmine parkeri Dunn (melati pot).
6. Jasmine mensyi (Jasmine primulinum, melati pimrose).
7. Jasmine revolutum Sims (melati Italia)
8. Jasmine simplicifolium ( melati Australia, J. volibile, m. bintang)
9. Melati hibrida. Bunga pink dan harum.
Adapun jenis dan varietes Melati yang ada di Pulau Jawa antara lain:
1. Jasmine. Sambac (melati Putih), antara lain varietas: Maid of Orleans, Grand
Duke of Tuscany, Menur dan Rose Pikeke
2. Jasmine. multiflorum (Star Jasmine)
3. Jasmine officinale (melati Gambir)
MANFAAT TANAMAN
Bunga melati bermanfaat sebagai bunga tabur, bahan industri minyak wangi,
kosmetika, parfum, farmasi, penghias rangkaian bunga dan bahan campuran atau
pengharum teh.
SENTRA PENANAMAN
Di Indonesia Pusat penyebaran tanaman melati terkonsentrasi di Jawa Tengah,
terutama di Kabupaten Pemalang, Purbalingga dan Tegal.
SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
1. Curah hujan 112–119 mm/bulan dengan 6–9 hari hujan/bulan, serta mempunyai
iklim dengan 2–3 bulan kering dan 5–6 bulan basah.
2. Suhu udara siang hari 28-36 derajat C dan suhu udara malam hari 24-30 derajat C,
3. Kelembaban udara (RH) yang cocok untuk budidaya tanaman ini 50-80 %.
4. Selain itu pengembangan budi daya melati paling cocok di daerah yang cukup
mendapat sinar matahari.
5.2. Media Tanam
1. Tanaman melati umumnya tumbuh subur pada jenis tanah Podsolik Merah Kuning
(PMK), latosol dan andosol.
2. Tanaman melati membutuhkan tanah yang bertekstur pasir sampai liat, aerasi dan
drainase baik, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan memiliki.
3. Derajat keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman ini adalah pH=5–7.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman melati dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai
dataran tinggi pada ketinggian 10-1.600 m dpl. Meskipun demikian, tiap jenis melati
mempunyai daya adaptasi tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Melati putih (J,sambac)
ideal ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl, sedangkan melati Star Jasmine
(J.multiflorum) dapat beradaptasi dengan baik hingga ketinggian 1.600 m dpl. Di sentrum
produksi melati, seperti di Kabupaten Tegal, Purbalingga dan Pemalang (Jawa Tengah),
melati tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran menengah (0-700 m dpl).
PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1. Teknik Penyemaian Benih : Tancapkan tiap stek pada medium semai 10–15
cm/sepertiga dari panjang stek. Tutup permukaan wadah persemaian dengan
lembar plastik bening (transparan) agar udara tetap lembab.
2. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
1. Penyiapan tempat semai:
Siapkan tempat/wadah semai berupa pot berukuran besar/polybag,
medium semai (campuran tanah, pasir steril/bersih).
Periksa dasar wadah semai dan berilah lubang kecil untuk
pembuangan air yang berlebihan.
Isikan medium semai ke dalam wadah hingga cukup penuh/setebal
20–30 cm. Siram medium semai dengan air bersih hingga basah.
2. Pemeliharaan bibit stek:
Lakukan penyiraman secara kontinu 1–2 kali sehari.
Usahakan bibit stek mendapat sinar matahari pagi.
Pindahkan tanaman bibit stek yang sudah berakar cukup kuat
(umur 1–23 bulan) ke dalam polybag berisi medium tumbuh
campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1).
Pelihara bibit melati secara intensif (penyiraman, pemupukan dan
penyemprotan pestisida dosis rendah) hingga bibit berumur 3
bulan.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1. Pembukaan Lahan
1. Bersihkan lokasi untuk kebun melati dari rumput liar (gulma), pepohonan
yang tidak berguna/batu-batuan agar mudah pengelolaan tanah.
2. Olah tanah dengan cara di cangkul/dibajak sedalam 30-40 cm hingga
gembur, kemudian biarkan kering angin selama 15 hari
2. Pembentukan Bedengan : Membentuk bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30-40
cm, jarak antara bedeng 40–60 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.
3. Pengapuran : Tanah yang pH-nya masam dapat diperbaiki melalui pengapuran,
misalnya dengan kapur kalsit (CaCO3) dolomit {CaMg (CO3)2}, kapur bakar
(Quick lime, CaO)/kapur hidrat (Slakked lime,{Ca(OH)2}. Fungsi/kegunaan
pengapuran tanah masam adalah untuk menaikan pH tanah, serta untuk
menambah unsur-unsur Ca dan Mg.
4. Pemupukan : Tebarkan pupuk kandang di atas permukaan tanah, kemudian
campurkan secara merata dengan lapisan tanah atas. Pupuk kandang dimasukkan
pada tiap lubang tanam sebanyak 1-3 kg. Dosis pupuk kandang berkisar antara 10-
30 ton/hektar. Lubang tanam dibuat ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak antar
lubang 100-150 cm. Penyiapan lahan sebaiknya dilakukan pada musim
kemarau/1-2 bulan sebelum musim hujan.
6.3. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanam : Sebulan sebelum tanam, bibit melati diadaptasikan dulu
disekitar kebun. Lahan kebun yang siap ditanami diberi pupuk dasar terdiri atas 3
gram TSP ditambah 2 gram KCI per tanaman. Bila tiap hektar lahan terdapat
sekitar 60.000 lubang tanam (jarak tanam 1,0 m x 1,5 m), kebutuhan pupuk dasar
terdiri atas 180 kg TSP dan 120 kg KCI. Bersama pemberian pupuk dasar dapat
ditambahkan “pembenah dan pemantap tanah “ misalnya Agrovit, stratos/asam
humus Gro-Mate
2. Pembuatan Lubang Tanam : Bibit melati dalam polybag disiram medium tumbuh
dan akar-akarnya. Tiap lubang tanam ditanami satu bibit melati. Tanah dekat
pangkal batang bibit melati dipadatkan pelan-pelan agar akar-akarnya kontak
langsung dengan air tanah.
3. Cara Penanaman : Jarak tanam dapat bervariasi, tergantung pada bentuk kultur
budidaya, kesuburan tanah dan jenis melati yang ditanam, bentuk kultur
perkebunan jarak tanam umumnya adalah 1 x 1,5 m, sedang variasi lainnya adalah
40 x 40 cm, 40 x 25 cm dan 100 x 40 cm.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman. : Cara penyulaman adalah dengan mengganti
tanaman yang mati/tumbuhan abnormal dengan bibit yang baru. Teknik
penyulaman prinsipnya sama dengan tata laksana penanaman, hanya saja
dilakukan pada lokasi/blok/lubang tanam yang bibitnya perlu diganti. Periode
penyulaman sebaiknya tidak lebih dari satu bulan setelah tanam. Penyulaman
seawal mungkin bertujuan agar tidak menyulitkan pemeliharaan tanam berikutnya
dan pertumbuhan tanam menjadi seragam. Waktu penyulaman sebaiknya
dilakukan pada pagi/sore hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu
udara tidak terlalu panas.
2. Penyiangan : Pada umur satu bulan setelah tanam, kebun melati sering ditumbuhi
rumput-rumput liar (gulma). Rumput liar ini menjadi pesaing tanaman melati
dalam pemenuhan kebutuhan sinar matahari, air dan unsur hara.
