buletin swadesa edisi-6 zero tolerance for corruption

2

Click here to load reader

Upload: ali-yasin

Post on 02-Jul-2015

85 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Ketika korupsi kian tak terkendali..hanya satu kata lawan..

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for Corruption

1 Redaksi menerima tulisan good practices. Kirim ke [email protected]

Bandung (24/07/2013). Aura pucat terlihat di wajah Odah Aliyah, eks Ketua UPK Taraju-Tasikmalaya periode 2001-2010. Ibu Rumah Tangga tersebut di-vonis Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Bandung dengan pidana kurungan selama 2 tahun 6 bulan. Tak hanya pidana kurungan, terpidana juga diwajibkan membayar denda Rp.50 juta, subsider 2 bulan kurungan serta uang pengganti Rp.951 juta subsider 1 tahun 6 bulan penjara.

Sebelumnya, Pengadilan Tipikor menggelar persidangan selama 3 bulan menyusul hasil penyidikan Kejari Singaparna. Kasus ini bermula ketika tim audit internal yang terdiri BKAD, PJOK, BP-UPK dan unsur masyarakat lainnya membongkar indikasi penyelewengan pengelolaan dana SPP/UEP dengan modus perguliran tanpa MAD.

Atas dasar itulah JPU (Jaksa Penuntut Umum) mengenakan pasal 3 jo pasal 18 UU RI No.31/1999 tentang Tindak Pidana Korupsi dengan dakwaan “setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri, atau orang lain, atau suatu korporasi, menyalahgunakan wewenang, kesempatan, atau sarana yang ada padanya, karena jabatan atau kedudukan, yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara”, dapat dipidana paling singkat 1 tahun paling lama 20 tahun.

Vonis terhadap eks Ketua UPK Taraju ini menambah deretan panjang pelaku yang terseret UU Tipikor. Dalam bulan ini pula, pengadilan Tipikor Bandung menggelar persidangan kasus korupsi eks pengurus UPK Malangbong-Garut, dengan tuduhan korupsi dana perguliran sebesar Rp.1,1 milyar.

Sementara itu, Kejari Cibadak Sukabumi juga telah menetapkan status tersangka pada Koswara, eks Ketua UPK Caringin. Sudah dua kali panggilan, dan bila panggilan ketiga tak terpenuhi akan status DPO. Rencana ini menyusul penyidikan kepada puluhan saksi sebelumnya terkait duggan korupsi dana PNPM MPd sekitar Rp.1 milyar.

Inilah akibat dari perbuatan tidak jujur sedangkan sikap ini merupakan dasar pengelolaan PNPM Mandiri Perdesaan. “Tidak hanya jujur kepada diri sendiri, tetapi kepada Tuhan juga kepada masyarakat jika kita diberi suatu amanat,”kata Sujana Royat, Pokja Pengendali PNPM Mandiri.

Kamis, 16/05/2013 lalu menjadi hari bersejarah bagi PNPM Mandiri. Pokja Pengendali Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mendeklarasikan "Nol Toleransi Terhadap Korupsi" di Lampung Selatan. Selain Sujana Royat, selaku Ketua Pokja, hadir pula Wamenkumham, ICW, dan Forum masyarakat perangi Korupsi.

Semangat serupa, juga digelar oleh JRKI (Jaringan Radio Komunitas Indonesia) dan PNPM Mandiri Perdesaan Jawa Barat. Bertempat di Gedung Merdeka Bandung, pada 06/04/2013, dideklarasikan Gerakan Indonesia Bersih.

Doc:Penandatanganan Deklarasi Anti Korupsi

Ditengah merebaknya modus korupsi, mitigasi

menjadi solusi efektif. Sebagai teknik antisipasif, Fasilitator dan Pelaku harus sadar resiko. Sebab, tanpa menyadari uraian resiko, maka korupsi akan terjadi dan terlambat ditangani. Berikut langkahnya:

Pertama, Identifikasi melalui penjabaran resiko. Cth;

rekayasa lelang, kelompok fiktif, Dokumen Perencanaan tidak ada, Fasilitator lemah kinerja, pelaku bermain dokumen,dsb.

Kedua, Kenali Penyebab terjadinya resiko tersebut. Cth; MAD tidak digelar, FK/FT tidak verifikasi, lelang tertutup/manipulatif, monitoring tim Faskab lemah, dsb

Ketiga, Setelah dilakukan kategori dan pemetaan resiko per kegiatan dan wilayah, maka dilakukan kontrol efektif. Cth; FK/FT dipastikan ikut verifikasi, hadir di pelelangan, teliti dokumen, dsb.

Keempat, Segera lakukan pemulihan. Cth: FK/FT review laporan UPK, Faskab cek lokasi,

Kelima, Lakukan Penanganan. Cth; Pltih audit internal , pelatihan panitia lelang, dsb.