3. Pemupukan : Pemupukan tanaman melati dilakukan tiap tiga bulan sekali. Jenis
dan dosis pupuk yang digunakan terdiri atas Urea 300-700 kg, STP 300-500 kg
dan KCI 100-300 kg/ha/tahun. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara
disebar merata dalam parit di antara barisan tanaman / sekeliling tajuk tanaman
sedalam 10-15 cm, kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan dapat pula
dengan cara memasukan pupuk ke dalam lubang tugal di sekeliling tajuk tanaman
melati. Waktu pemupukan adalah sebelum melakukan pemangkasan, saat
berbunga, sesuai panen bunga dan pada saat pertumbuhan kurang prima.
Pemberian pupuk dapat meningkatkan produksi melati, terutama jenis pupuk yang
kaya unsur fosfor (P), seperti Gandasil B (6-20-30)/Hyponex biru (10-40-15) dan
waktu penyemprotan pupuk daun dilakukan pada pagi hari (Pukul 09.00) atau sore
hari (pukul 15.30-16.30) atau ketika matahari tidak terik menyengat.
4. Pengairan dan Penyiraman : Pada fase awal pertumbuhan, tanaman melati
membutuhkan ketersediaan air yang memadai. Pengairan perlu secara kontinyu
tiap hari sampai tanaman berumur kurang lebih 1 bulan. Pengairan dilakukan 1-2
kali sehari yakni pada pagi dan sore hari. Cara pengairan adalah dengan disiram
iar bersih tiap tanam hingga tanah di sekitar perakaran cukup basah.
5. Waktu Penyemprotan Pestisida : Zat perangsang/zat pengatur Tumbuh (ZPT)
dapat digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi bunga, zat
perangsang bunga yang berpengaruh baik terhadap pembungaan melati adalah
Cycocel (Chloromiguat) dan Etherel. Tanaman melati yang di semprot dengan
Cycocel berkonsentrasi 5.000 ppm memberikan hasil bunga yang paling tinggi,
yakni 1,45 kg/ tanaman. Cara pemberiannya: zat perangsang bunga disemprotkan
pada seluruh bagian tanaman, terutama bagian ujung dan tunas-tunas
pembungaan. Konsentrasi yang dianjurkan 3.000 ppm–5.000 ppm untuk Cycocel
atau 500-1.500 ppm bila digunakan Ethrel.
6. Lain-lain : Tanaman melati umumnya tumbuh menjalar, kecuali pada beberapa
jenis melati, seperti varietas Grand Duke of tuscany yang tipe pertumbuhannya
tegak. Tinggi pemangkasan amat tergantung pada jenis melati, jenis melati putih
(J.sambac) dapat di pangkas pada ketinggian 75 cm dari permukaan tanah,
sedangkan jenis melati Spnish Jasmine (J. officinale var. grandiflorum) setinggi
90 cm dari permukaan tanah.
BAB VI
BUNGA CENGKEH
Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum)
Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20
m. Mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah
pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh
(Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon
besar dan berkayu keras cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan
tahun, tingginya dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat.
Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi
oleh ranting-ranting kecsil yang mudah patah. Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon
cengkeh berbentuk kerucut. Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang
dengan bagian ujung dan panggkalnya menyudut. Bunga dan buah cengkeh akan muncul
pada ujung ranting daun dengan tangkai pendek serta bertandan.Pada saat masih muda bunga
cengkeh berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan
berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh kering akan
berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya
cengkeh pertama kali berbuah pada umur 4-7 tahun Dari sudutbotanis, tanaman cengkeh
adalah termasuk famili Myrtacea dan sekerabat dengan jambu air(Eugenia Jambos).
Klasifikasi Tanaman Cengkeh
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Myrtales
Suku : Myrtaceae
Marga : Syzygium
Jenis : Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry
Morfologi
a) Daun
Daun cengkeh tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun (petiolus),
helaian daun (lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah daun (vagina). Daunnya berbentuk
lonjong dan berbunga pada bagian ujungnya. Termasuk daun majemuk karena dalam satu ibu
tangkai ada lebih dari satu daun.
b) Batang
Batangdari pohon cengkeh biasanya memiliki panjang 10-15 m. Batang berbentuk bulat
(teres), permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang-cabang yang dipenuhi banyak
ranting atau dapat dikatakan lebat rantingnya. Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus)
dan cara percabangan dari rantingnya dapat dikatakan monopodial karena masih dapat
dibedakan antara batang pokok dan cabangnya. Lalu arah tumbuh cabangnya adalah condong
ke atas (patens). Selain itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun.
Tangkainya kira-kira1-2,5 cm (Steenis 1975).
c) Akar
Sistem akarnya tunggang, akar ini merupakan akar pokok (berasal dari akar lembaga) yang
kemudian bercabang-cabang. Bentuk akar tunggangnya termasuk berbentuk tombak
(fusiformis) pada akar tumbuh cabang yang kecil-kecil. Akar kuat sehingga bisa bertahan
sampai puluhan bahkan ratusan tahun. Akarnya biasanya mampu masuk cukup dalam ke
tanah.
Perakaran pohon cengkeh relatif kurang berkembang,tetapi bagian yang dekat permukaan
tanah banyak tumbuh bulu akar.Bulu akar tersebut berguna untuk menghisap makanan
d) Biji
Pohon cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun. Bijinya terdiri dari
kulit (spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus seminis). Walaupun dalam
jangka 20 tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat dikatakan sudah tidak
menguntungkan. Hal ini dikarenakan kualitasnya telah menurun dan tidak dapat digunakan
lagi untuk industri, misal rokok.
e) Bunga
Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan tangkai pendek dan
bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai bunga). Bunga cengkeh termasuk
bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya selalu ditutup bunga. Bunga
terdiri dari tangkai (pedicellus), ibu tangkai (pedunculus), dan dasar bunga (repectaculum).
Bunga cengkeh adalah bunga tunggal (unisexualis) jadi masih dapat dibedakan menjadi
bunga jantan (flos masculus) dan betina (flos femineus). Dasar bunganya (repectaculum)
menjadi pendukung benang sari dan putik (andoginofor).
f) Buah
Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar
berwarna merah. Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian bunga yang ikut ambil
bagian dalam pembentukan buah.
Buah cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah
mekar berwarna merah. Buahnya secara umum tersusun atas bagian-bagian secara umum
pada kulit buah antara lain epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Selain itu ada
septum dan ovarium.
Kandungan Cengkeh :
Minyak esensial dari cengkeh mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial.
Minyak cengkeh sering digunakan untuk menghilangkan bau nafas dan untuk
menghilangkan sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama
eugenol, digunakan dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkeh juga
digunakan dlaam campuran tradisional choji (1% minyak cengkeh dalam minyak
mineral) dan digunakan oleh orang Jepang untuk merawat permukaan senjata perang
mereka.
Selain minyak cengkeh, yang juga terkandung dalam cengkeh adalah serbuk tangkai
kuntum cengkeh (clove stem oil), dan daun cengkeh kering (clove leaf oil).
Sifat kimiawi dan efek farmakologis dari cengkeh adalah hangat, rasanya tajam,
aromatik, berkhasiat sebagai stimulan, antiseptik, anestetik lokal, menghilangkan
kolik dan obat batuk. Kandungan kimia pada cengkeh adalah karbohidrat, kalsium,
fosfor, zat besi, vitamin B1, lemak, protein, dan eugenol.
PENGOBATAN DENGAN CENGKEH :
1.Pereda Stres
Anda mungkin bosan dengan terapi-terapi pereda stres yang menggunakan bahan
berbahaya. Untuk itu, tak ada salahnya bila mencoba cara alami yang terbuat dari
cengkih. Caranya, didihkanlah air yang dicampur dengan daun kemangi, daun mint,
dan cengkih. Kemudian gunakan air tersebut untuk menyeduh teh. Bila Anda suka
madu, bisa ditambahkan dalam seduhan minuman tersebut. Secangkir minuman sehat
ini bisa bantu meredakan ketegangan pada diri Anda.
2. Sakit Gigi
Terganggu rasanya bila sakit gigi mewarnai hari-hari Anda. Untuk itu, cobalah
gunakan cengkih untuk mengurangi rasa sakit dahsyat tersebut. Kandungannya
antiseptiknya dapat mengurangi infeksi pada gigi. Caranya, oleskan minyak cengkih
pada rongga dalam gigi yang berlubang. Setelah itu, rasakan perubahannya.
3. Gangguan Pencernaan
Cengkih memiliki aliran enzimatik dan meningkatkan fungsi pencernaan. Kandungan
zatnya berguna untuk mengatasi iritabilitas lambung dan dispepsia. Menjilati bubuk
cengkih goreng yang dicampur dengan madu secara efektif dapat mengendalikan
muntah. Tindakan anestesi cengkih juga bisa membantu menangani nyeri perut dan
membuat muntah berhenti.
4. Batuk
Mengunyah cengkih yang dicampur dengan garam dapat membantu mengeluarkan
dahak Anda. Selain itu, kembang mungil itu juga dapat mengurangi iritasi pada
tenggorokan. Mengunyah cengkih yang telah matang bisa menjadi obat efektif bagi
batuk Anda.
Berikut beberapa cara penggunaan cengkeh untuk mengobati penyakit sehari-hari :
o Sakit gigi : Cobalah meletakkan dua cengkeh utuh dalam mulut Anda. Biarkan
cengkeh melembut, kemudian gigit perlahan untuk melepaskan kandungan
minyak di dalamnya. Selanjutnya, gerakkan cengkeh tersebut ke area gigi
yang sakit dan biarkan hingga setengah jam.
o Menghilangkan bau mulut : 10 butir cengkeh dicuci lalu diseduh dengan 200
cc air panas, diamkan selama lima menit, kemudian saring, airnya dipakai
untuk kumur-kumur, lakukan setiap hari secara rutin, dijamin nafas kamu
segar dan bau cengkeh heuheu.
o obat mual : 10 butir cengkeh, 20 gram asam jawa, gula air secukupnya direbus
dengan 400 cc air sampai tersisa 200 cc sajah, ramuan tersebut disaring
kemudian diminum selagi hangat.
o mengatasi kembung: 10 butir cengkeh diseduh dengan air panas lalu
digunakan sebagai teh, atau 5 sampai 10 butir cengkeh dimasukkan pada buah
pir yang dilubangi dan dibungkus kertas aluminium foil lalu dibakar hingga
matang, setelah matang, cengkeh dibuang, dan pirnya dimakan.
o obat masuk angin; 10 tetes minyak cengkeh diseduh dengan 50cc air panas,
tambahkan madu secukupnya, aduk hingga rata, minum selagi hangat.
o obat sakit kepala; 5 butir cengkeh, 5 gram kayu manis, 5 gram biji pala, 5 butir
merica dihaluskan hingga menjadi bubuk lalu diseduh dengan 100cc air panas,
kemudian diminum.
o mengatasi radang lambung; 5 butir cengkeh, 5 gram kayu manis, 5 gram biji
pala, 5 butir kapulaga, 15 gram kulit jeruk mandarin, 150 gram lobak, labu
parang secukupnya, semua bahan direbus dengan 1000 cc air panas, kemudian
diminum.
o obat batuk ; 10 butir cengkeh, 10 lembar daun sirih, 5 lembar daun tapak
liman, 3 butir kapulaga, 2 jari kayu manis, gula aren secukupnya, semua bahan
direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400cc disaring, kemudian diminum 2
kali sehari, sehari 200cc.
o mengatasi infeksi pernafasan; “cengkeh bekerja sebagai ekspektoran,
melonggarkan lendir di tenggorokan dan kerongkongan” ujar Neil Schachter,
MD, seorang profesor dari Mount Sinai School of Medicine di New York
City. Ramuan dari profesor adalah sbb: campurkan 2 batang cengkeh,
selembar kayu manis, 2 biji kapulaga, lalu dihancurkan, setelah itu tempatkan
dalam sebuah cangkir, tambahkan air mendidih dan biarkan selama 1-2 menit.
o untuk pewangi pakaian alami ^__^ ; taruh beberapa batang cengkeh ke dalam
lemari pakaian kamu, aroma cengkeh yang pedas akan menutupi bau tak sedap
dan menjaga baju atau barang-barang kamu tetap segar. Ganti setiap 2 minggu
sekali.
o mengatasi noda jerawat; campurkan 1 sendok teh cengkeh, 1 sendok teh madu,
3 tetes jus lemon segar dalam mangkuk kecil. Oleskan ramuan tersebut pada
wajah, biarkan selama 20 menit, lalu bilas dengan air dingin.
CARA BUDIDAYA :
Untuk mengetahui cara budidaya tanaman cengkeh ada beberapa langkah yang harus
diperhatikan agar pada waktu cara menanam cengkeh, kita dapat mengetahui batasan-batasan
yang akan memperngaruhi perkembangan tanaman.
1) Kondisi Tanah
Cengkeh menghendaki tanah yang berstruktur baik, yakni gembur, tidak berpadas,
berlapisan tanah liat dan tanah berpasir (tanah vulkanis muda), tanah-tanah tersebut
kurang cocok untuk tanaman cengkeh, karena terlalu mudah kehilangan air.Untuk
pemeliharaaan tanah sebaiknya dilakukan pencangkulan agar tanah tidak mengeras,
pencangkulan dilakukan dua kali dalam setahun. Dan perlakuan intensif pada tanaman
cengkeh ini sebaiknya dilakukan sejak mulai dari persemaian hingga dewasa.
2) Iklim
Sifat iklim sangat menentukan keberhasilan dalam budidaya cengkeh ini. Tanaman
cengkeh tidak tahan dengan kekeringan, karena kekeringan pada pohon cengkeh dapat
mengakibatkan kematian (pada pohon muda 1 - 2 tahun), mati ranting (pada pohon
dewasa), kurang produktif (pohon yang sudah tua).
Tanaman cengkeh menghendaki curah hujan antara 2.000 – 3.500 mm, tetapi yang merata
sepanjang tahun. Namun walaupun banyak banyak membutuhkan aiar, apabila curah
hujan yang terlalu tinggi yaitu di atas 4.000 mm dan mengakibatkan becek yang
berlebihan akan mengakibatkan kematian.
Karena hujan yang terus menerus akan mengakibatkan kerusakan pada bunga muda dan
dapat menstimulir pertumbuhan lumut-lumut pada cabang dan ranting yang bisa
mnyebabkan putusnya ranting dan cabang tersebut.
Tanaman cengkeh sangat cocok dengan temperature yang hangat dan tidak terlalu
lembap, karena itu, jarak tanam pada pohon cengkeh ini harus cukup luas, antara 8 x 8
meter. Supaya sirkulasi udara sekitar pohon baik. Tanaman cengkeh pun sangat
membutuhkan sinar matahari yang cukup, terutama pada masa pembungaan.