Mitigasi akan efektif, jika disertai komitmen

tinggi. Sebab, hakikat terjadinya korupsi adalah pembiaran. Seperti yang dikatakan oleh Bang Napi, “kejahatan (korupsi) terjadi bukan hanya karena niat dari pelakunya, tapi juga karena adanya kesempatan”.

www.pnpm-jabar.org Edisi VI/Agustus/2013

Page 2: Buletin swadesa edisi-6 Zero Tolerance for Corruption

2 Redaksi menerima tulisan good practices. Kirim ke [email protected]

Bertahan Pada Asa yang Tersisa

Bojongsoang, merupakan kecamatan di Kabupaten Bandung yang pada tahun 2002 s/d 2007 menjadi lokasi PPK. Pada kurun waktu

tersebut, kecamatan ini mendapat alokasi dana perguliran UEP sebesar Rp. 425.747.940,- dan program SPP Rp.317.253.650,-. Pada tanggal 28 Desember 2001 dibentuklah UPK “SAUYUNAN” di Bojongsoang.

Phase-out memang masa berat. Tahun 2007, sebagai tahun awal masa tersebut, kondisi keuangan UPK defisit Rp.60 juta. Angka kemacetan mencapai Rp. 526.005.199,- dan tidak ada perubahan signifikan sampai bulan Juni 2013.

Tetapi, semangat baja yang bertumpu pada asa untuk melayani masyarakat miskin yang membuat bertahan. Hasilnya, sampai dengan tahun 2013, tidak kurang dari 284 kelompok UEP dan 187 kelompok SPP telah terlayani meskipun akhirnya yang eksis tersisa 34 kelompok SPP.

Tingginya angka kemacetan memang dirasa pahit. Bagaimanapun, hal tersebut berpengaruh terhadap perolehan jasa yang salah satunya untuk membayar honor pengurus. “resikonya, pengurus UPK yang masih bertahan harus rela dibayar dibawah UMK” terang Agus Surahman, Ketua UPK yang menjabat sejak tahun 2004.

Experience is the best teacher, falsafah itulah yang dipegang oleh pengurus UPK saat ini. Mereka berprinsip masa depan jauh lebih penting. Bagaimanapun, kegiatan perguliran terhadap 34 kelompok aktif harus tetap berjalan. Apalagi, semangat kita adalah melayani dan melayani.

Atas konsistensi itulah, pada tahun 2012 UPK Bojongsoang mendapat anugerah Si Kompak Award dari pemerintah Kabupaten Bandung sebagai UPK Phase-out terbaik. “Bagaimanapun, UEP dan SPP adalah warisan yang harus dilestarikan di Bojongsoang ini” tegas Agus yang juga pernah menjabat Ketua Forum UPK kabupaten Bandung.

Munculnya tindak pidana korupsi di lokasi sasaran PNPM MPd menjadi ancaman serius. Sebagaimana kata Lord Acton, “power tend to corrupt”. So, apa solusinya? Peningkatan Komitmen dan integritas adalah salah satu jawaban pentingnya.

Secara umum, pengetahuan dan ketrampilan fasilitator cukup memadai. Namun, sikap sebagai sebuah komitmen masih banyak yang perlu dipertanyakan. “memprihatinkan karena semakin banyak Fasilitator kehilangan spirit pemberdayaannya” kata Sutardjo, Faskeu Ciamis.

Untuk itu, ingatlah pernyataan ahli filsafat Tiongkok Lao Tze, “Tinggalah bersama mereka, Belajarlah dari mereka, Cintai mereka, Mulai dari apa yang mereka tahu, Bangun dengan apa yang mereka punya”. Maka kredo ini menjadi mindset seorang Fasilitator. Ia rela mengeluarkan energi besar dalam hidupnya termasuk untuk setia/disiplin tinggal dilokasi dampingannya.

Meski tak lagi baru, apa yang di konsepsikan psikolog Abraham Maslow tentang hirarki kebutuhan manusia, relevan jadi acuan. Seorang Fasilitator berupaya betah tinggal dilokasi karena hal itu adalah bentuk aktualisasi diri yang menjadi puncak kepuasannya seperti piramida berikut:

Tak bisa dipungkiri, jika di 17 kabupaten lokasi

PNPM MPd Jawa Barat, masih ditemui Fasilitator kabupaten dan kecamatan tidak berada di lokasi, khususnya di hari kritis yaitu Senin&Sabtu. Bagaimanapun, kondisi tersebut mengurangi kualitas hasil fasilitasi ditengah masyarakat.

“Seberapapun hebat pengetahuan dan ketrampilan seorang fasilitator, tapi kalau sikapnya tidak bisa diteladani, maka perlu diperbaiki kembali jiwa pemberdayaannya, “tegas Budi Hastawa, Spesialis Tranining NMC menyoal banyaknya Fasilitator yang diistilahkan “Salju” alias Selasa datang-jumat pulang.

Membangun budaya kerja produktif memang bukan pekerjaan mudah. Tetapi merubah masyarakat hanya bisa dilalui dengan ketekunan yang berkelanjutan. Inilah yang mendasari motto perjuangan Fasilitator, “jangan kau wariskan air mata, tetapi wariskan mata air (keberdayaan)”.

Buletin Swadesa dibuat oleh RMC III Jawa Barat, Sebagai media komunikasi-informasi PNPM MPd Jawa Barat Pimpinan Redaksi: Spesialis KIE, Alamat Redaksi: Jalan Batu Permata II No.1 Marga Cinta-Bandung-Jawa Barat

www.pnpm-jabar.org