3) Teknik memproduksi biji untuk pembibitan
Untuk memperoleh pohon cengkeh yang produktif dan berkualitas, maka para petani
harus bisa memproduksi biji yang berkualitas untuk keperluan pembibitan. Syarat-syarat
pohon induk yang layakuntuk diambil bijinya :
Pohonnya sehat
Percabangannya mulai dari bawah dan rapat
Daunnya rimbun dan tidak pernah sakit
Umurnya 10 tahun ke atas
Sedapat mungkin yang berbunga terus menerus
Pohon-pohon yang akan diambil bijinya harus dirawat secara khusus dan diistimewakan,
antara lain dengan cara diberi pupuk yang banyak. Dosis pupuknya harus lebih banyak
daripada pohon cengkeh yang tidak dibijikan. Tanah di sekitar pohon yang akan diambil
bijinya harus digemburkan dan bila perlu ditambah dengan pupuk kandang.
Pohon-pohon cengkeh yang telah terpilih untuk diambil bijinya guna proses pembenihan
atau pembibitan, sebaiknya sebagian bunganya tidak dipetik dan ditinggalkan 5 – 10%
tiap pohon.
Biji-bijinya yang kualitasnya baik biasanya terletak pada bagian pucuk, karena bijinya
lebih besar dan hampir tidak ada yang kosong.
Biji-biji yang dipetik adalah biji yang telah berwarna hitam ungu dan sebagian ada yang
gugur. Biji ini masak kira-kira bulan Oktober/November. Jadi kira-kira 4 – 5 bulan
setelah panen, atau 9 – 10 bulan dari bakal bunga.
Setelah itu, setelah semua biji yang masak terkumpul, baru dikupas kulitnya. Pengupasan
dilakukan secara hati-hati agar tidak luka. Setelah dikupas baru dicuci dengan air bersih,
kemudian disortir untuk memisahkan biji yang kurang baik seperti diasntaranya; biji yang
terlalu kecil, terdapat bercak hitam, kotilnya tinggal satu, atau satu buah cengkeh tapi
berisi dua biji.
Setelah disortir dan dipilih, biji-biji cengkeh lalu direndam dalam air bersih. Jika biji-biji
cengkeh berkualitas baik, maka tiap kilogram berisi 800 – 900 bbiji. Terakhir, pohon
cengkeh yang diambil bijinya untuk keperluan pembenihan dan pembibitan biasanya
kondisinya menurun, untuk itu, pemupukan sehabis pemetikan bunga atau biji sangat
diperlukan. Lebih baik lagi jika ditambah dengan pupuk daun seperti Wuxal dan
Bayfolan, sehingga pohon cengkeh yang diambil bijinya cepat pulih kembali.
4) Persemaian dan pembibitan
Proses budidaya cengkeh biasanya dimulai dari kerja pembibitan dan persemaian. Agar
bisa memperoleh dan menghasilkan pohon cengkeh yang produktif dan berkualitas, maka
kerja pembibitan dan persemaian harus dilakukan secara baik, cermat dan teliti.
Dalam memilih tempat persemaian, ada beberapa factor yang diperhatikan :
Tanah harus subur dan mudah diairi (terutama pada musim kemarau)
Tempat persemaian harus terlindung dari angin kencang
Tempat strategis (misalnya mudah mengangkut benih dan dekat dengan areal tanam)
Tahap-tahap kerja yang harus dilakukan dalam persemaian :
Membuatpatok atau tanda pada tanah yang akan dicangkul. Lebarnya maksimal175
cm dan panjangnya maksimal 5 meter, atau ditentukan secara kondisional dengan cara
melihat lahan atau medan.
Di antara bedengan persemaian diberi parit air kira-kira 50 cm.
Pencangkulan tanah yang akan dibuat bedengan sedalam kira-kira 30 cm.
Membersihkan rerumputan dan tanaman pengganggu lainnya hingga ke akar-akarnya.
Pencangkulan diulangi 3 kali untuk menggemburkan tanah, kemudian digulut kira-
kira 20 cm di atas permukaan parit.
Sekeliling tiap gulutan/bedengan persemaian diberi penahan (amping) supaya tanah
persemaian tidak larut kena air.
Tanah dicampur dengan pupuk kandang yang telah masak rata-rata 1 blek tiap 3m²
atau kondisional, melihat intensitas kesuburan tanah.
Memasang peneduh setinggi rata-rata 2 meter dengan atap alang-alang, daun kelapa
atau jerami.
Tiap-tiap gukutan/bedengan disemprot dengan insektisida atau dicampur bubuk incex
untuk membunuh ulat tanah, gangsir, rayap, dan lain-lain, yang senang memakan bibit
cengkeh.
Setelah semuanya siap, biji muulai ditanam. Pilihlah biji kualitas terbaik atau unggul. Biji
bisa disediakan sendiri jika mempunyai induk tanaman cengkeh yang bagus. Jika tidak
punya binih yang bagus, sebaiknyya mencari di took-toko pertanian atau lembaga-
lembbaga pertanian dan tanaman yang terpercaya.
Jika benih dari biji akan dipindahkan pada umur 1 tahun, maka jarak tanamnya 20 x 20
cm. jika benih dari biji akan dipindahkan pada umur 2 tahun, maka jarak tanamnya 30 x
30 cm.
Sebaiknya biji dikecambahkan dulu, kurang lebih selama 5 hari sehingga pertumbuhan
akarnya lurus dan baik. Caranya, biji ditempatkan pada keranjang-keranjang pipih yang
diberi tanah secukupnya. Biji cengkeh ditaruh berjajar rata pada tempat tersebut.
Jika sudah berkecambah, maka biji dibawa ke persemaian, dicabuti satu-satu dan ditanam
persis pada leher akarnya. Dengan cara ini, batang dan akar cengkeh akan tumbuh lurus
sehingga memudahkan penanaman di areal tanam kelak.
Jika tidak ada hujan hingga 2 – 3 hari berturut-turut, maka benih harus ceepat disiram
dengan alat penyiram yang lubangnya halus, agar biji-biji tidak terpelanting.
Pada umur tiga bulan, tanah-tanah sekitar bibit-bibit tadi digemburkan dengan solet
(bamboo selebar 2 jari yang ditipiskan). Selain itu, rerumputan dan tanaman pengganggu
harus dicabuti agar tidak merampas gizi-gizi dalam tanah yang menjadi jatah makanan
benih cengkeh.
Penggemburan tanah sekaligus disertai pemberian pupuk urea dengan dosis ± 30 gram per
m². penggemburan tanah dan pemupukan dengan cara yang sama dilakukan tiap satu
bulan sekali.
Jika benih telah berumur empat bulan maka peneduh mulai dijarangkan, sehingga pada
umur satu tahun peneduh buatan sudah bisa dibuka, supaya benih mendapat sinar
matahari yang banyak. Karena semakin banyak sinar matahari akan berpengaruh pada
percabangan menjadi baik dan sehat.
Bibit bisa sipelihara di persemaian hingga berumur 1 – 2 tahun, dan penggunaan bibit
yang berumur 2 tahun akan lebih baik pada pertumbuhannya. Pengambilan bibit harus
hati-hati jangan sampai akarnya rusak
Cara pengambilan benih harus hati-hati, usahakan pengaambilan benih dengan tanahnya
supaya akar tidak rusak, kemudian tanah yang didalamnya akar dapat dibungkus dengan
plastic dan gedebog pisang yang telah dikeringkan, atau dengan pembungkus lain, yang
paling penting tanah dan akar tidak pecah.
Setelah benih dibungkus, taro benih ditempat yang teduh selama 1 – 2 minggu, selama
bibit disimpan sebaiknya disemprot dengan K.O.C 1 – 2% untu menahan pertumbuhan
jamur pada daun. Akan lebih baik lagi kalau disemprot dengan insektisida.
Setelah disimpan 1 – 2 minggu, bibit yang tidak layu bisa ditanam di areal tanam.
Kematian selama pemutaran bibit kira-kira terjadi sebanyak 1% saja. Bibit yang layu
biasanya bisa tumbuh segar kembali. Pucuk/pupus yangkering sebaiknya dipotong untuk
mempercepat pertumbuhan selanjutnya.
BAB VII
BUNGA KRISAN
KRISAN
( C. morifolium Ramat, C. indicum, C. daisy )
1. SEJARAH SINGKAT
Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni atau
Bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran
Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), C. morifolium (ungu dan pink) dan
C. daisy (bulat, ponpon). Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan krisan, dan tahun 797
bunga krisan dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East.
Tanaman krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun 1795.
Tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsa mengembangkan 8 varietas krisan di Inggris. Jenis atau
varietas krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Krisan masuk ke Indonesia
pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial.
2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman hias krisan adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermathophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Famili : Asteraceae
Genus : Chrysanthemum
Species : C. morifolium Ramat, C. indicum, C. daisy dll
Jenis dan varietas tanaman krisan di Indonesia umumnya hibrida berasal dari Belanda,
Amerika Serikat dan Jepang. Krisan yang ditanam di Indonesia terdiri atas:
1. Krisan lokal (krisan kuno) : Berasal dari luar negri, tetapi telah lama dan beradaptasi
di Indoenesia maka dianggap sebagai krisan lokal. Ciri-cirinya antara lain sifat hidup
di hari netral dan siklus hidup antara 7-12 bulan dalam satu kali penanaman. Contoh
C. maximum berbunga kuning banyak ditanam di Lembang dan berbunga putih di
Cipanas (Cianjur).
2. Krisan introduksi (krisan modern atau krisan hibrida) : Hidupnya berhari pendek dan
bersifat sebagai tanaman annual. Contoh krisan ini adalah C. indicum hybr. Dark
Flamingo, C. i.hybr. Dolaroid,C. i. Hybr. Indianapolis (berbunga kuning) Cossa,
Clingo, Fleyer (berbunga putih), Alexandra Van Zaal (berbunga merah) dan Pink
Pingpong (berbunga pink).
3. Krisan produk Indonesia : Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas telah melepas
varietas krisan buatan Indonesia yaitu varietas Balithi 27.108, 13.97, 27.177, 28.7 dan
30.13A.
3. MANFAAT TANAMAN
Kegunaan tanaman krisan yang utama adalah sebagai bunga hias. Manfaat lain adalah
sebagai tumbuhan obat tradisional dan penghasil racun serangga. Sebagai bunga hias, krisan
di Indonesia digunakan sebagai:
1. Bunga pot : Ditandai dengan sosok tanaman kecil, tingginya 20-40 cm, berbunga lebat
dan cocok ditanam di pot, polibag atau wadah lainnya. Contoh krisan mini (diameter
bunga kecil) ini adalah varietas Lilac Cindy (bunga warna ping keungu-unguan), Pearl
Cindy (putih kemerah-merahan), White Cindy (putih dengan tengahnya putih kehijau-
hijauan), Applause (kuning cerah), Yellow Mandalay (semuanya dari Belanda).Krisan
introduksi berbunga besar banyak ditanam sebagai bunga pot, terdapat 12 varitas
krisan pot di Indonesia, yang terbanyak ditanam adalah varietas Delano (ungu), Rage
(merah) dan Time (kuning).
2. Bunga potong Krisan : Ditandai dengan sosok bunga berukuran pendek sampai tinggi,
mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran bervariasi (kecil, menengah dan besar),
umumnya ditanam di lapangan dan hasilnya dapat digunakan sebagai bunga potong.
Contoh bunga potong amat banyak antara lain Inga, Improved funshine, Brides, Green
peas, Great verhagen, Puma, Reagen, Cheetah, Klondike dll.
Selasin sebagai tanaman hias bunga krisan juga memiliki manfaat lain , karena
memiliki Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, asam format, asam
benzoat, asam asetat ester metil
antranil, seskuiterpen, seskuiterpen
-alkohol.
Penggunaan : Korigen odoris, penurun panas
(Antipiretik), penghenti ASI
Pemerian : Bau harum lemah, tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Bunga
4. SENTRA PENANAMAN
Daerah sentra produsen krisan antara lain: Cipanas, Cisarua, Sukabumi, Lembang
(Jawa Barat), Bandungan (Jawa Tengah), Brastagi (Sumatera Utara).
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
1. Tanaman krisan membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap
terpaan air hujan. Oleh karena itu untuk daerah yang curah hujannya tinggi,
penanaman dilakukan di dalam bangunan rumah plastik.
2. Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan
cahaya dari lampu TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik
adalah tengah malam antara jam 22.30–01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal
9 m 2 dan lampu dipasang setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Periode
pemasangan lampu dilakukan sampai fase vegetatif (2-8 minggu) untuk
mendorong pembentukan bunga.
3. Suhu udara terbaik untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26
derajat C. Toleran suhu udara untuk tetap tumbuh adalah 17-30 derajat C.
4. Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk awal pembentukan
akar bibit, setek diperlukan 90-95%. Tanaman muda sampai dewasa antara 70-
80%, diimbangi dengan sirkulasi udara yang memadai.
5. Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm. Kadar CO2 yang ideal untuk memacu
fotosistesa antara 600-900 ppm. Pada pembudidayaan tanaman krisan dalam
bangunan tertutup, seperti rumah plastik, greenhouse, dapat ditambahkan CO2,
hingga mencapai kadar yang dianjurkan.
5.2. Media Tanam
1. Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur liat berpasir, subur, gembur
dan drainasenya baik, tidak mengandung hama dan penyakit.
2. Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5-6,7.
5.3. Ketinggian Tempat
ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman ini antara 700–1200 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1. Persyaratan Bibit : Bibit diambil dari induk sehat, berkualitas prima, daya tumbuh
tanaman kuat, bebas dari hama dan penyakit dan komersial di pasar.
2. Penyiapan Bibit : Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan
anakan, setek pucuk dan kultur jaringan.
1. Bibit asal anakan
2. Bibit asal stek pucuk : Tentukan tanaman yang sehat dan cukup umur. Pilih
tunas pucuk yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm,
mempunyai 3 helai daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk
tersebut, langsung semaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu
udara 4 derajat C, dengan kelembaban 30 % agar tetap tahan segar selama 3-4
minggu. Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis
kertas tisu, kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek.
3. Penyiapan bibit dengan kultur jaringan : Tentukan mata tunas atau eksplan dan
ambil dengan pisau silet, stelisasi mata tunas dengan sublimat 0,04 % (HgCL)
selama 10 menit, kemudian bilas dengan air suling steril. Lakukan penanaman
dalam medium MS berbentuk padat. Hasil penelitian lanjutan perbanyakan
tanaman krisan secara kultur jaringan:
1. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg
NAA/liter ditambah 1,5 mg kinetin/liter, paling baik untuk
pertumbuhan tunas dan akar eksplan. Pertunasan terjadi pada umur 29
hari, sedangkan perakaran 26 hari.
2. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg
NAA/liter ditambah 0,5 BAP/liter, kalus bertunas waktu 26 hari, tetapi
medium tidak merangsang pemunculan akar.
3. Medium MS padat ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-0.2 mg
kinetin/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-2,0 BAP/liter
pada eksplan varietas Sandra untuk membentuk akar pada umur 21-31
hari. Penyiapan bibit pada skala komersial dilakukan dengan dua tahap
yaitu:
1. Stok tanaman induk : Fungsinya untuk memproduksi bagian
vegetatif sebanyak mungkin sebagai bahan tanaman Ditanam di
areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah stok tanaman
induk disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang telah
direncanakan. Tiap tanaman induk menghasilkan 10 stek per
bulan, dan selama 4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar
40-60 stek pucuk. Pemeliharaan kondisi lingkungan berhari
panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari mulai 23.30–
03.00 lampu pencahayaan dapat dipilih Growlux SL 18 Philip.
2. Perbanyakan vegetatif tanaman induk.
1. Pemangkasan pucuk, dilakukan pada umur 2 minggu
setelah bibit ditanam, dengan cara memangkas atau
membuang pucuk yang sedang tumbuh sepanjang 0,5-1
cm.
2. Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching dapat
merangsang pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4
tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan tumbuh sepanjang
15-20 cm atau disebut cabang primer.
3. Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer
dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm,
pelihara tiap cabang sekunder hingga tumbuh sepanjang
10-15 cm.
3. Teknik Penyemaian Bibit
1. Penyemaian di bak : Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak
berukuran lebar 80 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan
kebutuhan dan sebaiknya bak berkaki tinggi. Bak dilubangi untuk drainase
yang berlebihan. Medium semai berupa pasir steril hingga cukup penuh.
Semaikan setek pucuk dengan jarak 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1-2 cm,
sebelum ditanamkan diberi Rotoon (ZPT). Setelah tanam pasang sungkup
plastik yang transparan di seluruh permukaan.
2. Penyemaian kultur jaringan : Bibit mini dalam botol dipindahkan ke
pesemaian beisi medium berpasir steril dan bersungkup plastik tembus cahaya.
4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Pemeliharaan untuk stek pucuk yaitu
penyiraman dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan
vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tanaman di serang hama atau penyakit.
Buka sungkup pesemaian pada sore hari dan malam hari, terutama pada beberapa hari
sebelum pindah ke lapangan. Pemeliharaan pada kultur jaringan dilakukan di ruangan
aseptik, setelah bibir berukuran cukup besar, diadaptasikan secara bertahap ke
lapangan terbuka.
5. Pemindahan Bibit : Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke kebun pada umur 10-
14 hari setelah semai dan bibit dari kultur jaringan bibit siap pindah yang sudah
berdaun 5-7 helai dan setinggi 7,5-10 cm.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1. Pembentukan Bedengan : Olah tanah dengan menggunakan cangkul sedalam 30 cm
hingga gembur, keringanginkan selama 15 hari. Gemburkan yang kedua kalinya
sambil dibersihkan dari gulma dan bentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi
20- 30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antara bedengan 30-40 cm.
2. Pengapuran : Tanah yang mempunyai pH > 5,5, perlu diberi pengapuran berupa kapur
pertanian misalnya dengan dolomit, kalsit, zeagro. Dosis tergantung pH tanah.
Kebutuhan dolomit pada pH 5 = 5,02 ton/ha, pH 5,2 = 4,08 ton/ha, pH 5,3 = 3,60
ton/ha, pH 5,4 = 3,12 ton/ha. Pengapuran dilakukan dengan cara disebar merata pada
permukaan bedengan.
6.3. Teknik Penanaman
1. Teknik Penanaman Bunga Potong
1. Penentuan Pola Tanam. : Tanaman bunga krisan merupakan tanaman
yangdapat dibudidayakan secara monokultur.
2. Pembuatan Lubang Tanam : Jarak lubang tanam 10 cm x 10 cm, 20 cm x 20
cm. Lubang tanam dengan cara ditugal. Penanaman biasanya disesuaikan
dengan waktu panen yaitu pada hari-hari besar. Waktu tanam yang baik antara
pagi atau sore hari.
3. Pupuk Dasar : Furadan 3G sebanyak 6-10 butir perlubang. Campuran pupuk
ZA 75 gram ditambah TSP 75 gram ditambah KCl 25gram (3:3:1)/m2 luas
tanam, diberikan merata pada tanah sambil diaduk.
4. Cara Penanaman : Ambil bibit satu per satu dari wadah penampungan bibit,
urug dengan tanah tipis agar perakaran bibit krisan tidak terkena langsung
dengan furadan 3G. Tanamkan bibit krisan satu per satu pada lubang yang
telah disiapkan sedalam 1-2 cm, sambil memadatkan tanah pelan-pelan dekat
pangkal batang bibit. Setelah penanaman siram dengan air dan pasang
naungan sementara dari sungkup plastik transparan.
2. Teknik Penanaman untuk Memperpendek Batang : Penanaman dilakukan sama
dengan untuk bunga potong biasa, tetapi dengan menambah cahaya agar tangkai
menjadi pendek.
1. Pengaturan dan Penambahan Cahaya : Dilakukan sampai batas tertentu dengan
ketinggian tanaman yang dinginkan. Misalnya, bila diinginkan bunga krisan
bertangkai 70 cm, maka penambahan cahaya sejak ketinggian 50-60 cm.
Lampu dimatikan. Periode berikutnya beralih ke generatif. Tangkai bunga
memanjang mencapai 80 cm. Bila dipanen tangkainya 70 cm, maka tangkai
bunga yang tersisa adalah 10 cm pada tanaman. Total lama penyinaran sejak
bibit ditanam sampai periode generatif antara 12-15 minggu tergantung
varietas krisan. Cara pengaturan dan penambahan cahaya yaitu dengan pola
byarpet, yaitu pencahayaan malam selama 5 menit lalu dimatikan selama 1
menit dilakukan secara berulang-ulang hingga mencapai 30 menit. Cara lain
pengaturan dan penambahan cahaya adalah dengan memasang lampu TL pada
tengah malam mulai pukul 22.30-01.00.
2. Pemupukan : Waktu pemupukan dimulai umur 1 bulan setelah tanam,
kemudian diulang kontinue dan periodik seminggu sekali, dan akhirnya
sebulan sekali. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan pada fase vegetatif yaitu
Urea 200 gram ditambah ZA 200 gram ditambah KNO3 100 gram per m 2
luas lahan. Pada fase Generatif digunakan pupuk Urea 10 gram ditambah TSP
10 gram ditambah KNO3 25 gram per m 2 luas lahan, cara pemberiannya
dengan disebar dalam larikan atau lubang ditugal samping kiri dan samping
kanan.
3. Pembuangan Titik Tumbuh : Waktu pembuangan titik tumbuh adalah pada
umur 10-14 hari setelah tanam, dengan cara memotes ujung tanam sepanjang 5
cm.
4. Penjarangan Bunga : Jika ingin mendapatkan bunga yang besar, dalam 1
tangkai bunga hanya dibiarkan satu bakal bunga yang tumbuh.
3. Teknik Penanaman untuk Bunga Pot : Sebanyak 5-7 Bibit yang telah berakar ditanam
di dalam pot yang berisi media sabut kelapa (hancur) atau campuran tanah dan sekam
padi (1:1). Untuk memperpendek batang, pot-pot ini ditumbuhkan selama 2 minggu
dengan penyinaran 16 jam/hari. Untuk merangsang pembungaan, pot-pot kemudian
diberi pencahayaan pendek dengan cara menutupnya di dalam kubung dari jam 16.00-
22.00. Selama pertumbuhan tanaman diberi pupuk cir multihara lengkap.
Pembungaan ini dapat pula dipacu dengan menambahkan hormon tumbuh giberelin
sebanyak 500 ppm pada saat penyinaran pendek.
Untuk mendapatkan bunga yang besar dan jumlahnya sedikit, bakal bunga dari setiap
batang perlu diperjarang dengan hanya menyisakan satu kuncup bunga. Dengan cara
ini akan didapatkan krisan pot dengan 5-7 bunga yang mekar bersamaan.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman : Waktu penyulaman seawal mungkin yaitu 10-15 hari
setelah tanam. Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti bibit yang mati atau
layu permanen dengan bibit yang baru.
2. Penyiangan : Waktu penyiangan dan penggemburan tanah umumnya 2 minggu setelah
tanam. Penyiangan dengan cangkul atau kored dengan hati-hati membersihkan
rumput-rumput liar.
3. Pengairan dan Penyiraman : Pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore
hari, pengairan dilakukan kontinu 1-2 kali sehari, tergantung cuaca atau medium
tumbuh. Pengairan dilakukan dengan cara mengabutkan air atau sistem irigasi tetes
hingga tanah basah
BAB VIII
BUNGA KECUBUNG
KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Datura
Spesies : Datura metel
SINONIM
Datura fastuosa, Linn. D. alba, Ness. D. fastuosa, Linn. Var alba C.B.Clarke. Daturae
folium, Hindu datura, Datura sauveolens, Datura stramonium, Hyoscyamus
niger,Black Henbane, Devil's Trumpet, Metel, Downy Thorn-Apple.
NAMA LOKAL :
Kecubung (Jawa, Sunda), Kacobhung (Madura), Bemebe (Madura), Bulutube
(Gorontalo), Taruapalo(Seram), Tampong-tampong (Bugis), Kecubu (Halmahera,
Ternate), Padura (Tidore), Karontungan, Tahuntungan (Minahasa).
Kecubung juga terdapat di Cina, Inggris, dan Belanda
MORFOOGI :
Kecubung (Datura metel) termasuk jenis tumbuhan perdu tahunan yang mempunyai
pokok batang kayu, keras dan tebal.
Cabang : Cabangnya banyak dan mengembang ke kanan dan ke kiri sehingga
membentuk ruang yang lebar. Tinggi dari tumbuhan kecubung 0,5-2 m.
Daun : Berbentuk bulat telur, tunggal, tipis, dan pada bagian tepinya berlekuk
lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Serta ujung dan pangkal
meruncing dan pertulangannya menyirip. Daun Kecubung berwarna hijau.
Bunga : Bunga Kecubung tunggal menyerupai terompet dan berwarna putih
atau lembayung. Mahkotanya berwarna ungu. Panjang bunga lebih kurang 12-
18 cm. Bunga bergerigi 5-6 dan pendek. Tangkai bunga sekitar 1-3 cm.
Kelopak bunga bertaju 5 dengan taju runcing. Tabung mahkota berbentuk
corong, rusuk kuat, dan tepian bertaju 5. Taju dimahkotai oleh suatu
runcingan. Benang sari tertancap pada ujung dari tabung mahkota dan sebagai
bingkai berambut mengecil ke bawah. Bunga mekar di malam hari. Bunga
membuka mnjelang matahari tenggelam dan menutup sore berikutnya.
Buah : Buah Kecubung hampir bulat yang salah satu ujungnya didukung oleh tangkai
tandan yang pendek dan melekat kuat. Buah Kecubung bagian luarnya dihiasi duri-
duri pendek dan dalamnya berisi biji-biji kecil warna kuning kecoklatan. Diameter
buah ini sekitar 4-5 cm. Buah yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang
sudah tua berwarna hijau tua. Bakal buah dalam paroan bawah beruang 4 dan pada
puncak beruang 2. Buah duduk pada dasar bunga yang menebal dan melebar
ditambah sisa-sisa dari kelopak. Buah berbentuk bola, dinding pada waktu masak
terpecah kecil-kecil dan tidak teratur.
Buah Kecubung
ZAT BERKHASIAT
Kecubung mengandung senyawa kimia alkaloid. terdiri dari atropin, hiosiamin, dan
skopolamin yang bersifat antikholinergik. Kecubung juga mengandung hiosin, zat
lemak, kalsium oksalat, meteloidina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina,
dan nikotina.
Zat yang bermanfaat sebagai pereda asma adalah hipociamin dan skopolamin yang
besifat antikholinergik. Efek dari zat tersebut sangat meringankan penderita asma.
Alkaloid dapat melebarkan kembali saluran pernapasan yang menyempit akibat
serangan asma. Lalu, skopolamin juga mempunyai aktivitas depresan untuk susunan
saraf pusat, sehingga kerap digunakan sebagai obat antimabuk.
KHASIAT UNTUK PENGOBATAN
1) Asma
Bagi orang dewasa, kecubung dapat dijadikan rokok yang dihisap penderita.
Caranya bunga kecubung dikeringkan, dapat pula 2 daun kecubung
dikeringkan. Daun atau bunga kecubung ini lantas dilinting, lalu dibakar dan
dihisap seperti rokok. Obat ini sebaiknya tidak dihisap lebih dari 1 batang
dalam waktu 6 jam, karena dapat menimbulkan ketagihan sehingga tidak
cocok untuk anak-anak. Penderita asma yang masih muda atau anak-anak
dapat menghirup uap bakaran daun atau bunga kecubung. Caranya sama
seperti di atas, hanya setelah daun atau bunga dikeringkan, bahan tersebut
lantas dibakar
2). Bisul
Petiklah daun atau bunga kecubung. Tumbuk bahan tersebut. Tempelkan
tumbukan bahan ini ke bisul yang sakit. Biasanya bisul akan segera matang
dan sembuh.
3). Anus Turun
Bagian batang dan daun tanaman direbus lalu dijadikan obat pencuci anus.
BAB IX
BUNGA KENANGA
KLASIFIKASI :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Family : Annonaceae
Genus : Cananga
Species : Cananga odorata (Lam.)Hook.f. & Thomson
DESKRIPSI
Kenanga (Canangium odoratum) adalah tumbuhan berbatang besar sampai diameter
0,1-0,7 meter dengan usia puluhan tahun. Tumbuhan kenangan mempunyai batang yang
getas (mudah patah) pada waktu mudanya. Tinggi pohon ini dapat mencapai 5-20 meter.
Bunga kenanga akan muncul pada batang pohon atau ranting bagian atas pohon dengan
susunan bunga yang spesifik. Sebuah bunga kenanga terdiri dari 6 lembar daun dengan
mahkota berwarna kuning serta dilengkapi 3 lembar daun berwarna hijau. Susunan bunga
tersebut majemuk dengan garpu-garpu. Bunga kenanga beraroma harum dan khas. Di
pedesaan, kenanga sering dipelihara untuk dipetik bunganya. Tumbuhan liar yang kini
mulai jarang ini mudah tumbuh di daerah dataran rendah mulai ketinggian 25-1000 meter
di atas permukaan laut.
Nama Lokal :
Kenanga (Indonesia), Kenanga, Wangsa (Jawa); Kananga (Sunda), Sandat kananga,
Sadat wangsa (Bali); Selanga (Aceh), Sandat (Sasak), Ngana-ngana (Nias);
Lalangiran, amok, wungurer, pum-pum, luit (Minahasa).
KHASIAT BUNGA KENANGA :
Bunga kenanga mengandung minyak atsiri, yang dikenal dengan nama minyak
kenanga, yang mempunyai khasiat dan bau yang khas. Hasil penelitian mereka menunjukkan,
ekstrak bunga kenanga memiliki kemampuan menolak nyamuk karena adanya kandungan
linalool, geraniol, dan eugenol. Hasil penelitian menunjukkan, ketika mengoleskan ekstrak
bunga kenanga pada marmut, maka minyak atsiri yang terkandung dalam ekstrak bunga
kenanga meresap ke pori-pori lalu menguap ke udara. Bau ini akan terdeteksi oleh reseptor
kimia (chemoreceptor) yang terdapat pada tubuh nyamuk dan menuju ke impuls saraf. Itulah
yang kemudian diterjemahkan ke dalam otak sehingga nyamuk akan mengekspresikan untuk
menghindar tanpa mengisap darah marmut lagi. Semakin banyak kandungan bahan aktif yang
terdapat dalam ekstrak bunga kenanga, maka semakin besar kemampuan ekstrak tersebut
menolak nyamuk.Bunga kenanga mengandung asam benzoat, famesol, yeraniol, linalool,
eugenol, safrol, kadinen, dan pinen. Kandungan minyaknya cukup tinggi, namun mudah
sekali menguap. Minyaknya juga digunakan untuk campuran masker dan lulur.
Selain itu, minyaknya juga sangat baik untuk aroma terapi karena dapat mengatur aliran
kelenjar andrenalin dalam sistem saraf sehingga menimbulkan perasaan senang dan tenang,
serta menghilangkan rasa gelisah, marah, dan panik.
CARA BUDIDAYA :
1. DALAM POT
Sekalipun tanaman ini terkesan tinggi dan besar, tapi tetap bisa ditanam di dalam pot.
Caranya:
Pot diisi dengan pecahan genting, arang kayu, lalu campuran tanah dan upuk kandang
(2 : 1) sebanyak sepertiga bagian pot.
Tanaman bibit dengan posisi tegak di bagian tengah pot.
Tambahkan media tanam tadi, dan sisakan sekitar 5 cm dari permukaan pot.
Siramlah sampai air keluar dari bagian bawah pot.
Berikan ajir sebagai penguat sementara.
Lakukan pemupukan NPK. Pada umur tiga bulan, beri pupuk NPK yang unsur
Nitrogennya tinggi sebanyak setengah sendok teh per pot. Ulangi lagi pada umur
enam bulan, tapi dosisnya dinaikkan menjadi satu sendok teh per pot, dan ulangi
setiap 2 – 3 bulan sekali.
Jika perawatannya baik, kenanga dalam pot akan rajin berbunga.
2. BIBIT STEK DAN CANGKOK
Cara sederhana dan gampang untuk mendapatkan bibit tanaman kenanga adalah
dengan melakukan stek. Pilih cabang yang tidak terlalu tua, tapi juga jangan yang masih
terlalu muda. Potong cabang, lalu potong-potong lagi sepanjang 10 cm untuk setiap batang
stek. Pangkal batang diiris miring agar permukaannya lebih luas, sehingga akan banyak akar
yang terbentuk. Nah, olesi permukaan yang miring dengan Rhizopon untuk mempercepat
tumbuhnya akar.
Sebagian daun pada batang dikurangi. Tancapkan dalam media tumbuh (campuran
pasir dan tanah subur) sedalam 3 – 4 cm. Lakukan penyiraman pagi dan sore. Jika tampak
daun sekitar 10 – 12 helai, itu artinya bibit stek siap ditanam.
Sedangkan perbanyakan tanaman kenanga melalui cara mencangkok adalah sebagai
berikut: pilih cabang yang sehat, lalu kerat melingkar sepanjang 3 cm. Setelah itu akan
tampak bagian kayunya, hilangkan lapisan kambiumnya. Tutup bagian “terluka”itu dengan
campuran tanah basah dan pupuk kandang. Balut dengan plastik transparan atau sabut kelapa.
Setelah 1 – 2 bulan, tampak akar-akar mulai tumbuh. Itu berarti, bibit cangkokan siap
dipisahkan dari induknya. Tanamlah. Berdasar pengalaman, jika pemisahan bibit cangkokan
dilakukan ketika induknya sedang berbunga lebat, maka bibit tersebut juga akan cepat
berbunga.
BAB X
BUNGA NAGASARI
DESKRIPSI
Nagasari yang ini adalah sejenis tumbuhan yang mempunyai nama ilmiah Palaquium
rostratum dan dalam bahasa Inggris disebut Gutta Percha. Tumbuhan yang masih dalam
Sapotaceae (sejenis sawo-sawoan) ini merupakan flora identitas provinsi Bangka Belitung.
Di Jawa Kayu Nagasari dianggap sebagai salah satu pohon bertuah yang berkhasiat sebagai
anti tenung.
Tanaman Nagasari di beberapa daerah di Indonesia disebut dengan beberapa nama
yang berbeda seperti Balam Bakulo (Palembang), Balam Pucung (Kubu), Nyatoh Darat
(Bangka), Nyatoh Pisang (Bangka Belitung), Balam Pucung, Nyatoh Terung, Pulai Pipit
(Minangkabau), Nyatoh Terung (Lampung), Nagasari (Jawa).
KLASIFIKASI
Kerajaan : Plantae;
Filum : Magnoliophyta;
Kelas : Magnoliopsida;
Ordo : Ebenales;
Famili : Sapotaceae;
Genus : Palaquium;
Spesies : Palaquium rostratum (Miq. Burck).
Sinonim Palaquium bancanum (Burck); Croixia rostrata (Baehni).
ZAT BERKHASIAT UTAMA/ ISI :
Lemak, protein, asam organik, seperti asam palmitat, asam lino-leat, asam stearat
PENGGUNAAAN :
Anti diare, aromatik, ekspektoran, gangguan jiwa, haid, pendarahan lambung dan
keputihan.. Minyak biji untuk lampu, obat koreng, encok, kulit menggerisil, biji untuk eksim,
urat darah membesar, benangsasi untuk sakit panas, biji nagasari mengandung 12,8% protein,
sehingga dapat digunakan untuk menggantikan hingga 10% kebutuhan jagung dalam industri
pakan ternak
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Dalam perdagangan bunga yang masih kuncup dikenal dengan nama Sari kurung atau
Cangkok kurung. Bunga yang sudah mekar dikenal dengan nama Sari mekar atau Cangkok
mekar. Benang sari dikenal dengan nama Sari murni atau Sari naga atau Podi sari.
CIRI-CIRI DAN HABITAT TANAMAN BUNGA NAGASARI :
Tumbuhan Nagasari (Palaquium rostratum) mempunyai pohon yang besar dengan
ketinggian hingga 30 m, dan diameter mencapai 120 cm. Batangnya lurus, bulat torak dengan
banir tipis, lebar. Kayunya coklat kemerahan, mengkilat, berurat indah dan ringan. Buahnya
hijau memanjang dan berisi biji yang memanjang pula.
Pohon Nagasari (Palaquium rostratum) tumbuh di Indonesia tumbuh di Pulau
Sumatra, kalimantan, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, Sulawesi dan Maluku. Selain itu juga
terdapat di Thailand selatan dan Malaysia.
Pohon Nagasari banyak tumbuh di hutan tropika di dataran rendah sampai ketinggian
1500 m dpl. Seringkali tumbuhan ini didapati tumbuh di hutan-hutan yang berawa.
Perkembangbiakan pohon ini dengan menggunakan biji, namun dapat juga diperbanyak
dengan menggunakan stek.